Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Aliran Sungai Terbesar Dunia Berbalik Arah, Penyebabnya Terungkap

    Aliran Sungai Terbesar Dunia Berbalik Arah, Penyebabnya Terungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Penelitian menemukan ada aktivitas aneh di Sungai Amazon. Aliran sungai tersebut ternyata berlawanan dengan yang diketahui selama ini.

    Amazon diketahui mengalir dari Pegunungan Andes di Peru kemudian melintasi Amerika Selatan, sebelum berakhir di Samudera Atlantik. Aliran itu berasal dari barat menuju ke timur.

    Namun temuan tahun 2006 dan studi geologi berikutnya menemukan aliran mengarah dari timur ke barat

    Russell Mapes yang kala itu masih mahasiswa pascasarjana geologi Universitas North Carolina mengatakan menemukan potongan-potongan kuno batu permata zirkon saat melakukan pengamatan. Menurutnya batuan itu berasal dari arah timur bukan dari Andes di sebelah barat.

    “Sepanjang cekungan, usia butiran mineral menunjukkan lokasi spesifik Amerika Selatan bagian tengah dan timur,” jelasnya dikutip dari IFL Science, Jumat (17/1/2025).

    Penyelidikan lebih lanjut ternyata menemukan sungai Amazon memang pernah mengalir dari arah sebaliknya di masa lalu. Menurut tim peneliti penyebabnya kemungkinan karena daerah tinggi di Amerika Selatan bagian timur laut.

    Dataran itu terbentuk selama Periode Cretaceous, 65-145 juta tahun lalu. “Amazon sangat datar membuat kemiringan dua arah bisa mengubah banyak hal,” kata Supervisor Mapes, Drew Coleman.

    Sementara itu sebuah penelitian pernah membuat pemodelan pada 2014. Ternyata hasilnya mengungkapkan adanya kenaikan permukaan pada Andes.

    Di sana terjadi aliran hujan yang menyebabkan erosi dan membuat lahan basah Pebas. Pada waktu 10 juta tahun lalu, penumpukan sedimen menaikkan lokasi itu dan membuat aliran mengarah ke arah sebaliknya.

    (dem/dem)

  • Cara Membuat Foto Selfie Jadi Stiker WhatsApp Tanpa Aplikasi Tambahan

    Cara Membuat Foto Selfie Jadi Stiker WhatsApp Tanpa Aplikasi Tambahan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Baru-baru ini WhatsApp merilis beberapa kemampuan baru dalam platform. Salah satunya mengubah selfie menjadi stiker WhatsApp.

    Jadi stiker WhatsApp bisa dibuat langsung di dalam aplikasi. Stiker bisa diedit sesuai dengan keinginannya pengguna.

    Fitur baru ini belum tersedia untuk semua pengguna. Jadi nampaknya Anda perlu bersabar untuk bisa membuat stiker dari selfie.

    Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, fitur ini belum tersedia untuk pengguna iOS. Namun di Android sudah bisa digunakan bagi mereka yang sudah menggunakan WhatsApp versi 2.24.25.77.

    Untuk menggunakannya hampir sama seperti membuat stiker sebelumnya. Namun kini terdapat opsi kamera di bagian menu Sticker WhatsApp.

    Berikut cara membuat Stiker WhatsApp dari selfie:

    Buka aplikasi WhatsApp
    Buka salah satu ruang chat
    Masuk ke menu Sticker
    Klik Create
    Tekan Camera
    Ambil foto Selfie, Anda juga bisa mengambil gambar dengan kamera belakang dengan mengklik tombol ‘reverse’ di bagian bawah layar
    WhatsApp akan memberikan dua opsi stiker, yang sudah dipotong sesuai garis wajah dan rambut atau dibuat persegi. Pilih salah satu yang Anda inginkan.
    Anda juga bisa mengedit stiker dengan opso di bagian atas layar. Ada tambahan emoji atau stiker lain, menambah tulisan atau coretan di atas stiker
    Klik Send untuk mengitimkannya ke ruang chat tersebut
    Anda juga bisa menghapus Stiker tersebut dengan menekan lama stiker dan klik Remove. Selain itu dapat mengeditnya dengan menekan Edit Sticker.

    (dem/dem)

  • Petaka Trump Dimulai, Penipu China Makin Merajalela

    Petaka Trump Dimulai, Penipu China Makin Merajalela

    Jakarta, CNBC Indonesia – Donald Trump langsung membuat gebrakan besar-besaran tak lama setelah dilantik pada 20 Januari 2025 lalu. Salah satunya memecat seluruh tim yang menyelidiki peretas dari China. 

