Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • CEO Intel Dipaksa Mundur, Ini Alasan Raksasa Chip AS Hancur Lebur

    CEO Intel Dipaksa Mundur, Ini Alasan Raksasa Chip AS Hancur Lebur

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Intel Pat Gelsinger dipaksa mundur karena dinilai gagal memulihkan kinerja raksasa chip komputer tersebut. Intel menyerahkan kendali perusahaan ke dua wakil CEO sambil mencari pengganti Gelsinger. 

    Gelsinger akhirnya hanya bertahan kurang dari 4 tahun di pucuk kepemimpinan Intel. Ia resign pada 1 Desember 2024, beberapa hari setelah bertemu dengan dewan komisaris perusahaan.

    Para anggota dewan komisaris dikabarkan merasa rencana Gelsinger gagal karena tak menghasilkan perubahan dengan cukup cepat. Gelsinger diberikan dua pilihan, pensiun atau dipecat. Akhirnya, ia memilih untuk melepaskan jabatan CEO.

    Gelsinger menempati posisi CEO di Intel berbekal rencana 4 tahun untuk mengembalikan posisi perusahaan sebagai produsen chip tercepat dan terkecil di seluruh dunia. Kini, teknologi Intel sudah ketinggalan jauh dari produsen chip asal Taiwan yaitu TSMC.

    TSMC juga merupakan vendor yang memproduksi chip untuk perusahaan saingan utama Intel, Nvidia. Selama 4 tahun era kepemimpinan Gelsinger, kapitalisasi pasar Intel menyusut dan tertinggal jauh dari Nvidia. Nvidia, yang disebut sebagai perusahaan paling dominan di era AI, memiliki kapitalisasi pasar 30 kali lipat Intel.

    Intel dalam setahun terakhir mati-matian mempertahankan bisnisnya lewat pemutusan hubungan kerja (PHK) atas ribuan pegawai hingga mengemis minta subsidi ke pemerintah Amerika Serikat.

    Kondisi Intel begitu buruk sehingga ada kabar raksasa semikonduktor itu bakal dicaplok saingan utamanya, Qualcomm. Menurut sumber Wall Street Journal, dikutip Sabtu (21/9/2024), ini akan menjadi yang terbesar dan paling penting di industri teknologi global dalam beberapa tahun terakhir.

    Valuasi Intel saat ini mencapai US$90 miliar. Jika terealisasi, akuisisi Intel bakal melampaui akuisisi Activision Blizzard senilai US$69 miliar oleh Microsoft. Namun, kabar terakhir menyatakan Qualcomm urung mencaplok Intel.

    Intel juga sudah memohon bantuan pemerintah Amerika Serikat untuk mendekati perusahaan seperti Apple, Nvidia dan lainnya.

    Dalam pertemuan dengan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo, Gelsinger menyuarakan rasa frustrasinya atas ketergantungan besar perusahaan-perusahaan AS pada TSMC. Mereka meminta bantuan pemerintah Amerika untuk menarik konsumen TSMC beralih memesan chip ke Intel.

    Intel tertinggal

    Lalu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Intel sehingga tertinggal dari pesaingnya termasuk Qualcomm, Broadcom, Texas Instruments, dan AMD.

    Permasalahan utama Intel saat ini adalah bisnis manufaktur chip mereka yang disebut sebagai foundry. Unit foundry milik Intel diberi nama IFS.

    Sebelum mendirikan IFS, Intel selama fokus dalam bisnis pengembangan, desain dan pemasaran chip. Keputusan untuk memproduksi chip adalah bagian dari upaya Amerika Serikat untuk mengembalikan industri teknologi tinggi ke dalam negeri.

    Foto: Intel (REUTERS/Mike Blake)

    Perusahaan AS memang sudah jauh tertinggal dari perusahaan asal Taiwan, TSMC, dalam proses produksi chip. Dominasi TSMC telah bertahan sejak krisis finansial 2008-2009. Pada saat itu, pendiri TSMC memutuskan untuk berinvestasi besar-besaran saat perusahaan semikonduktor lain memangkas belanja modal dan melakukan PHK.

    Hasilnya, kini TSMC adalah produsen chip untuk nyaris semua merek mulai dari Intel, Qualcomm yang fokus mendesain chip untuk smartphone, hingga untuk Apple yang mulai mendesain chip sendiri untuk iPhone dan MacBook.

