Category: Detik.com Kesehatan

  • Hati-hati! Serangan Stroke Sering Muncul di Pagi Hari, Ini Alasannya

    Hati-hati! Serangan Stroke Sering Muncul di Pagi Hari, Ini Alasannya

    Jakarta

    Stroke merupakan kondisi yang perlu ditangani secara cepat. Penyakit ini memicu aliran darah ke otak terganggu, sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi. Gangguan ini bisa disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah di otak (stroke hemoragik).

    Kekurangan suplai dalam hitungan menit saja dapat memicu kerusakan otak permanen. Oleh karena itu, pertolongan medis dengan cepat sangat penting dalam penanganan stroke.

    Stroke sebenarnya bisa terjadi kapan saja, tapi dalam beberapa kasus, pagi hari disebut menjadi ‘waktu rawan’ serangan stroke. Kenapa hal ini bisa terjadi?

    Spesialis jantung dan pembuluh darah dr Melisa Aziz, SpJP menuturkan ini berkaitan dengan pola alami tekanan darah pada tubuh. Ia menuturkan, saat malam hari, tekanan darah cenderung menurun. Ini merupakan siklus tubuh yang normal ketika organ beristirahat dan memulihkan diri.

    Menjelang pagi, sekitar pukul 2-3 pagi, tekanan darah mulai meningkat kembali. Bagi orang yang memiliki masalah hipertensi atau tekanan darah tinggi tak terkontrol, lonjakan tekanan darah ini dapat meningkatkan risiko stroke saat pagi hari.

    Lonjakan tekanan darah dapat mengganggu pasokan darah ke otak.

    “Tapi memang banyak kejadian (di pagi hari) bukan serangan jantung, tapi mungkin stroke ya,” kata dr Melisa ketika ditemui detikcom beberapa waktu lalu.

    “Orang-orang yang tekanan darahnya tidak terkontrol berisiko tekanan darahnya melonjak saat itu,” tandasnya.

    Gejala Serangan Stroke di Pagi Hari

    Secara umum gejala stroke yang muncul di pagi hari sama dengan serangan stroke di waktu lainnya. Beberapa di antaranya seperti kelemahan pada wajah sebelah, kelemahan tubuh di satu sisi, dan perubahan kemampuan berbicara.

    “Jika melihat wajah yang menurun sebelah, lengan melemah saat diangkat, atau ada perubahan pada bicara, waktu menjadi sangat penting. Jika memungkinkan, hubungi 911 atau minta bantuan,” kata dokter saraf Weill Cornell Medical Center New York, Dr Baxter Allen, dikutip dari Health Matters, Selasa (12/8/2025).

    “Pasien harus segera dibawa ke rumah sakit dengan ambulans. Semakin cepat mereka tiba, semakin cepat kami dapat memberikan perawatan,” sambungnya.

    Dikutip dari Healthline, berikut beberapa gejala stroke lain yang muncul saat bangun tidur:

    Kesulitan memahami orang lainKebingungan atau disorientasiPenglihatan menghitam, buram, atau gandaKesulitan berjalan atau kehilangan keseimbanganSakit kepala berat yang muncul tiba-tibaMual, muntah, atau pusingKejang atau kehilangan kesadaran

    Halaman 2 dari 2

    (avk/naf)

  • Viral Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu, IDI Angkat Bicara

    Viral Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu, IDI Angkat Bicara

    Jakarta

    Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengutuk keras tindakan keluarga pasien di RSUD Sekayu, Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang memaksa seorang dokter membuka masker saat bertugas. Peristiwa ini dinilai sebagai bentuk kriminalisasi tenaga medis dan ancaman serius bagi keselamatan dokter saat bekerja.

    Ketua Umum IDI, dr Slamet Budiarto, menegaskan bahwa dokter bekerja berdasarkan standar profesi dan protokol kesehatan. Tindakan kekerasan fisik maupun verbal terhadap dokter tidak hanya melukai individu, tetapi juga mencederai martabat profesi kedokteran.

