Category: Detik.com Kesehatan

  • Kapan Anak Harus Berhenti Minum Obat Saat Bapil? Ini Penjelasan Dokter

    Kapan Anak Harus Berhenti Minum Obat Saat Bapil? Ini Penjelasan Dokter

    Jakarta

    Batuk pilek (bapil) adalah penyakit umum yang sering menyerang anak-anak, terutama saat cuaca tidak menentu. Berdasarkan National Library of Medicine di tahun 2003, insiden pilek pada anak dapat terjadi 6-10 kali dalam setahun. Adapun durasi rata-rata sampai anak sembuh bisa sampai 1-2 minggu.

    Saat bapil, biasanya banyak orang tua langsung memberikan obat saat gejala muncul. Namun pertanyaannya, kapan sebenarnya anak harus berhenti minum obat saat bapil?

    Dokter Spesialis Anak, dr. Kanya Ayu Paramastri Sp.A menyampaikan pemberian obat pada anak pada dasarnya berbeda tergantung dengan periode infeksi virus di dalam tubuh.

    “Satu periode infeksi virus itu rata-rata antara 5-7 hari, tapi bisa 10-14 hari dalam satu periode. Bahkan bisa 21 SOS kondisinya membaik,” ujar dr. Kanya pada acara Peluncuran OB Combi Anak Batuk Pilek di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    Meski demikian, dokter yang akrab disapa momdoc ini menyarankan agar stop mengonsumsi obat jika dirasa keluhan sudah tidak ada.

    “Biasanya kami merekomendasikan dan juga apoteker, obat itu sekali sudah dibuka, kalau memang dia bersisa, kita tidak merekomendasikan untuk disimpan dan lalu digunakan ulang karena khawatirnya terkontaminasi. Pasti sekali dibuka, ada pengaruh suhu udara, dan sebagainya,” jelasnya.

    “Jadi sebaiknya habis tidak habis, bila keluhan sudah tidak ada, boleh di-stop. Sisa obatnya lebih baik dibuang saja, daripada disimpan lalu digunakan ulang,” sambungnya.

    Lebih lanjut, dr. Kanya mengimbau agar para orang tua mengecek kembali keterangan yang tertera pada produk.

    “Biasanya masing-masing produk, di leafletnya ada keterangannya maksimal untuk berapa hari. Misalnya ternyata maksimal 7 hari, tapi 7 hari itu belum membaik, atau belum sembuh total, mungkin dengan berat hati terpaksa harus membeli yang baru. Pasti tiap produk punya penelitiannya masing-masing, jadi dikembalikan ke produknya masing-masing,” ungkapnya.

    Combiphar Hadirkan Varian Baru Obat Bapil untuk Anak

    Dalam rangka menjawab kebutuhan orang tua dalam merawat anak saat bapil, Combiphar meluncurkan varian terbaru OB Combi Anak Batuk Pilek.

    Direktur Combiphar Weitarsa Hendarto mengatakan sejak tahun 1972, OBH Combi telah dipercaya menjadi pilihan keluarga Indonesia dari generasi ke generasi. Hingga hari ini, OBH Combi juga dipercaya oleh konsumen Indonesia untuk menjadi obat batuk sirup dalam kemasan botol nomor 1 di Indonesia.

    “Sebagai bagian dari komitmen kami untuk terus memberikan layanan yang terbaik, hari ini kami memperkenalkan OB Combi Anak Batuk Pilek, yaitu varian terbaru dari OBH Combi,” katanya.

    “OB Combi Anak Batuk Pilek ini diformulasikan khusus untuk meredakan gejala batuk dan pilek yang tidak disertai dengan demam. Produk ini hadir dalam rasa yang disukai anak-anak, yakni rasa strawberry. Kami berharap kehadiran produk ini merupakan salah satu jawaban, terutama untuk ibu-ibu di Indonesia, yang anaknya mungkin mengalami kondisi batuk pilek tanpa demam,” sambungnya.

    Di sisi lain, GM Marketing Consumer Healthcare Combiphar, Sandi Wijaya mengatakan peluncuran OB Combi Anak Batuk Pilek melengkapi produk-produk Combiphar lainnya.

    “Sebelumnya kita sudah mempunyai OBH Combi Anak Batuk Flu, sekarang menambah lengkap dengan OB Combi Anak Batuk Pilek, yang memang efektif meredakan batuk pilek tanpa demam,” pungkasnya.

