Category: Detik.com Kesehatan

  • 10 Tes Ketajaman Saraf Mata, Banyak yang Gagal Temukan Objek Tersembunyi

    10 Tes Ketajaman Saraf Mata, Banyak yang Gagal Temukan Objek Tersembunyi

    Jakarta

    Ketika mencari objek tersembunyi dalam gambar, dibutuhkan ketelitian, kesabaran, dan kemampuan pengamatan. Dalam setiap gambar, ada objek tertentu yang sengaja disamarkan atau diselipkan.

    Hal tersebut membuatnya sulit ditemukan pada pandangan pertama. Meski tampak sederhana, terkadang tantangan ini membuat orang harus menatap gambar lebih lama dan memeriksanya berulang-ulang.

    Tes Mencari Objek Tersembunyi dalam Gambar

    Coba temukan objek tersembunyi dalam gambar dari soal-soal berikut! Jangan sampai terkecoh.

    1. Sekilas tidak terlihat angka dalam gambar. Tapi, ada sebuah angka yang bersembunyi lho.

    Butuh Ketelitian Tinggi, Bisa Temukan Hal yang Tersembunyi pada Gambar-gambar Ini? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    2. Temukan objek love di tengah bunga yang berwarna-warni ini. Cari dengan teliti ya.

    Yakin Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan Objek Tersembunyi di Gambar Ini Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    3. Ada seekor anjing dan seorang pemburu. Coba temukan kelinci yang sedang bersembunyi.

    Asah otak Foto: DetikHealth

    4. Mungkin hanya terlihat satu anjing dalam gambar ini. Tapi sebenarnya ada anjing lain. Bisakah kamu menemukannya?

    Asah otak Foto: DetikHealth

    5. Coba cari topi pada gambar ini. Kuncinya adalah fokus.

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    6. Temukan donat dengan cepat di gambar ini.

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    7. Ada mahkota yang diletakkan di kamar ini. Coba cari dengan teliti.

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    8. Di hutan ini ada beruang dan tiga burung di atas pohon. Coba hewan lainnya yang bersembunyi.

    Asah otak Foto: DetikHealth

    9. Banyak burung yang tengah berkumpul. Coba cari kupu-kupu di antara burung-burung ini.

    Yakin Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan Objek Tersembunyi di Gambar Ini Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    10. Ninja-ninja ini tampak memiliki gerakan yang sama. Tapi, coba temukan kucing di antara mereka.

    Yakin Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan Objek Tersembunyi di Gambar Ini Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    Jawaban Tes Mencari Objek Gambar Tersembunyi

    Berhasil menjawab semuanya? Lihat jawaban yang benar berikut ini.

    1. Ada angka 6 di sini. Berhasil menemukannya dalam 5 detik?

    Butuh Ketelitian Tinggi, Bisa Temukan Hal yang Tersembunyi pada Gambar-gambar Ini? Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    2. Love berwarna pink ini ada di antara beberapa bunga dengan warna yang mirip. Bisa melihatnya dengan jelas?

    Yakin Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan Objek Tersembunyi di Gambar Ini Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    3. Wah kelincinya bersembunyi di antara dedaunan.

    Asah otak Foto: DetikHealth

    4. Berhasil menemukannya? Tandanya kamu teliti.

    Asah otak Foto: DetikHealth

    5. Topinya ada di belakang pot bunga. Kamu kesulitan mencarinya?

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    6. Donatnya ada di atas karpet dengan warna yang mirip. Kamu tidak terkecoh kan?

    Asah Otak Foto: DetikHealth

    7. Mahkotanya diletakkan bersama benda-benda lain di atas tempat tidur. Posisinya memang agak terselip.Asah Otak Foto: DetikHealth

    8. Ternyata ada dua hewan lagi. Sulit atau mudah menemukannya?

    Asah otak Foto: DetikHealth

    9. Kupu-kupunya sangat kecil dan tertutup banyak burung. Kamu jeli jika bisa menemukannya.

    Yakin Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan Objek Tersembunyi di Gambar Ini Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    10. Kucingnya ada di tengah para ninja. Bisa temukan dia dengan cepat?

    Yakin Punya Mata Setajam Elang? Coba Temukan Objek Tersembunyi di Gambar Ini Foto: Irene Putri Wibowo/detikHealth

    Halaman 2 dari 8

    (elk/up)

  • Mau Coba Gaya Seks Spiderman? Pahami Risiko dan Cara Melakukannya dengan Aman

    Mau Coba Gaya Seks Spiderman? Pahami Risiko dan Cara Melakukannya dengan Aman

    Jakarta

    Bercinta adalah salah satu momen penting untuk pasangan suami istri. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kenikmatan bercinta, salah satunya menentukan posisi favorit bersama pasangan.