    “IDI mengutuk perlakuan pada dokter tersebut. Dokter harusnya dihormati sebagai seseorang yang memeriksa pasien, karena dokter memeriksa pasien kan sudah sesuai standar profesi. Tidak boleh menggunakan kekerasan seperti itu,” ujar dr Slamet kepada detikcom, Rabu (13/8/2025).

    Pengaduan Ada Jalurnya

    dr Slamet menilai insiden ini mencerminkan minimnya edukasi kepada masyarakat terkait mekanisme pengaduan resmi. Ia menegaskan, setiap rumah sakit memiliki prosedur dan unit pengaduan untuk menampung keluhan pasien dan keluarganya.

    “Pertama, masyarakat harus menghormati dokter yang memeriksa pasien. Mana kala tidak terjadi kepuasan, maka gunakan mekanisme yang ada. Biasanya ada tempat pengaduan di rumah sakit. Jadi tidak boleh menggunakan cara kekerasan seperti itu karena sangat melukai profesi kedokteran,” tegasnya.

    IDI meminta pihak rumah sakit memastikan keamanan dokter dan tenaga kesehatan saat bertugas, baik dari ancaman fisik, verbal, maupun intimidasi. Perlindungan ini, kata dr Slamet, bukan sekadar tanggung jawab moral, tetapi kewajiban hukum.

    “Semua anggota IDI berhak mendapat perlindungan sampai prosesnya benar-benar selesai. Biasanya ada yang langsung ditangani IDI cabang atau di Pengurus Besar IDI yang sifatnya nasional. Ada kasus yang bisa diatasi cepat, ada yang memerlukan waktu. Untuk data kasus (seberapa banyak kriminalisasi terjadi), kami belum cek,” jelasnya.

    Perlindungan tenaga kesehatan sebenarnya sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan dan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan. Kedua aturan ini menegaskan bahwa tenaga medis berhak atas perlindungan hukum, keamanan, dan keselamatan kerja.

    Pasal 57 UU Tenaga Kesehatan menyebutkan tenaga kesehatan tidak dapat dituntut secara pidana atau perdata jika bekerja sesuai standar profesi dan prosedur. Artinya, selama tindakan dokter berada dalam koridor medis yang benar, segala bentuk ancaman atau kekerasan kepada mereka dapat diproses hukum sebagai tindak pidana.

    IDI berharap insiden di RSUD Sekayu menjadi momentum untuk memperkuat edukasi publik dan penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan pada tenaga medis.

    “Ke depan semoga tidak terjadi lagi. Kalau memang ada ketidakpuasan, mohon gunakan mekanisme yang ada. Jangan sampai kekerasan menjadi pilihan,” pungkas dr Slamet.

    Sebelumnya diberitakan, viral seorang dokter di RSUD Sekayu mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga pasien. Dalam video yang viral beredar di media sosial, keluarga pasien tampak emosi saat dokter dinilai lambat dalam menangani proses pemeriksaan pasien.

    “Buka masker kamu, dokter apa kamu jelaskan! Ini kami di ruang VVIP paling layak. Ibu saya sudah tiga hari dirawat, dokter ini cuma melihatkan hasil rontgen,” beber salah satu anggota keluarga pasien dalam video yang ramai beredar.

    Keluarga pasien mencecar dokter lantaran pelayanan yang didapat disebut tidak sesuai dengan kamar VVIP yang sudah dibayar untuk merawat ibunya.

    Simak Video “Video: Reaksi IDI soal Keluarga Pasien TBC Paksa Dokter Buka Masker”
    [Gambas:Video 20detik]
    (naf/naf)

  • Video: Protein Hewani Jadi Kunci Penanganan Stunting

    Video: Protein Hewani Jadi Kunci Penanganan Stunting

    Video: Protein Hewani Jadi Kunci Penanganan Stunting

  • 4 Waktu Terlarang Minum Kopi dan Dampaknya bagi Tubuh

    4 Waktu Terlarang Minum Kopi dan Dampaknya bagi Tubuh

    Jakarta

    Bagi banyak orang, hari baru terasa dimulai setelah menyeruput secangkir kopi. Aromanya yang khas dan rasanya yang hangat menjadi ritual pagi yang memberi energi sebelum rutinitas dan kesibukan mengambil alih.

