Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Elon Musk Mundur, Badai PHK Makin Menggila

    Elon Musk Mundur, Badai PHK Makin Menggila

    Jakarta, CNBC Indonesia – Elon Musk resmi mundur dari perannya sebagai tulang punggung di Lembaga Efisiensi Pemerintah (DOGE) sejak awal Mei 2025. Musk akan lebih fokus mengurus perusahaannya, Tesla, yang hancur lebur digerus persaingan dan aksi boikot.

    Ke depan, Musk hanya akan memberi masukan di DOGE dan porsi waktunya di lembaga bentukan Presiden Donald Trump itu dikurangi secara signifikan.

    Kendati demikian, aksi pemangkasan karyawan atau PHK di lembaga pemerintah ternyata tetap berlanjut meski peran Musk sudah berkurang di DOGE.

    Lembaga Sumber Daya Masyarakat Federal melanjutkan gerakan Musk untuk melakukan PHK besar-besaran. Mereka bersiap meluncurkan software baru yang dinilai akan mempercepat PHK di kalangan pegawai pemerintah, menurut sumber dalam Reuters.

    Sejauh ini, sejak Musk memimpin DOGE, sebanyak 260.000 pegawai pemerintah sudah kehilangan pekerjaan mereka, baik melalui skema pensiun dini maupun PHK.

    Prosesnya juga banyak mengalami masalah. Banyak pegawai yang sudah dipecat akhirnya harus direkrut kembali karena PHK dilakukan secara sembrono.

    Terkait software canggih untuk mempercepat PHK, pengembangannya dilakukan oleh tim developer di Kantor Manajemen Personil AS (OPM), di bawah perintah langsung dari Musk ketika masih aktif di DOGE, dikutip dari Reuters, Jumat (9/5/2025).

    Software tersebut merupakan versi berbasis web yang lebih user-friendly untuk menargetkan pegawai kena PHK dengan lebih cepat. Prosesnya lebih efisien ketimbang menggunakan tenaga manusia secara manual untuk melakukan penargetan, menurut 4 sumber Reuters.

    Proses pengembangan software tersebut dilakukan selama beberapa bulan terakhir. Program software ini akan diluncurkan ke berbagai lembaga pemerintah oleh OPM, hanya beberapa saat setelah Musk menyatakan mundur dari DOGE.

    Sebelumnya, software yang digunakan untuk penargetakn PHK dinamai ‘AutoRIF’ yang merupakan singkatan dari ‘Auto Reduction in Force’ (Pengurangan Tenaga Kerja Otomatis). Versi terbarunya yang lebih canggih dinamai ‘Workforce Reshaping Tool’ (Alat Pembentukan Kembali Tenaga Kerja).

    Dengan rampungnya tool versi baru tersebut, OPM akan memimpin demonstrasi, pengujian, dan menambahkan pengguna baru dalam beberapa pekan ke depan, menurut keterangan sumber dalam.

    DOGE, OPM, Gedung Putih, Pentagon, dan Musk tidak langsung merespons permintaan komentar lebih lanjut. Majalah Wired adalah media pertama yang melaporkan terkait upaya yang diperbarui ini.

    Reuters kemudian memberitakan penyelesaian upaya pembaruan, kapabilitas program baru, dan rencana peluncuran software untuk PHK massal di lingkungan pemerintah AS.

    (fab/fab)

  • NASA Tak Sengaja Bunuh Alien Mars, Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan

    NASA Tak Sengaja Bunuh Alien Mars, Ilmuwan Ungkap Fakta Mengejutkan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Teori mengejutkan datang dari seorang ilmuwan Jerman yang menyebut NASA secara tidak sengaja membunuh kehidupan alien di Mars.

    Peristiwa ini muncul terkait eksperimen yang dilakukan NASA pada tahun 1970-an. Dirk Schulze-Makuch, ahli astrobiologi dari Technische Universität Berlin, memiliki pandangan unik mengenai kemungkinan adanya makhluk hidup di Mars.

    Schulze-Makuch menduga bahwa misi Viking 1 tanpa sengaja membunuh alien Mars melalui eksperimen mereka pada tahun 1976.

    Kala itu, NASA melakukan eksperimen dengan mencampurkan air, nutrien, dan sampel tanah Mars dengan asumsi bahwa kehidupan di Mars membutuhkan air, sebagaimana makhluk hidup di Bumi.

    Namun, menurut Schulze-Makuch, eksperimen tersebut justru mematikan kehidupan Mars karena organisme di sana kemungkinan bergantung pada garam untuk bertahan hidup, mirip mikroba ekstrem di Padang Pasir Atacama, Cile.

    “Di lingkungan super-kering, makhluk hidup bisa memperoleh air dari garam yang menyerap kelembaban atmosfer. Seharusnya, garam menjadi fokus utama dalam pencarian kehidupan Mars,” kata dia dalam laporan Space.com yang dikutip Futurism, Jumat (9/5/2025).

    Ia menyebut misi Viking kemungkinan besar membunuh mikroba Mars karena memberikan terlalu banyak air.

    Jika teori ini benar, Schulze-Makuch menyarankan pendekatan eksplorasi baru: bukan lagi “mengikuti air,” tetapi “mengikuti garam” sebagai petunjuk utama keberadaan mikroba.

