Category: Detik.com Kesehatan

  • 5 Gejala ‘Tersembunyi’ Gagal Ginjal yang Kerap Tak Disadari

    5 Gejala ‘Tersembunyi’ Gagal Ginjal yang Kerap Tak Disadari

    Jakarta

    Gagal ginjal kronis sering kali berkembang secara perlahan dengan berbagai tanda halus yang kerap tidak disadari. Mengenali tanda-tanda peringatan tersembunyi ini sangat penting, karena gangguan ginjal pada tahap awal umumnya tidak menimbulkan rasa sakit atau gejala yang signifikan.

    Mengidentifikasi gejala-gejala tersebut dapat membantu mencari pertolongan medis lebih cepat, sehingga fungsi ginjal tetap terlindungi. Dikutip dari Times of India, berikut gejalanya.

    1. Kelelahan ekstrem dan merasa lemah

    Hormone Erythropoietin (EPO) yang diproduksi oleh ginjal berperan penting dalam membantu tubuh memproduksi sel darah merah. Namun, saat ginjal mengalami kerusakan, produksi hormon ini menurun. Padahal, tubuh sangat bergantung pada sel darah merah untuk mendistribusikan oksigen ke otot dan otak.

    Penurunan jumlah sel darah merah menyebabkan berkurangnya kadar oksigen dalam tubuh, yang pada akhirnya memicu kelelahan dan kelemahan berlebihan, meskipun sudah cukup beristirahat.

    Kelelahan ini berbeda dari kelelahan biasa karena berlangsung dalam jangka waktu lama dan tidak membaik dengan tidur atau istirahat. Tingkat energi menurun drastis sehingga aktivitas sehari-hari terasa lebih berat, dan rasa kantuk di siang hari sering kali sulit dihindari.

    Gejala ini merupakan indikasi anemia, kondisi yang cukup umum dialami oleh pengidap penyakit ginjal.

    2. Kesulitan berkonsentrasi atau masalah memori

    Pada kondisi gagal ginjal, darah tidak tersaring dengan baik sehingga produk limbah dan racun menumpuk dalam tubuh. Zat-zat beracun ini dapat mengganggu fungsi otak, yang menyebabkan konsentrasi menurun dan daya ingat menjadi kabur. Fungsi kognitif terganggu, sehingga seseorang bisa mengalami kesulitan mengingat tugas sehari-hari, berbicara tidak teratur, atau mengalami kebingungan dalam percakapan.

    Gejala ini kerap disebut sebagai brain fog atau kabut otak, dan biasanya terjadi di luar kelelahan yang umum dialami. Otak kekurangan pasokan oksigen akibat anemia, sementara racun dalam darah turut merusak sistem saraf. Banyak pengidap gagal ginjal melaporkan kesulitan dalam berkonsentrasi dan mengingat informasi dengan baik.

    3. Gatal berkepanjangan

    Gatal pada kulit merupakan gejala yang unik namun cukup sering terjadi pada orang dengan gagal ginjal. Kondisi ini ditandai dengan rasa gatal yang intens tanpa disertai ruam atau reaksi kulit yang terlihat. Ketika ginjal tidak mampu membuang limbah dengan baik, racun menumpuk dalam tubuh dan memicu iritasi yang terasa di bawah permukaan kulit.

    Sensasi ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan yang cukup mengganggu, terutama saat malam hari, sehingga kualitas tidur menurun. Gatal akibat gangguan fungsi ginjal berbeda dari reaksi alergi biasa, dan sering kali membutuhkan penanganan medis untuk meredakannya.

    4. Pembengkakan di tangan, kaki, atau sekitar mata

    Dalam kondisi normal, ginjal berfungsi membuang kelebihan garam dan air dari tubuh. Namun, ketika ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik, cairan mulai menumpuk dan menyebabkan pembengkakan, terutama di bagian bawah tubuh seperti kaki dan pergelangan, serta di sekitar mata.

    Pembengkakan ini, yang dikenal sebagai edema, sering kali membuat sepatu terasa sempit atau cincin terasa lebih ketat di jari. Kondisi ini dapat muncul tanpa penyebab yang jelas dan cenderung memburuk seiring waktu. Gangguan ini terjadi akibat retensi cairan yang disebabkan oleh gagal ginjal, ketika tubuh tidak lagi mampu menjaga keseimbangan cairan dengan optimal.

