Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Proyek Besar Elon Musk Gagal Total, Ada Apa?

    Proyek Besar Elon Musk Gagal Total, Ada Apa?

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu impian besar Elon Musk adalah menciptakan robotaxi di bawah Tesla. Robotaxi adalah taksi otomatis tanpa sopir yang sudah lebih dulu dikembangkan Waymo milik Alphabet.

    Selain itu, banyak perusahaan China yang juga sudah meluncurkan layanan komersial robotaxi. Bahkan, beberapa kota di China sudah ‘lumrah’ dengan keberadaan robotaxi.

    Namun, mimpi besar Musk untuk meningkatkan persaingan Tesla di industri robotaxi terancam gagal total. Padahal, Musk telah menjanjikan sistem mobil otomatis kepada investor sekitar satu dekade lalu.

    Namun hingga kini belum ada kemajuan apapun dari proyek besar tersebut. Tesla baru mengadopsi sistem otomatis sebagian saja. Tenggat yang diumbar Musk untuk merilis robotaxi pada Juni mendatang belum kelihatan tanda-tanda realisasinya.

    Sistem Tesla di Amerika Serikat (AS) bernama Full Self Driving (FSD) itu menggunakan kamera dan software. Keduanya akan menavigasi mobil secara otomatis ke jalanan hingga melakukan pengereman maupun merespon lampu lalu lintas, dikutip dari CNBC Internasional, Selasa (8/4/2025).

    Meski begitu, Tesla tetap mengingatkan pentingnya kontrol manusia di balik kemudi mobil. Dalam buku petunjuk, sistem mengharuskan pengguna memegang kemudi dengan tangan dan memperhatikan kondisi jalanan sekitar.

    Aspek keamanan dan keselamatan jadi kekhawatiran yang muncul dengan sistem FSD. Banyak pengguna yang mengabaikan ketentuan dan menggunakannya tanpa memegang kemudi.

    Sejumlah laporan tabrakan yang mengakibatkan cedera dan kematian juga terus terdengar.

    Di sisi lain, Tesla juga harus mendapatkan tantangan karena pilihan politik Musk. Dia diketahui sebagai pendukung setia Donald Trump hingga akhirnya menjadi bagian pemerintahan kedua presiden AS itu.

    Musk memimpin tim Departemen Efisien Pemerintah atau dikenal sebagai DOGE. Tugasnya memangkas tenaga kerja dan anggaran pemerintah.

    Setidaknya data dari Challenger Gray menyebutkan tim DOGE membuat lebih dari 280 ribu rencana PHK dan kontraktor federal pada 27 lembaga selama dua bulan terakhir.

    Hal ini jelas menimbulkan reaksi keras pada Tesla. Perusahaan mendapatkan berbagai aksi protes, boikot hingga aksi kriminal vandalisme, yang membuat pelanggan beralih ke merek lain.

    Hambatan Tesla untuk mewujudkan robotaxi juga dipicu perang dagang terbaru yang ditetapkan Trump. Padahal, banyak komponen Tesla yang dibeli dari China, salah satu negara yang kena tarif tinggi dari Trump.

    (fab/fab)

  • Astronaut Bikin Miso di Luar Angkasa, Lebih Enak dari Buatan Bumi

    Astronaut Bikin Miso di Luar Angkasa, Lebih Enak dari Buatan Bumi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Astronaut membuat miso di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Ternyata, kuliner khas Asia yang dibuat lewat proses fermentasi kacang kedelai tersebut lebih gurih jika dibuat di luar angkasa.

    Pembuatan miso di ISS adalah bagian dari riset oleh peneliti asal Massachusetts Institute of Technology. Mereka melakukan eksperimen dengan membuat miso di tiga lokasi yaitu Cambridge, Amerika Serikat; Kopenhagen, Denmark, dan ISS.

    Di tiga lokasi tersebut,  peneliti secara serentak melakukan fermentasi pasta kacang kedelai untuk membuat miso. Hasilnya, miso yang dibuat di luar angkasa terasa lebih enak dibanding miso “made in USA” dan miso “made in Denmark.”

    Miso adalah bahan yang banyak digunakan oleh makanan khas Jepang, dibuat dari kacang kedelai rebus, garam, bijian seperti beras, dan jamur bernama koji (Aspergillus oryzae).

