Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Hapus Jejak Digital di Internet Sebelum Telat, Begini Cara Mudahnya

    Hapus Jejak Digital di Internet Sebelum Telat, Begini Cara Mudahnya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hampir setiap orang yang menggunakan internet, meninggalkan jejak digital di dunia maya. Jejak digital biasanya terkait dengan web yang pernah dikunjungi, jejak pencarian di media sosial, hingga informasi yang dikirim saat mendaftar ke situs atau layanan online.

    Ini karena browser dan HP yang kita gunakan merekam aktivitas yang pengguna lakukan di internet. Data aktivitas ini kemudian dikumpulkan untuk berbagai macam peningkatan bagi pengguna.

    Namun, data yang disimpan oleh layanan pencari seperti Google, media sosial seperti Instagram dan TikTok, juga digunakan untuk kepentingan iklan dan pemasaran digital lain.

    Jika tidak nyaman diketahui oleh orang lain, Anda bisa menghapus jejak digital dengan beberapa cara. Cara ini bisa Anda lakukan untuk melindungi privasi dan lebih aman lagi dalam penggunaan internet.

    Berikut cara yang bisa Anda lakukan ntuk menghapus jejak digital di internet.

    1. Memakai Incognito

    Dengan cara ini, aplikasi tidak akan merekam situs yang dituju serta tidak menyimpan keyword yang digunakan pengguna. Namun perlu diingat ini bukan artinya Anda lolos dari pengawasan.

    Misalnya saat masuk ke Facebook, media sosial itu akan merekam aktivitas yang dilakukan. Untuk menutupi ISP, gunakan VPN saat menggunakan internet.

    2. Potensi Data Bocor

    Anda juga harus mengecek apakah menjadi korban dari kebocoran data, mengingat banyak kasus yang menimpa beberapa platform belakangan ini termasuk Yahoo dan Adobe. Caranya dengan menggunakan laman Have I Been Pwned? untuk mengetahui apakah data telah bocor.

    Setelah masuk ke website, isi alamat e-mail yang digunakan. Selanjutnya akan terlihat apakah data yang Anda miliki pernah mengalami kebocoran atau tidak.

    3. Hapus Semua Cookie

    Cara ini membuat tidak ada lagi situs yang bisa melacak Anda. Menghapus cookie dapat dilakukan di seluruh browser seperti Chrome dan Firefox.

    Cookie bisa dihapus satu per satu atau seluruhnya secara sekaligus dengan bantuan pihak ketiga seperti Advanced System Optimizer.

    4. Membatasi Pelacakan

    Beberapa data mungkin dilacak oleh aplikasi. Namun beberapa diantaranya membiarkan pengguna menggunakan mode Incognito jika diminta.

    Sebaiknya periksa lebih dulu pengaturan aplikasi untuk menghentikan pelacakan. Jika tidak menemukan opsi tersebut, hapus seluruh aktivitas secara manual. Proses tersebut bervariasi bergantung pada sistem operasi yang digunakan.

    5. Menghapus Riwayat Pencarian (history)

    Sejumlah aplikasi mengandalkan penyimpanan data pengguna secara lokal maupun cloud, jadi dapat menghubungkan informasi ke perangkat lain. Artinya untuk menghapus log pencarian dari ponsel hapus catatan di berbagai platform.

    Misalnya akun Google menyimpan riwayat pencarian dari ponsel Android Anda. Untuk menghapusnya, akses Google dari web dan buka halaman riwayat aktivitas lalu hapus.

    6. Layanan DeleteMe

    Pengepul data, seperti Spokeo, Whitepages.com dan PeopleFinder, akan mengumpulkan informasi serta menjualnya ke pihak ketiga. Layanan DeleteMe atau DesseatMe bisa membantu untuk membersihkan jejak digital.

    Lihat data yang disimpan Google

    Untuk menghapus jejak digital, pengguna internet sebaiknya juga mengecek data aktivitas mereka yang disimpan oleh Google.

