Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Wilayah RI Dikurung Tanda Kiamat Bumi, Petaka Menerjang Bertubi-tubi

    Wilayah RI Dikurung Tanda Kiamat Bumi, Petaka Menerjang Bertubi-tubi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sekitar 40 juta kilometer persegi atau lima kali ukuran Benua Australia wilayah laut di kawasan Asia Tenggara dan Pasifik mengalami gelombang panas laut sepanjang 2024. Hal itu terungkap dalam laporan terbaru Organisasi Meteorologi Dunia (WMO).

    Laporan berjudul State of the Climate itu mencatat bahwa suhu rata-rata kawasan meningkat 0,48 derajat Celsius dibandingkan periode referensi 1991-2020. Kenaikan suhu ini diiringi sejumlah bencana cuaca ekstrem, seperti longsor di Filipina, banjir di Australia, dan mencairnya gletser di Indonesia.

    “Kenaikan permukaan laut menjadi ancaman eksistensial bagi negara-negara kepulauan,” ujar Sekretaris Jenderal WMO, Celeste Saulo, dilansir The Guardian, Jumat (6/6/2025). “Kita hampir kehabisan waktu untuk membalikkan keadaan.”

    Menurut WMO, kenaikan permukaan laut di wilayah tersebut mencapai hampir 4 milimeter per tahun, lebih tinggi dari rata-rata global sebesar 3,5 milimeter.

    Gelombang panas yang melanda lautan juga menyebabkan peristiwa pemutihan karang massal kelima di Great Barrier Reef, Australia, sejak 2016. WMO menyebut peristiwa ini sebagai dampak langsung dari panas ekstrem di permukaan laut.

    Beberapa bencana besar lain yang tercatat dalam laporan tersebut meliputi banjir dan longsor di Filipina pada Januari dan Februari yang menewaskan sedikitnya 93 orang serta suhu tinggi di Australia pada Agustus yang memecahkan rekor musim panas.

    Ada juga banjir besar di Singapura dan Malaysia yang menyebabkan 137.000 orang mengungsi dan enam korban jiwa, banjir bandang di Sumatra dan Australia utara pada awal 2024.

    Selain itu, ada kehilangan es di Papua, Indonesia, yang diperkirakan akan mencair seluruhnya pada 2026, dua belas siklon tropis melanda Filipina yang menyebabkan kerugian sebesar US$430 juta, dan musim salju di Australia berakhir lebih cepat dari biasanya.

    Direktur WMO untuk Asia-Pasifik, Ben Churchill, menyatakan bahwa temuan ini menjadi peringatan kuat bagi dunia. “Laporan ini menunjukkan kita menghadapi kejadian-kejadian yang belum pernah terjadi sebelumnya,” katanya.

    Pada Januari, April, Mei, dan Juni 2024, hampir seluruh wilayah laut Asia Tenggara mengalami gelombang panas dengan tingkat sedang hingga tinggi. Akibatnya, banyak spesies laut mengalami stres termal.

    “Jika suhu melewati ambang batas tertentu, organisme tidak bisa bertahan-mereka bisa pindah atau mati,” ujar Asisten Profesor Alex Sen Gupta dari University of New South Wales.

    Sen Gupta menambahkan bahwa lonjakan suhu laut yang dimulai 2023 belum sepenuhnya bisa dijelaskan. “Kami masih berupaya memahami mengapa lonjakannya sangat besar.”

    Laporan ini memperkuat seruan komunitas ilmiah akan perlunya aksi iklim yang lebih cepat dan tegas, khususnya di wilayah Asia-Pasifik yang sangat rentan terhadap dampak perubahan iklim.

     

    (luc/luc)

  • Peneliti Ungkap Asal-usul Hajar Aswad Disebut Jatuh dari Surga

    Peneliti Ungkap Asal-usul Hajar Aswad Disebut Jatuh dari Surga

    Jakarta, CNBC Indonesia – Hajar Aswad merupakan batu berwarna kehitaman yang sangat dimuliakan umat Muslim. Sudah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan diceritakan berasal dari surga.

