Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Temuan Langka di China Ubah Sejarah Panjang Manusia

    Temuan Langka di China Ubah Sejarah Panjang Manusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Spesies baru nenek moyang manusia berhasil ditemukan belum lama ini. Dalam sebuah penelitian menemukan spesies Homo Juluensis atau berarti kepala besar di Xujiayao China Utara.

    Dalam penelitian yang diterbitkan Mei 2024, Christopher Bae dari Universitas Hawai’i dan Xiuju Wu dari Institut Paleontologi Vertebrata menemukan sekumpulan fosil hominin tidak biasa. Fosil itu memiliki tengkorak berukuran besar dan lebar, Fitur lainnya disebut mirip dengan Neanderthal serta ada juga ciri-ciri seperti manusia modern dan Denisovan.

    “Fosil ini menjadi bentuk baru hominin berotak besar (Juluren) yang tersebar luas di sebagian besar Asia timur pada kuartal akhir (300 ribu-500 ribu tahun lalu),” tulis studi itu, dikutip dari Live Science, Sabtu (28/12/2024).

    Juluensis merupakan fosil dari 220 ribu hingga 100 ribu tahun lalu. Studi Bae dan Wu bukanlah yang pertama menemukannya.

    Sebelumnya temuan serupa pernah terungkap pada 1974 di Xujiayao. Saat itu ditemukan 10 ribu artefak baru dan 21 fragmen fosil hominin mewakili 10 individu berbeda.

    Fitur yang ditemukan saat itu mirip dengan yang dituliskan Bae dan Wu. Misalnya fitur otak besar, tengkorak tebal, serta memiliki kemiripan dengan Neanderthal.

    Kemiripan itu kemungkinan karena Juluensis tidak terisolasi secara genetik. Spesies itu adalah hasil perkawinan sejumlah hominin lain dari Plesitosen Tengah termasuk Neanderthal.

    “Mereka mewakili populasi hominin baru untuk wilayah itu, juluren artinya manusia kepala besar,” tulis keduanya.

    Keduanya juga menjelaskan perlu adanya terminologi baru soal Homo Purba. Yakni dengan membagi empat spesies menjadi H. floresiensis, H. luzonensis, H. longi, dan H. juluensis.

    (dce)

  • Wamenkomdigi – Telkomsel Bersinergi Pastikan Jaringan Prima di Nataru

    Wamenkomdigi – Telkomsel Bersinergi Pastikan Jaringan Prima di Nataru

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamen komdigi RI), Angga Raka Prabowo, bersama Telkomsel meninjau kesiapan layanan dan jaringan di Pasar Senen dan Karawang pada Jumat (27/12/2024). Dalam kunjungannya, Angga bersama Telkomsel memastikan layanan prima di Stasiun Pasar Senen, menunjukkan komitmen Telkomsel dalam menyediakan konektivitas di titik keramaian, termasuk jalur transportasi utama. (Dok. Telkomsel)

  • Benua Afrika Terbelah Dunia, Muncul Pulau Raksasa Hasil Retakan

    Benua Afrika Terbelah Dunia, Muncul Pulau Raksasa Hasil Retakan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Benua Afrika terbelah menjadi dua karena fenomena retakan tidak biasa yang terjadi di permukaannya.

    Para ahli memprediksi, retakan tersebut akan membentuk pulau raksasa baru di wilayah tersebut di masa depan.

    Retakan yang disebut sebagai East African Rift (EAR) terlihat jelas di wilayah bagian timur Afrika. Robekan itu terbentang mencapai 6.400 kilometer.

    Retakan juga diperkirakan terus akan terjadi sepanjang beberapa juta tahun. Di mana pada akhirnya membuat Afrika terbelah menjadi dua bagian.

    Fenomena ini berbeda dengan retakan yang biasanya terjadi, yakni dikarenakan pergeseran tektonik yang saling menjauh sehingga membuat lapisan kerak Bumi dan mantel Bumi atau Litosfer saling terpisah.