    Sebagai contoh, ia menyebut badai hujan di Atacama mampu membunuh hingga 80% bakteri lokal karena kelebihan air.

    “Hampir 50 tahun setelah eksperimen Viking, sudah waktunya mengevaluasi kembali pendekatan kita dalam mencari kehidupan di Mars,” tulisnya dalam komentar ilmiah.

    (fab/fab)

  • HP Punah 10 Tahun Lagi, Bos Apple Ungkap Pengganti iPhone

    HP Punah 10 Tahun Lagi, Bos Apple Ungkap Pengganti iPhone

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu petinggi Apple memberikan pernyataan mengejutkan soal masa depan iPhone. Eddy Cue, Senior Vice President of Services Apple, mengatakan bahwa iPhone bisa jadi tak lagi relevan dalam 10 tahun ke depan, dan teknologi kecerdasan buatan (AI) jadi alasan utamanya.

    Pernyataan itu disampaikan Cue dalam persidangan antitrust terkait Google Search di Amerika Serikat. Ia menjelaskan bahwa AI berpotensi mengubah peta industri teknologi secara besar-besaran dan membuka peluang bagi pendatang baru untuk bersaing.

    “Kami bukan perusahaan minyak atau pasta gigi, itu produk yang akan bertahan selamanya. Anda mungkin tidak butuh iPhone lagi 10 tahun dari sekarang,” kata Cue dikutip dari The Verge, Juma (9/5/2025).

    Ia bahkan membandingkan situasi ini dengan keputusan Apple di masa lalu untuk “membunuh” iPod, meskipun saat itu merupakan produk andalan.

    “Langkah terbaik Apple adalah menghentikan iPod. Mengapa membunuh angsa emas? Karena ada perubahan yang lebih besar di depan,” ujarnya.

    Pernyataan ini terasa janggal jika melihat bahwa lebih dari separuh pendapatan Apple berasal dari penjualan iPhone. Namun menurut Cue, AI adalah “pergeseran teknologi besar” yang dapat menggoyahkan dominasi perusahaan-perusahaan besar.

    Ia menyebut banyak raksasa teknologi yang dulu berjaya di Silicon Valley seperti HP, Sun Microsystems, dan Intel, kini sudah tak lagi mendominasi atau bahkan menghilang.

    Beberapa perusahaan teknologi telah mencoba menggantikan smartphone dengan perangkat berbasis AI, seperti kacamata pintar Ray-Ban Meta. Meski belum berhasil secara luas, tren ke arah tersebut terus berlanjut. Apple sendiri dikabarkan tengah mengembangkan perangkat alternatif yang mengandalkan AI, termasuk smartwatch, AirPods generasi baru, dan kacamata pintar.

    Jika ramalan Cue benar, masa depan Apple tidak lagi berada di tangan iPhone, melainkan pada perangkat-perangkat berbasis AI yang sepenuhnya mengubah cara manusia berinteraksi dengan teknologi.

    (dem/dem)

  • Perang AS-China Meledak, Proyek Bom Atom Dihidupkan Kembali

    Perang AS-China Meledak, Proyek Bom Atom Dihidupkan Kembali

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) dan China sedang dalam ‘perang’ untuk mendominasi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Kedua negara terus-terusan melancarkan aksi pemblokiran teknologi demi menjegal perkembangan AI satu sama lain.

    Dalam beberapa tahun terakhir, sejak era pemerintahan Joe Biden hingga digantikan Donald Trump, AS berkali-kali mengeluarkan kebijakan pembatasan ekspor chip buatan AS ke China.

    Tak tinggal diam, China balas dendam memblokir ekspor mineral penting seperti galium dan germanium ke AS. Keduanya merupakan komponen penting untuk mengembangkan semikonduktor dalam chip berkecepatan tinggi.

    Sebagai informasi, chip merupakan tulang punggung dalam pengembangan AI. Fungsinya untuk menganalisa data besar (big data) dan melatih AI agar bisa menjalankan perintah secara akurat dan cepat.

    Upaya AS memblokir chip ke China dinilai sebagai cara ampuh untuk membunuh pengembangan AI di China. Pasalnya, AS khawatir China akan mengembangkan AI untuk memperkuat militernya.

    Kendati demikian, China tak habis akal. Presiden Xi Jinping dalam beberapa tahun terakhir sudah menyerukan gerakan untuk mendorong kemandirian lokal dan melepas ketergantungan negaranya ke AS.

    Tak tanggung-tanggung, pemerintahan Xi Jinping meluncurkan program pendanaan yang dibekingi negara bertajuk ‘Big Fund’ untuk menggenjot industri semikonduktor. Fase pendanaan terakhir diluncurkan pada Juli 2024 lalu senilai US$47,5 miliar.

    Perlu diketahui, ketegangan geopolitik antara China dan AS memiliki sejarah panjang, sejak dimulainya Perang Dingin (Cold War) antara Blok Barat penganut kapitalis dan Blok Timur penganut komunis.

    Efek dari Perang Dingin untuk menguasai pengaruh global masih terasa hingga sekarang, dan makin jelas terlihat dalam pertarungan AI antara AS dan China. AI digadang-gadang sebagai teknologi baru yang mengubah cara hidup manusia.

    Potensi ekonomi global dari AI diprediksi mencapai US$19,9 triliun pada 2030, menurut firma riset IDC. Goldmand Sachs memprediksi PDB global akan meningkat sebesar US$7 triliun dalam 10 tahun ke depan.

