Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila-gilaan

    Petaka Tarif Trump Menggila, Harga Barang Ecommerce Naik Gila-gilaan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebijakan tarif Presiden Trump mengguncang dunia e-commerce. Akibat kenaikan bea masuk produk asal China hingga 145%, harga barang-barang di platform seperti Amazon melonjak tajam. Ini jelas menjadi pukulan bagi para pedagang dan konsumen.

    Aaron Cordovez, pendiri Zulay Kitchen yang berbasis di Florida, mengatakan perusahaannya kini memindahkan produksi dari China ke India, Meksiko, dan negara lainnya. Meski begitu, proses ini diperkirakan membutuhkan waktu satu hingga dua tahun.

    “Kami berusaha membuat stok kami bertahan selama mungkin,” ujar Cordovez kepada CNBC Internasional, dikutip Senin (28/4/2025).

    Sementara itu, Zulay terpaksa menaikkan harga produk yang dijual seperti milk frother dan kitchen strainer. Salah satu saringan dapur yang sebelumnya dijual US$9,99 (Rp168 ribuan) kini dibanderol US$12,99 (Rp219 ribuan).

    SmartScout, perusahaan software e-commerce, mencatat ada 930 produk di Amazon yang mengalami kenaikan harga sejak 9 April, dengan rata-rata kenaikan 29%. Kategori yang terdampak mulai dari pakaian, perhiasan, perlengkapan rumah tangga, alat tulis kantor, elektronik, hingga mainan anak.

    Amazon sendiri membantah lonjakan harga ini meluas dan dialami semua penjual. Mereka menyebut kenaikan harga hanya mencakup sebagian kecil dari total barang di Amazon, kurang dari 1% barang yang mengalami kenaikan harga.

    Namun di lapangan, tekanan terhadap pedagang sangat nyata. Marketplace pihak ketiga Amazon, kini menghadapi dilema besar, yakni menaikkan harga atau menanggung sendiri lonjakan biaya. Bagi banyak penjual yang mengandalkan margin tipis, ini adalah ancaman eksistensial.

    CEO Amazon Andy Jassy mengatakan pihaknya akan berusaha semaksimal mungkin untuk menekan harga bagi konsumen. Namun ia juga mengakui, sebagian penjual pihak ketiga perlu membebankan biaya tambahan itu kepada konsumen.

    Sejumlah nama besar seperti Anker, brand elektronik asal China, tercatat menaikkan harga sekitar 20% dari total produknya di AS. Misalnya, harga power bank Anker naik dari US$110 (Rp1,8 jutaan) menjadi US$135 (Rp2,2 jutaan).

    Di sisi lain, perusahaan seperti Desert Cactus di Illinois juga mulai mengalihkan produksi ke Meksiko, India, dan Vietnam untuk mengurangi ketergantungan pada China.

    (fab/fab)

  • Telkom Gelar Aksi Jalan Santai Sambil Pilah Sampah Plastik di Medan

    Telkom Gelar Aksi Jalan Santai Sambil Pilah Sampah Plastik di Medan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 250 karyawan TelkomGroup yang berlokasi kerja di Kota Medan berpartisipasi aktif pada gelaran GoZero% Active Challenge & Clean-Up Walk, yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan GoZero% Goes to Medan. Para peserta mengikuti kegiatan jalan santai sambil mengumpulkan dan memilah sampah plastik yang dimulai dari kantor Telkom Regional 1 dan mengitari kawasan Car Free Day Lapangan Merdeka Medan.

    Pada kesempatan ini, hadir Plt. Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sumatera Utara Porman Juanda Marpomari Mahulae. Dia menyampaikan apresiasinya terhadap penyelenggaraan rangkaian kegiatan GoZero% Goes to Medan. Dia menilai kegiatan ini sebagai inisiatif positif yang diharapkan dapat terus berlanjut dan menjadi pemicu bagi lebih banyak pihak untuk bersama-sama berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan.

    GoZero% Active Challenge & Clean-Up Walk merupakan salah satu bentuk konkret Telkom dalam menginternalisasi semangat keberlanjutan ke seluruh aspek kegiatan perusahaan. Selain mendorong gaya hidup sehat melalui aktivitas jalan santai, kegiatan ini juga mengajak para peserta untuk turut serta membersihkan lingkungan dari sampah plastik.

    Plastik-plastik yang terkumpul nantinya akan dikelola dan didaur ulang oleh Recyclo, komunitas lokal penggiat pengelolaan sampah plastik menjadi produk yang bernilai ekonomis. Bersama dengan kegiatan tersebut juga dilaksanakan simbolisasi penyerahan bantuan kepada panti asuhan Zending yang dilakukan oleh EVP Telkom Regional 1 Dwi Pratomo Juniarto.

    “Partisipasi aktif karyawan dalam kegiatan ini mencerminkan bagaimana nilai-nilai keberlanjutan telah menjadi bagian dari budaya kerja Telkom. Kami percaya, perubahan besar untuk lingkungan dimulai dari kesadaran individu, dan melalui program ini kami ingin menginspirasi seluruh masyarakat untuk terus berkontribusi dalam menjaga bumi,” ungkap EVP Telkom Regional 1 Dwi Pratomo Juniarto dikutip dari keterangan tertulis, Senin (28/4/2025).