    Pemerintah AS tidak ingin tergantung dengan negara lain. Dengan dukungan pemerintah AS, Intel langsung mendirikan tiga fasilitas foundry di AS dan tiga pusat manufaktur di luar negeri. Mereka juga membangun fasilitas produksi pengujian dan perakitan di Asia dan Amerika Latin.

    Namun ambisi tersebut tak direalisasikan. Menurut Vox, misalnya, Intel menahan diri dan tidak mau mengeluarkan biaya besar untuk membeli mesin ultraviolet. Dampaknya, sekitar 30 persen dari pesanan chip Intel tetap diserahkan ke TSMC.

    Foto: REUTERS/Eason Lam

    Produk utama yang produksinya diserahkan ke TSMC adalah Core Ultra, yang digadang-gadang Intel sebagai chip penunjang teknologi AI di PC. Tak ingin ketinggalan dalam bisnis AI, Intel meminta TSMC mempercepat produksi Core Ultra sehingga membayar lebih.

    Permasalahannya, Intel kini bukan lagi pemain tunggal di bisnis komponen untuk komputer dan laptop. Qualcomm yang selama ini fokus di smartphone dan tablet mulai memasuki bisnis PC.

    Artinya, pendapatan yang telah ditargetkan Intel meleset jauh. Kucuran dana subsidi senilai US$ 8,5 miliar juga tidak cukup untuk menutupi selisih antara pendapatan dan biaya yang makin lebar.

    Intel juga menghadapi permasalahan yang lebih mendasar. Kemampuan riset dan pengembangan mereka sudah tertinggal jauh. CEO Intel Pet Gelsinger misalnya pernah sesumbar bisa merealisasikan chip dengan 5nodesdalam 4 tahun. Namun, hingga saat ini belum ada kabar terobosan sedikit pun.

    Di sisi lain, Nvidia ketiban “durian runtuh” karena GPU buatannya yang tadinya hanya digunakan untuk video game ternyata “ampuh” sebagai mesin teknologi AI. Nvidia telah mengembangkan teknologi GPU-nya sejak 2018, jauh sebelum ChatGPT menggebrak.

    Meskipun Intel berusaha meninggal ketertinggalan, para produsen perangkat pintar sudah move on. Apple yang selama ini adalah pelanggan setia Intel, sudah mulai memproduksi chip sendiri

    (dem/dem)

  • Alasan Facebook Tarik Kabel Memutari RI dan Tak Mau Lewat Singapura

    Alasan Facebook Tarik Kabel Memutari RI dan Tak Mau Lewat Singapura

    Jakarta, CNBC Indonesia – Meta kabarnya tengah merencanakan proyek besar, yakni pembangunan kabel bawah laut yang membentang di seluruh dunia dengan panjang mencapai 40.000 kilometer.

    Proyek kabel bawah laut serat optik baru yang besar dan membentang di seluruh dunia itu diproyeksikan menelan biaya investasi lebih dari US$10 miliar (Rp158 triliun).

    Kabar soal proyek ambisius Meta ini pertama kali dilaporkan oleh pakar kabel bawah laut Sunil Tagare pada Oktober lalu. Meta disebut akan menjadi pemilik dan pengguna tunggal kabel bawah laut yang sementara disebut dengan W Cable, karena bentuk lintasannya menyerupai huruf W.

    Sumber-sumber yang dekat dengan Meta mengonfirmasi tentang proyek ini, tapi mereka mengatakan bahwa proyek ini masih dalam tahap awal. Harapannya, Meta akan berbicara lebih banyak kepada publik awal tahun depan, ketika mereka mengkonfirmasi rencana untuk kabel tersebut, termasuk rute, kapasitas, dan beberapa alasan di balik pembangunannya.

    Foto: Sunil Tagare/LinkedIn
    Peta rencana kabel laut Meta.

    Kabel ini, ketika selesai dibangun, akan memberikan Meta jalur khusus untuk lalu lintas data aplikasi milik mereka di seluruh dunia. Meta adalah perusahaan induk raksasa media sosial Facebook, Instagram, dan WhatsApp.

    Rute kabel yang direncanakan saat ini terlihat membentang dari pantai timur Amerika Serikat ke India melalui Afrika Selatan, dan kemudian ke pantai barat AS dari India melalui Australia, seperti membentuk huruf “W” di seluruh dunia.

