Foto Health
Rengga Sancaya – detikHealth
Kamis, 04 Des 2025 10:30 WIB
Padang – Upaya pemulihan pascabencana banjir bandang di Kota Padang terus dilakukan, salah satunya melalui pelayanan kesehatan langsung ke rumah-rumah warga.

Jakarta –
Aktor Epy Kusnandar mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta, pada Rabu (3/12/2025) pukul 14.24 WIB.
Pihak keluarga yang diwakili oleh putranya, Damar Rizal Marzuki, serta adiknya, Deniar Hendarsah, menjelaskan proses meninggalnya Epy berlangsung sangat cepat.
“Kronologisnya begitu cepat kalau kata dokter. Karena, penyakitnya berhubungan dengan alat yang paling vital, otak manusia ya. Sama kayak jantung,” kata Damar Rizal Marzuki, saat ditemui di rumah duka kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (3/12/2025), dikutip detikHot.
“Penyumbatan pembuluh darah di batang otak. Katanya ukurannya cuma segini. Batang otak itu katanya ukurannya cuma segini. Yang tersumbatnya hanya satu tapi itu pusat kontrol kehidupan. Gerak, napas,” terang Deniar Hendarsah.
Karena, kondisi kritis yang sudah mencapai tahap semi-koma dan tensi tinggi yang tak kunjung turun, tindakan operasi pun tidak mungkin dilakukan.
Pihak rumah sakit telah memberikan upaya maksimal, termasuk alat bantu oksigen dan obat-obatan untuk menaikkan kesadaran. Namun, kondisi Epy Kusnandar justru semakin memburuk ketika tensinya mulai turun.
Apa itu penyumbatan pembuluh darah di batang otak?
Di luar kasus Epy Kusnandar, Direktur Medik dan Keperawatan RS PON, dr Reza Aditya Arpandy, SpS, menjelaskan otak bertanggung jawab atas banyak fungsi di dalam tubuh. Adapun salah satu bagian sentral di dalam otak adalah batang otak atau brainstem.
“Batang otak adalah bagian otak yang sangat kecil namun berfungsi sebagai pusat pengatur kehidupan dasar, seperti napas, kesadaran, detak jantung, dan gerakan tubuh,” ucapnya saat dihubungi detikcom, Kamis (4/12/2025).
dr Reza mengatakan apabila terjadi gangguan aliran darah di batang otak, baik karena sumbatan atau pecah pembuluh darah, maka suplai oksigen dapat berhenti mendadak. Kondisi ini disebut stroke batang otak, dan merupakan salah satu bentuk stroke yang paling berbahaya karena area yang terdampak adalah pusat yang vital.
“Itulah mengapa kondisi dapat memburuk secara sangat cepat dan dapat menyebabkan koma hingga henti napas,” ucapnya lagi.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Keluarga Ungkap Kronologi Wafatnya Epy Kusnandar “
[Gambas:Video 20detik]
(suc/up)

Jakarta –
Orang-orang di Jepang sering dikagumi karena pola hidup sehat mereka yang akhirnya berdampak pada umur panjang. Jumlah centenarian (penduduk berusia 100 tahun atau lebih) di Jepang mencapai rekor 99.763 jiwa.
Dikutip dari Hindustan Times, salah satu faktor yang membantu warga Jepang bisa menyentuh usia 100 tahun adalah pola makan mereka yang dikenal sangat sehat.
Spesialis onkologi dr Tarang Krishna, dengan pengalaman 22 tahun mengatakan prinsip ‘Hara Hachi Bu’ dalam budaya di Negeri Sakura dapat membantu siapa pun tetap sehat, energik, dan bugar selama bertahun-tahun mendatang.
“Artinya, setiap kali Anda makan, Anda harus berhenti ketika sudah sekitar 80 persen kenyang. Anda tidak boleh makan sampai benar-benar kenyang karena lambung tidak membutuhkan makanan sebanyak itu,” kata dr Krishna.
Menurut dr Krishna, prinsip ini dianut oleh semua orang, mulai dari anak-anak hingga mereka yang berusia 90-an.
“Ketika seluruh komunitas, kota, atau desa mengikutinya, hal itu akan menjadi kebiasaan gaya hidup yang meningkatkan umur panjang, energi, dan kesehatan secara keseluruhan,” jelasnya.
Menurut dr Krishna, seseorang yang makan tidak sampai ‘penuh’, akan membantu memperlancar proses pencernaan. Selain itu, prinsip ‘Hara Hachi Bu’ juga membantu dalam proses mengontrol berat badan.