    Singkatnya, negara yang mampu memenangkan pertarungan AI bisa dibilang merupakan penguasa dunia di masa mendatang.

    Bangkitnya Proyek Manhattan ala Perang Dunia-II

    Pada akhir 2024, US-China Economic and Security Review Commission (USCC) merekomendasikan inisiatif untuk mendanai pengembangan AI dengan kecerdasan setara atau melebihi manusia atau diistilahkan Artificial General Intelligence (AGI).

    USCC merupakan komisi legilatif AS yang fokus memantau, menyelidiki, dan melaporkan ke Kongres AS terkait implikasi keamanan nasional dari relasi ekonomi dan perdagangan antara AS dan China.

    Pendanaan yang diajukan USCC memiliki konsep serupa ‘Proyek Manhattan’ di era Perang Dunia-II. Proyek rahasia itu mengolaborasikan pemerintah AS dan sektor swasta untuk mendanai penelitian dan produksi bom atom pertama.

    Komisioner USCC, Jacob Helberg, mengatakan sejarah membuktikan bahwa negara pertama yang berhasil memanfaatkan periode pertama perubahan teknologi yang cepat akan memimpin pergeseran kekuatan global.

    “China menggenjot implementasi AGI. Sangat penting untuk kita menghadapinya secara serius,” kata Helberg, dikutip dari Reuters.

    Dalam dokumen yang diajukan USCC, ditekankan bahwa pemerintah AS harus terlibat langsung dalam pendanaan untuk memimpin pengembangan AGI. Selain itu, pengembangan AGI juga harus menjadi prioritas nasional di bawah arahan Kementerian Pertahanan.

    “[Kongres AS] mengarahkan Kementerian Pertahanan AS untuk menyediakan Sistem Alokasi dan Prioritas Pertahanan ‘DX Rating’ dalam hal-hal terkait ekosistem AI untuk memastikan proyek ini menjadi prioritas nasional,” tertera dalam rekomendasi USCC ke Kongres AS.

    DX Rating merujuk pada prioritas nasional tertinggi. Perintah DX Rating umumnya krusial untuk pertahanan nasional, seperti peralatan militer dan infrastruktur kritis.

    Berdasarkan dokumen rekomendasi tersebut, USCC mengindikasikan peran krusial AGI dalam sistem pertahanan dan keamanan AS melawan China. Bisa dibilang AGI menjadi ‘bom atom’ baru di era kecerdasan buatan untuk memenangkan pengaruh global.

    Proyek Besar Trump Bernilai US$500 Miliar

    Rekomendasi USCC sepertinya ditanggapi serius oleh Trump. Beberapa saat usai dilantik, Trump bergegas mengumumkan investasi senilai US$500 miliar untuk pembangunan infrastruktur AI dalam melawan China.

    Investasi tersebut, antara lain, didukung oleh pencipta ChatGPT yaitu OpenAI, SoftBank, dan Oracle. Ketiga perusahaan membentuk perusahaan patungan yang diberi nama Stargate dengan tujuan membangun kompleks data center dan menciptakan lebih dari 100.000 lapangan kerja.

    Stargate berkomitmen mengucurkan modal US$100 miliar dalam waktu dekat. Sisanya akan dikucurkan secara bertahap dalam 4 tahun ke depan.

    CEO SoftBank Masayoshi Son, CEO OpenAI Sam Altman, dan pendiri Oracle Larry Ellison berada di sisi Trump saat pengumuman rencana investasi besar-besaran tersebut.

    Proyek pertama Stargate telah dimulai di Texas. Ellison menyatakan secara total ada 20 data center yang akan dibangun dengan luas masing-masing 4,6 hektare. Tiap data center, antara lain, bisa memanfaatkan AI untuk analisis rekam kesehatan dan membantu dokter dalam perawatan pasien.

    Pujian juga muncul dari mulut Altman. “AGI bisa dibangun di sini, kami tak akan bisa melakukannya tanpa Anda Pak Presiden,” kata Altman dalam acara pengumuman tersebut.

    Proyek Stargate sebetulnya sudah diberitakan sebelumnya oleh The Information. Pada Maret 2024, The Information mengabarkan bahwa OpenAI dan Microsoft menjajaki rencana proyek data center US$100 miliar termasuk superkomputer AI bernama Stargate yang akan diluncurkan pada 2028 mendatang.

    Pengumuman dari Trump merupakan bentuk dukungan pemerintah terhadap inisiatif yang dibangun oleh sektor swasta. Hal ini sesuai dengan rujukan USCC untuk memperkuat kolaborasi pemerintah-swasta dalam mendominasi pengembangan AGI melawan China.

    Kemunculan DeepSeek Bikin AS Terguncang

    Tak lama setelah USCC mengeluarkan rekomendasi pengembangan AGI ala Proyek Manhattan, China mengguncang dunia melalui peluncuran model AI R1 DeepSeek pada Januari 2025.

    R1 DeepSeek dirilis sebagai sumber terbuka (open source). Jadi, siapa saja bisa mengunduhnya secara gratis dan menjalankannya di perangkat masing-masing atau untuk melakukan pengembangan sistem lebih lanjut.

    DeepSeek dinilai sebagai sistem AI pertama China yang mampu menyamai akurasi dan kecepatan AI dari AS, namun dengan biaya operasional jauh lebih murah.