    Rute yang ingin dibangun oleh Meta dimaksudkan untuk membantu perusahaan menghindari area-area yang memiliki ketegangan geopolitik tinggi, menurut sumber yang dekat dengan perusahaan.

    Sementara menurut Tagare, jaringan kabel Meta akan menghindari area dengan kondisi politik tidak stabil tempat kabel bawah laut rawan disabotase seperti Laut Merah, Laut China Selatan, Mesir, Marseilles, Selat Malaka, dan Singapura.

    Dalam beberapa tahun terakhir, kabel bawah laut kerap menjadi jaminan atau terdampak kerusakan langsung akibat peperangan.

    Pejuang Houthi, yang didukung oleh Iran, mengejar kapal-kapal dan dalam prosesnya merusak kabel-kabel di Laut Merah, seperti kabel yang menghubungkan Eropa dengan India.

    (dem/dem)

  • 20.000 Hektare Lahan Milik Prabowo Direlakan Buat Gajah Sumatra

    20.000 Hektare Lahan Milik Prabowo Direlakan Buat Gajah Sumatra

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Prabowo Subianto berkomitmen menyediakan 20 ribu hektare lahan milik sendiri untuk digunakan sebagai tempat konservasi gajah di Sumatra. Komitmen Prabowo disampaikan saat bertemu dengan Raja Charles II dalam rangkaian kunjungan kenegaraan ke Inggris.

    Kepala Kantor Komunikasi Presiden Hasan Nasbi menjelaskan bahwa Prabowo menyediakan lahan tersebut untuk memenuhi permintaan organisasi perlindungan satwa World Wide Fund (WWF).

    “Pak Prabowo ketika bertemu dengan Raja Inggris, yang ada juga WWF di sana dan WWF, meminta kepada Pak Prabowo untuk ada wilayah konservasi gajah. Waktu itu diminta 10.000 hektare di Aceh untuk wilayah konservasi gajah,” kata Hasan dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (3/12/2024).

    Artinya, Prabowo berkomitmen menyediakan lahan yang luasnya dua kali dari permintaan WWF. Lahan yang akan disediakan merupakan lahan milik Prabowo.

    Presiden Prabowo Subianto telah tiba di London, Inggris. Prabowo bertemu Raja Charles III di Istana Buckingham, London, Kamis, (21/11/2024). (via REUTERS/Jonathan Brady)

    “Pak Prabowo bilang tidak 10.000 [hektare]. Pak Prabowo kemudian menyumbangkan lahan beliau sebesar 20.000 hektare untuk konservasi gajah yang nanti akan dikelola oleh WWF,” kata Hasan.

    Prabowo bulan lalu melakukan perjalanan kenegaraan pertamanya sebagai Presiden RI. Negara yang dikunjungi Prabowo termasuk China, Amerika Serikat (AS), Peru, Brasil, Inggris, dan Uni Emirat Arab (UAE).

    Di Inggris, Prabowo berhasil membawa ‘oleh-oleh’ investasi senilai US$ 8,5 miliar atau sekitar Rp 135,15 triliun.

    Komitmen investasi itu dinyatakan oleh sejumlah pemimpin perusahaan Inggris saat bertemu Prabowo di CEO Roundtable Forum di London. Mereka berniat investasi di beberapa bidang, seperti transisi energi, infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.

    (dem/dem)

  • Elon Musk Tak Mau Pencipta ChatGPT Cari Untung, Bawa-Bawa Pengacara

    Elon Musk Tak Mau Pencipta ChatGPT Cari Untung, Bawa-Bawa Pengacara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk meminta hakim pengadilan federal Amerika Serikat untuk menyetop upaya perusahaan pencipta chatGPT, OpenAI, berubah menjadi bisnis yang mengejar laba.

    CNBC International melaporkan bahwa pengacara yang mewakili Musk dan mantan komisaris OpenAI, Shivon Zillis, mengajukan gugatan soal OpenAI pada Jumat pekan lalu.

    Selain menyetop upaya perubahan bisnis, gugatan Musk dan Zillis meminta agar pengadilan memerintahkan agar OpenAI tidak meminta investornya tidak menanamkan modal di startup kecerdasan buatan (AI) lain.