    Sementara itu, VP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto Ciptaning Andri menyampaikan bahwa semangat kolaborasi yang tercermin dalam kegiatan ini menunjukkan keberlanjutan bukan hanya menjadi tanggung jawab satu pihak, melainkan membutuhkan sinergi berbagai elemen, baik internal perusahaan maupun masyarakat.

    “Melalui kegiatan GoZero% Active Challenge & Clean-Up Walk, kami ingin mendorong terciptanya budaya sadar lingkungan yang dimulai dari langkah-langkah sederhana, seperti memilah sampah dan berjalan kaki untuk menjaga kebersihan sekaligus menyehatkan,” ujar Gunawan.

    Dia menegaskan dengan semangat kolaboratif dan keterlibatan aktif dari berbagai pihak, GoZero% Active Challenge & Clean-Up Walk menjadi simbol semangat baru dalam mewujudkan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan lestari.

    “Telkom berkomitmen untuk terus memperluas jangkauan program-program ESG yang inklusif dan berdampak nyata bagi masyarakat,” pungkas dia.

    (rah/rah)

  • Viral Pabrik China Ungkap Harga Asli Tas Hermes, Cek Fakta Sebenarnya

    Viral Pabrik China Ungkap Harga Asli Tas Hermes, Cek Fakta Sebenarnya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China memunculkan fenomena baru di media sosial. Pabrik China yang terdampak tarif resiprokal AS ke barang impor China sebesar 145% ramai-ramai mempromosikan langsung produk jualan yang menyasar konsumen AS.

    Mereka menjual barang-barang ‘made in China’ melalui TikTok dan media sosial lainnya. Salah satu video viral di TikTok menunjukkan seorang pria yang memegang tas mirip Hermes Birkin.

    Ia mengklaim harga produksi tas mewah tersebut kurang dari US$1.400 (Rp23 jutaan). Namun, Hermes menjualnya seharga US$38.000 (Rp640 jutaan).

    Video itu sudah dihapus dari TikTok, tetapi banyak yang mengunggahnya kembali. Pria tersebut mengklaim pabrik di China menggunakan kulit dan hardware serupa Hermes Birkin. Bedanya, tak ada logo Hermes yang terpasang. Tas itu ditawarkan seharga US$1.000 (Rp16 jutaan).

    Menanggapi hal ini, juru bicara Hermes buka suara dan menegaskan tas-tas mereka diproduksi 100% di Prancis dan menolak berkomentar lebih lanjut.

    Juru bicara Birkenstock juga menanggapi video-video yang menunjukkan produk tiruan perusahaannya. Birkenstock mengatakan produknya dirancang dan diproduksi di Uni Eropa. Perusahaan telah menghubungi TikTok dan video tersebut dihapus pada 15 April 2025.

    Lululemon yang juga menjadi target video viral TikTok dari manufaktur China turut angkat bicara. Manufaktur China mengklaim menjual legging serupa Lululemon dengan harga US$5 (Rp84.000-an).

    Lululemon telah menghubungi TikTok untuk menghapus konten tersebut. Lululemon juga menegaskan pihaknya tidak bekerja dengan pabrik-pabrik yang mengunggah video viral di TikTok. Perusahaan mewanti-wanti agar konsumen tak terkecoh dengan produk dan informasi palsu.

    Barang China Diserbu Warga AS

    Meski banyak video viral di TikTok dari penjual China yang sudah dihapus, tetapi fenomena ini menunjukkan minat besar warga AS untuk membeli produk-produk murah di China. Warga AS juga menunjukkan solidaritas terhadap pedagang di China dan protes terhadap tarif resiprokal Trump. 

    Influencer AS turut mempromosikan video-video dari pedagang China. Hal ini mendorong jumlah download aplikasi e-commerce China seperti DHGate dan Taobao di AS.

    Alhasil, DHGate langsung masuk jejeran ‘Top 10’ aplikasi paling banyak di-download di toko aplikasi Apple dan Google pada pekan kedua April 2025.

    Video-video dari para pedagang China mendulang popularitas di TikTok dan Instagram. Mereka menghimpun jutaan view dan ribuan like. Unggahan-unggahan itu berhasil mendorong simpati warga AS terhadap China di tengah perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump.

    Diketahui, Trump memberlakukan tarif resiprokal sebesar 145% untuk barang-barang impor dari China yang masuk ke AS. China balas dendam dengan menetapkan tarif 125% untuk barang-barang impor AS yang dijual ke negaranya.

    “Trump menginjak-injak negara yang salah. China menang dalam perang ini,” kata salah satu netizen AS, dikutip dari The Economic Times, Jumat (25/4/2025).

    Video Pedagang China Viral di TikTok

    Media sosial menjadi jalur komunikasi langsung antara pemilik pabrik dan pedagang China dengan konsumen AS. Warga AS ramai menunjukkan protes terhadap keputusan pemerintahan Trump, sama seperti aksi penolakan saat TikTok hendak diblokir di AS.