    Namun, tak sedikit yang menikmati kopi lebih dari sekali dalam sehari, bahkan hingga beberapa cangkir. Meski kopi digemari di seluruh dunia, ada waktu-waktu tertentu yang sebenarnya tidak ideal untuk menikmatinya. Minum kopi di waktu yang kurang tepat dapat memengaruhi pencernaan dan penyerapan nutrisi dalam tubuh.

    Menurut Indian Council of Medical Research (ICMR), baik teh maupun kopi mengandung kafein yang dapat menstimulasi sistem saraf pusat dan berpotensi menimbulkan ketergantungan. Batas konsumsi kafein yang disarankan adalah tidak lebih dari 300 miligram per hari. Secangkir kopi seduh berukuran 150 ml mengandung sekitar 80-120 mg kafein, kopi instan mengandung 50-65 mg, sedangkan teh mengandung 30-65 mg kafein.

    Lalu, kapan sebaiknya kopi dihindari? Dikutip dari NDTV, berikut rekomendasi para ahli untuk tetap menikmati kopi favorit tanpa penyesalan di kemudian hari.

    Waktu Terlarang untuk Minum Kopi

    Ahli pengobatan Ayurveda atau sistem pengobatan tradisional India kuno, Dr Dixa Bhavsar Savaliya, membagikan tips di Instagram tentang waktu-waktu yang sebaiknya dihindari untuk minum kopi.

    1. Saat Baru Bangun Pagi

    Banyak orang memulai hari dengan secangkir kopi untuk mengusir kantuk, namun Dr Savaliya tidak menyarankannya. Minum kopi saat perut kosong dapat mengganggu produksi kortisol, hormon stres, sehingga memicu rasa cemas dan membuat tubuh terasa tidak seimbang sejak awal hari.

    2. Saat Makan

    Menikmati kopi sambil makan terdengar nikmat, tapi kebiasaan ini bisa menghambat pencernaan. Kopi bersifat asam, dan jika dikonsumsi bersamaan dengan protein, keasamannya dapat membuat protein menjadi lebih sulit dicerna. Selain itu, kopi juga bisa mengganggu penyerapan zat besi jika diminum tepat setelah makan.

    Untuk pencernaan yang optimal, sebaiknya hindari minum kopi setidaknya satu jam sebelum dan sesudah makan.

    3. Setelah Pukul 4 Sore

    Meski secangkir kopi sore terasa menyenangkan, kafein dapat memengaruhi kualitas tidur. Dr Savaliya menyarankan untuk menghindari kafein minimal 6 jam sebelum tidur, idealnya 10 jam. Mengurangi konsumsi kopi setelah pukul 4 sore dapat membantu tidur lebih nyenyak, mendukung detoksifikasi hati, menurunkan kadar kortisol, dan memperbaiki pencernaan.

    4. Saat Kurang Tidur

    Dikutip dari Prevention, kopi sering dianggap sebagai solusi alami untuk mengatasi kurang tidur di malam hari, dan memang bisa membantu, tapi hanya sampai batas tertentu. Penelitian terbaru menunjukkan, jika tidur kurang dari 5 jam selama tiga malam berturut-turut, kafein tidak lagi efektif meningkatkan kewaspadaan.

    Hal ini karena kurang tidur menyebabkan penurunan fungsi kognitif yang sangat tajam, sehingga kafein tidak mampu mengimbanginya. Jika sulit tidur minimal 7 jam setiap malam, sebaiknya hindari konsumsi kopi dan gantikan dengan tidur siang selama 20 menit saat energi mulai menurun.

    Penelitian juga membuktikan, tidur siang mampu mengurangi gejala kurang tidur dan meningkatkan kewaspadaan jauh lebih baik dibandingkan kafein.

