Foto Health
Devandra Abi Prasetyo – detikHealth
Sabtu, 19 Jul 2025 07:02 WIB
Jakarta – Pelari marathon tertua di dunia, Fauja Singh meninggal dunia pasca insiden tabrak lari. Singh menghembuskan napas terakhirnya di usia 114 tahun.

Foto Health
Devandra Abi Prasetyo – detikHealth
Sabtu, 19 Jul 2025 07:02 WIB
Jakarta – Pelari marathon tertua di dunia, Fauja Singh meninggal dunia pasca insiden tabrak lari. Singh menghembuskan napas terakhirnya di usia 114 tahun.

Jakarta –
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump baru-baru ini menjalani pemeriksaan kesehatan setelah mengalami pembengkakan di kakinya. Hasilnya, Trump yang kini berusia 79 tahun didiagnosis mengidap insufisiensi vena kronis atau chronic venous insufficiency (CVI), kondisi umum namun kerap tidak disadari yang banyak dialami oleh lansia.
Dokter kepresidenan, Sean Barbabella, mengatakan Trump dievaluasi secara menyeluruh oleh unit medis Gedung Putih sebagai tindakan pencegahan yang sangat ketat setelah menyadari adanya pembengkakan dalam beberapa minggu terakhir.
“Presiden menjalani pemeriksaan komprehensif, termasuk pemeriksaan vaskular diagnostik. USG Doppler vena bilateral pada ekstremitas bawah dilakukan dan menunjukkan insufisiensi vena kronis, suatu kondisi jinak dan umum, terutama pada individu di atas usia 70 tahun,” demikian bunyi memo tersebut, dikutip dari CBS News, Jumat (18/7/2025).
Barbarella mengatakan tidak ada bukti adanya pembekuan darah atau penyakit arteri. Donald Trump juga telah menjalani sejumlah tes, termasuk hitung darah lengkap, panel metabolik komprehensif, dan profil koagulasi.
“Semua hasilnya dalam batas normal,” demikian bunyi memo tersebut.
Spesialis jantung dan pembuluh darah, dr Vito A Damay, SpJP(K), menjelaskan insufisiensi vena kronis merupakan salah satu penyebab umum kaki bengkak, terutama pada lansia. Kondisi ini cukup sering ditemukan pada usia 70-an, termasuk di Indonesia.
Insufisiensi vena kronis terjadi akibat gangguan sirkulasi pembuluh darah di kaki. Seharusnya, darah dari kaki mengalir kembali ke jantung, namun ketika aliran ini terganggu, tekanan dalam pembuluh darah meningkat dan menyebabkan pembengkakan di kaki.
Menurut dr Vito, terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi kondisi ini, antara lain terlalu lama berdiri, terlalu lama duduk, jarang berjalan kaki, riwayat sumbatan atau pembekuan darah di kaki, pernah menjalani bedrest dalam waktu lama, serta usia lanjut.
“Ini disebabkan gangguan sirkulasi pembuluh darah kaki yang seharusnya mengarah ke jantung,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Jumat (18/7).
Selain bengkak, dr Vito mengatakan gejala insufisiensi vena kronis bisa berupa nyeri, kram, gatal, hingga luka di kaki yang sulit sembuh. Kulit kaki juga bisa mengalami hiperpigmentasi, yakni perubahan warna menjadi kecokelatan.
(suc/suc)

Jakarta –
Beberapa waktu lalu, viral di berbagai platform media sosial, anjuran untuk tidak banyak minum menjelang tidur. Menurut beberapa posting-an viral, banyak minum sebelum tidur mengganggu jadwal ginjal ‘istirahat’, sehingga berpotensi merusak organ tersebut.
“Rahasia medis TERBONGKAR. Minum air putih sebelum tidur=ginjal gak pernah libur katanya. Setuju apa ngaco nih info?” tulis salah satu akun di X, dikutip detikcom, Jumat (18/7/2025).
“Setau gua dari jam 7 malem emang gak disarankan banyak minum air, banyakin minum dari pagi sampe sore,” tulis akun lain.
“Aku sebelum tidur kalau minum tuh selalu tengah malem kebangun buat buang air,” tambah akun lain.
Dipastikan Cuma Mitos!
Spesialis urologi RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Prof dr Ponco Birowo SpU(K), PhD membantah konsep tersebut. Faktanya, ginjal memang tidak mengenal jadwal ‘beristirahat’.