    Salah satu posisi bercinta yang bisa dicoba adalah gaya seks laba-laba atau spiderman. Posisi ini dinilai cocok untuk pasangan yang menyukai bercinta secara lambat. Stimulasi vagina ketika bercinta dengan posisi ini dinilai juga lebih baik.

    “Posisi ini bagus untuk stimulasi bagian depan dinding vagina, yang merupakan pusat kenikmatan yang bila dirangsang dapat meningkatkan kemungkinan orgasme,” kata ahli seks di New York, Amerika Serikat, Daniel Saynt dikutip dari Men’s Health, Senin (11/8/2025).

    Cara Melakukan Gaya Spiderman

    Posisi spiderman dilakukan dengan suami melakukan posisi penetrasi sembari setengah bersandar dengan pinggul diangkat dan istri duduk berhadapan di pangkuan suami. Kedua kaki istri berada di luar pinggang suami dan tangan istri bisa bertumpu di lantai atau tempat tidur untuk menjaga keseimbangan.

    Posisi ini memungkinkan pasangan untuk saling mendekatkan tubuh, memberikan kontak mata, dan sentuhan area intim yang intens.

    “Pasangan dapat memulai posisi spider dengan berbaring telentang, kepala saling berlawanan, dan kaki memanjang di sisi tubuh pasangan,” kata ahli intimasi Kate Balestrieri.

    Balestrieri berpendapat posisi ini dapat memberikan lebih banyak rasa lepas dan pasrah dan pasrah.

    “Istri dapat melengkungkan punggung dan benar-benar menikmati momen,” sambung Balestrieri.

    Aman Nggak Ya Dilakukan?

    Secara umum gaya seks ini aman untuk dilakukan. Namun, untuk melakukan posisi ini memang diperlukan kelenturan yang lebih baik bagi pasangan.

    Posisi ini mungkin akan meningkatkan ketegangan pada otot dan sendi, khususnya pada lengan bahu punggung. Lalu juga ada risiko kehilangan keseimbangan dan mungkin menjadi cepat lelah.

    Ahli menuturkan posisi seks ini juga mungkin akan sulit dipertahankan waktu lama. Ia mengatakan semuanya tergantung dari kekuatan, kebugaran, dan kelenturan.

    Kekurangan lainnya, posisi ini juga tidak dapat menggunakan tangan untuk menstimulasi bagian tubuh pasangan. Kedua tangan harus menumpu tubuh masing-masing, agar tubuh seimbang dan hubungan intim berjalan maksimal.

    “Selain itu, ini bukan posisi yang ideal jika Anda menyukai stimulasi cepat karena mudah terlepas dari penetrasi,” ujar Saynt.

    Cara Melakukan dengan Aman

    Untuk melakukannya dengan aman, alat bantuan seperti bantal bisa digunakan. Bantal yang kokoh bisa diletakkan di bawah tubuh ketika melakukan posisi ini, agar penetrasi yang dilakukan bisa lebih stabil.

    Menggunakan alat bantu seperti bantal juga dapat mengurangi tekanan pada punggung, lengan, dan bahu pasangan ketika melakukan gaya spiderman.

    “Letakkan di bawah punggung pasangan penerima (istri), ini akan mengurangi tekanan pada punggung, lengan, dan bahu mereka. Pasangan penetrasi juga bisa bersandar pada bantal atau sandaran kepala yang empuk agar bisa bertahan lebih lama tanpa pegal di lengan atau punggung,” ujar terapis seks Gregory Kilpatrick, LMFT.

    (avk/kna)

  • 7 Tanda Tak Biasa yang Muncul Sebelum Serangan Stroke, Kerap Tak Disadari

    7 Tanda Tak Biasa yang Muncul Sebelum Serangan Stroke, Kerap Tak Disadari

    Jakarta

    Stroke merupakan kondisi medis darurat. Ketika seseorang mengalami serangan stroke, pasien harus segera mendapat pertolongan medis untuk mencegah keparahan kondisi otak dan kualitas hidup pasca serangan.

    Kondisi ini terjadi ketika aliran darah ke bagian otak terganggu. Ada dua jenis stroke, yaitu iskemik yang disebabkan oleh sumbatan dan hemoragik yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.

