Category: Detik.com Kesehatan

  • Dokter Wanti-wanti Pembengkakan Kaki Seperti Dialami Trump Bisa Picu Gagal Jantung

    Dokter Wanti-wanti Pembengkakan Kaki Seperti Dialami Trump Bisa Picu Gagal Jantung

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat Donald Trump didiagnosis chronic venous insufficiency (CVI) kondisi saat katup di dalam vena tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini yang membuat pria 79 tahun itu mengalami pembengkakan di kaki. Pemicunya diduga karena riwayat masalah obesitas Trump.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A Damay, SpJP(K), menyebut insufisiensi vena kronis memang sering terjadi pada usia lanjut. Bahkan, insiden kasus ini juga relatif tinggi dilaporkan di Indonesia.

    “Di Indonesia kasusnya sebenarnya relatif banyak, ini memang ditandai dengan kaki bengkak. Pembuluh darah kaki yang seharusnya mengarah ke jantung, alirannya terganggu maka tekanan meningkat dan kakinya menjadi bengkak,” tutur dr Vito saat dihubungi detikcom Jumat (18/7/2025).

    Ada sejumlah faktor risiko seseorang terkena kondisi seperti yang dialami Trump, termasuk banyak berdiri, terlalu banyak duduk, jarang jalan kaki, pernah mengalami sumbatan pembekuan darah di kaki, memiliki riwayat bedrest dalam waktu lama, dan usia lanjut.

    Rata-rata disebutnya terjadi pada 20 hingga 30 persen populasi umum dengan beragam tingkat keparahan. “Kira-kira 60 persen-nya perempuan. Salah satu faktor risikonya adalah obesitas,” lanjutnya.

    Bisa Berujung Gagal Jantung

    Insufisiensi vena kronis gangguan umum yang disebabkan oleh kelemahan katup vena dan dinding pembuluh darah, sehingga mengganggu aliran balik darah ke jantung. Akibatnya, terjadi stasis vena (penumpukan darah) dan peningkatan tekanan darah vena di tungkai bawah. Kondisi ini memengaruhi hingga 40 persen lansia dan selama ini lebih sering dianggap sebagai masalah perifer atau lokal.

    Namun, menurut dr Vito, bukti terbaru menunjukkan dampak sistemik CVI yang signifikan, terutama dalam kaitannya dengan gangguan fungsi jantung dan risiko gagal jantung.

    “CVI diketahui meningkatkan tekanan vena sentral dan preload jantung (beban volume darah sebelum jantung memompa), yang dapat membebani jantung kanan. Hal ini membuat pasien dengan risiko tinggi lebih rentan mengalami gagal jantung,” terangnya.

    Tak hanya itu, terdapat hubungan dua arah antara CVI dan gagal jantung, ketika CVI memperburuk gagal jantung melalui penumpukan darah dan kelebihan cairan, sebaliknya gagal jantung juga dapat memperparah CVI melalui peningkatan stasis vena.

    Penelitian terbaru bahkan mengungkap peradangan dan disfungsi endotel akibat CVI dapat mempercepat kerusakan fungsi jantung yang lebih parah.

    (elk/naf)

  • BPOM RI RIlis Daftar Baru 15 Obat Tradisional Berbahaya, Picu Serangan Jantung-Stroke

    BPOM RI RIlis Daftar Baru 15 Obat Tradisional Berbahaya, Picu Serangan Jantung-Stroke

    Jakarta

    Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) kembali menemukan obat tradisional atau obat bahan alam (OBA) ‘dioplos’ bahan kimia obat. Sepanjang Juni 2025, ada 15 produk obat tradisional yang mengandung OBA, berisiko memicu masalah kesehatan pada jantung hingga gangguan ginjal.

    BPOM RI melakukan pengujian kandungan 15 obat tradisional berbahaya tersebut di laboratorium. Hasil pemeriksaan menunjukkan produk-produk ini didominasi kandungan sildenafil sitrat.

    Sildenafil sitrat merupakan zat aktif dalam obat keras yang umumnya digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi. Daftar produk-produk OBA mengandung BKO yang ditemukan BPOM selama periode pengawasan bulan Juni 2025 adalah sebagai berikut:

    Bubalus: mengandung nortadalafil, nomor izin edar sudah dibatalkan.Linzi Don Mai Dan: mengandung klorfeniramin maleat, produk diedarkan secara ilegal.Sultan: produk mengandung deksametason dan parasetamol, dijual secara ilegal serta mencantumkan nomor izin edar fiktif.Raja jahanam: mengandung deksametason dan parasetamol, ilegal, dan nomor izin edar fiktif.Kapsul tradisional spontan: mengandung parasetamol, ilegal, dengan nomor izin edar fiktif.Daun mujarab: mengandung natrium diklofenak, ilegal, serta nomor izin edar fiktif.Pusaka Dayak X-tra Strong: mengandung sildenafil sitrat, produk dinyatakan ilegal.New Gali-gali: produk mengandung sildenafil sitrat, ilegal, dengan mencantumkan nomor izin eda fiktif.New Urat Kuda Formula Plus: mengandung sildenafil sitrat dan produk dipastikan ilegal.Sari Daun Kelor: mengandung parasetamol, dan produk ilegal.Slim Ty: mengandung sibutramin HCI, produk juga dipastikan ilegal.Kopi cleng: produk dioplos oleh kandungan sildenafil sitrat, juga dipastikan ilegal.Kopi Arab Platinum: mengandung sildenafil sitrat dan mencantumkan nomor izin edar fiktif.Madu Kuat: mengandung sildenafil sitrat serta tadalafil. Produk juga dinyatakan ilegal dengan mencantumkan nomor izin edar fiktif.Surya Sehat Jawa Dwipa 2: produk ilegal, nomor izin edar fiktif, serta positif mengandung kafein dan parasetamol.

    Bahaya Obat Herbal yang ‘Dioplos’

    Obat yang sengaja ‘dioplos’ bahan kimia obat demi efek yang lebih terasa, bisa memicu masalah serius. Pasalnya, kandungan obat keras tersebut hanya boleh digunakan dengan resep dokter.