    Tim tersebut adalah komite penasihat di Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS). Termasuk di antaranya adalah orang-orang yang membentuk Dewan Peninjau Keamanan Siber (CSRB) Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber (CISA), dikutip dari Dark Reading, Kamis (23/1/2025).

    Pejabat sekretaris Departemen Keamanan Dalam Negeri Bejamine C. Huffman dalam suratnya mengatakan tujuan keputusan itu untuk menghindari penyalahgunaan wewenang di DHS.

    Surat itu tak menyebut komite yang akan dibentuk kembali. Hanya dituliskan anggota DHS yang diberhentikan bisa melamar kembali ke lembaga itu di masa depan.

    Dalam surat dikatakan komite hanya akan beraktivitas pada misi penting melindungi AS. Selain juga mendukung program prioritas yang dilakukan DHS.

    “Aktivitas komite di masa depan berfokus pada memajukan misi penting melindungi tanah air dan mendukung prioritas strategis DHS,” jelas surat tersebut.

    Sebagai informasi, CSRB telah menyelidiki kelompok peretas yang disebut disponsori China bernama Salt Typhoon. Kelompok itu dilaporkan bertanggung jawab atas serangan pada 9 jaringan telekomunikasi dalam beberapa bulan terakhir.

    Sementara itu, CSRB dibentuk pada 2021. Tujuannya untuk meninjau dan menilai keamanan siber yang berdampak pada pemerintahan.

    CSRB berisi orang-orang dari industri keamanna siber. Termasuk perusahaan Sentinel One yang diwakili mantan kepala CISA Chris Krebs.

    Krebs diketahui telah mengundurkan diri sebelum surat pembubaran muncul. Pada 2020, Krebs juga pernah dipecat pada akhir pemerintahan Trump lalu.

    Beberapa mantan pejabat dari dari pemerintahan Biden juga diketahui juga bekerja pada CSRB.

    (fab/fab)

  • Dosa Besar Google Terungkap Lewat Dokumen Rahasia

    Dosa Besar Google Terungkap Lewat Dokumen Rahasia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peran Google dalam memfasilitasi teknologi untuk Israel ternyata lebih besar dari yang pernah diungkap sebelumnya.

    Sebuah laporan baru dari The Washington Post, Google berulang kali bekerja sama dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan Kementerian Pertahanan Israel (IDM) untuk memperluas akses pemerintah ke alat AI.

    Pada 2021, Google menandatangani kontrak komputasi awan atau cloud senilai US$1,2 miliar dengan pemerintah Israel, yang dinamai project Nimbus, bersama dengan Amazon.

    Dokumen internal menunjukkan bahwa karyawan Google berulang kali meminta akses yang lebih besar ke teknologi AI perusahaan atas nama Israel. Tindakan ini dimulai tak lama setelah serangan yang terjadi di Gaza Palestina, Oktober 2023 lalu.

    Seorang karyawan di divisi cloud Google dilaporkan meningkatkan permintaan dari IDM untuk akses yang lebih besar ke Vertex, demikian dikutip dari Engadget, Kamis (23/1/2025)

    Dalam sebuah dokumen, seorang karyawan diduga memperingatkan IDM jika beralih ke Amazon, yang akan membuat Google kehilangan bisnisnya.

    Dokumen lain yang ditemukan pada November diduga menunjukkan karyawan tersebut berterima kasih kepada rekan kerjanya karena telah membantu permintaan dari Israel.

    Dokumen tambahan dari 2024 menunjukkan permintaan yang berlanjut hingga November 2024, dengan seorang karyawan meminta IDF menerima akses ke teknologi Gemini AI untuk mengembangkan asisten AI-nya sendiri.

    Permintaan tersebut adalah untuk meningkatkan pemrosesan audio dan dokumen, tetapi tidak jelas untuk apa teknologi ini digunakan dalam hal operasi militer.

    Berita ini memberikan titik terang pada protes karyawan atas kontrak Google Cloud dengan pemerintah Israel.

    Sebelumnya, karyawan Google melakukan protes dan menentang hubungan perusahaan dengan Israel sejak kontrak dimulai. Protes itu kemudian berlanjut membawa seruan dari para karyawannya agar Google keluar dari Nimbus.

    Sebaliknya, Google telah memecat lebih dari 50 karyawan karena memprotes kontrak tersebut karena apa yang disebutnya sebagai “perilaku yang mengganggu.”

