Category: Detik.com Kesehatan

  • Atasi Kekurangan Dokter, Prabowo Bakal Buka 148 Prodi di 57 FK Tahun Ini

    Atasi Kekurangan Dokter, Prabowo Bakal Buka 148 Prodi di 57 FK Tahun Ini

    Jakarta

    Presiden RI Prabowo Subianto melanjutkan janji kampanyenya yang semula meyakini mampu mendirikan 300 fakultas kedokteran di masa jabatannya. Gagasan ini berangkat dari laporan kekurangan dokter dan dokter spesialis.

    Prabowo merinci sedikitnya 148 program studi di 57 fakultas kedokteran akan dibuka di seluruh Indonesia. Terbagi menjadi:

    125 prodi dokter spesialis23 prodi dokter sub spesialis25 prodi umum dan prodi gigi

    “Tahun ini kita akan menambah fakultas-fakultas kedokteran di seluruh Indonesia. Kita ketinggalan dalam menghasilkan dokter-dokter dan dokter gigi,” sebutnya dalam Sidang Tahunan MPR RI di Gedung Nusantara, Komplesks MPR/DPR/DPD RI, Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025).

    Memperbanyak pembukaan prodi disebutnya mampu meningkatkan jumlah dan kuota mahasiswa kedokteran. Pihaknya juga tidak menutup kemungkinan untuk membuka beasiswa.

    “Serta meningkatkan kuota mahasiswa kedokteran yang mendapat beasiswa.”

    “Untuk mengatasi kekurangan dokter dan dokter spesialis tahun ini akan dibuka 148 prodi di 57 fakultas kedokteran di seluruh Indonesia,” pungkasnya.

    Pembukaan 148 prodi di 57 fakultas kedokteran berada di bawah wewenang Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek).

    (naf/kna)

  • Ibu Jeff Bezos Meninggal di Usia 78 Setelah Berjuang Lawan Penyakit Lewy Body Dementia

    Ibu Jeff Bezos Meninggal di Usia 78 Setelah Berjuang Lawan Penyakit Lewy Body Dementia

    Jakarta

    Ibu dari miliarder Jeff Bezos, Jacklyn Gise Bezos meninggal dunia di usia 78 tahun. Diketahui, Jacklyn sebelumnya berjuang melawan penyakit lewy body dementia (LBD) sejak 2020 silam.

    “Setelah perjuangan panjang melawan lewy body dementia, dia meninggal dunia hari ini. Dikelilingi oleh banyak orang yang menyayanginya, anaknya, cucunya, dan ayah saya,” tulis Jeff Bezos di akun Instagram pribadi, dikutip detikcom, Jumat (15/8/2025).

    “Saya tahu dia merasakan kasih sayang kami di saat-saat terakhirnya. Kami semua beruntung berada di dalam hidupnya. Saya selalu menyimpannya di hati saya,” sambungnya.

    Lewy Body Dementia, Apa Itu?

    Dikutip dari Mayo Clinic, merupakan salah satu jenis dementia paling umum kedua setelah alzheimer. Endapan protein yang disebut ‘badan Lewy’ atau ‘lewy body’ berkembang di sel-sel saraf otak. Ini memengaruhi area otak yang berperan dalam berpikir, mengingat, dan bergerak.

    Ada dua jenis LBD yang menyebabkan gejala kognitif, yakni demensia dengan ‘lewy body’ dan demensia akibat penyakit parkinson. Mereka yang mengidap LBD biasanya memiliki gejala seperti parkinson, yakni otot kaku, gerakan lambat, kesulitan berjalan, hingga tremor.

    Selain itu, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul dari penyakit LBD.

    1. Halusinasi Visual

    Pasien biasanya akan melihat hal-hal yang sebenarnya tidak ada, atau yang disebut halusinasi. Gejala ini mencakup melihat bentuk, hewan, atau orang yang tidak ada.

    2. Masalah Pergerakan

    Tanda-tanda penyakit parkinson juga bisa muncul. Gejala-gejala ini meliputi gerakan yang melambat, otot kaku, tremor, atau berjalan terseok-seok. Hal ini dapat menyebabkan pasien terjatuh.

