Category: Detik.com Kesehatan

  • Ilmuwan Ungkap Trik Sederhana Mengistirahatkan Otak yang Lelah

    Ilmuwan Ungkap Trik Sederhana Mengistirahatkan Otak yang Lelah

    Jakarta

    Otak manusia hampir tidak pernah berhenti bekerja. Dari bangun tidur sampai malam hari, manusia disuguhi informasi tanpa henti, dari mulai berita, email,hingga media sosial. Kebiasaan melakukan scroll layar ponsel tanpa henti ternyata bisa membuat stres. Padahal otak sebenarnya perlu beristirahat.

    Dikutip dari laman Science Alert, menurut dosen senior di University of Lancashire, Anya Kenyon, dengan tidak berfokus pada apapun dan membiarkan pikiran melayang, hal ini bisa mengurangi stres dan meningkatkan ketajaman kognitif.

    Masalahnya, memberi otak “ruang kosong” tidak mudah, di tengah banyaknya godaan notifikasi media sosial dan hiburan yang bisa didapat dengan mudah. Di sinilah Attention Restoration Theory (ART) hadir. Diperkenalkan pada tahun 1989 oleh dua psikolog, Rachel dan Stephen Kaplan, mereka mengatakan, menghabiskan waktu di alam bisa mengembalikan kemampuan fokus manusia. Mereka membagi perhatian manusia menjadi dua jenis

    1. Perhatian Terarah (Directed Attention)

    Perhatian terarah mengacu pada konsentrasi yang disengaja, seperti belajar, menjelajahi tempat yang ramai, atau mengunggah postingan di media sosial. Pada dasarnya perhatian terarah adalah aktivitas apapun di mana perhatian otak diarahkan ke tugas tertentu.

    2. Perhatian Tak Terarah (Undirected Attention)

    Perhatian tak terarah mengalir begitu saja tanpa kita memaksanya. Misalnya, mendengar kicauan burung, melihat dedaunan tertiup angin atau memandangi langit senja. Dalam kondisi ini, otak rileks namun tetap aktif secara alami.

    Jika manusia jarang memberi waktu untuk perhatian tak terarah untuk otak, maka akan muncul attentional fatigue atau kelelahan perhatian. Hal tersebut dapat membuat kesulitan fokus dan mudah terdistraksi.

    Aktivitas Membosankan tapi Baik untuk Otak

    Dulu, mungkin banyak orang yang menghadapi situasi membosankan seperti menunggu bus atau mengantre di supermarket. Tapi, saat-saat membosankan ini ternyata memberikan kesempatan pada pikiran untuk beristirahat.

    Sekarang, smartphone memberi kesempatan manusia untuk terus menikmati hiburan. Hal ini membuat otak jarang mempunyai ruang untuk pulih.

    Sehingga, Attention Restoration Theory menunjukkan betapa pentingnya menciptakan ruang untuk momen yang memungkinkan otak untuk melakukan “reset”.

    Alam sebagai Tempat Pemulihan

    Banyak studi telah mendukung teori Kaplan bahwa waktu di alam bisa memulihkan perhatian dan kesejahteraan. Satu tinjauan sistematis dari 42 studi menemukan hubungan antara paparan lingkungan alami dan peningkatan dalam beberapa aspek kinerja kognitif, termasuk perhatian.

    Semenara, sebuah uji coba terkontrol acak yang menggunakan neuroimaging otak menemukan tanda-tanda tingkat stres yang lebih rendah pada orang dewasa yang berjalan kaki selama 40 menit di alam, dibandingkan dengan peserta yang berjalan kaki di lingkungan perkotaan. Para penulis menyimpulkan bahwa jalan-jalan di alam memfasilitasi pemulihan perhatian.

    Penelitian bahkan menunjukkan bahwa sepuluh menit perhatian tak terarah saja bisa menghasilkan peningkatan kinerja yang terukur pada tes kognitif, serta pengurangan kelelahan atensi. Bahkan hanya berjalan di atas treadmil sambil melihat pemandangan alam bisa menghasilkan efek kognitif ini.

    Cara Melakukannya

    Pertama, temukan ruang hijau terdekat, entah itu taman lokal, sungai, atau jalur pendakian di hutan. Kedua, pastikan menyingkirkan ponsel atau benda lainnya yang mengganggu.

    Tak hanya itu, misalnya saat menghadap saat-saat membosankan, alih-alih memainkan ponsel, coba manfaatkan waktu tersebut tanpa memikirkan apapun secara spesifik.