“Dengan mengikuti Hara Hachi Bu, individu dapat menjaga berat badan yang lebih sehat, melancarkan pencernaan , dan merasa lebih berenergi,” tambah dr Krishna.
“Membuktikan bahwa terkadang, lebih sedikit memang lebih baik dalam hal makanan,” tutupnya.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Kemenkes Ungkap Masalah Kesehatan Tertinggi dari Hasil CKG”
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/kna)

Jakarta –
Tidak bisa dipungkiri bahwa tren penyakit jantung kini mulai banyak dialami oleh generasi muda. Bahkan, mereka yang berusia di bawah 40 tahun sudah mengalami kondisi sumbatan jantung, hingga harus dilakukan tindakan operasi.
Spesialis bedah toraks dan kardiovaskular BraveHeart – Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr Amin Tjubandi, SpBTKV, SubspJD(K) bercerita dalam kasus bypass jantung, dirinya pernah menangani pasien berusia 33 tahun.
“Tren kita lihat akhir-akhir ini makin muda. Saya operasi jantung paling muda tuh 33 tahun sudah di-bypass itu,” kata dr Amin dalam acara detikPagi, Selasa (2/12/2025).
Untuk diketahui, operasi bypass jantung adalah tindakan untuk mengatasi penyumbatan atau penyempitan pembuluh darah arteri koroner pada pasien penyakit jantung koroner.
Menurut dr Amin, dalam kasus penyakit jantung koroner, banyak faktor yang bisa dikatakan menjadi pemicunya. Namun, gaya hidup memang berperan besar dalam kondisi ini.
“Karena bicara jantung, berarti bicara multifaktor di situ ya. Dengan kehidupan sekarang ya, zaman modern, faktor stres, merokok, lifestyle, makan enak itu ngaruh semua. Hubungannya sama jantung erat kaitannya,” katanya.
Menurut dr Amin, tindakan preventif merupakan cara paling ampuh untuk mencegah seseorang mengalami penyakit jantung. Ini bisa dimulai dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
“Kalau bisa jangan merokok, makan makanan yang sehat, jangan makan pola makan barat fast food, junk food. Kemudian jangan hidup dengan stres, kita harus punya manajemen stres yang baik,” katanya.
“Dalam artian bahwa hidup harus bahagia, bergembira, harus enjoy life, jangan apa-apa dibawa stres. Itu pengaruh ke kesehatan kita, karena memang sakit jantung itu hubungannya sama multifaktor ya,” tutupnya.
Halaman 2 dari 2
Simak Video “Video: Tingginya Angka Kematian Penyakit Jantung Rematik, Kalahkan Malaria”
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/kna)

Video Guru Besar FKUI Tuding Menkes Bikin Distribusi Dokter Tak Merata

Jakarta –
Seorang pria berusia 60 tahun di Berlin, Jerman, dinyatakan menjadi orang ke-7 di dunia yang sembuh dari HIV setelah menjalani transplantasi sel punca. Temuan ini diumumkan bertepatan dengan Hari AIDS Sedunia.
Temuan yang dipublikasikan di jurnal Nature ini dianggap membuka peluang baru terkait perluasan opsi pengobatan di masa mendatang.
Kesembuhan pasien yang dijuluki ‘B2’ ini terjadi setelah ia menjalani terapi sel punca untuk mengobati leukemia myeloid akut (LMA) yang selama ini diidapnya. Seperti kasus-kasus sebelumnya, prosedur ini memang ditujukan untuk kanker, bukan untuk mengatasi HIV.
Namun, hasil akhirnya kembali menunjukkan bahwa transplantasi sel punca bisa menghapus jejak virus dari tubuh pasien.
Hal yang membuat kasus ini berbeda dari enam pasien sebelumnya adalah profil pendonor. Jika biasanya kesembuhan terkait dengan donot yang membawa dua salinan mutasi gen CCR5 Δ32, mutasi langka yang membuat HIV sulit masuk ke sel. Kali ini donor hanya memiliki satu salinan mutasi tersebut dan satu salinan gen normal.
Selama ini, satu salinan CCR5 Δ32 dianggap tidak cukup memberikan perlindungan penuh. Sehingga, temuan ini memunculkan harapan bahwa lebih banyak pasien dapat berpotensi diselamatkan lewat pendekatan serupa.
Ini mengingat jumlah orang dengan satu salinan mutasi tersebut jauh lebih banyak daripada yang memiliki dua salinan.
Dikutip dari IFL Science, pasien B2 didiagnosis HIV pada 2009 dan menjalani pengobatan LMA pada 2015. Setelah menjalani transplantasi sel punca, ia menghentikan terapi antiretroviral.