    Peneliti sudah mempersiapkan tiga bahan pembuatan Miso, kemudian dikirim ke dua lokasi di Bumi dan satu lokasi di orbit. Di ISS, bahan baku miso melalui proses fermentasi selama 30 hari. Miso tersebut ditempatkan di kotak dan dipantau suhu, kelembaban, tekanan, paparan cahaya, dan radiasi.

    Miso yang dibuat di AS menggunakan kotak yang sama dengan miso di ISS, sedangkan miso di Denmark menggunakan kotak yang berbeda. 

    ISS kemudian mengirim miso yang dibuat di orbit kembali ke Bumi untuk dianalisis dan dibandingkan dengan dua miso buatan Bumi.

    Analisis yang dilakukan meliputi genome sequencing, pemeriksaan fisik seperti tekstur dan warna, serta evaluasi “rasa.”

    Ada beberapa perbedaan yang terdeteksi pada miso dari luar angkasa. Contohnya, populasi dua bakteri Staphylococcus epidermidis dan Staphylococcus warneri lebih besar. Bakteri jenis Bacillus velezensis juga hanya ditemukan di miso luar angkasa.

    Ketiga miso mengeluarkan aroma yang serupa dan mengandung asam amino yang memberikan rasa asin. Namun, miso buatan ISS punya rasa lebih “berkacang” dan “terpanggang.”

    Citra rasa ini adalah hasil dari kandungan pyrazine yang muncul karena proses fermentasi dipercepat karena suhu di ISS lebih tinggi.

    Temuan ini, menurut Science Alert, bisa dijadikan referensi untuk perbedaan yang dihadapi manusia saat mengarungi antariksa. Apalagi, “cita rasa” manusia lebih tumpul dalam kondisi gravitasi mikro.

    “Fermentasi di ISS menggambarkan bahwa sistem kehidupan pada skala mikroba bisa berkembang luar biasa bergantung pada keragaman mikrobial, menunjukkan potensi kehidupan di luar angkasa,” kata Maggie Coblentz dari MIT.

    (dem/dem)

  • Badai PHK Menggila, Raksasa AS Angkat Kaki dari China

    Badai PHK Menggila, Raksasa AS Angkat Kaki dari China

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan patungan Microsoft, Wicresoft, akan menghentikan operasinya di China pada Selasa (8/4) waktu setempat, menurut laporan media China Caijing yang mengutip sumber internal. Langkah ini diperkirakan akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 2.000 karyawan.

    Keputusan tersebut sejalan dengan langkah Microsoft yang menghentikan layanan purnajual (after-sales support) yang selama ini dialihdayakan ke Wicresoft di China.

    Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana raksasa teknologi asal Amerika Serikat tersebut akan melayani pengguna produk Windows dan Office yang berbasis di China, demikian dikutip dari Reuters, Selasa (8/4/2025).

    Dalam laporannya, Caijing menyebut bahwa penutupan ini akan berdampak pada tim outsourcing Microsoft di China yang terdiri dari sekitar 2.000 orang.

    Pihak Wicresoft belum memberikan komentar resmi terkait kabar tersebut.

    Langkah ini menambah daftar panjang tantangan yang dihadapi Microsoft di China di tengah meningkatnya ketegangan politik dan perdagangan antara Washington dan Beijing. Selain itu, terjadi persaingan ketat dengan perusahaan lokal seperti Kingsoft.

    Shanghai Wicresoft Co. Ltd. didirikan pada tahun 2002 sebagai perusahaan patungan pertama Microsoft di Tiongkok, dan kini memiliki operasi di Amerika Serikat, Eropa, serta Jepang, dengan jumlah karyawan global lebih dari 10.000 orang.

    Sebelumnya, pada awal tahun ini, Microsoft juga telah menutup laboratorium di Shanghai yang fokus pada pengembangan teknologi Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan (AI), menurut laporan South China Morning Post.

    Sebuah tangkapan layar dari email internal yang beredar di media sosial China turut memperkuat kabar penutupan operasi tersebut. Namun, juru bicara Microsoft membantah bahwa perusahaan menutup operasinya di China, dan menyebut bahwa yang dimaksud adalah Wicresoft, sesuai dengan penjelasan dari Caijing.

    (fab/fab)

  • Elon Musk Makin Terpuruk, Blak-blakan Kritik Trump

    Elon Musk Makin Terpuruk, Blak-blakan Kritik Trump

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan Elon Musk dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump agaknya merenggang gara-gara kebijakan tarif yang bikin dunia geger.