    (suc/suc)

  • Video Kata Pakar soal Dokter Dipaksa Buka Masker oleh Keluarga Pasien TBC

    Video Kata Pakar soal Dokter Dipaksa Buka Masker oleh Keluarga Pasien TBC

    Ada cerita viral nih dari RSUD Sekayu! Dokter kena marah-marah gara-gara beda paham soal TBC. Pasien udah kritis, dokter bilang harus nunggu tes dahak dulu, eh keluarga pengen cepet-cepetan langsung tindakan TBC.

    Pakar bilang, tes dahak penting buat pastiin TBC. Tapi kalau pasien nggak bisa keluar dahak, rontgen dan gejala juga jadi petunjuk apakah pasien terjangkit TBC.

    Klik di sini untuk menonton video-video lainnya.

  • 10 Tantangan Temukan Kesalahan di Gambar untuk Menguji Kejelian Mata

    10 Tantangan Temukan Kesalahan di Gambar untuk Menguji Kejelian Mata

    Jakarta

    Pernah melihat kejanggalan dalam sebuah gambar? Mungkin posisi objeknya atau ada detail yang tidak sesuai.

    Tantangan untuk menemukan kesalahan pada gambar tak hanya menjadi permainan seru untuk menguji ketelitian, tapi juga bisa mempertajam konsentrasi. Coba lihat sejauh mana kemampuan matamu dalam menangkap detail kecil dalam gambar?

    Temukan Kesalahan pada Gambar

    Perhatikan gambar dengan seksama, karena ada detail yang dibuat salah atau tidak logis. Temukan kejanggalan itu secepat mungkin.

    1. Pada gambar, terlihat rumah sakit yang ramai. Ada dokter, perawat, pengunjung, hingga pasien. Coba cari hal yang tidak masuk akal di sini.

    Asah otak detikHealth Foto: detikHealth

    2. Kira-kira, bagaimana perahu ini bisa masuk ke pelabuhan? Apakah ada yang janggal di sini?

    Asah Otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    3. Ada seorang suami yang sedang membaca koran dan istri yang sedang membereskan rumah. Perhatikan apa yang salah dengan ruang makan ini?

    Asah Otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    4. Pria ini sedang membaca di ruang tamu dengan lampu yang terang. Apa ya yang janggal?

    Asah Otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    5. Wanita ini sedang mengeringkan piring dengan lap di dapur. Coba lihat perabotan di sini, apa yang salah?

    Tes asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    6. Ini adalah gambar jam sederhana. Apa yang salah ya?

    Ada yang Salah di Gambar Ini, Apakah Kamu Bisa Menemukannya? Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    7. Tiga karyawan ini sedang bekerja di depan laptop. Bisakah kamu menemukan hal janggal?

    Ada yang Salah di Gambar Ini, Apakah Kamu Bisa Menemukannya? Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    8. Dua anak ini sedang bermain ayunan. Kira-kira apa yang salah?

    Temukan Kesalahan di Gambar Ini, Apakah Otak Kamu Secerdas Detektif? Foto: Firdaus Anwar/ detikHealth

    9. Perhatikan hal yang tidak masuk akal dari gambar wanita yang sedang main salju ini. Bisa menemukannya dengan cepat?

    Temukan Kesalahan di Gambar Ini, Apakah Otak Kamu Secerdas Detektif? Foto: Firdaus Anwar/ detikHealth

    10. Kali ini cukup mudah. Coba perhatikan dengan baik.

    Temukan Kesalahan di Gambar Ini, Apakah Otak Kamu Secerdas Detektif? Foto: Firdaus Anwar/ detikHealth

    Jawaban Temukan Kesalahan dalam Gambar

    Inilah beberapa detail janggal yang tersembunyi di settiap gambar. Jika berhasil menjawab semua berarti kamu sangat teliti.