Sekitar enam tahun kemudian, pemeriksaan menunjukkan tidak ada jejak virus HIV yang tersisa di tubuhnya. Meski begitu, para peneliti menekankan bahwa hasil ini masih harus ditafsirkan dengan hati-hati.
Pasien B2 sendiri memiliki satu salinan mutasi CCR5 Δ32, sehingga belum jelas apakah efek kesembuhannya benar-benar berasal dari donor atau mekanisme lain yang belum dipahami.
Kasus sebelumnya juga menunjukkan bahwa kesembuhan bisa terjadi, meski donor tidak memiliki mutasi CCR5 Δ32 sama sekali.
Meskipun hasil ini menjadi kabar baik, para ahli mengingatkan bahwa transplantasi sel punca tetap bukan opsi terapi untuk sebagian besar pasien HIV. Prosedur ini mahal, berisiko tinggi, dan umumnya hanya dilakukan pada pasien yang juga membutuhkan pengobatan kanker.
Terapi antiretroviral tetap menjadi standar pengobatan yang paling aman dan efektif untuk mayoritas ODHA atau orang dengan HIV-AIDS.
Temuan kesembuhan pasien B2 dipublikasikan di jurnal Nature, bersama dua studi lain yang menyoroti perkembangan terapi HIV. Salah satunya menguji imunoterapi kombinasi pada 10 pasien HIV.
Sebanyak tujuh pasien di antaranya menunjukkan kadar virus tetap rendah, meski menghentikan antiretroviral dan belum mencapai tahap ‘sembuh’.
Studi ketiga memberikan petunjuk faktor-faktor yang dapat membuat imunoterapi kombinasi lebih efektif di masa depan.
Menurut para peneliti, kasus pasien B2 menjadi tonggak penting dalam riset HIV dan membuka peluang baru eksplorasi terapi. Meski para ahli menekankan bahwa jalan menuju pengobatan yang dapat diakses luas masih panjang.
Halaman 2 dari 2
(sao/kna)

Jakarta –
Tumbler atau tempat minum kekinian telah menjadi bagian dari gaya hidup modern pada Gen Z. Mudah sekali menemukan seseorang menenteng-nenteng tumbler estetik ke manapun mereka pergi, baik ke tempat kerja maupun tempat umum.
Jenis dan modelnya makin beragam, dan umumnya punya fitur insulasi yang membedakannya dari botol minum biasa. Fitur ini juga yang menjaga temperatur air minum selalu terjaga, baik selalu dingin atau selalu panas.
Di samping harganya yang semakin bervariasi, tren membawa-bawa tumbler mungkin menunjukkan adanya kesadaran tentang hidrasi atau menjaga kebutuhan cairan tubuh.
Kebutuhan Hidrasi Harian
Kebutuhan cairan tubuh sangat penting karena sekitar 70 persen komposisi tubuh kita terdiri dari cairan. Cairan berperan dalam hampir semua proses vital, mulai dari mengatur suhu tubuh, mengantar nutrisi, menjaga fungsi ginjal, hingga membantu kerja otot. Karena itu, minum cukup setiap hari bukan sekadar anjuran, tetapi kebutuhan biologis yang wajib dipenuhi.
Soal berapa banyak yang harus diminum, ada beberapa acuan yang sering digunakan. Menurut Pedoman Gizi Seimbang, kebutuhan cairan orang dewasa rata-rata adalah 2 liter atau setara 8 gelas per hari. Ada pula pendekatan lain yang menyebutkan bahwa kebutuhan cairan dapat mengikuti kebutuhan kalori harian, yaitu 1 kalori sama dengan 1 ml air. Selain itu, acuan dari Permenkes Nomor 28 Tahun 2019 juga memuat rekomendasi kebutuhan cairan berdasarkan kelompok usia dan kebutuhan energi, sehingga bisa menjadi panduan yang lebih terukur.
Setiap orang tentu punya kebutuhan berbeda tergantung aktivitas, pola makan, dan kondisi kesehatan. Mereka yang banyak bergerak, bekerja di luar ruangan, tinggal di area panas, atau sedang sakit biasanya perlu lebih banyak cairan.
Dengan angka kebutuhan cairan yang mesti dipenuhi, membawa tumbler memang terasa membantu karena membuat target cairan harian lebih mudah dicapai. Terutama bagi pekerja kantor, mahasiswa, atau orang yang sering lupa minum saat sibuk. Apalagi saat ini tersedia tumbler dengan berbagai ukuran dari 500 ml, 750 ml, 1000 ml, dan bahkan lebih besar lagi. Semakin besar ukuran tumbler biasanya memudahkan pengguna dalam memenuhi kebutuhan cairan karena tidak perlu berulang kali mengisi air.