    3. Sistem Saraf Terganggu

    Bagian sistem saraf yang mengendalikan fungsi otomatis disebut sistem saraf otonom. LBD dapat memengaruhi kemampuan sistem saraf otonom dalam mengendalikan tekanan darah, detak jantung, keringat, dan pencernaan.

    Hal ini dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah secara tiba-tiba saat berdiri, pusing, terjatuh, kehilangan kendali kandung kemih, dan masalah usus seperti sembelit.

    4. Perubahan Kognitif

    Pengidap LBD mungkin mengalami perubahan berpikir yang mirip dengan gejala penyakit Alzheimer. Gejala-gejala ini dapat meliputi kebingungan, penurunan perhatian, masalah visual-spasial, dan kehilangan memori.

    5. Sulit Tidur

    Pasien dapat mengalami gerakan mata cepat, yang juga dikenal sebagai gangguan perilaku tidur REM. Gangguan ini menyebabkan mereka secara fisik mewujudkan mimpi mereka saat tidur. Pasien mungkin akan memukul, menendang, berteriak, atau menjerit saat tidur.

    6. Depresi

    Pasien yang mengalami LBD mungkin akan mengalami depresi atau kehilangan motivasi untuk hidup.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/kna)

  • Tips Menang Lomba Sepak Bola Sarung, Jebolan SSB Saja Akui Tak Mudah

    Tips Menang Lomba Sepak Bola Sarung, Jebolan SSB Saja Akui Tak Mudah

    Jakarta

    Bermain sepak bola bukanlah sesuatu yang mudah karena butuh keterampilan fisik dan teknis yang tinggi. Bagaimana jika pemainnya diharuskan pakai sarung, seperti yang dilombakan di perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) tiap 17 Agustus? Tentu tingkat kesulitannya akan meningkat.

    Dikenal sebagai ‘sepak bola sarung’, jenis perlombaan ini termasuk salah satu yang populer. Variasi lainnya, sarung diganti daster emak-emak. Intinya sama, memberikan challenge terhadap keleluasaan bergerak.

    Terkait sistem permainan, biasanya akan disesuaikan dengan kondisi lapangan di kampung masing-masing. Ada yang melakukan dengan 11 vs 11 seperti sepak bola, atau 5 vs 5 seperti halnya futsal.

    Meskipun hanya dengan tambahan sarung, lomba ini terbilang cukup menantang, bahkan bagi mereka yang pada dasarnya adalah atlet sepak bola atau futsal.

    Tertantang ingin jadi juara? Berikut tips lomba sepak bola sarung agar mudah mencetak gol ke gawang lawan dan pulang bawa hadiah.

    1. Menjaga Keseimbangan Tubuh

    Salah satu yang hal yang menjadikan lomba ini cukup menantang adalah sulitnya menjaga keseimbangan tubuh. Jika biasanya pemain mengenakan celana pendek, penggunaan sarung tentu akan membatasi ruang gerak dari kaki.

    Yuda (26) karyawan swasta di Malang, mengakui sulitnya bertanding di lomba ‘sepak bola sarung’. Padahal ia mengaku telah mengenyam keterampilan bermain bola di sekolah sepak bola (SSB) sejak duduk di bangku sekolah dasar (SD).

    “Gampang keserimpet, kan itu lututnya jadi gak bebas karena sarung. Kadang kalau pas lari kenceng bisa jatuh,” kata Yuda saat dihubungi detikcom Rabu (13/8/2025).

    Senada, Mahesa (26) karyawan swasta di Malang memiliki trik agar tidak mudah jatuh saat berlari menggunakan sarung.

    “Agak curang dikit, itu sarungnya dilonggarin pas bagian lututnya, jadi bisa nambah ruang buat lari,” kata Mahesa yang biasa bermain di posisi gelandang.

    2. Teknik Menggiring Bola

    Yuda dan Mahesa merupakan atlet sepak bola yang biasa bermain di lapangan besar sebagai pemain tengah, yang pastinya sangat terlatih untuk urusan dribble. Namun ketika bermain sepak bola sarung 5 vs 5, mau tidak mau harus ada penyesuaian.

