Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Google Assistant Tutup Usia di HP Android, Ini Penggantinya

    Google Assistant Tutup Usia di HP Android, Ini Penggantinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google mengumumkan akan menghentikan akses Google Assistant ke ponsel Android mulai akhir tahun ini. Perusahaan menggantinya dengan asisten berbasis Artificial Intelligence (AI) Gemini.

    Dalam pengumumannya, Google mengatakan akan melakukan peningkatan selama beberapa bulan mendatang. Mulai akhir tahun, Assistant tidak bisa lagi diakses di sebagian besar smartphone dan tidak tersedia di toko aplikasi.

    Peningkatan yang sama, Google mengatakan juga berlaku bagi semua perangkat. Termasuk tablet hingga mobil juga akan menggunakan Gemini.

    “Kami akan meningkatkan tablet, mobil dan perangkat yang terhubung dengan ponsel seperti handphone dan watch ke Gemini,” jelas Google dalam keterangannya yang dikutip dari Tech Crunch, Rabu (19/3/2025).

    “Kami membawa pengalaman baru, ditenagai Gemini, ke perangkat rumah seperti speaker, display dan TV,” kata perusahaan menambahkan.

    Google memberikan catatan Assistant akan tetap beroperasi di semua perangkat hingga waktunya tiba. Detail lebih lanjut soal peningkatan ke Gemini akan dilakukan perusahaan dalam beberapa bulan ke depan.

    Peningkatan pengalaman dengan Gemini dilakukan dengan Assistant wind-down. Khususnya untuk sejumlah fungsi terkait Assistant.

    Misalnya, Google menambahkan beberapa fitur untuk perangkat Android. Termasuk kemampuan memutar musik, mengatur waktu dan mengambil tindakan langsung dari lock screen pengguna.

    Google telah lama meninggalkan Assistant sejak peluncurkan seri Pixel 9. Saat itu, Gemini menjadi asisten virtual default dalam seri ponsel terbaru perusahaan.

    (fab/fab)

  • Cari Kerja Sekarang Susah, Banyak Orang Beralih ke Profesi Ini

    Cari Kerja Sekarang Susah, Banyak Orang Beralih ke Profesi Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Badai PHK masih berlanjut hingga sekarang. Sepanjang Februari 2025, sebanyak 15.000 karyawan kena PHK dan jadi pengangguran, menurut data situs pelacak Layoffs.fyi.

    Beberapa raksasa teknologi telah mengumumkan PHK besar-besaran di awal tahun ini. Beberapa di antaranya adalah Microsoft, Meta, Workday, dan HP.

    Di Indonesia, fenomena PHK juga terjadi di sektor ritel. Beberapa perusahaan yang melakukan PHK antara lain Sritex, Danbi, 2 pabrik sepatu Nike, 2 pabrik berlabel Yamaha, dan Sanken.

    Banyaknya PHK diiringi pula dengan sulitnya mencari kerja. Hal ini turut didorong oleh adopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) yang lebih efisien dan mulai menggantikan beberapa profesi.

    Kendati banyak profesi yang diramal akan punah di masa depan, tetapi tak sedikit profesi baru yang tercipta berkat AI.

    Seorang lulusan sekolah jurnalis di Amerika Serikat, ditawari pekerjaan sebagai pelatih model AI oleh perusahaan data pelatihan AI, Outlier.

    Orang tersebut adalah Carla McCanna, lulusan baru dari Medill School of Journalism Northwestern University. Saat itu ia belum pernah mendengar tentang perusahaan ini, tapi tawaran pekerjaan itu datang melalui Handshake, portal perekrutan milik universitas tersebut.

    “Perekrut mengatakan bahwa keahlian saya sesuai dengan peran sebagai ahli penulisan dan bahwa saya akan melatih model AI untuk mengoptimalkan akurasi dan efisiensi,” ujar McCanna.

    Saat itu, McCanna tidak memiliki pengalaman dalam pekerjaan yang berhubungan dengan data, pembelajaran mesin, atau industri teknologi.

    Keahlian yang disebut oleh perekrut adalah pengalaman jurnalistiknya, kemampuan menulis profesional, penelitian, dan pengecekan fakta.

    Sebelumnya, McCanna pernah magang di The Dallas Morning News dan majalah bulanan D Magazine, dan Agustus lalu, ia meraih gelar masternya di bidang jurnalisme.

    Namun, pekerjaan sebagai jurnalis cukup sulit saat ini dan persaingan untuk mendapatkannya sangat ketat.

    Pada 2024, industri media di AS sedang terpuruk, bahkan ada 5.000 jurnalis yang di PHK, naik 59% dari tahun sebelumnya, menurut laporan tahunan dari Challenger, Gray & Christmas).

    “Saya paling tertarik dengan majalah, penulisan feature, atau penulisan budaya dan musik, pekerjaan-pekerjaan tersebut di LinkedIn mendapatkan ribuan pelamar,” ujar McCanna, dikutip dari Niemanlab.