    (akd/akd)

  • Membangun Percaya Diri Anak untuk Mengeksplorasi Minat dan Potensinya

    Membangun Percaya Diri Anak untuk Mengeksplorasi Minat dan Potensinya

    Jakarta

    Bagi orang tua, mengenali potensi bakat yang dimiliki anak sangatlah penting. Tapi dalam perjalanannya, tak jarang orang tua merasa dilema antara membebaskan anak memilih bakatnya sendiri atau perlu turun tangan dalam mengambil keputusan untuk anak.

    Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendktisaintek), Prof Stella Christie mengungkapkan bahwa memilihkan keputusan terbaik untuk anak perlu dilakukan ketika memang ada keterbatasan-keterbatasan.

    “Kita pilih kesempatan yang seoptimal mungkin, sebaik-baiknya untuk anak kita, saya rasa itu perlu dilakukan. Dan itu akan signifikan,” kata Prof Stella kepada detikcom beberapa waktu lalu.

    Kendati demikian, dalam perkembangannya, anak anak bisa mengalami perubahan minat dan bakat. Jadi, diperlukan untuk membangun rasa percaya diri pada anak.

    “Kepercayaan diri bahwa kita bisa belajar apapun dan kita bisa mengejar yang kita sukai, itu yang penting. Apakah, jadi kalau kita lihat di dunia, apapun itu bidangnya, kalau kita menjadi pakar, kita pasti hidupnya terjamin kok,” tegasnya.

    Adanya kemungkinan perubahan minat dan bakat pada anak dibuktikan oleh penelitian yang dipublikasikan oleh Asia-Pasific Science Education. Para ahli menganalisis siswa di sekolah dasar di Korea selama fase perkembangan minat.

    Empat siswa dari setiap tingkat pengembangan dipilih untuk berpartisipasi. Mereka menulis jurnal foto selama 12 minggu sambil bertemu dengan peneliti setiap dua minggu untuk wawancara semi-terstruktur.

    Hasilnya, siswa yang lebih banyak berpartisipasi dalam kegiatan sains cenderung punya minat lebih tinggi pada sains. Temuan ini menunjukkan bahwa faktor-faktor dalam mikrosistem, seperti guru sekolah atau orang tua bisa memengaruhi minat siswa terhadap sains, terlepas dari tingkat minat mereka sebelumnya.

    Kapan Tes Bakat atau Minat Diperlukan?

    Menurut Menurut Psikolog Anak Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, pilihan orang tua dalam memilih aktivitas dan pendidikan yang tepat bisa memberi dampak besar dalam membantu anak mengembangkan kecerdasan dan bakat alami mereka. Orang tua perlu menyadari peran mereka dalam memberi stimulasi yang bisa mengembangkan potensi anak secara maksimal.

    “Terutama di periode emas 1000 Hari Pertama Kehidupan, anak-anak membutuhkan stimulasi yang tepat sesuai dengan tahapan tumbuh kembang mereka. Setiap pilihan yang diambil orang tua, baik dalam memberikan pendidikan maupun kegiatan yang merangsang potensi anak, akan membentuk masa depan mereka. Ini adalah langkah awal untuk mencapai potensi terbaik anak,” ungkap Prof. Rose.

    Orang tua juga dapat melibatkan anak dalam tes minat dan bakat untuk mengetahui potensi mereka. Namun, penting untuk memahami waktu yang tepat untuk menjalani tes ini agar hasilnya lebih bermanfaat.

    Misalnya, ada anak yang ingin mengenyam pendidikan di bidang tertentu, namun tidak memiliki kemampuan visual spasialnya yang cukup. Pada kondisi ini, orang tua bisa mengarahkan ke bidang lain.

    “Kita bilang ke dia, kamu bisa sekolah di engineering tapi jangan langsung yang kayak teknik sipil, tapi teknik industri. Jadi kita cari dia senangnya apa, terus kita gabung sama potensinya dia,” kata psikolog anak, Saskhya Aulia Prima, M.Psi, dalam sebuah wawancara dengan detikcom.

    Menurutnya, tes minat bakat lebih efektif dilakukan saat anak berusia 14 tahun. Sebab, saat itu sudah mulai terlihat minat dan bakat pada anak. Sementara, pada usia di bawah 14 tahun, anak masih menyukai banyak bidang.