    Sederet dampak yang bisa muncul saat mengonsumsi obat tradisional ‘oplosan’ bahan kimia obat meliputi:

    nyeri dadajantung berdebarpenurunan tekanan darah drastisstrokeserangan jantung.

    Risikonya tentu meningkat pada mereka yang sudah memiliki riwayat penyakit tersebut atau kelompok orang dengan kebiasaan konsumsi obat tertentu.

    “Temuan ini menunjukkan produsen ilegal sengaja mencampurkan BKO untuk memberikan efek instan yang menyesatkan. Mereka tidak peduli terhadap dampak jangka panjang bagi konsumen,” beber Taruna dalam keterangan resminya, Jumat (18/7/2025).

    Taruna mewanti-wanti masyarakat untuk lebih bijak dalam memilih obat tradisional yang beredar lantaran ‘modus’ penjualan semakin bervariasi. Mulai dari produk yang dijual secara online hingga jalur distribusi tersembunyi.

    Utamanya bagi suplemen yang diyakini bisa mendongkrak stamina pria. Selain itu, adapula obat herbal yang diklaim ampuh untuk menurunkan berat badan, padahal efek yang terjadi secara instan membahayakan organ tubuh.

    “Kami mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas. Jangan mudah tergiur oleh janji khasiat instan atau promosi yang menyesatkan. Kesehatan adalah aset paling berharga. Mari kita lindungi diri dan keluarga dengan hanya mengonsumsi produk yang legal, aman, dan berkualitas,” tutup Taruna.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi di Usia 30-an

    Jakarta

    Memasuki usia 30-an, seseorang umumnya berada dalam fase produktif. Sayangnya, di balik gaya hidup yang aktif dan padat, banyak orang yang tidak menyadari bahwa pola makan yang keliru bisa memicu munculnya hipertensi atau tekanan darah tinggi.

    Hipertensi tak hanya menyerang usia lanjut, namun juga mereka yang masih tergolong muda. Menurut WHO, diperkirakan 1,28 miliar orang dewasa berusia 30-79 tahun di seluruh dunia menderita hipertensi.

    Sementara data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat prevalensi hipertensi pada kelompok umur 25-34 tahun sebesar 1,8% Ketahui kebiasaan sehari-hari tertentu yang bisa meningkatkan tekanan darah.

    Kebiasaan Makan yang Bisa Memicu Hipertensi

    Hipertensi terjadi saat pembuluh darah terlalu tinggi yaitu 140/90 mmHg atau lebih tinggi. Orang dengan hipertensi mungkin tidak merasakan gejala apa-apa, sehingga satu-satunya cara untuk mengetahuinya adalah dengan memeriksa tekanan darah.

    Beberapa kebiasaan makan yang bisa memicu hipertensi di antaranya mengonsumsi makanan ultra-olahan, tidak mengonsumsi kalium secara cukup, hingga terlalu banyak mengonsumsi gula. Dikutip dari laman Health dan Web MD, begini penjelasannya.

    1. Mengonsumsi Makanan Ultra-Olahan

    Menurut profesor kedokteran kardiovaskular di McGovern Medical School, UT Health Houston John P. Higgins, MD, MBA, pola makan yang tinggi lemak jenuh dan makanan olahan berkontribusi terhadap disfungsi endotel dan penambahan berat badan. Keduanya meningkatkan risiko hipertensi.
    Dikutip dari jurnal “Pengaruh Latihan Fisik Terhadap Fungsi Endotel,” endotel adalah jaringan di dalam pembuluh darah yang memiliki peran sangat penting dalam homeostasis vaskular melalui sekresi dan modifikasi sejumlah substansi vasoaktif. Disfungsi endotel merupakan peristiwa paling yang terjadi dalam patogenesis penyakit-penyakit kardiovaskuler, seperti penyakit jantung koroner hingga gagal jantung.

    Sehingga, penting untuk menghindari makanan ultra olahan seperti kue, sereal, daging olahan, minuman soda, minuman berenergi, dan minuman manis. Utamakan makanan yang padat nutrisi seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian utuh, lemak bermanfaat, dan protein rendah lemak.

    2. Tidak Mengonsumsi Cukup Kalium

    Kalium membantu tubuh dalam mengeluarkan natrium dan merelaksasikan pembuluh darah, sehingga menurunkan tekanan darah. Menurut wakil ketua kardiologi di VCU Health, Hem Bhadwaj, MD, kadar kalium yang rendah bisa menyebabkan retensi cairan, yang pada gilirannya bisa menyebabkan tekanan darah tinggi.

    “Kalium yang rendah juga dapat meningkatkan efek hormon stres dalam tubuh, yang dapat memengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan tekanan darah tinggi,” ungkapnya.

    Usahakan untuk mengonsumsi 3.500-5.000 miligram (mg) kalium per hari. Adapun beberapa makanan tinggi kalium di antaranya sayuran berdaun hijau, ubi jalar, pisang, dan kacang-kacangan.

    3. Melewatkan Sarapan

    Tidak sarapan terbukti bisa meningkatkan kortisol, hormon stres utama. Menurut penelitian yang dilakukan kepada wanita dan remaja, mereka yang rutin melewatkan sarapan mengalami peningkatan tekanan darah.

    Masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan populasi yang lebih besar dalam hal ini. Namun para peneliti menemukan bahwa lonjakan kortisol secara teratur bisa menyebabkan peningkatan sindrom metabolik, yaitu sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, diabetes, stroke, dan kondisi kesehatan berbahaya lainnya.

    4. Makan Terlalu Banyak Gula

    Mengonsumsi gula tambahan dalam jumlah tinggi bisa meningkatkan risiko obesitas, yang pada akhirnya meningkatkan tekanan darah. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013, anjuran konsumsi gula per hari adalah 10 persen dari total energi (220 kkal). Konsumsi tersebut setara dengan 4 sendok makan atau 50 g per hari.

    Penelitian juga membuktikan bahwa gula tambahan dalam minuman ringan bisa memberi dampak negatif pada tekanan darah.

    Kebiasaan Lain yang Memicu Hipertensi

    Selain terkait dengan makanan, ada beberapa kebiasaan lain yang juga bisa memicu hipertensi, seperti:

    1. Kurang Tidur

    Tidur begitu penting untuk mengatur tekanan darah. Kurang tidur, baik dari segi kualitas ataupun durasinya bisa meningkatkan tekanan darah.