    “Sementara saya mencari posisi jurnalis saat itu, [pekerjaan Outlier] ini sepertinya bagus, karena ini benar-benar jarak jauh dan gajinya bagus jika konsisten,” imbuhnya.

    Selama beberapa bulan terakhir, McCanna telah bekerja penuh waktu untuk Outlier, mengambil proyek-proyek di platform dengan bayaran sekitar US$35 per jam.

    Pekerjaan data dengan cepat menjadi sumber pendapatan utamanya dan merupakan pekerjaan yang dia rekomendasikan kepada teman-teman sekelasnya di Medill.

    “Banyak dari kami yang masih mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, tolong kirimkan ke saya,” katanya. “Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya yang mengatakan hal yang sama.”

    McCanna hanyalah salah satu dari sekian banyak jurnalis yang didekati oleh Outlier untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan data AI selama setahun terakhir.

    Menurut laporan Niemanlab yang berbicara dengan penulis berita lokal, jurnalis foto, dan reporter radio di seluruh AS, banyak dari mereka yang menerima pesan perekrutan serupa dari perusahaan atau mendengar tentang platform ini dari mulut ke mulut.

    Beberapa dari mereka mengatakan bahwa mereka telah mengambil pekerjaan paruh waktu di Outlier untuk menambah penghasilan atau menggantikan pekerjaan mereka di bidang jurnalisme, karena berkurangnya pekerjaan staf atau tugas-tugas lepas para jurnalis.

    Diluncurkan pada tahun 2023, Outlier adalah sebuah platform yang dimiliki dan dikelola oleh Scale AI, sebuah perusahaan anotasi data yang berbasis di San Francisco yang bernilai US$13,8 miliar. Di antara para pelanggannya terdapat perusahaan-perusahaan AI terbesar di dunia, termasuk OpenAI dan Meta.

    15 Profesi Terancam Punah

    Laporan Forum Ekonomi Dunia (WEF) periode 2023-2027 menyebutkan sekitar 83 juta lapangan pekerjaan akan menghilang. Semua itu karena perkembangan teknologi yang makin masif.

    Riset Future of Work 2023 mengungkapkan 23% tenaga kerja pada sejumlah industri diperkirakan akan berubah. Semua itu terjadi hanya dalam kurun waktu lima tahun saja.

    Salah satu industri yang akan mengalami perusahaan drastis adalah media, hiburan dan olah raga. Sekitar 23% pekerjaan bakal lenyap atau muncul dengan profesi baru.

    Hal serupa juga akan terjadi pada lebih 23% pekerjaan di bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, serta transportasi dan rantai pasok.

    Berdasarkan laporan WEF, berikut 15 daftar pekerjaan yang perlahan menuju punah hingga tahun 2027 mendatang:

    Teller bank
    Petugas pos
    Kasir dan loket
    Data entry
    Sekretaris dan administrasi
    Staf pencatat stok (stock-keeping)
    Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll
    Legislator dan pejabat pemerintahan
    Staf statistik, asuransi, dan keuangan
    Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran
    Satpam
    Manajer kredit dan pinjaman
    Penyelidik dan pemeriksa klaim
    Penguji software
    Relationship manager

    (fab/fab)

  • Ancaman China di Depan Mata, Trump Didesak Lakukan Ini

    Ancaman China di Depan Mata, Trump Didesak Lakukan Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintahan Donald Trump didesak untuk segera mempercepat aturan terkait kendaraan tanpa pengemudi (autonomous vehicle/AV) oleh sejumlah produsen mobil terkemuka dan asosiasi teknologi.

    Aliansi Inovasi Otomotif Amerika Serikat baru-baru ini mengirimkan surat kepada Menteri Transportasi Sean Duffy.

    Dalam surat tersebut, mereka meminta agar pemerintah AS segera melakukan penerapan kerangka kerja nasional berbasis kinerja, serta regulasi dalam aspek perangkat keras, perangkat lunak, dan operasi mobil otonom dipegang penuh oleh Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA).

    Asosiasi Teknologi Konsumen, Asosiasi Industri Kendaraan Otonom, dan kelompok-kelompok lain juga menandatangani surat tersebut.

    “Jika pemerintah federal gagal bertindak untuk memajukan kebijakan AV yang masuk akal, kita akan menyerahkan keunggulan di sektor yang sangat penting secara ekonomi ini kepada China,” kata surat itu, dikutip dari Reuters, Rabu (19/3/2025).

    Menurut mereka, berbagai lembaga dan rezim peraturan negara bagian menciptakan aturan yang tidak konsisten, berisiko menimbulkan kesenjangan keamanan dan mengikis kepercayaan publik.

    Kelompok-kelompok tersebut juga meminta pemerintah untuk tidak mewajibkan pengemudi manusia dalam kendaraan komersial tanpa pengemudi dan Mengklarifikasi bahwa penumpang kendaraan otonom tidak memerlukan surat izin mengemudi untuk menaiki kendaraan otonom.