    1. Ada pengunjung yang membawa hewan peliharaan dan bor. Tentu saja ini tidak masuk akal di lingkungan rumah sakit.

    Asah otak detikHealth Foto: detikHealth

    2. Pintu untuk masuk kapal terlalu kecil. Mustahil kapalnya bisa masuk.

    Asah Otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    3. Di ruang makan kulkas seharusnya diisi makanan, tapi di sini malah berisi sapu

    Asah Otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    =========BREAK========

    4. Lampu memang menyala, tapi stekernya belum dicolok.

    Asah Otak detikHealth Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

    5. Tinggi ujung mulut teko terlalu rendah. Jadi tidak bisa menampung air.

    Tes asah otak detikHealth. Foto: detikHealth

    6. Salah satu jarum jam copot dari porosnya. Apa kamu bisa melihatnya dengan jelas?Ada yang Salah di Gambar Ini, Apakah Kamu Bisa Menemukannya? Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    7. Ada tiga matahari di tiga jendela berbeda.

    Ada yang Salah di Gambar Ini, Apakah Kamu Bisa Menemukannya? Foto: detikhealth/Firdaus Anwar

    8. Pengikatan ayunan salah. Jika seperti ini tentu orang yang menaikinya akan jatuh.

    Temukan Kesalahan di Gambar Ini, Apakah Otak Kamu Secerdas Detektif? Foto: Firdaus Anwar/ detikHealth

    9. Wanita ini salah mengenakan sepatu. Sepatu roda tidak cocok digunakan untuk kondisi bersalju atau es.Temukan Kesalahan di Gambar Ini, Apakah Otak Kamu Secerdas Detektif? Foto: Firdaus Anwar/ detikHealth

    10. Lihat, tanggal yang tertera di laptop berbeda dengan tanggal di kalender

    Temukan Kesalahan di Gambar Ini, Apakah Otak Kamu Secerdas Detektif? Foto: Firdaus Anwar/ detikHealth

    Halaman 2 dari 6

    (elk/up)

  • Daftar Gejala Akibat Terpapar Kamitetep dan Cara Mengobatinya

    Daftar Gejala Akibat Terpapar Kamitetep dan Cara Mengobatinya

    Jakarta

    Pernah menemukan serangga kecil berwarna abu abu yang bentuknya seperti terbungkus kantong tipis? Itulah yang dikenal masyarakat dengan sebutan kamitetep.

    Hewan dengan nama ilmiah Phereoeca uterella ini biasanya ditemukan di sudut-sudut rumah atau bersembunyi, menempel di dinding, atau bersembunyi di tempat yang lembab. Meski ukurannya kecil, ada yang merasakan sejumlah gejala kulit karena terpapar serangga ini.

    Apa Itu Kamitetep?

    Kamitetep merupakan fase larva dari sejenis hewan ngengat yang metamorfosisnya mirip dengan kupu-kupu. Hewan ini tidak dianggap sebagai serangga yang mengganggu, sehingga tidak banyak riset tentang hewan ini.

    “Berbeda dengan wereng misalnya, semua orang bicara tentang wereng, kemudian kemarin ada yang menyerang jagung dan sebagainya itu banyak yang dicari soal itu,” kata pakar ilmu serangga dan hama tumbuhan dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Prof Edhi dalam perbincangan dengan detikcom beberapa waktu lalu.

    Gejala Terkena Paparan Kamitetep

    Prof Edhi meragukan anggapan bahwa kamitetep mengandung racun yang memicu gatal-gatal. Menurutnya, gatal-gatal muncul karena kotoran yang membungkus serangga tersebut.

    Sementara dokter kulit Dr dr I Gusti Nyoman Darmaputra, SpDVE, SubspOBK, FINSDV, FAADV memaparkan beberapa gejala dari paparan kamitetep yang biasa ditemui, di antaranya:

    Gatal pada area kulitKemerahan yang melebarPembengkakanIritasi atau nyeri pada kulit

    Selain itu, seorang mahasiswi Denpasar, Dwi Kukuh Wandari, menceritakan pengalamannya terkena kamitetep kepada detikcom. Dia merasakan tangan dan badannya gatal-gatal disertai bentol kemerahan.