    Gugatan tersebut menunjukkan sengketa hukum antara Musk, OpenAI, dan Sam Altman sebagai CEO OpenAI belum surut. 

    Musk sebelumnya telah menggugat OpenAI pada Maret 2024 di pengadilan San Fracisco. Namun, ia menarik gugatan tersebut dan memilih menggugat di pengadilan federal. Dalam gugatan itu, Musk menuduh Open AI melanggar UU anti-mafia.

    Pada pertengahan November, Musk dan rekan-rekannya memperluas sasaran dan landasan hukum gugatannya. Mereka menuduh Microsoft dan OpenAI melanggar UU persaingan usaha karena melarang investor berinvestasi di startup AI lain.

    Juru bicara OpenAI menanggapi gugatan Musk dengan dingin. “Usaha keempat Elon, yang masih saja menggunakan keluhan tanpa dasar, akan terus menerus tak memenuhi unsur hukum,” katanya.

    Musk, yang dulu merupakan salah satu pendiri OpenAI, kini berusaha menjadi pesaing utamanya dengan mendirikan xAI. Perusahaan milik Musk memiliki robot chat serupa dengan ChatGPT yang diberi nama Grok.

    Pada Juli 2023, xAI berhasil menggalang modal US$ 6 miliar di valuasi US$ 50 miliar. Dana tersebut kemudian digunakan Musk untuk memborong 100.000 chip AI buatan Nvidia.

    Adapun OpenAI berdiri pada 2015 sebagai lembaga nirlaba kemudian bertransformasi menjadi lembaga yang mencari keuntungan pada 2019. Caranya adalah mendirikan perusahaan OpenAI di bawah entitas OpenAI asli yang berbentuk yayasan. Kini, OpenAI berencana merombak struktur perusahaan sehingga sepenuhnya berbentuk korporasi pencari keuntungan.

    Salah satu investor utama terbesar OpenAI adalah Microsoft, yang telah menanamkan US$ 14 miliar dalam bentuk dana tunai dan dukungan infrastruktur data center.

    (dem/dem)

  • Benua Afrika Terbelah Dua, Retakan Bumi Makin Jelas

    Benua Afrika Terbelah Dua, Retakan Bumi Makin Jelas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Benua Afrika mengalami fenomena retakan tanah tidak biasa yang membuat permukaannya terbelah menjadi dua.

    Para ilmuwan memprediksi, retakan di Afrika akan membentuk pulau raksasa baru di wilayah tersebut di masa depan.

    Retakan itu disebut sebagai East African Rift (EAR), terbentang sepanjang 6.400 kilometer, dan terlihat jelas di wilayah bagian timur Afrika.

    Retakan juga diperkirakan akan terus terjadi sepanjang beberapa juta tahun sehingga pada akhirnya membuat Afrika terbelah menjadi dua bagian.

    Namun retakan seismik ini bukanlah sesuatu yang perlu dikhawatirkan karena dijadwalkan akan memakan waktu puluhan juta tahun.

    Fenomena ini berbeda dengan retakan yang biasanya terjadi, yakni dikarenakan pergeseran tektonik yang saling menjauh sehingga membuat lapisan kerak Bumi dan mantel Bumi atau Litosfer saling terpisah.

    Sementara itu, EAR terjadi karena adanya gerakan tegak lurus dan paralel. Jadi, permukaan Bumi seperti dirobek ke semua arah, demikian dikutip CNBC Indonesia dari Science Alert, Senin (2/12/2024).

    Selain itu, fenomena juga disebut akan membuat Afrika akan sering diguncang gempa. Struktur batu pada wilayah terjadi retakan juga akan sering pecah.

    Namun terbelahnya sebuah daratan bukanlah cerita baru. Sebelumnya retakan pernah membelah benua dan membentuk Samudera Atlantik Selatan ratusan juta tahun lalu.

    Saat itu terjadi, permukaan Afrika terpisah dari Amerika Selatan. Dengan litosfer yang kian menipis membuatnya ambruk dan membentuk lembah. Di sanalah air masuk mengisi ceruk dari magma merembes dari inti Bumi yang membeku.

    Nampaknya hal serupa juga akan terjadi di Afrika di masa depan. Dalam puluhan juta tahun mendatang, dasar laut akan membentuk pada retakan tersebut. Samudra juga akan tersambung nantinya.

