Category: Detik.com Kesehatan

  • Cerita Pria Malaysia Bangun dari Koma setelah Dengar Suara Siti Nurhaliza

    Cerita Pria Malaysia Bangun dari Koma setelah Dengar Suara Siti Nurhaliza

    Jakarta

    Viral kisah seorang pria Malaysia yang terbangun dari koma setelah mendengar pesan suara dari penyanyi idolanya, Siti Nurhaliza.

    Aimi Nasruddin menceritakan dia mengalami koma karena serangan jantung pada 9 Juli 2025. Kala itu dia sedang berada di Australia untuk berlibur dan menikmati suasana. Secara tiba-tiba, dia ambruk dan tidak sadarkan diri.

    Ia langsung mendapat pertolongan pertama berupa resusitasi jantung paru (CPR) sebelum dilarikan ke Rumah Sakit St Vincent untuk perawatan intensif. Selama lima hari berikutnya, Aimi berada dalam kondisi koma, tanpa tanda-tanda sadar.

    Diberitakan MStar, kondisi Aimi tak kunjung membaik dalam lima hari tersebut sehingga ayahnya berinisiatif meminta teman Aimi mengontak penyanyi Siti Nurhaliza.

    Secara mengejutkan, Siti Nurhaliza merespons dan mengirimkan pesan suaranya. Ketika pesan itu diperdengarkan, Aimi mulai merespons.

    “Gerakan tangan saya menjadi pertanda yang sangat positif. Ayah saya sangat terharu dengan kebaikan hati beliau,” ujar Aimi.

    Dalam pesan suara itu, Siti Nurhaliza terdengar memberikan semangat dan mendorong Aimi untuk terus berdzikir serta tidak menyerah.

    Pasien Koma Bisa Merespons Suara?

    Saat koma, seseorang tidak sadarkan diri dan tidak dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Mereka tidak dapat berbicara dan mata mereka tertutup. Mereka tampak seperti sedang tidur.

    Namun, otak pasien koma mungkin masih berfungsi. Otak mungkin “mendengar” suara-suara di lingkungannya, seperti langkah kaki seseorang yang mendekat atau suara orang yang berbicara.

    Dalam sebuah penelitian berjudul Effect of Auditory Stimulation on the Level of Consciousness in Comatose Patients Admitted to the Intensive Care Unit: A Randomized Controlled Trial, stimulasi pendengaran, seperti memutar suara atau musik yang familiar, dapat menjadi terapi yang bermanfaat bagi pasien koma karena berpotensi meningkatkan tingkat kesadaran dan mempercepat pemulihan.

    Meskipun tidak menjamin kesembuhan, stimulasi pendengaran dapat membantu mengurangi deprivasi sensorik, mengaktifkan otak, meningkatkan respons, dan mendorong neuroplastisitas. Studi ini telah menunjukkan bahwa pasien koma dapat merespons stimulus pendengaran, dan jenis serta kekuatan respons ini bahkan dapat memprediksi peluang mereka untuk terbangun.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • BPJS Kesehatan Sebut Sistem Rujukan Berjenjang Bukan untuk Persulit Peserta JKN

    BPJS Kesehatan Sebut Sistem Rujukan Berjenjang Bukan untuk Persulit Peserta JKN

    Jakarta

    BPJS Kesehatan menyebut mekanisme jurukan berjenjang dari fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) ke rumah sakit bukan untuk mempersulit peserta, melainkan untuk memastikan layanan kesehatan yang diberikan tepat sasaran, efisien, dan sesuai kebutuhan medis.

    “FKTP berperan sebagai garda terdepan dalam sistem pelayanan kesehatan. Mereka memiliki tugas untuk melakukan pemeriksaan awal, mendiagnosis, dan mengobati penyakit yang dialami oleh peserta program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN),” kata Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah dalam keterangannya ditulis Senin (4/8/2025).

    Rizzky mengatakan meski rumah sakit memiliki sumber daya yang lebih lengkap, tetapi apabila semua penyakit harus ditangani di rumah sakit, termasuk penyakit ringan yang sebetulnya bisa dilayani di FKTP, maka bisa terjadi penumpukan pasien.

    Jika terjadi demikian, tenaga medis di rumah sakit, yang semestinya menangani kasus-kasus yang benar-benar membutuhkan penanganan lanjutan, jadi tidak bisa berperan optimal jika waktunya habis untuk menangani penyakit ringan.

    Rujukan ke rumah sakit akan diberikan apabila peserta membutuhkan pelayanan spesialistik, atau ketika FKTP tidak dapat menangani kondisi pasien akibat keterbatasan fasilitas, peralatan, atau tenaga medis. Rujukan dilakukan juga berdasarkan indikasi medis, bukan karena permintaan pribadi peserta atau alasan praktis.

