Video: Prabowo Akan Buka 148 Prodi Kedokteran untuk Atasi Kekurangan Dokter
Category: Detik.com Kesehatan
-

10 Teka-Teki untuk Mengasah Kecerdasan, Genius Pasti Benar Semua
Jakarta –
Kemampuan berpikir logis bisa menjadi keterampilan yang membantu dalam memahami masalah, mencari solusi, dan membuat keputusan yang tepat. Untuk menguji kemampuan ini, tes kecerdasan berpikir logika lewat teka-teki bisa dilakukan.
Tak hanya menghibur, teka-teki juga bisa melatih otak berpikir kreatif. Tak jarang sebuah teka-teki membutuhkan logika, imajinasi, serta ketelitian, sehingga menjadi tantangan yang memacu otak.
Teka-Teki untuk Menguji Kecerdasan
Siap menjawab beberapa teka-teki untuk menguji kecerdasan? Uji kejelian dan logikamu lewat teka-teki berikut ini.
1. Saat pembagian raport, Andi dapat rangking 9 jika dihitung dari peringkat atas kelas, rangking 38 jika dihitung dari peringkat bawah kelas. Total ada berapa anak di kelas Andi?
2. Ada rumah satu lantai berwarna biru. Di dalamnya, semua perabotan berwarna biru. Pintu, jendela, dan televisnya biru. Kira-kira apa warna tangga di dalam rumah itu?
3. Setiap ulang tahun, orang tua Andi memberi koin sesuai usianya untuk ditabung. Sekarang sudah ada 36 koin di dalam tabungan. Berapa usia Andi.
4. Umur saya sekarang 4 kali lipat dari umur anak saya. Dalam 20 tahun, umur saya akan jadi dua kali umur anak saya. Berapa umur kamu sekarang?
5. Aku adalah 4 digit angka. Angka pertama tidak berguna karena aku tetap sama tanpanya. Angka kedua dan ketiga seperti kembar di cermin. Angka keempat setengah nilai angka kedua. Siapa aku?6. Dengan menggunakan botol 5L dan 3L, bagaimana caranya mengisi baskom dengan 4 liter air?
7. Tina memiliki 3 anak laki-laki, setiap anak laki-laki memiliki satu saudara perempuan. Berapa jumlah anak Tina?
8. Seseorang masuk ke ruangan gelap dan mendorong sesuatu. Ada pecahan kaca dan ada yang mati. Apa yang terjadi?
9. 3 dokter berbeda mengaku jika Toni adalah saudara laki-laki mereka, tapi Toni mengaku tidak memiliki saudara laki-laki. Siapa yang berbohong.
10. Mana yang lebih berat? 1 kg bulu ayam atau 1 kg besi?Jawaban Teka-teki untuk Menguji Kecerdasan
Sudah menjawab semuanya? Lihat jawaban dari teka-teki berikut ini.
1. 46 anak. Cara menghitungnya yaitu:
Peringkat 9 dari atas: Ada 8 anak yang peringkatnya lebih tinggiPeringkat 38 dari bawah: Ada 37 anak yang peringkatnya lebih rendah
Total anak sekelas= 8+37+1 (Andi)= 46 anak
2. Tidak ada tangga di rumah itu. Sebab rumah itu hanya memiliki satu lantai.
3. Usia Andi 8 tahun. Andi sudah menerima berturut-turut 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 koin. Ditotal jadi 36 koin.
4. Umur saya : 40 tahun dan umur anak 10 tahun. Dalam 20 tahun ke depan. Usia saya menjadi 60 tahun dan usia anak saya 30 tahun.
5. Ada dua jawaban potensial, 0251 dan 0884.6. Isi botol 5L, tuangkan ke botol 3L sampai penuh. Pindahkan 2L air yang tersisa di botol 5L ke baskom. Kosongkan botol 3L, mulai lagi dari tahap awal sampai dapat 4L air di baskom.