    Sementara itu, EAR terjadi karena adanya gerakan tegak lurus dan pararel. Jadi, permukaan Bumi seperti dirobek ke semua arah, demikian dikutip CNBC Indonesia dari Science Alert, Sabtu (28/12/2024).

    Selain itu, fenomena juga disebut akan membuat Afrika akan sering diguncang gempa. Struktur batu pada wilayah terjadi retakan juga akan sering pecah.

    Namun terbelahnya sebuah daratan bukanlah cerita baru. Sebelumnya retakan pernah membelah benua dan membentuk Samudera Atlantik Selatan ratusan juta tahun lalu.

    Saat itu terjadi, permukaan Afrika terpisah dari Amerika Selatan. Dengan Litosfer yang kian menipis membuatnya ambruk dan membentuk lembah. Di sanalah air masuk mengisi ceruk dari magma merembes dari inti Bumi yang membeku.

    Nampaknya hal serupa juga akan terjadi di Afrika di masa depan. Dalam puluhan juta tahun mendatang, dasar laut akan membentuk pada retakan tersebut. Samudera juga akan tersambung nantinya.

    Pada akhirnya luas Afrika akan menyusut dan terdapat pulau besar di Samudera Hindia. Pulau itu merupakan bagian dari wilayah Ethiopia dan Somalia.

    (dce)

  • Waspada Modus Wifi Palsu Bobol Rekening, Digasak Sampai Habis

    Waspada Modus Wifi Palsu Bobol Rekening, Digasak Sampai Habis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebutuhan akan internet membuat kita ingin terhubung setiap saat. Salah satunya mencari wifi gratis saat berada di tempat publik.

    Namun Anda perlu waspada saat menggunakannya. Sebuah kasus dalam di Australia terungkap terkait jaringan wifi palsu yang bisa menguras rekening korbannya.

    Kejadian tersebut terjadi dalam penerbangan domestik dan bandara Australia yakni Perth, Melbourne dan Adelaide. Sebelumnya karyawan maskapai telah melaporkan jaringan wifi mencurigakan selama penerbangan.

    Sejak April 2024, kepolisian setempat akhirnya melakukan penyelidikan kasus tersebut. Pihak polisi menemukan pria 42 tahun bertanggung jawab atas masalah tersebut.

    Pria itu melakukan serangan bernama evil twin atau kembaran jahat. Menurut Tech Radar, serangan itu akan membuat titik akses palsu dengan SSID layaknya jaringan yang sah.

    Dengan modus tersebut membuat korban tidak akan curiga dengan jaringan palsu. Mereka tetap akan terhubung dengan login palsu, serta akan memasukkan data kredensial seperti keuangan dan identitas diri.

    Pihak kepolisian telah menggeledah kediaman terdakwa. Ditemukan seperangkat akses nirkabel portable, laptop serta ponsel di sana.

    Perlu diingat Anda bisa mengamankan diri dan terhindar jadi korban dalam kasus serupa. Detektif Kejahatan Dunia Maya Komando Barat, Andrea Coleman menyarankan untuk memasang VPN.

    VPN terbaik akan membuat aman saat berinternet. Platform itu akan mengenkripsi dan mengamankan data saat menggunakan internet.

    Selain itu diingatkan pula tidak tertipu dengan permintaan data pribadi saat terhubung jaringan wifi. Coleman menjelaskan wifi asli tidak akan memerlukan detil informasi apapun dari pengguna.

    (dce)

  • Video: Bocoran Bos Smartfren Soal “Bisnis Baru” XLSmart Usai Merger

    Video: Bocoran Bos Smartfren Soal “Bisnis Baru” XLSmart Usai Merger

    Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys optimistis terhadap aksi korporasi Sinar Mas dan Axiata Group Berhad terkait penggabungan PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN)menjadi PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk (XLSmart).