    Pada pekan lalu, Trump mengumumkan kebijakan tarif baru untuk beberapa negara, termasuk Indonesia. Tarif itu beragam dan disebut Trump sebagai ‘resiprokal’, meski mendulang kontroversi dari berbagai pihak terkait makna resiprokal tersebut.

    Singkatnya, kebijakan tarif Trump membuat barang-barang dari luar negeri yang masuk ke AS akan mendapat tarif pajak lebih mahal. Imbasnya, akan terjadi kenaikan harga jual yang dibebankan ke konsumen.

    Musk blak-blakan menolak kebijakan tersebut, mengingat perusahaannya akan berdampak. Salah satunya, banyak komponen Tesla yang harus diimpor dari China.

    Sepanjang akhir pekan lalu, Musk mendorong kebijakan ‘zero-tariff’ untuk mendorong perdagangan dunia.

    “Saya berharap akan ada kesepakatan bahwa baik Eropa maupun Amerika Serikat harus bergerak secara ideal, menurut pandangan saya, menuju situasi tanpa tarif, yang secara efektif menciptakan zona perdagangan bebas antara Eropa dan Amerika Utara,” kata Musk melalui video call, dikutip dari NewRepublic, Selasa (8/4/2025).

    “Itulah yang saya harapkan terjadi. Selain itu, kebebasan yang lebih besar bagi orang untuk berpindah antara Eropa dan Amerika Utara jika mereka ingin bekerja di Eropa, jika mereka ingin bekerja di Amerika, menurut saya mereka seharusnya diizinkan melakukannya. Jadi, itu tentu saja merupakan saran saya kepada presiden,” ia menambahkan.

    Selain itu, Musk juga membagikan klip video yang menunjukkan ekonom konservatif Milton Friedman menjelaskan pentingnya kemudahan dalam impor dan ekspor global dalam menjaga sistem harga. Ia memberi contoh proses produksi pensil yang menggunakan kayu, grafit, dan logam.

    Untuk membuat harganya terjangkau, maka komponen-komponen pembentuknya yang tersedia di berbagai negara perlu diperdagangkan secara mudah.

    “Inilah sebabnya operasi pasar bebas sangat penting. Bukan cuma untuk mempromosikan efisiensi produksi, tetapi juga mendorong harmoni dan perdamaian dunia,” kata Friedman dalam klip video yang dibagikan Musk.

    Harmoni dan perdamaian ekonomi sepertinya bukan prioritas pemerintahan Trump. Sejak dilantik pada Januari lalu, Trump terus-terusan mendorong perang dagang dengan negara-negara ‘musuh’ seperti China dan Rusia. Namun, kebijakan terbarunya berdampak pada banyak negara lain termasuk Indonesia.

    Dampaknya, pasar saham ramai-ramai anjlok dan Tesla adalah salah satu yang paling parah. Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223. Sepanjang 2025, saham Tesla sudah ambruk 37%.

    Padahal, Musk merupakan salah satu pendukung militan Trump untuk memenangkan pemilu AS. Tak hanya menyebar propaganda di X, Musk juga menggelontorkan uang senilai US$52 miliar.

    Ia juga harus menelan pil pahit karena boikot Tesla yang meluas, imbas sikap politiknya yang mendukung Trump.

    (fab/fab)

  • Video:Perang Dagang Trump Bikin Investor Cemas, IHSG Kena Trading Halt

    Video:Perang Dagang Trump Bikin Investor Cemas, IHSG Kena Trading Halt

    Jakarta, CNBC Indonesia- Perang dagang imbas kenaikan tarif impor yang diterapkan pemerintahan Presiden AS, Donald Trump menjadi sentimen penekan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Rupiah pada perdagangan hari pertama setelah libur panjang Idulfitri 2025.

    Equity Analyst CNBC Indonesia, Susi Setiawati menyebutkan investor domestik tengah mengkhawatirkan dampak perang dagang ke RI. Jika perang dagang meluas, RI tidak hanya kesulitan memasarkan produk ekspor ke AS namun RI bisa menjadi sasaran pasar atas produk impor China yang terhambat masuk ke AS, imbasnya industri dan ekonomi dalam negeri akan semakin tertekan

    Seperti apa Analisa pergerakan pasar saham RI? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Equity Analyst CNBC Indonesia, Susi Setiawati dalam Power Lunch,CNBCIndonesia (Selasa, 08/04/2025)

  • Video: Jurus Penambang Percepat Implementasi “Smart Mining”

    Video: Jurus Penambang Percepat Implementasi “Smart Mining”

    Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah RI terus mendorong implementasi teknologi digitalisasi dalam industri pertambangan menuju “Smart Mining” yang dapat mendorong kinerja dan efisien kegiatan pertambangan.