    Pada akhirnya luas Afrika akan menyusut dan terdapat pulau besar di Samudra Hindia. Pulau itu merupakan bagian dari wilayah Ethiopia dan Somalia.

    (dem/dem)

  • Mimpi Besar Revolusi AI Tak Sesuai Ekspektasi, Ternyata Ini Alasannya

    Mimpi Besar Revolusi AI Tak Sesuai Ekspektasi, Ternyata Ini Alasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Demam kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) yang mulai merebak dua tahun lalu, nampaknya tidak sesuai ekspektasi. Padahal, banyak yang meramalkan bahwa kecerdasan buatan (AI) generatif akan dengan cepat mengubah perekonomian di seluruh dunia, yang menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan.

    Terlepas dari kehebohan dan kekhawatiran tersebut, dampak AI sejauh ini masih belum terlihat. Mengutip The Economist, Biro Sensus Amerika menunjukkan hanya 6% bisnis yang menggunakan AI untuk memproduksi barang dan jasa. Sementara itu, pertumbuhan output dan produktivitas tenaga kerja masih jauh di bawah puncak kejayaan era komputer pada tahun 1990-an.

    Mengapa AI sejauh ini gagal memenuhi janjinya? Pelajaran dari era komputer dapat menjelaskan pertanyaan tersebut.

    Seperti halnya AI saat ini, tahun-tahun awal era komputer ditandai dengan prediksi transformasi ekonomi.

    Pada tahun 1965, Herbert Simon, seorang pakar ilmu komputer, menyatakan bahwa “komputer akan mampu melakukan pekerjaan apa pun yang dapat dilakukan manusia dalam waktu 20 tahun.” Dua dekade setelah prediksi Simon, revolusi produktivitas yang dijanjikan masih sulit dipahami.

    Pada tahun 1987, Robert Solow, seorang peraih Nobel, terkenal dengan sindirannya bahwa “Anda dapat melihat era komputer di mana-mana kecuali dalam statistik produktivitas.”

    Baru pada akhir tahun 1990-an transformasi ekonomi akhirnya terwujud, yang membuat Solow mengakui, tiga dekade setelah kemunculan komputer, bahwa komputer telah mulai membentuk ulang ekonomi.

    Adapun, tiga faktor utama berkontribusi pada kedatangan ledakan produktivitas era komputer adalah perusahaan meningkatkan investasi dalam teknologi informasi, harga komputer dan perangkat lunak turun dengan cepat, dan para bos menemukan cara baru untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam operasi mereka.

    Apakah faktor-faktor ini terbukti saat ini?

    Mulai tahun 1995, perusahaan meningkatkan pengeluaran untuk perangkat keras komputer, infrastruktur jaringan, dan perangkat lunak. Antara tahun 1995 dan 2000, investasi mereka dalam peralatan dan perangkat lunak pemrosesan informasi meningkat rata-rata 20% per tahun secara riil. Penelitian oleh Kevin Stiroh dari Federal Reserve Bank of New York menemukan bahwa perusahaan menginvestasikan hampir US$400 miliar dalam teknologi tersebut pada tahun 1999, yang mencakup lebih dari 30% dari semua investasi tetap nonperumahan.

    Sebaliknya, belanja modal baru-baru ini kurang menggembirakan. Selama dua tahun terakhir, investasi bisnis dalam peralatan dan perangkat lunak pemrosesan informasi telah tumbuh sekitar 4% per tahun. Investasi AI mungkin lebih terfokus pada aset tidak berwujud, seperti algoritma dan data, yang lebih sulit diukur daripada modal fisik.

    Meskipun demikian, pengeluaran untuk perangkat lunak komersial yang sudah dikemas sebelumnya seperti Microsoft 365, dan sistem yang dibuat khusus, termasuk peralatan AI yang disesuaikan dengan alur kerja tertentu, ternyata sangat rendah.

    Pertumbuhan investasi perangkat lunak selama setahun terakhir sekitar tiga kali lebih rendah dibandingkan akhir tahun 1990-an secara riil, dan masih jauh di bawah rata-rata jangka panjang.

    Paruh kedua dekade 1990-an juga menyaksikan penurunan dramatis dalam harga perangkat keras dan perangkat lunak komputer sesuai dengan kualitas. Dari tahun 1995 hingga 2000 harga untuk peralatan pemrosesan informasi dan perangkat lunak turun sepertiga, menghasilkan komputer yang lebih murah dan lebih baik.