    Merza Fachys mengatakan rencana penyelesaian kesepakatan ini akan berlangsung 3-4 bulan mendatang dan saat ini pihaknya tengah melakukan persiapan launching XLSmart pada 2025. Diharapkan proses integrasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) berjalan lancar baik terkait integrasi jaringan, organisasi hingga prasarana pendukung dan memastikan bisnis baru dapat bersaing di pasar telekomunikasi.

    Seperti apa rencana bisnis baru XLSmart setelah merger? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Presiden Direktur PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), Merza Fachys dalam Profit, CNBC Indonesia (Selasa, 24/12/2024)

  • NASA Tak Sengaja Bunuh Alien Mars, Ini Kronologinya

    NASA Tak Sengaja Bunuh Alien Mars, Ini Kronologinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pada 1970-an, Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tak sengaja membunuh ‘alien’ di planet tetangga bumi. Hal itu disebut terjadi saat NASA sedang dalam misi mengirim dua pesawat ke Mars.

    Menurut peneliti Jerman Dirk Schulze-Makuch, dia menduga misi Viking 1 tanpa sengaja membunuh alien penghuni Mars lewat eksperimen mereka pada 1976.

    Ahli astrobiologi dari Technische Universität Berlin di Jerman itu mengungkapkan bahwa NASA pada saat itu tengah menggelar eksperimen mencampur air, nutrien, dan sampel tanah di Mars. Asumsi NASA, makhluk hidup di Mars sama dengan makhluk hidup di Bumi yaitu membutuhkan air untuk hidup.

    Menurutnya, makhluk hidup di Mars justru tewas akibat percobaan tersebut. Ia berpendapat kehidupan di Mars bergantung kepada garam seperti organisme di Bumi yang hidup di wilayah kering kerontang. Salah satu organisme yang hidupnya bergantung dari garam adalah mikroba di Padang Pasir Atacama di Cile.

    “Di lingkungan hyper-kering, kehidupan bisa mendapatkan ‘air’ dari garam yang menyerap kelembaban dari atmosfer. Garam ini seharusnya menjadi fokus pencarian makhluk hidup di Mars,” katanya, dikutip Sabtu (28/12/2024).

    Dia menyatakan misi Viking tanpa sengaja membunuh organisme yang mereka angkut dengan mencampurkan terlalu banyak air.

    “Jika cara pandang soal cara organisme hidup di kondisi kering Mars ini benar, artinya daripada menjalankan strategi ‘mencari air’ yang selama ini digunakan NASA, lebih baik kita mengikuti garam untuk mencari mikroba,” kata Schulze-Makuch.

    Ia mengusulkan menggunakan cairan garam yang pas sebagai habitat bakteri untuk “mengangkut” kehidupan dari Mars.

    Schulze-Makuch memberikan contoh hujan badai yang membunuh 70-80 persen bakteria di Padang Pasir Atacama karena organisme tersebut tak sanggup tersiram begitu banyak air dalam waktu singkat.

    “Hampir 50 tahun setelah eksperimen biologi Viking, saatnya untuk mencoba misi pencarian kehidupan baru, dengan pemahaman lebih baik soal ekosistem Mars,” kata Schulze-Makuch.

    (luc/luc)

  • Perkuat Pasar Finansial Lewat AI, Octa Beberkan Proyeksi 2025

    Perkuat Pasar Finansial Lewat AI, Octa Beberkan Proyeksi 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tahun 2025 diperkirakan akan menjadi tahun peningkatan adopsi teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), termasuk dalam dunia trading. Hal ini sejalan dengan temuan terbaru PwC bahwa tahun depan AI akan mengalami kemajuan signifikan dari sisi kualitas, akurasi, kapabilitas, dan otomatisasi sehingga mempercepat pertumbuhan teknologi tersebut secara eksponensial.

    Korporasi dan trader retail diharapkan dapat mempercepat penerapan AI untuk meningkatkan produktivitas sekaligus memitigasi risiko ketergantungan yang berlebihan terhadap algoritma.