    Pastikan untuk mendapat tidur yang berkualitas dengan menghindari makan berat beberapa jam sebelum tidur, melakukan aktivitas fisik yang cukup, serta menjaga kamar tidur tetap tenang dan gelap demi kenyamanan. Orang dewasa di atas usia 18 tahun disarankan untuk tidur selama 7-9 jam per malam.

    2. Kurang Minum Air

    Penting untuk menjaga asupan cairan ke tubuh untuk menjaga tekanan darah tetap normal. Dehidrasi bisa mempersempit pembuluh darah, yang bisa menyebabkan tekanan darah tinggi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan untuk minum setidaknya 1,5-2 liter air setiap hari atau sekitar delapan gelas sehari.

    3. Kurangnya Aktivitas Fisik

    Untuk mencegah dan menurunkan tekanan darah tinggi, pastikan melakukan aktivitas yang cukup. Aktivitas fisik yang rendah dan duduk terlalu lama bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dengan mengurangi aliran darah, meningkatkan kekakuan pembuluh darah, dan meningkatkan tekanan pada sistem kardiovaskular seiring waktu.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan, orang dewasa melakukan setidaknya 150 menit per minggu aktivitas aerobik intensitas sedang, seperti jalan cepat atau tenis. Pilihan lainnya adalah melakukan aktivitas aerobik intensitas tinggi selama 75 menit per minggu, seperti berlari atau berenang.

    4. Merokok

    Merokok bisa meningkatkan risiko tekanan darah tinggi karena meningkatkan risiko penumpukan plak di arteri. Seiring waktu, penumpukan plak bisa menyebabkan aterosklerosis yang meningkatkan risiko penyakit jantung. Dikutip dari laman Cleveland Clinic, Aterosklerosis adalah pengerasan arteri akibat penumpukan plak secara bertahap di dalamnya. Plak tersebut terdiri dari lemak, kolesterol, dan zat lainnya. Dalam jangka pendek, tekanan darah akan meningkat setiap kali seseorang merokok.

    (elk/tgm)

  • Geger Terciduk di Konser Coldplay, Kenapa Perselingkuhan Sering dengan Rekan Kerja?

    Geger Terciduk di Konser Coldplay, Kenapa Perselingkuhan Sering dengan Rekan Kerja?

    Jakarta

    Geger momen romantis tersorot kamera di konser Coldplay, diduga perselingkuhan. Hal ini terjadi saat penyanyi Coldplay Chris Martin tengah mengimprovisasi lagu ‘The Jumbotron Song’, bernyanyi soal pasangan dengan menangkap momen ‘sweet’ penonton yang hadir.

    Tak diduga, reaksi pasangan yang sempat dikira romantis, berubah menjadi momen memalukan lantaran keduanya langsung berbalik dan menghindari kamera.

    “Wah, lihat mereka berdua,” kata Martin, saat seorang pria dan wanita terlihat mesra.

    “Entah mereka berselingkuh atau mereka hanya pemalu,” kelakar Martin di tengah tawa penonton.

    Momen tersebut kemudian viral di media sosial dan ramai dibahas warganet. Para ‘detektif daring’ mengklaim pria berambut abu-abu dan wanita berambut pirang itu adalah rekan kerja yang tengah berselingkuh.

    Si pria disebut CEO Astronomer, Andy Byron, dan wanitanya Chief People Officer-nya, Kristin Cabot. Astronomer adalah perusahaan teknologi yang berbasis di New York, AS.

    Perwakilan Byron dan Cabot tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Fox News Digital, dan keduanya belum memberikan komentar secara publik.

    Byron adalah CEO Astronomer, perusahaan rintisan keamanan siber, dan Cabot, menurut LinkedIn-nya, adalah kepala HR (human resources) perusahaan tersebut. Tampaknya mereka telah bekerja sama erat selama bertahun-tahun.

    Terlepas dari kebenaran tersebut, sebenarnya mengapa sih perselingkuhan umum terjadi dengan rekan kerja?

    Psikolog dr Liz Hale mengungkap sedikitnya beberapa faktor psikologis yang berperan penting terkait perselingkuhan di dunia kerja.

    Pertama, kedekatan dan waktu bersama yang dihabiskan. Menghabiskan waktu yang signifikan dengan rekan kerja membangun keakraban dan rasa keterikatan, terkadang dapat berkembang menjadi ketertarikan. Secara umum, 85 persen kasus perselingkuhan memang berawal dari tempat kerja.

    Bahkan kepada seseorang yang awalnya dianggap tidak menarik, seiring waktu bisa mulai memicu perasaan satu sama lain, sehingga keduanya justru merasa makin cocok.

    “Sensasi kerahasiaan dan pelanggaran norma di tempat kerja bisa menggoda bagi sebagian orang, yang justru memicu gairah atau adrenalin perselingkuhan. Sayangnya, orang menginginkan apa yang tidak bisa mereka miliki,” jelas dr Liz.

    Kedua adalah kenyamanan. Kantor menyediakan peluang yang mudah diakses bagi individu rentan berselingkuh, terutama karena banyaknya waktu yang dihabiskan bersama rekan kerja. Misalnya, pesta liburan perusahaan atau perjalanan dinas dapat menjadi cara yang tepat untuk berselingkuh.

    Konsekuensi perselingkuhan di kantor sangat buruk dan bukan hanya hubungan awal yang terdampak. Perselingkuhan di kantor dapat menimbulkan kerusakan serius, baik secara profesional maupun pribadi. Misalnya, reputasi profesional dan bahkan ada kemungkinan dipecat.

    “Pengkhianatan terkadang dapat merusak hubungan awal secara permanen. Ini bukan berarti semua pernikahan hancur setelah perselingkuhan di tempat kerja, tetapi dibutuhkan banyak usaha untuk bangkit kembali. Kedua belah pihak akan menanggung banyak emosi dan stres untuk menghadapi konsekuensinya,” beber dr Liz.