    “Di bawah usia 14 tahun memang itu masih masanya anak eksplorasi. Maka dari itu, kita biasanya nggak nyaranin orang tua ambil tes minat bakat untuk anaknya di bawah usia 14 tahun karena masih ganti-ganti banget minat si anak ini,” tutur Saskhya.

    Mengetahui bakat anak sangat diperlukan. Bahkan, penting untuk memberikan berbagai macam stimulus sejak dini untuk mengasah minat dan bakatnya.

    “Kalau anak nggak tahu bakatnya apa, dia akan kesulitan menentukan goals dan kebingungan saat beranjak dewasa. Makanya kita lihat ada anak sudah mau lulus SMA tetapi bingung menentukan jurusan dan pilihan kuliah,” tutur psikolog Jovita Maria Ferlina, M.PSi kepada detikcom.

    Masa depan Si Kecil bukan terjadi karena kebetulan, tapi terbentuk dari pilihan terbaik yang orang tua buat hari ini. Karena #WaktuTakBisaKembali Morinaga memahami bahwa peran orang tua sangat penting dalam menentukan arah tumbuh kembang anak. Karena itu, Morinaga hadir mendampingi Bunda dan Ayah melalui tiga kunci penting: memberikan Atensi penuh di setiap tahap perkembangan Si Kecil, mengasah Potensi unik yang dimilikinya, dan memenuhi kebutuhan Nutrisi Tepat sebagai fondasi tumbuh kembang optimal. Dengan dukungan terbaik sejak sekarang, setiap pilihan Ayah dan Bunda adalah langkah besar menuju masa depan terbaik Si Kecil.

    Morinaga. Your Choice, Their Future

    (up/up)

  • Uji Toksikologi Kematian Diplomat Muda Temukan Kandungan Obat Flu di Tubuh ADP

    Uji Toksikologi Kematian Diplomat Muda Temukan Kandungan Obat Flu di Tubuh ADP

    Jakarta

    Tim Subdirektorat Toksikologi Forensik Puslabfor Bareskrim Polri telah melakukan rangkaian pemeriksaan laboratorium terhadap bagian tubuh dan cairan tubuh diplomat muda almarhum ADP (39), pegawai Kementerian Luar Negeri (Kemlu) yang meninggal dunia di kosnya. Sampel tersebut diterima dari penyidik Resmob Polda Metro Jaya pada 10 Juli 2025.

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi adanya senyawa toksik dalam cairan dan organ tubuh, seperti obat-obatan, bahan kimia, pestisida, alkohol, hingga lainnya.

    “Setelah dilakukan rangkaian sample didapatkan hasil sebagai berikut, seluruh organ dan cairan tubuh almarhum ADP tidak ditemukan senyawa toksin seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol, maupun narkoba,” kata Puslabfor Bareskrim Polri, ⁠AKP Ade Laksono,dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

    Hasilnya, tidak ditemukan senyawa beracun seperti pestisida, sianida, arsenik, alkohol, maupun narkotika di seluruh organ dan cairan tubuh ADP.

    Namun, dalam pemeriksaan lanjutan, ditemukan kandungan paracetamol dan chlorpheniramine pada sejumlah organ tubuh. Paracetamol terdeteksi di otak, ginjal, dan urine. Sementara klorfeniramin terdeteksi di empedu, limfa, hati, ginjal, lambung, darah, serta urine.

    Mengacu pada studi literatur dari farmakologi, Ade mengatakan chlorpheniramine (dikenal juga sebagai CTM) merupakan antihistamin yang lazim digunakan untuk meredakan gejala alergi seperti bersin dan hidung tersumbat, serta memiliki efek samping berupa kantuk.

    Sementara paracetamol adalah obat yang berfungsi meredakan nyeri dan menurunkan demam.

    “Pada otak ditemukan atau terdeteksi paracetamol, empedu terdeteksi chlorpheniramine, limfa terdeteksi chlorpheniramine, hati terdeteksi chlorpheniramine, ginjal terdeteksi paracetamol dan klorfeniramin, lambung terdeteksi chlorpheniramine, darah terdeteksi chlorpheniramine, urine terdeteksi paracetamol dan chlorpheniramine,” ucap tim.