    Dalam aktivitas internet tiap harinya, Google jadi salah satu yang mungkin paling sering digunakan. Namun perlu diketahui raksasa teknologi itu melacak gerak-gerik penggunanya.

    Bahkan pelacakan itu terjadi meski pengguna telah mematikan riwayat lokasi pada platform tersebut.

    Sebagai catatan, data yang tersimpan setelah pelacakan dimatikan tidak akan hilang. Google tidak akan menyimpan informasi di masa depan, namun data yang telah tersimpan sebelumnya tidak akan terhapus.

    Cara menghapus riwayat internet

    Selain memastikan diri Anda tidak terlacak di internet, Anda juga bisa menghapus jejak digital di HP dan ponsel. Caranya adalah dengan rutin menghapus riwayat penelusuran di browser.

    Berikut adalah caranya:

    1. Google Chrome

    Untuk menghapus riwayat di Google Chrome, klik tiga titik untuk masuk ke menu. Berikutnya pilih Settings dan pada sidebar buka menu Privacy & Security.

    Berikutnya pilih Clear browsing data. Kamu harus memilih periode waktu yang ingin dihapus setelah itu klik Clear data.

    Sebagai catatan, jika kamu mengatur browser sinkron dengan komputer lain melalui akun Google maka saat menghapus riwayat pada satu perangkat akan terjadi hal yang sama di perangkat lain.

    2. Mozilla Firefox

    Klik lebih dulu tiga garis horizontal di bagian kanan untuk masuk ke menu. Lalu pilih Settings > Privacy & Security dan scroll ke bawah hingga Cookies & Site Data.

    Kamu bisa menghapus seluruh data dan mengelola data agar memiliki kontrol pada apa yang dihapus. Selain itu centang kotak yang menghapus data browsing setiap menutup Firefox jika tidak ingin melakukan secara manual.

    3. Safari

    Di Safari, buka lebih dulu menu dan klik Clear History. Pilih rentang waktu yang datanya ingin kamu hapus dan klik Clear History.

    Saat menghapus riwayat di Safari, maka tidak bisa mendapatkan pilihan menghapus berbagai jenis data. Jadi cookie dan file cache ikut terhapus juga.

    4. Microsoft Edge

    Pengguna Windows 11 bisa menghapus riwayatnya dengan menekan tanda tiga titik di sebelah kanan. Lanjutkan dengan memilih Settings dari menu yang muncul.

    Pada menu Privacy temukan Clear browsing data dan klik Choose what to clear. Tentukan pilihan dari daftar, termasuk riwayat penjelajahan, data cache. Terakhir klik Clear Now.

    5. Opera

    Langkah pertama klik ikon Settings di bagian kanan bar alamat. Pada menu yang muncul, scroll dan temukan Privacy & Security di samping Browsing data lalu klik Clear.

    Berikutnya kamu bisa memilih jenis data yang ingin dihapus, termasuk menentukan jangka waktu. Setelah semuanya selesai, klik Clear Data.

    Demikian beragam cara untuk menghapus jejak digital di internet supaya data pribadi tetap aman. Semoga bermanfaat!

    (fab/fab)

  • Google Ramal Manusia Makin Santai, Kerja Berkurang 5 Hari

    Google Ramal Manusia Makin Santai, Kerja Berkurang 5 Hari

    Jakarta, CNBC Indonesia – Google menyatakan adopsi teknologi kecerdasan buatan dalam pekerjaan administrasi bisa mengurangi waktu kerja 120 jam dalam setahun.

    Prediksi tersebut berdasarkan proyek percontohan yang digelar Google di Inggris, Wales, dan Irlandia Utara (United Kingdom/UK).

    Google menyatakan perusahaan bisa mendorong adopsi AI hanya dengan memberikan izin bagi karyawan untuk menggunakan AI disertai dengan pelatihan selama beberapa jam.