    Industri ini menghadapi pengawasan setelah seorang pejalan kaki terluka parah pada Oktober 2023 oleh kendaraan otonom milik General Motors. Dan beberapa kasus lainnya yang melibatkan perusahaan pembuat mobil otonom.

    (fab/fab)

  • Oppo A3 Banting Harga Gila-gilaan Jelang Lebaran Jadi Segini

    Oppo A3 Banting Harga Gila-gilaan Jelang Lebaran Jadi Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jelang lebaran 2025 ini, Oppo mengeluarkan diskon besar untuk salah satu perangkatnya. Harga Oppo A3 dijual lebih murah dengan harga Rp 1 jutaan.

    Dari laman resminya, terlihat Oppo A3 dengan keterangan Online Exclusive mendapatkan potongan Rp 500 ribu dan dijual dengan harga Rp 1.999.000. Sebelumnya, ponsel tersebut dibanderol Rp 2.499.000.

    Oppo A3 telah dirilis di Indonesia pada bulan September lalu. Ponsel ini mendapatkan MIL-STD 810H untuk ketahanan benturan tingkat militer serta debu dan air dengan sertifikasi IP54.

    Khusus untuk anti air, Oppo mengklaim ponselnya tidak takut basah. Bukan hanya air biasa, namun juga tahan akan berbagai macam cairan dari hujan, sup hingga teh.

    Dari segi layar, A3 memiliki ukuran 6,67 inci dengan LCD. Untuk rasio layar-ke-bodi 89,9% dan refresh rate 90 Hz.

    Oppo menyematkan kamera utama 50 MP beserta Flicker Sensor. Sementara lensa selfie berukuran 5MP, yang dilengkapi dengan fitur AI Potrait Retouching.

    A3 juga memiliki fitur untuk mengambil gambar dari kamera depan dan belakang sekaligus. Fitur Dual-View Video akan membuat dua gambar tersebut dirangkai jadi satu video.

    Ponsel ini menggunakan chipset Snapdragon 6S Gen 1. Sementara kapasitas memorinya hanya ada satu pilihan yakni RAM 8GB dan RoM 128 GB.

    Untuk baterai, Oppo A3 menggunakan baterai cukup besar 5.100. Tak lupa pengisian daya cepat dari SuperVooc 45W, yang mampu mengisi 0-50% dalam waktu setengah jam.

    Oppo menyediakan tiga opsi warna untuk Oppo A3, yakni Starlight White, Sparkle Black, dan Starry Purple.

    (fab/fab)

  • Polri Bongkar Modus Penipuan Kripto, Warga RI Rugi Rp 105 Miliar

    Polri Bongkar Modus Penipuan Kripto, Warga RI Rugi Rp 105 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri membongkar kasus penipuan online berkedok trading saham dan mata uang kripto yang melibatkan jaringan internasional.

    Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Himawan Bayu Aji, menyampaikan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari tiga laporan polisi yang diterima Bareskrim Polri pada Januari dan Februari 2025.

    Selain itu, pihaknya menindaklanjuti 13 laporan polisi dari berbagai wilayah Indonesia serta 11 pengaduan dari Indonesia Anti Scam Centre (IASC) OJK.

    Adapun total kerugian yang dialami korban mencapai Rp 105 miliar.

    Foto: Polri mengungkap kasus penipuan trading saham dan kripto dengan kerugian Rp 105 miliar. (Dok. Polri)
    Polri mengungkap kasus penipuan trading saham dan kripto dengan kerugian Rp 105 miliar. (Dok. Polri)

    “Saat ini jumlah korban mencapai 90 orang dan diperkirakan masih akan bertambah. Para korban tersebar di beberapa wilayah, dengan jumlah terbanyak di Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar,” ungkap Brigjen Pol. Himawan dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Rabu (17/3/2025).

    Kasus ini bermula pads September 2024, di mana korban melihat iklan di Facebook yang menawarkan peluang keuntungan besar melalui trading saham dan mata uang kripto.

    Korban yang tertarik diarahkan untuk berkomunikasi melalui WhatsApp dengan seseorang yang mengaku sebagai Prof. AS, yang memberikan pelatihan trading.

    Selanjutnya, korban diminta bergabung ke grup WhatsApp yang dikelola pelaku, di mana mereka diperkenalkan pada tiga platform trading, yakni:

    – JYPRX

    – SYIPC

    – LEEDXS

    Korban dijanjikan keuntungan antara 30% hingga 200%, serta diberikan hadiah jam tangan dan tablet jika mencapai target investasi tertentu.

    Namun, untuk berpartisipasi korban harus membuka akun di platform tersebut yang tersedia dalam bentuk web-based dan aplikasi Android.

    Para korban kemudian diminta mentransfer dana ke beberapa rekening bank atas nama perusahaan yang ditampilkan di platform tersebut.

    Setelah diselidiki, polisi menemukan 67 rekening yang digunakan pelaku, tersebar di sejumlah bank nasional.