    Lantas, kali ini Octa sebagai broker dengan lisensi yang diakui secara global akan berbagi wawasan tentang bagaimana AI dalam trading akan berkembang pada tahun 2025.

    Trend AI akan muncul dalam trading untuk tahun 2025

    Sebagai informasi, pembelajaran mesin terus mendefinisikan ulang lanskap trading dengan meningkatkan kecepatan dan ketepatan analisis pasar. Berdasarkan laporan Stabilitas Keuangan Global IMF 2024, Bab 3, disebutkan bahwa kemajuan kecerdasan buatan siap untuk meningkatkan efisiensi pasar.

    Lebih tepatnya, alat bantu berbasis AI diharapkan memungkinkan penyeimbangan kembali portofolio yang lebih cepat dan pemrosesan yang lebih efisien untuk trading dalam jumlah besar di kelas aset seperti ekuitas dan obligasi. Namun, IMF juga mencatat potensi risiko yang terkait dengan teknologi ini, seperti peningkatan volatilitas selama tekanan pasar.

    Jaringan neural, khususnya model bahasa besar (LLM), telah menunjukkan potensi yang sangat besar untuk melakukan analisis sentimen dalam trading. Sejak diperkenalkan pada 2017, jumlah aplikasi paten terkait AI dalam trading algoritmik telah melonjak dari 19% menjadi lebih dari 50% setiap tahun.

    Alat bantu ini telah digunakan untuk memproses sentimen pasar dari berita dan media sosial dalam waktu yang hampir real-time, sehingga memberikan wawasan kepada para trader mengenai perkembangan geopolitik dan perkiraan ekonomi.

    Lantas, trading algoritmik telah berkembang secara substansial dengan sistem berbasis AI yang memungkinkan eksekusi lebih cepat dan mengurangi kesalahan operasional. Trading frekuensi tinggi yang didukung oleh AI juga telah mengalami adopsi yang signifikan, terutama di kelas aset yang likuid seperti ekuitas dan derivatif.

    Meskipun statistik terperinci mengenai tingkat adopsi pada masa depan masih bersifat spekulatif, fokus World Trade Organization (WTO) pada transformasi digital pasar menekankan pada meningkatnya ketergantungan terhadap otomatisasi untuk meningkatkan efisiensi dan likuiditas trading.

    Dari sisi dunia trading, kapasitas AI untuk memproses sejumlah besar fakta historis dan real-time memungkinkan para investor untuk mendapatkan keuntungan dari wawasan prediktif yang sebelumnya tidak terbayangkan.

    Kemajuan dalam analisis prediktif bertenaga AI mengubah cara Octa untuk memperkirakan pasar internasional dengan membuat prediksi yang lebih akurat dan memberikan wawasan yang jelas dan dapat ditindaklanjuti. Alat bantu ini mengubah pasar finansial, membantu para investor mengenali trend dan merespons perubahan dengan lebih percaya diri.

    Asal tahu saja, emosi seringkali menghalangi keputusan trading yang cerdas, terutama saat pasar sangat bergejolak. AI membantu memecahkan masalah ini dengan hanya mengandalkan data dan model prediktif untuk pengambilan keputusan.

    Menurut Laporan Stabilitas Keuangan Global IMF, alat bantu berbasis AI telah membantu para trader retail mengelola risiko secara lebih efektif dan menghindari trading impulsif yang dapat menyebabkan kerugian.

    Seiring dengan menurunnya biaya alat bantu AI, fitur-fitur seperti optimalisasi portofolio secara real-time dan strategi trading otomatis dapat diakses oleh para trader individu.

    Sebelumnya, AI hanya tersedia untuk institusi finansial yang besar. Sekarang, alat bantu canggih ini mampu menyamaratakan lapangan bermain, sehingga memungkinkan para investor retail untuk trading dengan lebih percaya diri dan akurat.