    Sementara itu, era AI belum mengalami penurunan harga yang sesuai. Selama lima tahun terakhir, harga untuk perangkat lunak dan peralatan pemrosesan informasi hampir tidak berubah. Bahkan, pada kuartal terakhir, indeks harga untuk barang-barang ini naik pada tingkat tahunan sebesar 4%. Bahkan ketika teknologi yang mendasarinya menjadi lebih murah, perantara yang mengemas ulang perangkat AI semakin menambah margin dan menaikkan harga.

    Revolusi ekonomi tahun 1990-an berhasil membuat teknologi memberikan keuntungan produktivitas, berkat perusahaan mengubah operasi dan model bisnis untuk mengintegrasikannya.

    Seperti perusahaan ritel Walmart yang pada era tersebut meningkatkan produktivitas dengan menanamkan sistem perangkat lunak baru, Retail Link, ke dalam operasinya, yang memberikan para pemasok akses realtime ke data penjualan dan inventaris.

    Saat ini, penerapan AI sebagian besar masih terbatas, seperti perusahaan jasa keuangan yang menggunakan aplikasi AI untuk mendeteksi penipuan. Sebagian besar perusahaan tidak memiliki infrastruktur data yang diperlukan untuk melatih model khusus perusahaan. Untuk membuka potensi AI sepenuhnya, diperlukan perubahan yang lebih mendasar.

    Melihat keadaan AI saat ini, kata-kata seorang ekonom Rudi Dornbusch menjadi tepat untuk direnungkan. Menurutnya, dalam ekonomi, segala sesuatu terjadi lebih lambat dari yang Anda kira, lalu lebih cepat dari yang Anda kira.

    “AI mungkin pada akhirnya menghasilkan pertumbuhan produktivitas yang luar biasa, tetapi saat ini tampaknya masih jauh dari lepas landas yang dialami pada tahun 1990-an,” tulis The Economist, dikutip Senin (2/12/2024).

    (fsd/fsd)

  • Geger Tikus Sudah Bisa Mengemudi Mobil, Pertanda Apa?

    Geger Tikus Sudah Bisa Mengemudi Mobil, Pertanda Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan teknologi membuat hal-hal yang dulu dikira tak mungkin menjadi kenyataan. Terbaru, Tim peneliti dari University of Richmond melatih tikus untuk mengendarai mobil kecil.

    Pelatihan itu mengarahkan tikus untuk mendapat hadiah berupa makanan. Dalam unggahan di The Conversation, tim peneliti mengatakan keberhasilan pelatihan tikus mengendarai mobil ditentukan oleh latar belakang masing-masing tikus.

    Pembagiannya adalah tikus yang dibesarkan di lingkungan dengan barang-barang melimpah seperti mainan dan terowongan, serta tikus yang besar di kandang. 

    Hasilnya, tikus yang hidup dengan lingkungan kompleks memiliki banyak keunggulan. Tikus jenis itu bisa menguasai kemudi lebih cepat dibandingkan tikus yang dipelihara di kandang.

    Selain itu, tikus dengan lingkungan baik akan menunjukkan keunggulan dalam kemampuan kognitif dikutip dari BGR, Senin (2/12/2024).

    Keadaan emosional tikus juga terlihat setelah pelatihan mengemudi itu dilakukan. Tikus dilaporkan mengalami penurunan stres.

    Penyebabnya adalah tugas rumit yang dilakukan hewan pengerat itu membuat efek menenangkan. Temuan tersebut mirip dengan prinsip neuroplastioc yakni saat otak beradaptasi dan berkembang bertemu tantangan baru.

    Implikasinya jauh melampaui itu dan dihubungkan dengan kesehatan manusia. Mereka disebut bisa berkembang pada lingkungan dengan banyak eksplorasi dan keterlibatan mental.

    Penelitian ini menyoroti pula soal perawatan hewan. Sebab lingkungan memiliki peranan penting pada hewan itu sendiri.

    Lingkungan akan merangsang fungsi kognitif dan berkontribusi pada kesejahteraan emosional. Jadi penting untuk menyediakan kondisi tempat hidup hewan yang lebih baik.