    Menurut Kenyon, entah dengan mengamati kumbang yang merayap di meja atau menjelajahi alam yang luas, biarkan perhatian teralihkan. Ini bukanlah kemalasan, tapi merupakan pemeliharaan neurologis.

    Halaman 2 dari 2

    (elk/kna)

  • Baru Berusia 29 Tahun, Ibu Muda Ini Didiagnosa Penyakit Alzheimer

    Baru Berusia 29 Tahun, Ibu Muda Ini Didiagnosa Penyakit Alzheimer

    Jakarta

    Seorang wanita asal Australia didiagnosa Alzheimer jenis langka yang diturunkan secara genetik di usianya yang baru 29 tahun. Dikutip New York Post, penyakit ini adalah bentuk yang paling umum di Australia, mencakup 70 persen dari seluruh kasus.

    Pada bulan Januari 2020, ayah Kelly mengungkapkan bahwa anak-anaknya memiliki peluang 50/50 terkena Alzheimer. Kenyataan tersebut membuatnya berpura-pura tidak pernah mendengarnya.

    “Awalnya saya rasa saya sedikit menyangkalnya dan awalnya saya bilang saya tidak ingin tahu,” kata ibu satu anak ini.

    “Saya seperti mengubur kepala di pasir dan berpura-pura hal itu tidak terjadi mungkin tiga tahun pertama, sampai saya memutuskan bahwa saya perlu melakukan sesuatu tentang itu,” tambahnya.

    Pada bulan Mei tahun lalu, hasil pemindaian otak menunjukkan dirinya positif mewarisi gen Alzheimer. Padahal saat itu dia belum mencapai setengah dari rata-rata usia diagnosis penyakit tersebut.

    “Saya mendapat hasil yang menyatakan bahwa saya mewarisi gen tersebut dan tidak banyak mendapat bantuan dari sana,” kata Kelly.

    Dia telah menghubungi Alzheimer’s Australia dan hanya mendapat jawaban, “Kami tidak bisa membantu Anda saat ini. Bahkan kami tidak tahu siapa yang bisa.”

    Kelly juga sempat mendatangi beberapa dokter ahli saraf, tapi tidak ada yang benar-benar bisa membantu hingga akhirnya dia bertemu dengan seorang geriatri.

    Geriatri adalah dokter yang fokus pada perawatan multidisiplin untuk lansia, termasuk menangani berbagai penyakit kronis, mencegah penyakit, dan menjaga kualitas hidup secara keseluruhan.

    “Aku menemuinya beberapa kali. Dia menyuruh pemindaian dan baru beberapa minggu lalu hasilnya keluar yang menunjukkan adanya tanda-tanda penyakit di otakku,” kata Kelly.

    Dokter tersebut mengatakan kasus yang dialaminya sangat unik. Dia tidak pernah menangani siapapun yang mengalami Alzheimer yang mendekati usia Kelly.

    Kelly juga mengaku sering mengalami momen “kewaspadaan berlebih”, di mana dia lupa sesuatu seperti orang normal, namun langsung mengira penyakitnya sudah berkembang lebih cepat dari perkiraan.

    “Saat itu saya berpikir, ‘Baik, ini bukan hanya tentang diri saya, saya punya anak, ada saudara laki-laki, sepupu.. Saya ingin melakukan sesuatu. Pengetahuan tentang hal ini masih minim dan butuh waktu lama hanya untuk bisa mendapat pemeriksaan,” kata Kelly.

    Dengan bantuan saudara tirinya, Jessica Simpson, Kelly memulai penggalangan dana online. Tujuannya bukan hanya untuk menutupi biaya perawatan, tapi juga meningkatkan kesadaran sera mengumpulkan dana penelitian terkait kelainan genetik unik yang bisa memicu Alzheimer.

    Dokter geriatri yang menangani Kelly memberitahu bahwa pengobatan yang paling bisa menahan penurunan fungsi otaknya adalah lecanemab. Kendati demikian lecanemab tidak disetujui oleh Therapeutic Goods Administration. Oleh sebab itu tidak disubsidi. Kriteria saat ini untuk mendapat bantuan adalah orang berusia 50 hingga 90 tahun.

    “Aku memang bisa mencoba obat itu, tapi mungkin saja ada efek samping yang berlawanan. Mereka tidak tahu pasti dan aku bersedia menjadi orang yang berkata, ‘Baik, mari kita coba dan lihat hasilnya,” kata Kelly.

    “Aku hanya ingin membawa perubahan bagi orang-orang seperti diriku,” ujarnya.

