Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Bukan Cuma di Bumi, Donald Trump Mulai Acak-Acak Luar Angkasa

    Bukan Cuma di Bumi, Donald Trump Mulai Acak-Acak Luar Angkasa

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan yang dikeluarkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kini mulai berdampak pada kegiatan NASA.

    Pasalnya badan antariksa tersebut menghentikan sementara kegiatan komite astrofisika dan sains planet karena mereka sedang mencari tahu di mana posisi mereka setelah sejumlah perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh Trump.

    Dalam sebuah memo yang dikirim pada Jumat (31/1), Markas Besar NASA menginformasikan kepada para pemimpin beberapa kelompok pengkajian dan analisis bahwa mereka sedang meninjau kegiatan. NASA juga memerintahkan kelompok tersebut untuk menghentikan sementara pertemuan dan kegiatan sampai NASA dapat memastikan bahwa mereka mematuhi perintah Trump.

    Dalam memonya, NASA merujuk pada keputusan pemerintahan Trump untuk memberhentikan pegawai federal dalam peran keragaman, kesetaraan, dan inklusi, serta perintah eksekutif yang bertujuan untuk mengakhiri apa yang disebut “ekstremisme ideologi gender”.

    Dan satu lagi yang bertujuan untuk melepaskan energi Amerika, dengan membatalkan keputusan pemerintahan sebelumnya yang terkait dengan perubahan iklim.

    Tak lama setelah Trump mengumumkan perintah eksekutifnya terkait penutupan kantor keragaman, kesetaraan, inklusi, dan aksesibilitas (DEIA) di pemerintah federal, NASA mengakhiri program keragamannya dan membatalkan semua kontrak terkait.

    “Kami menyadari adanya upaya dari beberapa pihak di pemerintahan untuk menyamarkan program-program ini dengan menggunakan bahasa sandi atau bahasa yang tidak tepat,” tulis pelaksana tugas administrator NASA, Janet Petro, dalam sebuah memo pada saat itu.

    “Jika Anda mengetahui adanya perubahan dalam deskripsi kontrak atau deskripsi posisi personel sejak 5 November 2024 untuk mengaburkan hubungan antara kontrak dan DEIA atau ideologi serupa, harap laporkan semua fakta dan keadaan,”.

    Badan antariksa ini tampaknya ingin melindungi semua divisi yang ada di bawah mereka. NASA ingin memastikan tidak ada divisi yang melanggar perintah Trump.

    Kelompok analisis NASA adalah kelompok yang diorganisir oleh masyarakat yang tidak termasuk dalam Undang-Undang Komite Penasihat Federal, dan memberikan respons kepada Divisi Astrofisika dan Ilmu Pengetahuan Planet, tetapi tidak membuat rekomendasi formal. Artinya, mereka meninjau dan menganalisis isu-isu yang berkaitan dengan eksplorasi Bulan dan Mars, studi eksoplanet, dan misi ke Venus, Merkurius, dan tujuan lain di Tata Surya.

    Salah satu dari kelompok tersebut, Mercury Exploration Assessment Group, dijadwalkan untuk mengadakan pertemuan pada Selasa pekan ini, tapi terpaksa dibatalkan dengan pemberitahuan singkat karena memo yang baru saja dibagikan

    “Komite pengarah MExAG sangat sedih karena pertemuan tatap muka pertama kami dibatalkan karena hal ini,” tulis Mallory Kinczyk, salah satu anggota komite pengarah MExAG, di platform media sosial Bluesky.

    NASA bukanlah satu-satunya badan sains federal yang berjuang untuk mengakomodasi seluruh perintah yang dikeluarkan oleh pemerintahan Trump.

    Beberapa pertemuan dan pertemuan sains tiba-tiba dibatalkan pada akhir Januari setelah presiden menangguhkan tinjauan hibah penelitian, perjalanan, dan pelatihan di lembaga-lembaga seperti Institut Kesehatan Nasional.

    (dem/dem)

  • DeepSeek Diblokir di Mana-Mana, Ini Alasan Banyak yang Takut AI China

    DeepSeek Diblokir di Mana-Mana, Ini Alasan Banyak yang Takut AI China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Korea Selatan ikut melarang penggunaan DeepSeek di dalam negeri. Kementerian Perindustrian telah memblokir akses platform ke karyawannya.