    Batu tersebut awalnya berwarna putih dan memancarkan sinar. Namun kemudian berubah menjadi hitam, yang dalam cerita karena menyerap dosa-dosa umat manusia di Bumi.

    Kisah tersebut mendorong para ilmuwan mencari jawaban mengenai Hajar Aswad berdasarkan sains. Mereka telah mencari teorinya sejak lama.

    Salah satunya menyamakannya dengan batu akik. Adapula yang menyebutnya masuk dalam kategori batu meteor.

    Para ahli mengatakan pengkategorian Hajar Aswad sebagai batu meteor paling dekat jika mengacu pada kisahnya yang berasal dari surga. Mengingat pula fakta sejarah terdapat jejak-jejak meteorit dekat Kabah, tempat Hajar Aswad.

    Sementara itu, dalam New Light on the Origin of the Holy Black Stone of the Ka’ba (1980) oleh E. Thompson menceritakan mengenai peneliti Philby di Al Hadidah pada 1932 menemukan kawah meteor yang disebut Wabar. Ukurannya mencapai 100 meter dengan sejumlah pecahan berada di sekitar kawah dan gurun.

    Pecahan meteor dikabarkan dari leburan pasir dan silika yang bercampur nikel. Thompson menjelaskan campurannya membuat lapisan putih dari dalam dengan warna hitam terbungkus dari luar yang terbuat dari Nikel dan Ferum (besi) antariksa.

    Ciri-ciri yang disebutkannya mirip dengan gambaran Hajar Aswad. “Misalkan, warna putih (yang dipancarkan Hajar Aswad) mungkin berasal dari paparan bagian dalam inti hasil campuran zat kimia itu,” katanya.

    Dia juga menjelaskan soal lapisan putih yang disebutnya sangat rapuh dan tidak tahan lama. Pada akhirnya lapisan batuan berwarna hitam menyelimutinya.

    Artinya batuan berwarna putih tidak abadi dan menghilang, kemudian hanya tersisa bagian hitam saja. Artinya perubahan warna dalam narasi Hajar Aswad bisa dijelaskan secara sains, dengan bintik-bintik putih di dalamnya adalah sisa kaca dan batu pasir.

    “Batu meteor itu kemungkinan batu yang sama dengan Hajar Aswad,” tulis Thomsen.

    Namun teori ini juga punya kelemahan. Karena penelitian itu mengatakan batu meteor tidak mengapung dan tidak pecah menjadi bagian kecil.

    Meski begitu teori tersebut paling mendekati hingga sekarang. Thomsen juga mengatakan perlu penelitian material dari meteor untuk mendapatkan jawaban yang lebih tepat.

    Sementara itu, penelitian lain berupaya mencari tahu soal usia batu. Hasilnya sesuai dengan pengamatan orang Arab kuno, yakni kemungkinan dibawa ke Makkah dari Oman.

     

    (luc/luc)

  • Starlink Bunuh Raksasa Opsel, Pengusaha Ramai-ramai Teriak

    Starlink Bunuh Raksasa Opsel, Pengusaha Ramai-ramai Teriak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Ekspansi layanan internet berbasis satelit Starlink di bawah SpaceX milik Elon Musk menimbulkan kontroversi. Di satu sisi, layanan Starlink yang menjangkau area remot membantu penetrasi internet hingga pelosok.

    Di sisi lain, ekspansi besar-besaran Starlink menimbulkan ancaman bagi para penyedia operator seluler di seluruh dunia. Terlebih, Starlink mulai meluncurkan kemampuan yang menyambungkan langsung internet satelit ke HP (direct-to-cell).