    Pergeseran ke AI kemudian bakal mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Perhitungan Google, pertumbuhan yang didorong AI bisa menyuntik US$ 533 miliar ke dalam perekonomian Inggris.

    Berdasarkan analisis oleh Public First, dua dari tiga pekerja di UK belum pernah menggunakan AI generatif dalam pekerjaan mereka. Mayoritas dari karyawan yang belum pernah menggunakan gen AI adalah perempuan berusia lebih tua dan berasal dari latar belakang social-ekonomi rendah.

    Presiden Google untuk Eropa, Timur Tengah, dan Afrika, Debbie Weinstein, menyatakan proyek percontohan AI Works digelar Google dengan menggandeng jaringan UKM, serikat pekerja dan pengajar. Secara rata-rata pekerja menghemat waktu dalam pekerjaan administrasi sebanyak 120 jam per tahun.

    Namun, menurutnya, masih ada hambatan utama dalam adopsi AI. Pekerja takut adopsi AI justru membuat mereka kehilangan mata pencarian. Ia mengklaim proyek percontohan justru menggambarkan kekhawatiran tersebut tidak tepat.

    “Mereka ingin punya ‘izin prompt.’ Apakah boleh. Jadi memberikan mereka kepastian sangat penting.” kata Weinstein.

    Dengan disertai pelatihan AI hanya beberapa jam, kepercayaan diri para pegawai tumbuh dan makin banyak menggunakan AI. Para pegawai juga diketahui masih menggunakan AI setelah beberapa bulan.

    Intervensi juga mengurangi ketimpangan adopsi AI antar-pegawai. Sebelum pelatihan, hanya 17 persen perempuan berusia di atas 55 tahun yang menggunakan AI setiap pekan dan hanya 9 persen setiap hari. Setelah pelatihan, jumlah pengguna AI dari kelompok yang sama naik menjadi 56 persen setiap minggu dan 29 persen setiap hari.

    (dem/dem)

  • Bill Gates Bilang Profesi Guru dan Dokter 10 Tahun Lagi Punah

    Bill Gates Bilang Profesi Guru dan Dokter 10 Tahun Lagi Punah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Diskusi soal pekerjaan apa yang akan digantikan Artificial Intelligence (AI) terus terdengar. Pendiri Microsoft, Bill Gates punya pandangan sendiri soal hal tersebut.

    Dalam wawancara The Tonight Show, Gates mengatakan dua keahlian yang mungkin tidak membutuhkan jasa manusia lagi adalah dokter dan guru. Dengan AI. Dua profesi itu menjadi hal umum dan gratis.

    “Namun dengan AI, selama dekade berikutnya, hal itu jadi hal umum dan gratis, saran medis yang hebat, bimbingan belajar yang hebat,” kata Gates dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (23/4/2025).

    Artinya dunia bakal memasuki sebagai kecerdasan gratis. Yakni saat teknologi AI bisa diakses dan menyentuh tiap aspek kehidupan manusia.

    Misalnya saja obat-obatan, diagnosis, pengajaran, hingga asisten virtual yang dilakukan dengan teknologi AI.

    “Ini mendalam dan sedikit menakutkan karena terjadi dengan cepat dan tidak ada batasan,” jelasnya dalam wawancara lain dengan seorang profesor Universitas Harvard, Arthur Brooks.

    Meski begitu, dia meyakini ada beberapa hal yang memang tidak bisa digantikan oleh tenaga mesin. Beberapa aktivitas dan pekerjaan memang hanya bisa dilakukan oleh manusia saja.

    Gates mencontohkan permainan bisbol. Tidak mungkin mesin bermain bisbol dan menggantikan orang.

    “Namun untuk membuat dan memindahkan sesuatu serta menanam makanan, seiring berjalannya waktu akan menjadi masalah yang bisa dipecahkan,” Gates melanjutkan.