    Perusahaan China itu mengaku modal mengembangkan R1 ‘hanya’ senilai US$5,5 juta. Angka itu jauh lebih efisien ketimbang investasi miliaran dolar AS yang digelontorkan raksasa AS untuk mengembangkan sistem AI.

    Hal ini membuat Silicon Valley terguncang. Investor mempertanyakan pengeluaran besar-besaran raksasa AS ketika startup China mampu meluncurkan AI canggih berbiaya rendah.

    Bursa saham AS, Wall Street, langsung ambruk dan kehilangan ratusan miliar dolar AS ketika DeepSeek diluncurkan. DeepSeek juga berhasil mengalahkan ChatGPT dalam review aplikasi gratis terbaik di App Store Apple AS, pada 28 Januari 2025. Dalam waktu singkat, kekayaan 500 orang terkaya dunia rontok sebesar US$108 miliar.

    Hal ini menjadi pukulan telak bagi AS. Lagi-lagi, China mampu membuktikan kekuatannya di tengah gempuran blokir bertubi-tubi dari AS.

    Bumerang Blokir Chip AS ke China

    Kemunculan DeepSeek membuat AS makin murka. Pemerintahan Trump menuduh China berhasil menyelundukan chip-chip Nvidia yang dilarang, sehingga berhasil mengembangkan DeepSeek.

    Hingga kini, penyelidikan terhadap dugaan penyelundupan chip Nvidia ke China masih berlangsung. Di saat bersamaan, Trump makin ganas dan membabi buta memblokir chip ke China.

    Terbaru, Trump mengumumkan pemblokiran chip H20 Nvidia ke China. Padahal, chip yang tak terlalu canggih itu khusus dirancang Nvidia untuk China agar tidak melanggar aturan pemerintah sebelumnya.

    Hal ini bisa menjadi bumerang bagi AS. Nvidia sudah berkali-kali menyuarakan bahaya jika pemerintah AS memblokir total akses chip ke China. Nvidia menilai pemblokiran total hanya akan menumbuhkan kemandirian China dan merugikan raksasa AS.

    China merupakan negara pasar utama bagi Nvidia yang berkontribusi terhadap 22% pendapatannya sebelum kebijakan kontrol ekspor pertama ditetapkan Joe Biden pada 2022. Kontribusi pendapatan dari China pelan-pelan berkurang menjadi 13%.

    CEO Nvidia Jensen Huang mengatakan pasar AI China memiliki potensi senilai US$50 miliar dalam waktu 2-3 tahun ke depan. Jika perusahaan AS tak mengambil peluang, kerugiannya akan sangat besar.

    Kekhawatiran Nvidia bukan tanpa alasan. The Wall Street Journal melaporkan Huawei bersiap menguji chip AI terbaru dan palingg canggih untuk menggantikan Nvidia.

    Huawei dikatakan telah mendekati beberapa perusahaan teknologi China untuk menguji kelayakan teknis chip baru tersebut, yang disebut Ascend 910D, kata laporan itu, mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

    Sumber Dolar Baru Asia Tenggara

    Di tengah perang yang memanas antara dua kekuatan ekonomi terbesar, negara-negara lain juga turut ambil bagian dalam pengembangan AI. Misalnya Uni Emirat Arab (UEA), Inggris, Jerman, Jepang, Korea Selatan, hingga Indonesia, yang mulai gencar berinvestasi dalam infrastruktur, riset, dan talenta AI.

    Selain chip yang menjadi tulang punggung AI, pusat data (data center) merupakan infrastruktur penting untuk menyimpan dan memroses data yang dijalankan oleh chip. Tak heran, raksasa teknologi berbondong-bondong membangun data center baru.

    Data center untuk menampung chip AI berteknologi canggih membutuhkan lahan luas dan pasokan listrik yang besar. Kawasan Asia Tenggara belakangan dilirik untuk menempatkan data center karena memenuhi dua kriteria tersebut.

    Dalam 3 tahun terakhir, Johor di Malaysia telah menarik sekitar 50 proyek data center, termasuk dari ByteDance dan Microsoft. Menurut firma riset DC Byte, kapasitas total data center di Johor, termasuk yang sedang dibangun dan direncanakan, telah bertumbuh 100 kali lipat dalam 5 tahun terakhir.

    Malaysia menjadi salah satu wilayah yang paling ramai dilirik asing untuk investasi data center karena memiliki kemudahan regulasi. Namun, Singapura sudah lebih dulu menjadi tempat andalan asing menyimpan data center dengan lebih dari 70 proyek.

    Thailand, Vietnam, dan Indonesia juga mulai ramai disorot asing untuk membangun data center, meski belum sebanyak Malaysia dan Singapura.

    Pengembangan AI yang cepat dan dinamis mendatangkan banyak peluang baru. Para pakar menyebut era AI sudah menjadi hal mutlak, sehingga manusia mau tak mau harus beradaptasi menghadapi perubahan zaman.

    Selain itu, setiap negara juga perlu membentuk regulasi konkrit dalam memitigasi risiko negatif dari pengembangan AI. Utamanya dari segi etika, keamanan, hingga ancaman hilangnya pekerjaan manusia.