“Nggak, itu hanya mitos. Aman (minum air sebelum tidur),” kata dr Ponco kepada detikcom, Sabtu (28/6/2025).
Sebaliknya, dr Ponco mengatakan, rutin mengonsumsi air dengan takaran yang dianjurkan itu dapat membantu ginjal tetap sehat.
“Yang penting selama 24 jam dia itu hsrus minum air putih sekitar 2-2,5 liter,” katanya.
Meskipun aman, dr Ponco menambahkan, minum air putih sebelum tidur bagaimanapun memang memiliki risiko. Nggak bahaya sih, tapi dapat mengganggu kualitas tidur seseorang.
“Kalau dia minum malam (sebelum tidur) dia kan jadi sering kencing. Nanti tidurnya terganggu cuma itu aja sih,” tegasnya.
Pentingnya Cukup Minum Air
Dikutip dari Healthline, menjaga tubuh tetap terhidrasi dapat memberikan banyak manfaat bagi tubuh, di antaranya:
Jika seseorang berada dalam kondisi dehidrasi, maka kinerja fisik akan menurun. Hal ini dapat menyebabkan perubahan kontrol suhu tubuh, penurunan motivasi, dan peningkatan kelelahan. Hal ini juga dapat membuat olahraga terasa jauh lebih sulit, baik secara fisik maupun mental.
Dehidrasi dapat memicu sakit kepala dan migrain pada beberapa individu. Penelitian telah menunjukkan bahwa sakit kepala adalah salah satu gejala dehidrasi yang paling umum.
Hal ini membuat mencukupi kebutuhan air harian sangatlah penting, sehingga dapat mencegah terjadinya sakit kepala yang dapat mengganggu aktivitas.
Asupan cairan yang lebih banyak akan meningkatkan volume urine yang melewati ginjal. Hal ini akan mengencerkan konsentrasi mineral, sehingga mineral tidak akan mudah mengkristal dan menggumpal.
Ada bukti terbatas bahwa asupan air dapat membantu mencegah kekambuhan pada orang yang sebelumnya pernah menderita batu ginjal.
Minum air yang cukup dapat membantu proses penurunan berat badan. Hal ini karena air dapat meningkatkan rasa kenyang dan meningkatkan laju metabolisme tubuh.
Asupan cairan yang lebih banyak akan meningkatkan volume urine yang melewati ginjal. Hal ini akan mengencerkan konsentrasi mineral, sehingga mineral tidak akan mudah mengkristal dan menggumpal.
Ada bukti terbatas bahwa asupan air dapat membantu mencegah kekambuhan pada orang yang sebelumnya pernah mengalami penyakit batu ginjal.
Kebiasaan Sepele yang Merusak Ginjal
Dikutip dari Cleveland Clinic, ada beberapa penyebab paling umum dari kerusakan ginjal kronis, seperti diabetes dan tekanan darah tinggi. Ini bisa berasal dari gaya hidup seseorang yang kurang baik.
Namun, ada beberapa kebiasaan sepele yang ternyata mampu merusak ginjal, di antaranya:
Kurang minum air putihTerlalu banyak konsumsi alkoholPola makan tinggi garamKonsumsi obat-obatan tertentuKonsumsi Ultra Processed Food (UPF) atau makanan dengan pengolahan intensif.
(dpy/up)

Jakarta –
Air rebusan serai dikenal memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti membantu pencernaan, meredakan stres dan memiliki sifat antioksidan. Namun, tidak semua orang cocok mengonsumsinya.
Ada beberapa orang dengan kondisi tertentu yang tidak dianjurkan untuk mengonsumsi air serai karena bisa menimbulkan efek samping. Berikut kelompok orang yang tidak dianjurkan minum air rebusan serai, atau setidaknya perlu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
Kelompok Orang yang Tidak Dianjurkan Konsumsi AIr Rebusan Serai
Ibu hamil, pengidap sakit ginjal, pengguna obat diuretik, dan orang yang memiliki alergi tidak dianjurkan untuk mengonsumsi air rebusan serai.
Dikutip dari WebMD, serai kemungkinan tidak aman dikonsumsi selama kehamilan. Sebab, serai bisa merangsang rahim dan aliran menstruasi yang bisa menyebabkan keguguran.
Ibu hamil sebaiknya tidak mengonsumsi ramuan apapun tanpa melakukan konsultasi terlebih dahulu ke dokter.
Orang yang mengidap sakit ginjal juga sebaiknya tidak mengonsumsi serai. Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Journal of Renal Nutrition, mengonsumsi serai dalam dosis tinggi atau dosis rendah dalam jangka panjang bisa mengurangi Glomerular Filtration Rate (GFR).