    “Penempatan rujukan ke rumah sakit pun tidak dilakukan secara sembarangan, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan medis peserta JKN, dan kompetensi dari masing-masing rumah sakit. Jika kondisi peserta JKN belum dapat ditangani secara tuntas di rumah sakit sekunder, maka peserta bisa dirujuk kembali ke rumah sakit tersier untuk mendapatkan penanganan oleh dokter subspesialis,” jelas Rizzky.

    (kna/kna)

  • Cuma 5 Menit Setiap Hari, Latihan ala India Ini Dapat Menyehatkan Jantung

    Cuma 5 Menit Setiap Hari, Latihan ala India Ini Dapat Menyehatkan Jantung

    Jakarta

    Jantung merupakan organ yang cukup vital, karena memiliki tugas penting yakni memompa dari ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, menjaga kesehatan jantung penting adanya seiring bertambahnya usia.

    Dikutip dari Times of India, warga India memiliki latihan unik dalam menjaga kesehatan jantung bernama ‘Ganesh Mudra’. Ini adalah salah satu gerakan dalam yoga yang dipercaya dapat mencegah masalah pada jantung.

    Tidak perlu lama-lama, Ganesh Mudra cukup dilakukan lima sampai sepuluh menit saja setiap hari untuk bisa mendapatkan manfaatnya.

    Lalu, bagaimana cara melakukan Ganesh Mudra?

    Posisikan diri dengan nyaman dan satukan tangan di depan dada dengan posisi jari saling mengait. Pastikan ujung jari menghadap siku yang berlawanan.

    Jari-jari harus dikaitkan di dekat pusat jantung dengan telapak tangan kanan mengarah ke jantung, sedangkan telapak tangan kiri menghadap ke luar. Posisikan siku melebar ke samping.

    Tarik napas dalam-dalam, dan saat menghembuskan napas cobalah untuk memisahkan jari-jari sambil tetap mengaitkannya untuk merasakan efek peregangan di lengan. Lakukan gerakan tarik napas dan buang napas selama enak kali dengan posisi tangan yang berbeda.

    Manfaat untuk Kesehatan Jantung

    Melalui latihan Ganesh Mudra, jantung akan memperoleh kekuatan dari perlawanan jari lembut yang diciptakan saat gerakan mencoba melepaskan kaitan antar jari. Ini dapat mengaktifkan dan memperkuat otot jantung.

    Peregangan juga meningkatkan sirkulasi darah jantung dan paru-paru, sehingga memberikan oksigenasi yang lebih baik ke tubuh dan mempermudah pernapasan.

    Ganesh Mudra dipercaya dapat melancarkan aliran energi di cakra jantung, sehingga menciptakan kebebasan emosional sekaligus meningkatkan kasih sayang dan simpati. Latihan ini juga dapat meningkatkan kesehatan pencernaan dan produksi energi demi kesehatan jantung.

    Manfaat untuk Stres

    Rasa cemas dan stres yang berlebih dapat menghambat aliran energi ke jantung. Gerakan pernapasan di Ganesh Mudra berfungsi untuk mengurangi stres sekaligus melepaskan ketegangan dari dada dan paru-paru, yang biasanya memperparah gejala kecemasan.

    Ganesh Mudra mengaktifkan kekuatan batin yang meningkatkan rasa kepercayaan diri dan keberanian untuk menghadapi tantangan kehidupan. Selain itu juga dapat membersihkan kesedihan dan pikiran depresif, serta perasaan negatif.

    Manfaat lainnya, adalah latihan ini dapat memperkuat otot dada, bahu, lengan, dan leher untuk memperbaiki postur tubuh dan meminimalkan spondilitis serta nyeri leher.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/naf)

  • Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Tanda-tanda Penyakit Ginjal yang Muncul di Mata

    Tak Banyak yang Tahu, Ini 5 Tanda-tanda Penyakit Ginjal yang Muncul di Mata

    Jakarta

    Tanda-tanda adanya penyakit pada ginjal umumnya identik dengan perubahan pada urine atau intensitas buang air kecil. Padahal, ginjal yang bermasalah juga bisa memberikan tanda di mata.

    Dikutip dari Times of India, ginjal dan mata bergantung pada pembuluh darah yang sehat, serta keseimbangan cairan. Ginjal sendiri bertanggung jawab untuk menyaring limbah dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, sehingga saat organ ini bermasalah maka berdampak pada sistem peredaran darah, termasuk yang menopang mata.