    Pada Januari 2025, korban mulai menerima pesan WhatsApp dari pusat perdagangan JYPRX Global, yang menginformasikan bahwa akun mereka ditangguhkan sementara.

    Korban diminta membayar pajak dan biaya tambahan agar dapat menarik dana mereka.

    Saat korban mencoba melakukan penarikan, dana mereka tidak dapat dicairkan, sehingga mereka menyadari telah menjadi korban penipuan.

    Ada tiga tersangka tersangka WNI yang terlibat dalam kejahatan ini, yakni AN, MSD, dan WZ.

    Polisi telah memblokir dan menyita uang sebesar Rp 1,53 miliar dari 67 rekening bank yang digunakan para pelaku.

    Brigjen Pol. Himawan menambahkan bahwa saat ini pihaknya masih melakukan pengembangan terhadap kemungkinan tersangka lain.

    Polisi juga telah berkoordinasi dengan Interpol untuk menerbitkan Red Notice terhadap pelaku warga negara asing yang diduga terlibat dalam jaringan ini.

    “Kami juga telah menetapkan dua tersangka lain sebagai DPO, yaitu AW dan SR. Untuk pelaku warga negara asing, kami sudah bekerja sama dengan Divhubinter Polri dan Interpol agar segera menerbitkan Red Notice,” tegasnya.

    (fab/fab)

  • Google Berubah Total, Pengguna Bisa Langsung Cek Kesehatan

    Google Berubah Total, Pengguna Bisa Langsung Cek Kesehatan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google mengumumkan perubahan baru pada layanan mesin pencarian Search. Kali ini, raksasa tersebut lebih fokus untuk memberikan informasi seputar kesehatan.

    Search akan menggunakan AI dan sistem peringkat untuk jawaban yang lebih luas terkait kesehatan. Ini memperluas jawaban panel pengetahuan soal penyakit seperti flu dan pilek biasa.

    Google juga menambahkan dukungan bahasa pada pertanyaan terkait kesehatan. Beberapa negara yang duluan mendapatkannya adalah bahasa Spanyol, Portugis dan Jepang.

    Selain itu, ada juga fitur ‘What People Suggest’ khusus untuk pengguna di Amerika Serikat (AS). Fitur akan menyusun laporan dari berbagai forum di seluruh web dengan AI untuk pertanyaan apapun terkait pengalaman mengenai kondisi kesehatan.

    Chief Health Officer Google, Karen DeSalvo menjelaskan banyak orang yang juga ingin mendengarkan pendapat dari orang lain dengan pengalaman serupa. Penggunaan AI dalam fitur ini akan memudahkan pengguna memahami informasi yang didapatkan.

    “Meski orang menggunakan Search untuk mencari informasi medis yang bisa diandalkan ahli, mereka juga mendengar dari orang lain dengan pengalaman serupa,” kata DeSalvo, dikutip dari Reuters, Rabu (19/3/2025).

    “Dengan AI, kami bisa mengatur sejumlah perspektif dari diskusi online dalam tema yang mudah dipahami, membantu memahami apa yang dikatakan orang lain,” dia menambahkan.

    Google juga telah meluncurkan API rekam medis secara global. API tersedia untuk platform Health Connect khusus bagi perangkat Android.

    API medis bertugas mengumpulkan data dari penyedia medis. Pengguna bisa melihat data tersebut dari berbagai aplikasi dan dapat mengaksesnya dari perangkat.

    API berisi informasi seperti alergi, pengobatan, imunisasi dan hasil lab. Selain itu juga ada data terkait aktivitas, nutrisi, hingga tanda vital.

    “Jadi memudahkan menghubungkan data kesehatan sehari-hari dengan data dari dokter Anda,” tutur DeSalvo.

    (fab/fab)

  • Video: Digitalisasi, Perbaiki Tata Kelola Administrasi – Cegah Korupsi

    Video: Digitalisasi, Perbaiki Tata Kelola Administrasi – Cegah Korupsi

    Jakarta, CNBC Indonesia- Ketua Umum Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN), Sutardi Huang optimistis terhadap revolusi digitalisasi dalam tata kelola administrasi di Indonesia yang terus berkembang.

    Seiring dengan terbitnya Perpres 95/2028 Tentang Sistem Pemeirntahan berbasis elektronik yang mampu menjadi pintu masuk bagi penerapan sistem pemerintahan berbasis elektronik (SPBE) atau e-government.

    AKEN berharap implementasi e-katalog dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah bisa mendorong transparansi dan efisiensi.

    Lalu bagaimana digitalisasi mendorong perbaikan tata kelola administrasi hingga mencegah korupsi? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Ketua Umum Asosiasi Katalog Elektronik Nasional (AKEN), Sutardi Huang dalam Profit,CNBCIndonesia (Rabu, 19/03/2025)

  • Google Rela Bayar Rp 529 Triliun demi Teknologi Israel

    Google Rela Bayar Rp 529 Triliun demi Teknologi Israel

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google dilaporkan akan membeli perusahaan rintisan asal Israel, Wiz, dengan nilai sekitar US$ 32 miliar (sekitar Rp529 triliun). Akuisisi ini menjadi yang terbesar dalam sejarah Google.