    (naf/kna)

  • Kronologi Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Keluhkan Ini di Kakinya

    Kronologi Donald Trump Alami Gangguan Pembuluh Darah, Keluhkan Ini di Kakinya

    Jakarta

    Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah didiagnosis gangguan pembuluh darah yang dikenal sebagai insufisiensi vena kronis atau chronic venous insufficiency. Kondisi tersebut diketahui setelah ia menyadari ada pembengkakan di kakinya menurut laporan Gedung Putih pada Kamis (17/7/2025).

    Dokter kepresidenan, Sean Barbabella, menyatakan dalam sebuah memo bahwa presiden telah menjalani pemeriksaan kesehatan menyeluruh setelah ia melihat adanya sedikit pembengkakan di bagian kaki. Hasil pemeriksaan tidak menunjukkan adanya kondisi serius seperti trombosis vena dalam atau penyakit arteri.

    Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, membacakan isi memo tersebut dalam konferensi pers pada Kamis, sebelum akhirnya memo itu dirilis secara resmi oleh Gedung Putih.

    Barbabella menyatakan Trump, yang kini berusia 79 tahun, tetap berada dalam kondisi kesehatan yang ‘sangat baik’.

    Sebelumnya, Donald Trump terlihat menghadiri final Piala Dunia Antarklub di New Jersey akhir pekan lalu dengan pergelangan kaki yang tampak bengkak, sehingga memicu spekulasi mengenai penyebabnya.

    Dokter presiden mengatakan dia dievaluasi secara menyeluruh oleh unit medis Gedung Putih sebagai tindakan pencegahan yang sangat ketat setelah menyadari adanya pembengkakan dalam beberapa minggu terakhir.

    “Presiden menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk pemeriksaan vaskular diagnostik. USG Doppler vena bilateral pada ekstremitas bawah dilakukan dan menunjukkan insufisiensi vena kronis, suatu kondisi jinak dan umum, terutama pada individu di atas usia 70 tahun,” demikian bunyi memo tersebut.

    Barbarella mengatakan tidak ada bukti adanya pembekuan darah atau penyakit arteri. Donald Trump juga telah menjalani sejumlah tes, termasuk hitung darah lengkap, panel metabolik komprehensif, dan profil koagulasi.

    “Semua hasilnya dalam batas normal,” demikian bunyi memo tersebut.

    “Ekokardiogram juga dilakukan dan memastikan struktur dan fungsi jantung normal. Tidak ada tanda-tanda fungsi jantung, gangguan ginjal, atau penyakit sistemik yang teridentifikasi.”

    Dokter Gedung Putih itu juga memperhatikan foto-foto terbaru yang menunjukkan memar kecil di punggung tangan Trump.

    “Hal ini sesuai dengan iritasi jaringan lunak ringan akibat sering berjabat tangan dan penggunaan aspirin, yang dikonsumsi sebagai bagian dari program pencegahan kardiovaskular standar,” kata memo tersebut.

    Insufisiensi vena kronis (chronic venous insufficiency atau CVI) adalah gangguan pada pembuluh darah vena yang terjadi ketika vena di kaki mengalami kerusakan, sehingga tidak mampu mengalirkan darah kembali ke jantung secara optimal.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan kondisi ini biasanya dipicu oleh sejumlah faktor, termasuk:

    Banyak berdiriKebanyakan dudukJarang jalan kakiPernah sumbatan pembekuan darah kakiPernah bedrest lamaUsia lanjut

    “Hal ini sering mirip dengan kondisi kaki bengkak pada lemah jantung,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (18/7/2025).

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Trump Nggak Mau Hubungannya dengan Elon Musk Makin Memanas”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/suc)

  • Apakah Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Bikin Jantung Sehat? Ini Faktanya

    Apakah Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Bikin Jantung Sehat? Ini Faktanya

    Jakarta

    Banyak orang menganggap jalan kaki hanyalah aktivitas ringan yang tak terlalu berarti. Nyatanya, di balik langkah-langkah sederhana itu, tersimpan manfaat besar untuk kesehatan, terutama untuk sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah).

    Jalan kaki 30 menit sehari mungkin terdengar sepele, tapi rutin melakukannya bisa menjadi investasi jangka panjang untuk tubuh. Cara ini mudah dan murah untuk dilakukan.

    Jalan Kaki 30 Menit Sehari Cukup Kok

    Jalan kaki setiap hari adalah cara yang baik untuk menjaga kesehatan kardiovaskular. Aktivitas fisik yang bisa dilakukan di mana saja ini dapat membantu menurunkan kolesterol, mengurangi tekanan darah, dan mengontrol kadar gula darah.

    “Berjalan selama 20 hingga 30 menit setiap hari dapat mengurangi risiko penyakit jantung hingga sekitar 30 persen,” kata Dr Lauren Elson, seorang spesialis rehabilitasi dari Spaulding Rehabilitation Network, dikutip dari laman Harvard.

    Karena termasuk aktivitas kardio, jantung dan paru-paru akan menjadi lebih kuat dan efisien. Latihan jenis ini juga membantu tubuh menggunakan oksigen dengan lebih baik, yang akan membawa berbagai manfaat kesehatan.

    “Jalan kaki meningkatkan detak jantung, yang membantu menurunkan tekanan darah, memperbaiki sirkulasi, dan menurunkan risiko penyakit jantung secara keseluruhan,” jelas Ronny Garcia, seorang ahli kebugaran dikutip dari Very Well Fit.

    Nyatanya kebiasaan ini juga bermanfaat untuk kondisi mental dan tingkat stres, yang selama ini juga berkaitan dengan kesehatan kardiovaskular.

    Berdasarkan penelitian, jalan kaki meningkatkan suasana hati dengan menurunkan stres dan melawan efek kecemasan dan depresi. Ini juga meningkatkan mood secara signifikan dengan meningkatkan aliran darah ke otak.

    Sebisa mungkin, coba pilih area yang menenangkan seperti di area alam, taman kota, dan pegunungan. Berada di alam menjaga organ-organ indera tetap terbuka dan hadir, memberikan efek ‘forest bathing’.

    Forest bathing adalah praktik menghabiskan waktu di hutan atau alam terbuka dengan penuh kesadaran untuk menyerap suasana dan sensasi lingkungan secara menyeluruh. Tujuannya, menenangkan pikiran dan meningkatkan kesehatan fisik.

