Category: Detik.com Kesehatan

  • Kemenkes Persiapkan CKG Khusus Pelajar, Kalau Nggak Sekolah Gimana?

    Kemenkes Persiapkan CKG Khusus Pelajar, Kalau Nggak Sekolah Gimana?

    Jakarta

    Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bakal meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG) khusus anak-anak pada 4 Agustus 2025, yang akan dilakukan di sekolah. Ini merupakan program lanjutan program CKG yang sudah dimulai pertama kali pada Februari 2025.

    Meski program ini nantinya akan dikhususkan pada siswa-siswi sekolah, anak-anak yang tidak bersekolah tetap bisa melakukan pemeriksaan kesehatan gratis, tapi melalui puskesmas seperti CKG masyarakat umum.

    “Nah, yang tidak sekolah seperti apa? Yang tidak sekolah hadir ke puskesmas untuk diperiksa,” kata Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes RI, dr Maria Endang Sumiwi, MPH dalam konferensi pers, Kamis (31/7/2025).

    Program CKG khusus anak sekolah akan dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia dan ditargetkan selesai pada Desember 2025. Jadwal CKG untuk tiap sekolah bakal menyesuaikan ketersediaan waktu dari sekolah dan puskesmas.

    Berkaitan dengan tenaga sumber daya manusia, Endang menuturkan tenaga medis dari puskesmas sudah cukup untuk menjalankan program ini. Tenaga dari puskesmas pembantu (pustu) juga akan dikerahkan bila di wilayah pemeriksaan tersedia.

    “Kita membutuhkan setidaknya empat dalam sekali pemeriksaan, itu dua dari puskesmas, dan dua dari sekolah. Kita sudah simulasikan dan kita sudah hitung seluruhnya itu bisa sampai selesai 194 hari, itu kalau setiap hari puskesmasnya datang, tapi kita tentu sesuai dengan jadwal puskesmas dan jadwal sekolah,” tandas Endang.

    Adapun berikut ini adalah daftar pemeriksaan yang akan didapatkan di CKG khusus anak sekolah.

    Kelompok Sekolah Dasar – SD (7-12 tahun)Status giziMerokok (kelas 5-6)Tingkat aktivitas fisik (kelas 4-6)Tekanan darahGula darahTuberkulosis (TBC)TelingaMataGigiJiwaHati (Hepatitis B)Kesehatan reproduksi (kelas 4-6)Riwayat imunisasi (kelas 1)Kelompok Sekolah Menengah Pertama – SMP (13-15 tahun)Status giziMerokokTingkat aktivitas fisikTekanan darahGula darah (kelas 7)Tuberkulosis (TBC)TalasemiaAnemia (kelas 7)TelingaMataGigiJiwaHati (Hepatitis B dan C)Kesehatan reproduksiRiwayat imunisasi HPV (kelas 9 putri)Kelompok Sekolah Menengah Atas – SMA (16-17 tahun)Status giziMerokokTingkat aktivitas fisikTekanan darahGula darahTuberkulosis (TBC)TalasemiaAnemia (kelas 10 putri)TelingaMataGigiJiwaHati (Hepatitis B dan C)Kesehatan reproduksi

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Warga yang Ultah Januari Bisa Cek Kesehatan Gratis Sampai April”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

    Cek Kesehatan Anak Sekolah

    9 Konten

    Pemerintah telah melakukan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat, dengan lebih dari 7.000 anak yang telah diperiksa. Mulai pekan depan, Senin (4/8/2025), pemeriksaan akan dilakukan secara serentak untuk seluruh anak usia sekolah.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Dokter Rusia Ceritakan Momen Menegangkan Tetap Lanjut Operasi di Tengah Gempa

    Dokter Rusia Ceritakan Momen Menegangkan Tetap Lanjut Operasi di Tengah Gempa

    Jakarta

    Ketika gempa berkekuatan 8,8 skala Richter melanda lepas pantai Pasifik Rusia pada Rabu (30/7/2025) pagi, para dokter di Kamchatka tengah melakukan operasi perut terbuka pada seorang pasien.