    Alphabet, induk perusahaan Google ini mengatakan, akuisisi ini bertujuan meningkatkan penawaran keamanan cloud perusahaan di tengah ancaman yang berkembang akibat kecerdasan buatan (AI).

    Perusahaan menyebut seiring dengan peningkatan keamanan siber, akuisisi ini diharapkan dapat mempertajam keunggulan mereka dalam persaingan komputasi awan dengan Amazon.com dan Microsoft.

    Kesepakatan blockbuster ini akan membuat Wiz menjadi bagian dari unit cloud Google dan memperkuat upaya perusahaan dalam solusi keamanan siber yang digunakan perusahaan untuk menghilangkan risiko-risiko kritis.

    Harganya yang tinggi dari transaksi tersebut membuat Alphabet percaya diri bahwa pembelian ini akan disetujui oleh Gedung Putih, di tengah era pemerintahan Trump banyak ikut campur dalam kesepakatan-kesepakatan besar dan menjanjikan pengawasan yang ketat terhadap perusahaan-perusahaan teknologi besar.

    Untuk memastikan akuisisi ini, Alphabet harus menyetujui harga yang lebih tinggi dari tawaran yang diberikan tahun lalu senilai US$23 miliar untuk Wiz, yang ditolak oleh perusahaan rintisan tersebut.

    Perusahaan ini dihargai sebesar US$12 miliar dalam putaran pendanaan pada Mei lalu, dengan lebih dari US$500 juta dalam pendapatan berulang tahunan pada pertengahan 2024.

    Sumber mengatakan bahwa kedua belah pihak tetap melakukan kontak bahkan setelah penolakan dari Wiz tahun lalu, karena CEO Google Cloud, Thomas Kurian, tetap konsisten dengan keinginannya mengakuisisi perusahaan keamanan cloud itu.

    Pembicaraan tersebut meningkat dalam dua bulan terakhir setelah Donald Trump kembali ke Gedung Putih, kata sumber-sumber yang mengetahui kesepakatan ini, dikutip dari Reuters, Rabu (19/3/2025).

    Trump telah mengatakan bahwa ia akan melanjutkan pengawasan ketat terhadap perusahaan raksasa teknologi.

    Wiz bekerja sama dengan penyedia layanan cloud seperti Amazon Web Services, Microsoft Azure serta Google Cloud. Morgan Stanley, BMW, serta LVMH adalah beberapa dari korporasi besar yang menggunakan layanan perusahaan yang bermarkas di New York dan Tel Aviv itu.

    Produk Wiz akan terus tersedia di seluruh layanan cloud utama lainnya. Alphabet berharap kesepakatan ini akan selesai pada 2026 mendatang, tergantung pada persetujuan dari pihak regulator.

    (dem/dem)

  • Kejayaan Nvidia Runtuh, CEO Buka-bukaan Mau Beralih ke Sini

    Kejayaan Nvidia Runtuh, CEO Buka-bukaan Mau Beralih ke Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nvidia akan melakukan pergeseran bisnis. CEO Jensen Huang memastikan pihaknya tidak lagi menggunakan pelatihan model AI seperti yang dilakukan selama ini.

    Pelatihan model AI, seperti chatbot, terbukti menghasilkan banyak uang untuk Nvidia. Namun, perusahaan ke depannya akan fokus pada AI yang lebih pintar dalam memudahkan hidup manusia, yakni ‘AI Agen’.

    “Jumlah komputasi yang dibutuhkan dari AI Agen, sebagai hasil dari penalaran, 100 kali lebih banyak dari yang kita kira butuhkan tahun lalu,” ucap Huang, dikutip dari Reuters, Rabu (19/3/2025).

    Ucapannya itu mengacu pada agen AI otonom yang membutuhkan sedikit intervensi manusia untuk menyelesaikan tugasnya.

    Huang juga tetap membela perusahaannya saat menjual chip AI yang mahal. Ia mengatakan “orang-orang salah kaprah”.

    Investor diketahui mempertanyakan Nvidia yang menjual chip AI mahal, menyusul kemunculan DeepSeek asal China bisa menghasilkan AI dengan harga jauh lebih murah.

    Kemunculan DeepSeek membuat geger raksasa teknologi AS. Saham beberapa perusahaan besar, termasuk Nvidia, rontok signifikan. Nvidia kehilangan nilai kapitalisasi pasar hampir US$600 miliar dalam sehari pada hari Senin (27/1). Ini merupakan penurunan terbesar bagi perusahaan dalam satu hari dalam sejarah Amerika Serikat (AS).

    Menurut Huang, chip canggih dengan harga mahal dibutuhkan untuk mengembangkan AI Agen yang mumpuni. Dalam kesempatan itu, Huang turut mengumumkan chip baru perusahaan, yakni GPU Blackwell Ultra generasi berikutnya yang tersedia pada paruh kedua tahun ini.