GFR merupakan laju rata-rata penyaringan darah yang terjadi di glomerulus, struktur ginjal yang berperan dalam menyaring limbah dan racun dari darah. Jadi, orang yang mengalami masalah dengan ginjal dianjurkan untuk tidak mengonsumsi air serai.
Dikutip dari laman Healthline, orang yang mengonsumsi obat diuretik tidak dianjurkan untuk minum air serai. Serai memiliki sifat yang mirip dengan obat diuretik.
Diuretik adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah dengan merangsang urinasi untuk mengeluarkan kelebihan garam dan air dari dalam tubuh. Jika obat diuretik dan air serai dikonsumsi bersamaan, tekanan darah bisa turun terlalu drastis dan memicu hipotensi atau tekanan darah rendah.
Beberapa orang mungkin alergi terhadap serai. Dikutip dari laman India TV News, jika mengalami ruam kulit, gatal, bengkak, kesulitan bernapas atau reaksi alergi lainnya segera hentikan konsumsi air rebusan serai.
Kandungan Nutrisi Serai
Meski tidak dianjurkan untuk kelompok tertentu, serai merupakan sumber serat, karbohidrat, serta berbagai vitamin yang baik untuk tubuh. Dikutip dari laman Food Struck, dalam 100 gram serai terdapat berbagai kandungan nutrisi sebagai berikut:
Kalori: 99 kkalZat besi: 8,2 gProtein: 1,8 gLemak: 0,49 gVitamin C: 2,6 gKarbohidrat: 25 gMagnesium: 60 mgKalsium: 65 mgKalium: 723 mgTembaga: 0,27 mgSeng: 2,2 mgMangan: 5,2 mgVitamin B1: 0,07 mgVitamin B2: 0,14 mgVitamin B3: 1,1 mgVitamin B5: 0,05 mgLemak jenuh: 0,12 gLemak tak jenuh tungga: 0,05 gLemak tak jenuh ganda: 0,17 g
(elk/suc)
Ngilu! Spons Bedah Tertinggal di Tubuh Pasien sampai ‘Terbungkus’ Kista

Jakarta –
Bagi banyak orang, kopi bisa menjadi minuman untuk memulai hari dan menjaga semangat tetap menyala. Meski memiliki banyak manfaat, minum kopi di waktu yang tidak tepat bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Mulai dari gangguan tidur hingga meningkatkan rasa cemas, kebiasaan ini bisa menjadi bumerang. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui kapan sebaiknya menghindari minuman berkafein ini.
Sebaiknya Jangan Minum Kopi di 4 Waktu Ini
Beberapa waktu yang sebaiknya dihindari untuk meminum kopi di antaranya setelah bangun tidur, saat larut malam, hingga saat kurang tidur.
Kortisol atau hormon stres adalah zat kimia yang dilepaskan tubuh sebagai respon terhadap bahaya. Secara alami, tubuh melepaskan kortisol di pagi hari untuk membantu tubuh lebih waspada.
Dikutip dari laman Cleveland Clinic, kopi bisa memberikan efek stimulasi yang meningkatkan produksi kortisol. Beberapa orang mungkin suka dengan dorongan ekstra ini, tapi yang lain mungkin merasa lebih cemas, gelisah, atau mudah tersinggung.
“Sensitivitas setiap orang, atau respons internal, terhadap kafein berbeda-beda,” kata Ahli Diet Anthony DiMarino.
Tingkat kortisol yang tinggi secara kronis, yang disebabkan oleh stres, terlalu banyak kafein, dan faktor lainnya bisa menyebabkan peradangan yang menyebabkan kerusakan sel.
Minum kopi larut malam kurang baik untuk kesehatan, kecuali, hal ini dilakukan saat ada pekerjaan shift malam.
“Kafein memiliki waktu paruh dua hingga 10 jam, tergantung metabolisme Anda,” kata DiMarino.
Dengan kata lain, tubuh bisa membutuhkan waktu sesingkat dua jam atau bahkan hingga 10 jam untuk menghilangkan setengah kafein dari secangkir kopi. Jika seseorang minum dua shot espresso pada pukul 10 malam dan tidur nyenyak setelahnya, mungkin tubuh memetabolisme kafein dengan cepat.