7. Tina memiliki 4 anak, karena setiap anak laki-laki memiliki saudara perempuan yang sama.
8. Sebuah akuarium pecah dan ikan di dalamnya mati
9. Tidak ada yang berbohong. Sebab, ketiga dokter tersebut merupakan saudara perempuan Toni.
10. Beratnya sama-sama 1 kgHalaman 2 dari 4
(elk/up)
-

6 Penyebab Telinga Anak Sakit dan Cara Mengatasinya
Jakarta –
Nyeri telinga (otalgia) merupakan salah satu alasan umum anak-anak dibawa ke dokter. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti tumbuh gigi, sakit tenggorokan, infeksi telinga, atau sumbatan pada tuba Eustachius.
Penyebab dan Cara Mengatasi Telinga Anak Sakit
Dikutip dari Mott Children’s Hospital University of Michigan Health, berikut penyebab telinga anak sakit yang perlu diwaspadai orang tua.
1. Otitis Media dengan Efusi (Cairan di Belakang Gendang Telinga)
Otitis media dengan efusi terjadi ketika saluran Eustachius, yang menghubungkan telinga tengah dengan bagian belakang hidung, tersumbat. Kondisi ini membuat cairan menumpuk di belakang gendang telinga.
Karena tidak disertai infeksi, penggunaan antibiotik tidak bermanfaat. Penanganan difokuskan pada meredakan gejala, misalnya dengan acetaminophen atau ibuprofen untuk mengurangi nyeri, serta kompres hangat sesuai kebutuhan.
Otitis media dengan efusi umumnya membaik dengan sendirinya dalam waktu sekitar tiga bulan. Kondisi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran ringan sementara. Beberapa cara yang dapat membantu, antara lain:
Berbicara langsung pada anak dengan suara sedikit lebih keras dari biasanya, lakukan kontak mata, dan gunakan gerakan tubuh.
Kurangi kebisingan di latar belakang saat berkomunikasi, misalnya dengan mengecilkan volume televisi atau radio.
Jika cairan bertahan lebih dari tiga bulan atau gangguan pendengaran semakin mengkhawatirkan, anak mungkin akan dirujuk ke dokter spesialis THT (Telinga, Hidung, Tenggorokan) untuk evaluasi lebih lanjut. Dokter dapat mempertimbangkan pemasangan tabung telinga (tympanostomy tubes) untuk membantu mengalirkan cairan.
2. Infeksi Telinga
Infeksi telinga terjadi ketika saluran Eustachius tersumbat, cairan menumpuk di telinga tengah, lalu bakteri atau virus tumbuh di dalamnya sehingga menimbulkan nyeri (otitis media akut).
Kondisi ini sering muncul setelah atau selama infeksi saluran pernapasan atas akibat virus. Otitis media lebih umum terjadi di musim dingin dan sering dialami oleh anak yang bersekolah atau berada di tempat penitipan anak, karena lebih sering terpapar infeksi virus. Otitis media tidak disebabkan oleh air yang masuk ke telinga.
Penggunaan antibiotik hanya diberikan pada kasus tertentu. Karena infeksi telinga tidak selalu disebabkan oleh bakteri, antibiotik tidak selalu diperlukan.
Beberapa cara mencegah infeksi telinga meliputi:
Memastikan anak mendapatkan imunisasi lengkap, terutama vaksin pneumokokus dan influenza.Menghindari paparan asap rokok.Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan.Menghindari posisi botol susu yang disangga sendiri pada bayi.
Jika anak mengalami otitis media berulang (tiga kali dalam enam bulan atau empat kali dalam setahun), dokter dapat merujuk ke spesialis THT untuk mempertimbangkan pemasangan tabung telinga guna membantu mengalirkan cairan.
3. Swimmer’s Ear
Swimmer’s ear (otitis externa) adalah infeksi pada saluran telinga bagian luar. Kondisi ini terjadi ketika kulit di saluran telinga teriritasi atau tergores, lalu berkembang menjadi infeksi.