    Pada pertengahan 2024, lebih dari 100 karyawan Google, yang terdiri dari para manajer dan anggota kelompok hak asasi manusianya, dilaporkan mengirim email kepada perusahaan untuk meninjau kembali kontrak Nimbus, tetapi Google mengabaikannya.

    (fab/fab)

  • Kiamat Keyboard-Trackpad, Cara Pakai Komputer Berubah Total

    Kiamat Keyboard-Trackpad, Cara Pakai Komputer Berubah Total

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google mengumumkan berbagai fitur untuk ChromeOS yang difokuskan untuk kebutuhan belajar-mengajar dan aksesibilitas harian. Salah satu fitur unggulannya adalah kemampuan untuk mengontrol komputer hanya dengan kepala dan ekspresi wajah. Fitur ini pada dasarnya ditujukan bagi mereka yang memiliki gangguan motorik.

    Fitur itu pertama kali diumumkan pada awal Desember lalu, dan sekarang dirilis untuk banyak pengguna Chromebook yang kompatibel. Google merekomendasikan untuk perangkat dengan RAM 8GB atau lebih, demikian dikutip dari The Verge, Kamis (23/1/2025).

    Ini bukan kali pertama Google membawa fitur wajah-sebagai-kontrol kursor. Sebelumnya, Google telah membuat alat aksesibilitas AI open-source untuk game Windows yang disebut Project Gameface.

    Selain itu, Google juga menjanjikan sejumlah besar Chromebook baru di 2025, dengan lebih dari 20 perangkat baru di lini Chromebook standar dan Chromebook Plus yang akan hadir tahun ini.

    Microsoft Bawa Kiamat Keyboard

    Tak hanya Google, Microsoft juga memiliki fitur yang menyebabkan ‘kiamat keyboard’. Fitur itu mengubah kebiasaan ngetik di laptop, sebab pengguna tak perlu lagi berinteraksi dengan perangkat menggunakan tangan, namun hanya mengandalkan mata saja.

    Kemampuan itu terdapat dalam perangkat yang baru dipatenkan bernama Eye Gaze. Microsoft menyelipkan teknologi dwell-free yang bisa mengetik hanya dengan gerakan mata.

    Saat teknologi ini digunakan, keyboard tersemat di mata sebagai layarnya. Microsoft tak lupa menyematkan AI pada paten barunya itu. Teknologi tersebut akan menghadirkan teks prediktif serta machine learning untuk memprediksi kata yang ingin ditulis pengguna.

    Kata dapat diprediksi melalui beberapa aktivitas. Seperti jejak visual pada keyboard atau melihat huruf pertama dan terakhir.

    Microsoft memberikan akses Eye Gaze pada perangkat ponsel, tablet, hingga PC. Ini dapat digunakan untuk mengirimkan pesan, email, menggunakan browser, mesin pencari hingga aplikasi lain yang memiliki opsi input teks.

    Eye Gaze juga memiliki kemampuan lain selain mengetikkan kata menggunakan mata. Pengguna dapat menggunakannya untuk beraktivitas di dalam aplikasi dengan gerakan mata.

    Misalnya untuk mengklik tombol di browser web. Selain itu juga bisa digunakan untuk mengatur suara atau kecerahan audio.

    (fab/fab)

  • Harga Samsung Galaxy S25 Edge Terungkap, Ini Bocoran Jadwal Rilisnya

    Harga Samsung Galaxy S25 Edge Terungkap, Ini Bocoran Jadwal Rilisnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Samsung memberikan ‘teaser’ kehadiran Galaxy S25 Edge di acara ‘Galaxy Unpacked 2025’ yang berlangsung di San Jose, California AS, Kamis (23/1/2025) pukul 01.00 WIB dinihari.

    Rumor soal varian Edge ini sudah muncul bocorannya sejak lama, awalnya produk terbaru itu digadang-gadang akan dinamai Slim.

    Pada acara Galaxy Unpacked, Samsung memaparkan tentang AI dan inovasi serta fitur unggulan ada Galaxy S25, S25 Plus, dan S25 Ultra. Ketika akan menutup acara, perusahaan kemudian memberikan kejutan tambahan yang ternyata ‘teaser’ Galaxy S25 Edge.

    Seri Edge ini menjadi ponsel flaghsip paling tipis yang dimiliki Samsung. Kemungkinan model tersebut akan bersaing dengan iPhone Air yang dirumorkan rilis tahun ini.