    (dem/dem)

  • Pengguna Instagram Kini Tak Bisa Bohong Soal Usia

    Pengguna Instagram Kini Tak Bisa Bohong Soal Usia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Instagram mengeluarkan sistem untuk pengguna tidak bisa lagi membohongi sistem batasan usia. Tidak akan ada lagi pengguna yang bisa mengalahkan sistem atau mengatur akun tidak sesuai dengan usia aslinya.

    Cara ini akan membongkar praktik tersebut. Pengguna tak bisa lagi berpura-pura menjadi akun di atas usia mereka.

    Untuk menjalankan sistem tersebut, Instagram memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI). Jika ada yang ketahuan berbohong soal usianya, maka akan langsung menjadi akun remaja, dikutip dari Zdnet, Jumat (25/4/2025).

    Akun remaja yang baru-baru ini diluncurkan bakal membatasi akun pengguna untuk beberapa hal. Misalnya pesan yang muncul secara default, tidak bisa mendapatkan pesan dari orang asing dan membatasi konten yang bisa dilihatnya.

    Untuk mendeteksi usia, Meta memiliki beberapa contoh kasus. Salah satunya memantau profil dan konten yang berinteraksi dengan akun tersebut.

    Biasanya orang akan berinteraksi dengan konten dan akun dengan usia yang sama. Meta mungkin akan menandai akun yang bukan remaja namun berinteraksi dengan akun-akun dan konten terkait hal tersebut.

    Selain itu, Meta meninjau “sinyal usia yang kuat.” Salah satunya mendeteksi melalui pesan yang dikirimkan kepada pengguna lain.

    Perusahaan tak menutup kemungkinan pihaknya melakukan kesalahan saat mendeteksi. Sebuah akun bisa saja salah ditempatkan dalam kategori remaja.

    Jika itu terjadi, Instagram mengatakan pengguna bisa melakukan verifikasi usia mereka agar bisa mendapatkan hak-haknya dalam akun yang lebih dewasa.

    (dem/dem)

  • Fitur Baru WhatsApp Kirim Foto dan Video yang Tak Bisa Disimpan

    Fitur Baru WhatsApp Kirim Foto dan Video yang Tak Bisa Disimpan

    Jakarta, CNBC Indonesia – WhatsApp kembali menghadirkan fitur baru untuk privasi pengguna.

    Aplikasi pesan milik Meta ini tengah mengembangkan fitur bernama Advanced Chat Privacy, yang memungkinkan pengguna untuk meningkatkan perlindungan terhadap pesan-pesan yang dikirim dan diterima.

    Mengutip laporan WABetaInfo, fitur tersebut saat ini masih dalam versi beta WhatsApp untuk iOS. Dengan Advanced Chat Privacy, pengguna bisa mengaktifkan lapisan tambahan keamanan di dalam percakapan, baik untuk chat individu maupun grup.

    Salah satu perubahan paling signifikan dari fitur ini adalah konten dari chat yang dilindungi tidak bisa diekspor ke luar WhatsApp.

    Selain itu, file media seperti foto dan video tidak akan otomatis tersimpan ke galeri perangkat. Menariknya, Meta AI, teknologi kecerdasan buatan milik Meta, juga sepenuhnya dinonaktifkan dalam chat yang menggunakan mode privasi lanjutan ini.

    Meskipun WhatsApp sudah menyediakan pesan yang menghilang setelah dilihat atau Disappearing Message, opsi baru ini bertujuan untuk memberikan lebih banyak pilihan kepada pengguna tentang bagaimana mereka mengelola pesan-pesan penting dengan topik yang sensitif.

    Advanced Chat Privacy akan menjadi opsi tambahan yang bisa diaktifkan secara manual di setiap chat.

    Ketika fitur ini diaktifkan, orang lain dalam percakapan tersebut akan menerima notifikasi bahwa obrolan tersebut dilindungi dengan pengaturan privasi lebih tinggi.