    “Kombinasi kedua zat tersebut umum ditemukan dalam obat flu dan demam yang dijual bebas di pasaran. Temuan ini menunjukkan adanya konsumsi atau paparan obat sebelum kematian,” jelasnya lagi.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Pakar Farmasi: Obat Flu yang Dibeli Istri Bintang Emon Aman Dikonsumsi”
    [Gambas:Video 20detik]
    (suc/up)

  • Tebak-tebakan Seru untuk Mengasah Otak, Bisa Jawab Semua di Bawah 120 Detik?

    Tebak-tebakan Seru untuk Mengasah Otak, Bisa Jawab Semua di Bawah 120 Detik?

    Jakarta

    Tebak-tebakan tak hanya sekedar hiburan yang mengisi waktu luang. Di balik keseruannya, jenis permainan ini juga bisa menjadi sarana untuk mengasah otak, dan melatih logika.

    Mulai dari teka-teki lucu sampai soal logika, tebak-tebakan bisa menjadi aktivitas ringan tapi penuh manfaat. Tidak heran jika banyak orang dari segala usia suka memainkannya. Berikut sejumlah contoh tebak-tebakan untuk mengasah otak.

    Tebak-tebakan Asah Otak

    Berikut beberapa tebak-tebakan yang bisa mengasah otak. Apa kamu bisa menjawabnya?

    1. Ada seekor kucing berdiri di tengah jalan. Dia melihat ke kanan, lalu ke kiri, lalu kembali ke kanan, dia berjalan lurus. Di mana kucing itu sekarang?
    2. KRL bergerak ke arah barat dari timur dengan kecepatan 80 km per jam. Jika angin dari arah berlawanan berhembus dengan kecepatan 40 km per jam, ke mana arah asapnya? Barat, Timur, Selatan, atau salah semua?
    3. Dalam suatu kolam, terdapat 16 ekor ikan. Suatu hari, 4 ikan dimakan bangau, 2 tenggelam, dan satu dimakan kucing. Sisanya berapa?
    4. Perhatikan pola warna pada setiap kotak

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    5. Perpaduan warna mana yang tepat?

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    6. Benda apa yang memiliki 6 buka, tapi tidak bisa pakai make up dan memiliki 21 mata, tapi tidak bisa melihat?
    7. Seorang ibu hamil keluar dari kamar, berjalan menuju kulkas untuk membuka tua kaleng, yoghurt, soda, dan es krim. Apa yang harus dia buka pertama?
    8. Jika jerapah memiliki 2 mata, kelinci 2 mata, dan gajah dua mata. Maka, kita memiliki berapa mata?
    9. Simbol apakah berikutnya?

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    10. Pada gambar, terdapat soal dengan jawaban yang salah. Geser satu korek supaya hasilnya benar.

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    11. 5 anak sedang sibuk menunggu buka puasa. Anita bermain hp, Dian sedang membaca buku, Deka sedang menyanyi, Fatimah sedang bermain badminton. Apa yang dilakukan oleh anak ke lima, yakni Dewa?

    12. Semakin banyak kamu membuatnya, semakin banyak pula kamu meninggalkannya, apakah itu?

    Jawaban Tebak-tebakan Asah Otak

    Yakin jawabanmu benar? Coba cocokkan dengan jawaban berikut:

    1. Di tengah. Kucing tetap berada di tengah jalan dan hanya melihat ke kiri dan ke kanan.
    2. Salah semua, karena KRL tidak mengeluarkan asap
    3. 11. karena ikan memang hidup di air, jadi tenggelam di air.
    4. Jawaban yang tepat adalah C

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    5. Jawabannya adalah B

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    6. Dadu
    7. Pintu kulkas
    8. 4 mata, 2 mataku, dan 2 mata kamu. Kita artinya kamu dan akuAsah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    9. Jawabannya adalah B. Simbol-simbol ini sering ditemui di jalan raya dan merupakan persimpangan dalam rambu lalu lintas.

    10. Pindahkan korek dari tanda ‘+’ untuk mengubah 5 menjadi 6. Sehingga jawabannya benar.

    Asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    11. Dewa bermain badminton bersama Fatimah, karena badminton butuh 2 orang pemain.
    12. Jejak kaki.