    Kejadian ini viral di sebuah video dari ruang operasi yang beredar di media sosial. Terlihat tim medis menjaga pasien tetap stabil di atas meja operasi, sementara ruangan bergetar hebat.

    Meski dalam kondisi genting, tim dokter tetap menyelesaikan operasi dan pasien dalam kondisi stabil. Pejabat setempat bahkan akan memberikan para staf medis penghargaan negara.

    Namun, kepala unit bedah menegaskan bahwa ia dan timnya hanya melakukan tugasnya.

    Rekaman dari Pusat Onkologi Regional Kamchatka menunjukkan momen terjadinya gempa. Video yang dibagikan di Telegram oleh Menteri Kesehatan Kamchatka, Oleg Melnikov, memperlihatkan para dokter dan perawat yang bersiap menghadapi getaran.

    Saat peralatan medis bergerak hebat, para staf menahan pasien di meja operasi. Seorang petugas terlihat menstabilkan monitor, semenatra seorang perawat mencengkram nampan berisi alat-alat bedah.

    Pada satu titik, suara dentingan keras wadah logam yang jatuh ke lantai terdengar dalam rekaman tersebut.

    Melnikov menyebut para petugas sebagai ‘pahlawan berjas putih’.

    “Meskipun berbahaya, para dokter tetap tenang dan mendampingi pasien sampai akhir. Pasien sekarang dalam kondisi baik,” tuturnya.

    Dalam sebuah wawancara, kepala unit bedah kedua rumah sakit tersebut, Yana Gvozdeva, mengatakan bahwa menghentikan operasi bukanlah pilihan. Prosedur yang sedang dijalani adalah laparotomi, operasi perut terbuka.

    Gvozdeva menegaskan bahwa membiarkan pasien sadar kembali di tengah operasi bisa menjadi bencana besar.

    “Kami fokus memastikan meja operasi tidak miring dan pasien tidak terlepas dari tangan kami,” terang Gvozdeva yang dikutip dari laman Meduza.

    “Itu mengerikan. Jika pasien jatuh, amit-amit, konsekuensinya akan sangat besar. Dia sekarang berada di ICU, tetapi kondisinya stabil. Semuanya baik-baik saja,” tambahnya.

    Gvozdeva mengungkapkan itu adalah gempa bumi terkuat yang pernah dialaminya. Gempa itu berlangsung setidaknya lima atau enam menit, tanpa henti.

    “Getaran datang bergelombang, ada yang lebih kuat, ada yang lebih lemah, dan kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya,” kenangnya.

    “Tidak ada guncangan apapun, bumi, instrumen, atau peralatan kami yang dapat menghentikan kami. Kami hanya terus melakukan pekerjaan kami,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Tes Otak Online di Sini Mengetahui Kemampuan Kognitif dan Meningkatkan Fungsi Otak

    Tes Otak Online di Sini Mengetahui Kemampuan Kognitif dan Meningkatkan Fungsi Otak

    Jakarta

    Tes otak bisa juga dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Beberapa soal gambar berikut ini harus diselesaikan untuk mengetahui kemampuan dan meningkatkan fungsi otak.

    Ayo Coba Tes Otak di Bawah Ini

    Berikut ini adalah lima tes otak sederhana untuk meningkatkan fungsi otak. Coba sekarang!

    1. Hari Apa Ya?

    Coba tebak, kira-kira masuknya hari apa ya?

    Pertanyaan pertama yang gampang-gampang dulu. Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    2. Jika Hari Senin Adalah Angka Satu

    Baru pertanyaan kedua, jangan pusing dulu. Kalau hari Senin adalah angka 1, maka hari apa yang tidak termasuk dalam kelompoknya?

    Hari apa ya? Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    3. Berapa Menit ya Selisihnya?