    CTIO & Corporate Information System Division Head Pamapersada Nusantara, Joseph Lembayung menyebutkan Pamapersada Nusantara sebagai perusahaan kontraktor pertambangan terus mendorong transformasi dan adopsi teknologi digitalisasi dalam pertambangan

    kegiatan pertambangan.

    Saat ini konektivitas menjadi tantangan digitalisasi pertambangan utamanya di wilayah terpencil di Sumatra dan Sulawesi. Mengatasi hal ini Pamapersada Nusantara menerapkan sejumlah strategi perencanaan jangka panjang maupun pendek.

    Selain itu juga diperkuat kerjasama dengan partner startgic dalam implementasi teknologi tambang. Lalu seperti apa strategi pelaksanaan smart mining? Selengkapnya simak dialog Dina Gurning dengan CTIO & Corporate Information System Division Head Pamapersada Nusantara, Joseph Lembayung dalam Profit,CNBCIndonesia (Selasa, 08/04/2025)

  • Tanda Kiamat Makin Dekat, Sisa Waktu Penghuni Bumi Cuma 10 Tahun

    Tanda Kiamat Makin Dekat, Sisa Waktu Penghuni Bumi Cuma 10 Tahun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Laporan Layanan Perubahan Iklim Copernicus (C3S) yang diimplementasikan Pusat Prakiraan Cuaca Jangka Menengah Eropa, mengungkap suhu Bumi pada Januari 2025 sudah mencapai 1,75 derajat Celcius di atas tingkat pra-industri. Hal ini membuktikan ramalan Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) yang menyebut Bumi akan melampaui tingkat pemanasan global 1,5 derajat Celcius dalam 10 tahun ke depan.  

    Padahal 1,5 derajat Celcius adalah batas bencana pemanasan global yang dampaknya ke Bumi sudah tidak bisa diperbaiki. IPCC menegaskan bahwa kondisi ini berarti warga Bumi berhadapan dengan dekade paling penting dalam sejarah manusia.

    Temuan IPCC ini tertera dalam laporan PBB beberapa saat lalu. PBB mengimbau agar penduduk Bumi segera mengurangi emisi pemanasan global secara drastis.

    Menurut IPCC, saat ini manusia memiliki beragam tool yang dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan iklim. Misalnya teknologi yang mumpuni, peralatan yang canggih, hingga anggaran yang cukup.

    “Satu-satunya yang kurang adalah kemauan politik yang kuat,” kata Ketua IPCC Lee Hoesung, dikutip dari AFP.

    Dampak pemanasan global ini sudah sangat dirasakan oleh penduduk Bumi dalam bentuk cuaca ekstrem.

    “Tahun paling hangat yang kita alami saat ini akan menjadi tahun terdingin di satu generasi,” kata ilmuwan dari Imperial College London, Friederike Otto.

    Dampak terlampauinya batas 1,5 derajat Celcius adalah sinyal peningkatan laju kepunahan spesies, gagal panen, hingga “tipping point” dari perubahan sistem iklim berupa kematian koral dan mencairnya es di kutub.

    Sekjen PBB Antonio Gueterres menyatakan negara kaya yang tadinya menargetkan karbon netral pada 2050 harus mempercepatnya menjadi 2040 untuk “menjinakkan bom iklim”

    “Manusia berdiri di lapisan es yang tipis, dan es itu mencair dengan sangat cepat,” kata Gueterres.

    Menurut laporan IPCC, jika Bumi hanya bisa menahan laju pemanasan global sebesar 1,8 derajat Celcius, setengah dari manusia di Bumi bakal hidup di tengah panas dan kelembaban ekstrem pada 2100.

    Wilayah yang paling terdampak dari panas dan kelembaban ekstrem tersebut termasuk Asia Tenggara, sebagian dari Brasil, dan Afrika bagian barat.