    “Digiring dikit-dikit aja, kalau nggak ya lebih banyak diumpan ke temen aja nggak usah digiring. Bolanya kan (biasanya pakai) bola plastik, itu juga sulit kalau harus digiring,” kata Yuda.

    3. Kontrol Bola dan Shooting

    Bagi Mahesa, tidak ada perbedaan yang signifikan terkait sepak bola sarung dan sepak bola normal. Hanya saja, ada sedikit penyesuaian dari hal kontrol bola dan menendang.

    “Kalau bisa sih kita umpan ke teman pakai bola bawah, jangan lambung, kan buat ngangkat kaki juga terbatas ya,” kata Mahesa.

    “Kalau kalau buat nendang, karena bolanya plastik jadi pakai kaki bagian dalam aja,” sambungnya.

    4. Kerja Sama Tim

    Baik Mahesa dan Yuda mengakui di sepak bola sarung tidak bisa mengandalkan individual skill, karena sangat sulit untuk bisa melewati lawan dan menggiring bola sendirian.

    “Dioper-oper aja paling biar nggak capek juga,” kata Mahesa.

    Tips menang lomba sepak bola sarung Foto: infografis detikHealth

    5. Risiko Cedera

    Sama seperti sepak bola pada umumnya, lomba ini juga tidak akan terhindar dari risiko cedera. Menurut praktisi kesehatan olahraga, dr Andhika Raspati, SpKO sendi menjadi bagian tubuh yang rawan cedera.

    “Kalau (lomba) yang lompat-lompatan, lari-larian ya ada risiko cederanya. Kalau orangnya ada kelemahan sendi, tidak stabil di sendi-sendinya ya bisa banget kumat, kecengklak, atau keseleo pas lomba,” kata praktisi kesehatan olahraga, dr Andhika Raspati, SpKO saat dihubungi detikcom, Kamis (14/8/2025).

    Stretching atau peregangan, serta warm up atau pemanasan sebelum melakukan lomba, lanjut dr Dhika juga bisa dilakukan sebagai salah satu cara agar meningkatkan performa sebelum lomba.

    “Ya bener, bisa lebih perform gitu lombanya, jadi silakan aja mau warm up dulu, stretching dulu pasti akan berdampak baik lah,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 5

    Simak Video “Video Media Asing Soroti Kasus Ratusan Siswa Keracunan Makan Gratis”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

    Resep Juara Lomba 17-an

    4 Konten

    Beragam lomba memperingati HUT RI ke-80 pada 17 Agustus 2025 bukan hanya untuk seru-seruan, tapi sekaligus ajang tes kebugaran. Mau menang lomba balap karung atau makan kerupuk? Butuh fisik yang prima.

    Konten Selanjutnya

    Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya

  • Mpok Alpa Meninggal Dunia, Ini Jenis Kanker yang Rentan Dialami Wanita

    Mpok Alpa Meninggal Dunia, Ini Jenis Kanker yang Rentan Dialami Wanita

    Jakarta

    Komedian Mpok Alpa meninggal dunia. Hal itu disampaikan secara langsung oleh rekannya Raffi Ahmad dan Irfan Hakim di acara FYP Trans 7 yang biasanya mereka bawakan.

    Mpok Alpa dikabarkan meninggal dunia pada usia 38 tahun akibat kanker. Hingga kini, belum diketahui apa jenis kanker yang dialami oleh Mpok Alpa.

    Mpok Alpa sebenarnya sudah mengidap penyakit tersebut sejak lama. Namun, teman-temannya memilih untuk menutupi hal tersebut karena menjaga privasi sang komedian.

    “Kita menjaga privasi Mpok Alpa. Dia nggak mau kondisinya diketahui banyak orang,” kata Irfan Hakim, pada Jumat (15/8/2025).

    “Memang keinginan almarhumah untuk menjaga semuanya,” timpal Raffi.

    Jenis Kanker yang Rentan Dialami Wanita

    Terlepas dari kondisi yang dialami Mpok Alpa, ada beberapa jenis kanker yang rentan dialami oleh perempuan. Dua jenis kanker dengan kasus terbanyak dialami perempuan Indonesia adalah kanker serviks dan payudara.