    Berikut tanda-tanda penyakit ginjal yang bisa muncul di mata.

    1. Mata Bengkak

    Mata yang bengkak, tanpa penyebab yang jelas seperti begadang atau habis menangis, dan terjadi sepanjang hari bisa menjadi tanda-tanda adanya masalah pada ginjal. Terlebih jika pembengkakan tersebut terjadi di sekitar kelopak mata.

    Ini menjadi gejala dari proteinuria, atau kondisi saat protein bocor ke dalam urine akibat ginjal yang tak berfungsi sebagaimana mestinya. Kehilangan protein menyebabkan cairan menumpuk di jaringan lunak, seperti di sekitar mata.

    2. Penglihatan Kabur atau Ganda

    Perubah penglihatan seperti kabur atau objek menjadi ganda juga bisa menjadi tanda-tanda masalah pada ginjal. Ini merupakan suatu kondisi retinopati hipertensi atau retinopati diabetik.

    Tekanan darah tinggi dan diabetes yang tidak terkontrol merupakan penyebab utama penyakit ginjal kronis, keduanya dapat merusak pembuluh darah di retina.

    3. Mata Kering, Gatal, atau Iritasi

    Mata yang kering, gatal kronis, terasa berpasir, merah, dan perih bisa menandakan adanya gangguan di ginjal. Mereka yang mengalami penyakit ginjal lanjut atau yang sedang menjalani dialisis, mata kering merupakan hal umum.

    Hal ini dapat disebabkan oleh ketidakseimbangan mineral seperti kalsium dan fosfat atau penumpukan produk limbah yang memengaruhi produksi air mata serta pelumas mata.

    4. Mata Merah

    Mata merah sebenarnya dapat disebabkan banyak faktor, seperti alergi, kelelahan, atau infeksi. Namun, dalam konteks penyakit ginjal, mata merah juga menjadi salah satu tanda tekanan darah tinggi atau diabetes yang tidak terkontrol dengan baik.

    5. Kesulitan Melihat Warna Tertentu

    Penyakit ginjal juga bisa memengaruhi mata seseorang dalam melihat warna tertentu, terutama biru dan kuning. Ini bisa terjadi karena kerusakan saraf optik atau perubahan retina yang disebabkan tekanan darah tinggi berkepanjangan, diabetes, atau toksin uremik (penumpukan limbah dalam tubuh akibat buruknya penyaringan ginjal).

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/up)

  • Cerita Dokter Mau Hidup Sampai 120 Tahun, Begini Triknya Biar Panjang Umur

    Cerita Dokter Mau Hidup Sampai 120 Tahun, Begini Triknya Biar Panjang Umur

    Jakarta

    Selama lebih dari 30 tahun, Valter Longo, seorang peneliti biologi sel terkemuka, telah mendedikasikan hidupnya untuk mengungkap misteri di balik umur panjang.

    Berbekal riset di University of Southern California dan pengamatan langsung di daerah “Zona Biru” Italia, seperti Sardinia, yang dikenal memiliki populasi lansia sehat terbanyak, Longo merumuskan empat pilar utama yang ia sebut sebagai “Longevity Diet” dan gaya hidup sehat.

    “Saya ingin bisa mencapai usia 120 tahun. Tapi berapapun usia yang saya capai, itu tidak masalah. Setidaknya saya tidak akan menyesal karena sudah melakukan semua hal yang benar,” ujar Longo kepada CNBC Make It dikutip Jumat (1/8/2025).

    Berikut adalah rahasia hidup sehat dan panjang umur yang ia praktikkan dan rekomendasikan:

    1. Pola Makan Sehat yang Berpusat pada Tumbuhan

    Longo menekankan pentingnya pola makan yang sebagian besar berbasis tumbuhan, yang ia sebut “longevity diet”. Diet ini merupakan perpaduan antara diet Mediterania dan diet Okinawa. Panduan utamanya adalah:

    Makanan Utama: Sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian utuh, dan sedikit buah.

    Protein: Konsumsi ikan 3-4 kali seminggu. Bagi mereka yang berusia antara 20-70 tahun, disarankan untuk sangat membatasi daging merah, daging putih, keju, dan produk hewani lainnya, dengan maksimal 2-3 butir telur per minggu.

    Hindari Gula dan Lemak Jenuh: Konsumsi gula, lemak jenuh, dan makanan olahan harus diminimalkan.

    Studi ilmiah telah menunjukkan bahwa pola makan seperti diet Mediterania dapat menurunkan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

    2. Puasa Intermiten

    Selain pola makan, Longo juga merekomendasikan puasa 12 jam setiap hari. Misalnya, makan malam selesai pada jam 8 malam, maka sarapan baru dimulai pada jam 8 pagi keesokan harinya.