    Laporan tersebut berasal dari Reuters yang mengutip seorang pejabat Kementerian. Pemerintah setempat juga telah mengeluarkan pemberitahuan untuk kementerian dan lembaga berhati-hati pada penggunaan AI di tempat kerja, dikutip Kamis (6/2/2025).

    Namun peringatan itu bukan hanya untuk DeepSeek. Melainkan juga pada ChatGPT buatan OpenAI yang jadi awal pengembangan pesat AI beberapa tahun lalu.

    Sejumlah lembaga dan kementerian juga telah melakukan pemblokiran. Misalnya lembaga Korea Hydro & Nuclear Power yang memblokir DeepSeek bersama layanan AI lain pada awal bulan Februari.

    Kementerian Pertahanan melakukan hal serupa. Pejabat setempat menyebutkan pemblokiran akses dilakukan pada komputer kementerian yang digunakan untuk keperluan militer.

    DeepSeek juga telah dibatasi aksesnya untuk komputer yang terhubung pada jaringan eksternal di Kementerian Luar Negeri, menurut laporan Yonhap. Reuters mengatakan Kementerian tidak mengonfirmasi tindakan keamanan tertentu.

    Langkah Korea Selatan ini menyusul larangan yang dilakukan oleh pemerintah Australia dan Taiwan. Kedua negara melarang DeepSeek digunakan pada semua perangkat pemerintah.

    Sementara itu otoritas perlindungan data Italia telah meminta DeepSeek mematikan chatbot di negara tersebut. Ini terjadi setelah perusahaan asal China itu gagal memberikan kepastian soal kekhawatiran mengenai kebijakan privasinya.

    CTO Firma keamanan siber Armis, Nadir Izrael juga mengatakan banyak konsumen Netskope yang membatasi akses ke DeepSeek. Netskope sendiri adalah perusahaan keamanan jaringan untuk membatasi akses karyawan ke situs tertentu.

    “Sebanyak 70% klien Armis telah meminta pemblokiran akses, kata Izrael. Sebanyak 52% klien Netskop juga telah memblokir akses ke DeepSeek secara total, menurut Ray Canzanese, direktur ancaman lab Netskope.

    “Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data pada model AI [DeepSeek] ke pemerintah China,” kata Izrael, dikutip dari Japan Times,

    (dem/dem)

  • Bukan Cuma Kamera, Ini Fitur Baru HP yang Dicari Warga RI

    Bukan Cuma Kamera, Ini Fitur Baru HP yang Dicari Warga RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah produsen ponsel mulai memasukkan fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) ke produk-produknya. Termasuk Samsung yang menyematkan Galaxy AI mulai Galaxy S24 yang diluncurkan tahun lalu hingga terbaru pada seri Galaxy S25.

    Ternyata AI juga mulai dilirik oleh pengguna Samsung untuk membeli ponsel flagship. MX Product Marketing Senior Manager Samsung Electronics Indonesia, Ilham Indrawan mengatakan pihaknya mulai melihat peningkatan penggunaan Samsung sepanjang tahun lalu.

    “Since kita baru menunjukkan AI itu sejak S24 series kemarin, kemudian juga Fold 6, lalu kemudian S24 FE kita lihat bahwa makin ke sini, penggunaan AI di smartphone tersebut makin meningkat,” kata Ilham dalam Galaxy AI for Content Creation 2025, Jakarta, Kamis (6/2/2025).

    “Contoh gitu ya, waktu S24 series itu masih sekitar 27 persenan lah dalam lebih 27 persen yang menggunakan fitur AI ada di S24 series. Kemudian kita lihat berkembang terus, penggunaan bahasa juga akhirnya bisa di-apply, kemudian di foldable 6, itu meningkat sampai ke level 32 persen. Jadi makin ke sini, makin meningkat,” dia menambahkan.

    Adopsi AI juga terus diperluas hingga ke S24 FE, ponsel murah dalam seri S24. Jadi, dia mengatakan dengan harga Rp 9 jutaan juga sudah bisa mendapatkan pengalaman menggunakan AI sepenuhnya.