    Saudara tiri Kelly mengatakan bahwa Kelly sering meremehkan usaha besar yang dia lakukan. Usaha tersebut bukan hanya untuk dirinya, tapi juga demi keluarganya.

    “Dia adalah ibu yang hebat bagi Evie dan secara umum orang yang sangat menyenangkan untuk diajak bersama,” kata Simpson.

    “Erin tidak meminta keajaiban, dia tahu tidak ada obat untuk penyakit ini. Dia hanya meminta lebih banyak waktu. Lebih banyak hari-hari biasa, lebih banyak momen kecil. Lebih banyak kenangan yang bisa dibawa Evie saat Erin sudah tidak bisa lagi mengingatnya,” tambahnya.

    Halaman 2 dari 3

    (elk/kna)

  • Penderitaan Wanita Orgasme Berkali-kali Sehari, Sudah Dimulai Sejak Usia 14

    Penderitaan Wanita Orgasme Berkali-kali Sehari, Sudah Dimulai Sejak Usia 14

    Jakarta

    Sebuah laporan kasus terbaru yang diterbitkan dalam AME Case Reports menyoroti kondisi medis langka dan menyedihkan yang dikenal sebagai Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD). Studi ini mengisahkan pengalaman seorang wanita berusia 20 tahun di China yang mengalami sensasi orgasme spontan dan tak terkendali, yang sama sekali tidak berhubungan dengan hasrat seksual.

    Diberitakan PsyPost, gejalanya yang mengganggu itu berlangsung selama bertahun-tahun, sangat memengaruhi kehidupan sehari-harinya, tetapi pada akhirnya dapat diredakan dengan pengobatan antipsikotik. Laporan tersebut ditulis oleh Jing Yan dan Dafang Ouyang dari Rumah Sakit Universitas Peking di Beijing.

    Meskipun PGAD sering disalahpahami, laporan ini menekankan bahwa sensasi ini bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Pasien mengalami sensasi orgasme spontan yang terjadi berkali-kali dalam sehari, berlangsung dari beberapa detik hingga berjam-jam, seringkali tanpa pemicu apa pun.

    Kondisi ini menyebabkan penderitaan yang luar biasa dan mengganggu kemampuannya untuk sekolah, bekerja, atau mempertahankan hubungan sosial. Perjalanan menuju diagnosis juga sangat kompleks. Pada usia 14 tahun, gejalanya pertama kali muncul sebagai sensasi “listrik” di perutnya, yang disertai kontraksi panggul mirip orgasme.

    Kasus wanita ini diperumit oleh riwayat medisnya yang kompleks. Ia juga memiliki gejala psikotik, seperti keyakinan bahwa orang lain bisa membaca pikirannya. Kondisi ini membuat dokter awalnya fokus pada pengobatan gejala depresi dan psikotik.

    Pengobatan yang diberikan

    Para neurolog telah melakukan serangkaian tes seperti EEG dan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kemungkinan epilepsi dan kelainan struktural pada otak atau organ reproduksi, namun hasilnya nihil. Ketika ia akhirnya dirawat untuk studi kasus, gejalanya begitu parah hingga orgasme spontannya kerap menginterupsi wawancara medisnya.

    Terkait pengobatan, para peneliti menemukan bahwa obat antipsikotik, khususnya risperidone dan kemudian olanzapine, berhasil meredakan gejala PGAD-nya sekaligus delusinya. Sensasi orgasmenya menjadi jarang dan tidak terlalu parah, dan ia mampu kembali bekerja dan bersosialisasi.

    Penemuan ini menguatkan hipotesis bahwa PGAD mungkin berhubungan dengan disfungsi sistem dopamin. Dopamin adalah neurotransmitter kunci dalam sistem gairah dan penghargaan di otak. Obat antipsikotik yang digunakan bekerja dengan menghambat respons dopamin, sehingga meredam sensasi gairah yang abnormal.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Tingkat Fertilitas AS Anjlok ke Angka 1,6, Jadi Terendah Sepanjang Masa

    Tingkat Fertilitas AS Anjlok ke Angka 1,6, Jadi Terendah Sepanjang Masa

    Jakarta

    Angka kelahiran di Amerika Serikat (AS) kembali mencetak rekor terendah sepanjang sejarah pada tahun 2024. Data federal terbaru dari CDC menunjukkan bahwa tingkat kesuburan AS turun hingga kurang dari 1,6 anak per wanita.

    Angka ini jauh di bawah tingkat yang diperlukan untuk mempertahankan populasi, yaitu 2,1 anak per wanita. Kondisi ini sudah berlangsung selama hampir dua dekade, seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang menunda atau memilih untuk tidak memiliki anak sama sekali.