    Sekarang coba soal di bawah ini. Kira-kira 135 menit yang lalu pukul berapa ya?

    Tebak, pukul berapa? Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    4. Cari Kunci yang Berbeda

    Wah, ada banyak kunci terkumpul dalam gambar ini. Namun, ada satu yang ternyata bentuknya berbeda sendiri. Bisakah ditemukan?

    Cari satu kunci yang berbeda daripada yang lain. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    5. Sambungkan Lingkaran Merah

    Terdapat empat lingkaran di gambar ini. Coba buat penghubung antara empat lingkaran merah di bawah ini tapi dengan syarat maksimal hanya 3 garis.

    Bisakah, lingkaran-lingkaran ini disambungkan dengan 3 garis? Foto: detikcom/Bayu Ardi IsnantoIni Jawaban Lengkapnya

    Gimana, susah nggak soal-soal yang diberikan? Berikut ini jawaban lengkapnya.

    1. Hari Apa Ya?

    Lusa artinya dua hari berikutnya. Jika lusa hari Senin, maka hari ini adalah hari Sabtu. Jadi kemarin adalah hari Jumat.

    Jawabannya hari Jumat. Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    2. Jika Hari Senin Adalah Angka Satu

    Jika Senin dianggap angka satu, dan jawabannya merujuk pada angka ganjil, maka Selasa adalah hari yang tidak termasuk ke kelompok. Ini karena Selasa termasuk angka genap.

    Ternyata ini jawabannya. Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    3. Berapa Menit ya Selisihnya?

    Jika satu jam sama dengan 60 menit, maka 135 menit sama dengan 2 jam 1 menit. Maka jawaban yang benar adalah pukul 8:25 WIB.

    Nggak susah kan jawabannya? Foto: Salsa Dila Fitria Oktavianti/detikHealth

    4. Cari Kunci yang Berbeda

    Ternyata kunci yang berbeda ada barisan paling bawah. Bentuknya lebih ramping dibandingkan kunci-kunci lainnya.

    Kuncinya ada di barisan paling bawah. Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    5. Sambungkan Lingkaran Merah

    Begini cara menyambungkan empat lingkaran merah hanya dengan 3 garis. Ketebak apa tidak?

    Nggak terkecoh kan dengan soalnya? Foto: detikcom/Bayu Ardi Isnanto

    (avk/up)

  • Termasuk Kesehatan Mental, Ini Daftar Cek Kesehatan Gratis Anak SD hingga SMA

    Termasuk Kesehatan Mental, Ini Daftar Cek Kesehatan Gratis Anak SD hingga SMA

    Jakarta

    Direktur Jenderal Kesehatan Primer dan Komunitas Kemenkes RI, dr Maria Endang Sumiwi, MPH merinci total ada 53.844.419 anak yang disasar mendapatkan cek kesehatan gratis, dimulai sejak Agustus 2025.

    CKG pada usia sekolah dilakukan pada seluruh jenjang mulai dari SD, SMP, hingga SMA dan juga melibatkan siswa-siswi di pesantren. Proporsi terbanyak penerima cek kesehatan gratis ada di SD dengan total target sasaran sekitar 28 juta, disusul SMP 13 juta dan SMA 12 juta.

    Pemerintah juga membuka cek kesehatan gratis bagi anak disabilitas di Sekolah Luar Biasa (SLB) dengan total sasaran 161 ribu anak. Sekolah rakyat, yang dinaungi Kementerian Sosial juga mendapatkan manfaat cek kesehatan gratis di setidaknya 9 ribu anak.

    Apa Saja Pemeriksaan yang Dilakukan?