    Tanda-tanda Sebelum Serangan Stroke

    Kekurangan suplai oksigen dan nutrisi membuat sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit. Oleh karena itu, mengenal gejalanya lebih dini bisa menjadi langkah pertolongan awal. Berikut, sederet tanda tak biasa yang muncul sebelum serangan stroke:

    1. Sakit Kepala Tak Biasa

    Meski tidak terjadi pada semua kasus stroke, terkadang muncul sakit kepala yang tidak biasa sebelum serangan. Dikutip dari Healthline, studi tahun 2020 terhadap 550 orang dewasa menemukan sakit kepala sentinel mendahului stroke iskemik pada 15 persen peserta.

    Sakit kepala sentinel didefinisikan sebagai sakit kepala yang muncul sebelum suatu kejadian, yang dalam kasus ini dapat terjadi hingga satu minggu sebelum stroke. Kondisi ini juga dianggap sebagai tanda pecahnya aneurisma yang akan segera terjadi.

    2. Gangguan Penglihatan

    Tanda peringatan lain sebelum serangan stroke yang bisa muncul adalah ‘mini stroke’ atau transient ischemic attack (TIA). TIA merupakan kondisi ketika suplai darah ke sebagian otak terhenti untuk sementara waktu.

    Salah satu gejala yang diakibatkan oleh TIA adalah gangguan penglihatan. Meski mirip dengan serangan stroke umum, gejala TIA biasanya akan hilang dalam 1-24 jam dan jarang memicu kerusakan permanen.

    3. Pusing dan Sulit Berjalan

    TIA juga dapat memunculkan gejala pusing hingga kesulitan berjalan. Walaupun gejala TIA secara umum cepat membaik, ini bisa menjadi tanda serangan stroke yang lebih serius dapat terjadi di kemudian hari.

    Oleh karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat dan efektif.

    4. Gangguan Berbicara dan Sulit Memahami

    Gangguan berbicara dan sulit memahami juga bisa menjadi gejala TIA, sebagai ‘penanda’ sebelum serangan stroke muncul. Hal ini juga dikonfirmasi oleh sebuah studi yang menyebut TIA bisa menjadi pendahulu stroke.

    Namun, jumlah orang yang mengalami stroke setelah TIA dikabarkan menurun dalam beberapa tahun terakhir. Ini disebabkan oleh tindakan pencegahan yang lebih efektif dalam mencegah stroke.

    5. Cegukan Tanpa Alasan Jelas

    Cegukan berkepanjangan tanpa alasan yang jelas ternyata bisa menjadi salah satu tanda awal sebelum stroke menyerang. Ini terjadi karena stroke dapat memengaruhi bagian medula otak, yang mengontrol pernapasan dan menelan.

    Meski terlihat tidak berbahaya, jika kondisi ini terus berulang dan berlanjut selama berjam-jam atau berhari-hari, bisa jadi permasalahannya bukan ada di kondisi pencernaan. Perlu dilakukan pemeriksaan medis apakah gejala memang berkaitan dengan stroke atau bukan.

    6. Kekakuan Wajah

    Gejala lain yang dapat menjadi penanda serangan jantung adalah wajah yang kaku atau melemah, khususnya di satu sisi saja. Masalah kekakuan ini juga bisa terjadi di area kaki dan tangan.

    Ini dapat terjadi ketika aliran darah ke bagian-bagian tertentu pada otak terganggu. Misalnya, aliran darah ke sisi kiri terganggu, maka sisi wajah kanan pasien akan mengalami gangguan.

    Ini juga bisa disebabkan oleh gangguan stroke pada lobus frontal otak. Kondisi ini dapat membuat pasien kesulitan tersenyum.

    7. Mual dan Muntah

    Sebuah penelitian di Jepang mengungkapkan mual dan muntah tanpa alasan jelas bisa menjadi penanda sebelum munculnya serangan stroke.

    Dari 1.968 pasien stroke, sebanyak 14,5 persen mengalami muntah saat onset. Peneliti juga menemukan, pasien yang muntah saat awal stroke memiliki risiko kematian yang jauh lebih tinggi dibanding tidak muntah.

    “Dibandingkan dengan pasien tanpa muntah, risiko kematian secara signifikan lebih tinggi pada pasien yang mengalami muntah saat awal serangan stroke. Muntah seharusnya dianggap sebagai prediktor awal terhadap outcome pasien,” tulis peneliti dalam jurnal yang diterbitkan dalam Emergency Medicine Journal.