    (fab/fab)

  • Kota Baru Arab Saudi Dikritik Habis-habisan, Ini Kata Pakar Sains

    Kota Baru Arab Saudi Dikritik Habis-habisan, Ini Kata Pakar Sains

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada Januari 2021, Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman bin Abdulaziz Al Saud, mengumumkan megaproyek yang disebut ‘The Line’. Proyek pengembangan area urban raksasa tersebut menjanjikan kota baru yang konsepnya segaris lurus, bukan tipikal kota melingkar atau melintang.

    Kota tersebut memanjang dari Kota Merah ke Kota Tabuk sepanjang 110 mil. Diestimasikan penghuninya akan tembus 9 juta orang dan sepenuhnya tanpa mobil.

    Sistem transportasinya mengandalkan kereta super cepat yang bisa menghubungkan ujung-k-ujung The Line dalam waktu 20 menit saja.

    Ide tata kota ini terbilang radikal karena berbeda dari tata kota pada umumnya. Dalam presentasinya dua tahun lalu, Pangeran Arab Saudi membeberkan konsep serupa karya seni untuk film fiksi sains (sci-fi) yang ambisius.

    Perubahan paradigma ini terdengar aneh untuk banyak orang yang terbiasa hidup di kota yang konsepnya melingkar. Memang, dengan kebijakan tanpa mobil sama sekali dan mendukung tata kota ramah lingkungan, bisa jadi konsep baru ini masuk akal.

    Namun, para ahli matematika tak setuju. Organisasi peneliti The Complexity Science Hub yang berbasis di Vienna, Austria, merilis sebuah laporan pada Juni lalu di sebuah jurnal berjudul ‘NPJ Urban Sustainability’ yang memperinci bahwa The Line merupakan mimpi buruk bagi para pejuang transportasi commuter.

    Menurut laporan tersebut, memilih, memilih dua calon penghuni The Line secara acak menunjukkan mengapa merancang sebuah kota dalam garis lurus pada dasarnya memaksimalkan perjalanan dari titik A ke titik B.

    “Jika 9 juta penghuninya didistribusikan secara homogen, setiap kilometer akan memiliki 53.000 orang. Jika kita pilih secara acak 2 orang dari kota tersebut, akan ada rata-rata pemisahan sejauh 57km,” kata laporan tersebut, dikutip dari Popular Mechanics, Senin (2/12/2024).

    “Meski The Line hanya mewadahi 2 persen dari permukaan Johannesburg, kita kita memilik 2 orang secara acak di Johannesburg, mereka hanya terpaut 33km,” dijelaskan lebih lanjut.

    Para peneliti kemudian memberikan proposal alternatif yang disebut ‘The Circle’. Ketimbang membangun kota garis lurus, pakar tata kota bisa menciptakan bangunan-bangunan serupa di The Line dan menyusunnya secara melingkar.

    Dengan konsep tersebut, menurut laporan, kota baru Arab Saudi bisa hanya memiliki diameter 4 mil dan dihuni 9 juta orang. Luasnya kira-kira setara Pisa, Italia.

    Para penghuni bisa jalan kaki hampir 25% mengelilingi kota. Selain itu, jarak antara dua penghuni secara acak sekitar 1,8 mil.

    Meski laporan itu fokus pada aspek matematis dari desain The Line, ada juga kritik yang menyebut dampak petaka jika terjadi eror pada sistem kereta cepat. Laporan menyebut ketika ada masalah pada kereta, maka penghuni akan sontak terputus dari jutaan orang.

    Namun, kritik para pakar ini sepertinya tak akan menjadi pertimbangan Arab Saudi. Pasalnya, megaproyek tersebut sudah dimulai. Arab Saudi akan memiliki kota dengan garis lurus, meski tak masuk akal menurut matematika.

    (fab/fab)

  • China Bisa Lumpuh Total, Blokir Amerika Menggila

    China Bisa Lumpuh Total, Blokir Amerika Menggila

    Jakarta, CNBC Indonesia – Blokir yang dilakukan Amerika Serikat (AS) terhadap teknologi China makin brutal. Pemerintah AS pada dilaporkan mengambil tindakan keras ketiga dalam tiga tahun terakhir terhadap industri semikonduktor China

    Tindakan kali ini akan berdampak pada pembatasan ekspor 140 perusahaan, termasuk pembuat peralatan chip Naura Technology Group, demikian dikutip dari laporan Reuters, Senin (2/12/2024).