    Jika di lingkungan sekitar rumah tidak terdapat taman atau berpolusi, penggunaan masker bisa dilakukan. Ini bisa menjadi proteksi tambahan untuk jantung dan paru.

    “Kalau kita melihat keluar udara masih kayak berkabut, langit abu-abu gitu karena polusi, sebaiknya tetap memakai masker. Itu akan lebih membantu perlindungan,” kata spesialis paru dr Januar Habibi, SpP dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    Cara Meningkatkan Efek Maksimal Jalan Kaki

    Meski bermanfaat, ketika sering berjalan dengan kecepatan tertentu, tubuh mulai beradaptasi dan manfaatnya bagi jantung mulai stagnan. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang bisa dilakukan agar dampak jalan kaki tetap maksimal ketika dilakukan:

    Menambah Kecepatan

    Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah meningkatkan kecepatan. Tidak perlu berlari, melakukan brisk walk atau jalan terburu-buru sudah cukup untuk meningkatkan intensitas.

    Ini bisa dilakukan secara terus menerus atau berkala melalui metode interval. Metode interval dilakukan dengan cara menggabungkan sesi cepat dan sesi lambat saat jalan kaki.

    “Jika Anda ingin meningkatkan manfaat kardiovaskular, cobalah menambahkan beberapa ledakan singkat jalan cepat dalam sesi Anda,” saran Dr Elson.

    Pada sesi jalan cepat, kecepatan bisa ditambah sampai dengan kecepatan sekitar 5,6-6,4 km/jam. Ini membantu menurunkan tekanan darah sistolik (saat jantung memompa tubuh ke seluruh tubuh) dan diastolik (saat jantung rileks di antara dua detakan) serta mengurangi risiko serangan jantung atau stroke.

    Menambah Beban

    Menambah beban berat saat jalan kaki membutuhkan energi yang lebih besar dibanding tanpa beban sama sekali. Ketika pemberat dipasangkan, jantung dan otot bekerja lebih keras untuk bergerak.

    Membawa beban seperti rompi berpemberat meningkatkan intensitas aerobik saat berjalan. Detak jantung dan konsumsi oksigen akan meningkat lebih kuat.

    Kedua faktor tersebut membantu meningkatkan daya tahan kardiovaskular dan kesehatan jantung seiring waktu.

    Pilih Jalan Menanjak

    Berjalan menanjak dapat meningkatkan detak jantung. Ini merupakan indikator penting dari kesehatan jantung dan tubuh secara keseluruhan.

    Latihan aerobik seperti jalan, lari, dan mendaki membantu meningkatkan detak jantung baik saat istirahat, maupun saat beraktivitas. Ini berarti jantung bekerja lebih efisien dalam memompa darah ke seluruh tubuh.

    (avk/naf)

  • Siasat Pemerintah Korsel usai Lebih dari 3 Ribu Warganya ‘Mati Kesepian’

    Siasat Pemerintah Korsel usai Lebih dari 3 Ribu Warganya ‘Mati Kesepian’

    Jakarta

    Lebih dari 3.600 orang meninggal karena kesepian pada 2023, di Seoul, Korea Selatan. Ini merupakan kasus orang yang meninggal dalam kesendirian, jenazah baru ditemukan pasca berhari-hari hingga hitungan bulan setelah meninggal.

    Pemerintah setempat akhirnya membentuk sebuah pusat di Dongdaemun, sebelah timur Seoul, yang ditujukan untuk orang-orang merasa kesepian. Tempat inilah yang disebut ‘mind convenience stores’ atau semacam toko serba ada (toserba).

    Eom Mi-hui menjadi salah satu orang yang menikmati fasilitas tersebut. Wanita itu duduk di spa kaki infra-red dengan ekspresi puas di wajahnya.

    “Rasanya sangat nyaman. Badan saya sedang tidak enak, jadi saya rasa spa kaki bisa membantu,” tutur wanita 53 tahun itu yang dikutip dari The Guardian.

    Inilah toko serba ada atau ‘mind convenience stores’ bagi warga kesepian. Mereka dapat duduk dengan nyaman, menikmati hidangan sederhana, menonton film, atau sekadar menghabiskan waktu bersama.

    Orang-orang tidak perlu berbicara. Idenya adalah bahwa interaksi pasif sekalipun dapat membantu memerangi epidemi kesepian di kota ini. Konselor pun tersedia bagi mereka yang membutuhkan dukungan lebih mendalam.

    Survei Seoul Institute tahun 2022 menemukan bahwa 62 persen satu orang dalam sebuah rumah tangga mengalami kesepian. Sementara perkiraan kota menunjukkan 130.000 anak muda menderita isolasi sosial.

    Akhir tahun lalu, Wali Kota Oh Se-hoon meluncurkan inisiatif ‘Seoul tanpa kesepian’, sebuah program lima tahun yang menginvestasikan ratusan miliar won untuk mengatasi ini.

    “Tingkat kebahagiaan yang rendah, tingkat bunuh diri yang tinggi, dan depresi semuanya berkaitan dengan kesepian. Kita perlu mengatasi kesepian itu sendiri,” kata Oh Se-hoon.

    Perwakilan departemen anti-kesepian baru di Seoul, Kim Se-heon mengatakan kebijakan kesepian yang sebelumnya berlaku di negara itu ditujukan bagi orang-orang di negara-negara terisolasi yang berada di titik krisis.

    “Namun, kami menyadari bahwa kami perlu mengatasi kesepian itu sendiri, yaitu dengan keadaan emosional subjektif yang ada sebelum isolasi dan penarikan diri,” lanjutnya.

    Eom merupakan seorang wanita yang tinggal sendiri dan berjuang melawan masalah kesehatan mental. Ia merasa sedih bila tinggal di rumah, yang menurutnya bisa memperburuk keadaan.

    “Tidak ada tempat untuk pergi, dan hanya memakai sepatu saja bisa sulit. Tapi, saat ada tempat seperti ini, saya berpikir akan ke sana (mind convenience stores), dan keluar terasa lebih mudah,” terangnya.

    Cabang di Dongdaemun adalah salah satu dari empat lokasi toserba yang telah resmi dibuka pada Maret 2025. Konsep toserba ini sengaja untuk menghindari stigma sekaligus mengambil nilai budaya Korea.