    Penurunan ini terjadi karena banyak perempuan menunda kehamilan hingga usia lebih tua atau memutuskan tidak memiliki anak. Menurut Karen Guzzo, direktur Carolina Population Center, banyak pasangan yang khawatir tentang ketersediaan finansial, asuransi kesehatan, dan sumber daya lain yang diperlukan untuk membesarkan anak dalam lingkungan yang stabil.

    “Kekhawatiran bukanlah saat yang tepat untuk memiliki anak,” ujar Guzzo. Ia menambahkan bahwa kebijakan yang diusulkan pemerintah, seperti “bonus bayi” atau akses ke IVF, sering kali dianggap simbolis dan tidak menyentuh kebutuhan mendasar seperti cuti orang tua yang memadai dan biaya penitipan anak yang terjangkau.

    Angka yang mengkhawatirkan ini telah mendorong pemerintah, termasuk era pemerintahan Donald Trump, untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan angka kelahiran. Beberapa proposal yang diajukan termasuk memperluas akses dan mengurangi biaya in vitro fertilization (IVF).

    Namun, tidak semua ahli merasa khawatir. Leslie Root, seorang peneliti dari University of Colorado Boulder, berpendapat bahwa penurunan ini adalah bagian dari proses penundaan kehamilan yang terus berlanjut.

    “Populasi AS masih terus tumbuh. Kami masih memiliki peningkatan alami, yaitu lebih banyak kelahiran daripada kematian,” ujarnya.

    Meskipun laporan CDC juga menunjukkan adanya sedikit peningkatan total kelahiran sekitar 1% pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini tidak cukup untuk menaikkan tingkat kesuburan secara keseluruhan.

    Data historis menunjukkan bahwa angka kesuburan AS pernah mencapai 3,5 pada awal 1960-an, jatuh ke 1,7 pada 1976, sempat naik ke 2,1 pada 2007, dan terus menurun sejak saat itu. Hal ini menegaskan bahwa penurunan ini bukanlah tren sesaat, melainkan isu kompleks yang berakar pada perubahan sosial dan ekonomi.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Kronologi Wanita 25 Tahun Perutnya Dipenuhi Tinja gegara Nggak BAB 4 Bulan

    Kronologi Wanita 25 Tahun Perutnya Dipenuhi Tinja gegara Nggak BAB 4 Bulan

    Jakarta

    Wanita berusia 25 tahun di Amerika Serikat harus dilarikan ke rumah sakit karena masalah pencernaan. Ia mengaku sulit buang air besar selama empat bulan penuh.

    Dikutip dari The Sun, wanita itu memiliki riwayat sembelit. Sampai suatu hari, ia mengeluhkan rasa sakit yang hebat dan kembung hingga dilarikan ke unit gawat darurat.

    Diketahui, wanita itu memiliki riwayat sembelit kronis. Kondisi itu dimulai sejak pertama kali dilatih menggunakan toilet saat masih kecil. Dalam laporan yang dipublikasikan di jurnal Cureus, perut wanita itu terasa lembek. Bahkan, sampai meninggalkan lekukan saat ditekan.

    Proses Pemeriksaan

    Sampai akhirnya, dokter melakukan pemeriksaan CT scan untuk melihat apa yang ada di dalam tubuhnya. Terlihat, di saluran pencernaan wanita itu dipenuhi dengan tinja atau feses, yang dikenal sebagai impaksi feses.

    Impaksi feses adalah kondisi yang terjadi saat feses menumpuk di bagian terakhir usus besar. Itu menjadi komplikasi jangka panjang yang terjadi akibat sembelit.

    Dokter mengungkapkan tinja yang ada di perutnya itu telah menumpuk selama berbulan-bulan. Bahkan, dokter mengungkapkan perut pasien ini seperti dipenuhi ‘tanah liat’ karena penyumbatan tinja yang besar.

    Selain itu, dari CT scan menemukan wanita itu memiliki kolon sigmoid berlebih berdiameter 15 cm. Kolon yang panjang tidak normal yang melipat dan melilit di rongga perut, bisa juga menyebabkan sembelit.

    Kolon tersebut seperti meregang dan berisi banyak tinja.

    Pengobatan yang Dilakukan

    Setelah mendapatkan hasil pemeriksaan, pasien memilih untuk menjalani disimpaksi manual. Itu merupakan prosedur feses yang mengeras dipecah dan dikeluarkan secara manual dengan anestesi.

    Dalam kasus ini, disimpaksi harus dilakukan berkali-kali.