    Tak heran, kedua jenis kanker ini juga menjadi salah satu perhatian utama Kementerian Kesehatan. Ini juga menjadi masalah besar mengingat kanker seringkali terlambat terdeteksi, sehingga pasien lebih sulit sembuh dan kualitas hidup menurun.

    “Kanker serviks adalah kanker pembunuh kedua untuk perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Jadi mungkin setiap 25 menit ada satu orang perempuan di Indonesia meninggal akibat kanker,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah kesempatan.

    Menurut data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara berada di angka 65.858 kasus atau 16,6 persen dari total 396.914 kasus kanker baru di seluruh Indonesia. Sedangkan kasus baru kanker serviks berada di angka 36.633 kasus, atau sekitar 9,2 persen.

    Dikutip dari Cleveland Clinic, kanker payudara terjadi ketika sel-sel payudara mengalami mutasi dan berubah menjadi sel kanker. Ahli hingga saat ini belum mengetahui secara pasti apa yang memicu perubahan tersebut.

    Namun, mereka memetakan beberapa faktor risiko kanker payudara meliputi usia 55 tahun atau lebih, riwayat keluarga, genetika, kebiasaan merokok, kegemukan, paparan radiasi, konsumsi minuman beralkohol, hingga riwayat terapi hormon.

    Sedangkan, untuk kanker serviks umumnya disebabkan oleh Human Papilloma virus (HPV). Infeksi virus ini biasanya menyebar melalui kontak seksual lalu. Ketika sistem kekebalan tubuh tidak mampu melawan, maka infeksi ini akan terjadi dan memicu kanker serviks.

    Kanker payudara dan serviks seringkali tak menunjukkan gejala. Namun, dalam beberapa kejadian, keduanya mungkin akan memunculkan gejala seperti berikut.

    Kanker Payudara

    Perubahan ukuran, bentuk, atau kontur payudara.Benjolan atau massa, yang mungkin sekecil biji kacang polong.Benjolan atau penebalan di atau dekat payudara, atau di ketiak, yang bertahan selama siklus menstruasi.Perubahan tampilan atau rasa kulit pada payudara atau puting. Kulit mungkin terlihat berlesung, berkerut, bersisik, atau meradang. Warnanya bisa menjadi merah, ungu, atau lebih gelap dibandingkan bagian lain payudara.Area keras seperti marmer di bawah kulit.Keluarnya cairan dari puting yang bercampur darah atau bening.

    Kanker Serviks

    Tanda dan gejala kanker serviks stadium awal meliputi:

    Cairan vagina berair atau berdarah yang mungkin banyak dan berbau tidak sedap.Pendarahan vagina setelah berhubungan seks, di antara periode menstruasi, atau setelah menopause.Nyeri saat berhubungan seks (dyspareunia).

    Jika kanker telah menyebar ke jaringan atau organ di sekitarnya, gejala yang muncul meliputi:

    Sulit atau nyeri saat buang air kecil, terkadang disertai darah dalam urine.Diare, nyeri, atau pendarahan dari rektum saat buang air besar.Kelelahan, penurunan berat badan, dan hilangnya nafsu makan.Perasaan tidak sehat secara umum.Nyeri punggung tumpul atau pembengkakan pada kaki.Nyeri panggul atau perut.

    Lihat Video ‘Jejak Karier Mpok Alpa di Dunia Hiburan’:

    Halaman 2 dari 3

    (avk/kna)

  • Video: Menkes soal Keluarga Pasien TBC Paksa Dokter Buka Masker

    Video: Menkes soal Keluarga Pasien TBC Paksa Dokter Buka Masker

    Video: Menkes soal Keluarga Pasien TBC Paksa Dokter Buka Masker

  • Ilmuwan China Bikin ‘Robot Hamil’, Gantikan Peran Wanita Mengandung-Melahirkan?

    Ilmuwan China Bikin ‘Robot Hamil’, Gantikan Peran Wanita Mengandung-Melahirkan?

    Jakarta

    China tengah mengembangkan sebuah ‘robot hamil’ yang nantinya akan menjadi pengganti ibu untuk mengandung. Robot humanoid ini dilengkapi dengan rahim buatan di bagian perut, yang diklaim dapat mengandung janin hingga 10 bulan, lalu melahirkan.