    “Bentolnya itu kayak satu-satu gitu lo, kayak ada titik di tengahnya gitu. Tapi aku nggak tahu itu warna hitam atau merah soalnya udah lama, habis itu nggak pernah kena lagi soalnya,” kata Wanda yang mengaku memang memiliki kulit sensitif.

    Bagaimana Cara Mengatasi Gatal-gatal Akibat Kamitetep?

    Menurut dr Darma, cara tepat untuk mengatasi rasa gatal akibat kamitetep adalah mencuci bagian tubuh yang terkena dengan sabun. Hindari menggaruk bagian yang terpapar, karena bisa memperparah gejala.

    Setelahnya kompres dengan air dingin untuk mengatasi rasa gatal ataupun sakit. Apabila keluhan yang dirasakan semakin memburuk, segera berobat ke dokter.

    Banyak masyarakat yang percaya bahwa bawang putih bisa mengatasi gatal-gatal akibat kamitetep. Namun, dr Darma meragukan efektivitas bawang putih dalam mengatasi gatal-gatal akibat kamitetep.

    “Takutnya ada reaksi alergi terhadap bawang putih yang nantinya justru memperparah gejala, seperti terjadi kemerahan, lebih gatal, perih ataupun bengkak, sehingga penggunaan bawang putih sebaiknya dihindari,” saran dr Darma.

    Senada dengan hal tersebut, prof Edhi juga mengungkapkan, belum ada bukti ilmiah yang mengonfirmasi anggapan tersebut.

    “Tetapi reaksi terhadap pengaruh serangga (bukan gigitan ya) oleh bawang putih bisa saja menawarkan rasa gatal yang timbul karena sensasi panas bawang putih,” katanya.

    (elk/naf)

  • Viral Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu, IDI Angkat Bicara

    IDI Kutuk Keluarga Pasien yang Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu

    Jakarta

    Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengutuk perlakuan keluarga pasien RSUD Sekayu yang memaksa dokter membuka masker. Hal tersebut dinilai sudah termasuk pada perlakuan kriminalisasi tenaga medis.

    IDI menyesalkan minimnya edukasi pada pasien terkait pengaduan ketidaknyamanan dalam pelayanan, yang sebenarnya bisa melalui mekanisme tertentu, tanpa perlu melakukan kekerasan.

    “IDI mengutuk perlakuan pada dokter tersebut, dokter harusnya dihormati sebagai seseorang yang memeriksa pasien, karena dokter memeriksa pasien kan sudah sesuai standar profesi, tidak boleh menggunakan kekerasan seperti itu,” tutur Ketua Umum IDI dr Slamet Budiarto saat dihubungi detikcom Rabu (13/8/2025).

    IDI meminta pihak rumah sakit juga ikut memberikan perlindungan kepada dokter yang sedang bertugas. Hal ini demi memastikan keamanan para tenaga medis saat tengah berpraktik.

    dr Slamet menyebut pihaknya berharap kejadian kriminalisasi semacam ini bisa dicegah di kemudian hari.

    “Ke depan semoga tidak terjadi lagi, kalau memang ada ketidakpuasan ya mohon mekanismenya kan ada, tidak seperti itu,” sambungnya.

    Sebelumnya diberitakan, viral seorang dokter di RSUD Sekayu mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga pasien. Dalam video yang viral beredar di media sosial, keluarga pasien tampak emosi saat dokter dinilai lambat dalam menangani proses pemeriksaan pasien.

    “Buka masker kamu, dokter apa kamu jelaskan! Ini kami di ruang VVIP paling layak. Ibu saya sudah tiga hari dirawat, dokter ini cuma melihatkan hasil rontgen,” beber salah satu anggota keluarga pasien dalam video yang ramai beredar.

    Keluarga pasien mencecar dokter lantaran pelayanan yang didapat disebut tidak sesuai dengan kamar VVIP yang sudah dibayar untuk merawat ibunya.