    Lebih dari itu, ia juga menciptakan “fasting-mimicking diet”, yaitu pola makan rendah kalori, protein, dan karbohidrat yang didesain untuk meniru efek puasa total.

    Diet ini dilakukan selama lima hari setiap beberapa bulan sekali. Penelitian yang dipimpinnya menunjukkan bahwa pola makan ini berkaitan dengan penurunan risiko kanker, penyakit jantung, dan diabetes pada hewan.

    3. Gerak Aktif dan Olahraga Teratur

    Longo sangat menekankan bahwa gaya hidup aktif adalah kunci. Ia merekomendasikan olahraga setidaknya 150 menit per minggu. Dari durasi tersebut, 50 menit di antaranya sebaiknya merupakan olahraga intensitas tinggi seperti lari atau jogging.

    Namun, ia juga menambahkan bahwa aktivitas fisik tidak hanya diukur dari olahraga formal. “Di atas itu semua, saya tambahkan jalan kaki satu jam per hari. Naik dan turun tangga. Jadilah aktif di luar 150 menit itu,” katanya.

    4. Kualitas Tidur dan Kesehatan Mental yang Positif

    “Sangat penting untuk tidur nyenyak,” ungkap Longo.

    Walaupun bukan ahli dalam bidang tidur, ia menekankan bahwa tidur yang cukup sangat krusial untuk kesehatan secara keseluruhan. Para ahli tidur menyarankan untuk memiliki jadwal tidur yang konsisten, menciptakan rutinitas sebelum tidur, dan menjaga suhu kamar tetap sejuk.

    Terakhir, Longo menegaskan bahwa kesehatan mental yang positif juga vital untuk umur panjang. Untuk tetap bahagia, ia mengutip pakar kebahagiaan Arthur C. Brooks, yang menyarankan untuk memprioritaskan empat hal: keyakinan, keluarga, teman, dan pekerjaan yang bermakna.

    “Tak satu pun dari hal-hal ini bisa menciptakan kebahagiaan sendirian. Mereka saling melengkapi dan ada dalam harmoni,” pungkas Longo.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)

  • Cukup 15 Menit Sehari, Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Memperpanjang Umur

    Cukup 15 Menit Sehari, Jalan Kaki Seperti Ini Bisa Memperpanjang Umur

    Jakarta

    Manfaat jalan kaki selama ini sudah banyak dibagikan, baik oleh mereka yang antusias dengan olahraga ini atau para tenaga medis. Salah satu keuntungan dari jalan kaki adalah badan lebih bugar, sehingga membantu dalam memperpanjang umur.

    Dikutip dari Eating Well, dapat memberikan manfaat seperti mengurangi angka kematian, meningkatkan kadar gula darah, dan meningkatkan kesehatan jantung. Penelitian menunjukkan bahwa berjalan kaki ringan sekalipun dapat memberikan dampak positif pada hasil seperti mengurangi tekanan darah.

    Namun, sebagian besar studi tentang jalan kaki berfokus pada populasi orang berpenghasilan menengah ke atas, sehingga terjadi kesenjangan dalam pemahaman.

    Untuk melengkapi penelitian terkait jalan kaki, maka para peneliti melakukan studi lain dengan mengambil data dari Southern Community Cohort Study (SCCS). Data tersebut mayoritas berisi mereka yang berpenghasilan menengah ke bawah.

    Kelompok ini seringkali menghadapi tantangan unik, seperti akses terbatas ke ruang berjalan yang aman, paparan polusi yang lebih tinggi, dan hambatan terhadap layanan kesehatan, yang semuanya dapat berkontribusi pada angka kematian yang lebih tinggi.

    Studi ini melibatkan sekitar 85.000 peserta berusia 40 hingga 79 tahun dari SCCS. Pada awal penelitian, peserta menyelesaikan kuesioner terperinci yang mencakup kebiasaan berjalan kaki sehari-hari, pilihan gaya hidup, dan riwayat medis.

    Para peneliti dari Universitas Vanderbilt yang dipimpin oleh epidemiolog Wei Zheng dan peneliti doktoral Lili Liu menganalisis data dari 79.856 partisipan yang melaporkan secara rinci kebiasaan jalan kaki mereka sehari-hari.

    Peserta melaporkan berapa banyak waktu yang mereka habiskan untuk berjalan kaki setiap hari, membedakan antara berjalan lambat (misalnya, mengajak anjing jalan-jalan atau olahraga ringan) dan berjalan cepat (misalnya, jalan cepat atau naik tangga).