    (dem/dem)

  • Jangan Bilang ‘Tolong’ dan ‘Terima Kasih’ ke ChatGPT, Ini Alasannya

    Jangan Bilang ‘Tolong’ dan ‘Terima Kasih’ ke ChatGPT, Ini Alasannya

    Jangan Bilang ‘Tolong’ dan ‘Terima Kasih’ ke ChatGPT, Ini Alasannya

    Tech

    2 jam yang lalu

  • Tesla Hancur Lebur, Elon Musk Buka-bukaan Masa Depan Perusahaan

    Tesla Hancur Lebur, Elon Musk Buka-bukaan Masa Depan Perusahaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tesla dihantam cobaan bertubi-tubi, mulai dari gerakan boikot yang meluas, hingga perang dagang yang dipicu kebijakan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS) ke China sebesar 145%.

    Hal ini berdampak pada bisnis Tesla yang banyak mengandalkan komponen dari China. Selain itu, China balas dendam dengan memberlakukan tarif 125% untuk barang-barang impor dari AS. China juga membatasi ekspor mineral dan magnet tanah jarang yang dibutuhkan Tesla dalam memproduksi robot humanoid Optimus.

    CEO Tesla Elon Musk mengakui pembatasan magnet tanah jarang dari China membuat produksi Optimus terhambat. Dalam laporan kinerja di depan investor, Musk mengatakan Tesla sedang dalam upaya berdiskusi untuk mendapat lisensi impor magnet tanah jarang dari China.

    Hantaman bertubi-tubi ke Tesla terbukti membuat bisnis raksasa mobil listrik tersebut anjlok. Sepanjang 2025, saham Tesla tercatat sudah turun 33,89%.

    Tesla juga melaporkan penurunan pemasukan bersih sebesar 71% pada Q1 2025 dibandingkan tahun sebelumnya. Dengan kondisi yang kian terpuruk, bagaimana masa depan Tesla?

    Musk mengatakan masa depan Tesla secara fundamental berbasis pada mobil otomatis dan robot humanoid Optimus berskala besar.

    “Jadi, nilai perusahaan disokong dari mobil dan robot otomatis skala besar dengan biaya rendah. Ini yang akan dilakukan Tesla. Saya percaya Tesla dengan eksekusi yang sangat baik akan menjadi perusahaan paling berharga di dunia sejauh ini,” kata Musk.

    Musk juga menyinggung soal kebijakan tarif yang menggemparkan dunia. Ia mengatakan tarif adalah tantangan baru ketika margin perusahaan masih rendah.

    Namun, Musk mengatakan Tesla memiliki rantai pasokan lokal yang tersebar di AS, Eropa, dan China. Ia mengklaim hal tersebut membuat Tesla berada dalam posisi lebih kuat ketimbang para pesaing.

    “Saya mendapat banyak pertanyaan soal tarif. Saya ingin menekankan bahwa kebijakan tarif adalah keputusan Presiden AS. Saya akan memberikan masukan kepada Presiden AS. Namun, apakah ia mau mendengar atau tidak, tentu menjadi keputusan Presiden AS,” Musk menjelaskan.

    “Saya sudah beberapa kali bilang bahwa tarif lebih rendah secara umum merupakan ide yang baik untuk kesejahteraan bersama. Namun, keputusan ini secara fundamental merupakan hak Presiden AS. Jadi, saya akan berupaya untuk terus mengadvokasi kebijakan tarif rendah. Hanya itu yang bisa saya lakukan,” ia menambahkan.

    (fab/fab)

  • Maling Bobol Rekening Rp 269 Triliun, Begini Modusnya

    Maling Bobol Rekening Rp 269 Triliun, Begini Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kejahatan siber menjadi momok menyeramkan di seluruh dunia. Banyak orang sudah jadi korban penipuan dengan beragam modus.