  • Gold’s Gym Klaim Sudah Bayarkan Gaji, Karyawan Sebut Baru 2 Orang yang Ditransfer

    Gold’s Gym Klaim Sudah Bayarkan Gaji, Karyawan Sebut Baru 2 Orang yang Ditransfer

    Jakarta

    Manajemen Gold’s Gym Indonesia, melalui kuasa hukumnya membantah adanya gaji karyawan yang tertunggak. Manajemen meng-klaim, tunggakan hanya terjadi pada komisi, itupun sudah dengan perjanjian dengan karyawan.

    “Para oknum ini juga mulai menyebarkan klaim palsu ke member bahwa gaji belum dibayar selama tiga bulan,” ujar kuasa hukum Gold’s Gym, Aditya Bagus Anggariyadi, dalam konferensi pers di Kemang, Jakarta Selatan, Selasa (15/7/2025).

    “Pada 8 Juni, perusahaan membayarkan 50 persen komisi sesuai kesepakatan. Sisa komisi dijadwalkan setelah tanggal 25 Juni,” sambungnya.

    Aditya mengatakan, pembayaran komisi yang bertahap, terpaksa dilakukan karena manajemen sedang menghadapi kendala finansial, sehingga dilakukan efisiensi.

    Merespons hal ini, kuasa hukum karyawan Albertus Siregar merasa aneh. Pasalnya, mayoritas karyawan belum menerima gaji pada bulan Juni 2025.

    “Tidak benar ada pembayaran gaji di bulan Juni 2025. Hanya ada dua orang karyawan Gold’s Gym Ciputra World Surabaya yang menerima transferan gaji, yaitu atas nama Tommy dan Astrid,” kata Alberto saat dihubungi detikcom, Rabu (16/7/2025).

    Terkait komisi, Alberto menambahkan, di beberapa departemen hanya dibayarkan 40 persen, tidak seperti klaim manajemen di angka 50 persen.

    “Untuk departemen Personal Trainer, komisi yang diterima adalah komisi April sebesar 40 persen, tertunggak (belum dibayarkan 60 persen). Komisi bulan Mei 2025 belum dibayarkan 100 persen, demikian juga komisi bulan Juni 2025,” kata Alberto.

    “Di departemen customer experience, komisi April baru dibayarkan sebesar 40 persen, tertunggak 60 persen. Komisi Mei 100 persen belum dibayarkan,” sambungnya.

    Lalu, di departemen Group Exercise (GX) untuk komisi kelas bulan Mei 2025 yang harusnya dibayarkan di bulan Juni 2025 belum dibayarkan oleh manajemen.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Hati-hati! Overclaim Kosmetik Bisa Kena 12 Tahun Penjara”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

    Fitness Center Bertumbangan

    18 Konten

    Gym-gym besar bertumbangan di tengah meningkatnya minat berolahraga. Di sisi lain, gym-gym kelas menengah makin menjamur. Fenomena apakah?

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Waspadai Gejala Pneumonia yang Bisa Berujung Fatal, Kerap Disangka Flu

    Waspadai Gejala Pneumonia yang Bisa Berujung Fatal, Kerap Disangka Flu

    Jakarta

    Banyak orang mengira flu biasa dan pneumonia itu serupa karena sama-sama menyerang sistem pernapasan. Padahal, keduanya sangat berbeda, termasuk dari gejalanya.

    Ketua Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Dalam Indonesia (PAPDI) Dr dr Sukamto Koesnoe SpPD K-AI, FINANSIM mengatakan pneumonia merupakan istilah umum untuk peradangan paru-paru, yang bisa disebabkan oleh virus maupun bakteri.

    Salah satu jenis bakteri yang paling sering ditemukan sebagai penyebab pneumonia adalah Streptococcus pneumoniae.

    Sementara itu, flu biasa umumnya disebabkan oleh virus seperti influenza. Virus ini menyebar sangat cepat, bahkan sebelum gejala berat muncul.

    “Kita ingat COVID, kita ingat flu, influenza. Influenza itu bahkan pada saat kita baru bergejala, belum sampai batuk pilek yang hebat, baru bersin-bersin itu sudah cepat sekali menularkan,” jelasnya saat ditemui di Rumah PAPDI, Rabu (16/7/2025).

    Tak hanya itu, dr Sukamto mengatakan perbedaan juga terlihat pada pola gejala demam. Demam akibat virus biasanya muncul mendadak dan tinggi, bisa berlangsung sepanjang hari.