    (fab/fab)

  • Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Lama Terpuruk

    Bangkitnya Raja Ecommerce China Setelah Lama Terpuruk

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa e-commerce China, Alibaba, sempat berdarah-darah dihantam persaingan sengit dengan pemain e-commerce baru seperti PDD Holdings.

    Selain itu, ketegangan antara pendiri Alibaba Jack Ma dan pemerintah China juga membuat perusahaan hilang arah dalam beberapa waktu. Bahkan, sempat terjadi restrukturisasi besar-besaran dan berakibat pada hengkangnya para petinggi Alibaba.

    Namun, Alibaba pelan-pelan mulai bangkit, seiring dengan membaiknya hubungan pemerintahan Xi Jinping dengan Jack Ma. Mantan orang terkaya nomor 1 di China tersebut juga beberapa kali sudah terlihat di China, setelah lama melalang buana.

    Alibaba juga mulai kencang menggarap sistem kecerdasan buatan (AI), bahkan berkolaborasi dengan Apple untuk membawa Apple Intelligence ke iPhone yang dijual di China.

    Terbaru, Alibaba mengumumkan kemitraan dengan platform konten populer RedNote yang merupakan pesaing Instagram dan TikTok. Kemitraan itu memungkinkan pengguna RedNote mengklik langsung tautan produk untuk berbelanja di Taobao, platform milik Alibaba.

    Dengan kolaborasi Alibaba dan RedNote (Xiaohongshu di China), pengalaman belanja pengguna akan lebih mudah dengan integrasi aplikasi-ke-aplikasi yang lebih seamless.

    “Menggabungkan keahlian e-commerce Taobao dan Tmall dengan kekuatan konten gaya hidup Xiaohongshu akan membantu masing-masing perusahaan menjangkau konsumen secara lebih efektif,” kata Liu Bo, VP Alibaba Group dan Presiden Tmall, dikutip dari Reuters, Kamis (8/5/2025).

    Keputusan kerjasama strategis antara Alibaba dan RedNote terjadi saat raksasa e-commerce China sedang berebut pangsa pasar di tengah melemahnya daya beli konsumen karena ketidakpastian ekonomi.

    Perang ritel kini pelan-pelan mengarah ke ruang ‘ritel instan’ seperti pengiriman makanan, serta pengiriman barang dalam waktu singkat. Alibaba mengekspansi layanan pengiriman singkat di bawah satu jam untuk barang elektronik dan baju di platformnya.

    Selama ini, pasar ritel instan di China dikuasai oleh raksasa pengiriman makanan Meituan. Layanan Ele.me milik Alibaba berada di urutan kedua.

    Pada Februari lalu, raksasa e-commerce China lainnya, JD.com, mulai membawa layanan pengiriman makanan di platformnya dengan nama ‘JD Takeaway’.

    JD.com mengatakan pada April lalu bahwa perusahaan akan menggelontorkan lebih dari 10 miliar yuan dalam tahun ini untuk mengembangkan ritel instan. Pada pekan ini, Alibaba mengatakan telah menyelesaikan 10 juta pemesanan ritel instan dalam 5 hari.

    Fungsi aplikasi-ke-aplikasi antara Taobao dan RedNote merupakan bagian untuk menggenjot pertumbuhan ritel instan. Programnya fokus pada barang konsumen dan produk kesehatan yang bergerak cepat.

    (fab/fab)

  • Misteri Bumi Hitam Terungkap, Ahli Happy Temukan Cara Selamat Kiamat

    Misteri Bumi Hitam Terungkap, Ahli Happy Temukan Cara Selamat Kiamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Di hutan hujan Amazon, ada banyak petak tanah berwarna hitam yang subur dan tersebar di beberapa lokasi. Sejak zaman purba, “bumi hitam” tersebut menopang kehidupan penduduk asli Amazon.

    Setelah puluhan tahun menjadi misteri, rahasia di balik bumi hitam di hutan Amazon kini mulai terungkap. Rahasia tersebut bisa menjadi inspirasi bagi manusia modern untuk beradaptasi dan selamat dari dampak “kiamat” perubahan iklim akibat pemanasan global.

    Penelitian terbaru menyatakan bumi hitam di hutan Amazon sengaja “diciptakan” oleh manusia pada zaman purba. Hebatnya, penduduk asli Amazon sampai saat ini masih menggunakan cara serupa untuk menjaga tanah mereka tetap “hitam.”

    Taylor Perron, penulis penelitian soal bumi hitam di Amazon, menyatakan tanah di Amazon sebetulnya sangat buruk untuk lahan pertanian karena tidak mengandung nutrisi.

    Di sisi lain, tanah berwarna hitam yang ada di beberapa lokasi di Amazon penuh dengan kandungan karbon, fosfor, dan potasium. 

    Penelitian Perron dan rekan mencoba mencari solusi dari perdebatan panjang para ahli Amazon, yaitu apakah tanah hitam tersebut adalah produksi manusia atau fenomena alami?

    Para peneliti mendatangi langsung wilayah Kuikuro di Amazon untuk mengamati langsung lahan berwarna hitam yang ada di situs purbakala dan perkampungan modern.

    Di perkampungan modern, peneliti mencatat cara penduduk setempat menumpuk limbah organik dari aktivitas pemancingan dan kebun singkong di satu lokasi penimbunan.