    FBI melaporkan kejahatan siber global mencatat kerugian sebesar US$16 miliar (Rp269 triliun) sepanjang 2024. Kerugian itu naik sepertiga dibandingkan 2023.

    Kerugian paling besar berasal dari penipuan dengan teknologi minim alias tak terlalu canggih. Misalnya penipu menyamar sebagai investor yang membujuk korban untuk berinvestasi bodong.

    Modus lain, pegawai perusahaan terkecoh dengan email palsu yang meminta mereka menransfer dana dalam jumlah besar ke rekening bank penipu.

    Penipuan berkedok dukungan teknis (technical support scam) dan hubungan romantis (romance scam) juga menyebabkan kerugian hingga ratusan juta dolar AS, menurut laporan FBI, dikutip dari Reuters, Kamis (24/4/2025).

    Angka kerugian yang dilaporkan merupakan hasil penghimpunan Pusat Pelaporan Kejahatan Internet milik FBI. Lembaga tersebut khusus menangani laporan peretasan atau penipuan digital.

    FBI mengatakan lembaga tersebut menerima hampir 860.000 laporan penipuan sepanjang 2024.

    Kerugian dari kejahatan siber sejatinya susah dikalkulasi. Namun, angka yang dibeberkan FBI merupakan salah satu yang paling komprehensif.

    FBI mengakui angka tersebut bisa jadi lebih kecil dari kenyataan di lapangan. Sebagian dikarenakan penipuan bersifat ransomware yang menargetkan perusahaan tak termasuk dalam laporan yang masuk ke FBI.

    Laporan yang masuk ke FBI juga datang dari berbagai belahan dunia, tak cuma di Amerika Serikat (AS). Kendati demikian, FBI mengatakan mayoritas memang merupakan laporan penipuan yang terjadi di AS.

    (fab/fab)

  • iPhone 16 Pro Tak Laku, Ramai-ramai Beralih ke HP Murah

    iPhone 16 Pro Tak Laku, Ramai-ramai Beralih ke HP Murah

    Jakarta, CNBC Indonesia – iPhone 16e yang dijual dengan harga ‘terjangkau’ menjadi juru selamat Apple. Firma riset CIRP melaporkan 7% dari total penjualan iPhone 16 di AS pada kuartal-I (Q1) 2025 berasal dari iPhone 16e.

    Padahal, iPhone 16e baru meluncur pada Februari 2025. Artinya, selama 2 bulan masa penjualan, iPhone 16e terbukti laku keras dan berkontribusi besar terhadap penjualan iPhone 16.

    Di Indonesia, iPhone 16e dibanderol mulai Rp 12,5 juta untuk varian memori paling kecil 128GB. Kisaran harga tersebut lumayan kompetitif, mengingat iPhone memiliki citra HP premium dengan harga selangit.

    Dengan harga relatif terjangkau, iPhone 16e sudah menghadirkan spesifikasi dan fitur tercanggih. Misalnya prosesor A18 terbaru, Apple Intelligence, kamera 48MP dengan zoom digital 10x, hingga FaceID. iPhone 16e juga merupakan iPhone pertama yang disematkan model C1 buatan internal untuk menggenjot efisiensi.

    Dikutip dari CultofMac, Kamis (24/4/2025), penjualan iPhone 16e melampaui iPhone SE yang merupakan seri murah iPhone sebelumnya. Hal ini kemungkinan turut disokong kondisi ekonomi yang tidak menentu dan membuat warga AS lebih memilih membeli produk ‘murah’.

    Data CIRP menunjukkan seri iPhone 16 secara keseluruhan berkontribusi terhadap 74% penjualan total iPhone di AS pada Q1 2025. Kendati demikian, ada konsekuensi yang harus ditanggung.

    iPhone 16 Pro Tak Laku

    Banyaknya peminat iPhone 16e membuat pembeli iPhone 16 Pro menurun. Seri iPhone 16 Pro hanya berkontribusi terhadap 17% dari total penjualan iPhone pada Q1 2025.