    Halaman 2 dari 3

    (avk/suc)

  • 8,6 Juta Keluarga Berisiko Stunting

    8,6 Juta Keluarga Berisiko Stunting

    Foto Health

    Agung Pambudhy – detikHealth

    Senin, 11 Agu 2025 18:00 WIB

    Jakarta – Posyandu Plus VI di Solo digelar sebagai satu upaya tekan risiko stunting pada 8,6 juta keluarga melalui layanan kesehatan, edukasi, dan perbaikan sanitasi.

  • Jangan Disepelekan! Tanda Penyakit Jantung Ini Bisa Muncul 10 Tahun Sebelum Terjadi

    Jangan Disepelekan! Tanda Penyakit Jantung Ini Bisa Muncul 10 Tahun Sebelum Terjadi

    Jakarta

    Penyakit sistem kardiovaskular yang serius seperti serangan jantung, stroke, atau gagal jantung ternyata bisa dideteksi sejak jauh-jauh hari. Bahkan, tanda-tanda ini muncul lebih dari satu dekade sebelum penyakit jantung datang.

    Dikutip dari Times of India, studi terbaru di JAMA Cardiology mengungkap tanda bahaya pada pengidap serangan jantung, stroke, atau gagal jantung, yakni penurunan aktivitas fisik sedang hingga berat (moderate to vigorous physical activity/MVPA).

    Penurunan aktivitas ini terjadi lebih dari 10 tahun sebelum seseorang didiagnosis dengan penyakit jantung serius.

    Studi tersebut meneliti sekitar 3.000 orang dewasa yang dipantau dari mereka berusia pertengahan 20-an hingga akhir paruh baya. Mereka yang akhirnya didiagnosis dengan penyakit kardiovaskular menunjukkan penurunan aktivitas fisik. Bahkan lebih tajam dan awal, terutama dua tahun sebelum diagnosis itu muncul.

    Tanda-tanda dari penyakit jantung memang seringkali tidak disadari, sampai akhirnya masalah serius itu datang. Seseorang di usia 40-an tahun bisa saja merasa ‘baik-baik saja’, tetapi diam-dia ada banyak plak menumpuk di arteri.

    Gaya hidup memainkan peran besar pada kondisi ini. Makanan olahan, tinggi garam dan gula, serta kurangnya berolahraga menjadi dasar munculnya penyakit jantung.

    Tentu, risiko-risiko tersebut bisa saja dikurangi dengan segera menerapkan gaya hidup sehat. Memilih makanan yang lebih baik, lebih banyak bergerak, hingga menjaga tekanan darah dan kolesterol.

    (dpy/suc)

  • Le Minerale Jadi Favorit Gen Z di Penghargaan Youth Choice Award 2025

    Le Minerale Jadi Favorit Gen Z di Penghargaan Youth Choice Award 2025

    Jakarta

    Le Minerale, merek air minum dalam kemasan (AMDK) asli Indonesia, berhasil memperoleh penghargaan Gold untuk kategori Mineral Water Brand dalam ajang Youth Choice Award 2025.

    Pencapaian ini menjadikan Le Minerale sebagai brand AMDK pilihan teratas Generasi Z (Gen Z) berdasarkan survei yang dilakukan Marketeers. Di tengah persaingan dengan sejumlah merek ternama lainnya, Le Minerale berhasil mengungguli Aqua dan Nestle Pure Life sebagai pilihan teratas Gen Z untuk direkomendasikan maupun dikonsumsi.

    “Secara keseluruhan, Le Minerale meraih indeks paling tinggi pada survei online voting. Pilihan ini berdasarkan kebiasaan Gen Z dalam mengonsumsi suatu produk serta preferensi bila suatu saat akan menggunakan. Melalui metode ini menunjukkan bahwa responden sudah memiliki preferensi merek jika membutuhkan produk pada kategori merek tersebut dan Le Minerale menjadi pilihan utama,” kata CEO Marketeers Iwan Setiawan, dalam keterangan tertulis, Senin (11/8/2025).

    Foto: Dok. Istimewa

    Youth Choice Award merupakan ajang penghargaan tahunan bergengsi bagi merek-merek yang menjadi favorit Gen Z. Apresiasi ini didasarkan pada survei dengan online voting yang dilaksanakan selama periode Juni 2025, melibatkan 1.183 mahasiswa-mahasiswi dari 44 universitas di seluruh Indonesia. Dari 1.183 responden yang disurvei, sebanyak 31% di antaranya memilih Le Minerale, Aqua 24%, Nestle Pure Life 21%, Cleo 16%, dan Pristine 8%.