    Sedangkan pada pneumonia akibat bakteri, lanjutnya, demam cenderung muncul pada sore hingga malam hari, lalu kembali mereda di pagi harinya.

    dr Sokamto mengatakan untuk membedakan gejala flu dan pneumonia lainnya, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

    Infeksi virus biasanya terdeteksi melalui PCR atau antigen, sedangkan infeksi bakteri bisa diketahui dari pemeriksaan dahak yang ditumbuhkan dalam media khusus.

    “Kalau (demam) virus biasanya mendadak cepat, tinggi. Dan dia bisa sepanjang hari. Jadi kalau demam pada bakteri, streptococcus pneumonia bakteri, itu biasanya malam hari, sore, malam hari panas,” lanjutnya.

    Ia juga menjelaskan, pneumonia berat dapat menyebar ke organ tubuh lain dan menyebabkan komplikasi, termasuk infeksi pada telinga, otak, hingga ginjal. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk waspada dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala pernapasan yang tidak biasa.

    (suc/naf)

  • Panas Ekstrem di Spanyol Picu Seribu Orang Tewas, Suhu Lampaui 40 Derajat Celcius

    Panas Ekstrem di Spanyol Picu Seribu Orang Tewas, Suhu Lampaui 40 Derajat Celcius

    Jakarta

    Suhu panas memicu 1.180 kematian di Spanyol dalam dua bulan terakhir. Melonjak dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu, menurut Kementerian Lingkungan Hidup setempat pada Senin (14/7/2025).

    Sebagian besar korban meninggal berusia di atas 65 tahun dan lebih dari setengahnya adalah perempuan.

    Wilayah yang paling terdampak adalah Galicia, La Rioja, Asturias, dan Cantabria, semuanya terletak di bagian utara negara itu, saat suhu musim panas yang biasanya lebih dingin telah mengalami peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir.

    Seperti negara-negara lain di Eropa Barat, Spanyol dilanda panas ekstrem dalam beberapa minggu terakhir, dengan suhu seringkali mencapai lebih dari 40 derjata celcius.

    “Sebanyak 1.180 orang yang meninggal akibat penyebab terkait panas antara 16 Mei dan 13 Juli dibandingkan dengan 70 orang pada periode yang sama pada 2024,” ungkap kementerian dalam sebuah pernyataan yang mengutip data dari Carlos III Health Institute.

    Jumlah kematian meningkat secara signifikan pada minggu pertama bulan Juli.

    “Data tersebut menunjukkan peristiwa dengan intensitas luar biasa, yang ditandai dengan peningkatan suhu rata-rata yang belum pernah terjadi sebelumnya dan peningkatan signifikan angka kematian akibat gelombang panas,” kata kementerian tersebut.

    Dalam periode yang dicakup data Spanyol, terdapat 76 peringatan merah untuk panas ekstrem, dibandingkan dengan tidak ada peringatan pada tahun sebelumnya.

    (naf/kna)

  • Warga Indonesia Kebanyakan Minum Manis, Risiko Ginjal Rusak-Cuci Darah Naik

    Warga Indonesia Kebanyakan Minum Manis, Risiko Ginjal Rusak-Cuci Darah Naik

    Jakarta

    Data dari Survei Kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan sebanyak 47,5 persen warga Indonesia berusia 3 tahun ke atas mengonsumsi minuman manis lebih dari 1 kali dalam sehari. Sisanya, sekitar 43,3 persen, mengonsumsi minuman manis 1-6 kali seminggu.

    Kondisi ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan dalam jangka panjang, terutama kerusakan ginjal yang berujung hemodialisis atau cuci darah.

    Minuman berpemanis dalam kemasan mengandung rata-rata 22 gram gula per 250 ml atau sekitar 45,6 persen lebih tinggi dari batas konsumsi gula yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Peningkatan kadar gula dalam darah dapat merusak fungsi insulin dan meningkatkan resistensi insulin.

    Kadar gula tinggi dalam darah atau diabetes melitus, yang berlangsung cukup lama, dapat mempengaruhi fungsi ginjal dalam mengeluarkan racun dan cairan berlebih dari dalam tubuh. Kondisi ini lambat laun akan merusak sistem penyaringan dalam ginjal, hingga akhirnya kerusakan pada ginjal dan gagal ginjal.