    Risiko dan tantangan dalam integrasi AI

    Strategi bisnis berbasis AI datang dengan risiko bawaan. IMF memperingatkan bahwa ketergantungan yang berlebihan pada model algoritmik dapat meningkatkan volatilitas pasar selama krisis global.

    Sebagai contoh, bursa berbasis AI menunjukkan perilaku seperti kawanan selama gejolak pasar pada bulan Maret 2020. Perilaku ini mengakibatkan volatilitas harga yang signifikan dan membutuhkan mekanisme regulasi yang kuat untuk mengelola risiko yang ada.

    Integritas sistem AI menghadapi tantangan keamanan yang semakin meningkat. Penelitian menunjukkan bahwa efektivitas model AI bergantung pada kualitas dan keamanan data. Statistik terbaru mengungkapkan trend yang mengkhawatirkan: ancaman siber yang menargetkan AI meningkat sebesar 47%. Industri ini membutuhkan langkah-langkah keamanan yang kuat untuk melindungi algoritma terhadap manipulasi data dan akses yang tidak sah.

    Meskipun AI menawarkan nilai yang luar biasa, kompleksitasnya menjadi tantangan tersendiri bagi bisnis berteknologi rendah. Kompleksitas sistem AI yang canggih membuatnya sangat penting untuk memiliki sumber daya pelatihan yang dapat diakses dan antarmuka yang intuitif.

    Dengan begitu, alat bantu tersebut dapat membantu para trader, terutama pendatang baru, untuk memahami dan menggunakan AI secara efektif, sehingga membuka jalan bagi adopsi yang lebih luas di seluruh komunitas trading.

    Mempersiapkan transformasi berbasis AI

    Berkembang dalam lingkungan trading yang digerakkan oleh AI membutuhkan pelatihan khusus. Jika tidak, para trader berisiko menghadapi sistem canggih yang tidak dapat mereka tangani dengan baik atau menyalahgunakan alat bantu berbasis AI, yang berakibat kehilangan manfaatnya.

    Kemudian, untuk mempersiapkan diri menghadapi alat bantu AI di masa depan, para trader harus mencoba perangkat lunak yang tersedia sekarang. Opsi teraman adalah menguji penerapan AI saat trading pada akun demo. Opsi ini tersedia di platform trading yang disediakan oleh broker global seperti Octa.

    Sebagai contoh, broker Octa saat ini menggunakan AI untuk memfasilitasi analisis grafik dan meningkatkan identifikasi pola ketika melakukan analisis teknikal. Mengikuti trend adopsi AI yang meningkat, perusahaan kemungkinan akan terus menyematkan lebih banyak alat bantu berbasis AI di platform.

    Kendati demikian, AI akan mendefinisikan ulang trading pada tahun 2025. Dari analisis prediktif yang disempurnakan hingga alat bantu produktivitas organisasi yang demokratis, teknologi ini memungkinkan para trader membuat keputusan yang lebih cerdas dan lebih cepat. Namun, penggunaan yang berkelanjutan harus tetap menjadi inti.

    Octa menegaskan, semua pihak harus mewaspadai risiko seperti ketergantungan yang berlebihan pada algoritma dan keamanan data. Untuk memitigasi risiko ini, strategi yang masuk akal adalah menggabungkan analisis berbasis AI dengan pemantauan pasar dan pengambilan keputusan oleh manusia. AI harus dianggap sebagai alat bantu yang nyaman, bukan pil ajaib untuk membuat keputusan trading yang akurat.

    Hal ini mengingat trading melibatkan risiko dan mungkin tidak cocok untuk semua kalangan investor. Untuk itu, gunakan keahlian Anda dengan bijak serta evaluasi semua risiko terkait sebelum mengambil keputusan investasi.

    Sebagai informasi, Octa adalah broker internasional yang menyediakan layanan trading online di seluruh dunia sejak tahun 2011. Octa menawarkan akses bebas komisi ke pasar finansial dan berbagai layanan yang digunakan oleh klien dari 180 negara yang telah membuka lebih dari 52 juta akun trading.