    “Jadi enggak kita kurang-kurangi. Kalau yang ada di S24 Ultra, S24 Plus, dan S24 FE bisa merasakan experience nya. Jadi salah satu bentuk komitmen kita agar adaptasinya juga makin diperluas,” jelasnya.

    Samsung juga terus mencoba untuk memperluas adopsi AI pada produk yang diluncurkan di masa depan.

    Fitur AI memang masuk jadi perhitungan di antara kamera dan performa saat seseorang membeli ponsel. Samsung juga terus mengembangkan teknologi tersebut agar relevan dalam kebutuhan sehari-hari.

    Beberapa fitur yang disukai seperti Circle to Search. Fitur tersebut untuk memudahkan proses pencarian informasi dan mencari tahu judul lagu tanpa beralih dari aplikasi.

    Bahkan fitur ini bukan hanya ada di ponsel premium. Namun juga sudah bisa dirasakan untuk kelas menengah, pada Galaxy A55.

    Dalam kesempatan yang sama, Ilham juga menjelaskan S25 tetap membawa banyak fitur AI dalam Galaxy AI dengan berbagai pengembangan. Setidaknya ada 22 fitur di dalam series tersebut yang diperkenalkan bulan lalu.

    Misalnya audio eraser untuk membuat suara lebih jernih saat keadaan sekitarnya terlalu bising dan auto trim untuk memotong video secara otomatis.

    “Kalau kita recap ada 22 fitur AI, baik yang baru atau improve dibandingkan dengan sebelumnya,” ucapnya.

    (dem/dem)

  • Tech and Telco Summit 2025 Siap Kupas Masa Depan 5G & AI

    Tech and Telco Summit 2025 Siap Kupas Masa Depan 5G & AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi 5G menawarkan terobosan besar dibandingkan dengan generasi pendahulunya. Jaringan generasi kelima ini menawarkan kecepatan unggah dan unduh yang lebih tinggi, koneksi lebih konsisten, dan peningkatan kapasitas dibandingkan jaringan sebelumnya.

    Di sisi lain, konektivitas yang ditingkatkan jaringan 5G memungkinkan adopsi lebih luas dari konsep industri 4.0. Industri ini mencakup penggunaan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), dan big data analytics.

    Sehingga tidak heran jika dukungan teknologi AI dan 5G dapat mengubah lingkungan perkotaan melalui analisis big data dari IoT, kamera, dan sensor, untuk mengoptimalkan konsumsi energi, arus lalu lintas, pengelolaan limbah, dan keselamatan publik.

    Algoritma AI juga meningkatkan sistem mengemudi otomatis, memungkinkan komunikasi real-time antara kendaraan dan infrastruktur.

    Kemajuan ini pun dinilai turut berdampak pada bidang ekonomi. Laporan dari PwC berjudul “The global economic impact of 5G” memperkirakan bahwa teknologi 5G akan menambahkan sekitar US$1.3 triliun ke produk domestik bruto (PDB) global pada 2030.

    Untuk mengetahui lebih jauh bagaimana masa depan telekomunikasi dan AI, CNBC Indonesia menghadirkan Tech and Telco Summit 2025 dengan tema “5G & AI: The Future is Now”. Acara ini akan diselenggarakan di Ballroom Menara Bank Mega.

    Tech and Telco Summit 2025 terbagi dua sesi, yakni sesi pertama dengan topik Building a Safe AI Ecosystem: Balancing Opportunities with Threats dan sesi kedua dengan topik The 5G dan AI Era: Transforming Industry for the Future.

    Tech and Telco Outlook 2025 “5G & AI: The Future is Now” dapat disimak secara eksklusif dan live di CNBC Indonesia TV dan streaming di CNBCIndonesia.com. Pantau terus cnbcindonesia.com dan CNBC Indonesia TV untuk update informasi seputar ekonomi dan bisnis.

    (dpu/dpu)

  • Heboh Bjorka Bilang Data Nasabah BCA Bocor, Manajemen Langsung Jawab

    Heboh Bjorka Bilang Data Nasabah BCA Bocor, Manajemen Langsung Jawab

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) diklaim diretas oleh hacker Bjorka. Informasi tersebut diungkap Bjorka melalui akun X (dulunya Twitter) @bjorkanesiaaa.