    “Segmen Gen Z penting bagi brand karena mereka adalah the one setting the trend. Di sisi lain, banyak sekali keputusan pembelian di dalam keluarga yang terjadi atau diserahkan ke Gen Z sebagai anak,” ujar Iwan.

    Iwan menambahkan karakter Gen Z dan Milenial memiliki perbedaan signifikan. Generasi yang sangat digital savvy ini menyukai hal-hal yang autentik, memperhatikan product utility, dan peduli terhadap keberlanjutan.

    “Sebab itu, untuk menyasar Gen Z, brand harus menggunakan gaya komunikasi yang sesuai, dari konvensional ke fungsional. Jangan sampai pemasar merasa sudah memiliki komunikasi dengan tone anak muda tapi ternyata bukan preferensi yang dimiliki Gen Z, melainkan komunikasi untuk Milenial,” ucap Iwan.

    “Semoga Le Minerale dapat terus berinovasi, memahami karakter generasi muda, serta menjaga kualitas produknya,” sambungnya.

    Melalui penghargaan ini, Le Minerale kembali membuktikan diri sebagai air mineral berkualitas yang relevan dengan kebutuhan generasi muda, serta menjadi pengakuan atas konsistensi Le Minerale dalam menghadirkan produk berkualitas tinggi dengan kandungan mineral esensial, serta komitmennya sebagai brand asli Indonesia yang terus berinovasi dan berkontribusi bagi gaya hidup sehat masyarakat.

    “Penghargaan dari Marketeers Youth Choice Award 2025 ini sangat berarti bagi kami karena sekaligus menjadi bukti dari komitmen Le Minerale sebagai air mineral berkualitas yang berhasil menjawab kebutuhan Gen Z, yang kini berperan penting sebagai pionir dalam tren sekaligus pembentuk opini,” ujar Head of Public Relations and Digital Le Minerale Yuna Eka Kristina.

    Yuna menambahkan Gen Z adalah generasi yang kritis, sadar kesehatan, dan sangat selektif dalam memilih produk. Menurut Yuna, untuk menjawab kebutuhan Gen Z yang sangat teliti saat memilih suatu produk, Le Minerale hadir sebagai satu-satunya AMDK yang mencantumkan kandungan mineral di kemasannya.

    “Kami percaya hal ini menjadi salah satu keunggulan kami dan menjadi alasan Le Minerale menjadi AMDK pilihan utama Gen Z,” jelas Yuna.

    Selain peduli terhadap kesehatan dan kualitas, Gen Z juga dikenal mendukung brand yang memiliki nilai lokal dan keberlanjutan. Yuna menyebut sebagai generasi yang menjadi penggerak sekaligus cerminan gaya hidup masa kini, Gen Z memiliki peran krusial dalam membentuk arah preferensi konsumen ke depan.

    “Karena itu, kami bangga bisa menjadi bagian dari keseharian mereka, dengan menghadirkan air mineral berkualitas yang mengandung mineral esensial serta membawa nilai lebih sebagai brand kebanggaan asli Indonesia,” kata Yuna.

    Raihan ini memperkuat posisi Le Minerale sebagai brand air minum dalam kemasan pilihan generasi muda Indonesia. Ke depan, Le Minerale akan terus berinovasi dan berkomitmen untuk mendekatkan diri dengan konsumen, terutama Gen Z, dan menjadi bagian dari gaya hidup sehat yang mereka jalani.

    (akd/akd)

  • Duh! Remaja Masukkan Pinset ke Alat Kelaminnya, Baru ke Dokter Setelah 4 Tahun

    Duh! Remaja Masukkan Pinset ke Alat Kelaminnya, Baru ke Dokter Setelah 4 Tahun

    Jakarta

    Dalam sebuah laporan kasus medis yang aneh, seorang remaja berusia 18 tahun nekat memasukkan pinset logam ke dalam penisnya. Lebih mengejutkan lagi, ia baru pergi ke dokter empat tahun kemudian, mengklaim tidak mengalami masalah kesehatan apa pun selama itu.

    Meskipun pinset sepanjang 8 sentimeter itu bersarang di dalam uretranya, saluran yang membawa urine dan air mani keluar dari tubuh, dia dilaporkan bisa buang air kecil dengan normal dan tidak merasakan gejala seperti peradangan atau demam.

    Para dokter di rumah sakit, yang mulanya tidak percaya, memeriksa dan melakukan rontgen pada pasien tersebut. Hasilnya mengejutkan, mereka menemukan sepasang pinset benar-benar tertanam di dalam alat kelaminnya.