    “Fenomena ini mengaktivasi pandangan politik warga AS, sama seperti yang terjadi saat TikTok hendak diblokir. Saat ini konteksnya adalah tarif dan hubungan kedua negara secara umum,” kata Matt Pearl, direktur yang fokus pada isu teknologi di Center for Strategic and International Studies.

    “Hal ini menunjukkan kemampuan komunikasi antara pedagang China dan konsumen AS, sekaligus memperlihatkan ketergantungan AS dengan barang-barang asal China,” kata dia.

    Jumlah video yang mendorong warga AS membeli langsung produk dari pabrik China meningkat 250% sepanjang pekan hingga 13 April 2025, menurut analis Graphika, Margot Hardy.

    Di TikTok, tagar #ChineseFactory (pabrik China) menghimpun 29.500 unggahan per 23 April 2025. Di Instagram, jumlahnya mencapai 27.300.

    Pakar Ritel Buka Suara

    Pakar ritel dan vendor di China mengatakan tidak mungkin video viral yang mengklaim sebagai produsen merek seperti Lululemon dan Hermes, menjual produk asli dari merek tersebut.

    Pasalnya, pabrik-pabrik merek mewah tersebut biasanya telah menandatangani perjanjian kerahasiaan yang ketat dan tidak mungkin menghancurkan hubungan jangka panjang mereka dengan merek-merek besar sebagai imbalan atas penjualan langsung beberapa barang, kata Sucharita Kodali, analis ritel di Forrester.

    Kodali berasumsi viralnya video-video dari produsen China di media sosial sepertinya diizinkan oleh pemerintah China.

    “Kepentingan Lululemon atau Chanel saat ini di China mungkin berada di urutan ke-100 dalam daftar hal-hal yang menjadi perhatian menteri perdagangan dan pejabat China di sana,” kata Kodali.

    Para produsen mungkin juga sedang terburu-buru untuk menutup penjualan sebelum tarif baru pada tanggal 2 Mei 2025 mendatang.

    Warga AS Jadi Mitra Afiliasi Ecommerce China

    Elizabeth Henzie, 23, dari Mooresville, North Carolina, mengatakan bahwa ia merasa biaya produksi dan harga eceran yang dijelaskan dalam video tersebut sangat mengejutkan.

    Ia membuat sheet khusus berisi pabrik-pabrik yang mengklaim menjual tiruan sneaker, tas mewah, dan lainnya, dan menautkannya di profil TikTok miliknya. Postingan tersebut telah menarik lebih dari 1 juta penayangan.

    Henzie kini bekerja sebagai mitra afiliasi untuk DHGate. Ia akan menerima produk gratis dari perusahaan tersebut untuk video ulasan dan komisi jika orang melakukan pembelian melalui tautannya. Ia yakin orang-orang di China pada dasarnya berusaha membantu warga AS.

    “Melihat banyak negara yang bersatu untuk mencoba membantu konsumen AS telah menggenjot moral saya,” kata Henzie.

    “Meski kondisi di AS saat ini buruk, menurut saya hal ini mendorong warga untuk lebih solid,” ia menjelaskan.

    TikTok yang dimiliki ByteDance asal China mengatakan telah menghapus beberapa video viral yang mempromosikan barang-barang mewah asal China. Menurut platform, beberapa video tersebut menyalahi kebijakan perusahaan dengan mempromosikan produk palsu.

    Namun, banyak yang mengunggah ulang video-video tersebut. Bahkan banyak video lawas tentang manufaktur China yang tersebar di linimasa media sosial di tengah isu tarif yang kontroversial.

    TikTok menolak berkomentar lebih lanjut. Instagram yang dimiliki Meta juga menolak berkomentar terkait video viral dari China.

    Pedagang China Empot-empotan

    Para pedagang China mengatakan mereka mengunggah video-video tersebut saat penjualan anjlok. Yu Qiule, 36, pemilik pabrik di Shandong yang memproduksi peralatan fitness, mengatakan ia mulai mengunggah video di TikTok sejak pertengahan Maret 2025.

    Tujuannya adalah mencari konsumen lebih banyak setelah isu tarif menyebabkan gelombang pembatalan pesanan ke pabriknya.

    Louis Lv, general manager untuk ekspor di Hongye Jewelry Factory di Yiwu, Zhejiang, mengatakan perusahaannya mulai mengunggah di TikTok sejak akhir 2024. Kala itu, penjualan domestik mulai menunjukkan penurunan.

    Namun, video-videonya mulai banyak ditonton sejak pemerintahan Trump mengumumkan kebijakan tarif ke produk-produk impor China.

    “Filosofi pebisnis China adalah kami akan pergi ke manapun bisnis berada,” kata dia.

    (fab/fab)

  • Kejayaan Nvidia Runtuh Gara-gara Trump, Huawei Langsung Gaspol

    Kejayaan Nvidia Runtuh Gara-gara Trump, Huawei Langsung Gaspol

    Jakarta, CNCB Indonesia – Nvidia sempat jadi sorotan industri teknologi gara-gara kinerja moncer menyusul perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Nvidia sempat menggeser posisi Apple sebagai perusahaan paling bernilai di dunia.