    Untuk membantu klien mencapai tujuan investasi, Octa menawarkan webinar edukasi, artikel, dan tool analisis gratis. Tak hanya itu, perusahaan ini terlibat dalam jaringan inisiatif amal dan kemanusiaan yang komprehensif, termasuk peningkatan infrastruktur pendidikan dan proyek bantuan darurat yang mendukung masyarakat setempat.

    Di wilayah Asia Pasifik, Octa menerima penghargaan ‘Broker Forex Terbaik Indonesia 2024’ dan ‘Broker Paling Tepercaya Asia 2023’ masing-masing dari FX Empire dan Global Forex Awards.

    (dpu/dpu)

  • Geger Selat Muria, Laut yang Lama Hilang Muncul Kembali

    Geger Selat Muria, Laut yang Lama Hilang Muncul Kembali

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kembalinya Selat Muria membuat geger warga Indonesia di tahun 2024.

    Selat Muria ramai dibahas usai banjir melanda Jawa Tengah, tepatnya Demak, Pati, dan Kudus pada awal tahun ini. Pasalnya, ketiga wilayah itu sempat dilewati oleh sebuah selat yang telah lama menghilang, bernama Selat Muria.

    Dulunya, selat tersebut memisahkan Pulau Jawa dan Gunung Muria. Lantas, selat itu menjadi daratan sekitar 300 tahun lalu.

    Pakar Geologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Soebowo mengatakan penurunan tanah di wilayah tersebut mudah terjadi. Tak menutup kemungkinan Selat Muria bisa kembali muncul, namun penyebabnya bukan banjir yang saat ini terjadi.

    “Materialnya itu kalau ada beban akan mudah mengalami penurunan. Masih rentan. Kota-kota seperti Semarang dan wilayah pantura itu mengalami subsidence karena material bawah tanahnya belum mengalami kompaksi sempurna,” kata Eko, dikutip dari CNNIndonesia, Jumat (27/12/2024).

    Eko menjelaskan penurunan permukaan tanah di wilayah Semarang, Demak, dan sekitarnya bervariasi dengan intensitas tertinggi mencapai 10 sentimeter per tahun, seperti yang terjadi di wilayah Semarang timur.

    Perbedaan ini tergantung dengan tipikal tanah di daerah masing-masing dan faktor pendukung penurunan tanah yang ada di wilayah tersebut.

    Faktor penurunan muka tanah terbagi menjadi dua, yakni faktor alami dan faktor antropogenik atau dampak aktivitas manusia.

    Faktor alami mencakup karakteristik tanah sedimen muda yang membuatnya pasti mengalami penurunan muka tanah. Faktor ini biasanya membuat penurunan sekitar 1 sentimeter per tahun.

    Selain itu, faktor alamiah kedua adalah aktivitas tektonik. Faktor ini tidak memiliki dampak yang terlalu besar, karena hanya menyebabkan penurunan sekitar beberapa milimeter.

    Sementara itu, faktor antropogenik atau ulah manusia menjadi kontributor terbesar. Beban infrastruktur tanah lunak bisa menyebabkan penurunan 1 sentimeter per tahun.

    Lalu, eksploitasi air tanah merupakan faktor dominan yang bisa menyebabkan penurunan hingga 7-8 sentimeter per tahun.

    Selain penurunan permukaan tanah, Eko menyebut kenaikan permukaan air laut akibat perubahan iklim juga bisa menyebabkan Selat Muria berpotensi muncul kembali.

    Selat Muria Bukan Disebabkan Banjir

    Eko mengatakan banjir bukan faktor penyebab kembalinya Selat Muria. Ia mengatakan banjir malah akan membuat daratan menjadi lebih tinggi.