    Chip tersebut akan punya lebih banyak memori dari generasi chip Blackwell yang sudah ada sebelumnya. Reuters mencatat Blackwell Ultra mendukung model AI yang lebih besar.

    Selain itu juga ada Vera Rubin dan Feynman. Vera Rubin yang menjadi pengganti Blackwell bakal dirilis pada paruh kedua tahun depan, sementara Feynman pada 2028.

    Huang mengatakan chip Nvidia memiliki dua tujuan utama, yakni membantu sistem AI merespons pengguna dan memberikan respon yang cepat.

    Huang percaya diri chip buatan Nvidia hanya satu-satunya yang bisa mewujudkan kedua tujuan tersebut. Kemampuan itu ia samakan dengan mesin pencarian karena pelanggan akan mencari yang bisa memberikan jawaban tercepat.

    “Jika terlalu lama menjawab pertanyaan, maka pelanggan tidak akan kembali. Seperti pencarian web,” kata dia.

    Namun, presentasi Huang nyatanya gagal meyakinkan investor. Saham Nvidia anjlok 3,4% usai penjelasan tersebut. 

    Nvidia Tertekan Gara-gara Trump

    Tak cuma kemunculan DeepSeek dan AI China lainnya yang murah, Nvidia juga harus menelan pil pahit lantaran perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump.

    Pada awal pekan lalu, Nasdaq mencatat penurunan paling signifikan sejak 2022. Tujuh raksasa teknologi paling bernilai di dunia kehilangan nilai pasar lebih dari US$750 miliar (Rp12,3 triliun). 

    Apple memimpin penurunan paling tajam yang menyebabkan nilai perusahaan jatuh sekitar US$174 miliar (Rp2.800 triliun).

    Nvidia juga kehilangan hampir US$140 miliar (Rp2.200 triliun) nilai pasarnya dengan saham yang ditutup anjlok 5%. Raksasa chip AI tersebut telah kehilangan hampir sepertiga nilai pasarnya dalam waktu 2 bulan pasca mencatat rekor tertinggi pada Januari 2025.

    Tesla membukukan persentase penurunan tertinggi dalam sehari sebanyak 15%. Penurunan ini lebih parah ketimbang hari terburuk perusahaan pada 2020 lalu.

    Tesla telah kehilangan lebih dari setengah nilai pasarnya pasca mencapai rekor tertinggi di akhir Desember 2024.

    Tesla kehilangan nilai pasar sebanyak US$130 miliar (Rp2.100 triliun) pada Senin (10/3) waktu setempat. Sementara itu, Microsoft dan Alphabet masing-masing kehilangan US$98 miliar (Rp1.600 triliun) dan US$95 miliar (Rp1.500 triliun). Amazon kehilangan US$50 miliar (Rp820 miliar) dan US$70 miliar (Rp1,1 triliun).

    Investor berbondong-bondong menjual saham di sektor teknologi. Petaka perang tarif makin terasa dampaknya. Pasalnya, banyak perusahaan teknologi yang bergantung pada komponen dan manufaktur luar negeri.

    Jika dipaksa untuk memindahkan manufaktur di AS, kemungkinan besar harga jual produk teknologi akan melambung tinggi. Hal ini memicu kekhawatiran AS akan menghadapi resesi di bawah kepemimpinan Trump.

    Produsen semikonduktor seperti Nvidia turut merasakan dampak signifikan. Pekan lalu, Trump mengumumkan investasi tambahan dari raksasa Taiwan TSMC sebesar US$100 miliar untuk membangun manufaktur di AS demi menghindari kewajiban tarif. Trump menyebut TSMC sebagai raksasa chip paling kuat di dunia karena mau menggenjot produksi lokal.

    (fab/fab)

  • Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang: Tesla Diboikot, Starlink Ditinggal

    Kerajaan Bisnis Elon Musk Tumbang: Tesla Diboikot, Starlink Ditinggal

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk sedang diterpa krisis besar. Bisnisnya satu per satu menunjukkan tanda kehancuran. Masyarakat makin kencang menggaungkan gerakan anti Elon Musk, sekaligus memboikot beberapa perusahaan milik orang terkaya di dunia tersebut.

    Showroom Tesla di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) digeruduk ratusan demonstran. Demonstrasi ini merupakan bagian dari gerakan “Tesla Takedown” yang dimulai pada 15 Februari lalu.

    Aksi boikot Tesla ini ditengarai beberapa faktor. Salah satunya, banyak yang mengkritik aksi pemangkasan besar-besaran di pemerintahan federal yang dilakukan Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) di bawah kepemimpinan Musk.

    Pemangkasan anggaran tersebut berdampak pada pemecatan PNS, penghapusan program-program federal, hingga rencana konsolidasi lembaga pemerintah. Hal ini dilakukan berbarengan dengan upaya Musk meloloskan kontrak-kontrak pemerintah terhadap bisnis-bisnisnya.