    Halaman 2 dari 6

    Simak Video “Video: Momen Petugas Medis di Rusia Teruskan Operasi di Tengah Gempa”
    [Gambas:Video 20detik]
    (elk/up)

  • Bruce Willis Sakit Demensia Frontotemporal, Tak Bisa Lagi Bicara hingga Berjalan

    Bruce Willis Sakit Demensia Frontotemporal, Tak Bisa Lagi Bicara hingga Berjalan

    Jakarta

    Legenda Hollywood Die Hard, Bruce Willis, dikabarkan kini dalam kondisi tak bisa bicara dan bergerak, seiring memburuknya perjuangannya melawan demensia frontotemporal (FTD).

    Dikenal lewat kariernya yang telah berlangsung puluhan tahun di dunia film aksi, drama, dan komedi, Willis resmi pensiun dari dunia akting pada 2022 setelah didiagnosis afasia, yang kemudian berkembang menjadi demensia frontotemporal, sebuah kondisi neurologis progresif yang memengaruhi kepribadian, kemampuan berbahasa, dan keterampilan motorik.

    Meski beredar rumor bahwa Willis kini hanya terbaring di tempat tidur dan telah kehilangan kemampuan berbicara, sang istri, Emma Heming Willis, meluruskan kabar tersebut lewat unggahan di Instagram Stories-nya.

    “Kepada Yth. Yang Berkepentingan: Jika Anda menemukan berita yang diawali dengan ‘sumber dekat keluarga mengatakan…’, bantulah diri Anda sendiri dan berhentilah membaca,” demikian kata Emma melalui Instagram Storynya, dikutip dari Times of India.

    Sebenarnya apa itu demensia frontotemporal atau FTD?

    Demensia frontotemporal (FTD), juga dikenal sebagai degenerasi frontotemporal, merupakan sekelompok gangguan neurodegeneratif yang disebabkan oleh hilangnya sel saraf secara progresif di area lobus frontal dan temporal otak. Kedua area ini berperan penting dalam mengatur kepribadian, pengendalian emosi, bahasa, dan gerakan.

    Seiring waktu, bagian otak yang terdampak akan mengalami penyusutan (atrofi) dan kehilangan konektivitas, yang kemudian memicu gejala kognitif dan perilaku yang signifikan.

    FTD tergolong demensia tipe 2, yaitu bentuk demensia yang lebih jarang dibandingkan Alzheimer, namun cenderung lebih berbahaya. Tidak seperti Alzheimer yang umum pada usia lanjut, FTD sering kali menyerang individu berusia 45 hingga 65 tahun, meskipun bisa terjadi lebih awal atau lebih lambat.

    FTD diperkirakan menyumbang sekitar 10-20 persen dari seluruh kasus demensia, dan merupakan bentuk paling umum dari demensia pada orang di bawah usia 60 tahun.

    Faktor Risiko Demensia Frontotemporal (FTD)

    Faktor risiko demensia frontotemporal (FTD) meliputi riwayat keluarga dengan FTD,terutama jika orang tua atau saudara kandung juga mengalami kondisi serupa, serta mutasi genetik dan kemungkinan riwayat trauma kepala. Meskipun beberapa kasus bersifat familial dan berkaitan dengan gen tertentu, sebagian besar kasus FTD dianggap sporadis, atau muncul tanpa riwayat keluarga yang jelas.

    Usia juga menjadi faktor penting, dengan FTD paling umum terjadi pada rentang usia 40 hingga 65 tahun. Selain itu, gaya hidup atau riwayat cedera kepala mungkin turut berperan dalam meningkatkan risiko.

    Secara biologis, FTD sering kali disebabkan oleh penumpukan protein abnormal di dalam sel-sel otak, seperti protein tau atau TDP-43, yang memicu kematian sel dan penyusutan (atrofi) pada bagian lobus otak tertentu.

    Diperkirakan sekitar 30 hingga 50 persen kasus FTD melibatkan komponen genetik. Beberapa mutasi gen yang diketahui berperan antara lain MAPT, PGRN, dan C9ORF72, yang merupakan penyebab umum dalam kasus-kasus familial.

    Halaman 2 dari 2

    (suc/kna)

  • Video: Waduh! Varian Covid-19 ‘Stratus’ Mendominasi RI, Apakah Berbahaya?

    Video: Waduh! Varian Covid-19 ‘Stratus’ Mendominasi RI, Apakah Berbahaya?