    “Pada kolon sigmoid distal, ahli endoskopi tidak dapat memajukan kolonoskop karena kurangnya visibilitas akibat tinjanya keras. Dan pelunakannya dengan lavage tidak dapat menggerakkan feses,” tulis dokter dalam laporan tersebut.

    “Selain itu, praktisi tidak dapat menjangkau area tersebut secara manual, sehingga prosedur harus dihentikan,” sambungnya.

    Saat diperiksa, kolon pasien sangat melebar dan fesesnya menyerupai tanah liat, seperti padat dan lembab.

    Pasca prosedur medis dilakukan, pasien wanita itu diberikan diet cair murni untuk membantu membersihkan ususnya. Ia mengonsumsi satu bungkus laksatif Miralax sehari, serta satu galon zat pembersih usus besar.

    Sampai akhirnya, selama dirawat di rumah sakit ia berhasil buang air besar. Bahkan, sampai 21 kali buang air besar.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/kna)

  • Derita Wanita Muda Selalu Orgasme, Terangsang Terus sampai Tak Bisa Hidup Normal

    Derita Wanita Muda Selalu Orgasme, Terangsang Terus sampai Tak Bisa Hidup Normal

    Jakarta

    Dokter di China dibuat bingung oleh kasus seorang wanita muda yang mengalami orgasme tak terkendali beberapa kali sehari. Kondisi ini membuat perempuan berusia 20 tahun tersebut berada dalam keadaan gairah seksual terus-menerus, dan tak bisa menjalani hidup normal.

    “Gejala gairah seksual ditandai oleh pengalaman orgasme yang berulang dan spontan,” tulis Jing Yan dan Dafang Ouyang dari Rumah Sakit Peking University Sixth di Beijing, dalam sebuah studi kasus yang diterbitkan di AME Case Reports.

    Selama lima tahun, perempuan yang tidak disebutkan namanya ini mengalami kondisi tersebut tanpa adanya rangsangan seksual. Hal ini membuat para ahli menduga ia mengalami Persistent Genital Arousal Disorder (PGAD), atau gangguan gairah genital persisten.

    Bukan Kenikmatan tapi Penderitaan Tiada Henti

    Meskipun terdengar seperti pengalaman yang menyenangkan, kenikmatan yang terus-menerus justru bisa menjadi penderitaan. PGAD dapat menyebabkan “gangguan signifikan pada kesejahteraan psikososial dan fungsi sehari-hari,” demikian menurut laporan studi tersebut.

    Ini juga yang terjadi pada sang pasien. Ia dilaporkan mengalami tekanan batin yang luar biasa dan tidak dapat bersekolah, bekerja, atau menjalin hubungan. Kondisinya memburuk hingga ia hampir tidak bisa menjelaskan gejalanya tanpa terganggu oleh orgasme.

    Gejala awal

    Gejala ini pertama kali muncul saat ia berusia 14 tahun, awalnya berupa sensasi “listrik” di perut yang disertai kontraksi panggul mirip orgasme. Pada saat yang sama, ia juga menunjukkan sensitivitas berlebihan dan keyakinan aneh seperti berpikir orang lain bisa membaca pikirannya.

    Kondisi ini membingungkan para dokter dan membuatnya sempat dirawat setahun kemudian dengan gejala depresi dan psikotik.

    Diagnosis PGAD menjadi perjalanan yang panjang. Neurolog pada awalnya menyingkirkan kemungkinan epilepsi dan tidak menemukan kelainan struktural pada otak atau organ reproduksi yang bisa memicu respons pleasure-nya yang terus-menerus.

    Para dokter akhirnya mendiagnosis PGAD setelah serangkaian pengobatan dengan obat antipsikotik berhasil meredakan orgasme dan delusinya. Setelah beberapa minggu perawatan, kondisinya membaik hingga ia bisa kembali bekerja dan bersosialisasi. Namun, setiap kali ia menghentikan pengobatan, gejalanya akan kambuh kembali.

    Para peneliti menduga kondisi ini terkait dengan ketidakseimbangan dopamin, neurotransmitter yang terlibat dalam sistem gairah dan penghargaan di otak. Pemberian antipsikotik kemungkinan besar menekan respons dopamin ini, sehingga mengurangi gejala gairahnya.

    Halaman 2 dari 3

    (kna/kna)

  • Waduh! Penyanyi Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Buah Durian Dalam Sehari

    Waduh! Penyanyi Malaysia Kena Stroke usai Makan 7 Buah Durian Dalam Sehari

    Jakarta

    Penyanyi Malaysia Mohd Shah Rosli terkena stroke yang melumpuhkan satu sisi tubuhnya. Saat ini dia sedang menjalani tahap pemulihan akibat penyakit tersebut.