    Kinerja perusahaan juga beberapa kali memecahkan rekor dengan pertumbuhan yang naik berkali-kali lipat. Namun, kejayaan Nvidia ternyata tidak berumur panjang.

    Perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang ditandai tarif resiprokal dan kebijakan pemblokiran berdampak besar terhadap bisnis Nvidia. Sepanjang 2025, saham Nvidia sudah anjlok 19,74%.

    Saat ini, kapitalisasi pasar Nvidia terpantau US$2.708 triliun, menurut laman Companies Market Cap. Angka tersebut di bawah Apple (US$3.143 triliun) dan Microsoft (US$2.912 triliun).

    Nasib Nvidia terancam lantaran pemerintahan Trump melakukan pembatasan ekspor chip terbaru dari AS ke China. Kali ini, chip H20 Nvidia yang dirancang khusus untuk pasar China juga terancam diblokir.

    Padahal, China merupakan pasar penting bagi bisnis Nvidia. Potensi Nvidia keluar dari pasar China mendatangkan peluang bagi Huawei yang berambisi untuk menjadi raja chip AI.

    Huawei bersiap menguji prosesor AI terbaru dan paling canggih untuk menggantikan Nvidia, menurut laporan The Wall Street Journal, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).

    Huawei dikatakan telah mendekati beberapa perusahaan teknologi China untuk menguji kelayakan teknis chip baru tersebut, yang disebut Ascend 910D, kata laporan itu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Perusahaan China berharap hasil pengujian chip AI Ascend terbaru bisa lebih canggih ketimbang chip H100 Nvidia yang dilarang masuk China. Sampel gelombang pertama prosesor tersebut dijadwalkan akan diterima sekitar Mei 2025 mendatang.

    Reuters melaporkan pada awal pekan ini bahwa Huawei berencana mengapalkan secara massal chip AI Ascend 910C ke konsumen China paling cepat bulan depan.

    Huawei dan perusahaan teknologi China sudah kesusahan selama bertahun-tahun untuk membangun chip canggih seperti Nvidia untuk berkompetisi dengan produk-produk perusahaan asal AS dalam pelatihan model AI.

    Pelatihan model AI sangat krusial untuk memroses data dan mengembangkan algoritma yang membantu mereka belajar dan membuat keputusan yang akurat.

    Washintong sudah lama memblokir chip-chip AI tercanggih Nvidia ke China. Pemerintah AS khawatir chip-chip tersebut digunakan untuk mengembangkan kekuatan militer China.

    Chip H100 Nvidia sudah diblokir untuk dijual di China pada 2022 silam, bahkan sebelum chip tersebut resmi diluncurkan.

    Nvidia menolak berkomentar dan Huawei tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

    (fab/fab)

  • China Kabur, Saham Raksasa AS Mendadak Terbang

    China Kabur, Saham Raksasa AS Mendadak Terbang

    Jakarta,CNBC Indonesia – Data industri pada awal April 2025 menunjukkan dua raksasa e-commerce China, Temu dan Shein, mencabut iklan digital dari Google. Padahal, Temu dan Shein disebut sebagai pengiklan terbesar untuk mesin pencari Google Search di Amerika Serikat (AS).

    Hal ini memicu kekhawatiran investor bahwa bisnis iklan Google akan anjlok karena ketegangan perang dagang antara AS dan China yang berdampak ke pasar iklan digital.

    Kendati begitu, secara mengejutkan Alphabet yang merupakan induk Google melaporkan kinerja moncer pada kuartal-I (Q1) 2025. Saham Alphabet langsung lompat 3% pada Jumat (25/4), pasca laporan kinerja yang solid.

    Google mampu membuktikan ke investor bahwa investasi teknologi kecerdasan buatan (AI) mampu menggenjot bisnis iklan perusahaan. Hal ini membuat investor bernapas lega di tengah kompetisi AI yang sengit dan tekanan perang dagang yang dilancarkan Presiden AS Donald Trump melalui tarif tambahan dan tarif resiprokal ke China.

    Pendapatan bisnis iklan Google tumbuh lebih baik dari ekspektasi pasar sebesar 8,5% di kuartal-I (Q1) 2025. 

    Sementara itu, laporan tentang Amazon dan Microsoft yang mengurangi beberapa proyek data center telah memicu kekhawatiran bahwa Big Tech mungkin terlalu agresif dalam pengeluaran terkait AI.

    Meningkatnya ketidakpastian ekonomi kini dapat memaksa perusahaan untuk memikirkan kembali rencana mereka di masa depan.

    “Dengan sentimen negatif dan pemeriksaan data, kesulitan regulasi, kekhawatiran persaingan, dan ketakutan terkait kondisi makro, Alphabet melaporkan pertumbuhan kuat di seluruh segmen utama,” tulis analis Deutsche Bank Benjamin Black, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).