Pengobatan biasanya menggunakan obat tetes antibiotik topikal. Ibuprofen atau parasetamol dapat diberikan untuk meredakan nyeri.
Bagi anak yang sering mengalami swimmer’s ear, langkah pencegahan meliputi:
Menggunakan sumbat telinga saat berenang.Mengeringkan telinga setelah berenang dengan hair dryer pada pengaturan rendah, dari jarak minimal 30 cm.Menggunakan obat tetes telinga yang mengandung asam asetat atau alkohol setelah berenang.
4. Disfungsi Tuba Eustachius
Tuba Eustachius adalah saluran yang menghubungkan telinga tengah dengan nasofaring (bagian belakang hidung dan atas tenggorokan). Fungsinya adalah menyeimbangkan tekanan di membran timpani (gendang telinga), melindungi telinga tengah dari infeksi, dan membantu mengeluarkan cairan dari telinga tengah.
Gejala disfungsi tuba Eustachius dapat meliputi nyeri telinga, rasa penuh di telinga, penurunan pendengaran, tinnitus, atau suara letupan/retakan di telinga.
Penanganan fokus pada penyebab dasarnya, misalnya:
Mengobati rinitis alergi, rinosinusitis, refluks laringofaring, atau gastroesophageal reflux disease (GERD).Menghindari paparan asap rokok.
5. Gangguan Sendi Temporomandibular (TMJ)
Masalah pada sendi yang menghubungkan rahang dan tengkorak (sendi temporomandibular) dapat menyebabkan nyeri telinga rujukan. Gejala tambahan meliputi nyeri rahang atau wajah, sakit kepala, nyeri saat mengunyah, atau saat membuka mulut.
Gangguan TMJ lebih sering terjadi pada anak di atas usia 10 tahun.
Penanganan meliputi edukasi, menghindari pemicu, latihan rahang, penggunaan bidai gigi jika terdapat kebiasaan menggemeretakkan gigi, dan pemberian obat antiinflamasi.
6. Penyebab Lain Nyeri Telinga
Penyebab lain yang lebih jarang meliputi trauma pada telinga atau saluran telinga, adanya benda asing di saluran telinga, atau penumpukan kotoran telinga.
Penyakit lain yang dapat memicu nyeri telinga rujukan antara lain tumbuh gigi, peradangan pada kelenjar parotis (parotitis), sinusitis, infeksi faring, pembengkakan kelenjar getah bening (limfadenopati/limfadenitis), serta cedera tulang leher bagian atas.
(suc/suc)
-

Infografis: Taktik Jitu Menangkan Lomba Panjat Pinang
Jakarta –
Lomba panjat pinang tak bisa lepas dari tradisi perayaan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) tiap 17 Agustus. Ada strategi jitu lho, yang bisa diterapkan untuk memenangkannya.
Tips menang lomba panjat pinang Foto: infografis detikHealth
(dpy/up) -

Krek! Dokter Tangani Kasus Mr P ‘Patah’ saat Bercinta, Berujung Jalani Operasi
Jakarta –
Sebuah kejadian langka dialami oleh seorang pria 55 tahun di Omaha, Amerika Serikat. Penis pria tersebut patah ketika sedang berhubungan intim dengan pasangannya.
Dikutip dari jurnal Cureus, pria yang tidak disebutkan namanya itu pergi ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dan pembengkakan penis akut. Ia melaporkan cedera saat berhubungan intim dengan istrinya.
Ketika berhubungan, penisnya terpeleset dan menabrak perineum, area antara vagina dan anus. Ketika itu terjadi, langsung terdengar bunyi letupan patah dan penis langsung memar. Pasien melaporkan ereksi parsial yang bertahan selama dua jam cedera sebelum perlahan mengendur.
Pemeriksaan menunjukkan penis miring ke kanan, dengan memar dan bengkak di sisi kiri batang penis. Saat itu, tidak ada darah pada ujung uretra dan pasien dapat buang air kecil dengan normal.