    “Benda asing paling umum dimasukkan ke dalam saluran kemih oleh pasien dengan masalah kejiwaan, dalam keadaan mabuk, bingung, atau memiliki rasa penasaran seksual,” tulis peneliti di jurnal Urology Case Report.

    Penanganan berfokus pada pengangkatan benda asing, mendiagnosis komplikasi, dan menghindari gangguan fungsi ereksi.

    Proses ekstraksi pinset

    Untuk mengeluarkan benda asing tersebut, tim dokter menempatkan pria itu di bawah anestesi umum. Tantangan yang dihadapi adalah pinset itu dalam keadaan terbuka, menekan dinding saluran kemih.

    Untuk mengatasinya, seorang asisten bedah harus menekan sisi penis pria itu agar pinset tertutup. Setelah pinset terkunci, dokter dengan hati-hati menariknya keluar dari uretra tanpa menyebabkan kerusakan.

    Setelah prosedur, pasien tidak mengalami masalah dan diizinkan pulang. Dokter merekomendasikan agar ia menjalani evaluasi kejiwaan, tetapi ia menolak. Ia juga tidak kembali untuk perawatan tindak lanjut, meski sudah disarankan.

    Para dokter mencatat bahwa kasus seperti ini, terutama dengan jeda waktu bertahun-tahun, jarang mereka temui, tetapi hal ini memang sesekali terjadi.

    “Alasan paling umum untuk memasukkan benda asing ke dalam uretra pria adalah untuk kepuasan autoerotik dan seksual, terutama saat masturbasi,” ungkap tim medis.

    “Namun, kebanyakan pasien merasa bersalah dan malu, sehingga sering menunda untuk mencari bantuan medis,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Gejala COVID Varian Stratus dan Cara Pencegahannya

    Gejala COVID Varian Stratus dan Cara Pencegahannya

    Jakarta

    COVID varian Stratus atau disebut XFG telah menjadi varian yang merebak di dunia, termasuk di Indonesia. Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu melaporkan COVID varian Stratus sudah mendominasi setidaknya 75 persen dari total kasus COVID di Indonesia pada Mei 2025. Bahkan meningkat menjadi 100 persen di Juni 2025.

    Laporan tersebut mencakup hasil pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, termasuk influenza dan COVID-19, yang dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 Balai Karantina Kesehatan yang berfungsi sebagai sentinel site.

    Meski demikian, Kemenkes menyebutkan varian dominan COVID-19 yang merebak di Indonesia tergolong dalam kategori risiko rendah (low risk). Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk tidak panik, namun tetap menjaga protokol kesehatan, terutama bagi kelompok rentan.

    “XFG menjadi variant nomor 1 dalam hal Spread di mana per 13 Juni sudah terdeteksi di 130 negara, paling banyak dari Eropa dan Asia per Juni 2025,” demikian laporan Kemenkes beberapa waktu lalu.

    “Pada Bulan Juni Varian dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei, dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei),” lanjut Kemenkes.

    Stratus atau XFG adalah varian SARS-CoV-2 yang merupakan hasil rekombinasi dari garis keturunan LF.7 dan LP.8.1.2, dengan sampel pertama dikumpulkan pada 27 Januari 2025. Laporan WHO mengatakan XFG telah ditetapkan sebagai variant under monitoring (VUM) karena proporsinya yang terus meningkat secara global.

    Adapun COVID-19 varian Stratus memiliki dua strain, yakni XFG dan XFG.3. Menurut seorang ahli virologi dari Universitas Warwick, Professor Lawrence Young, kedua strain Stratus, yaitu XFG dan XFG.3, disebut menyebar dengan cepat.

    Meski begitu, hanya varian XFG yang masuk ke dalam daftar VUM oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

    Istilah VUM digunakan untuk memberi sinyal kepada otoritas kesehatan masyarakat bahwa suatu varian SARS-CoV-2 berpotensi memerlukan perhatian dan pemantauan lebih lanjut.

    Gejala COVID Varian Stratus

    Pada dasarnya, gejala COVID varian Stratus mirip dengan varian lainnya. Centers for Disease Control and Prevention AS (CDC) membeberkan gejala COVID yang umum seperti:

    Demam atau menggigilBatukKelelahanSakit tenggorokanKehilangan rasa atau penciumanPenyumbatanNyeri ototSesak napasSakit kepalaMual atau muntah

    COVID varian Stratus juga memiliki gejala khas. Beberapa laporan menunjukkan bahwa individu yang terinfeksi juga melaporkan suara serak atau suara yang kasar dan parau. Gejala khas ini dapat membantu membedakan XFG dari varian maupun subvarian lainnya.