    Tak cuma peran Musk di DOGE yang dikritisi, tetapi juga sikap politiknya yang mendukung partai sayap kanan di Jerman, hingga menuduh beberapa politisi Inggris tanpa dasar.

    Musk juga menuai kontroversi saat berpose kontroversial mirip ‘salute’ ala Nazi saat pelantikan Trump. Sebelum Tesla dan Starlink kena getahnya, X miliknya sudah lebih dulu ditinggal pengguna karena dinilai menjadi alat propaganda Musk untuk memenangkan Trump.

    Boikot Tesla Makin Parah

    Penyerangan showroom Tesla tadinya hanya segelintir. Namun, aksi ini meluas pasca Jaksa Agung Pam Bondi bersumpah untuk menindak vandalisme terhadap Tesla. Presiden AS Donald Trump juga mengatakan aksi tersebut sebagai terorisme domestik. Bahkan, Trump mengatakan aksi boikot Tesla ilegal.

    Pernyataan Trump mengemuka sehari setelah saham Tesla mengalami penurunan terburuk dalam hampir 5 tahun terakhir pada Senin (10/3) pekan lalu.

    Penjualan Tesla anjlok di beberapa negara. Para pemilik Tesla di AS juga ramai-ramai menempel stiker yang menunjukkan kemarahan mereka terhadap Musk.

    “Mereka [penyerang showroom Tesla] membahayakan perusahaan AS yang hebat,” ujar Trump, dikutip dari The Guardian, pekan lalu.

    “Elon Musk ‘bertaruh’ untuk membantu Negara kita, dan dia melakukan PEKERJAAN yang LUAR BIASA! Namun, Kaum Kiri Radikal, seperti yang sering mereka lakukan, mencoba memboikot Tesla secara ilegal dan kolusi, salah satu produsen mobil hebat di Dunia, dan ‘bayi’ Elon, untuk menyerang dan menyakiti Elon, dan semua yang ia perjuangkan,” tulis Trump di akun Truth Social miliknya pada Selasa (11/3) pagi waktu setempat.

    Gerakan protes Tesla Takedowns dimulai oleh aktor dan pembuat film Hollywood, Alex Winter, dan Joan Donovan, seorang asisten profesor Jurnalisme dan Studi Media Baru di Universitas Boston.

    Gerakan ini menyerukan orang-orang agar menjual mobil Tesla, membuang saham, dan bergabung dengan gerakan tersebut.

    Lebih dari 80 demonstrasi dijadwalkan hadir pada akhir pekan lalu, dan lebih dari 70 demonstrasi direncanakan hingga akhir April, menurut situs web Tesla Takedown.

    Di pinggiran kota Boston, Dedham, sekitar 100 demonstran berkumpul di showroom Tesla. Begitu juga di daerah pinggiran Philadelphia, West Chester, yang memiliki jumlah demonstran yang sama.

    Wilayah Baltimore menjadi salah satu jumlah peserta demo terbesar hingga 300 demonstran. Sementara di Washington, DC, lebih dari 50 demonstran berkumpul pada siang hari di luar showroom, mereka memegang spanduk dan menari diiringi lagu-lagu dari Beyonce dan Daft Punk ketika para pengemudi yang lewat membunyikan klakson mereka sebagai bentuk dukungan.

    Sara Steffens, seorang mantan jurnalis dan advokat kebijakan, mengatakan bahwa ia dan Melissa Knutson, seorang wiraswasta, akan mengubah demonstrasi menjadi sebuah pesta dansa.

    Knutson mengatakan bahwa ia ingin meniru suasana musik yang ia lihat di sebuah demonstrasi di Maryland.

    “Kita harus bergembira karena ini adalah perjalanan panjang, dan kita harus mengembangkan gerakan kita untuk melawan otoritarianisme ini,” kata Knutson dikutip dari CNN, Selasa (18/3).

    Opini negatif tentang Musk pelan-pelan akan merusak reputasi Tesla. Kepala situs otomotif Edmunds Jessica Caldwell mengatakan, perhatian negatif juga dapat membuat konsumen lebih banyak berpikir dan mempertimbangkan opsi EV dari merek lain selain Tesla.

    Caldwell mengatakan bahwa pangsa pasar Tesla telah melemah sebelum adanya protes ini, karena banyak produsen mobil yang telah memperkenalkan mobil listrik baru ke pasar.

    “Saya membayangkan beberapa (investor Tesla) berharap bahwa ini adalah gejolak jangka pendek dan akan lancar kembali ke depannya,” katanya. “Sulit untuk mengatakannya pada saat ini,” imbuhnya.

    Ia menilai, masih terlalu dini untuk mengatakan apakah para pemilik Tesla bersedia menjual kendaraan mereka karena kritik terhadap Musk.

    “Tidak semua orang mampu membuat keputusan itu,” katanya.