    Ekspansi Starlink ke India menimbulkan guncangan bagi raksasa telekomunikasi Reliance Jio milik crazy rich India, Mukesh Ambani. Sebelumnya, Reliance Jio meminta pemerintah memberikan izin spektrum internet satelit dengan mekanisme lelang.

    Dengan begitu, Reliance Jio mendapat keuntungan karena merupakan pemain lokal yang sudah berinvestasi banyak ke industri telekomunikasi India. Namun, pemerintah memutuskan untuk mengalokasikan spektrum dengan metode lisensi, mengikuti tren global.

    Dengan mekanisme kedua, pemain asing lebih terbuka untuk menggarap industri telekomunikasi di India. Hal ini akan membuka ruang kompetisi yang lebih luas dan tidak melulu dikuasai pemain lama yang dominan.

    Terbaru, sebuah kelompok yang mewakili Reliance Jio dan Bharti Airtel mengatakan bisnis mereka akan menderita jika India menetapkan harga spektrum satelit pada tarif “sangat rendah” yang menguntungkan Starlink dan pemain asing lainnya.

    Sebagai konteks, pada Mei 2025, regulator telekomunikasi India mengusulkan penyedia layanan satelit membayar 4% dari pendapatan tahunan mereka kepada pemerintah untuk menawarkan layanan bagi masyarakat.

    Starlink telah melobi India untuk tidak melelang spektrum tetapi hanya memberikan lisensi sesuai dengan tren global, dengan mengatakan bahwa spektrum adalah sumber daya alam yang harus dibagi oleh perusahaan.

    Asosiasi Operator Seluler India dalam suratnya tertanggal 29 Mei 2025 kepada Kementerian Telekomunikasi meminta peninjauan ulang terhadap usulan harga tersebut.

    Pasalnya, pemain tradisional telah membayar biaya lelang di depan yang lebih tinggi untuk spektrum telekomunikasi. Hal ini membuat pembayaran mereka kepada pemerintah untuk penggunaan spektrum lebih tinggi sekitar 21% dibandingkan dengan jumlah yang akan dibayarkan oleh pemain satelit asing seperti Starlink.

    “Harga per MHz harus setara atau setidaknya sebanding untuk keduanya, terutama ketika digunakan untuk menjangkau konsumen yang sama untuk layanan yang identik,” kata surat itu, yang dilihat oleh Reuters, dikutip Kamis (5/6/2025).

    “Layanan satelit dapat menawarkan alternatif yang kompetitif dan terjangkau untuk pita lebar terestrial,” tertera dalam surat tersebut.

    Reliance Jio dan Airtel tidak merespons permintaan komentar dari Reuters. Starlink juga tak segera menanggapi permintaan komentar.

    Pejabat senior pemerintah India mengatakan kepada Reuters pada pekan ini bahwa Kementerian Telekomunikasi masih meninjau rekomendasi harga yang dibuat oleh regulator. Sumber dalam itu menyebut kekhawatiran industri seperti itu telah dikemukakan di masa lalu.

    Reliance Jio dan Airtel khawatir mereka menawarkan layanan pita lebar nirkabel yang serupa dengan penyedia satelit asing, tetapi membayar jauh lebih mahal, kata sumber industri yang mengetahui langsung situasi tersebut.

    Reliance dan perusahaan lain telah menghabiskan hampir US$20 miliar (Rp325 triliun) dalam beberapa tahun terakhir untuk mendapatkan spektrum 5G melalui lelang untuk menawarkan layanan telekomunikasi, data, dan pita lebar.

    Meskipun Reliance dan Airtel telah menandatangani kesepakatan distribusi pada Maret 2025 untuk peralatan Starlink, mereka akan terus bersaing dengan penawaran Musk kepada pelanggan setelah diluncurkan.

    “Proses Starlink untuk mendapatkan lisensi hampir selesai”, kata Menteri Telekomunikasi Jyotiraditya Scindia kepada The Print pada awal pekan ini.