    Selain berjalan kaki, studi ini mengukur lima faktor gaya hidup utama yang terkait dengan mortalitas, yakni merokok, konsumsi alkohol, aktivitas fisik, perilaku malas gerak, dan kualitas pola makan.

    Apa yang Ditemukan Studi Ini?

    Studi ini menemukan bahwa, di antara populasi yang diteliti, jalan cepat secara signifikan terkait dengan angka kematian keseluruhan yang lebih rendah, sementara jalan lambat hanya menunjukkan sedikit manfaat yang tidak signifikan.

    Dari hasil analisis, para peneliti menemukan bahwa berjalan cepat selama 15 menit sehari dikaitkan dengan penurunan risiko kematian sebesar 19 persen. Sementara itu, berjalan lambat lebih dari tiga jam sehari hanya memberikan manfaat yang jauh lebih kecil.

    “Ini adalah salah satu dari sedikit studi yang mengukur efek jalan kaki harian terhadap kematian pada populasi berpenghasilan rendah dan mayoritas kulit hitam di AS,” ujar Wei Zheng.

    “Dengan menunjukkan manfaat dari jalan cepat, aktivitas murah dan mudah diakses. Kami memberikan bukti langsung yang bisa dijadikan dasar intervensi dan kebijakan kesehatan masyarakat,” sambungnya.

    Bagi orang-orang yang mungkin tidak memiliki akses ke pusat kebugaran atau program olahraga terstruktur, berjalan kaki menawarkan cara yang mudah dan murah untuk tetap aktif.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Riset Ungkap Kaitan Terlalu Banyak Tidur Picu Mati Muda, Ini Alasannya

    Riset Ungkap Kaitan Terlalu Banyak Tidur Picu Mati Muda, Ini Alasannya

    Jakarta

    Tidur menjadi salah satu cara untuk mengistirahatkan tubuh setelah seharian beraktivitas. Kurang tidur dapat berdampak buruk pada otak, jantung, dan kesehatan organ tubuh lainnya.

    Namun, sebuah studi menemukan bahwa terlalu banyak tidur juga dapat berdampak buruk, bahkan meningkatkan risiko kematian. Tidur lebih dari sembilan jam bisa lebih buruk bagi kesehatan.

    Selama tidur, terjadi proses fisiologis yang memungkinkan tubuh berfungsi secara efektif saat terjaga. Ini termasuk proses yang terlibat dalam pemulihan otot, konsolidasi memori, dan pengaturan emosi.

    Sleep Health Foundation di Australia merekomendasikan orang dewasa untuk tidur 7-9 jam per malam. Beberapa orang secara alami memiliki waktu tidur yang pendek dan dapat beraktivitas dengan baik, meski tidur kurang dari tujuh jam.

    Namun, bagi kebanyakan orang, kurang tidur dari tujuh jam per malam akan berdampak negatif. Ini mungkin bersifat jangka pendek, misalnya merasa lebih sedikit energi, suasana hati lebih buruk, merasa lebih stres, dan sulit berkonsentrasi di tempat kerja.

    Dalam jangka panjang, tidak mendapatkan kualitas tidur yang cukup merupakan faktor risiko utama masalah kesehatan. Hal ini terkait dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular, seperti serangan jantung dan stroke, gangguan metabolisme, yang termasuk diabetes tipe 2.

    Selain itu, bisa berdampak pada kesehatan mental yang buruk, seperti depresi, kecemasan, kanker hingga kematian.

    Lantas, Apa Alasan Terlalu Banyak Tidur Buruk untuk Kesehatan?

    Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti meninjau hasil dari 79 studi lain yang mengamati orang-orang setidaknya selama satu tahun. Mereka mengukur bagaimana durasi tidur mempengaruhi risiko kesehatan buruk atau kematian untuk melihat apakah tren itu berdampak pada banyak orang.

    Mereka menemukan orang yang tidur dalam durasi pendek, kurang dari tujuh jam semalam, memiliki risiko kematian 14 persen lebih tinggi selama periode, dibandingkan dengan mereka yang tidur antara 7-8 jam.

    Hal ini tidak mengejutkan mengingat risiko kesehatan yang telah diketahui dari kurang tidur.

    Namun, para peneliti juga menemukan mereka yang tidur lebih banyak, lebih dari sembilan jam per malam, memiliki risiko kematian yang lebih besar. Jumlahnya sekitar 34 persen lebih tinggi daripada orang yang tidur 7-8 jam.