    Inilah yang menyebabkan semakin banyaknya orang yang melakukan cuci darah di usia muda karena ginjalnya gagal berfungsi menyaring kotoran dan racun dalam darah.

    “Yang berisiko menjadi penyebab adalah diabetes dan hipertensi. Jadi gaya hidup yang buruk bisa mengganggu fungsi ginjal,” tutur Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr Pringgodigdo Nugroho, SpPD-KGH kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Studi yang terbitkan dalam Clinical Journal of the American Society of Nephrology menemukan mereka yang banyak mengonsumsi minuman berpemanis dalam kemasan memiliki risiko 61 persen terkena penyakit ginjal kronis. Belum lagi, mengonsumsi minuman manis meningkatkan risiko diabetes yang berkaitan dengan penurunan fungsi ginjal pemicu gagal ginjal kronis.

    Pembiayaan penyakit gagal ginjal naik di BPJS Kesehatan

    Pembiayaan kesehatan gagal ginjal kronis di BPJS Kesehatan dilaporkan mencapai Rp 11 triliun pada 2024. Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti menilai tren tersebut berkaitan dengan kenaikan kasus penyakit gagal ginjal kronik, termasuk di generasi muda dalam beberapa tahun terakhir.

    “Tahun 2024 ini mencapai Rp 11 triliun, cukup besar untuk seluruh penyakit gagal ginjal kronik, ini baru yang hanya tercover BPJS saja,” ucap Ghufron, Selasa (11/2).

    Prof Ghufron mengimbau masyarakat utamanya generasi muda untuk memerhatikan pola minum dan makan, juga mengontrol riwayat penyakit yang meningkatkan risiko gagal ginjal.

    (kna/kna)

  • 4 Minuman Populer yang Bisa Memicu Batu Ginjal

    4 Minuman Populer yang Bisa Memicu Batu Ginjal

    Jakarta

    Batu ginjal seringkali muncul tanpa gejala awal yang jelas, tapi bisa menyebabkan nyeri saat sudah terbentuk. Salah satu faktor pemicu yang jarang disadari adalah jenis minuman yang dikonsumsi sehari-hari.

    Agar tidak menyesal di kemudian hari, penting untuk lebih cermat dalam memilih minuman. Berikut empat jenis minuman yang perlu diwaspadai karena bisa meningkatkan risiko batu ginjal.

    4 Minuman Populer yang Bisa Memicu Batu Ginjal

    Beberapa minuman populer yang bisa memicu batu ginjal di antaranya minuman berkarbonasi, jus buah kemasan, kopi, dan alkohol. Begini penjelasannya.

    1. Minuman Berkarbonasi

    Minum minuman berkarbonasi beraroma bisa meningkatkan hidrasi, sedangkan untuk mencegah batu ginjal, hidrasi sangatlah penting. Minuman seperti kola juga terbuat dari bahan kimia dan gula yang cukup tinggi.

    Dikutip dari laman Healthline, kola mengandung banyak fosfat, zat kimia yang bisa memicu pembentukan batu ginjal.

    Dikutip dari laman Journee-Mondiale, seorang pria berusia 40 tahun dari India mengalami batu ginjal karena minum 3 liter minuman berkarbonasi setiap hari. Ahli urologi bernama Dr Thales Andrade mengeluarkan 35 batu dari kandung kemihnya.

    Terlalu banyak minuman karbonasi yang mengandung gula dalam jumlah besar bisa meningkatkan jumlah kalsium dalam tubuh. Akibatnya risiko pembentukan batu ginjal semakin besar. Terlebih fosfat yang ada mendorong terbentuknya gumpalan keras seperti batu ginjal.

    “Menjaga hidrasi yang cukup dan menghindari konsumsi soda berlebihan merupakan tindakan pencegahan yang penting. Kesehatan ginjal dimulai dengan pilihan minuman yang kita minum setiap hari,” terang Dr Andrade, dikutip dari Daily Mail.

    2. Jus Buah Kemasan

    Jus buah yang dibeli di toko mengandung gula dan sirup yang sangat tidak sehat untuk ginjal. Dikutip dari laman Urology San Antonio, hal ini membuat ginjal tidak bisa menyaring cairan dalam tubuh dengan baik, sehingga menyebabkan pembentukan batu ginjal. Alternatifnya, jus buatan alami seperti jeruk bisa dikonsumsi dibandingkan jus kemasan yang dijual di toko.