    (fab/fab)

  • Paus Leo Buka-bukaan Bahaya Besar Mengancam Umat Manusia

    Paus Leo Buka-bukaan Bahaya Besar Mengancam Umat Manusia

    Jakarta, CNBC Indonesia – Paus Leo XIV memperingatkan ancaman besar dari kecerdasan buatan (AI) terhadap martabat manusia, keadilan sosial, dan masa depan pekerja.

    Dalam pidato perdananya sebagai Paus, Leo menyerukan regulasi global yang lebih ketat terhadap pengembangan AI.

    Dia memperingatkan bahaya AI terhadap “martabat manusia, keadilan, dan tenaga kerja.” Dua hari kemudian, ia memuji adanya teknologi terkini, tetapi menekankan pentingnya tanggung jawab agar AI digunakan demi kebaikan bersama.

    Seperti pendahulunya yang yang membela hak-hak buruh di masa Revolusi Industri, Leo XIV juga menempatkan dirinya sebagai pelindung struktur sosial di tengah teknologi modern yang tak terkendali, demikian dikutip dari Politico, Kamis (5/6/2025).

    Pakar etika AI Vatikan, Paolo Benanti, menyatakan bahwa Gereja “mengajak kita menatap langit, tapi tetap berjalan di bumi sesuai zaman.”

    Profesor Maria Savona menambahkan bahwa Vatikan khawatir perkembangan AI yang merugikan hak asasi manusia akan lebih banyak menimpa pekerja berkeahlian rendah.

    Upaya Vatikan dalam regulasi AI dimulai sejak 2020, ketika Paus Fransiskus merintis “Rome Call for AI Ethics” bersama pemimpin agama, politik, dan perusahaan teknologi.

    Pada Januari lalu, Vatikan memperingatkan AI bisa membuat manusia diperbudak oleh ciptaannya sendiri.

    Leo XIV, paus asal AS dan lulusan matematika, berada dalam posisi unik untuk memimpin isu ini. Apalagi saat Washington di bawah Presiden Donald Trump justru membongkar regulasi lama dan menggulirkan rencana pengembangan perangkat keras AI senilai setengah triliun dolar.

    Sementara itu, Uni Eropa mulai melonggarkan pendekatan regulatif demi daya saing.

    Leo juga berkomunikasi dengan Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni untuk mendukung pengembangan AI yang etis. Tahun lalu, Paus Fransiskus sempat berpidato di G7 tentang etika AI.

    Savona mengatakan jaringan Gereja di negara-negara Selatan bisa mendorong akses AI yang lebih demokratis dan mendorong regulasi global yang lebih merata.

    (fab/fab)

  • Digempur Starlink dan Kuiper, Begini Nasib Satelit RI Satria 2

    Digempur Starlink dan Kuiper, Begini Nasib Satelit RI Satria 2

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib Satria-2 jadi pertanyaan saat sejumlah layanan internet berbasis satelit mulai masuk ke Indonesia seperti Starlink SpaceX dan Kuiper dari Amazon. Satria-2 sebelumnya direncanakan akan mulai dikerjakan tahun ini.

    Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid mengatakan Satria-1 masih mencukupi untuk Indonesia hingga sekarang. Namun pemerintah masih mengkaji soal penggunaan Satria-2 nantinya.

    “Dengan reprioritasing program pemerintah, kita tetap mengkaji tentang urgensi Satria-2. Namun demikian, sekali lagi karena pemerintah lagi reprioritasi. Untuk saat ini, kita masih mencukupi dengan Satria-1,” kata Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, di kantor Komdigi, Kamis (5/6/2025).

    Kedepannya, dia mengatakan akan dikaji apakah Indonesia perlu menambah satelit lagi atau tidak. Selain itu juga apakah akses internet bisa ditopang dengan teknologi lain seperti low-earth orbit (LEO) seperti Starlink dan Kuiper.