    Halaman 2 dari 2

    (naf/kna)

  • Perubahan yang Dirasakan Tubuh saat Setop Konsumsi Gula 2 Minggu

    Perubahan yang Dirasakan Tubuh saat Setop Konsumsi Gula 2 Minggu

    Jakarta

    Sebuah simulasi menunjukkan tubuh manusia mengalami perubahan luar biasa saat berhenti mengonsumsi gula selama dua minggu. Gula dianggap sebagai penyebab utama krisis obesitas di Amerika Serikat.

    Mengonsumsi gula dengan jumlah berlebihan juga dapat mengganggu kesehatan terutama bagi gigi. Para dokter juga sudah memperingatkan untuk mengurangi konsumsi gula yang berasal dari minuman manis atau camilan yang sarat gula.

    Terlalu banyak mengonsumsinya bisa menyebabkan diabetes tipe 2 serta berbagai penyakit kronis lainnya. Maka dari itu, konsumsi gula perlu dibatasi.

    Dikutip dari Unilad, gula bersifat seperti obat-obatan adiktif yang menggelitik bagian yang membuat seseorang senang di otak. Itu juga melepaskan hormon dopamin, yang membuat seseorang merasa bahagia bahkan menginginkannya lagi dan lagi.

    Namun, tidak semua gula itu ‘buruk’. Gula alami yang terkandung di dalam susu, buah, dan sayur berbeda dengan gula tambahan buatan yang dimasukkan ke dalam makanan olahan.

    Gula alami memenuhi kriteria dalam hal serat, vitamin, dan mineral yang dibutuhkan untuk mendukung kesehatan manusia secara keseluruhan. Hal ini mendorong @GrowfitHealth menciptakan simulasi untuk mengamati bagaimana jika tubuh tanpa asupan gula tambahan.

    Berikut hal-hal yang terjadi pada tubuh dari hari ke hari tanpa asupan gula selama dua minggu:

    1. Dua Hari Pertama Tanpa Gula

    Video tersebut menunjukkan bahwa hanya dalam 48 jam setelah berhenti mengonsumsi gula, gula darah tubuh sudah mulai stabil. Akan terlihat ‘penurunan energi yang lebih sedikit atau lonjakan yang tiba-tiba’.

    “Anda bahkan mungkin melihat angka pada timbangan turun, karena penelitian mengungkapkan bahwa tubuh melepaskan cadangan air saat asupan gula dihentikan,” terang para ahli dalam simulasi tersebut.

    Simulasi tersebut juga menambahkan dalam dua hari, tubuh akan mulai memanfaatkan lemak yang tersimpan untuk energi.

    2. Hari Ketiga hingga Keenam Tanpa Gula

    Di awal, mungkin seseorang tidak melihat adanya perubahan pada berat badan setelah berhenti mengonsumsi gula. Perubahan biasanya akan muncul pada hari ketiga hingga keenam.

    “Anda mungkin mengalami sakit kepala, perubahan suasana hati, dan kelelahan meski belum seminggu,” ungkap video tersebut.

    “Ini terjadi karena tubuh Anda sedang mendetoksifikasi dan menyesuaikan diri.”

    Namun, video tersebut menambahkan bahwa gejala-gejala yang muncul itu perlahan akan mereda. Hal ini didukung oleh para ahli di Addiction Help.

    “Gejala umum pada tahap awal putus gula meliputi gejala fisik, seperti sakit kepala, kelelahan, dan mual. Gejala mental meliputi mudah tersinggung, cemas, perubahan suasana hati, dan kesehatan mental yang umumnya memburuk,” jelas mereka.

    3. Seminggu Tanpa Gula

    Sekitar hari ketujuh hingga kesembilan, studi menunjukkan bahwa rasa kantuk akan mulai mereda. Seseorang yang mengurangi asupan gula akan merasakan kesegaran baru, karena makanan utuh tiba-tiba terasa lebih enak.

    “Langit-langit lidah Anda menjadi sensitif terhadap rasa halus dan Anda akan merasakan buah-buahan terasa seperti terlalu manis,” terang dalam video tersebut.