Dokter lalu melakukan pemeriksaan USG dan menemukan caca hiposekolik pada tunika albuginea korpus kavernosum kiri bekuruan kurang lebih 1 cm. Karena hasilnya kurang meyakinkan, dokter lanjut melakukan pemeriksaan magnetik resonance imaging (MRI).
Hasilnya, dokter menemukan robekan sepanjang 2 cm pada tunika albuginea penis. Dokter juga menemukan hematoma atau perdarahan yang terperangkap oleh fascia buck, lapisan jaringan ikat yang menyelubungi struktur utama penis.
“Pasien dibawa ke ruang operasi dalam 8 jam sejak kedatangan. Melalui insisi sirkumferensial subkoronal, dilakukan eksplorasi bedah penis,” tulis dokter dalam jurnal yang diterbitkan pada Juli 2025 itu.
Operasi dilakukan dengan menjahit robekan dengan benang absorbable yang akan larut dan diserap tubuh secara alami setelah digunakan untuk menjahit jaringan. Lalu, hematoma dalam penis pasien juga dibersihkan.
Karena penanganan yang cepat, pasien bisa dipulangkan dalam waktu 24 jam dengan pemberian antibiotik oral dan pembatasan fisik. Dua minggu kemudian, pasien melakukan kontrol dan kondisinya jauh lebih membaik.
“Pada kontrol dua minggu, luka insisi sembuh baik dengan memar berkurang, tanpa tanda infeksi atau kelengkungan,” tulis dokter.
“Setelah tiga bulan, pasien melaporkan fungsi ereksi normal kembali, termasuk ereksi spontan dan saat tidur, serta telah kembali berhubungan seksual tanpa masalah,” tandas mereka.
Halaman 2 dari 2
(avk/kna)
-

Persiapan dan Jenis Tes Buta Warna yang Umum
Jakarta –
Tes buta warna adalah metode yang digunakan oleh penyedia layanan kesehatan mata untuk memeriksa penglihatan warna. Tes buta warna bersifat non-invasif, tidak menyakitkan, dan biasanya hanya membutuhkan waktu beberapa menit.
Tes ini dilakukan di klinik penyedia layanan kesehatan mata saat pemeriksaan dan juga di banyak sekolah. Dikutip dari Cleveland Clinic, jika seseorang mengidap buta warna atau defisiensi penglihatan warna, hal ini tidak dapat melihat warna dengan cara yang normal.
Ada banyak jenis buta warna. Jenis-jenis ini meliputi merah-hijau (paling umum), biru-kuning, dan beberapa lainnya. Selain itu, buta warna dapat diturunkan (akibat mutasi genetik ) atau didapat (akibat kondisi medis atau alasan lain). Pada kebanyakan orang, buta warna bersifat genetik.
Gangguan penglihatan warna jarang membuat pegidapnya benar-benar tidak bisa melihat warna sama sekali, kondisi yang dikenal sebagai akromatopsia. Umumnya, gangguan ini terjadi karena sel mata bernama kerucut (cones) kurang sensitif terhadap panjang gelombang atau jenis cahaya tertentu.
Akibatnya, sebagian warna tidak terlihat atau tampak berbeda dibandingkan dengan penglihatan warna normal. Tingkat keparahan buta warna bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, dan dapat tidak berdampak sama sekali atau justru memengaruhi kualitas hidup secara signifikan.
Seseorang mungkin tidak menyadari memiliki gangguan penglihatan warna hingga menjalani pemeriksaan. Hal ini karena sudah terbiasa melihat warna dengan cara tertentu dan tidak memiliki pembanding.
Ada banyak jenis tes untuk memeriksa buta warna, dan masing-masing bekerja dengan cara yang sedikit berbeda. Banyak tes tersedia secara daring dan dapat menjadi langkah awal jika ada kekhawatiran terkait penglihatan warna.