    Prototipe (versi awal) dari robot ini diperkirakan akan rilis tahun depan dengan harga 100 ribu yuan (Rp 225 juta).

    Sebuah media sains dan teknologi Kuai Ke Zhi belum lama ini melakukan wawancara dengan pengembang robot tersebut bernama Zhang Qifeng, PhD. Ia menuturkan cara kerja rahim di robot ini tidak seperti inkubator, melainkan mereplikasi proses pembuahan hingga persalinan manusia.

    Kunci dari robot hamil ini adalah teknologi rahim buatan. Janin nantinya tumbuh di dalamnya dengan cairan ketuban artifisial dan menerima nutrisi melalui selang.

    “Teknologi rahim buatan sudah berada pada tahap yang matan dan sekarang perlu ditanamkan di perut robot agar dapat berinteraksi dengan manusia untuk mencapai kehamilan, memungkinkan janin tumbuh di dalamnya,” ucap Zhang dikutip dari Chosun, Jumat (15/8/2025).

    Menurut Zhang, teknologi rahim buatan telah menunjukkan hasil signifikan pada percobaan hewan. Salah satu contohnya adalah studi kasus dari jurnal internasional Nature Communications.

    Para peneliti di Children’s Hospital of Philadelphia pada 2017 berhasil membesarkan anak domba prematur yang setara dengan usia kehamilan manusia 23 minggu di dalam rahim buatan yang disebut biobag.

    Biobag ini terbuat dari bahan vinil transparan, diisi dengan air hangat dan garam untuk menciptakan cairan ketuban artifisial, sementara nutrisi diberikan melalui selang yang terhubung ke tali pusar. Hasilnya, anak domba tersebut tumbuh bulu setelah empat minggu.

    Namun, rahim buatan seperti ini lebih berfungsi seperti inkubator, yaitu membantu bayi prematur berkembang di lingkungan yang mirip rahim.

    Zhang tidak merinci bagaimana nanti pembuahan proses sel telur dan sperma hingga penanaman embrio dalam rahim buatan dilakukan. Ia memperkirakan prototipe robotnya akan siap dalam satu tahun.

    “Kami telah mengadakan forum diskusi dengan otoritas di Provinsi Guangdong dan mengajukan proposal terkait sambil membahas kebijakan dan peraturan,” ucap Zhang menyinggung soal isu etis dan hukum.

    Inovasi yang dilakukan Zhang mengundang pro dan kontra di kalangan netizen China. Ada yang menganggapnya sebagai solusi masalah infertilitas, tapi ada juga yang menganggap hal tersebut tidak etis dan tidak seharusnya dilakukan.

    “Kejam bagi janin untuk lahir tanpa ikatan seorang ibu. Ini benar-benar melanggar etika manusia,” ucap netizen yang tidak setuju.

    “Bagus, jadi wanita tidak perlu menderita. Akhirnya wanita dibebaskan,” ucap netizen lain yang setuju.

    “Saya sudah mencoba inseminasi buatan tiga kali tetapi semuanya gagal. Sekarang saya punya kesempatan untuk punya bayi. Banyak keluarga menghabiskan biaya besar untuk inseminasi buatan tetapi gagal, jadi pengembangan robot hamil ini adalah kontribusi untuk masyarakat,” kata netizen lain.

    Halaman 2 dari 2

    (avk/kna)

  • Mpok Alpa Meninggal karena Kanker, Jalani Pengobatan Sejak Hamil Anak Kembar

    Mpok Alpa Meninggal karena Kanker, Jalani Pengobatan Sejak Hamil Anak Kembar

    Jakarta

    Komedian dan presenter Mpok Alpa meninggal dunia pada Jumat (15/8/2025). Mpok Alpa dikabarkan meninggal karena sakit kanker.

    “Jadi memang dia ini sakit kanker ya sudah beberapa bulan ini mengeluh sakit karena penyakit yang diidapnya,” ungkap Raffi Ahmad di FYP, Trans7, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2025).

    Raffi Ahmad menceritakan Mpok Alpa sudah menjalani pengobatan kanker sejak hamil anak kembar. Belum diinformasikan jenis kanker yang diidap Mpok Alpa.