    Google mencatat bahwa perubahan kebijakan perdagangan pemerintahan Trump baru-baru ini akan menyebabkan “sedikit hambatan” bagi bisnis iklannya tahun ini.

    Kendati demikian, untuk Q1 2025, kinerja moncer Google membantu mengangkat saham media sosial lebih tinggi pada Jumat (25/4). Saham Meta (Instagram, Facebook, WhatsApp) naik 1,5% dan saham platform berbagi gambar Pinterest naik hampir 2%. Saham Snap (Snapchat) juga naik lebih dari 3%.

    Rasio harga terhadap laba Alphabet selama 12 bulan ke depan berada di angka 17,33, tertinggal dari Microsoft sebesar 26,56 dan Meta sebesar 20,49.

    Sepanjang tahun ini, sahamnya Alphabet masih turun sekitar 16%. Sementara Microsoft dan Meta masing-masing telah kehilangan sekitar 8% dan 9%.

    “Mungkin kinerja Google adalah apa yang dibutuhkan pasar ini, yakni dosis kinerja fundamental yang kuat,” kata analis Bernstein Mark Shmulik.

    (fab/fab)

  • Antrean Mengular di Toko Game, Tarif Trump Bikin Panik

    Antrean Mengular di Toko Game, Tarif Trump Bikin Panik

    Jakarta, CNBC Indonesia – Antrean panjang mengular di luar Makuhari Messe Convention Center, Tokyo, pada Sabtu (26/4). Antrean tersebut terjadi saat para penggemar Nintendo berkesempatan untuk mencoba perangkat game terbaru, Switch 2, menjelang perilisannya.

    Namun, di balik antrean tersebut, kekhawatiran muncul terkait kemungkinan lonjakan harga akibat tarif impor yang dikenakan oleh pemerintahan Presiden Donald Trump.

    Sejak masa pemerintahan Trump, tarif impor telah meningkat tajam, mencakup produk-produk elektronik dari berbagai negara mitra dagang, termasuk China.

    Hidenori Tanaka, seorang karyawan perusahaan real estate berusia 55 tahun yang hadir di acara tersebut, mengungkapkan kegelisahannya.

    “Sejak Trump menjadi presiden, tarif impor naik, dan saya khawatir harga konsol game akan ikut melonjak, bukan hanya untuk perangkat utama, tapi juga untuk aksesorisnya,” katanya, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).

    Tarif yang diberlakukan sejak beberapa tahun lalu menyebabkan kekhawatiran di kalangan konsumen global, terutama di sektor teknologi yang sangat bergantung pada rantai pasokan internasional.

    Meski harga yang lebih tinggi menjadi potensi tantangan, ada indikasi permintaan yang sangat tinggi untuk Switch 2, penerus dari Nintendo Switch yang telah terjual lebih dari 150 juta unit sejak 2017.

    Perusahaan asal Kyoto tersebut mengungkapkan bahwa mereka telah menerima 2,2 juta aplikasi melalui undian untuk mendapatkan Switch 2 di Jepang, meskipun tidak dapat memenuhi semua permintaan tersebut.

    “Jujur, saya tidak berpikir akan mendapatkan kesempatan. Semua orang di media sosial mengatakan mereka gagal, jadi saya pikir saya juga akan gagal,” kata Hyuma Hashiguchi, seorang yang beruntung memenangkan undian dan menjadi salah satu yang pertama membeli Switch 2.

    Nintendo juga mengadakan acara serupa di berbagai kota besar dunia, seperti New York, Berlin, dan Hong Kong, memperlihatkan antusiasme yang tinggi dari para penggemar game di seluruh dunia.

    Switch 2 akan dibanderol dengan harga 49.980 yen (sekitar Rp 5,8 juta) untuk versi bahasa Jepang.

    Di Amerika Serikat, meskipun ada kekhawatiran mengenai tarif, Nintendo akhirnya memutuskan untuk mempertahankan harga awal pada US$449,99.

    (fab/fab)

  • Nasib Raja Chip AS di Ujung Tanduk, Ini Buktinya

    Nasib Raja Chip AS di Ujung Tanduk, Ini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib Intel kini benar-benar di ujung tanduk. Harga sahamnya anjlok lebih dari 8% pada Jumat (25/4/2025) usai perusahaan mengeluarkan proyeksi pendapatan dan laba yang jauh di bawah ekspektasi.

    Strategi baru dari CEO Lip-Bu Tan pun belum cukup menenangkan pasar.

    Bertahun-tahun keputusan bisnis yang keliru membuat raja chip AS tertinggal di industri kecerdasan buatan (AI) yang kini tengah naik daun. Di saat bersamaan, tensi perang dagang Amerika Serikat dan China semakin menebar ketidakpastian, menekan permintaan prosesor PC buatan Intel.

    Dalam presentasinya, Tan berjanji akan mengembalikan budaya inovasi Intel dengan fokus pada kekuatan utama di bidang teknik. Ia juga berencana memangkas birokrasi internal dan melakukan efisiensi tenaga kerja.

    Namun, analis Evercore ISI mengingatkan, mengubah arah perusahaan sebesar Intel seperti “membelokkan kapal perang” karena sulit dilakukan secara cepat.