    Setelah beberapa tahun, limbah tersebut mulai terurai dan membentuk tanah berwarna hitam. Tanah ini kemudian digunakan untuk menanam tumbuhan pangan yang biasanya sulit tumbuh di Amazon.

    “Aktivitas ini untuk memodifikasi tanah dan meningkatkan kandungannya, seperti menyebar abu ke tanah, atau menebar arang di sekitar pohon,” kata Morgan Schmidt, anggota tim penelitian lainnya, seperti dikutip dari IFL Science.

    Penduduk desa menyebut tradisi “membuat” tanah hitam ini sebagai “eegepe.”

    Peneliti kemudian membandingkan tanah hitam di perkampungan modern dengan sampel yang diambil dari situs arkeologi purba, termasuk desa purbakala yang diketahui sebagai asal nenek moyang penduduk Kuikuro. Sampel tanah tertua diperkirakan berusia 5.000 tahun.

    Hasilnya pembandingan menunjukkan bahwa pola persebaran tanah hitam di perkampungan modern dan dari zaman purbakala, serupa. Mayoritas tanah hitam ditemukan di tengah perkampungan kemudian menyebar ke pinggiran daerah pemukiman seperti jari-jari di roda.

    Komposisi kedua tanah hitam juga sama persis yaitu kandungan fosfor, potasium, kalsium, magnesium, magan, dan zinc yang sepuluh kali lebih tinggi dari tanah di sekitarnya.

    Berdasarkan observasi, peneliti menyimpulkan bahwa penduduk setempat sengaja menciptakan tanah hitam selama ribuan tahun. Di perkampungan purba Seku, peneliti memperkirakan 4.500 ton karbon terperangkap di tanah hitam selama ratusan tahun.

    “Penduduk purba Amazon menyimpan banyak sekali karbon di tanah, masih banyak yang tersisa sampai saat ini. Ini tujuan kami dalam upaya mitigasi dampak perubahan iklim.” kata Samuel Goldberg, peneliti lainnya. “Mungkin, kita bisa menggunakan strategi ini dalam skala yang lebih besar, menyimpan karbon di dalam tanah, dan akan ‘terkunci’ di sana untuk waktu yang sangat lama.”

    (dem/dem)

  • AS Rugi Besar Blokir China, Bos Nvidia Buka-bukaan Faktanya

    AS Rugi Besar Blokir China, Bos Nvidia Buka-bukaan Faktanya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bos Nvidia, Jensen Huang mengatakan perang dengan China malah akan merugikan Amerika Serikat (AS). Sebab perkembangan pesat teknologi Beiing akan berdampak positif pada Washington.

    Pasar AI di China, dia memperkirakan bisa mencapai US$50 miliar pada dua hingga tiga tahun lagi. AS akan mendapatkan pendapatan, pajak, dan banyak lapangan kerja jika menjual teknologinya ke China.

    “Kita harus tetap gesit,” kata Huang dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (8/5/2025).

    Bukan kali ini saja Huang memuji China. Sebelumnya dalam sebuah konferensi bulan April lalu, dia menyebut China tidak ketinggalan dan AI.

    Dia juga mengatakan Huawei sebagai salah satu perusahaan teknologi tertangguh di dunia.

    Nvidia diketahui menjadi salah satu korban perang dua negara. AS membatasi pengiriman chip H20 perusahaan ke China.

    Pembatasan tersebut membuat Nvidia mengambil biaya kuartalan sebesar US$5,5 miliar. Tindakan ini menurut CNBC Internasonal menjadi pertanda pertumbuhan perusahaan bisa melambat.

    Huang mengatakan dunia ingin ikut dalam pengembangan AI sekarang. Dia mendorong untuk AS bisa menunjukkan kemampuan AI nya kepada banyak orang.

    “Mari kita tunjukkan AI Amerika kepada semua orang sekarang juga,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

  • Perang India Vs Pakistan, Bukti Kekuatan Jomplang

    Perang India Vs Pakistan, Bukti Kekuatan Jomplang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hubungan India dan Pakistan memanas. Insiden penembakan massal di Kashmir yang dikhawatirkan bisa memicu perang besar antara dua negara.

    Baik India dan Pakistan diketahui sebagai negara kekuatan nuklir. Bukan hanya itu, keduanya juga menapaki sebagai kekuatan baru di sektor teknologi.

    Namun memang industri India jauh lebih mapan dari lawannya. Negara Bollywood itu telah menjadi tujuan beberapa raksasa teknologi, serta ekosistem inovasinya juga jauh lebih mapan.

    Berikut perbandingan kedua negara yang dirangkum dari Loma Technology, Kamis (8/5/2025):

    Pertumbuhan dan Inovasi Teknologi

    India memang jauh lebih mapan dari Pakistan. Negara itu mendapatkan dukungan dari segala arah, mulai dari pemerintah, bisnis dan akademisi.

    Bukan hanya itu, terdapat banyak orang yang sangat terampil. Jadi inovasi terus berlanjut di berbagai industri teknis.

    Di sisi lain, Pakistan masih dalam tahap awal pengembangan ekosistem inovasi. Namun terus mengalami peningkatan dan menjadi kekuatan utama teknologi global.

    Investasi juga terus meningkat dalam pendidikan teknologi, infrastruktur digital, serta kewirausahaan.

    Teknologi India dan Pakistan di Global

    India memang muncul jadi kekuatan teknologi global. Ini terlihat dari berbagai keberhasilan misalnya teknologi informasi, eksplorasi luar angkasa dan bioteknologi.