Fitur Insulasi
Tumbler modern dikenal juga dengan istilah insulated water bottle, karena memang dilengkapi fitur insulasi yang bisa menjaga air tetap panas atau tetap dingin selama berjam-jam. Ini sering jadi alasan orang memilih tumbler dibanding botol plastik biasa. Sebenarnya, apakah minum air panas atau dingin punya efek tertentu pada tubuh?
Minum air dingin terasa segar, terutama setelah olahraga atau berada di luar ruangan. Air dingin membantu tubuh turun suhu lebih cepat. Di sisi lain, beberapa orang mengalami sensasi tidak nyaman seperti perut kembung atau nyeri kepala saat menenggak air terlalu dingin. Orang dengan keluhan tertentu seperti migrain atau sensitivitas gigi juga perlu lebih berhati-hati.
Air panas memberi sensasi relaks, terutama setelah makan atau saat cuaca dingin. Air hangat dapat membantu membuat tubuh lebih nyaman, dan ada orang yang merasa lebih mudah menelan air saat hangat. Namun minuman yang terlalu panas bisa mengiritasi mulut dan tenggorokan. Suhu ideal untuk diminum berada pada tingkat hangat yaitu dibawah 50 derajat celcius.
Secara keseluruhan, pilihan suhu air kembali pada kebutuhan dan toleransi masing-masing. Selama kebutuhan cairan terpenuhi dan suhu tidak ekstrem, tubuh tetap mendapat manfaat hidrasi.
Apakah Harus Air Putih?
Tidak semua yang membawa tumbler berisi air putih, ada juga yang terbiasa membawa minuman favorit dari rumah. Banyak yang mengisi tumbler dengan kopi, matcha, teh susu, susu berperisa, dan minuman rasa lain. Ini praktis sekaligus menghemat pengeluaran harian. Namun, tetap ada hal yang perlu diperhatikan.
Kopi dan Teh mengandung kafein yang memiliki efek diuretik (mengeluarkan urine) ringan dan dorongan energi. Pada pecinta kopi yang minum dalam jumlah wajar, efek diuretik biasanya tidak signifikan. Kopi dan teh tetap menyumbang cairan, meskipun tidak seoptimal air putih.
Minuman kekinian memberi energi dan dapat menambah cairan, tetapi kandungan gulanya cukup tinggi. Gula yang berlebihan dapat membuat seseorang cepat haus sehingga hidrasi tetap perlu dipenuhi dengan air putih. Kelebihan mengonsumsi gula dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Tips Isi Tumbler Agar Hidrasi Optimal
Beberapa tips agar hidrasi lebih optimal:
Prioritaskan air putih. Minuman selain air tetap diperbolehkan, tetapi air putih sebaiknya memenuhi porsi terbesar.Gunakan infused water bila ingin ada rasa ringan. Potongan lemon, jeruk, mint, atau stroberi memberikan variasi rasa tanpa menambah gula berlebih.Buat jadwal minum sederhana. Misalnya minum satu tumbler 500 ml sebelum jam 12 siang dan satu tumbler 500 ml sisanya sebelum sore. Sesuaikan dengan ukuran tumblerPerhatikan kebersihan tumbler. Tumbler dengan isi minuman manis perlu dicuci lebih sering agar tidak menimbulkan bau atau pertumbuhan bakteri.Pastikan tidak memaksakan minum terlalu banyak sekaligus. Minum air terlalu berlebihan dalam waktu singkat juga tidak sehat. Ketika cairan masuk terlalu cepat, kadar natrium dalam darah dapat ikut turun sehingga tubuh kehilangan keseimbangannya.@detikhealth_official
Siapa yang juga mikir makin banyak air mutih makin sehat? Minum air putih emang sehat sih tapi jangan sampai berlebihan ya! Hayo udah minum air berapa gelas perhari?🤔 #AirPutih #Minum #TipsKesehatan #FaktaSehat #GayaHidupSehat #PusKesNet #DetikHealth
♬ Funny – Gold-Tiger
Halaman 2 dari 4
Simak Video “Video: Cara Mudah Ketahui Kulit Dehidrasi”
[Gambas:Video 20detik]
(mal/up)
Tumbler Estetik Penangkal Dehidrasi
4 Konten
Tren ke mana-mana bawa tumbler bukan hanya soal gaya hidup. Kebutuhan cairan tubuh jadi lebih tercukupi berkat botol minum insulated yang menjaga air minum senantiasa segar.
Konten Selanjutnya
Lihat Koleksi Pilihan Selengkapnya