    Tak hanya itu, analis J.P. Morgan menyoroti minimnya rincian dari Tan terkait strategi penguatan bisnis manufaktur chip dan upaya menarik lebih banyak pelanggan ke divisi foundry Intel.

    Padahal, Tan tetap berfokus pada bisnis kontrak manufaktur dan bahkan baru-baru ini bertemu dengan CEO TSMC untuk menjajaki potensi kolaborasi.

    Intel sempat mendapat angin segar berkat aksi para pelanggan yang menimbun chip, di tengah kekhawatiran lonjakan tarif akibat konflik dagang AS-China.

    Ben Barringer, analis global teknologi di Quilter Cheviot, mengatakan bahwa Intel bisa sedikit diuntungkan jika China memberikan pengecualian tertentu terhadap impor AS, mengingat besarnya eksposur Intel di pasar Asia.

    Strategi AI Dipertanyakan

    Di sisi lain, pernyataan Tan soal memperkuat produk-produk Intel untuk mengimbangi tren AI justru memicu lebih banyak pertanyaan. Banyak pihak bertanya-tanya bagaimana Intel akan mengejar ketertinggalan dari Nvidia yang kini mendominasi pasar AI.

    “Intel harus bergerak cepat. Mereka punya banyak investasi yang harus dikejar di bidang AI,” kata Ruben Roy analis di Stifel, dikutip dari Reuters, Senin (28/4/2025).

    Intel lebih banyak bergantung pada akuisisi startup untuk mengembangkan sayap di ranah AI. Sayangnya, selain Mobileye, akuisisi lainnya belum memberikan dampak signifikan.

    “Seharusnya Intel punya solusi internal sejak awal. Tapi mereka melewatkan peluang dan malah coba mengejar lewat akuisisi,” kritik Anshel Sag, analis di Moor Insights & Strategy.

    Salah satu kesalahan terbesar Intel adalah gagal memanfaatkan ledakan permintaan chip AI. Kesempatan ini dibiarkan hingga Nvidia bisa melesat kencang tanpa pesaing. Kini, Intel menghadapi tantangan berat karena tidak memiliki kekayaan intelektual GPU sekuat Nvidia.

    (fab/fab)

  • Jualan HP Makin Susah, Nasib Pedagang HP Miris di 2025

    Jualan HP Makin Susah, Nasib Pedagang HP Miris di 2025

    Jakarta, CNBC Indonesia – Belum sepenuhnya pulih dari guncangan era pandemi Covid-19, pasar HP global dikabarkan akan kembali berdarah-darah sepanjang 2025. 

    Firma riset Counterpoint meramalkan penurunan daya beli HP sepanjang 2025 dipicu ketidakpastian ekonomi dan perang dagang yang sengit antara Amerika Serikat (AS) dan China. 

    “Kami terus menganalisa perubahan kebijakan dan saat ini kami memprediksi pasar smartphone akan menurun sepanjang 2025, meski Q1 menunjukkan pertumbuhan,” kata Senior Research Analyst Counterpoint Ankit Malhotra, dikutip dari laman resmi Counterpoint

    Khusus untuk kuartal-I (Q1) 2025, memang terjadi pertumbuhan pengapalan HP global sebesar 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menurut laporan Counterpoint.

    Pertumbuhan positif single-digit ini didorong oleh pertumbuhan signifikan di China berkat subsidi yang digelontorkan Presiden Xi Jinping. Selain itu, beberapa pasar juga menunjukkan tren pemulihan, seperti Amerika Latin, Asia Pasifik, Timur Tengah, dan Afrika.

    Namun, beberapa negara berkembang mulai menunjukkan penurunan kinerja penjualan. Counterpoint memprediksi pertumbuhan positif hanya akan terjadi di Q1, sementara kuartal-kuartal berikutnya dan secara kumulatif pasar HP akan lesu di 2025.

    iPhone Raja HP Terbaru di 2025

    Apple berhasil menempati urutan pertama sebagai raja HP global, meski mengalami tantangan besar di China sebagai pasar HP terbesar di dunia. Counterpoint mengatakan pertumbuhan Apple dipicu peluncuran ponsel murah iPhone 16e di awal tahun, serta ekspansi di pasar-pasar non-inti.

    Penjualan iPhone di negara-negara kunci Apple seperti AS, Eropa, dan China menunjukkan stagnansi atau penurunan. Akan tetapi, Apple mencatat pertumbuhan double-digit di Jepang, India, Timur Tengah, Afrika, dan Asia Tenggara. Alhasil, Apple berhasil tumbuh 4% YoY secara global dengan meraup pangsa pasar 19%.

    Sementara itu, Samsung tergeser dari posisi pertama pada Q1 2024 menjadi urutan ke-2 di Q1 2025 dengan pangsa pasar 18%. Hal tersebut menunjukkan penurunan 5% YoY.

    Penjualan HP Samsung memang lesu di awal tahun karena keterlambatan peluncuran seri Galaxy S25. Kendati demikian, Samsung menunjukkan pertumbuhan double-digit pada Maret 2025 karena peluncuran seri Galaxy S25 dan seri mid-range Galaxy A. Penjualan varian Ultra yang paling premium di Galaxy S25 juga menunjukkan peningkatan.