    Pakistan masih terus mendaki untuk peringkat terbaik di global. Transformasi dan inovasi digital terus dilakukan, meski masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan untuk menyempurnakannya.

    Pasar Tenaga Kerja

    Dia India, sektor teknologi merupakan perusahaan besar dan menyediakan banyak jutaan pekerjaan. Pasokan tenaga kerja juga terus berjalan karena fokus negara pada pendidikan teknis dan pengembangan keterampilan.

    Permintaan tenaga kerja di Pakistan juga meningkat pesat. Dari terkait IT, pengembangan software hingga pemasaran digital.

    Sama seperti India, pemerintah juga mendukung peningkatan pendidikan teknis hingga pelatihan untuk pengembangan tenaga kerja lokal.

    Masa Depan

    Melihat pesatnya sektor teknologi sekarang, India bakal terus berada di garis terdepan di masa depan. Ini juga bergantung pada investasi terkait infrastruktur digital, energi terbarukan dan eksplorasi antariksa.

    Sementara itu Pakistan memang baru mulai untuk melakukan transformasi digital. Namun potensinya sangat besar untuk bisa bersanding dengan negara-negara utama di teknologi global.

    (dem/dem)

  • Temuan PPATK: Anak Usia 10-16 Tahun Terlibat Judol, Nilainya Rp2,2 M

    Temuan PPATK: Anak Usia 10-16 Tahun Terlibat Judol, Nilainya Rp2,2 M

    Jakarta, CNBC Indonesia – Transaksi judi online atau judol telah dilakukan oleh anak-anak berusia sejak 10 tahun di Indonesia. Ini merupakan hasil temuan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

    Temuan ini diungkap PPATK dalam Program Mentoring Berbasis Risiko (Promensisko). Promensisko bertujuan memperkuat kapasitas pemangku kepentingan dalam memahami pola, mendeteksi dini, dan merespons secara efektif tindak pidana pencucian uang berbasis digital.

    Data kuartal I-2025, yang dikumpulkan oleh PPATK menunjukkan jumlah deposit yang dilakukan oleh pemain berusia 10-16 Tahun lebih dari Rp 2,2 miliar. Usia 17-19 tahun mencapai Rp 47,9 miliar dan deposit yang tertinggi usia antara 31-40 Tahun mencapai Rp 2,5 triliun.

    “Angka-angka yang ada ini bukan sekedar angka, namun dampak sosial dari persoalan besar kecanduan judi online ini adalah konflik rumah tangga, prostitusi, pinjaman online dan lain-lain,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dikutip dari siaran pers Promensisko 2025, Kamis (8/5/2025).

    Meski demikian, PPATK mencatat, jumlah transaksi judi online mengalami penurunan sekitar 80% pada kuartal I-2025 bila dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

    Jumlah transaksi pada periode Januari hingga Maret 2025 sebesar 39.818.000 transaksi, Jika dipertahankan, hingga akhir tahun 2025 diperkirakan jumlah transaksi akan tertekan hingga sekitar 160 juta transaksi.

    “Tanpa intervensi serius, perputaran dana dari perjudian online diperkirakan bisa mencapai Rp 1.200 triliun sampai akhir tahun 2025,” ujar Ivan.

    PPATK juga menegaskan, problem yang mengkhawatirkan ini secara simultan berhasil ditekan oleh Satgas Pemberantasan Judi Online yang diketuai oleh Menko Polkam.

    Polri, Komdigi, OJK, Bank Indonesia, PPATK dan seluruh anggota Satgas yang berjibaku menjalankan perintah Presiden Prabowo Subianto untuk membasmi judi online.

    (arj/mij)

  • Hapus Jejak Digital Biar Tidak Menyesal, Begini Cara Mudahnya

    Hapus Jejak Digital Biar Tidak Menyesal, Begini Cara Mudahnya

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bagi Anda yang rajin menyelam di dunia maya, sebaiknya gera hapus jejak digital yang telah lama bersemayam di internet.

    Sebab jejak digital ini bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, dari sisi positif sampai yang bikin kita tidak nyaman.

    Seperti diketahui, ketika bermain internet aktivitas yang kita lakukan akan terekam sebagai jejak digital.

    Misalnya saja informasi terkait situs yang dikunjungi, e-mail yang dibagikan, pencarian di media sosial, sampai informasi yang diserahkan ketika mendaftarkan diri pada akun layanan online.

    Bicara soal jejak digital dari sisi positifnya, pengguna tak perlu repot memasukkan data diri di suatu website karena biasanya sudah tersimpan otomatis. Namun, jejak digital yang tersimpan pada layanan mesin pencari seperti Google, atau media sosial seperti TikTok dan Instagram, serta yang dipegang produsen HP, bisa juga dimanfaatkan untuk kepentingan iklan.

    Jika Anda tak nyaman dengan praktik ini, ada cara untuk menghapus jejak digital di internet.

    1. Memakai Incognito

    Dengan cara ini, aplikasi tidak akan merekam situs yang dituju serta tidak menyimpan keyword yang digunakan pengguna. Namun perlu diingat ini bukan artinya Anda lolos dari pengawasan.

    Misalnya saat masuk ke Facebook, media sosial itu akan merekam aktivitas yang dilakukan. Untuk menutupi ISP, gunakan VPN saat menggunakan internet.