    Dalam unggahannya, Bjorka memuat tangkapan layar akses dan database BCA Mobile. Database tersebut berisi nama nasabah, nomor rekening, riwayat transaksi dan jumlah uang yang disimpan di rekening.

    “Kami telah berhasil meretas rekening bank BCA Anda, Anda harus terus memperbarui sistem Anda, Ini hanya sebagai pengingat agar Anda tetap aman dan penting untuk privasi pengguna di negara Anda!,” tulis dia melalui X, dikutip Kamis (6/2/2025).

    Dalam pernyataannya, BCA memastikan bahwa informasi terkait kebocoran data nasabah yang beredar di media sosial tidak benar.

    “Sehubungan dengan informasi di media sosial yang mengklaim adanya data nasabah BCA yang tersebar, kami sampaikan bahwa informasi tersebut tidak benar,” tulis EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn.

    Saat ini, pihak BCA memastikan bahwa data nasabah tetap aman.

    BCA mengimbau nasabah setia untuk selalu berhati-hati terhadap oknum yang mengatasnamakan BCA dan berbagai modus penipuan yang bertujuan untuk mengetahui data nasabah.

    Nasabah diimbau jangan pernah bagikan data pribadi perbankan yang bersifat rahasia seperti BCA ID, password, One Time Password (OTP), dan Personal Identification Number (PIN), kepada siapapun.

    Nasabah juga diharapkan mengubah PIN dan password secara berkala.

    (int/dem)

  • Korban Perang China-AS Makin Banyak, Cek Sasaran Berikutnya

    Korban Perang China-AS Makin Banyak, Cek Sasaran Berikutnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China tengah mempertimbangkan akan membuka penyelidikan resmi terhadap biaya dan kebijakan App Store milik Apple. Akibatnya saham Apple dilaporkan turun sekitar 1% pada Rabu (5/2).

    State Administration for Market Regulation (SAMR) sedang menyelidiki kebijakan-kebijakan Apple yang mengambil potongan sebanyak 30% untuk pengeluaran dalam aplikasi. Serta memblokir layanan pembayaran pihak ketiga dan toko-toko aplikasi, demikian menurut laporan Bloomberg mengutip beberapa orang yang mengetahui hal ini.

    Regulator pasar China belum memutuskan apakah akan secara resmi membuka penyelidikan terhadap Apple. Apple dan Kementerian Perdagangan China tidak segera bersedia memberikan komentar ketika dihubungi oleh CNBC Internasional.

    Berita ini muncul ketika perang dagang antara AS dan China meningkat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Apple telah menyatakan bahwa kebijakan App Store yang ketat dirancang untuk melindungi pengguna dan meningkatkan pengalaman di seluruh produknya.

    China minggu ini juga membuka penyelidikan terhadap Google atas dugaan pelanggaran antimonopoli, meskipun regulator pasar tidak memberikan perincian mengenai fokus penyelidikan.

    Financial Times melaporkan bahwa SAMR juga sedang mempertimbangkan penyelidikan terhadap pembuat chip AS, Intel.

    App Store Apple sendiri telah berada di bawah pengawasan regulator global. Apple dipaksa untuk membuka App Store-nya di Eropa, di bawah Undang-Undang Pasar Digital yang berlaku di Uni Eropa.

    Ini berarti bahwa sekarang memungkinkan perusahaan non-Apple untuk menawarkan toko aplikasi di Eropa, dan pengembang aplikasi juga dapat menggunakan sistem pembayaran pihak ketiga.

    Jika penyelidikan di China berlanjut, hal ini akan menimbulkan masalah lebih lanjut bagi Apple di salah satu pasar terbesarnya.

    Raksasa asal Cupertino AS ini sudah menghadapi persaingan ketat dari pemain lokal seperti Huawei yang menggerogoti pangsa pasar ponsel pintarnya. Penjualan Apple di China turun 11% dari tahun ke tahun pada kuartal Desember.

    (dem/dem)

  • Anak Tak Boleh Punya Akun Media Sosial, Meutya Ungkap Cara Awasi

    Anak Tak Boleh Punya Akun Media Sosial, Meutya Ungkap Cara Awasi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menggodok aturan pembatasan pembuatan akun anak pada media sosial.