    Persentase tersebut jauh lebih rendah ketimbang penjualan iPhone 15 Pro yang menyumbang 22% total penjualan iPhone pada Q1 2024.

    Secara total, seri iPhone 16 Pro dan Pro Max berkontribusi terhadap 38% penjualan iPhone di Q1 2025. Sementara itu, penjualan seri iPhone 15 Pro dan Pro Max berkontribusi lebih besar, yakni 45% terhadap penjualan iPhone di Q1 2024.

    Untuk iPhone 16 reguler, penjualannya berkontribusi terhadap 20% total penjualan iPhone di Q1 2025. Angka itu naik 6% dibandingkan kinerja penjualan iPhone 15 reguler pada Q1 2024.

    (fab/fab)

  • Apple & Meta Kena Denda Eropa Triliunan, Ternyata Ini Kronologinya

    Apple & Meta Kena Denda Eropa Triliunan, Ternyata Ini Kronologinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Uni Eropa melakukan penertiban dominasi raksasa teknologi lewat aturan Digital Markets Act (DMA). Sebuah regulasi baru yang dirancang untuk menciptakan persaingan sehat di pasar digital.

    Digital Markets Act adalah regulasi Uni Eropa yang mulai diimplementasikan secara penuh pada Maret 2024. Tujuan utamanya untuk mengatur perusahaan-perusahaan teknologi besar yang disebut “gatekeepers” agar tidak menyalahgunakan posisi dominannya di pasar digital.

    Sebuah perusahaan dikategorikan sebagai gatekeeper jika memenuhi beberapa kriteria. Pertama, omzet tahunan mereka di Eropa minimal 7,5 miliar euro selama tiga tahun terakhir, atau kapitalisasi pasar lebih dari 75 miliar euro.

    Kedua, memiliki platform inti, seperti mesin pencari, jejaring sosial, layanan perpesanan, atau toko aplikasi dengan lebih dari 45 juta pengguna bulanan aktif dan 10.000 pengguna bisnis tahunan di Uni Eropa.

    Selain itu, perusahaan menempati posisi dominan dan stabil di pasar selama tiga tahun berturut-turut.

    DMA menetapkan sejumlah larangan dan kewajiban bagi gatekeeper, di antaranya, tidak boleh memprioritaskan produk mereka sendiri di platform (self-preferencing). Perusahaan juga wajib mengizinkan interoperabilitas dengan layanan pesaing.

    Selain itu, tidak boleh memaksa pengguna untuk menggunakan layanan tertentu, seperti sistem pembayaran milik sendiri. Dan Harus memungkinkan pengguna untuk menghapus aplikasi bawaan.

    Gatekeeper yang melanggar DMA dapat dikenakan denda hingga 10% dari omzet global tahunan, dan hingga 20% untuk pelanggaran berulang. Dalam kasus yang berat, Uni Eropa bahkan dapat memaksa perusahaan untuk membubarkan bagian bisnis tertentu.

    Pada September 2023, Komisi Eropa untuk pertama kalinya menetapkan enam gatekeeper, termasuk di antaranya Alphabet, Amazon, Apple, ByteDance, Meta, Microsoft, di bawah DMA.

    Apple, TikTok dan Meta Kena Semprit

    Pada September 2024 lalu, Apple mendapat peringatan keras dari regulator antimonopoli Uni Eropa. Peringatan tersebut meminta Apple untuk membuka akses perangkat lunak miliknya ke para pesaing, atau ancaman denda menanti.

    Regulator yang berbasis di Brussels itu akan menentukan bagaimana Apple menyediakan interoperabilitas yang efektif dengan fungsionalitas seperti notifikasi, pemasangan perangkat, dan konektivitas.

    Proses kedua menyangkut bagaimana Apple menangani permintaan interoperabilitas yang diajukan oleh pengembang dan pihak ketiga untuk iOS dan iPadOS. Perusahaan diminta untuk memastikan proses yang transparan, tepat waktu, dan adil.