    2. Potensi Data Bocor

    Anda juga harus mengecek apakah menjadi korban dari kebocoran data, mengingat banyak kasus yang menimpa beberapa platform belakangan ini termasuk Yahoo dan Adobe. Caranya dengan menggunakan laman Have I Been Pwned? untuk mengetahui apakah data telah bocor.

    Setelah masuk ke website, isi alamat e-mail yang digunakan. Selanjutnya akan terlihat apakah data yang Anda miliki pernah mengalami kebocoran atau tidak.

    Cara ini membuat tidak ada lagi situs yang bisa melacak Anda. Menghapus cookie dapat dilakukan di seluruh browser seperti Chrome dan Firefox.

    Cookie bisa dihapus satu per satu atau seluruhnya secara sekaligus dengan bantuan pihak ketiga seperti Advanced System Optimizer.

    4. Membatasi Pelacakan

    Beberapa data mungkin dilacak oleh aplikasi. Namun beberapa diantaranya membiarkan pengguna menggunakan mode Incognito jika diminta.

    Sebaiknya periksa lebih dulu pengaturan aplikasi untuk menghentikan pelacakan. Jika tidak menemukan opsi tersebut, hapus seluruh aktivitas secara manual. Proses tersebut bervariasi bergantung pada sistem operasi yang digunakan.

    5. Menghapus Riwayat Pencarian (history)

    Sejumlah aplikasi mengandalkan penyimpanan data pengguna secara lokal maupun cloud, jadi dapat menghubungkan informasi ke perangkat lain. Artinya untuk menghapus log pencarian dari ponsel hapus catatan di berbagai platform.

    Misalnya akun Google menyimpan riwayat pencarian dari ponsel Android Anda. Untuk menghapusnya, akses Google dari web dan buka halaman riwayat aktivitas lalu hapus.

    6. Layanan DeleteMe

    Pengepul data, seperti Spokeo, Whitepages.com dan PeopleFinder, akan mengumpulkan informasi serta menjualnya ke pihak ketiga. Layanan DeleteMe atau DesseatMe bisa membantu untuk membersihkan jejak digital.

    Lihat data yang disimpan Google

    Untuk menghapus jejak digital, pengguna internet sebaiknya juga mengecek data aktivitas mereka yang disimpan oleh Google.

    Dalam aktivitas internet tiap harinya, Google jadi salah satu yang mungkin paling sering digunakan. Namun perlu diketahui raksasa teknologi itu melacak gerak-gerik penggunanya.

    Bahkan pelacakan itu terjadi meski pengguna telah mematikan riwayat lokasi pada platform tersebut.

    Sebagai catatan, data yang tersimpan setelah pelacakan dimatikan tidak akan hilang. Google tidak akan menyimpan informasi di masa depan, namun data yang telah tersimpan sebelumnya tidak akan terhapus.

    Cara menghapus riwayat internet

    Selain memastikan diri Anda tidak terlacak di internet, Anda juga bisa menghapus jejak digital di HP dan ponsel. Caranya adalah dengan rutin menghapus riwayat penelusuran di browser.

    Berikut adalah caranya:

    1. Google Chrome

    Untuk menghapus riwayat di Google Chrome, klik tiga titik untuk masuk ke menu. Berikutnya pilih Settings dan pada sidebar buka menu Privacy & Security.

    Berikutnya pilih Clear browsing data. Anda harus memilih periode waktu yang ingin dihapus setelah itu klik Clear data.

    Sebagai catatan, jika Anda mengatur browser sinkron dengan komputer lain melalui akun Google maka saat menghapus riwayat pada satu perangkat akan terjadi hal yang sama di perangkat lain.

    2. Mozilla Firefox

    Klik lebih dulu tiga garis horizontal di bagian kanan untuk masuk ke menu. Lalu pilih Settings > Privacy & Security dan scroll ke bawah hingga Cookies & Site Data.

    Anda bisa menghapus seluruh data dan mengelola data agar memiliki kontrol pada apa yang dihapus. Selain itu centang kotak yang menghapus data browsing setiap menutup Firefox jika tidak ingin melakukan secara manual.

    3. Safari

    Di Safari, buka lebih dulu menu dan klik Clear History. Pilih rentang waktu yang datanya ingin Anda hapus dan klik Clear History.

    Saat menghapus riwayat di Safari, maka tidak bisa mendapatkan pilihan menghapus berbagai jenis data. Jadi cookie dan file cache ikut terhapus juga.

    4. Microsoft Edge

    Pengguna Windows 11 bisa menghapus riwayatnya dengan menekan tanda tiga titik di sebelah kanan. Lanjutkan dengan memilih Settings dari menu yang muncul.

    Pada menu Privacy temukan Clear browsing data dan klik Choose what to clear. Tentukan pilihan dari daftar, termasuk riwayat penjelajahan, data cache. Terakhir klik Clear Now.

    5. Opera

    Langkah pertama klik ikon Settings di bagian kanan bar alamat. Pada menu yang muncul, scroll dan temukan Privacy & Security di samping Browsing data lalu klik Clear.

    Berikutnya Anda bisa memilih jenis data yang ingin dihapus, termasuk menentukan jangka waktu. Setelah semuanya selesai, klik Clear Data.

    (fab/fab)