    Menyoal penyakit kanker

    Dikutip dari laman WHO, kanker adalah penyakit yang dapat bermula di hampir semua organ atau jaringan tubuh ketika sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali, melampaui batas normalnya, menyerang bagian tubuh di sekitarnya, dan/atau menyebar ke organ lain.

    Proses yang terakhir ini disebut metastasis dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker. Neoplasma dan tumor ganas adalah sebutan umum lainnya untuk kanker.

    Kanker merupakan penyebab kematian kedua terbanyak di dunia, dengan perkiraan 9,6 juta kematian, atau 1 dari 6 kematian, pada tahun 2018.

    Kanker paru-paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati adalah jenis kanker yang paling umum pada pria, sementara kanker payudara, kolorektal, paru-paru, serviks, dan tiroid adalah yang paling umum pada wanita.

    Apa Penyebab Kanker?

    Kanker adalah kelainan genetik. Namun, bukan berarti kanker diwariskan. Kanker terjadi ketika gen yang mengatur aktivitas sel bermutasi (berubah). Mutasi ini menciptakan sel-sel abnormal yang membelah dan berkembang biak, yang pada akhirnya mengganggu fungsi tubuh.

    Sel-sel ini membentuk gugusan kanker atau tumor. Sel-sel kanker dapat melepaskan diri dari tumor dan berpindah ke area lain di tubuh melalui sistem limfatik atau aliran darah.

    Misalnya, tumor di payudara dapat menyebar ke paru-paru, sehingga menyebabkan kesulitan bernapas. Pada beberapa jenis kanker darah, sumsum tulang menghasilkan sel-sel darah abnormal yang berkembang biak tak terkendali. Akhirnya, sel-sel abnormal tersebut menggantikan sel-sel darah normal.

    Lihat Video ‘Innalillahi, Mpok Alpa Meninggal Dunia’:

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Dokter Beberkan Makanan yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Rusak Jantung

    Dokter Beberkan Makanan yang Sebaiknya Dihindari, Bisa Rusak Jantung

    Jakarta

    Bagi banyak orang, pagi terasa kurang lengkap tanpa sarapan. Menu sarapan sering menjadi sumber energi untuk memulai aktivitas. Namun, tidak semua pilihan sarapan aman bagi tubuh. Menurut dokter spesialis jantung Robert Segel, M.D., sarapan dengan kandungan natrium tinggi dapat perlahan merusak kesehatan jantung.

    Natrium tidak hanya terdapat pada sosis asin, tetapi juga ‘tersembunyi’ dalam menu yang tidak terasa asin, seperti roti dan kue kering. Mengingat penyakit kardiovaskular menjadi salah satu penyebab kematian terbanyak di dunia, penting untuk meninjau kembali menu sarapan sebelum memulai hari yang padat.

    1. Meningkatkan Tekanan Darah

    “Asupan natrium yang tinggi menyebabkan retensi cairan, meningkatkan tekanan darah, dan meningkatkan risiko gagal jantung,” kata Segel, dikutip dari Eating Well, Jumat (15/8/2025).

    Penelitian menunjukkan bahwa orang dengan pola makan tinggi natrium memiliki risiko 19 persen lebih tinggi terkena penyakit kardiovaskular dibanding mereka yang membatasi asupan natrium. Kelebihan natrium dapat mengganggu sistem pengatur tekanan darah (renin-angiotensin) dan membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

    American Heart Association (AHA) merekomendasikan konsumsi natrium tidak lebih dari 1.500 mg per hari, jauh di bawah rata-rata konsumsi masyarakat yang mencapai lebih dari 3.300 mg.

    2. Mengandung Tinggi Lemak Jenuh

    Daging olahan seperti sosis tidak hanya mengandung natrium tinggi, tetapi juga lemak jenuh yang dapat meningkatkan kadar kolesterol. Kombinasi ini tentu bisa berdampak serius bagi jantung. Sebuah studi menemukan, konsumsi lebih dari 5 ons daging olahan per minggu dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular hingga 46 persen.

    Sebagai gantinya, pilih sumber protein yang minim proses dan lebih sehat, seperti telur, yogurt tawar, atau tuna.