    “Kalau soal banjir, justru malah banjir itu mengisi sedimentasi di daerah selat tersebut. Dari Muria, dari selatan Demak, selatan Semarang, semua sungai-sungainya kan bermuara di daerah pantura,” jelas Eko.

    “Itu kan membawa material, membuat pendangkalan. Tetapi banjir bukan menyebabkan terjadi selat lagi,” lanjutnya.

    Selain itu, banjir akan membawa sedimen ke wilayah terdampak dan hasilnya meningkatkan ketinggian daratan tersebut.

    (luc/luc)

  • 4 Cara Mudah Baca WhatsApp Tanpa Ketahuan Si Pengirim

    4 Cara Mudah Baca WhatsApp Tanpa Ketahuan Si Pengirim

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sudah jadi rahasia umum, komunikasi via aplikasi pesan khususnya WhatsApp membuka peluang ‘pura-pura’ pesan belum terbaca oleh penerima pesan.

    Ternyata, memang ada berbagai cara untuk membaca pesan WhatsApp tanpa ketahuan oleh pengirim pesan, bahkan tanpa langsung membuka chat secara langsung.

    Berikut cara melihat pesan WhatsApp tanpa membukanya:

    1. Menggunakan WhatsApp Web

    Selain di HP, pengguna WhatsApp bisa membuka seluruh aktivitas WhatsApp melalui website. Yang pertama harus Anda lakukan adalah menyambungkan WhatsApp yang ada di HP ke WhatsApp Web. Ikuti langkah ini:

    – Buka web.whatsapp.com di browser laptop atau komputer

    – Kemudian klik ikon tiga titik di pojok kanan atas

    – Pilih Tautkan Perangkat

    – Buka aplikasi WhatsApp di HP, scan kode QR WhatsApp Web yang muncul

    – Setelah sukses scan QR code, WhatsApp Web sudah bisa digunakan di laptop atau komputer

    Nah jika sudah terhubung dengan WhatsApp Web, pengguna bisa dengan mudah membaca pesan tanpa harus membukanya.

    Caranya, arahkan kursor ke chat yang pesannya mau dibaca. Kemudian akan muncul isi chat secara utuh dari mode preview ini.

    Tapi, perlu diingat kalau cara ini hanya berlaku untuk chat yang baru masuk, bukan chat-chat lama.

    2. Baca lewat Pop-up notifikasi

    Pesan WhatsApp akan selalu muncul di bar notifikasi. Ini juga bisa jadi cara paling mudah membaca pesan tanpa harus membukanya.

    Tinggal gulir ke bawah jendela notifikasi. Berikutnya lihat pesan WhatsApp yang masuk ke dalamnya.

    Bukan hanya bar notifikasi, pop-up notifikasi juga bisa untuk membaca pesan tanpa membukanya. Untuk mengaktifkannya, berikut caranya:

    – Buka WhatsApp

    -Klik tombol tiga titik di bagian kanan atas

    – Lalu pilih Settings

    – Gulir dan pilih Notifications

    – Lalu aktifkan bagian ‘Gunakan notifikasi prioritas tinggi’ dan ‘Notifikasi Reaksi’

    – Lalu keluar dari aplikasi

    – Kemudian, buka Pengaturan perangkat Anda > Notifikasi, dan pastikan mengaktifkan notifikasi untuk WhatsApp

    – Jika ada chat masuk, usap layar dari atas ke bawah

    – Geser ke bawah pada chat WhatsApp yang masuk hingga muncul opsi ‘Balas’ dan ‘Tandai telah dibaca’.

    3. Tahan Notifikasi

    Cara ini bisa dilakukan oleh pengguna iPhone. Yakni dengan klik dan tahan notifikasi pesan Whatsapp untuk melihat preview chat.

    Widget akan menampilkan notifikasi dan pesan yang diterima dari WhatsApp. Jadi Anda dapat membacanya langsung tanpa membuka aplikasi.

    Untuk menambahkannya, klik dan tahan Home Screen > gulir pada daftar widget > tambahkan widget WhatsApp.