    “Gejala Stratus adalah suara parau, atau bahasa Inggrisnya hoarseness, scratchy, raspy voice,” tutur Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof Tjandra Yoga Aditama beberapa waktu lalu.

    Cara Pencegahan

    Sebagai kewaspadaan, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk menerapkan sejumlah hal berikut.

    Menerapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS).Menerapkan etika batuk/bersin untuk menghindari penularan kepada orang lain.Cuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun (CTPS) atau menggunakan hand sanitizer.Menggunakan masker bagi masyarakat jika jika berada di kerumunan atau sedang sakit seperti batuk, pilek, atau demam.Segera ke fasilitas kesehatan apabila mengalami gejala infeksi saluran pernapasan dan ada riwayat kontak dengan faktor risiko.Bagi pelaku perjalanan jika mengalami sakit selama perjalanan agar menyampaikan kepada awak atau personel alat angkut maupun kepada petugas kesehatan di pelabuhan/ bandar udara/ PLBN setempat.

    (suc/suc)

  • Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

    Kebiasaan Sederhana yang Tak Disangka Bantu Cegah Kena Stroke

    Jakarta

    Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan olahraga yang dapat mengurangi risiko stroke. Mereka menganjurkan untuk 150 menit per minggu untuk aktivitas fisik sedang, 75 menit untuk aktivitas berat, atau kombinasi keduanya.

    Sebuah studi baru menemukan bahwa semua tingkat aktivitas fisik, termasuk aktivitas fisik waktu luang (LTPA) dapat mengurangi risiko stroke. Temuan ini menunjukkan bahwa melakukan aktivitas fisik waktu luang jauh di bawah ambang batas yang direkomendasikan untuk olahraga, dapat menurunkan risiko stroke sebesar 18 persen dibandingkan dengan tidak melakukan aktivitas fisik sama sekali.

    “Berolahraga 150 menit seminggu dapat mengurangi risiko stroke sebesar 29 persen dan tingkat aktivitas fisik, yang serupa dapat menguranginya sebesar 27 persen,” tulis studi yang dipublikasikan di Journal of Neurology Neurosurgery & Psychiatry.

    Aktivitas Fisik di Waktu Luang untuk Mengurangi Stroke

    Dikutip dari Medical News Today, studi ini merupakan analisis dari 15 studi yang melibatkan 75.050 partisipan. Karena studi-studi tersebut dilakukan secara independen, analisis ini berupaya menemukan titik temu di antara keduanya.

    Periode tindak lanjut rata-rata adalah 125,7 bulan, plus minus 77,5 bulan. Dalam beberapa studi, luaran untuk tiga tingkat aktivitas dinilai:

    Tidak ada aktivitas fisik.Olahraga di bawah target 150 menit.Memenuhi rekomendasi 150 menit untuk olahraga.

    Dalam studi-studi ini, tingkat di bawah target dikaitkan dengan penurunan risiko stroke sebesar 18 persen, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas.

    Studi lain melibatkan empat atau lima tingkat aktivitas fisik. Tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah dalam studi-studi ini menunjukkan penurunan risiko stroke yang serupa, dibandingkan dengan tidak ada aktivitas sama sekali.

    Keterbatasan Studi

    Manfaat dari tingkat aktivitas fisik yang lebih rendah pun konsisten pada pria dan wanita, serta semua kelompok usia. Meskipun temuannya menjanjikan, para penulis mengakui beberapa keterbatasan dalam penelitian ini.

    Di seluruh populasi studi, berbagai faktor membuat penarikan kesimpulan definitif menjadi lebih sulit. Di antaranya adalah metodologi penelitian yang berbeda dan beragamnya ras dan etnis, usia, keseimbangan pria dan wanita, serta lamanya periode tindak lanjut.

    “Sisi negatif dari penelitian ini adalah adanya banyak definisi berbeda tentang aktivitas rendah. Tetapi, hal itu dapat memiliki arti yang berbeda dalam studi yang berbeda,” terang direktur medis Program Jantung Struktural di MemorialCare Heart & Vascular Institute, Saddleback Medical Center, Dr Cheng-Han Chen.

    Seberapa Banyak Aktivitas Fisik yang Sebenarnya Dibutuhkan?