Menurut studi, orang dengan waktu tidur kurang dari lima jam selama tiga hari berturut-turut tidak disarankan minum kopi. Dikutip dari laman Prevention, kafein dalam jumlah berapapun tidak bisa mengembalikan fokus dan juga kewaspadaan orang yang kurang tidur.
Jika tidak bisa mendapatkan waktu tidur setidaknya tujuh jam pada malam hari, alih-alih minum kopi, sebaiknya lakukan power nap untuk mengembalikan energi.
Menyeruput kopi yang panas memang nikmat. Akan tetapi minum kopi yang baru diseduh ternyata bisa memberikan dampak buruk bagi kesehatan.
Menurut laporan yang dipublikasikan oleh World Health Organization (WHO), konsumsi kopi dengan suhu di atas 149 derajat fahrenheit atau 65 derajat celsius bisa meningkatkan risiko kanker tenggorokan.
Adakah Waktu Terbaik Minum Kopi?
Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung kapan waktu terbaik minum kopi. Tapi, secangkir kopi di pagi hari antara pukul 09.30 dan 11.00 bisa membantu untuk mendapat manfaat kopi secara maksimal.
Ketika itu, kadar kortisol mulai menurun dan tubuh bisa merasakan manfaat kafein dengan baik. Di sisi lain, secangkir kopi pada pukul 14.00 bisa menyegarkan diri dari rasa lesu. Tapi, pastikan sudah mendapatkan tidur yang cukup sebelumnya dan kopi tidak terlalu panas.
(elk/suc)

Jakarta –
Angka penutupan sekolah taman kanak-kanak (TK) di Jepang semakin meningkat. Berdasarkan data terbaru, ada sekitar 22 TK yang tutup selama periode Januari-Juni tahun ini.
Dikutip dari Unseen Japan, ada beberapa faktor yang memicu kondisi ini. Selain karena semakin susahnya tenaga kerja pengasuhan anak, persaingan ketat mencari murid yang semakin sedikit juga jadi sorotan. Seperti yang diketahui, Jepang merupakan salah satu negara dengan angka kelahiran terendah di dunia.
Menurut Teikoku Databank yang melakukan analisis ini, tren tutupnya sekolah di Jepang telah meningkat tiga tahun berturut-turut. Pada paruh pertama tahun 2025, sebanyak 22 TK bangkrut, menghentikan operasional, atau membubarkan usahanya.
Jumlah tersebut meningkat 70 persen dari tahun lalu di periode yang sama sebanyak 13 kasus. Jika terus berlanjut, total tahun 2025 diprediksi akan melewati rekor sebelumnya di angka 31 kasus pada tahun 2024.
Banyak taman kanak-kanak, terutama skala kecil dan menengah, mengalami kesulitan keuangan karena kekurangan staf pengasuh anak yang sangat parah. Krisis ini menyulitkan sekolah untuk mempertahankan jumlah staf yang memadai.
Beberapa sekolah mencoba mempertahankan staf dengan menaikkan gaji, namun langkah ini justru meningkatkan biaya operasional dan menekan margin keuntungan. Selain itu, taman kanak-kanak yang menyediakan makan siang menghadapi kenaikan harga bahan makanan, yang semakin membebani operasional dan manajemen.
Kondisi ini juga diperparah penurunan angka kelahiran di Jepang, sehingga sekolah kesulitan untuk mendapatkan murid.
Menurut survei dari Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, ‘hanya’ ada sekitar 686 ribu anak yang lahir di negara itu tahun lalu. Jumlah tersebut menurun 41 ribu anak dibanding tahun sebelumnya.
Untuk pertama kalinya sejak pencatatan angka kelahiran dilakukan, jumlah kelahiran berada di bawah 700 ribu.
Tingkat fertilitas total juga menyentuh rekor terendah di angka 1,15. Padahal tingkat fertilitas yang ideal untuk sebuah negara adalah 2,1.
(avk/suc)

Jakarta –
Pada masa kehamilan, ibu biasanya lebih rentan dengan berbagai masalah kesehatan. Salah satu yang paling banyak dikeluhkan adalah kepala pusing.
Kondisi ini bisa jadi bahaya bila tidak ditangani dengan tepat. Dalam beberapa kasus, pusing bahkan bisa membuat kepala nyeri, hingga ibu hamil terjatuh, dan membahayakan janin. Sebenarnya, apa sih penyebab ibu hamil bisa pusing?