    Dikutip dari laman resmi World Meteorological Organization (WMO), Selasa (8/4/2025), dikatakan bahwa Januari 2025 menandai bulan ke-18 dalam sembilan belas bulan terakhir di mana suhu permukaan udara rata-rata global lebih dari 1,5°C di atas tingkat pra-industri.

    Menurut analisis global gabungan WMO terhadap enam set data internasional, 2024 merupakan tahun terhangat yang pernah tercatat, kemungkinan mencapai 1,5°C untuk pertama kalinya.

    “Namun, satu tahun di atas 1,5°C tidak berarti kita gagal memenuhi target suhu jangka panjang Perjanjian Paris, yang diukur selama beberapa dekade, bukan satu tahun,” tertera dalam laman WMO.

    Kendati demikian, penting untuk menyadari bahwa setiap fraksi derajat pemanasan itu penting. Sebagai catatan, 10 tahun terakhir merupakan sepuluh tahun terhangat yang pernah tercatat.

    Variasi suhu sendiri tidak seragam. Suhu pada bulan Januari 2025 berada di atas rata-rata di sebagian besar dunia, tetapi jauh di bawah rata-rata di Amerika Serikat, Greenland, dan Rusia timur jauh.

    Luas es laut Arktik pada bulan Januari merupakan yang terendah yang pernah tercatat, menurut C3S, dan terendah kedua menurut NOAA.

    (fab/fab)

  • Daftar iPhone Tidak Kebagian iOS 19, Sudah Ada Jadwal Update

    Daftar iPhone Tidak Kebagian iOS 19, Sudah Ada Jadwal Update

    Jakarta, CNBC Indonesia – Apple akan segera meluncurkan iOS 19. Versi beta pertama akan tersedia pada keynote WWDC tanggal 9 Juni 2025 mendatang.

    Mac Rumors melaporkan update iOS 19 sendiri baru akan tersedia pada September mendatang. Pembaruan itu akan mendukung sejumlah ponsel terbaru, termasuk seri iPhone 16.

    Namun akan ada tiga iPhone yang tidak akan mendapatkan iOS 19, yakni iPhone XR, iPhone XS dan iPhone XS Max. Ketiganya menggunakan chipset A12 Bionic yang nampaknya akan berhenti mendapatkan dukungan untuk update software nanti.

    Berikut daftar semua ponsel yang akan bisa mengakses update iOS 19, dikutip Selasa (8/4/2025):

    iPhone 16e
    iPhone 16
    iPhone 16 Plus
    iPhone 16 Pro
    iPhone 16 Pro Max
    iPhone 15
    iPhone 15 Plus
    iPhone 15 Pro
    iPhone 15 Pro Max
    iPhone 14
    iPhone 14 Plus
    iPhone 14 Pro
    iPhone 14 Pro Max
    iPhone 13
    iPhone 13 mini
    iPhone 13 Pro
    iPhone 13 Pro Max
    iPhone 12
    iPhone 12 mini
    iPhone 12 Pro
    iPhone 12 Pro Max
    iPhone 11
    iPhone 11 Pro
    iPhone 11 Pro Max
    iPhone SE (2nd generation or later)

    Sementara itu, iPad generasi ketujuh tidak akan mendapat dukungan iPadOS 19 nanti. Untuk iPad yang menggunakan A12 Bionic seperti iPad Mini 5 masih bisa memperbarui menjadi iPadOS 19.

    Bocoran desain iOS 19

    Mac Rumors yang mengutip kanal Youtube Front Page Tech melaporkan rumor desain iOS 19. Laporan berasal dari video yang berisi render ulang iOS 19 yang diduga rekaman asli dari sumber dalam Apple.

    Kabarnya iOS 19 akan memiliki desain seperti kaca dan memiliki inspirasi dari visionOS. Selain itu akan ada desain transparansi untuk antarmuka seperti tombol, menu, hingga notifikasi.

    Ikon pada iOS 19 dibuat lebih bulat. Menekan lama ikon aplikasi berbentuk lingkaran akan membuatnya menjadi lebih bulat dengan tambahan animasi singkat.

    Selain itu, Apple menyiapkan tab tambahan berbentuk pil pada aplikasi bawaan seperti App Store dan Apple Music. Untuk tab pencarian, pencarian berbentuk memanjang dan tombol melingkar di bagian kiri.

    Sudut yang membulat juga diadopsi pada beberapa hal. Misalnya menu Haptic Touch saat menekan lama ikon aplikasi dan ikon volume serta tampilan kecerahan di Control Center.