Namun, untuk mendapatkan hasil paling akurat, penting berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mata. Seorang optometris atau dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata menyeluruh, termasuk tes penglihatan warna. Tenaga medis tersebut juga akan membahas hasil pemeriksaan dan membantu menjelaskan maknanya.
Siapa yang Perlu Menjalani Tes Buta Warna?
Seseorang mungkin mendapat manfaat dari pengujian penglihatan warna jika:
Sulit membedakan warna atau corak.Merasa bingung saat memilih atau berbicara tentang warna dengan orang lain yang tampaknya melihat warna secara berbeda.Ingin mengejar karier yang memerlukan penglihatan warna penuh, misalnya pilot, desain grafis, atau perancang busana.Tes Apa yang Dilakukan untuk Buta Warna?
Sebagian besar tes hanya memakan waktu beberapa menit, namun tes yang lebih kompleks bisa memakan waktu hingga 20 menit dan umumnya dilakukan pada kasus khusus. Semua tes ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit maupun ketidaknyamanan. Tes biasanya melibatkan pengamatan terhadap gambar cetak atau layar komputer, lalu mengidentifikasi apa yang terlihat.
Tes Lempeng Warna (Pseudoisochromatic Plates Test)
Pada tes ini, seseorang diminta membedakan angka atau simbol dari latar belakangnya. Gambar dan latar belakang tersusun dari lingkaran atau titik-titik kecil. Kemampuan mengenali warna atau gradasi tertentu sangat penting untuk memisahkan angka atau simbol dari detail latar belakang.
1. Ishihara Test
Tes yang paling sering digunakan oleh tenaga medis mata, terutama untuk orang dewasa. Seseorang diperlihatkan 8 hingga 38 lempeng, masing-masing berisi angka atau simbol berbeda. Nantinya seseorang tersebut akan menyebutkan apa yang terlihat. Hasilnya dapat menunjukkan adanya buta warna merah-hijau, tetapi tidak mendeteksi buta warna biru-kuning.
2. Richmond Hardy-Rand-Rittler Test (HRR)
Tes ini memeriksa buta warna merah-hijau dan biru-kuning, serta menentukan tingkat keparahan kondisi (ringan, sedang, atau berat). Seseorang akan melihat 24 lempeng yang masing-masing berisi satu atau dua simbol (misalnya tanda silang, lingkaran, atau segitiga), serta menyebutkan simbol yang terlihat dan posisinya pada lempeng.
3. Cambridge Color Test
Tes berbasis komputer ini memeriksa buta warna merah-hijau dan biru-kuning. Seseorang akan melihat berbagai lempeng berisi huruf ‘C’ dan diminta menunjukkan arah celah pada huruf tersebut (atas, bawah, kiri, atau kanan).
4. Color Vision Testing Made Easy (CVTME)
Tes ini digunakan untuk memeriksa buta warna merah-hijau pada anak usia 3-6 tahun. Anak akan melihat 12 lempeng dan mengidentifikasi gambar yang terlihat. Sembilan lempeng pertama berisi gambar sederhana seperti lingkaran, persegi, atau bintang. Tiga lempeng terakhir berisi gambar yang lebih kompleks, seperti rumah, perahu, atau anjing.
5. Neitz Test of Color Vision
Tes ini juga cocok untuk anak-anak dan memeriksa buta warna merah-hijau serta biru-kuning. Anak akan melihat sembilan kotak, masing-masing berisi simbol (belah ketupat, persegi, segitiga, lingkaran) atau tanpa simbol.
Anak menyebutkan simbol yang terlihat di setiap kotak. Untuk hasil yang akurat, biasanya tes dilakukan dua kali berturut-turut.
Ordering Test
Tes pengurutan (ordering test) dilakukan dengan menyusun objek sesuai urutan warna dan gradasinya. Tes ini biasanya menggunakan serangkaian kartu dengan warna berbeda.