    Komdigi melakukan diskusi dengan berbagai ahli, termasuk Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) dan akademisi dari beberapa universitas, dalam rapat pembahasan perlindungan anak di ruang digital.

    Menteri Komdigi Meutya Hafid menjelaskan bahwa sudah ada Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Tata Kelola Perlindungan Anak dalam Penyelenggaraan Sistem Elektronik atau TKPA PSE, yang merupakan turunan dari UU ITE Nomor 1 Tahun 2024.

    Namun demikian, terdapat sejumlah aspek yang masih bisa diperkuat, khususnya terkait regulasi batasan usia untuk pembuatan akun-akun di dunia maya atau di ranah digital.

    “Kami konsultasi dengan Presiden, Presiden menyampaikan memang silahkan saja dimasukkan. Dan itu tentu kita libatkan lagi. Sesungguhnya yang RPP sebelumnya itu sudah melalui uji publik, sudah melalui harmonisasi dan memang sudah dikirim ke Presiden,” ujar Meutya saat membuak pertemuan yang dilakukan di Kantor Komdigi, Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2025).

    “Nanti kita minta izin kepada Setneg dan juga Menkum untuk kemudian menambahkan beberapa pasal,” imbuhnya.

    Pada prinsipnya pada RPP akan mengatur mengenai kewajiban dan pelarangan profiling anak di ranah digital. Namun belum mencakup mengenai regulasi batasan usia.

    Karena itu Menkomdigi berpandangan bahwa kajian penguatan regulasi akan berfokus kepada beberapa hal.

    Pertama, meregulasi batasan usia dalam platform digital demi mencegah eksposur dini anak terhadap konten-konten di media digital.

    “Kami pun ini belum menentukan usianya ya. Terlebih kalau kami dari Kemkomdigi akan sangat mendengarkan masukan dari Bapak-Ibu yang memang sudah berkecimpung dengan dunia anak-anak. Ranah kami tidak di situ sebetulnya,” ujar Meutya.

    “Sehingga kita membuka usia ini kepada tim kajian untuk melihat usia berapa sih yang pas untuk di Indonesia ini. Kita tidak datang dengan usia tertentu karena ini memang ranah Bapak-Ibu sekalian yang hadir,” imbuhnya.

    Kemudian, mengklasifikasikan penyelenggaraan sistem elektronik yang dapat diakses oleh anak dengan mempertimbangkan profil risiko yang dapat dihasilkan. Ini juga menjadi ranah yang perlu banyak diskusi terkhusus dari sisi dampak psikologisnya.

    “Kami perlu diberitahu mana PSE atau platform-platform yang memang dianggap sangat berbahaya, berbahaya atau potensi berbahaya dan tidak berbahaya. Sehingga batasan itu tentu harus juga ada tingkatan-tingkatannya kepada anak-anak,” jelasnya.

    Ketiga adalah memformulasikan indikator digital yang tepat bagi anak-anak sebelum dapat mengakses platform digital. Termasuk kewajiban PSE atau platform untuk mengupgrade teknologinya.

    “Mungkin ini kewajiban platform meng-upgrade teknologi ini memang ranah Komdigi, artinya mereka harus meng-upgrade juga kalau mereka memang belum punya sistem yang bisa memastikan ketika anak itu memasukkan datanya, bagaimana caranya anak-anaknya tidak bisa berpura-pura jadi orang dewasa,” terangnya.

    “Dengan AI, harusnya teman-teman platform ini sudah bisa mendeteksi dengan lebih baik daripada sebelumnya,” ujar Menkomdigi

    Meutya menyebut formulasi indikator literasi digital juga bisa dimasukkan untuk pendidikan dari platform untuk memberikan juga literasi digital atau implikasi digital kepada penggunanya.

    “Mereka [platform] juga kita bebankan edukasi itu, sekaligus kita mendengarkan dari khususnya Kemendikdasmen, silahkan bapak ibu akademisi. Bagaimana literasi digital yang juga baik dan apa yang perlu kita masukkan di dalam PP ini yang berkait dengan literasi digital.” pungkasnya.