    Starlink Mulai Ditinggalkan

    Setelah Tesla, kini Starlink juga menjadi sasaran kemarahan masyarakat. Layanan internet berbasis satelit tersebut sejatinya bertujuan baik, yakni menghubungkan masyarakat di area terpencil yang tak terjangkau jaringan seluler dan broadband.

    Saat ini, Starlink masih mendominasi industri layanan internet satelit, tetapi perlahan-lahan mulai ditinggalkan.

    Dikutip dari The Guardian, Selasa (18/3), banyak pengguna yang berlangganan Starlink menunjukkan rasa frustasi terhadap sikap politik Musk. Bahkan, tak sedikit yang berkomitmen untuk berhenti menggunakan Starlink sepenuhnya.

    Barry Nisbet, seorang pemain biola Skotlandia yang bisnisnya di Shetland menggabungkan musik dengan pelayaran, menyebut penghormatan kontroversial Musk di acara pelantikan Trump sebagai salah satu alasan ia meninggalkan Starlink, meskipun hal itu merugikannya.

    “Saya sudah lama merasa tidak nyaman dengan Musk dan perannya dalam pemilu AS. Monopoli [bisnis Musk] juga sangat membuat saya terganggu,” kata Nisbet, dikutip dari The Guardian.

    Maraknya pengguna yang meninggalkan Starlink di Eropa menjadi momentup tepat bagi layanan internet satelit buatan Eropa yang bisa dijadikan alternatif. Eutelsat asal Prancis mendadak mengalami lonjakan nilai saham hingga 500% sejak perselisihan antara Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

    CEO Eutelsat mengatakan kepada Bloomberg bahwa layanannya akan menggantikan Starlink di Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.

    Viasat dari Inggris juga dilaporkan sudah berdiskusi dengan pemerintah Eropa untuk menggantikan Starlink milik Musk.

    Di Inggris, Starlink umumnya digunakan oleh rumah tangga dan bisnis di wilayah remot yang memiliki akses broadband buruk.

    Seorang penginstal Starlink untuk bisnis dan rumah tangga di wilayah selatan Inggris mengatakan saat ini belum ada alternatif sebaik Starlink untuk memberikan akses internet cepat.

    “Di satu sisi, [Starlink] adalah tool dan solusi yang ada bagi banyak area remot, tertutama yang infrastrukturnya buruk. Namun di sisi lain, kami harus berurusan dengan Elon yang bodoh,” ia menuturkan.

    Richard Opie, seorang konsultan di area semi-remot di Northumberland mengatakan ia berlangganan Starlink sejak pandemi. Namun, kini ia mempertimbangkan untuk beralih jika ada alternatif yang bisa diandalkan.

    “[Starlink] adalah berkah di area remot, namun perkembangan politik sekarang berubah. Elon Musk adalah figur yang berbeda. Showroom Tesla sudah digeruduk. Saya tak nyaman melihat Musk dekat dengan Trump dan sikap Musk secara umum,” kata Opie.

    “Ini adalah dilema. Kami ingin mencari alternatif lain, tetapi sekarang masih terjebak [dengan Starlink],” kata dia.

    Pengguna Starlink lainnya Mel Sayer mengatakan ia menolak menginap di hotel milik Trump karena tak mau memberikan uang sepeser pun untuk Trump.

    “Sekarang, saya menolak mendanai Musk setelah sikapnya dengan pose salute,” kata dia.

    Eksodus Pengguna X

    Seperti dijelaskan di atas, X milik Musk sudah lebih dulu menghadapi krisis eksodus pengguna. Kemenangan Trump dalam Pemilu AS menjadi penyebabnya.

    X diketahui menjadi salah satu alat yang digunakan Musk untuk menyebar kampanye demi memenangkan Trump.

    Menurut laporan Reuters pada November 2024, aplikasi pesaing X, Bluesky, mendapat penambahan jutaan pengguna baru yang memilih meninggalkan X.

    Secara spesifik, Bluesky berhasil meraup 2,5 juta pengguna baru dalam sepekan pasca kemenangan Trump. Total penggunanya melompat menjadi 16 juta.

    Bluesky merupakan salah satu dari beberapa aplikasi pesaing X yang menawarkan alternatif platform mikroblog pasca Musk mencaplok Twitter dan mengubah namanya. Bluesky terhitung masih baru, didirikan pada 2021 silam.

    “Kami melihat peningkatan pertumbuhan pengguna yang memecahkan rekor tertinggi. Engagement seperti like, follows, dan akun baru, tumbuh signifikan. Kami mencatat penambahan setidaknya 1 juta pengguna baru dalam sehari,” kata Bluesky dalam keterangan resminya beberapa saat lalu.

    Organisasi kawakan seperti Center for Countering Digital Hate, organisasi media Guardian, serta mantan anchor CNN Don Lemon, terang-terangan mengatakan telah meninggalkan X karena kekhawatiran terkait kebijakan konten pada platform tersebut.

    Beberapa pakar misinformasi menyebut X memainkan peran sentral dalam menyebarkan informasi sesat selama masa Pilpres AS.

    (fab/fab)