    Indonesia dengan banyak kepulauan, Meutya menyebutkan kemungkinan akan menggunakan kombinasi sejumlah teknologi satelit. Jadi tidak hanya satu teknologi saja yang digunakan.

    “Dugaan saya akan memiliki kombinasi dari berbagai macam pendekatan ini. Jadi ada satelit, Geo-satellite, LEO satellite, dan sebagainya. Enggak bisa pilih hanya ini atau hanya yang satunya,” jelasnya.

    Starlink dan Kuiper jadi beberapa pemain dalam industri satelit LEO. Satelit dari SpaceX milik Elon Musk sudah lebih dulu masuk ke Indonesia dan digunakan oleh masyarakat sejak tahun lalu.

    Sementara Amazon juga tengah membuat izin untuk Kuiper bisa beroperasi di wilayah Indonesia. Pihak penyedia layanan juga telah bertemu dengan Meutya beberapa waktu lalu.

    Ditemui Maret lalu, Meutya menjelaskan izin operasional untuk Kuiper di tanah air belum keluar.

    “Kami hargai [kedatangan Amazon Kuiper] karena memang dari awal mereka memberi tahu rencana-rencana investasi di Indonesia. Saya rasa ini bentuk keterbukaan yang baik,” Meutya menjelaskan.

    (npb/wur)

  • Takut Diblokir, Banyak Platform Ramai-Ramai Mulai Daftar Ulang

    Takut Diblokir, Banyak Platform Ramai-Ramai Mulai Daftar Ulang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah platform atau Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) yang sebelumnya terancam diblokir sudah mulai mendaftarkan lagi ke pihak Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Dirjen Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar mengonfirmasi hal tersebut.

    Alex mengatakan beberapa platform sudah mendaftarkan lagi. Namun dia akan memberi informasi lebih lanjut berapa yang sudah melakukan registrasi.

    “Datanya belum saya update lagi, belum di-update lagi. Udah ada beberapa sih, kan masalahnya ini cuma administratif ya untuk registrasi ulang-ulang,” jelas Alex ditemui di kantor Komdigi, Kamis (5/6/2025).

    Sebelumnya 36 platform diminta melakukan registrasi dan pemutakhiran data. Ini terkait Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang PSE Privat.

    Dari jumlah tersebut, 23 PSE terindentifikasi belum melakukan pendaftaran. Seluruh platform wajib mendaftar jika beroperasi dan menargetkan pasar Indonesia.

    Sementara sisanya 13 PSE diminta untuk memperbarui informasi pendaftaran.

    Berikut daftar 36 PSE yang diberikan notifikasi oleh Komdigi:

    23 PSE Belum Terdaftar

    • yamaha.com (PT Yamaha Musik Indonesia)
    • mncgroup.com (PT MNC Asia Holding Tbk)
    • philips.com (PT Philips Indonesia Commercial)
    • hp.com (HP Inc)
    • mrdiy.com (PT Daya Intiguna Yasa Tbk)
    • indofood.com (PT Indofood Sukses Makmur Tbk)
    • bathandbodyworks.co.id (PT Dunia Luxindo)
    • unilever.com dan unilever.id (PT Unilever Indonesia, Tbk)
    • order.kfcku.co.id dan aplikasi KFCku (PT Fast Food Indonesia Tbk)
    • max.com dan aplikasi Max (WarnerMedia Global Digital Services LLC)
    • ebay.com dan aplikasi eBay (eBay, inc)
    • asus.com dan aplikasi MyAsus (AsusTek Computer Inc)
    • msi.com, id.msi.com dan aplikasi MyMSI (Micro-Star International Co, LTD)
    • nike.com dan aplikasi Nike (Nike, Inc)
    • byd.com dan Aplikasi BYD BYD Company Limited, (PT BYD Motor Indonesia)
    • emirates.com dan aplikasi Emirates (The Emirates Group)
    • id.jbl.com dan jblstore.co.id (Harman International Industries, Inc)
    • klm.com dan aplikasi KLM (KLM Royal Dutch Airlines)
    • cathaypacific.com dan aplikasi Cathay Pacific (Cathay Pacific Airways Limited)
    • dhl.com, dhlexpresscommerce.com, mydhl.express.dhl dan aplikasi DHL Express Mobile (DHL Group)
    • lenovo.com dan aplikasi Lenovo (PT Lenovo Indonesia)
    • ea.com (Electronic Arts Inc)
    • xbox.com dan aplikasi (Xbox Microsoft Corporation)