1. Farnsworth-Munsell 100-Hue
Tes ini memeriksa buta warna merah-hijau dan biru-kuning, sekaligus mengukur kemampuan membedakan perbedaan warna. Tes ini menggunakan 85 kartu yang dibagi menjadi empat kelompok, kemudian disusun sesuai warna dan gradasinya. Tes ini sangat membantu untuk mendiagnosis buta warna yang diperoleh akibat kondisi tertentu.
2. Farnsworth-Munsell D-15
Tes ini merupakan versi singkat dari tes 100-Hue, hanya menggunakan 15 kartu dari total 85. Tes ini mungkin tidak dapat mendeteksi kasus buta warna yang sangat ringan.
3. Lanthony Desaturated D-15
Tes ini mirip dengan tes Farnsworth-Munsell D-15, namun menggunakan warna yang lebih pucat dengan perbedaan gradasi yang lebih halus. Tes ini sering digunakan sebagai tindak lanjut pemeriksaan.
Comparison Test
Tes perbandingan (comparison test) biasanya menggunakan alat bernama anomaloscope. Metode ini dianggap sebagai standar emas untuk mendiagnosis buta warna merah-hijau dan umumnya digunakan dalam penelitian tentang penglihatan warna.
Tes ini dapat menunjukkan jenis spesifik buta warna merah-hijau serta tingkat keparahannya.
Pada tes ini, seseorang melihat ke dalam alat yang menyerupai mikroskop. Tampilan berbentuk lingkaran terbagi menjadi dua bagian, atas dan bawah, masing-masing dengan warna berbeda. Warna bagian atas tetap, sementara warna bagian bawah diubah menggunakan kenop hingga terlihat sama.
Proses ini diulang pada beberapa lingkaran. Pengidap buta warna merah-hijau akan menganggap beberapa warna terlihat mirip, padahal sebenarnya berbeda.
Apa yang Perlu Dipersiapkan?
Tidak ada yang perlu dipersiapkan sebelum tes penglihatan warna. Namun, ada baiknya untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang:
Kesulitan apa pun yang dialami dengan warna.Siapa pun di keluarga biologis yang memiliki buta warna.
(suc/suc)
-

Mpok Alpa Meninggal di Usia 38, Kanker Mulai Rentan Menyerang Usia Muda
Jakarta –
Kabar duka datang dari hiburan Tanah Air. Presenter dan komedian Nina Carolina atau Mpok Alpa meninggal dunia karena kanker di usia 38 tahun.
“Jadi memang dia ini sakit kanker ya sudah beberapa bulan ini mengeluh sakit karena penyakit yang diidapnya,” ungkap Raffi Ahmad di FYP, Trans7, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2025).
Mpok Alpa disebut sudah menjalani pengobatan kanker sejak hamil anak kembar namun tidak mengungkapnya ke publik. Belum diinformasikan jenis kanker yang diidap Mpok Alpa.
Terlepas dari kondisi yang dialami Mpok Alpa, saat ini ada kecenderungan kanker menyerang usia lebih muda. Dalam riset yang dipublikasikan Lancet Public Health, generasi Milenial dan Generasi X lebih mungkin didiagnosis dengan 17 jenis kanker, termasuk sembilan jenis kanker yang angkanya menurun pada orang dewasa yang lebih tua.
“Apa yang terjadi pada generasi ini dapat dianggap sebagai pertanda tren kanker di masa mendatang,” kata Hyuna Sung, seorang ahli epidemiologi kanker di American Cancer Society, yang memimpin penelitian tersebut.
Dikutip dari TIME, ada banyak faktor risiko kanker yang diketahui, mulai dari gen yang dimiliki seseorang sejak lahir hingga kebiasaan gaya hidup tidak sehat yang mereka miliki, seperti merokok, banyak minum alkohol, atau menghabiskan waktu di bawah sinar matahari.
Kebiasaan seperti itu dapat mempercepat degradasi alami sel, yang seiring waktu memperoleh mutasi genetik karena kehilangan kemampuan untuk memperbaiki kerusakan.