    Anggota hip-hop di tahun 1900-an dengan nama panggung Dino ini mengungkap kebiasaan hidup buruk menjadi pemicu stroke yang dialaminya.

    “Saya suka durian, dan setiap musim saya selalu menyantapnya. Sehari sebelum stroke, saya makan tujuh durian kampung. Keesokan paginya, saya pingsan. Ketika saya berkonsultasi dengan dokter, mulut saya masih berbau durian,” kata dia kepada Mstar.

    Menurut Dino, kebiasaan merokoknya sejak kecil juga berpengaruh terhadap serangan stroke yang dialaminya saat ini.

    “Saya juga merokok sejak kecil, yang kemungkinan besar turut berperan dalam kondisi saya. Tapi sekarang saya sedang berusaha berhenti,” ujarnya saat Wakil Menteri Komunikasi Teo Nie Ching berkunjung ke rumahnya di Kampung Baru, Kuala Lumpur.

    Merokok secara signifikan meningkatkan risiko stroke melalui beberapa mekanisme: merusak pembuluh darah, mendorong pembentukan gumpalan darah, dan meningkatkan tekanan darah. Faktor-faktor ini secara kolektif berkontribusi terhadap stroke iskemik (disebabkan oleh penyumbatan) dan stroke hemoragik (disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah).

    Merokok mengurangi jumlah oksigen dalam darah, yang selanjutnya dapat merusak jaringan otak dan memperburuk efek stroke.

    Di samping itu, makan durian dalam jumlah banyak juga tidak direkomendasikan.

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Vito A Damay, SpJP beberapa waktu lalu menjelaskan mengonsumsi durian secara berlebihan dapat menyebabkan terjadinya penyempitan dan kekakuan pembuluh darah jantung serta otak. Hal ini dapat mengakibatkan serangan jantung atau stroke yang terjadi sewaktu-waktu.

    “Karena rasanya nikmat biasanya orang tidak sanggup menahan diri. Makan dua buah durian ukuran sedang itu sudah mencukupi kebutuhan kalori dan lemak per hari orang dewasa,” ungkapnya kepada detikcom.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Kenapa Banyak Kasus Stroke Terjadi Saat di Kamar Mandi? Ini Penyebabnya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (kna/kna)

  • Bayang-bayang Zero-COVID Kembali, China Ambil Langkah Keras Tangani Chikungunya

    Bayang-bayang Zero-COVID Kembali, China Ambil Langkah Keras Tangani Chikungunya

    Jakarta

    Muncul kekhawatiran yang kian meluas di China bahwa upaya pemerintah untuk mengendalikan penyebaran virus chikungunya mulai melanggar hak-hak pribadi warga. Kekhawatiran ini mencuat setelah sebuah video viral menunjukkan tindakan otoritas yang sangat invasif, mengingatkan pada era kebijakan zero-Covid yang ketat.

    Diberitakan The Guardian, insiden tersebut dibagikan oleh seorang ibu tunggal di Zhanjiang, kota pelabuhan di Provinsi Guangdong. Dalam videonya, ia memperlihatkan sekelompok orang, termasuk seorang petugas polisi berseragam, memasuki kamar anak-anaknya di tengah malam untuk mengambil sampel darah dari putra dan putrinya. Tindakan itu dilakukan tanpa kehadiran atau persetujuan sang ibu, yang saat itu sedang bekerja shift malam.

    Menurut media China, keluarga tersebut menjadi target setelah sebuah apotek setempat melaporkan anak laki-lakinya ke otoritas kesehatan karena mengalami demam.

    Video yang dibagikan ibu tersebut memicu gelombang kemarahan publik. Sebuah tagar yang terkait dengan insiden itu telah dilihat hampir 90 juta kali di Weibo, dengan banyak warganet menyuarakan keprihatinan mendalam atas perilaku aparat.

    Wabah chikungunya yang dimulai sekitar sebulan lalu di Foshan, kota yang berjarak 260 km dari Zhanjiang, telah membuat otoritas kesehatan di Guangdong dalam siaga tinggi. Hingga saat ini, ada sekitar 8.000 kasus yang dilaporkan, dengan setidaknya satu kasus impor di Hong Kong.