    3. Kopi

    Kopi kaya akan kafein yang bisa menyebabkan dehidrasi. Mengonsumsi kopi terbukti bisa meningkatkan oksalat dalam tubuh, yang menyebabkan pembentukan batu ginjal.

    Penelitian dari National Kidney Foundation pada 2021 mengungkapkan, menambah konsumsi satu cangkir menjadi satu setengah cangkir bisa meningkatkan risiko batu ginjal.

    4. Alkohol

    Alkohol terbukti meningkatkan risiko batu ginjal dan penyakit terkait ginjal. Minuman ini menyebabkan dehidrasi dalam tubuh dan juga menyebabkan kenaikan berat badan. Keduanya membantu pembentukan batu ginjal

    Cara Mencegah Batu Ginjal

    Selain menghindari sejumlah minuman yang telah disebutkan, ada juga cara mencegah terbentuknya batu ginjal yang bisa dilakukan. Berikut di antaranya:

    1. Minum Cukup Air Putih

    Dehidrasi adalah penyebab paling umum batu ginjal.Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari atau sekitar delapan gelas sehari.

    “Banyak pasien saya tidak terbiasa minum banyak cairan dalam sehari, dan mungkin perlu sedikit usaha untuk membiasakan diri,” kata Ahli Urologi, Daniel A. Yefimov, MD, dikutip dari laman Urology San Antonio.

    2. Kurangi Natrium

    Pola makan tinggi natrium bisa memicu batu ginjal, karena meningkatkan jumlah kalsium dan urine. Jadi, orang yang rentan terhadap batu ginjal dianjurkan untuk mengonsumsi makanan rendah natrium. Dikutip dari laman Harvard Health, beberapa makanan tinggi natrium di antaranya daging olahan, seperti sosis dan pepperoni serta saus.

    3. Konsumsi Makanan Kaya Kalsium

    Kalsium dari makanan mengikat oksalat di usus, sehingga mengurangi jumlah oksalat yang diserap ke dalam aliran darah dan kemudian dikeluarkan oleh ginjal. Hal ini menurunkan konsentrasi oksalat dalam urine, sehingga mengurangi kemungkinan oksalat mengikat kalsium urin dan pada akhirnya bisa menurunkan risiko pembentukan batu ginjal.

    4. Batasi Konsumsi Protein Hewani

    Mengonsumsi terlalu banyak protein hewani seperti daging merah, unggas, telur, dan makanan laut dikaitkan dengan peningkatan risiko terbentuknya batu ginjal. Orang yang rentan terkena batu ginjal sebaiknya membatasi asupan harian protein hewani

    (elk/tgm)

  • Tragis, Pelari Maraton Tertua di Dunia Meninggal karena Tabrak Lari di Usia 114 Tahun

    Tragis, Pelari Maraton Tertua di Dunia Meninggal karena Tabrak Lari di Usia 114 Tahun

    Jakarta

    Pelari maraton tertua di dunia, Fauja Singh, yang masih berkompetisi setelah berusia 100 tahun lebih dari satu dekade lalu, meninggal dunia pasca terkena insiden tabrak lari pada Senin (14/7/2025), menurut kepolisian India. Ia mengembuskan napas terakhirnya di umur 114 tahun.

    Lahir di pedesaan India pada 1911 sebelum kemudian pindah ke London, Singh mendapat julukan ‘Tornado Berturban’ setelah ia mulai berlari maraton akhir usia 80-an. Ia berhasil menyelesaikan sembilan lomba berjarak 26,2 mil atau sekitar 42 km.

    Ia dianggap sebagai pelari maraton tertua di dunia, meskipun tidak pernah meraih World Guinness Record, karena tidak memiliki akta kelahiran.

    Menurut kepolisian India, sebuah kendaraan tak dikenal menabrak Singh ketika ia sedang berjalan di jalan dekat desa asalnya, Beas, negara bagian Punjab, India barat laut.

    Ia dibawa ke Rumah Sakit Srimann di distrik Jalandhar, meninggal dunia karena cedera yang dialami di kepala dan tulang rusuknya, demikian laporan Inspektur Senior Kepolisian Pedesaan Jalandhar, Harvinder Singh Virk.

    “Kami sedang mengidentifikasi kendaraan tersebut. Kami menggunakan rekaman CCTV di area tersebut untuk melacak kendaraan dan telah mengirimkan tim untuk menyelidikinya,” ujar pengawas tersebut kepada CNN, seraya menambahkan bahwa seorang pejalan kaki menyaksikan kecelakaan tersebut.