    Bergantung pada setiap jenjang sekolah, berikut pemeriksaan atau cek kesehatan gratis yang dilakukan:

    Sekolah dasar (usia 7-12 tahun):

    status gizi anakperilaku yang berisiko seperti merokok (kelas 5 dan 6)tingkat aktivitas fisik (kelas 406)tekanan darahgula darahtuberkulosistelingamatagigijiwahepatitis Bkesehatan reproduksiriwayat imunisasi (kelas I)

    SMP (usia anak 13-15 tahun):

    status gizimerokoktingkat aktivitas fisiktekanan darahgula darah (kelas 7)tuberkulosistalasemiaanemia (kelas 7)telingamatagigijiwahepatitis B dan Ckesehatan reproduksiriwayat imunisasi HPV (kelas 9 putri)

    SMA (16-17 tahun):

    status gizimerokoktingkat aktivitas fisiktekanan darahgula darahtuberkulosistalasemiaanemia remaja putritelingamatagigijiwahepatitis B dan Ckesehatan reproduksi

    Bagaimana Alur Pemeriksaan?

    Sekitar sepekan sebelum cek kesehatan gratis dimulai, para siswa maupun orangtua siswa sudah diberikan terlebih dulu kuesioner untuk mengisi data awal riwayat kesehatan.

    Hasil kuesioner tersebut akan diberikan kepada puskesmas sebagai data awal.

    “Persiapannya sudah mulai sejak 7 hari sebelum pelaksanaan jadi sudah diberikan kuesioner terlebih dahulu pada ortu siswa dan juga ada koordinasi antara puskesmas dengan sekolah maupun madrasah maupun pesantren tentang pelaksanaannya,” tuturnya dalam konferensi pers Kamis (31/7/2025).

    “Pelaksanaan hari apa, kebutuhannya apa, itu diidentifikasi terlebih dulu antara puskesmas dengan sekolah. Orangtua anak SD diberikan kuesioner, SMP dan SMA diisi sendiri,” lanjutnya.

    Barulah dua hari sebelum cek kesehatan gratis, puskesmas dan sekolah menyepakati total jumlah peserta didik yang melakukan CKG dan lokasi yang dipilih.

    “Puskesmas-nya sudah siap, setelah melihat kuesioner, kita butuh membawa bahan medis habis pakainya apa saja, sesuai dengan hasil kuesionernya,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: 3 Penyakit Tertinggi di Cek Kesehatan Gratis Sekolah Rakyat”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)

    Cek Kesehatan Anak Sekolah

    9 Konten

    Pemerintah telah melakukan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat, dengan lebih dari 7.000 anak yang telah diperiksa. Mulai pekan depan, Senin (4/8/2025), pemeriksaan akan dilakukan secara serentak untuk seluruh anak usia sekolah.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Skrining Jiwa Masuk Daftar CKG, Menkes Sebut Banyak Anak Alami Masalah Kecemasan

    Skrining Jiwa Masuk Daftar CKG, Menkes Sebut Banyak Anak Alami Masalah Kecemasan

    Jakarta

    Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menuturkan pihaknya akan meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG) khusus untuk anak sekolah. Program yang rencananya dimulai pada 4 Agustus 2025 ini, diharapkan bisa mengakselerasi jumlah orang yang memanfaatkan program CKG yang sudah ada sebelumnya.

    Seperti yang diketahui, program CKG umum pertama kali diluncurkan pada Februari 2025. Sejak saat itu, program CKG sudah menjangkau sekitar 16,4 juta orang, dengan rata-rata 280-300 ribu orang tiap hari.

    Salah satu yang menjadi fokus dalam CKG khusus anak sekolah adalah kondisi kesehatan jiwa. Menurut Menkes, masalah kesehatan jiwa juga rentan dialami anak sekolah.

    “Cek kesehatan gratis di sekolah ini juga memperkenalkan cek kesehatan jiwa. Karena banyak selama ini kita tidak bisa mengidentifikasi kalau ada masalah kejiwaan di anak-anak kita,” kata Menkes dalam jumpa pers secara daring, Kamis (31/7/2025).

    Menurutnya, ada beberapa faktor yang mungkin dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan mental pada anak-anak. Salah satunya, penggunaan gadget yang berlebihan, sehingga meningkatkan risiko kecemasan.