    13 PSE Belum Update Data

    • lazada.com dan aplikasi Lazada (Ecart Webportal Indonesia)
    • Aplikasi McDonalds (Rekso Nasional Food)
    • zurich.com (Zurich LiveWell Services and Solutions Ltd / Zuric Asuransi Indonesia Zurich Topas Life)
    • ads.google.com (Google Indonesia)
    • play.google.com (Google Indonesia)
    • traveloka.com dan aplikasi Traveloka (Traveloka Indonesia)
    • Aplikasi MyJNE (Tiki Jalur Nugraha Ekakurir)
    • apple.com (Apple Distribution International Limited)
    • garmin.com (Garmin Indonesia Distribution)
    • leagueoflegends.com dan aplikasi-aplikasi dari Riot (RIOT Games Services PTE LTD)
    • epicgames.com (Epic Games International S.A.R.I, Bertrange, ROOT Branch/ Epic Games Entertainment International GMBH/ Epic Games Commerce GMBH)
    • prudential.com (Prudential Financial Inc.)
    • kai.id (Perusahaan Perseroan (Persero) PT Kereta Api Indonesia)

    (npb/wur)

  • China Balas Dendam, Raksasa Teknologi AS Bisa Tamat

    China Balas Dendam, Raksasa Teknologi AS Bisa Tamat

    Jakarta, CNBC indonesia – China menutup celah masuknya teknologi Amerika Serikat (AS) masuk ke negaranya. Kabarnya, regulator setempat menunda peluncuran layanan kecerdasan buatan (AI) hasil kerja sama Apple dan Alibaba.

    Apple memang telah mengumumkan akan meluncurkan layanan AI iPhone untuk wilayah China. Kemungkinan langkah ini sebagai cara untuk menghentikan penurunan penjualan iPhone di pasar HP terbesar di dunia.

    Namun, laporan Financial Times menyebutkan aplikasi Apple berhenti di Cyberspace Administration of China (CAC). Kabarnya penundaan ini karena meningkatnya ketidakpastian hubungan antara China dan AS.

    Lembaga tersebut tidak segera bisa dihubungi untuk dimintai keterangan. Sementara Apple dan Alibaba tidak segera menanggapi permintaan komentar.

    Produk berbasis AI dan digunakan konsumen di China memang harus mengantongi persetujuan dari regulasi setempat.

    Reuters mencatat penundaan peluncuran akan merugikan Apple. Karena terjadi saat perusahaan menghadapi penurunan penjualan di China dan persaingan sengit dari para vendor lokal termasuk Huawei.

    Absennya fitur AI akan jadi kerugian paling signifikan untuk iPhone di pasar China, ungkap para analis. Fitur berbasis kecerdasan buatan itu memang jadi jualan utama pada smartphone generasi terbaru.

    Apple memang dalam posisi yang sulit di tengah perang dagang antara AS dan China. Perusahaan juga baru-baru dikenakan tarif 25% bagi iPhone yang dijual di AS namun tak dibuat di dalam negeri.

    Sepanjang kuartal-I (Q1) 2025, penjualan iPhone di China anjlok 9% dari tahun-ke-tahun (YoY). Jika iPhone terus-terusan mengalami penurunan penjualan, bukan tak mungkin posisinya makin terancam digerus persaingan dengan pabrikan HP China, serta Samsung.