    3. Terkait dengan Diabetes Tipe 2

    Pengidap diabetes memiliki risiko penyakit jantung dua kali lipat akibat kadar gula darah tinggi yang terus-menerus dapat merusak pembuluh darah. Menjaga kadar gula darah tetap stabil menjadi salah satu cara penting melindungi kesehatan jantung.

    Tak hanya makanan manis seperti donat atau kue kering, pola makan tinggi natrium juga berisiko meningkatkan kemungkinan terkena diabetes. Sebuah penelitian menemukan orang dengan asupan natrium tertinggi memiliki risiko 80 persen lebih besar mengalami diabetes dibanding mereka yang konsumsi natriumnya paling rendah.

    4. Rendah Serat

    Serat yang terdapat dalam buah, sayur, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, dan biji-bijian memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pencernaan sekaligus melindungi jantung dan mengurangi risiko diabetes. Sayangnya, sebagian besar orang tidak mencapai kebutuhan serat harian yang disarankan, yaitu sekitar 28 gram.

    Daging olahan tidak mengandung serat sama sekali. Sementara banyak roti, bagel, dan kue panggang juga rendah serat, kecuali dibuat dari biji-bijian utuh dalam jumlah besar.

    Semua jenis serat bermanfaat, tetapi serat larut paling efektif untuk kesehatan jantung karena dapat mengikat kolesterol di usus dan membuangnya melalui tinja. Untuk sarapan, pilih sumber serat larut seperti oatmeal dan buah-buahan, termasuk apel, pir, pisang, dan jeruk.

    Kurangi Risiko Penyakit Jantung dengan Makan Sehat

    Mengonsumsi beragam jenis makanan bermanfaat bagi kesehatan dan dapat membantu menurunkan risiko penyakit, termasuk penyakit jantung. Usahakan untuk mengonsumsi makanan dari lima kelompok pangan dalam jumlah yang disarankan. Cara ini tidak hanya membantu mempertahankan pola makan yang sehat dan bervariasi, tetapi juga memastikan tubuh mendapatkan nutrisi penting.

    Heart Foundation merekomendasikan:

    Mengonsumsi banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian utuh.Memilih beragam sumber protein sehat, terutama ikan dan makanan laut, kacang-kacangan (seperti buncis dan lentil), kacang, serta biji-bijian. Telur dan unggas rendah lemak dalam jumlah terbatas juga dapat menjadi bagian dari pola makan sehat untuk jantung. Jika memilih daging merah, pastikan rendah lemak, tidak diproses atau diproses seminimal mungkin, dan batasi konsumsinya 1-3 kali per minggu.Mengonsumsi susu, yogurt, dan keju tanpa rasa. Bagi yang memiliki kadar kolesterol tinggi, pilihlah produk susu rendah lemak.Memilih sumber lemak sehat, seperti kacang-kacangan, biji-bijian, alpukat, zaitun, dan minyak zaitun untuk memasak.Menggunakan rempah dan bumbu alami untuk memberi rasa, sebagai pengganti garam tambahan.

    Perhatikan pula jumlah makanan yang dikonsumsi. Porsi makan yang terlalu besar, terutama dari makanan tidak sehat, dapat menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Idealnya, piring sehat terdiri dari 1/4 protein,1/4 karbohidrat, dan 1/2 sayuran.

    Halaman 2 dari 3

    (suc/suc)

  • Parahnya Situasi Fasilitas Kesehatan di Gaza, RS Beroperasi Melebihi Kapasitas

    Parahnya Situasi Fasilitas Kesehatan di Gaza, RS Beroperasi Melebihi Kapasitas

    Jakarta

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan keras bahwa sistem kesehatan di Gaza berada dalam kondisi ‘katastrofik’. Rumah sakit kewalahan, persediaan obat menipis, dan ancaman penyakit baru terus bermunculan, di tengah ketidakmampuan bantuan medis untuk masuk dengan cepat.

    Dr. Rik Peeperkorn, Perwakilan WHO untuk Tepi Barat dan Gaza, menyatakan bahwa kurang dari separuh rumah sakit di Gaza dan di bawah 38 persen pusat layanan kesehatan primer berfungsi, itupun dengan kapasitas minimal.