    Galaxy S25 Edge seharusnya diluncurkan pada paruh pertama 2025, kata jurnalis produktif Mark Gurman, dikutip dari Phone Arena, Kamis (23/1/2025).

    Harganya masih sulit untuk diprediksi, namun diperkirakan lebih murah dari harga yang dipatok untuk S25 Ultra yakni US$1.299 atau Rp21 jutaan.

    Selain soal desain, Samsung masih bungkam terkait spesifikasi Galaxy S25 Edge. Dalam cuplikan video yang ditayangkan saat Unpacked, Galaxy S25 Edge terlihat memiliki layar seukuran Galaxy S25+, yaitu 6,7 inci.

    Dari segi tampilan terlihat banyak elemen desain yang sama dengan layar datar, sudut membulat, dan bezel tipis. Kita tunggu saja hingga Samsung Galaxy S25 Edge benar-benar diluncurkan secara resmi!

    (fab/fab)

  • Rekening Rp 10 Triliun Dibobol Maling Menyamar Jadi Karyawan

    Rekening Rp 10 Triliun Dibobol Maling Menyamar Jadi Karyawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sindikat penipu berhasil membobol rekening kripto senilai US$659 juta atau sekitar Rp10 triliun sepanjang 2024. Modusnya melibatkan penyamaran untuk mengelabui korban.

    Menurut laporan gabungan yang dirilis Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat (AS), aksi penipuan ini dilakukan diduga merupakan ulah kelompok Lazarus yang terkait dengan Korea Utara.

    Modusnya menggunakan rekayasa sosial dan menyisipkan malware yang disebut ‘TraderTraitero’ untuk melancarkan aksi pencurian kripto.

    Selain itu, laporan juga mengungkapkan mereka menyusupkan seseorang sebagai pekerja IT pada perusahaan blockchain. Tujuannya agar pencurian kripto bisa disebut sebagai ancaman dari orang dalam alias internal.

    “Amerika Serikat, Jepang, dan Republik Korea memberi peringatan pada entitas sektor swasta, khususnya industri kerja blockchain dan freelance meninjau seluruh peringatan dan pengumuman agar lebih menginformasikan langkah-langkah mitigasi ancaman siber,” ujar pernyataan itu, dikutip dari Tech Crunch, Kamis (23/1/2025).

    “Selain itu, perlu mengurangi risiko dengan tidak memperkerjakan pekerja IT Korea Utara,” kata tiga pemerintahan tersebut.

    Laporan tersebut mengonfirmasi Korea Utara bertanggung jawab atas beberapa serangan tahun lalu. Misalnya mencuri US$235 juta (Rp 3,8 triliun) pada Wazirx, sebuah pertukaran kripto terbesar di India, yang terjadi bulan Juli.

    Begitu juga serangan lain dari DMM Jepang senilai US$308 juta (Rp 5 triliun), Upbit dan Radiant Capital masing-masing US$50 juta (Rp 814 miliar) dan Rain Management sebesar US$16,13 juta (Rp 262,8 miliar).

    Dalam laporan AS sebelumnya, diperkirakan Korea Utara berhasil mencuri US$3 miliar (Rp 48,8 triliun) dalam kripto antara 2017-2023. Uang hasil curian itu dikatakan untuk mendanai program senjata nuklir.

    Sementara dari data lain terungkap para peretas dari Korea Utara bertanggung jawab dari 61% pencurian kripto tahun lalu. Total yang telah dicuri setara dengan US$1,34 miliar (Rp 21,8 triliun).

    (fab/fab)

  • Laporan Investigasi Penipuan Pendiri eFishery Bocor, Ini Modusnya

    Laporan Investigasi Penipuan Pendiri eFishery Bocor, Ini Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup eFishery tersandung kasus dugaan pemalsuan laporan keuangan. Hasil audit menunjukkan manajemen memiliki dua laporan keuangan yang berbeda sejak 2018, yakni untuk kebutuhan internal dan eksternal.

    Pada laporan keuangan internal, eFishery mengumpulkan pendapatan senilai Rp2,6 triliun selama periode 9 bulan, yakni Januari-September 2024. Sementara itu, laporan keuangan eksternal menunjukkan eFishery meraup pendapatan 4,8 kali lebih besar senilai Rp12,3 triliun.

    Berdasarkan laporan keuangan yang diterbitkan untuk pihak eksternal, pertumbuhan pendapatan eFishery melonjak tajam. Pada 2021 senilai Rp1,6 triliun, lalu 2022 menjadi Rp5,8 triliun, dan 2023 menjadi Rp10,8 triliun, menurut dokumen yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (23/1/2024).