    Chikungunya adalah penyakit yang ditularkan oleh nyamuk. Gejalanya meliputi demam, nyeri otot dan sendi, mual, serta ruam. Meskipun jarang berakibat fatal, dalam kasus yang langka gejalanya bisa bertahan selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

    Kekhawatiran Era Zero-COVID Kembali Bangkit

    Dalam upaya “memenangkan pertempuran” melawan chikungunya, Gubernur Guangdong Wang Weizhong telah memerintahkan serangkaian langkah, termasuk membasmi sarang nyamuk dan mengimbau masyarakat untuk menggunakan kelambu serta pengusir nyamuk.

    Namun, yang paling mengkhawatirkan adalah otoritas juga menghidupkan kembali langkah-langkah pengawasan dan pelaporan dari era zero-Covid. Saat itu, kehidupan sehari-hari masyarakat diawasi dan dikendalikan secara ketat.

    Sebagai contoh, pada 4 Agustus, otoritas lokal Foshan mengumumkan bahwa semua apotek diwajibkan melaporkan penjualan obat-obatan tertentu yang digunakan untuk mengobati demam.

    Tindakan ini dinilai mirip dengan mekanisme pengawasan massal yang digunakan selama pandemi COVID-19, dan kini menimbulkan kekhawatiran akan adanya pelanggaran hak privasi kembali di tengah masyarakat.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Paru-paru Berusia 107 Tahun Ungkap Mutasi Mematikan Virus Flu Spanyol

    Paru-paru Berusia 107 Tahun Ungkap Mutasi Mematikan Virus Flu Spanyol

    Jakarta

    Genom lengkap dari strain awal virus flu Spanyol, yang menewaskan hingga 100.000 orang antara tahun 1918 dan 1920, berhasil diurutkan dari paru-paru seorang pemuda yang meninggal akibat penyakit tersebut.

    Dalam sebuah studi baru yang dipublikasikan di BMC Biology, para peneliti menemukan virus tersebut memiliki mutasi yang meningkatkan kemampuannya menginfeksi sel manusia dan secara signifikan memperbesar tingkat fatalitasnya, bahkan pada awal pandemi.

    Wabah global tersebut tetap menjadi pandemi virus influenza A (IAV) paling mematikan dalam sejarah. Namun, para ilmuwan menghadapi tantangan besar saat mempelajarinya, sebab materi genetik IAV berupa RNA, yang jauh lebih cepat terurai dibandingkan DNA. Selain itu, semua sampel jaringan yang ada diawetkan dalam formalin, sehingga tidak cocok untuk analisis RNA.

    Namun, dengan menggunakan protokol pengurutan RNA yang baru, para peneliti sukses mengekstrak dan menganalisis informasi genetik virus dari paru-paru yang diawetkan milik seorang pemuda 18 tahun yang meninggal di Zurich pada 15 Juli 1918. Ia menjadi korban dari strain awal patogen ini selama gelombang pertama pandemi.

    “Ini adalah pertama kalinya kami memiliki akses ke genom influenza dari pandemi 1918-1920 di Swiss,” kata penulis studi Verena Schünemann dikutip dari IFL Science.

    Studi ini menemukan fakta mengejutkan: tiga dari mutasi mematikan tersebut sudah ada pada strain yang beredar di Swiss sejak awal pandemi. Padahal, para ahli sebelumnya menduga virus baru menjadi sangat mematikan pada gelombang kedua.

    Kemampuan menghindari imun

    Para peneliti menemukan, dua dari mutasi yang teridentifikasi membantu virus menghindari protein antivirus utama yang merupakan bagian dari sistem kekebalan manusia, yang dikenal sebagai human myxovirus resistance protein 1 (MxA). Ini memungkinkan patogen tersebut mengatasi respons kekebalan kritis tubuh terhadap virus flu.

    Selain itu, adaptasi lain mengubah bentuk protein permukaan yang disebut hemaglutinin. Perubahan ini meningkatkan kemampuan IAV untuk mengikat reseptor pada sel manusia, sama seperti cara SARS-CoV-2 menargetkan reseptor ACE2 untuk masuk ke sel kita.

    Menurut para peneliti, sampel dari paru-paru pemuda itu adalah satu-satunya genom gelombang pertama dengan mutasi-mutasi ini. Mereka menyimpulkan bahwa mutasi ini memberikan keunggulan pada strain tersebut, karena semua genom gelombang kedua yang dianalisis juga membawa mutasi serupa.

    “Ini membuka wawasan baru tentang dinamika bagaimana virus beradaptasi di Eropa pada awal pandemi,” tutup peneliti.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Zinc Sulfate Monohydrate, Solusi Efektif untuk Kekurangan Zinc pada Tubuh

    Zinc Sulfate Monohydrate, Solusi Efektif untuk Kekurangan Zinc pada Tubuh

    Jakarta

    Zinc sulfate monohydrate berguna untuk mencegah kekurangan zinc (seng) dalam tubuh serta berperan penting dalam menjaga fungsi sistem imun dan kekebalan. Lalu, apa saja manfaat lainnya?