    Namun, enam bulan kemudian Apple gagal mematuhi permintaan Komisi tersebut.

    Apple didenda oleh Komisi Eropa sebesar 500 juta euro (Rp 9,6 triliun). Para pejabat mengatakan bahwa Apple gagal mematuhi kewajiban “anti-pengaturan” di bawah DMA.

    Apple diharuskan untuk mengizinkan pengembang secara bebas menginformasikan kepada pelanggan tentang penawaran alternatif di luar App Store.

    Raksasa teknologi ini diperintahkan oleh Uni Eropa untuk menghapus pembatasan teknis dan komersial pada pengemudian dan menahan diri untuk tidak melakukan tindakan yang tidak patuh di masa depan.

    Apple mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka berencana untuk mengajukan banding atas denda Uni Eropa sambil melanjutkan diskusi dengan Komisi.

    “Pengumuman hari ini adalah contoh lain dari Komisi Eropa yang secara tidak adil menargetkan Apple dalam serangkaian keputusan yang buruk bagi privasi dan keamanan pengguna kami, buruk bagi produk, dan memaksa kami untuk memberikan teknologi kami secara gratis,” kata Apple dikutip dari CNBC Internasional.

    Sementara itu, Meta didenda 200 juta euro (Rp 3,8 triliun). Komisi Uni Eropa menemukan bahwa Meta secara ilegal mengharuskan pengguna untuk menyetujui pembagian data mereka dengan perusahaan atau membayar layanan bebas iklan.

    Hal ini sebagai tanggapan atas pengenalan Meta atas tingkat langganan berbayar untuk Facebook dan Instagram pada November 2023.

    Joel Kaplan, kepala urusan global Meta, mengatakan bahwa Komisi tersebut berusaha untuk melumpuhkan bisnis asal Amerika. Sementara mengizinkan perusahaan-perusahaan China dan Eropa lain untuk beroperasi dengan standar yang berbeda.

    “Ini bukan hanya tentang denda. Komisi yang memaksa kami untuk mengubah model bisnis kami secara efektif membebankan tarif miliaran dolar kepada Meta sambil mengharuskan kami untuk menawarkan layanan yang lebih rendah,” kata Kaplan.

    “Dan dengan membatasi iklan yang dipersonalisasi secara tidak adil, Komisi Eropa juga merugikan bisnis dan ekonomi Eropa,” imbuhnya.

    Di satu sisi, ByteDance, pemilik TikTok, kalah dalam gugatan di pengadilan Uni Eropa pada Juli 2024. Gugatan itu terkait digolongkannya TikTok sebagai gatekeeper dalam aturan terkait pasar digital di wilayah tersebut.

    Dari UU Pasar Digital Uni Eropa, gatekeeper adalah platform yang punya posisi sangat dominan. Menurut para hakim, Bytedance telah memenuhi ambang batas terkait aturan tersebut. Mulai dari nilai pasar global, jumlah pengguna TikTok di Eropa, dan ambang batas periode penguasaan pasar.

    Bytedance menyatakan kecewa dengan keputusan tersebut. Namun tetap berjanji akan mengambil langkah mematuhi kewajiban relevan dari aturan tersebut.

    “Sekarang kami akan melakukan evaluasi langkah selanjutnya, kami mengambil langkah mematuhi kewajiban relevan aturan sebelum tenggat Maret,” jelas perusahaan.

    Bytedance mengatakan hasil pengadilan bisa melemahkan tujuan UU Pasar Digital. Yakni akan melindungi lebih dulu perusahaan dominan dari pesaing baru seperti TikTok yang tidak punya posisi kuat, dikutip dari Reuters.

    Raksasa teknologi itu masih memiliki kesempatan untuk mengajukan banding ke pengadilan tertinggi di Eropa.

    (pgr/pgr)