    Upaya untuk menghambat ambisi pembuatan chip Beijing juga akan menghantam pembuat peralatan chip China Piotech dan SiCarrier Technology. 

    Aturan ini yang juga akan membidik pengiriman chip memori canggih dan lebih banyak alat pembuatan chip ke China. Upaya pembatasan tanpa ampun dari AS bisa membuat rencana pengembangan teknologi China lumpuh.

    Langkah ini merupakan salah satu upaya skala besar terakhir pemerintahan Biden untuk menghalangi kemampuan China mengakses dan memproduksi chip yang dapat memajukan kecerdasan buatan (AI) aplikasi militer negara tersebut, atau mengancam keamanan nasional AS.

    Hal ini terjadi hanya beberapa minggu sebelum pelantikan mantan presiden dari Partai Republik, Donald Trump. Trump sendiri diperkirakan akan mempertahankan banyak kebijakan keras terhadap China yang dilakukan pada era Biden.

    Kebijakan tersebut mencakup pembatasan pengiriman chip memori bandwidth tinggi (HBM) ke Tiongkok, yang penting untuk aplikasi kelas atas seperti pelatihan AI.

    Selain itu juga aturan pembatasan baru pada 24 alat pembuatan chip tambahan dan tiga alat perangkat lunak. Terakhir aturan soal pembatasan ekspor baru pada peralatan pembuatan chip yang dibuat di negara-negara seperti Singapura dan Malaysia.

    Kontrol alat kemungkinan akan merugikan perusahaan seperti Lam Research, KLA, dan Applied Materials, serta perusahaan-perusahaan non-AS seperti pembuat peralatan Belanda ASM International.

    Anggota parlemen AS mengatakan beberapa perusahaan, termasuk Swaysure Technology Co, Qingdao SiEn, dan Shenzhen Pensun Technology Co, bekerja sama dengan Huawei Technologies China, perusahaan teknologi yang sudah lama masuk daftar hitam AS dan sekarang menjadi pusat produksi serta pengembangan chip canggih China.

    Perusahaan-perusahaan tersebut akan ditambahkan ke dalam daftar entitas, yang melarang pemasok AS untuk melakukan pengiriman kepada mereka tanpa terlebih dahulu menerima lisensi khusus.

    Ditanya tentang pembatasan AS, juru bicara kementerian luar negeri China Lin Jian mengatakan bahwa perilaku seperti itu merusak tatanan perdagangan ekonomi internasional dan mengganggu rantai pasokan global.

    China akan mengambil langkah-langkah untuk melindungi hak-hak dan kepentingan perusahaan-perusahaannya.

    (fab/fab)

  • Heboh Google Cloud API Diblokir di RI, Komdigi Buka Suara

    Heboh Google Cloud API Diblokir di RI, Komdigi Buka Suara

    Jakarta, CNBC Indonesia – Layanan Google Cloud API Storage sempat diblokir oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Layanan antarmuka terporgram tersebut umumnya digunakan pengembang aplikasi untuk menyimpan dan mengakses data menggunakan infrastruktur Google.

    Pemblokiran Google Cloud API Storage berdampak pada antarmuka aplikasi yang menggunakan infrastruktur tersebut. Informasi terkait pemblokiran ini ramai dibahas netizen di media sosial X.

    Dalam situs aduan konten negatif ‘Trust Positif’ milik Komdigi, subdomain storage.googleapis.com terdaftar dalam deretan situs yang diblokir.

    Menanggapi hal ini, Pelaksana Tugas Direktur Pengendalian Aplikasi Informatika Kementerian Komdigi, Sofyan Kurniawan, membenarkan pihaknya sempat melakukan pemblokiran.

    “Sehubungan dengan hal tersebut, kami Sudah berkoordinasi dengan pihak Google. Dan saat ini statusnya Sudah kami normalisasi kembali,” kata dia melalui pesan singkat, dikutip Senin (2/12/2024).

    Lebih lanjut, alasan pemblokiran ditengarai temuan sisipan konten terkait judi online dalam subdomain storage.googleapis.com. Namun, Google dikatakan telah merespons permintaan Komdigi untuk melakukan takedown terhadap konten tersebut.

    “Kami sudah meminta Google untuk menghilangkan sisipan konten tersebut,” ujar Sofyan.

    (fab/fab)