    Pyeonuijeom adalah tempat umum di lingkungan tempat orang-orang mampir sepanjang hari untuk membeli camilan atau minuman. Keakraban ini membuat tempat di Dongdaemun terasa mudah diakses.

    “Tempat ini seperti perpaduan kafe dan toko serba ada,” beber Eom.

    Tempat yang Bersahabat

    Di lokasi Dongdaemun, pengunjung mengisi penilaian kesepian singkat yang terdiri dari lima pertanyaan sebelum menggunakan fasilitas. Mereka dapat menyajikan mi instan, dengan frekuensi makan tergantung pada tingkat isolasi mereka yang dinilai.

    Pria bernama Lee Won-tae (51) mengungkapkan bahwa pusat tersebut dengan cepat menjadi bagian dari rutinitas hariannya. Sebab, baru di daerah ini ia masih membangun koneksi, ia berkunjung hampir setiap hari sebagai bagian dari rutinitas berjalan kaki untuk mengatasi masalah kakinya.

    “Saya belum punya banyak teman dekat. Saya sering berjalan, tetapi saat saya melangkah terlalu jauh, rasanya sulit. Saya datang ke sini, istirahat sejenak, lalu melanjutkan perjalanan,” ujarnya.

    Won-tae tidak mencari sosialisasi yang intens. Tempat itu menjadi lokasi beristirahat yang tepat baginya.

    Konseling Bagi Pengunjung

    Yoo Dong-heon, pekerja sosial yang mengelola pusat Dongdaemun dan memberikan konseling kepada pengunjung, mengatakan permintaan telah melampaui semua ekspektasi dengan peningkatan jumlah pengunjung harian yang stabil.

    “Orang-orang datang tidak hanya dari distrik lain di Seoul tetapi juga dari kota-kota di luar ibu kota, termasuk Gimpo, Uijeongbu, dan bahkan Ansan,” kata Dong-heon.

    “Pagi ini, seseorang datang dan telah mencoba bunuh diri beberapa kali, dengan luka yang masih terlihat di tangannya. Untuk orang-orang seperti itu, kami segera menghubungkan mereka dengan layanan kesejahteraan,” tambahnya.

    Menurut sukarelawan konselor aktivitas penyembuhan di pusat tersebut, Lee In-sook, pemulihan untuk kondisi kesepian ini panjang dan sulit. Tetapi, sekarang ia menggunakan pengalaman pribadinya untuk membimbing orang lain.

    Ia bekerja di pusat tersebut seminggu sekali. In-sook mengungkapkan pendekatannya pada orang-orang yang datang diperlukan kesabaran.

    “Beberapa orang datang ke sini dan awalnya tidak mau berbicara dengan orang asing. Itu normal,” terang In-sook.

    “Tetapi secara bertahap, seiring mereka terbiasa dengan tempat ini, mereka mulai merasa nyaman untuk berbagi,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kesepian Ternyata Tingkatkan Risiko Pikun”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Benarkah Makan Telur Setiap Hari Bikin Jantung Rusak?

    Jakarta

    Telur telah menjadi makanan pokok saat sarapan selama beberapa generasi. Kaya akan protein, vitamin, dan mineral esensial, telur dikenal sebagai sumber nutrisi yang luar biasa. Namun, benarkah telur bisa membahayakan kesehatan jantung?

    Ahli biokimia asal Prancis, Jessie Inchauspé, penulis buku terlaris Glucose Revolution dan The Glucose Goddess Method, ikut angkat bicara soal ini. Dikenal dengan pendekatannya yang berbasis bukti ilmiah, Inchauspé mengulas secara mendalam bagaimana sebenarnya dampak konsumsi telur terhadap kesehatan jantung.

    “Saya makan 3 sampai 4 butir telur sehari… dan saya tahu apa yang akan Anda katakan: ‘Bukankah telur buruk untuk jantung?’ Jadi, mari kita luruskan faktanya: telur itu luar biasa!” katanya,” dalam sebuah video yang dibagikan di Instagram, dikutip dari Times of India.

    Telur merupakan sumber makanan bergizi. Satu butir telur mengandung sekitar 78 kalori, 6 gram protein, dan 5 gram lemak. Dalam satu butir telur rebus berukuran besar, juga terkandung berbagai nutrisi berikut:

    Vitamin A: 8 persen dari nilai harian atau daily value (DV)Folat: 6 persen dari DVAsam pantotenat (vitamin B5): 14 persen dari DVVitamin B12: 23 persen dari angka kecukupan gizi (AKG)Riboflavin (vitamin B2): 20 persen dari DVFosfor: 7 persen dari DVSelenium: 28 persen dari DV

    Telur juga mengandung vitamin D, vitamin E, vitamin B6, kalsium, dan seng dalam jumlah yang cukup. Selama ini, banyak orang mengaitkan konsumsi telur dengan risiko penyakit jantung karena kandungan kolesterolnya.

    Namun, menurut ahli biokimia Jessie Inchauspé, kolesterol dalam telur tidak menimbulkan risiko signifikan terhadap kesehatan kardiovaskular.

    “Kolesterol dalam telur tidak berbahaya,” ujarnya, seraya menambahkan seseorang tidak perlu khawatir mengonsumsi telur.

    “Saya makan telur setiap hari. Tidak perlu ada batasan berapa banyak telur yang Anda konsumsi.”

    Inchauspé mencatat penyebab utama penyakit jantung bukanlah konsumsi telur, melainkan disregulasi glukosa dalam tubuh. Ia menjelaskan lonjakan kadar gula darah dan insulin dapat memicu perubahan metabolik yang memengaruhi kesehatan kardiovaskular secara langsung.

    Berdasarkan pemahaman ini, kini para ahli mulai melihat penyakit jantung melalui pendekatan dua faktor. Faktor pertama adalah partikel kolesterol Low-Density Lipoprotein (LDL) yang kecil dan padat, yang lebih mudah menumpuk di dinding pembuluh darah.

    “Faktor kedua untuk penyakit jantung, peradangan dan oksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” jelasnya.