    Di posisi ke-3 dan ke-4 masing-masing diduduki Xiaomi dan Vivo yang secara berurutan meraup pangsa pasar 14% dan 8%. Xiaomi mencatat pertumbuhan 5% YoY dan Vivo 6% YoY.

    Penguatan kinerja Xiaomi merupakan hasil kerja keras pabrikan China itu untuk mengekspansi produknya di beberapa pasar baru. Selain itu, Xiaomi mencatat pertumbuhan signifikan di pasar domestik dengan peralihan ke segmen premium.

    Terakhir, di posisi ke-5 ada Oppo dengan pangsa pasar serupa dengan Vivo yakni 8%. Kendati demikian, kinerjanya menurun tipis 1% YoY. Kinerja Oppo menunjukkan pertumbuhan di India, Amerika Latin, dan Eropa.

    Di luar jejeran ‘Top 5’, Honor, Huawei, dan Motorola merupakan beberapa merek yang tumbuh pesat dan menciptakan kompetisi yang kian sengit di pasar global.

    Huawei merupakan vendor terbesar di China pada Q1 2025. Sementara Honor dan Motorola menunjukkan pertumbuhan tinggi di beberapa negara.

    Setelah penurunan pasar smartphone di 2023, saat ini industri kembali menunjukkan pertumbuhan yang konstan. Kendati demikian, ketidakpastian ekonomi yang disebabkan perang tarif Trump dapat memicu masyarakat menunda pembelian ponsel sepanjang 2025.

    Perkembangan teknologi baru seperti GenAI dan HP lipat diprediksi akan terus berlanjut. Namun, vendor harus hati-hati mengawasi permintaan pasar di masa depan.

    Meski secara jangka panjang pasar smartphone masih cenderung stabil, Counterpoint meramalkan sepanjang 2025 pasar smartphone akan kembali mencatat penurunan YoY. 

    Aturan Baru Buat Pedagang HP

    Selain perang dagang dan ketidakpastian ekonomi yang diprediksi berdampak ke penjualan HP, para vendor juga menghadapi tantangan baru dari Uni Eropa.

    Uni Eropa memperinci aturan label baru untuk HP dan tablet yang dijual di kawasannya. Label tersebut menunjukkan tingkat efisiensi energi, ketahanan baterai, dan kemampuan perbaikan perangkat.

    HP dan tablet juga diwajibkan memenuhi kriteria desain ramah lingkungan sebagai syarat menjual produk di Uni Eropa. Komponen HP dan tablet harus tersedia dengan mudah jika konsumen butuh memperbaiki perangkat mereka.

    Aturan label ini mulai berlaku pada 20 Juni 2025. Sebelumnya, label serupa sudah berlaku untuk perangkat rumah tangga (home appliances) dan televisi.

    Label akan menunjukkan tingkat efisiensi energi dari level A hingga G. Untuk perlindungan perangkat, label juga menunjukkan tingkat IP untuk ketahanan air dan debu, goresan, hingga perlindungan saat HP dan tablet terjatuh atau dibanting.

    Lebih detail, baterai HP diharuskan untuk mencapai level setidaknya 80% dari kapasitasnya setelah 800 siklus pengisian daya. Selain itu, komponen HP harus tersedia dalam waktu 5-10 hari kerja saat dibutuhkan.

    Pabrikan HP juga diminta menyediakan pembaruan sistem operasi dalam waktu 6 bulan, terhitung sejak sumber kode software tersedia.

    Produk yang dicakup dalam syarat label ini termasuk HP dan tablet dengan layar hingga 17,4-inci, serta telepon rumah nirkabel dan feature phonr.

    Ponsel dengan layar yang dapat digulung dikecualikan dari syarat ini. Pasalnya, perangkat tersebut belum dijual, tetapi mulai dikembangkan oleh beberapa produsen.

    Sementara itu, tablet berbasis sistem operasi Windows akan masuk dalam skema berbeda yang sama dengan komputer.

    Melihat prediksi Counterpoint dan tantangan aturan baru Uni Eropa, vendor HP sepertinya harus memutar otak untuk memikirkan strategi terbaik dalam menjalankan bisnis sepanjang 2025 ini. Kita tunggu saja!

    (fab/fab)

  • Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan

    Google Jual Teknologi Masa Depan ke Israel, Karyawan Bersatu Melawan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Karyawan Google DeepMind, divisi Google yang fokus dalam teknologi kecerdasan buatan, bertekad melawan rencana raksasa teknologi tersebut untuk menjual AI ke Israel.

    Financial Times melaporkan bahwa karyawan DeepMind berencana membentuk serikat pekerja untuk bersatu menentang rencana Google menjual teknologi AI ke grup bisnis pertahanan yang punya kaitan erat dengan pemerintah Israel.

    Sekitar 300 pegawai DeepMind disebut telah bergabung dengan Serikat Pekerja Komunikasi (Communication Workers Union/CWU) dalam beberapa pekan terakhir.