Karena kerusakan itu terakumulasi seiring bertambahnya usia, sel dapat menjadi kanker, tumbuh dan berkembang biak terlalu cepat sehingga sistem kekebalan tubuh tidak dapat mengendalikannya dan berpotensi mencekik organ-organ vital.
(kna/kna)
-

Mengenal Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya
Jakarta –
Virus adalah mikroorganisme yang bisa menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, mulai dari gejala ringan hingga kondisi yang mengancam jiwa. Beberapa virus bahkan bisa memicu wabah di suatu tempat.
Memahami jenis-jenis virus berbahaya beserta cara pencegahannya sangat penting untuk menjaga kesehatan diri dan orang sekitar. Dengan langkah dan pencegahan, risiko terinfeksi virus bisa diminimalkan.
Macam-macam Virus Berbahaya dan Pencegahannya
Beberapa virus berbahaya di antaranya HIV, Hepatitis B, Dengue, hingga Ebola. Ketahui penjelasan mengenai virus-virus tersebut beserta cara mencegahnya.
1. HIV (Human Immunodeficiency Virus)
HIV adalah virus yang menargetkan dan menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan, dengan menyerang sistem kekebalan tubuh, HIV melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit.
Belum ada obat yang bisa menyembuhkan HIV, namun terdapat berbagai pengobatan yang bisa memperlambat pekembangan penyakit dan memungkinkan orang yang mengalaminya menjalani khidupan yang lebih normal dan sehat.
Saat berkembang menjadi tahap akhir, kondisinya dikenal dengan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome). Ketika ini terjadi, tubuh hampir tidak memiliki kemampuan untuk melawan infeksi.
Adapun sejumlah penularan HIV sebagai berikut:
Praktik seks aman, gunakan kondom saat berhubungan seksual untuk mengurangi risiko penularan HIV dan penyakit menular seksual enyakilainnyaJangan pernah berbagi jarum atau peralatan yang digunakan untuk menyuntikkan obat dengan orang lain. Sebab, ini adalah salah satu cara umum penularan HIV.Lakukan tes HIV secara rutin jika berisiko. Konsultasikan dengan dokter tentang cara-cara pencegahan yang efektif.Bagi orang-orang yang berisiko tinggi terkena HIV, penggunaan profilaksis pra-papaan (PrEP) bisa menjadi opsi. PrEP merupakan obat yang diambil sebelum paparan HIV untuk mengurangi risiko infeksi.
2. Hepatitis B
Virus Hepatitis B adalah penyebab penyakit Hepatitis B. Penyakit ditularkan melalui cairan tubuh pengidap Hepatitis B dan bisa terjadi secara vertikal, yaitu dari ibu yang mengidap Hepatitis B ke bayi yang dilahirkan.
Selain itu, penyakit ini juga bisa ditularkan secara horizontal, yaitu melalui transfusi darah, jarum suntik yang tercemar, pisau cukur, tatto, hingga transplantasi organ.
Gejalanyanya bisa berupa kehilangan nafsu makan, mual dan munah, nyeri perut, hingga mata dan kulit menjadi kuning.
Dikutip dari laman CDC, cara terbaik untuk mencegah penyakit hepatitis B adalah dengan mendapatkan vaksinasi. Vaksin hepatitis B aman dan efektif.
3. Rabies
Virus rabies menyebabkan rabies, penyakit infeksi pada sistem saraf pusat (otak). Penyakit ini bisa ditularkan melalui gigitan, cakaran, serta jilatan hewan pada kulit yang terluka.
Hewan-hewan yang bisa menularkan penyakit rabies ke manusia, di antaranya adalah anjing, kucing, dan kera. Gejala yang dirasakan di anaranya demam, mual, sakit tenggorokan, sakit kepala hebat, gelisah, hingga air liur berlebihan (hipersalivasi).