Penyebab Ibu Hamil Pusing
Spesialis obstetri dan ginekologi dr Muhammad Fadli, SpOG menjelaskan kepala pusing adalah salah satu masalah paling umum yang dialami ibu hamil. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak faktor:
dr Fadli menjelaskan pusing paling banyak dikeluhkan ibu hamil saat trimester pertama. Menurutnya, gejala pusing muncul akibat ada perubahan hormon pada tubuh ibu.
Meski begitu, ia menuturkan gejala pusing atau nyeri kepala yang dialami ibu hamil pada fase ini seharusnya tidak terlalu mengganggu.
“Kalau kita seandainya menggunakan penilaian VAS (visual analog scale) score, paling maksimal nyerinya itu di angka 3. Itu yang disebabkan oleh hormon,” kata dr Fadli ketika dihubungi detikcom, Selasa (15/7/2025).
Dikutip dari American Pregnancy Association, meningkatnya hormon menyebabkan pembuluh darah menjadi rileks dan melebar. Ini membantu meningkatkan aliran darah ke bayi, tapi memperlambat aliran darah kembali ke tubuh.
Anemia merupakan kondisi ketika tubuh tidak memiliki cukup sel darah merah untuk membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika tubuh tidak mendapatkan cukup oksigen dari darah, maka fungsinya tidak bisa berjalan baik.
Selama kehamilan, jumlah darah tubuh meningkat 20-30 persen. Ini berarti, tubuh membutuhkan lebih banyak zat besi untuk memproduksi sel darah merah. Ibu hamil lebih rentan mengalami anemia apabila:
Hamil anak kembar atau lebih.Tidak mengonsumsi cukup zat besi.Hamil dengan jarak waktu berdekatan dengan kehamilan sebelumnya.Mengalami riwayat menstruasi berat sebelum hamil.Sering muntah karena morning sickness (mual dan muntah di pagi hari).
“Bisa juga disebabkan oleh anemia, kita orang Indonesia itu rentan banget anemia, kurang darah jadi oksigen ke otak jadi terganggu, dan pusing nyeri kepala,” kata dr Fadli.
Preeklampsia adalah kondisi tekanan darah tinggi serius yang muncul selama kehamilan. Preeklampsia dapat memengaruhi organ tubuh seperti ginjal, hati, otak, hingga efek serius lainnya.
Kondisi ini biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu. Dikutip dari Cleveland Clinic, beberapa gejalanya meliputi gangguan penglihatan, pembengkakan tangan dan kaki, nyeri perut bagian kanan atas, serta sesak napas, hingga nyeri dan pusing.
“(Pusing itu. red) bisa juga disebabkan oleh tekanan darah selama hamil, ini biasanya muncul di atas 20 minggu, atau yang kita sebut dengan preeklampsia. Nah, ini bahaya kalau nyeri kepala, di atas usia 20 minggu, disertai tekanan darah tinggi, bisa jadi tanda preeklampsia,” jelas dr Fadli.
Gejala pusing kepala juga bisa muncul akibat kondisi medis lain yang tidak berhubungan langsung dengan kehamilan. Terlebih, bila pusing juga disertai rasa nyeri kepala yang parah, kondisi ini harus segera diperiksakan.
“Setelah itu, mungkin ada underlying disease (penyakit penyebab) lainnya, seperti sinusitis, atau kalau memang sakit banget, kita harus pastikan jangan sampai ada tumor di otak. Jadi nyeri pada kepala selama hamil itu memang banyak penyebabnya, tapi normalnya selama hamil sangat bisa ditoleransi,” jelas dr Fadli.
Pertolongan Pertama Kepala Pusing Bagi Bumil
Ketika mengalami pusing atau nyeri kepala, ibu hamil bisa mengonsumsi obat pereda nyeri bebas seperti paracetamol dan asam mefenamat. Jangan lupa juga untuk beristirahat dan mengurangi aktivitas, terlebih jika masih di trimester pertama.
“Sama istirahat, jangan terlalu banyak aktivitas, apalagi trimester pertama harus banyak aktivitas dalam ruangan, istirahat, karena memang hormonal imbalance-nya (ketidakseimbangan hormon) cukup kuat, kalau mau babymoon ya trimester kedua,” ujar dr Fadli.
Apabila pusing tidak kunjung hilang, semakin parah disertai nyeri, atau bahkan membuat jatuh pingsan, ini bisa menjadi tanda bahaya. Pemeriksaan ke dokter sebaiknya segera dilakukan untuk memastikan pusing yang muncul berkaitan dengan kondisi medis lain atau tidak.