    Nah, itu dia 4 cara membaca chat WhatsApp tanpa membuka aplikasi HP supaya tidak ketahuan.

    (luc/luc)

  • ‘Bapak AI’ Ini Takut Dunia Kebablasan, Peradaban Manusia Bisa Terancam

    ‘Bapak AI’ Ini Takut Dunia Kebablasan, Peradaban Manusia Bisa Terancam

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kecanggihan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) kecil kemungkinan untuk dimusnahkan manusia dalam 30 tahun ke depan.

    Geoffrey Hinton mengatakan bahwa ada 10% hingga 20% kemungkinan AI akan menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade, karena perubahan yang terjadi begitu cepat.

    Mengutip The Guardian, Ilmuwan komputer Inggris-Kanada memperingatkan bahwa kecepatan perubahan teknologi ini jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan.

    Hinton, yang tahun ini dianugerahi hadiah Nobel dalam bidang fisika untuk karyanya di bidang AI, mengatakan bahwa ada kemungkinan 10% hingga 20% bahwa AI akan menyebabkan kepunahan manusia dalam tiga dekade mendatang.

    Sebelumnya, Hinton pernah mengatakan bahwa ada 10% kemungkinan teknologi ini akan memicu bencana besar bagi umat manusia.

    Saat ditanya dalam program Today di BBC Radio 4, apakah Ia telah mengubah analisisnya tentang potensi kiamat AI dan kemungkinan satu dari 10 hal tersebut akan terjadi, ia mengatakan: “Tidak juga, 10% hingga 20%.”

    Hinton mengatakan bahwa manusia akan menjadi seperti balita jika dibandingkan dengan kecerdasan sistem AI yang sangat kuat.

    “Saya suka mengibaratkannya sebagai: bayangkan diri Anda dan anak berusia tiga tahun. Kita akan menjadi anak berusia tiga tahun,” ujarnya dikutip Sabtu (28/12/2024).

    AI sebagai sistem komputer yang melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia.

    Tahun lalu, Hinton menjadi berita utama setelah mengundurkan diri dari pekerjaannya di Google untuk berbicara lebih terbuka tentang risiko yang ditimbulkan oleh pengembangan AI yang tidak terkendali.

    Ia mengkhawatirkan bahwa AI akan menjadi aktor jahat yang akan menggunakan teknologi untuk menyakiti orang lain. Kekhawatiran utama para pegiat keamanan AI adalah bahwa penciptaan kecerdasan umum buatan, atau sistem yang lebih pintar daripada manusia, dapat menyebabkan teknologi ini menimbulkan ancaman eksistensial dengan menghindari kontrol manusia.

    “Saya tidak mengira bahwa kita akan sampai pada titik ini sekarang. Saya pikir pada suatu saat di masa depan kita akan sampai di sini,” ungkapnya.

    “Karena situasi yang kita hadapi saat ini adalah sebagian besar ahli di bidang ini berpikir bahwa suatu saat, mungkin dalam 20 tahun ke depan, kita akan mengembangkan AI yang lebih pintar dari manusia. Dan itu adalah pemikiran yang sangat menakutkan,” lanjutnya.

    Hinton mengatakan bahwa laju perkembangannya sangat cepat, jauh lebih cepat daripada yang diperkirakan dan Ia menyerukan adanya regulasi dari pemerintah terhadap teknologi ini.

    “Kekhawatiran saya adalah bahwa tangan yang tidak terlihat tidak akan membuat kita aman. Jadi, menyerahkannya pada motif keuntungan perusahaan-perusahaan besar tidak akan cukup untuk memastikan mereka mengembangkannya dengan aman,” katanya.

    “Satu-satunya hal yang dapat memaksa perusahaan-perusahaan besar tersebut untuk melakukan lebih banyak penelitian tentang keselamatan adalah peraturan pemerintah,” imbuhnya.

    (luc/luc)