    Kapasitas tempat tidur di fasilitas utama sudah melebihi batas. Dr. Peeperkorn menyebutkan bahwa:

    RS Shifa beroperasi dengan kapasitas 250 persenRS Nasser di 180 persenRS Al-Rantisi di 210 persenRS Al-Ahli melebihi 300 persen

    Situasi ini semakin diperparah dengan tingginya jumlah korban luka dari area distribusi makanan, yang juga menyebabkan kelangkaan darah dan plasma.

    Krisis semakin parah

    Kekurangan kritis obat dan bahan habis pakai terus berlanjut. Menurut Dr. Peeperkorn, 52 persen obat-obatan dan 68 persen bahan habis pakai sudah mencapai “stok nol.”

    Kelaparan dan malnutrisi juga memburuk dengan cepat. Sejak awal tahun 2025, 148 orang, termasuk 49 anak, meninggal karena malnutrisi. Pada Juli, hampir 12.000 anak di bawah usia lima tahun didiagnosis menderita malnutrisi akut, angka bulanan tertinggi yang pernah tercatat.

    Ancaman Penyakit Baru dan Sulitnya Akses Bantuan

    Penyebaran penyakit menambah tekanan pada sistem kesehatan yang lumpuh. Kasus suspek meningitis mencapai 452 pada Juli hingga awal Agustus, jumlah tertinggi sejak eskalasi dimulai. Sindrom Guillain-Barré juga melonjak, dengan 76 kasus suspek sejak Juni. Kedua kondisi ini sangat sulit diobati karena stok obat penting, seperti imunoglobulin, sudah habis.

    Akses bagi tim medis dan pasokan internasional tetap menjadi kendala besar. Dr. Peeperkorn menyebutkan bahwa prosedur masuk sangat lambat dan tidak dapat diprediksi.

    “Kami mendengar lebih banyak pasokan kemanusiaan diizinkan masuk, tetapi itu tidak terjadi, atau terjadi terlalu lambat,” ujarnya.

    WHO menyerukan agar lebih banyak pintu perbatasan ke Gaza dibuka, prosedur dipermudah, dan hambatan akses dicabut untuk mencegah krisis ini semakin parah.

    Halaman 2 dari 2

    (kna/kna)

  • Menkes Minta Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker Disanksi Hukum: Biar Jera

    Menkes Minta Keluarga Pasien Paksa Dokter Buka Masker Disanksi Hukum: Biar Jera

    Jakarta

    Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menekankan perlakuan kekerasan yang dilakukan keluarga pasien kepada dokter di RSUD Sekayu perlu ditindak secara hukum. Hal ini menurutnya demi memberikan efek jera, agar kasus yang sama tidak terulang di kemudian hari.

    Dokter berhak mendapat perlindungan dan keamanan selama menjalankan tugas. Terlebih, dr Syahpri Putra Wangsa adalah tenaga medis yang bersedia mengabdi di daerah.

    “Saya sangat menghargai tenaga medis berkualitas seperti dr Syahpri, seorang dokter subspesialis yang bersedia mengabdi di Kabupaten Sekayu, lokasi yang ditempuh 4 jam dari Kota Palembang,” tuturnya dalam akun Instagram resmi, Kamis (14/8/2025).

    Menkes menyebut pihaknya sudah menugaskan tim Kemenkes RI untuk memberikan dukungan penegakan hukum atas kekerasan yang diterima dr Syahpri di RSUD Sekayu, saat dipaksa membuka masker oleh keluarga pasien.

    “Saya dukung sepenuhnya kasus ini harus dituntaskan melalui jalur hukum untuk memberikan efek jera,” tutur dia.

    Menkes mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, tindakan kekerasan dalam bentuk dengan alasan apapun tidak dapat ditolerir. Terlebih dalam kasus terkait, tindakan ini juga mengarah pada risiko penularan penyakit infeksius.

    “Beliau mendapat tindakan kekerasan verbal dan fisik oleh keluarga pasien. Saya menegaskan kepada seluruh masyarakat Indonesia, kekerasan dan pelecehan terhadap siapapun tidak dapat dibenarkan,” pungkasnya.

    (naf/up)