    Dr Chen mencatat bahwa efek aktivitas fisik di waktu luang yang ditemukan dalam penelitian ini tampak signifikan. Ia mengatakan ada banyak cara untuk memenuhi target aktivitas fisik yang direkomendasikan, seperti sesi kecil olahraga dasar yang dilakukan selama seminggu.

    “Berjalan kaki 10 menit di pagi hari dan 10 menit di sore hari. Dan itu sebenarnya 140 menit seminggu,” katanya.

    Selain itu, aktivitas fisik ringan yang dapat menurunkan risiko stroke, seperti:

    Membuka pintu, berjalan selama 5 menit ke satu arah, lalu berbalik dan berjalan pulang selama 5 menit dua kali sehari.Naik turun tangga selama 5 menit beberapa kali sehari.

    “Berapa pun jumlah olahraganya lebih baik daripada tidak berolahraga sama sekali,” tambah Dr Chen.

    Dr Chen juga mengungkapkan hal lain yang dapat membantu menyehatkan jantung dan dapat membantu menurunkan risiko stroke.

    “Jangan merokok, kelola tekanan darah, kelola kolesterol, kelola berat badan, dan kelola gula darah,” sambungnya.

    Dr Jayne Morgan, seorang ahli jantung dan direktur eksekutif Kesehatan dan Pendidikan Masyarakat di Piedmont Healthcare Corporation di Atlanta, juga menyarankan untuk lebih banyak mengonsumsi air putih. Hal ini dapat membantu darah tidak berubah menjadi terlalu kental.

    “Air dapat membuat darah lebih encer dan tidak terlalu kental, sehingga mengurangi risiko stroke,” ujarnya, seraya menambahkan bahwa membatasi asupan alkohol dapat membantu menjaga tekanan darah tetap sehat,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (sao/naf)

  • Siapa Sangka, Kebiasaan Ngupil Bisa Jadi Memicu Penyakit Otak Serius

    Siapa Sangka, Kebiasaan Ngupil Bisa Jadi Memicu Penyakit Otak Serius

    Jakarta

    Sebuah studi menemukan hubungan antara kebiasaan ngupil dan peningkatan risiko demensia. Demensia adalah gangguan fungsi otak yang memicu penurunan kemampuan berpikir dan mengingat, salah satu contohnya seperti alzheimer.

    Mengupil disebut dapat memicu kerusakan jaringan dalam hidung yang membuat spesies bakteri tertentu memiliki jalur lebih mudah untuk menginfeksi otak. Otak kemudian merespons keberadaan bakteri tersebut dengan cara menyerupai tanda penyakit alzheimer.

    Penelitian dilakukan oleh ilmuwan Griffith University Australia menggunakan bakteri Chlamydia pneumoniae, yang umumnya dapat memicu pneumonia pada manusia, pada tikus uji coba. Bakteri ini juga ditemukan pada sebagian besar otak manusia yang memiliki demensia.

    Hasilnya menunjukkan bakteri dapat bergerak melalui saraf penciuman yang menghubungkan rongga hidung dengan otak. Tak hanya itu, kerusakan pada epitel hidung (lapisan rongga hidung) juga membuat infeksi pada saraf menjadi lebih parah.

    Tikus akhirnya menghasilkan lebih banyak protein amyloid-beta, protein yang dilepaskan sebagai respons terhadap infeksi. Plak protein ini juga ditemukan dalam jumlah besar pada otak manusia pengidap alzheimer.

    “Kami adalah yang pertama menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung masuk melalui hidung ke otak dan memicu patologi yang mirip penyakit Alzheimer,” kata ahli saraf Griffith University, James St John, dikutip dari Science Alert, Senin (11/8/2025).

    “Kami melihat hal ini terjadi pada model tikus, dan buktinya berpotensi menakutkan bagi manusia juga,” sambungnya.

    Dalam waktu 24-72 jam, bakteri Chlamydia pneumoniae sudah menguasai sistem saraf pusat tikus. Diperkirakan hidung bisa menjadi jalur tercepat bagi virus dan bakteri untuk menuju otak.

    Meskipun belum pasti efeknya sama pada manusia, mereka beranggapan temuan ini disebut harus diteliti lebih lanjut untuk mengetahui risikonya pada manusia.

    “Kita perlu melakukan studi ini pada manusia dan memastikan apakah jalurnya bekerja dengan cara yang sama,” kata John.

    “Ini adalah penelitian yang telah diusulkan banyak orang, tetapi belum pernah dilakukan. Yang kita ketahui adalah bakteri ini juga ada pada manusia, namun kita belum tahu bagaimana cara mereka sampai ke sana,” tandasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)