    4. Minggu Kedua Tanpa Gula

    Akhirnya, di tahap terakhir antara 10 hari hingga dua minggu, ada kemungkinan besar seseorang merasa lebih berenergi. Tidur akan terasa lebih nyenyak dan berat badan menurun.

    Manfaat Berhenti Mengonsumsi Gula

    Selain penurunan berat badan, manfaat lain mengurangi konsumsi gula tambahan dapat menurunkan risiko depresi, kecemasan, atau penyakit mental lainnya. Studi lain juga menunjukkan bahwa pola makan manis berkaitan erat dengan penyakit kardiovaskular, karena kecenderungannya meningkatkan tekanan darah dan peradangan.

    Untuk terbebas dari ‘kecanduan gula’, disarankan untuk tidak pernah melewatkan makan, minum banyak air, tidur yang cukup, dan mengonsumsi setidaknya lima porsi buah serta sayur dalam sehari.

    Selain itu, penting juga meluangkan waktu untuk berolahraga demi melawan hormon stres yang memicu perubahan suasana hati.

    Halaman 2 dari 3

    (sao/kna)

  • Viral Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker di RSUD Sekayu, IDI Angkat Bicara

    Dokter Dipaksa Buka Masker oleh Keluarga Pasien RSUD Sekayu, Ini Kata Majelis Disiplin Profesi

    Jakarta

    Viral seorang dokter di RSUD Sekayu mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga pasien. Dalam video yang viral beredar di media sosial, keluarga pasien tampak emosi saat dokter dinilai lambat dalam menangani proses pemeriksaan pasien.

    “Buka masker kamu, dokter apa kamu jelaskan! Ini kami di ruang VVIP paling layak. Ibu saya sudah tiga hari dirawat, dokter ini cuma melihatkan hasil rontgen,” beber salah satu anggota keluarga pasien dalam video yang ramai beredar.

    Keluarga pasien mencecar dokter lantaran pelayanan yang didapat disebut tidak sesuai dengan kamar VVIP yang sudah dibayar untuk merawat ibunya.

    Ketua Majelis Disiplin Profesi (MDP) Sundoyo mengaku belum mendapatkan pengaduan terkait kriminalisasi tersebut. Meski begitu, pihaknya terbuka untuk proses pendampingan kepada tenaga dokter.

    “Kasus ini belum diadukan ke MDP,” bebernya saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (13/8/2025).

    MDP dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2024. Selain bertugas menegakkan disiplin profesi nakes, termasuk menerima pengaduan, memverifikasi, memberikan rekomendasi, pihaknya berperan dalam mencegah kriminalisasi nakes yang tidak berdasar, memastikan penegakan disiplin dilakukan secara adil dan transparan.

    Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin sebelumnya juga menekankan perlunya membangun sistem pengaduan yang adil guna memastikan para tenaga kesehatan dan tenaga medis terlindungi dari kriminalisasi, tetapi tetap diberikan hukuman jika ditemukan kelalaian.

    “Sekarang kita ingin menjaga keseimbangan antara kepentingan masyarakat dan kepentingan penyedia jasa kesehatan, yang selama ini kita rasakan keseimbangannya belum sama mengenai pengaduan dugaan,” kata Budi Gunadi Sadikin dalam rapat bersama DPR RI di Jakarta, Rabu.

    Hal tersebut jelas tergambar pada total laporan aduan terkait tenaga medis.

    Sundoyo juga sebelumnya merinci total pengaduan yang telah diterima oleh MDP sebanyak 57 pengaduan. Dari pengaduan tersebut, 31 pengaduan masih dalam proses pemeriksaan dan 24 pengaduan lainnya telah selesai diperiksa. Hasilnya, 8 pengaduan terbukti sebagai pelanggaran disiplin profesi, sementara 16 lainnya terbukti bukan pelanggaran.

    Artinya, tidak sedikit kasus yang malah berujung pada kriminalisasi tenaga dokter.

    Lihat video ‘Viral Dokter di Muba Diserang Keluarga Pasien, Dipaksa Buka Masker’:

    Halaman 2 dari 2

    (naf/up)