    Hal ini mendukung penelitian serupa dari tahun 2018, yang menggabungkan hasil dari 74 studi sebelumnya yang mengamati tidur dan kesehatan peserta lintas waktu, mulai dari satu hingga 30 tahun. Penelitian ini menemukan bahwa tidur lebih dari sembilan jam dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian sebesar 14 persen selama periode studi.

    Penelitian juga menunjukkan bahwa tidur terlalu lama, berkaitan dengan masalah kesehatan seperti depresi, nyeri kronis, penambahan berat badan, dan gangguan metabolisme. Hal ini mungkin terdengar mengkhawatirkan.

    Namun, penting untuk diingat bahwa penelitian ini hanya menemukan hubungan antara tidur terlalu lama dan kesehatan yang buruk, ini tidak berarti tidur terlalu lama menjadi penyebab masalah kesehatan atau kematian.

    Lantas, Apa Hubungannya?

    Beberapa faktor dapat memengaruhi hubungan antara tidur terlalu lama dan kesehatan yang buruk. Orang dengan masalah kesehatan kronis umumnya tidur dalam jangka waktu yang lama.

    Tubuh mereka mungkin membutuhkan istirahat tambahan untuk mendukung pemulihan, atau mereka mungkin menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur karena gejala atau efek samping obat.

    Orang dengan masalah kesehatan kronis mungkin juga tidak mendapatkan tidur berkualitas tinggi, dan mungkin harus berbaring di tempat tidur lebih lama untuk mencoba mendapatkan tidur tambahan.

    Selain itu, kita tahu bahwa faktor risiko kesehatan yang buruk, seperti merokok dan kelebihan berat badan, yang juga berkaitan dengan kualitas tidur yang buruk. Ini berarti orang mungkin tidur lebih banyak karena masalah kesehatan atau perilaku gaya hidup yang ada, bukan berarti tidur lebih banyak menyebabkan kesehatan yang buruk.

    Sederhananya, tidur mungkin merupakan gejala kesehatan yang buruk, bukan penyebabnya.

    Berapa Jumlah Ideal untuk Tidur?

    “Alasan mengapa sebagian orang tidur sedikit dan sebagian lainnya tidur banyak bergantung pada perbedaan individu, dan kita belum sepenuhnya memahami hal ini,” tulis penelitian tersebut, dikutip dari Science Alert, Sabtu (26/7/2025).

    Kebutuhan tidur dapat berkaitan dengan usia. Remaja seringkali ingin tidur lebih banyak dan mungkin secara fisik membutuhkannya, dengan rekomendasi tidur untuk remaja sedikit lebih tinggi daripada orang dewasa, yaitu 8-10 jam.

    Remaja juga mungkin tidur dan bangun lebih siang. Untuk orang dewasa yang lebih tua mungkin ingin menghabiskan lebih banyak waktu di tempat tidur. Kecuali, pada mereka yang memiliki gangguan tidur, jumlah tidur yang mereka butuhkan akan sama seperti saat mereka masih muda.

    Namun, kebanyakan orang dewasa membutuhkan 7-9 jam. Jadi, ini adalah rentang waktu sehat yang harus dicapai.

    Ini bukan hanya tentang berapa banyak tidur yang didapatkan. Tidur berkualitas baik dan waktu tidur dan bangun yang konsisten sama pentingnya, bahkan mungkin lebih penting bagi kesehatan secara keseluruhan.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Memaksimalkan Kualitas Tidur di Bulan Ramadan”
    [Gambas:Video 20detik]
    (sao/naf)

  • Tren Aneh di China, Ramai-ramai Anak Muda Pakai Empeng buat Redakan Stres

    Tren Aneh di China, Ramai-ramai Anak Muda Pakai Empeng buat Redakan Stres

    Jakarta

    Tren nyeleneh anak muda di China, belakangan mereka memakai ’empeng’ yang biasa dipakai untuk bayi. Hal ini diklaim bisa meredakan kecemasan dan meningkatkan kualitas tidur.

    Banyak netizen dan para dokter khawatir melihat fenomena tersebut. Tren tersebut juga sejalan dengan beberapa lapak online yang belakangan menjual lebih dari 2.000 produk serupa setiap bulan.

    ‘Empeng-empeng’ ini dideskripsikan lebih besar daripada versi bayi dan dijual dengan harga antara 10 hingga 500 yuan, demikian lapor media berita The Cover.

    Beberapa orang mengatakan produk ini juga dapat membantu orang berhenti merokok dan membantu pernapasan yang lebih baik.

    Bagian putingnya transparan dan pelindungnya tersedia dalam berbagai warna, menurut Post.

    “Empeng ini berkualitas tinggi, lembut, dan saya merasa nyaman mengisapnya. Tidak menghalangi pernapasan saya,” kata seorang pembeli di platform belanja terkemuka.