    Selama berabad-abad, telur sering dipandang dengan keraguan karena kandungan kolesterolnya. Namun kini, perhatian para ahli bergeser pada pentingnya pengelolaan gula darah dan pengurangan peradangan, alih-alih sekadar menghindari makanan tinggi kolesterol.

    “Jadi, bagaimana kita menghindari lemak tidak sehat dalam darah kita, dan bagaimana kita menghindari oksidasi? Hal pertama yang perlu kita lakukan adalah mengurangi gula karena gula, insulin tinggi, kadar glukosa tinggi, dan fruktosa dalam tubuh akan memperburuk keduanya. Hal ini akan mendorong hati Anda untuk memproduksi LDL partikel kecil, dan akan mengoksidasi partikel dalam aliran darah Anda,” ujarnya.

    (suc/naf)

  • Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik Diam-diam di Usia 20-an

    Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik Diam-diam di Usia 20-an

    Jakarta

    Banyak orang yang mengira bahwa masalah gula darah hanya mengintai mereka yang berusia lanjut. Padahal lonjakan gula darah bisa dialami oleh orang dengan usia 20-an dan sering kali tanpa disadari.

    Salah satu penyebabnya adalah kebiasaan mengonsumsi minuman yang tampak aman, tapi ternyata diam-diam mengandung tinggi gula. Jika dibiarkan, tentunya minuman ini akan berdampak buruk pada kesehatan.

    Diabetes melitus sendiri yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah menjadi salah satu penyakit serius yang banyak menyerang usia 20-an di Indonesia.
    Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, berdasarkan diagnosis diabetes dari dokter, kelompok usia 15-24 tahun prevalensinya di angka 0,05 persen dan untuk kelompok 25-34 tahun di angka 0,2 persen.

    Minuman Harian yang Bikin Gula Darah Naik

    Beberapa minuman harian yang bisa membuat gula darah naik di antaranya minuman boba, kopi dengan gula, hingga jus buah kemasan. Berikut penjelasannya.

    1. Minuman Boba

    Boba menjadi minuman yang digemari oleh banyak kalangan, termasuk orang-orang berusia 20-an. Minuman ini identik dengan bola berbentuk hitam dari tepung tapioka dengan rasa manis, gurih, dan kenyal.

    Dikutip dari laman Universitas Airlangga, data dari Singapore Nutrient Databases menunjukkan bahwa 1 gelas minuman chocolate milk boba mengandung 34,36 gram gula. Data lainnya menunjukkan bahwa 1 gelas milk tea dengan tapioka pearl bisa mengandung 299 kalori dan 38 gram gula.

    Artinya, minuman boba memiliki kandungan gula yang cukup tinggi. Banyak yang mengonsumsi minuman boba sekitar 2-3 gelas dalam sehari dan ini sangat berpengaruh pada gula darah dalam tubuh. Jika dikonsumsi berkepanjangan dan terus menerus, tidak menutup kemungkinan akan mengidap penyakit diabetes melitus, jika tubuh sudah tidak bisa lagi menghasilkan insulin.

    2. Minuman Berkarbonasi

    Minuman berkarbonasi manis yang sering mengandung gula tambahan bisa menyebabkan lonjakan kadar gula darah. Satu porsi minuman berkarbonasi seperti kola 350 ml bisa mengandung 39 gram gula atau sekitar 10 sendok teh.

    Seiring waktu, lonjakan ini bisa membebani pankreas, organ yang bertanggung jawab untuk mengatur produksi insulin.

    Dikutip dari laman Medbury Medical, insulin adalah hormon yang membantu mengangkut glukosa dari aliran darah untuk energi. Saat pankreas bekerja terlalu keras, organ ini bisa memproduksi lebih sedikit insulin atau menjadi kurang efektif dalam menggunakan insulin. Hal tersebut bisa menyebabkan resistensi insulin, yaitu kondisi di mana sel-sel tidak merespon insulin dengan baik, yang menyebabkan glukosa menumpuk di aliran darah.

    3. Minuman Berenergi

    Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, minuman energi seringkali dikaitkan dengan gaya hidup sehat, terutama bagi orang-orang yang suka berolahraga. Tapi, minuman ini sering ditambahkan pemanis buatan, sehingga kandungan gulanya cukup tinggi.

    Minuman berenergi 12 ons atau sekitar 350 ml bisa mengandung hingga 10 sendok teh atau 38 g gula. Kandungan kafeinnya bisa mencapai 160 mg.

    Dikutip dari laman Cleveland Clinic, ahli diet Amber Sommer, RD, LD, menyampaikan bahwa bagi individu yang sehat, mengonsumsi minuman berenergi sesekali mungkin tidak menimbulkan masalah serius. Tapi, jika dikonsumsi rutin setiap hari bisa berisiko terhadap kesehatan.

    “Kombinasi kafein dan gula tambahan dalam minuman berenergi dikaitkan dengan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan gula darah, sehingga mungkin bukan pilihan yang cerdas bagi mereka yang menderita diabetes,” kata Sommer.

    4. Jus Buah Kemasan

    Jus buah kemasan seringkali dipersepsikan sebagai minuman sehat yang mengandung berbagai vitamin dan antioksidan. Namun, minuman ini seringkali juga ditambahkan pemanis buatan yang memperkaya rasa, sehingga kadar gulanya tinggi. Dikutip dari laman Universitas Atma Jaya, jus kemasan “100% buah” sekalipun mengandung gula alami (fruktosa) dalam kadar yang tinggi, yaitu sekitar 20-30 gram per 200 ml.

    Minuman kemasan yang tinggi gula memang wajib diwaspadai. Tak hanya bisa berpengaruh pada orang dengan usia 20-an, minuman kemasan juga bisa berdampak buruk pada usia di bawah 20 tahun.

    Komisi IX DPR-RI Rahmad Handoyo dari Fraksi PDI Perjuangan bercerita kepada Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat rapat kerja mengenai tetangganya yang harus suntik insulin karena minum minuman kemasan setiap hari.