    Diharapkan pemeriksaan kejiwaan ini bisa menjadi salah satu langkah preventif untuk mencegah problem yang lebih besar.

    “Kita melihat bahwa cukup banyak yang juga mengalami kecemasan, depresi, mungkin kebanyakan liat gadget, jadi baca sosial media segala macam, nah itu yang sekarang kita mulai ukur,” tambah Menkes.

    Meski, cek kesehatan gratis khusus anak sekolah baru diluncurkan pada 4 Agustus 2025, Menkes menuturkan program ini sudah mulai dilaksanakan di sekolah rakyat. Ada sekitar 7 ribuan siswa-siswi dari 72 sekolah rakyat yang terlibat.

    Dari hasil pemeriksaan, Menkes mengungkapkan masalah kesehatan gigi dan anemia menjadi beberapa penyakit banyak ditemukan.

    “Jadi saya terkejut ternyata banyak anak-anak kita yang memiliki masalah gigi, mata, selain juga anemia, kurang darah, tekanan darah, dan ada beberapa penyakit menular lain seperti TBC (tuberkulosis),” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Cara Kemenkes Beri Perhatian Khusus Kasus Bipolar-Skizofrenia”
    [Gambas:Video 20detik]
    (avk/kna)

    Cek Kesehatan Anak Sekolah

    9 Konten

    Pemerintah telah melakukan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat, dengan lebih dari 7.000 anak yang telah diperiksa. Mulai pekan depan, Senin (4/8/2025), pemeriksaan akan dilakukan secara serentak untuk seluruh anak usia sekolah.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Skrining Jiwa Masuk Daftar CKG, Menkes Sebut Banyak Anak Alami Masalah Kecemasan

    Menkes Ungkap Masalah Kesehatan Paling Banyak di Usia Anak Sekolah

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan pihaknya telah melakukan cek kesehatan gratis (CKG) di 72 Sekolah Rakyat berasrama yang berada di bawah naungan Kementerian Sosial. Hingga saat ini, sebanyak 7.000 lebih anak telah diperiksa.

    Dari hasil pemeriksaan tersebut, Menkes menyoroti sejumlah temuan penting masalah kesehatan pada anak sekolah. Salah satunya adalah tingginya angka masalah kesehatan gigi pada anak-anak sekitar 49 persen.

    Selain gigi, Menkes hasil cek kesehatan gratis menunjukkan banyak anak sekolah yang mengalami masalah mata, anemia atau kekurangan darah, tekanan darah, hingga beberapa penyakit menular seperti Tuberkulosis atau TBC.

    “Saya juga terkejut ternyata banyak anak-anak kita yang memiliki masalah gigi,” ucapnya dalam konferensi pers terkait Kick off Cek Kesehatan Gratis Sekolah, Kamis (31/7/2025).

    Menkes juga mengatakan pihaknya mulai memperkenalkan cek kesehatan jiwa untuk anak-anak sekolah. Langkah ini dilakukan karena selama ini gangguan psikologis pada anak kerap tidak teridentifikasi dengan baik.

    “Yang menarik, kami juga mulai memperkenalkan cek kesehatan jiwa. Selama ini, banyak yang tidak menyadari adanya gangguan kecemasan atau depresi pada anak. Ternyata cukup banyak yang mengalami, mungkin karena pengaruh gadget, media sosial, dan sebagainya. Ini sekarang mulai kami ukur,” ujar Menkes.

    Di sisi lain, pemerintah akan meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG), dilakukan secara serentak untuk seluruh usia anak sekolah mulai pekan depan, Senin, 4 Agustus 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru.

    CKG ini juga diharapkan bisa dilakukan rutin pada 280 juta jiwa setiap tahun. Saat ini, program CKG sudah menjangkau 16,4 juta orang, dengan rata-rata 280 ribu hingga 300 ribu orang per hari. Artinya, dalam satu bulan, ada tambahan sekitar 6 sampai 7 juta warga yang telah mengakses layanan ini.