    “Empeng ini luar biasa dalam membantu saya berhenti merokok. Empeng ini memberi saya kenyamanan psikologis dan membuat saya tidak terlalu gelisah selama periode berhenti merokok,” kata orang lain.

    Pembeli lainnya juga merasakan hal yang sama. “Ketika saya berada di bawah tekanan pekerjaan, saya mengisap empeng. Saya merasa dimanjakan dengan rasa aman sejak kecil,”

    Namun, para dokter telah memperingatkan potensi bahaya kesehatan.

    “Potensi kerusakan mulut pelanggan akibat empeng sengaja diremehkan oleh penjualnya,” kata Tang Caomin, seorang dokter gigi di Chengdu, provinsi Sichuan di Tiongkok barat daya.

    Menggunakan empeng dalam jangka waktu lama dapat membatasi kemampuan seseorang untuk membuka mulut dan menyebabkan rasa sakit saat mengunyah, ujarnya.

    “Dengan mengisap empeng selama lebih dari tiga jam sehari, posisi gigi mungkin berubah setelah satu tahun,” kata Tang.

    Dokter juga memperingatkan bahwa beberapa bagian empeng dapat terhirup saat seseorang sedang tidur.

    Zhang Mo, seorang psikolog di Chengdu, mengatakan kebutuhan emosional seseorang yang menggunakan empeng mungkin tidak terpenuhi.

    “Solusi sebenarnya bukanlah memperlakukan diri mereka seperti anak kecil, tetapi menghadapi tantangan tersebut secara langsung dan menyelesaikannya,” ujarnya kepada media.

    Produk ini telah memicu perdebatan sengit di media sosial daratan setelah ditonton 60 juta kali hanya di satu platform saja.

    “Dunia ini sudah begitu gila sampai-sampai orang dewasa menggunakan empeng,” kata seorang pengamat daring.

    “Bukankah ini semacam pajak bodoh?” canda yang lain.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)

  • 5 Gejala Asam Urat yang Muncul di Kaki, Salah Satunya Kemerahan

    5 Gejala Asam Urat yang Muncul di Kaki, Salah Satunya Kemerahan

    Jakarta

    Gout atau radang asam urat merupakan penyakit yang bisa dialami siapa saja, dipicu penumpukan kristal asam urat (uric acid). Kondisi ini umumnya akan disertai gejala seperti nyeri yang tak tertahankan, termasuk di kaki.

    Dikutip dari Times of India, gejala dari asam urat yang menumpuk ini sebenarnya bisa terjadi di sendi manapun. Tetapi sendi yang paling sering terserang adalah jari tangan, lutut, pergelangan kaki, dan jari kaki.

    Berikut tanda-tanda asam urat yang bisa muncul di kaki.

    1. Nyeri Hebat di Kaki

    Salah satu tanda awal penumpukan asam urat adalah munculnya rasa nyeri yang mendadak dan intens. Rasa nyeri ini bahkan bisa mengganggu aktivitas dan tidur.

    Sendi jempol kaki merupakan lokasi paling umum munculnya rasa nyeri ini. Namun, kondisi ini juga dapat terjadi di jari-jari kaki lain, pergelangan kaki, atau area tengah kaki.

    2. Kemerahan dan Pembengkakan di Sekitar Sendi

    Area sendi yang meradang akibat asam urat yang menumpuk akan tampak merah, lalu membengkak, dan terasa hangat saat disentuh.

    Ini terjadi karena kristal asam urat masuk ke dalam tubuh, lalu sistem kekebalan tubuh akan memicu peradangan karena zat tersebut dianggap sebagai cedera.

    3. Kekakuan dan Nyeri

    Asam urat yang menumpuk juga akan membuat kaki terasa kaku dan nyeri. Hal ini membuat seseorang akan kesulitan dalam menggerakkan sendi.

    Kondisi ini akan membuat munculnya rasa tidak nyaman saat berjalan dan memakai sepatu. Bahkan sentuhan ringan seperti dari kaos kaki akan memicu respons nyeri.

    4. Serangan Nyeri yang Berulang

    Mereka dengan kadar asam urat tinggi biasanya akan mengalami beberapa episode pembengkakan dan nyeri sendi. Tiba-tiba nyeri muncul, setelah itu hilang, dan muncul lagi.

    Rasa nyeri dan pembengkakan berulang ini biasanya berlangsung beberapa hari hingga beberapa minggu sebelum akhirnya sembuh dengan sendirinya. Namun, kondisi ini bisa kembali lagi di kemudian hari.