    Akan ada efek pencahayaan seperti senter dan kamera di bagian bawah Lock Screen. Efek ini akan muncul saat pengguna menggerakkan perangkat.

    (dem/dem)

  • Kiamat TV, Penggantinya Makin Populer di Amerika

    Kiamat TV, Penggantinya Makin Populer di Amerika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) mulai melihat penurunan masyarakat yang menonton TV. Mereka lebih memilih tayangan berbasis aplikasi atau live streaming dengan menggunakan TV.

    Salah satunya adalah kebanyakan penonton Amerika Serikat (AS) memilih menonton tayangan Youtube. Peringkatnya teratas berdasarkan laporan peringkat distributor media Nielsen.

    Laporan itu berasal periode 27 Januari-23 Februari menyebutkan YouTube ditonton 11,6% dari semua pengguna TV, dikutip dari Hollywood Reporter, Rabu (26/3/2025).

    Capaian tersebut menjadi yang tertinggi untuk YouTube selama 2025. Sementara rekor serupa didapatkan pada Juli 2024 lalu.

    Jumlah tersebut meningkat dari bulan Januari 2025 yakni 10,8%. Bahkan melampaui Disney yang hanya 10%.

    Namun yang paling mengejutkan ternyata kebanyakan penonton Youtube berusia di atas 50%. Jumlahnya mencapai 36% dari semua waktu yang dihabiskan untuk menonton Youtube.

    Kelompok usia lain yang banyak menonton YouTube adalah 18-34 tahun sebesar 28%.

    Selain YouTube dan Disney, banyak penonton AS yang juga menyaksikan tayangan Fox. Jumlah penotnnya mencapai 8,3% pemirsa TV di negara tersebut.

    Capaian Fox itu berkat tayangan olah raga tahunan Super Bowl. Fox juga berhasil mengungguli platform streaming lain seperti Netflix dan Paramount dengan 8,2%.

    (fab/fab)

  • Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Petaka Tarif Trump, 7 Raksasa Teknologi Tumbang Seketika

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif resiprokal baru yang diumumkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berdampak besar pada sektor teknologi. Setidaknya saham tujuh perusahaan anjlok dan menghapus US$2 triliun (Rp 33.700 triliun) dari nilai gabungannya.

    Reuters melaporkan saham Tesla dibuka ambles 7% menjadi US$223 (Rp 3,7 juta). Ini menjadi penurunan paling besar di antara 7 raksasa teknologi yang dijuluki ‘The Magnificent 7’.

    Saham Apple merosot 4,8%. Sementara perusahaan lainnya, Alphabet (induk perusahaan Google), Microsoft, Amazon, Meta (induk Instagram, Facebook, dan WhatsApp) serta Nvidia menurun antara 1,5% hingga 4,8%.

    Hal ini terjadi karena investor khawatir adanya dampak perang tarif global dari kebijakan Trump. Analis Dan Ives mengatakan akan adanya ‘bencana ekonomi tarif’.

    Ives menjelaskan Apple memiliki dampak paling besar dari kebijakan ini. Khususnya karena sebagian besar iPhone dirakit di China.

    Saat masa jabatan pertama Trump, Apple mendapatkan pengecualian kebijakan tarif AS pada China. Namun para analis ragu perusahaan akan mendapatkan hal serupa.

    Dampaknya akan terasa pada harga iPhone. Misalnya akan sulit memproduksi harga awal model Pro dengan nilai US$1.000 untuk memproduksi smartphone di AS.

    “Menurut kamu, konsep iPhone di AS tidak mungkin dilakukan dengan US$1.000. Harga akan naik drastis membuat sulit dipahami,” ucap Ives.

    Dukungan Elon Musk, CEO Tesla, pada Trump dan politik sayap kanan Eropa juga menjadi tantangan sendiri bagi perusahaan mobil listrik. Karena menurut Ives, menimbulkan krisis merek bagi Tesla.

    Kebijakan AS memang langsung memunculkan banyak masalah. Termasuk aksi balas dendam yang dilakukan China setelah dikenakan tarif impor 34%.

    Tak butuh waktu lama, China mengumumkan membebankan tarif serupa untuk barang yan berasal dari AS. Trump kemudian mengancam akan mengenakan tarif tambahan hingga 50% jika Beijing tak mencabut aturannya.

    (fab/fab)