    (suc/naf)

  • CKG Anak Sekolah Dimulai Pekan Depan, Ada Layanan Cek Kesehatan Mental

    CKG Anak Sekolah Dimulai Pekan Depan, Ada Layanan Cek Kesehatan Mental

    Jakarta

    Pemerintah meluncurkan program cek kesehatan gratis (CKG), dilakukan secara serentak untuk seluruh usia anak sekolah mulai pekan depan, Senin, 4 Agustus 2025, bertepatan dengan tahun ajaran baru. Program ini merupakan bagian dari quick win Presiden RI Prabowo Subianto dan dengan jangkauan paling luas ke masyarakat lantaran sasarannya adalah seluruh populasi Indonesia.

    CKG diharapkan bisa dilakukan rutin pada 280 juta jiwa setiap tahun. Saat ini, program CKG sudah menjangkau 16,4 juta orang, dengan rata-rata 280 ribu hingga 300 ribu orang per hari. Artinya, dalam satu bulan, ada tambahan sekitar 6 sampai 7 juta warga yang telah mengakses layanan ini.

    “Ini program quick win Bapak Presiden yang cakupannya paling luas. Kita ingin agar seluruh masyarakat Indonesia mendapatkan akses layanan kesehatan dasar secara gratis setiap tahunnya,” ujar Menkes dalam konferensi pers, Kamis (31/7/2025).

    Untuk mempercepat perluasan cakupan di usia anak sekolah, CKG dilakukan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga madrasah di bawah Kementerian Agama serta sekolah rakyat di bawah Kementerian Sosial.

    Seperti diberitakan sebelumnya, CKG dilakukan terlebih dulu di sekolah rakyat, pada 72 sekolah, mencakup 7.000-an siswa.

    Hasil awal menunjukkan masalah kesehatan utama pada anak sekolah adalah kesehatan gigi, persoalan gigi menjadi temuan paling banyak. Disusul oleh gangguan penglihatan, anemia atau kekurangan darah, dan penyakit menular seperti TBC.

    Menkes juga menyoroti pentingnya skrining kesehatan jiwa di kalangan generasi muda. Pasalnya, masalah mental pada anak muda masih sulit ditemui. Padahal, banyak di antara mereka mengalami kecemasan dan depresi.

    “Kita juga mulai menyentuh aspek kesehatan jiwa, yang selama ini sulit terdeteksi. Ternyata cukup banyak anak yang mengalami kecemasan dan depresi, kemungkinan besar akibat terlalu sering terpapar gawai dan media sosial. Ini pun mulai kita ukur dan tindak lanjuti,” jelas Menkes.

    Dengan peluncuran program CKG di sekolah, pemerintah berharap akses layanan kesehatan semakin merata dan berkelanjutan, serta menjadi fondasi penting menuju masyarakat Indonesia yang lebih sehat secara fisik dan mental. Sasaran pada anak sekolah berkisar 53 juta.

    (naf/kna)

  • Waspada Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Kena Penyakit Ginjal

    Waspada Ciri-ciri Urine Seperti Ini, Bisa Jadi Tanda Anak Kena Penyakit Ginjal

    Jakarta

    Penyakit ginjal merupakan gangguan kesehatan yang dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun berisiko mengalami penyakit ginjal, baik akibat kelainan bawaan maupun faktor lain seperti peradangan.

    Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dan mengenali tanda-tanda awal penyakit ginjal pada anak. Gejala yang muncul sering kali tidak spesifik dan berkembang secara perlahan, sehingga mudah diabaikan.

    Dokter spesialis anak sekaligus konsultan nefrologi anak, dr Reza Fahlevi, SpA(K), menjelaskan salah satu tanda pertama yang perlu diperhatikan adalah adanya perubahan pada urine.

    “Itu paling sering, karena urine itu kita katakan sebagai jendela. Jendela untuk ginjal,” ucapnya saat ditemui detikcom di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Rabu (30/7/2025).