    Angka itu berbeda dalam laporan keuangan internal yang menunjukkan pendapatan eFishery sebesar Rp1 triliun pada 2021, lalu Rp4,3 triliun pada 2022, dan Rp6 triliun pada 2023.

    Laporan internal dan eksternal juga timpang untuk pencatatan profit sebelum pajak. Berdasarkan laporan eksternal, eFishery membukukan profit sebelum pajak senilai Rp261 miliar selama periode Januari-September 2024. Padahal, versi laporan internal menunjukkan eFishery justru rugi Rp578 miliar dalam periode yang sama.

    Sejak 2021 hingga 9 bulan di 2024, laporan eksternal eFishery memperlihatkan pertumbuhan profit sebelum pajak yang positif dan stabil. Berbanding terbalik dengan laporan internal yang menunjukkan perusahaan terus merugi sejak 2021.

    Kerugian paling parah pada 2022 sebesar Rp784 miliar. Kemudian pada 2023 sebesar Rp759 miliar.

    Manipulasi yang dilakukan e-Fishery tak cuma dari laporan keuangan, tetapi juga klaim mantan CEO Gibran Huzaifah yang mengaku ke investor bahwa perusahaan memiliki lebih dari 400.000 fasilitas pakan. Padahal, kenyataan di lapangan hanya sekitar 24.000.

    Gibran diduga sengaja memerintahkan penggelembungan biaya modal perusahaan untuk pembelian pakan. Menurut laporan audit, hal ini untuk menjustifikasi kondisi keuangan perusahaan yang terus merosot.

    Upaya manipulasi Gibran dan timnya sejak 2018 dilakukan demi memperoleh pendanaan Seri A. Laporan menemukan pada 2022 ada pembentukan 5 perusahaan yang dikendalikan oleh Gibran tetapi atas nama orang lain. Perusahaan ini berfungsi untuk pencatatan perputaran uang untuk menggenjot pendapatan dan pengeluaran perusahaan. 

    Pada 2023, Gibran dan beberapa orang lain melancarkan upaya memalsukan dokumen-dokumen pendukung seperti invoice, kontrak, serta pembukuan bodong.

    Pada pertengahan Desember, eFishery mengumumkan pengangkatan Adhy Wibisono sebagai CEO interim menggantikan Gibran Huzaifah. Sebelum ditunjuk sebagai CEO, Adhy adalah CFO di perusahaan. Albertus Sasmitra ditunjuk sebagai CFO interim eFishery menggantikan Adhy.

    “eFishery saat ini beroperasi di bawah kepemimpinan Adhy Wibisono, sebagai Interim CEO, dan Albertus Sasmitra, sebagai Interim CFO. Keputusan diambil bersama shareholder perusahaan, sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan tata kelola perusahaan yang baik,” kata juru bicara eFishery dalam pernyataan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Senin (16/12/2024).

    Dalam pernyataan perusahaan yang diterima, eFishery mengatakan bahwa pihaknya memahami keseriusan isu yang sedang beredar, dan memberikan perhatian penuh.

    “Kami memahami keseriusan isu yang sedang beredar saat ini dan kami menanggapinya dengan perhatian penuh. Kami berkomitmen untuk menjaga standar tertinggi dalam tata kelola perusahaan dan etika dalam operasional perusahaan,” kata juru bicara eFishery.

    Startup eFishery didirikan pada 2013 oleh Gibran Huzaifah di Bandung. Perusahaan ini telah mencapai status unicorn lewat pendanaan Seri D US$ 200 juta pada 2023 lalu.

    (fab/fab)

  • Donald Trump Ketipu Pengusaha Kere Ngaku Punya Uang, Kata Elon Musk

    Donald Trump Ketipu Pengusaha Kere Ngaku Punya Uang, Kata Elon Musk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk menilai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tertipu janji beberapa raksasa teknologi untuk berinvestasi dalam infrastruktur AI. Menurut bos SpaceX itu, perusahaan-perusahaan yang mengaku mau investasi sebenarnya tidak punya uang.

    Sebelumnya, Trump mengumumkan proyek bernama Stargate, yang menurutnya akan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan pekerjaan baru.

    Perusahaan teknologi yang ikut dalam proyek itu adalah OpenAI, Oracle, dan Softbank. Mereka menjanjikan investasi total senilai US$500 miliar atau Rp8.137 triliun. Musk mengklaim mereka tidak memiliki uang, bahkan menyebut Softbank cuma punya kurang dari US$10 miliar atau Rp160 triliun.