    5. Benjolan Keras di Kaki (Tophi)

    Jika asam urat tidak diobati dalam jangka waktu lama, ini dapat menyebabkan pembentukan benjolan keras di bawah kulit dekat sendi yang dikenal sebagai ‘tophi’.

    Tophi sendiri terdiri dari kristal asam urat yang menumpuk di bawah kulit, sehingga menjadi benjolan keras. Tophi cenderung terbentuk di dekat jari kaki dan area telapak kaki. Tidak selalu terasa sakit, meski dapat menyebabkan kerusakan pada kulit dan struktur sendi.

    Halaman 2 dari 3

    (dpy/up)

  • 7 Tanda Pembekuan Darah yang Kerap Tak Disadari, Bisa Picu Stroke-Serangan Jantung

    7 Tanda Pembekuan Darah yang Kerap Tak Disadari, Bisa Picu Stroke-Serangan Jantung

    Jakarta

    Masalah pembekuan darah atau gumpalan darah tidak selalu memicu gejala berat pada tahap awal. Faktanya, banyak terjadi secara diam-diam di dalam tubuh, hingga tiba-tiba menyebabkan masalah serius seperti serangan jantung, stroke, atau trombosis vena dalam atau deep vein thrombosis (DVT).

    Meskipun beberapa gejalanya sudah diketahui secara luas, seperti pembengkakan kaki atau nyeri dada, beberapa keluhan lain kerap tidak disadari. Tanda-tanda tidak biasa ini kerap diabaikan dan dianggap sebagai gejala kelelahan biasa atau sekadar kram otot.

    Waspadai 7 gejala yang kerap diabaikan seperti berikut, dikutip dari Times of India:

    Mendadak batuk

    Gumpalan darah, misalnya yang terjadi di paru-paru, juga dikenal sebagai emboli paru atau pulmonary embolism (PE), dapat menyebabkan batuk kering mendadak. Dalam beberapa kasus, bahkan dapat mengeluarkan sedikit darah, meskipun tidak selalu terjadi.

    Gejala batuk seringkali tidak mempan saat diberikan obat sirup atau permen pelega tenggorokan karena yang terjadi bukan masalah tenggorokan, melainkan masalah di paru-paru.

    Satu kaki atau tangan terasa dingin

    Gumpalan darah yang menghalangi aliran darah di salah satu anggota tubuh dapat mengurangi sirkulasi, membuat satu tangan atau kaki terasa sangat dingin sementara yang lain terasa baik-baik saja. Perbedaan ini mungkin tidak terlalu terasa, tetapi perlu diperhatikan, terutama jika disertai kesemutan atau sedikit mati rasa.

    Perubahan penglihatan mendadak pada satu mata

    Gumpalan darah di arteri yang seharusnya memasok ke mata dapat menyebabkan penglihatan kabur atau hilang pada satu mata. Gejala ini mungkin hanya berlangsung beberapa menit, tetapi bahkan episode singkat pun dapat mengindikasikan serangan iskemik transien atau yang juga disebut ‘stroke ringan’.

    Nyeri saat bernapas

    Gumpalan darah di paru-paru dapat menyebabkan nyeri tajam dan menusuk saat bernapas dalam-dalam. Terkadang, nyeri dapat menjalar ke bahu atau punggung atas, yang membuat orang mengira itu hanya masalah otot. Padahal, itu adalah reaksi paru-paru terhadap berkurangnya aliran oksigen.

    Kulit merah dan gatal pada salah satu kaki

    Gumpalan darah yang berkembang di vena dalam dapat meradang pada kulit di atasnya, menyebabkan kemerahan, gatal, dan rasa hangat, tanpa ruam atau gatal-gatal yang terlihat. Kondisi ini seringkali hanya muncul pada salah satu kaki, bukan keduanya.

    Nyeri atau tekanan rahang

    Dalam beberapa kasus, gumpalan darah yang berhubungan dengan masalah jantung, seperti serangan jantung, dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada rahang. Meskipun nyeri dada merupakan tanda klasik, pada beberapa orang (terutama wanita), tanda-tanda peringatannya jauh lebih halus dan mungkin meliputi tekanan atau rasa sesak di sekitar garis rahang atau leher.

    Pembengkakan di belakang lutut

    Gumpalan darah dapat bersembunyi di tempat yang kurang terlihat seperti di belakang lutut atau bahkan di daerah panggul. Jika pembengkakan muncul di area ini, terutama di salah satu sisi, dan disertai rasa berat atau nyeri tumpul, hal ini mungkin merupakan tanda bahaya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video Nyeri di Ulu Hati? Waspada Gejala Penyakit Jantung Koroner”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/kna)