Beberapa cara pencegahan rabies di antaranya, ikat atau kandangi hewan peular rabies, vaksinasi hewan secara berkala, jika hewan penular rabies dbawa keluar rumah, lengkapi dengan pengaman mulut, jika terlanjur digigit, cuci luka dengan sabun atau deterjen menggunakan air mengalir selama 15 menit sesegera mungkin oleh penderita atau keluarga lalu segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapat tatalaksana penanganan kasus gigitan hewan penular rabies sesuai prosedur.
4. SARS-COV-2
COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh SARS-COV-2. Virus ini pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember tahun 2019 di Wuhan, China.
Gejala umumnya di antaranya demam, batuk, kehilangan, indra perasa atau penciuman, dan sesak napas. Penularanya melalui tetes respirasi, yaitu melalui batuk hingga bersin, sentuhan tangan atau kontak fisik dengan orang yang terinfeksi, dan menyentuh permukaan benda yang terkontaminasi virus, lalu menyentuh wajah.
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan yaitu penggunaan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan melakukan vaksinasi.
5. Dengue
Dengue merupakan virus yang menyebabkan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Penyakit demam berdarah ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti.Gejala utamanya adalah demam mendadak yang tinggi dan berlangsung selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Adapun gejala lainnya adalah nyeri kepala, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, gusi berdarah, hingga timbul bintik merah pada kulit.
Adapun pencegahan dari DBD yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas, menjaga kebersihan rumah, dan melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging. Vaksinasi dengue juga bisa dilakukan pada anak-anak berusia 9-16 tahun.
6. Virus Ebola
Virus Ebola bisa mematikan, hingga 90 persen kasusnya berakibat fatal. Wabah Ebola sendiri pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di Republik Sudan dan Republik Kongo.
Virus ini ditularkan melalui kontak darah atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi, biasanya monyet atau kelelawar. Gejalanya biasanya dimulai dengan influenza, kehilangan selera makan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam, sakit tenggorokan, sering diikuti muntah, muntah, diare, dan sakit perut bagian atas dan bawah. Kemudian, sekitar separuh kasus, penderita mengalami ruam pada kulit 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi.
Napas juga menjadi pendek, dada menjadi sakit dan terjadi pembengkakan serta kesadaran berkurang. Adapun gejala lainnya di antaranya terjadi pendarahan dalam dan luar 5-7 hari setelah gejala pertama terjadi, kesulitan pembekuan darah, sehingga mengalami pendarahan dari selaput hidung, mulut, dan tenggorokan, serta dari bekas lubang suntikan. Hal ini menyebabkan muntah darah, batuk darah, dan berak darah.
Adapun beberapa pencegahan virus ebola yaitu, pemeriksaan hewan terhadap infeksi dan membunuh atau membuang hewan yang terpapar virus ebola, memasak daging dengan benar, serta mencuci tangan dengan benar di sekitar orang yang mengalami penyakit ebola..
7. Influenza
Dikutip dari laman CDC, influenza membunuh sebagian kecil orang yang terinfeksi, sekitar 1,8 dari 100.000 orang setiap tahun. Akan tetapi, karena menginfeksi begitu banyak orang, penyakit ini menjadi salah satu pembunuh utama di seluruh dunia.
Ada beberapa jenis penyakit influenza:
Influenza A: Penyebab paling umum dari wabah flu dan pandemi global. Subtipe virus, seperti H1N1 dan H3N2 sering berubah, sehingga menyebabkan kebutuhan vaksin yang berbeda setiap tahunInfluenza B: Menyebabkan wabah yang lebih lokal dan lebih ringan dibandingkan influenza AInfluenza C: Penyebab gejala flu paling ringan dan tidak menyebabkan wabah.
Pencegahan influenza di antaranya dengan mendapatkan vaksinasi flu tahunan, menghindari kontak dengan pengidap flu, mencuci tangan dengan sabun, dan menghindari menyentuh wajah.
(elk/suc)