    (dem/dem)

  • Makin Canggih, Ini Daftar Alasan Warga RI Beli HP Pakai AI

    Makin Canggih, Ini Daftar Alasan Warga RI Beli HP Pakai AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teknologi Artificial Intelligence (AI) mulai banyak digunakan sejak perkembangannya yang mulai masif beberapa tahun lagi. Kebanyakan AI masih digunakan untuk pencarian terhadap sesuatu.

    “Pakai AI untuk apa aja sih? Nah untuk searching informasi itu pasti udah biasa ya. Dan itu penggunaan yang paling tinggi,” kata Associate Director Kantar Indonesia, Ummu Hani dalam acara

    Dalam paparan Ummu, terlihat penggunaan AI untuk pencarian pada topik tertentu berada di urutan pertama dengan 79%. Berikutnya ada untuk penggunaan kreatif seperti editing dan desain sebanyak 70%.

    “Selain mencari informasi, ternyata konsumen Indonesia juga menggunakan untuk creative purpose gitu,” jelasnya.

    Untuk penggunaan kreatif, dia mengatakan 74% orang mengatakan fitur AI khusus konten kreatif. Karena ini tidak lepas dari keinginan untuk mengunggah di media sosial seperti Tiktok.

    Menurutnya baik pengguna biasa pun membutuhkannya karena setidaknya ada konten yang bisa diposting. Jadi dia menjelaskan ini sangat relevan gitu untuk semua konsumen di Indonesia.

    Selain untuk pencarian dan aktivitas kreatif, AI juga digunakan untuk menerjemahkan atau percakapan yang dalam laporan Kantar Indonesia digunakan sebanyak 60%. Sebanyak 57% digunakan untuk menulis dan editing, dan 53% analis data.

    AI digunakan salah satunya karena membantu pada banyak hal dibandingkan harus dilakukan secara manual. Misalnya editing jauh lebih cepat daripada dulu sebelum menggunakan AI.

    Dalam laporan tersebut, 71% orang mengatakan AI bisa menghemat waktu dan effort, 69% menyebutkan lebih efisien dan praktis, serta 65% orang menyatakan lebih kreatif dan hasil yang inovatif.

    “Jadi mereka bisa saving time dan menggunakan waktunya mereka untuk hal lain, dan lebih efektif,” kata Ummu.

    Sebagai informasi, fitur AI juga masuk dalam seri Galaxy S25 yang baru diluncurkan bulan lalu. Sejumlah fiturnya yang mendukung kreativitas seperti Audio Eraser untuk menghilangkan gangguan pada latar video dan bisa mengatur untuk berbagai tipe suara.

    Selain itu juga ada fitur Best Face. Jadi bisa memperbaiki objek foto yang kurang ideal misalnya saat seseorang memejamkan mata dan Galaxy AI bisa membuat mata orang tersebut terbuka.

    (dem/dem)

  • Hewan Tertua Dunia Ditemukan di Antartika, Tingginya 1,95 Meter

    Hewan Tertua Dunia Ditemukan di Antartika, Tingginya 1,95 Meter

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di wilayah McMurdo Sound, Antartika, hidup sebuah spesies spons yang dikenal sebagai spons gunung berapi raksasa (Anoxycalyx joubini).

    Mereka termasuk dalam hewan tertua di planet ini, diperkirakan usianya mencapai 15.000 tahun

    Spons merupakan hewan invertebrata yang tidak bergerak. Ia juga bagian penting dari ekosistem tempat mereka tinggal, sebab selain juga menyediakan tempat berlindung bagi hewan lain yang lebih kecil, mereka juga luar biasa kuat.

    Anoxycalyx joubini dapat tumbuh hingga 1,5 meter dengan diameter dan tinggi 1,95 meter. Mereka hidup di kedalaman antara 15 meter dan 144 meter.

    “Jenis kerangka spons beradaptasi dengan baik pada habitatnya, memungkinkannya untuk hidup di permukaan yang keras dan berbatu atau sedimen lunak seperti pasir dan lumpur,” National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) menjelaskan.

    “Beberapa spons bahkan menempel pada puing-puing yang mengambang! Jarang sekali mereka ditemukan mengambang bebas,” tambah lembaga tersebut.

    Saat air menyaring melalui bagian luar spons yang berpori, spons akan bergerak, menerima makanan dan oksigen, serta membuang limbah.