    Apabila urine anak berwarna merah, berbusa, keruh, atau pekat, menurut dr Reza, ini merupakan tanda-tanda awal dari penyakit ginjal yang tidak boleh diabaikan.

    Selain perubahan urine, gejala lain yang patut diwaspadai adalah pembengkakan di bagian tubuh seperti mata, kaki, atau perut. Anak juga dapat mengalami tekanan darah tinggi, meskipun kondisi ini sering kali luput dari perhatian karena lebih umum dikaitkan dengan orang dewasa.

    “Itu gejala-gejala awal yang kita mesti aware atau deteksi. Kalau sudah berlanjut, misalnya sudah sampai kronik, maka bisa muncul gejala lain. Misalnya anaknya sering lemas, pucat, misalnya. Kemudian pipisnya jadi berkurang. Itu gejala-gejala lanjutan,” ucapnya lagi.

    (suc/up)

  • Viral Dokter Rusia Tetap Lanjut Operasi di Tengah Guncangan Gempa

    Viral Dokter Rusia Tetap Lanjut Operasi di Tengah Guncangan Gempa

    Jakarta

    Sebuah video dramatis menyebar di media sosial saat gempa bumi berkekuatan 8,8 skala Richter mengguncang Rusia. Dalam video tersebut, terlihat para dokter pemberani masih tenang melanjutkan operasi meski dalam kondisi genting.

    Para petugas medis terlihat berpegangan pada brankar untuk mengamankan pasien mereka. Video tersebut dibagikan oleh Kementerian Kesehatan Daerah di Semenanjung Kamchatka, di pesisir Pasifik Rusia.

    Dikutip dari NYPost, salah satu dokter terlihat mencondongkan tubuh ke arah pasien untuk melindungi mereka dari reruntuhan yang berjatuhan.

    Sejauh ini, masih belum jelas prosedur operasi apa yang sedang dilakukan para dokter saat gempa dahsyat itu mengguncang Rusia.

    “Pahlawan berjas putih,” kata Oleg Melnikov, Menteri Kesehatan Daerah di Negara Bagian Kamchatka Krai, saat ia mengunggah video tersebut di media sosial.

    Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, mengungkapkan keempat anggota tim medis tersebut akan diberikan penghargaan. Ini berkat keberanian dan dedikasinya yang tetap menjalankan tugas sebagai dokter di kondisi yang genting.

    Seperti yang diketahui, Semenanjung Kamchatka dilanda gempa terkuat yang pernah tercatat pada Rabu (30/7/2025). Getaran dari gempa itu terasa hingga ke Hawaii, Chili, dan Jepang.

    “Rasanya seperti dinding bisa runtuh kapan saja. Guncangannya berlangsung terus menerus setidaknya selama tiga menit,” kata Yaroslav, 25 tahun, seorang warga di kota Petropavlovsk-Kamchatsky.

    Gempa yang disebut sebagai gempa terkuat keenam yang pernah tercatat, merusak bangunan dan melukai beberapa orang di wilayah tersebut.

    “Gempa hari ini serius dan terkuat dalam beberapa dekade terakhir,” kata Gubernur Kamchatka, Vladimir Solodov, dalam sebuah video yang diunggah di aplikasi perpesanan Telegram.

    (sao/kna)

  • Momen Petugas Medis di Rusia Teruskan Operasi di Tengah Gempa

    Momen Petugas Medis di Rusia Teruskan Operasi di Tengah Gempa

    Petugas medis di Petropavlovsk-Kamchatsky, Kamchatka, Rusia, terus melanjutkan operasi di tengah gempa berkekuatan M 8,7.

    Menteri Kesehatan wilayah tersebut, Oleg Melnikov, menyampaikan melalui Telegram bahwa meskipun berbahaya, para dokter tetap tenang dan mendampingi pasien hingga akhir.

    Tonton berita video lainnya di sini!