    Sebelumnya, berbagai media melaporkan banyak karyawan Google tidak suka dengan hubungan bisnis Google dengan militer Israel. Google dikabarkan menjual layanan cloud dan teknologi AI mereka ke Kementerian Pertahanan Israel.

    Sebelumnya, karyawan Google juga telah melakukan protes terbuka atas kontrak layanan cloud Google dengan pemerintah Israel. Sebanyak 28 karyawan Google yang terkait dengan protes terbuka tersebut dipecat dengan alasan 

    CEO Google Sundar Pichai mengatakan pemecatan dilakukan karena Google berdiri sebagai bisnis. Sehingga, tak diizinkan kegiatan yang memicu ‘onar’ dan mengganggu kenyamanan lingkungan kerja.

    Namun, aksi pemecatan tak berhenti sampai di situ. Jane Chung yang merupakan juru bicara grup aktivis ‘No Tech for Apartheid’ mengatakan ada gelombang pemecatan baru terkait insiden demo.

    Secara total, lebih dari 50 karyawan Google yang dipecat usai menyatakan sikap untuk membela Palestina.

    “Pemecatan terbaru termasuk ke karyawan yang tak berpartisipasi [dalam demo],” kata Chung kepada Washington Post, dikutip dari Forbes, Rabu (24/4/2024).

    “Pemecatan ini menunjukkan Google berupaya untuk menekan perbedaan dan membungkam para pekerja dengan menunjukkan kekuasaan mereka,” ia menambahkan.

    Juru bicara Google mengonfirmasi ke Forbes bahwa pihaknya melakukan pemecatan ke lebih banyak pekerja usai melakukan investigasi terkait demo yang berlangsung.

    “Setiap orang yang diberhentikan secara personal terlibat dalam aktivitas yang disruptif di dalam kantor kami,” kata dia.

    “Investigasi kami terkait peristiwa ini kini sudah rampung,” ia menjelaskan.

    Diketahui, kelompok karyawan Google melakukan aksi demo selama 8 jam di kantor Google di Sunnyvale dan New York City. Demo tersebut untuk menggugat keputusan Google bermitra dengan pemerintah Israel. Dikhawatirkan, militer Israel memanfaatkan teknologi Google untuk melancarkan serangannya ke Gaza.

    (dem/dem)

  • Punya 40 Juta User Lebih, Transaksi BRImo Tembus Rp1.599 T

    Punya 40 Juta User Lebih, Transaksi BRImo Tembus Rp1.599 T

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI kian memperkuat komitmennya dalam mendukung kemudahan akses layanan keuangan melalui inovasi digital. Dalam hal ini, BRImo mencatatkan pertumbuhan signifikan dalam jumlah pengguna maupun volume transaksi.

    Adapun hingga akhir Triwulan I-2025, BRImo mencatatkan kinerja impresif dengan jumlah pengguna mencapai 40,28 juta user atau tumbuh 26,26% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).

    Sementara itu, sepanjang Januari-Maret 2025, BRImo mencatatkan volume transaksi sebesar Rp1.599 triliun atau meningkat 27,79% yoy. Volume transaksi tersebut berasal dari 1,2 miliar transaksi finansial atau tumbuh 26,06% yoy.

    Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap Super App BRImo sebagai solusi layanan keuangan digital yang lengkap dan mudah.

    “Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa BRImo tidak hanya menjadi alat transaksi, tetapi juga bagian dari gaya hidup masyarakat dalam mengelola keuangan. Melalui BRImo, BRI berupaya memberikan kemudahan akses ke berbagai layanan keuangan untuk masyarakat Indonesia,” jelas Hendy dikutip Senin (28/4/2025).

    Dia menjelaskan dengan lebih dari 100 fitur unggulan, BRImo dinilai mampu menjawab berbagai kebutuhan nasabah dari beragam segmen. Mulai dari layanan transaksi perbankan dasar, pembayaran tagihan, pembelian tiket, hingga fitur investasi dan lifestyle seperti voucher gim serta layanan streaming.

    Di samping itu, BRImo mendukung transaksi lintas batas, yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi internasional secara praktis dan efisien.

    Dalam hal keamanan, BRI terus memperbarui teknologi serta meningkatkan kesadaran nasabah dan karyawan terhadap keamanan siber.

    “Kami aktif melakukan edukasi serta menjalin kolaborasi dengan komunitas dan lembaga terkait keamanan digital untuk memastikan perlindungan maksimal bagi pengguna BRImo,” tambah Hendy.

    Selain mencatatkan pertumbuhan pengguna dan transaksi, BRImo juga memperoleh pengakuan sebagai super app terbaik di Indonesia. Dengan rating 4,7 di Google Play Store dan App Store, BRImo terus membuktikan diri sebagai aplikasi yang menggabungkan inovasi, kenyamanan, dan keandalan.

    “Ke depan, BRI berkomitmen untuk terus mengembangkan BRImo melalui penambahan fitur-fitur baru guna memberikan layanan perbankan digital terbaik yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” pungkas dia.

    (dpu/dpu)