    Di dalam spons, struktur kecil seperti rambut yang disebut flagela menciptakan arus untuk menyaring bakteri dari sel spons dan menjebak makanan di dalamnya.

    Struktur kerangka yang kuat membantu spons menahan volume air yang tinggi yang mengalir melaluinya setiap hari.

    Selain berpotensi menjadi hewan pertama yang muncul di planet ini, spons juga dapat menjadi spesies tertua yang masih hidup di Bumi.

    Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap umur panjang ini adalah lingkungan yang dingin dan konsisten, yang juga berfungsi untuk memperlambat metabolisme hewan ini.

    Satu individu ditemukan berusia sekitar 23.000 tahun, menurut model pertumbuhan tim tersebut. Menurut perkiraan tertinggi yang mengatakan bahwa hewan yang juga dikenal sebagai Scolymastra joubini ini dapat hidup selama 40.000 tahun. Namun, usia tersebut mungkin agak terlalu tua, menurut analisis lebih lanjut.

    Dengan beroperasi pada skala waktu seperti itu, para ilmuwan memikirkan tidak hanya implikasi biologis tetapi juga mempertimbangkan peristiwa geologis.

    Fluktuasi permukaan laut yang terkait dengan glasial maksimum terakhir (LGM -18.000-22.000 tahun lalu) mungkin telah membuat lokasi joubini 2m-S. ‘tinggi dan kering’ karena permukaan laut selama LGM adalah 105-130 m lebih rendah dari saat ini.

    “Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa tidak ada invertebrata laut di paparan Laut Ross yang dapat berusia lebih dari ~15.000 tahun,” ahli biologi kelautan Susanne Gatti menjelaskan dalam sebuah makalah tahun 2002.

    (dem/dem)

  • Tanda Pegawai Jujur Menurut Elon Musk, Langsung Tanya Begini

    Tanda Pegawai Jujur Menurut Elon Musk, Langsung Tanya Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Untuk bekerja dengan Elon Musk tak hanya membutuhkan CV dengan pengalaman bekerja yang mentereng. Namun Anda harus bisa melewati pertanyaan favorit yang sering ditanyakan bos Tesla itu.

    Musk disebut sering melontarkan pertanyaan untuk menguji kredibilitas para calon pegawainya. Ini pernah terungkap dalam sebuah wawancara dengan Auto Bild tahun 2017.

    Dia menjelaskan pertanyaan yang kerap ditanyakan adalah seputar masalah yang pernah dihadapi calon pegawai dan bagaimana solusinya.

    “Saya benar-benar hanya bertanya ‘apa saja masalah tersulit yang dihadapi dan cara mengatasinya dan bagaimana mereka membuat keputusan pada titik transisi,” jelasnya dikutip dari Unilad, Kamis (26/2/2025).

    Pertanyaan itu, dia menjelaskan bisa memberinya kesan tertentu pada seseorang. Termasuk apakah telah dibohongi oleh para calon pegawai.

    Bukan hanya soal cara mereka mencari solusi, namun pertanyaan itu terkait apakah mereka bisa bertanggung jawab akan sesuatu.

    “Tentu saja, Anda ingin memastikan jika ada beberapa capaian signifikan. Apakah benar-benar bertanggung jawab atau ada orang lain yang lebih bertanggung jawab,” kata Musk.

    Menurutnya orang yang berjuang dengan masalah akan memahami dan tidak akan melupakannya. Sebaliknya mereka yang tidak bertanggung jawab tidak akan tahu detil masalahnya.

    “Jadi Anda bisa mengajukan pertanyaan detil soal hal itu dan mereka akan tahu jawabannya, namun orang yang tidak bertanggung jawab pada pencapaian tidak akan mengetahui detailnya,” ujar Musk.

    Laporan Indeed juga menandai pertanyaan serupa yang sering ditanyakan saat melamar pekerjaan. Menurut situs itu, pertanyaan bisa bervariasi bergantung pada industri dan pekerjaannya.

    “Jika pekerjaan yang dilamar mengharuskan Anda berpikir analitis atau memecahkan masalah, pewawancara mungkin mengajukan sejumlah pertanyaan untuk memecahkan masalah,” tulis situs Indeed.

    (dem/dem)