    Perdana Menteri India Narendra Modi memimpin penghormatan nasional, menyebut Singh sebagai atlet luar biasa dengan tekad luar biasa.

    Singh baru mulai berlari maraton ketika ia berusia 89 tahun, setelah pindah ke Inggris pasca kematian istri dan putranya.

    Pelari marathon tertua di dunia Fauja Singh menjelang partisipasinya di Edinburgh Marathon pada 1 September 2011. (Photo by Jeff J Mitchell/Getty Images) Foto: Jeff J Mitchell/Getty Images

    “Berlari menunjukkan kebaikan kepada saya dan menghidupkan saya kembali dengan membuat saya melupakan semua trauma dan kesedihan saya,” ujarnya kepada CNN dalam sebuah wawancara ketika ia berusia 102 tahun.

    Ia mencoba maraton pertamanya hanya beberapa bulan setelah berlatih dan mencapai rekor pribadinya lima jam 40 menit di Toronto Waterfront Marathon 2003 tiga tahun kemudian.

    Pada 2011, Singh kembali ke Toronto, saat ia menjadi orang pertama yang mencapai usia seratus tahun pasca menyelesaikan maraton, finis dalam waktu delapan jam 11 menit enam detik.

    Hal itu sangat berbeda dengan masa kecilnya yang sederhana di India, ketika ia tidak dapat berjalan hingga usia lima tahun karena kelemahan pada kakinya.

    Perlombaan terakhirnya adalah di Hong Kong, dengan rute 10 kilometer, pada 2013, setahun setelah ia membawa obor Olimpiade London 2012.

    Meskipun sukses, prestasinya tidak pernah diakui oleh Guinness World Records karena ia tidak memiliki akta kelahiran. Namun, ia menerima surat dari Ratu Elizabeth dari Inggris yang mengucapkan selamat ulang tahun ke-100.

    “Saya sangat menyukai sepatu lari saya, saya sangat menyukainya. Saya memakainya untuk kesenangan. Saya tidak bisa membayangkan hidup saya tanpanya,” ujarnya kepada CNN, ketika ia berusia 102 tahun.

    (naf/kna)

  • Ini Zona Heart Rate yang Pas untuk Lari Maraton

    Ini Zona Heart Rate yang Pas untuk Lari Maraton

    Heart Rate Zone atau Zona Pacu Jantung adalah rentang detak jantung yang digunakan sebagai pengukur intesitas latihan fisik manusia. Orang yang ingin berolahraga, seperti lari maraton hendaknya mengetahui zona pacu jantung agar olahraganya dapat dilakukan secara efektif dan aman.

    Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga, dr. Andhika Respati, menyarankan zona ini untuk maraton. Yuk disimak!

    Klik di sini untuk melihat video lainnya…

  • Kata Obgyn soal Cryptic Pregnancy, Ketika Wanita Tak Sadar Sedang Mengandung

    Kata Obgyn soal Cryptic Pregnancy, Ketika Wanita Tak Sadar Sedang Mengandung

    Jakarta

    Baru-baru ini heboh seorang wanita di Australia berusia 20 tahun tak menyadari dirinya tengah mengandung hingga usia kehamilannya mencapai 38 minggu. Ia melahirkan hanya 17 jam setelah mengetahui dirinya hamil.

    Wanita bernama Charlotte Summers itu mengaku sempat merasakan sejumlah perubahan fisik, namun tak pernah menduga itu merupakan tanda kehamilan. Terlebih, ia masih bisa mengenakan pakaian dalam ukuran yang biasa dipakai sehari-hari dan hanya mengalami sedikit kenaikan berat badan.

    Ia mengira perubahan ini merupakan dampak dari hubungan yang bahagia dengan pasangannya selama dua setengah tahun. Adapun kondisi yang dialami Charlotte dikenal sebagai cryptic pregnancy atau kehamilan samar.

    “Jadi saya berasumsi itu hanya karena hubungan yang bahagia,” ujarnya, dikutip dari Mirror.

    Di luar kasus tersebut, spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG, mengatakan cryptic pregnancy atau stealth pregnancy atau bisa disebut juga unwanted pregnancy terjadi ketika seseorang tak menyadari dirinya sedang hamil.