“Apalagi kalau misalnya disertai dengan darah tinggi, atau kejang itu bahaya juga. Apalagi kalau nyeri kepalanya itu mengganggu penglihatan atau visus. Bisa juga muntah yang hebat itu bahaya, apalagi kalau sampai pingsan. Ada juga yang disertai demam tinggi, kita khawatir ada tanda infeksi,” tandasnya.
(avk/tgm)

Jakarta –
Ada banyak prosedur yang dilakukan oleh dokter untuk memecahkan batu ginjal. Mulai dari yang melibatkan gelombang kejut, menggunakan selang tipis bernama uteroskop, sayatan kecil di punggung, hingga operasi bedah terbuka.
Namun, kini penanganan batu ginjal di Indonesia sudah semakin maju. Para dokter mulai menggunakan metode minimal invasif atau tindakan yang seminimal mungkin melukai tubuh. Termasuk dengan bantuan robot (robotic surgery).
Sebagai informasi, pemilihan metode pengobatan biasanya disesuaikan dengan ukuran batu, letaknya di ginjal, serta kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan.
Ada beberapa pilihan terapi yang bisa digunakan, di antaranya:
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Prosedur non-bedah menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh untuk memecah batu.
RIRS (Retrograde Intrarenal Surgery)
Prosedur menggunakan selang kecil (endoskop) yang dimasukkan lewat saluran kemih hingga ke ginjal untuk memecah dan mengeluarkan batu.
PCNL (Percutaneous Nephrolithotomy)
Prosedur bedah dengan membuat sayatan kecil di kulit dan memasukkan alat langsung ke ginjal untuk mengangkat batu.
Robotik Sebagai Terobosan Baru
Spesialis urologi dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr dr Widi Atmoko, SpU(K), FECSM, FACS mengatakan saat ini operasi penghancuran batu ginjal tak lagi meninggalkan luka luar. Salah satu prosedur modern yang sangat minim luka, salah satunya adalah RIRS.
Dengan bantuan robot, menurut dr Widi, tindakan akan menjadi lebih presisi dengan stabilitas yang juga lebih tinggi. Selain itu, paparan radiasi jauh lebih rendah bagi dokter karena mereka mengoperasikan robot dari konsol yang terlindung.
“Robot ini membantu kami dalam tindakan Retrograde Intrarenal Surgery (RIRS). Jadi dia memecahkan batu di dalam ginjal, menggunakan alat fleksibel dan kamera yang ada di scope-nya. Alat ini bisa masuk (lewat saluran kencing) dan ujungnya bisa gerak-gerak untuk menembak batu dengan laser,” kata dr Widi kepada detikcom, Rabu (25/6/2025).
“Kita bisa melihat semua ruangan di dalam ginjal dan mencari batunya. Tanpa alat ini (robotik RIRS), beberapa kasus kalau batunya besar, bisa membuat dokternya capek, karena (operasi) bisa sejam atau dua jam gitu kan,” sambungnya.
Keuntungan Operasi Robotik
Menurut dr Widi, pengoperasian robotik RIRS juga tergolong mudah, karena operator atau dokter menjalankannya seperti layaknya game konsol.
“Dokter bedahnya tidak harus memegang alat fleksibel secara langsung. Jadi kami berdiri di sebelahnya dan mengoperasikan lebih mudah. Kalau operasinya lama ini membuat dokternya nggak kecapekan,” katanya.
“Untuk pasien-pasiennya juga risiko seperti komplikasi, bleeding (perdarahan) juga kurang,” lanjutnya.
Tantangan Operasi Robotik
Tantangan utama tentunya biaya investasi awal yang tinggi. Peralatan yang baru dan canggih tentunya memakan banyak biaya pengembangan, sehingga peralatan ini berbiaya tinggi.
“Investasi ya, barang ini lumayan mahal. Baik dari rumah sakit dan pemerintah untuk beli alat ini. Kedua ya pelatihan (bagi dokter),” tutupnya.
Di Indonesia sendiri, operasi batu ginjal dengan bantuan robotik RIRS baru pertama kali dilakukan di RSCM oleh tiga dokter urologi, di antaranya Prof dr Ponco Birowo, SpU(K), PhD, Dr dr Widi Atmoko, SpU(K), FECSM, FACS, dan dr Dyandra Parikesit, BMedSc, SpU, FICS.
“Keberhasilan ini menunjukkan bahwa dokter Indonesia mampu menguasai teknologi tinggi secara mandiri, dan memperkuat posisi RSCM sebagai pelopor layanan urologi modern,” tutupnya.
Halaman 2 dari 2
(dpy/up)