    “Mereka tidak punya uang,” kata Musk menanggapi unggahan soal proyek Stargate.

    CEO Microsoft Satya Nadella ikut berkomentar soal investasi itu. Dia menjanjikan akan menggelontorkan US$80 miliar atau Rp1.301 triliun.

    “Saya tidak terlalu tahu detil soal apa yang mereka investasikan. Yang saya tahu, saya setuju dengan US$80 miliar,” ujarnya ditanya tentang pendanaan Stargate, dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (23/1/2025).

    CEO OpenAI, Sam Altman juga ikut berkomentar soal klaim Musk. Dia membalas langsung unggahan Musk dan mengatakan pernyataan orang terkaya dunia tersebut terkait Softbank salah.

    “Saya menyadari yang baik bagi negara tidak selalu optimal untuk perusahaan Anda, namun untuk peran baru Anda, saya harapkan lebih mengutamakan (emoji bendera Amerika),” tulisnya.

    CNBC Internasional mengutip pernyataan seseorang sumber yang mengetahui proyek AI itu, menyebutkan pernyataan Musk soal Softbank tidak tepat. Menurutnya, pernyataan Musk itu spesifik dilontarkan untuk menyerang Altman. Sebab, kedua sosok itu memang memiliki hubungan kurang baik. 

    Keduanya pernah sangat akrab saat membangun OpenAI. Musk diketahui ikut mendirikan perusahaan pembuat ChatGPT itu.

    Kemudian Musk keluar dari OpenAI, alasannya karena tidak satu suara dengan visi perusahaan. Kemudian keduanya kerap melontarkan sindiran satu sama lain.

    (fab/fab)

  • Heboh Manusia Masa Depan Nongol di Foto, Wujudnya Jadi Sorotan

    Heboh Manusia Masa Depan Nongol di Foto, Wujudnya Jadi Sorotan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dunia internet beberapa saat lalu sempat heboh dengan kemunculan foto dari masa lalu. Foto yang diklaim berasal dari tahun 1940 tersebut memunculkan sosok yang dicurigai berasal dari masa depan. 

    Foto hitam-putih itu diunggah ke Facebook pertama kali di dalam grup Islandia Gamlar ljósmyndir oleh pengguna bernama Kristjan Hoffmann pada tahun 2016. Judulnya “Satu hal yang menarik perhatian pada gambar yang indah ini adalah pada tahun 2016”.

    Beberapa netizen meramaikan kolom komentar pada unggahan tersebut. Mereka mendeteksi ada seorang pria yang diduga menggunakan perangkat canggih pada foto tersebut. 

    Padahal, kala itu belum ada penemuan ponsel genggam. New York Post menuliskan, pria itu begitu menonjol karena mengenakan mantel berwarna terang. Tangannya terlihat mendekat ke telinga seperti sedang menelepon dengan ponsel genggam.

    Hal ini menjadi sorotan, sebab penampakan sang pria terlihat aneh di kerumunan masyarakat di era 1940-an.

    Foto: NY Post
    Manusia dari masa depan tertangkap kamera

    “Satu hal yang menarik perhatian dari gambar adalah bahwa di atas jendela, di sudut tengah gambar, seorang pria sedang bersandar dan menggunakan ponsel,” tulis Hoffman, dikutip NY Post, Kamis (23/1/2025).

    “Saya tidak tahu harus berkata apa, saya tidak berpikir dia hanya berbicara di telepon..Dia dalam keadaan mematung, sendirian dan mengenakan penutup kepala yang berbeda dari yang lain serta syal dan bertingkah sama seperti kita hari ini,” ia menambahkan.

    Foto ini juga pernah disebarkan melalui platform YoiuTube. Di sana, gambar tersebut masuk dalam video teori konspirasi berjudul 10 Real Cases of Times Travel That Cannot Explained (10 Kasus Nyata Perjalanan Waktu yang Tidak Dapat Dijelaskan).

    Namun tak semua setuju dengan teori time traveler atau penjelajah waktu. Beberapa pengguna ada yang menyatakan kemungkinan pria itu memeriksa apakah jam tangannya berfungsi hingga menyatakan kemungkinan dia sedang mengisap pipa tembakau dan menggaruk telinganya.

    Hingga kini tak jelas kebenaran informasi pada foto tersebut. Sosok misterius yang dilaporkan sebagai manusia masa depan juga tak diketahui identitasnya. Bagaimana menurut Anda?

    (fab/fab)