    Tapi faktanya tetangga rumah saya, belakang rumah saya persis, ada anak umur 18 tahun wajib suntik insulin karena gaya hidup. Karena berlebihan makan minuman kemasan setiap hari, bisa dua tiga kali, dampaknya ke kesehatan,” kata Rahmad dalam Raker DPR-RI Komisi IX, Senin (8/7/2024)

    Ciri-ciri Kadar Gula Darah Tinggi

    Kebanyakan orang tidak mengalami gejala apapun, kecuali hiperglikemia (kondisi kadar gula darah meningkat secara berlebihan) parah dan persisten. Kendati demikian beberapa orang mungkin merasa cemas karena detak jantung yang cepat, kesulitan berkonsentrasi atau merasa bingung.

    Tergantung tingkat keparahannya, berikut kemungkinan gejala kadar gula darah tinggi:

    Sakit kepalaMeningkatnya rasa haus atau laparBuang air kecil lebih sering dari biasanyaKelelahan parahPenglihatan kaburDetak jantung cepatKulit gatalSuasana hati yang mudah berubahRasa kesemutan, terbakar, atau mati rasa di tangan atau kaki AndaInfeksi yang sering terjadi atau luka yang lambat sembuhPenurunan berat badan yang tidak diinginkan

    Cara menurunkan kadar gula darah dengan cepat bergantung pada penyebab gula darah tinggi. Jika hiperglikemia disebabkan oleh penyakit atau obat-obatan, menghentikan konsumsi obat atau mengobati penyakit bisa menurunkan gula darah.

    Jika hiperglikemia disebabkan oleh makanan, tidak ada makanan dan minuman yang terbukti bisa langsung menurunkan gula darah. Tapi peningkatan stabilitas darah seiring waktu bisa dilakukan dengan:

    Batasi makanan manisseperti minuman manis, permen, kue kering, biskuit, dan kue keringBatasi makanan bertepung,seperti roti putih, tortilla, nasi putih, dan pastaHindari makanan olahan,seperti keripik dan pizzaKonsumsi lebih banyak protein,terutama protein rendah lemak dari daging, ayam, ikan, tahu, produk susu rendah lemak, kacang-kacangan, dan telur.Konsumsi lebih banyak serat,seperti roti gandum, beras merah, dan quinoaTambahkan sayuran berdaun hijau,seperti kangkung, bayam, dan arugula-Tambahkan sayuran non-tepung,seperti brokoli, kembang kol, kacang hijau, tomat, paprika, dan labu musim panasKonsumsi kacang-kacangan dan biji-bijian,termasuk almond, kenari, chia, rami, labu, dan biji bunga matahariPilih buah beri,karena buah beri memiliki banyak serat dan jumlah gula paling rendah di antara buah-buahan.Berapa Asupan Gula Harian yang Disarankan?

    Dikutip dari laman FKM Universitas Arlangga, Dosen Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Stefania Widya Setyaningtyas, S.Gz, MPH, asupan gula bagi setiap orang berbeda. Untuk orang normal tanpa diabetes, disarankan untuk mengonsumsi gula tidak lebih dari 10 persen kebutuhan energi.

    “Ini setara dengan 4 sendok makan atau 50 gram per hari,” katanya.

    Sementara, untuk penderita diabetes disarankan untuk membatasi asupan gula tidak lebih dari 5 persen per hari.

    (elk/tgm)

  • Dokter Harvard Jelaskan Kondisi di Balik Pembengkakan Kaki Trump

    Dokter Harvard Jelaskan Kondisi di Balik Pembengkakan Kaki Trump

    Jakarta

    dr Jeremy Faust, asisten profesor kedokteran darurat di Harvard Medical School menyebut chronic venous insufficiency (CVI), insufisiensi vena kronis yang dialami Donald Trump adalah kondisi saat katup di dalam vena tertentu tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

    Hal ini bisa menyebabkan darah mengumpul atau ‘menggenang’ di dalam vena. Sekitar 150 ribu orang didiagnosis dengan kondisi ini setiap tahun, dan risikonya meningkat seiring bertambahnya usia.

    Gejalanya dapat berupa pembengkakan di tungkai bawah atau pergelangan kaki, nyeri atau kram di tungkai, varises, nyeri, atau perubahan kulit. Penanganannya terkadang cukup dengan obat-obatan atau, pada stadium lanjut, prosedur medis.

    “Pada dasarnya ini bukan informasi yang mengkhawatirkan dan tidak mengejutkan,” ujar dr Jeremy Faust, dikutip dari CNN.

    “Ini adalah bagian yang cukup normal dari penuaan, terutama bagi seseorang yang termasuk dalam kategori kelebihan berat badan hingga obesitas, yang selalu dialami oleh presiden. Namun, kekhawatiran yang lebih besar adalah gejala seperti ini perlu dievaluasi untuk kondisi yang lebih serius, dan itulah yang terjadi.”

    Hal yang perlu diwaspadai adalah komplikasi insufisiensi vena kronis meliputi ulkus vena, trombosis vena dalam, dan emboli paru. Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan kulit, nyeri, dan penurunan kualitas hidup jika tidak ditangani. Berikut kaitannya:

    Ivkus Vena:

    Ini adalah luka terbuka pada kulit, seringkali di dekat pergelangan kaki, yang lambat sembuh dan rentan terhadap infeksi.

    Trombosis Vena Dalam (TVD):

    Gumpalan darah dapat terbentuk di vena dalam kaki, yang berpotensi menyebabkan nyeri, pembengkakan, dan risiko gumpalan darah terlepas dan mengalir ke paru-paru (emboli paru).

    Emboli Paru:

    Gumpalan darah yang mengalir ke paru-paru dapat menyumbat aliran darah, menyebabkan sesak napas, nyeri dada, dan berpotensi mengancam jiwa.

    Perubahan Kulit:

    Kondisi ini juga dapat menyebabkan perubahan warna kulit (seringkali kecokelatan), gatal, dan kekeringan. Pada kasus lanjut, dapat menyebabkan lipodermatosklerosis (penebalan dan pengerasan kulit) dan atrofi blanche (bercak putih dan bekas luka).

    Nyeri dan Ketidaknyamanan:

    Pasien mungkin mengalami nyeri, sakit, atau kram pada kaki, terutama saat berdiri atau berjalan.

    Kualitas Hidup Menurun:

    Nyeri kronis, masalah kulit, dan masalah mobilitas dapat berdampak signifikan pada kesejahteraan seseorang secara keseluruhan.

    (naf/kna)