    Menurutnya, cryptic pregnancy biasanya terjadi karena seseorang berada dalam fase penyangkalan atau denial. Artinya, secara mental ia menolak atau tidak percaya bahwa dirinya sedang hamil. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk dari sisi psikis pasien.

    “Biasanya memang sudah lifestyle, fase denial terhadap kehamilannya. Atau mungkin juga dia ada gangguan psikis biasanya begitu. Karena kalau tanda-tanda pasti dari USG kita bisa, terus pasti akan ada perubahan,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (16/7/2025).

    “Dan mungkin pada saat melakukan pemeriksaan test pack, alat test packnya juga tidak pas, tidak benar,” lanjutnya lagi.

    Menurut dr Fadli, proses persalinan sendiri menimbulkan kontraksi yang kuat dan rasa tidak nyaman yang sulit diabaikan. Oleh karena itu, lanjutnya, cryptic pregnancy yang berlangsung hingga persalinan umumnya melibatkan aspek gangguan psikologis atau psikosomatis.

    Meski sangat langka, penting bagi setiap perempuan untuk mengenali tanda-tanda kehamilan sejak dini dan tidak mengabaikan perubahan yang terjadi pada tubuhnya.

    “Tapi kalau sampai fase persalinan itu sangat amat jarang sekali antara memang dia ada gangguan psikis atau psikosomatisnya,” sambungnya lagi.

    (suc/kna)

  • Cerita Dokter Saraf Kena Penyakit Autoimun Langka, Gejalanya Mirip Kelelahan

    Cerita Dokter Saraf Kena Penyakit Autoimun Langka, Gejalanya Mirip Kelelahan

    Jakarta

    Seorang dokter spesialis saraf menceritakan pengalamannya saat mengidap penyakit autoimun Myasthenia Gravis (MG). Kondisi itu merupakan penyakit autoimun kronis yang menyebabkan kelemahan pada otot rangka atau otot yang dikendalikan secara sadar.

    Penyakit ini muncul karena sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sambungan antara saraf dan otot (sambungan neuromuskular), sehingga sinyal dari saraf tidak dapat ditransmisikan dengan baik ke otot dan menyebabkan kelemahan otot.

    Penyakit ini dialami oleh dokter spesalis saraf dr Zicky Yombana, SpS. Keluhannya bermula di tahun 2012, saat ia sedang menempuh pendidikan dokter spesialis.

    dr Zicky mengaku tengah merasakan tekanan akademik dan kelelahan. Ia mulai melakukan gejala yang tidak biasa.

    “Waktu saya jaga malam, kok tiba-tiba mata saya kayak gremet-gremet. Kayak mau turun, cuma saya lawan dan naikin lagi,” ceritanya saat ditemui detikcom di Jakarta Selatan, Sabtu (12/7/2025).

    “Nanti mau turun lagi, saya naikin lagi. Jadi seperti kedutan,” sambungnya.

    dr Zicky yang memang sempat menyangkal, nalurinya sebagai calon dokter spesialis saraf menganggap kondisi yang dialaminya adalah kondisi MG. Ia pun memeriksakan diri dan mendapat diagnosis yang tepat.

    Namun, perjalanan dr Zicky menghadapi kondisi MG itu sangat tidak mudah. Ia terus mencoba berdamai dengan keterbatasan fisik, tekanan sosial, dan perasaan terisolasi.

    Bahkan saat menjalani ujian nasional dokter spesialis, pihak panitia menyediakan ambulans hanya untuknya. Bukannya merasa sedih, dr Zicky menjadikan diagnosis MG yang diidapnya sebagai titik balik.

    “Kalau dari satu banding sekian ratus ribu, kenapa saya? Berarti saya special edition. Bukan saya sial,” tuturnya.

    Selama perjalanan pengobatannya, ia mengonsumsi mestinon yaitu obat yang mengandung zat aktif Pyridostigmine bromide untuk mengobati penyakit autoimun. Tetapi, menurutnya yang membantunya sembuh adalah pola pikir, terapi, dan dukungan keluarga yang membuatnya perlahan melepaskan ketergantungan pada obat.

    Kini, sebagai dokter spesialis saraf sekaligus penyintas MG, dr Zicky menekankan pentingnya komunikasi antara pasien dan tenaga medis. Selain itu, perlunya menjaga mentalitas positif menghadapi penyakit kronis.

    “Autoimun bukan membatasi kita. Tapi, menjaga diri kita untuk menjadi lebih sehat lagi,” imbuhnya.

    (kna/kna)