    Video: Waduh! Varian Covid-19 ‘Stratus’ Mendominasi RI, Apakah Berbahaya?

  • Viral Bumbu Indonesia Kena Label Risiko Kanker di AS, BPOM RI Bilang Gini

    Viral Bumbu Indonesia Kena Label Risiko Kanker di AS, BPOM RI Bilang Gini

    Jakarta

    Belakangan, viral sebuah video yang memperlihatkan bumbu instan asal Indonesia mendapatkan peringatan kanker di pasar California, Amerika Serikat.

    Ini setelah salah satu akun TikTok mengunggah konten saat dirinya mengunjungi swalayan di California. Hasilnya, bumbu instan merek tertentu diberi label ‘California Proposition 65 Warning’. Namun, bumbu instan lainnya tidak.

    “Kok bbpom gak berani terang-terangan begitu ya,” tulis salah satu akun.

    “Emang paling bener ulek sendiri aja bumbunya,” tulis akun lain.

    “Karena mengandung pengawet, makannya bisa bikin kanker kalau makannya sering,” beber warganet lainnya.

    Saat ditanya mengenai hal ini, Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menegaskan pihaknya sedang menindaklanjuti terkait hal ini.

    “Saat ini kami tengah menelusuri produk ini. Namun, (sekarang) kami belum bisa memutuskan,” kata Ikrar saat ditemui di Kantor BPOM RI, Jakarta Pusat, Selasa (29/7/2025).

    Sebagai informasi, proposisi 65 mewajibkan perusahaan untuk memberikan peringatan kepada warga California tentang paparan signifikan terhadap bahan kimia yang menyebabkan kanker, cacat lahir, atau gangguan reproduksi lainnya.

    Bahan kimia ini dapat terdapat dalam produk yang dibeli warga California, di rumah atau tempat kerja mereka, atau yang dilepaskan ke lingkungan. Proposisi 65 memungkinkan warga California untuk membuat keputusan yang tepat tentang paparan mereka terhadap bahan kimia ini.

    (dpy/kna)

  • Jerit Payah Warga Palestina Dapatkan Bantuan Udara di Jalur Gaza

    Jerit Payah Warga Palestina Dapatkan Bantuan Udara di Jalur Gaza

    Bantuan kemanusiaan dikirimkan ke Jalur Gaza. Salah satunya melalui jalur udara ke Beit Lahiya, Gaza, mulai Minggu (27/7).

    Warga Palestina pun bercerita bagaimana jerit payah berjalan ke sekitar lokasi di mana pasokan bantuan diterjunkan demi mendapatkan bantuan. Namun, tak semua dapat bantuan, seperti yang diakui seorang warga dalam video berikut.

    Tonton juga video menarik lainnya di sini…

  • 6,7 Juta Penduduk Indonesia Terinfeksi Hepatitis B

    6,7 Juta Penduduk Indonesia Terinfeksi Hepatitis B

    Kementerian Kesehatan lewat Ketua Tim Kerja Hepatitis dan Penyakit Infeksi Saluran Pencernaan (PISP), Yullita Evarini mengungkap hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi kronis. Tipe ini pun menjadi penyebab paling umum
    dari sirosis dan kanker hati yang akan berakhir dengan kematian.

    Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023, ada 6,7 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi hepatitis B. Sementara menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada 2013, 2,5 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi hepatitis C.

    detikers, yuk klik di sini untuk menonton video lainnya!

  • Video Bolehkah Ibu Pengidap Hepatitis B Menyusui? Ini Jawaban Kemenkes…

    Video Bolehkah Ibu Pengidap Hepatitis B Menyusui? Ini Jawaban Kemenkes…

    Kementerian Kesehatan lewat anggota Komite Ahli Hepatitis Kemenkes sekaligus Ketua Perhimpunan Peneliti Hati Indonesia dr Irsan Hasan menjawab soal boleh atau tidaknya ibu hamil yang terinfeksi hepatitis B menyusui saat setelah melahirkan. Menurutnya, bila si bayi sudah mendapatkan vaksinasi maka menyusuinya tidak akan meningkatkan risiko transmisi.

    Nah, bagaimana dengan terapi tenofovir, apakah aman diberikan? Berikut penjelasan dr Irsan Hasan…

    detikers, yuk klik di sini untuk menonton video lainnya!