    Manfaat Zinc Sulfate Monohydrate

    Zinc atau zink merupakan salah satu mikronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit untuk tubuh. Zinc juga merupakan salah satu antioksidan yang berfungsi mencegah kerusakan sel yang berkontribusi terhadap berbagai risiko penyakit seperti serangan jantung dan kanker.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut ini sederet manfaat asupan zinc untuk tubuh:

    1. Memperpendek Durasi Pilek

    Asupan zinc yang cukup dapat membantu pembentukan sel-sel imun yang melawan kuman. Sebuah tinjauan sistematis tahun 2021 terhadap 28 studi menemukan penggunaan permen hisap, gel, atau semprotan hidung zinc membuat orang merasa lebih baik dua hari lebih cepat dibanding yang tidak menggunakannya.

    2. Menjaga Kesehatan Mata

    Studi menunjukkan konsumsi 80 miligram suplemen zinc, bersama vitamin lain untuk kesehatan mata, dapat menurunkan risiko degenerasi makula terkait usia (age-related macular degeneration/AMD) tahap lanjut. Selain itu, asupan zinc yang cukup juga dikaitkan dengan penurunan risiko kehilangan penglihatan hingga 25 persen.

    Asupan zinc tambahan dari suplemen dapat membantu melindungi retina dari radikal bebas berbahaya yang merusak sel.

    3. Mengontrol Gula Darah dan Kolesterol

    Berdasarkan studi, orang dengan diabetes tipe dua cenderung memiliki kadar zinc lebih rendah. Beberapa peneliti percaya, rendahnya zinc ini dapat memperburuk penyakit dengan cepat.

    Berbagai studi menunjukkan zinc dapat menurunkan gula darah dan kolesterol tinggi pada penderita diabetes tipe dua. Kedua kondisi ini meningkatkan risiko stroke dan penyakit jantung yang mengancam nyawa.

    4. Mempercepat Penyembuhan Luka

    Penelitian menemukan penggunaan zinc oksida secara langsung ke kulit terbukti efektif untuk mengatasi ruam akibat popok pada bayi. Zinc oksida juga berfungsi sebagai pelindung dari kelembapan, membantu mencegah iritasi lebih lanjut pada kulit bayi yang lecet.

    5. Meningkatkan Kualitas Sperma

    Sebuah studi kecil menemukan orang yang mengalami infertilitas mengalami peningkatan kualitas sperma setelah mengonsumsi suplemen yang mengandung zinc. Suplemen tersebut juga dikombinasikan dengan vitamin-vitamin lain.

    Dosis Zinc Sulfate Monohydrate

    Berikut penjabaran lengkap dosis konsumsi Zinc Sulfate Monohydrate dikutip dari Drugs:

    Dosis Dewasa 19 Tahun ke Atas

    Pria: 11 mg/hari (batas aman 34 mg)Wanita: 9 mg/hari (batas aman 34 mg)Ibu Hamil: 11 mg/hari (batas aman 40 mg)Ibu Menyusui: 12 mg/hari (batas aman 40 mg)

    Dosis Anak 19 Tahun ke Bawah

    0-6 bulan: 2 mg/hari (batas atas 4 mg)7-12 bulan: 3 mg/hari (batas atas 5 mg)1-3 tahun: 3 mg/hari (batas atas 7 mg)4-8 tahun: 5 mg/hari (batas atas 12 mg)9-13 tahun: 8 mg/hari (batas atas 23 mg)14-18 tahun: 11 mg/hari (batas aman 34 mg) untuk pria dan 9 mg/hari (batas aman 34 mg) untuk perempuanEfek Samping Zinc Sulfate Monohydrate

    Efek samping umum dari penggunaan zinc sulfate monohydrate meliputi mual dan sakit perut. Selain itu, segera cari bantuan medis apabila mengalami tanda-tanda alergi seperti biduran, kesulitan bernapas, pembengkakan wajah, bibir, lidah atau tenggorokan.

    Ikuti semua petunjuk penggunaan yang tercantum dalam kemasan. Bisa juga berkonsultasi dengan dokter atau apoteker, sebelum menggunakan zinc sulfate monohydrate jika memiliki masalah kesehatan, sedang menggunakan obat lain, atau jika sedang hamil atau menyusui.

    (avk/suc)