    (fab/fab)

  • Ini Alasan Wasit Data RI Belum Terbentuk Sampai Sekarang

    Ini Alasan Wasit Data RI Belum Terbentuk Sampai Sekarang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lembaga untuk pengawasan pelindungan data pribadi (PDP) yang diamanatkan dalam undang-undang belum juga terbentuk. Ternyata masih dalam proses di tingkat pemerintah.

    Lembaga tersebut diatur melalui Peraturan Presiden yang pembuatannya diatur melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN-RB).

    Staf Khusus Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Program Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) Aida Rezalina menjelaskan aturan tersebut bisa dikeluarkan asalkan Peraturan Pemerintahnya sudah selesai.

    “Tapi memang persyaratan untuk Perpres ini keluar, PP nya harus keluar dulu,” kata Aida di kantor Kemkomdigi, Jakarta, Kamis (5/6/2025).

    Menurutnya PP telah telah dibahas sekitar dua pertiga dari isinya. Harmonisasi tengah dilakukan dilakukan di Kementerian Hukum.

    “Karena PDP tuh banyak banget pasalnya kan, karena sangat detail sekali ya. Sudah dua per tiga saat ini. Kita juga terus mendorong Kemenkum untuk ayo kita selesaikan sama-sama,” ujarnya.

    “Nanti kalau ini selesai, nanti si Perpresnya akan langsung go-show lah,” kata Aida melanjutkan.

    Dia tak memastikan kapan Perpres soal lembaga itu bisa diselesaikan.

    Sebagai informasi, fungsi dan wewenang lembaga PDP diatur melalui pasal 59 dan 60 UU PDP. Lembaga itu bertugas mengawasi penyelenggaraan dan penegakan hukum administrasi pelanggaran aturan tersebut.

    (fab/fab)

  • Raksasa Dunia Ramai-Ramai Tarik Kabel Lewat RI

    Raksasa Dunia Ramai-Ramai Tarik Kabel Lewat RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sejumlah perusahaan disebut akan membangun jaringan kabel bawah laut di Indonesia termasuk dua raksasa teknologi dunia, Google dan Meta.

    “Jadi banyak yang mau masuk ya, di antaranya Meta sama Google itu juga ingin membangun subsea cable [kabel dasar laut] tambahan,” kata Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid di kantor Komdigi, Kamis (5/6/2025).

    Meutya mengatakan baik Meta dan Google masih tahap diskusi untuk membangun kabel bawah laut yakni terkait negosiasi berapa banyak investasi yang akan dikeluarkan.

    Hal ini membuat Indonesia tidak perlu lagi mengandalkan anggaran APBN untuk meningkatkan jaringan kabel. Jadi bisa berasal dari investasi berbagai pihak swasta.

    “Kita masih diskusi untuk seberapa luas tambahan investasi dari perusahaan-perusahaan ini,” kata dia.

    Untuk meningkatkan jaringan internet ke seluruh pelosok RI, Indonesia juga memiliki Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Komdigi. Lembaga tersebut memiliki tugas membangun infrastruktur di wilayah 3T.

    Namun, Meutya mengatakan pemerintah menginginkan pembangunan digitalisasi bukan hanya berasal dari pemerintah. Ia mendorong kolaborasi dengan swasta dan terbuka investasi.

    “Namun kita melihat konsep besarnya yah. Memang pembangunan infrastruktur itu beratnya tidak lagi hanya di pemerintah. Tapi kolaboratif dengan swasta, investasi,” jelas Meutya.

    Salah satu yang dicontohkan adalah investasi dari Danantara. Lembaga itu, dia mengatakan juga akan menggelontorkan dana untuk sektor digital.

    “Jadi nanti bagi-bagi tugasnya dan lain-lain. Kita lihat ke depan,” ungkapnya.

    (dem/dem)

  • Krisis Seks Makin Parah, Populasi Bumi Tinggal 100 Juta Orang

    Krisis Seks Makin Parah, Populasi Bumi Tinggal 100 Juta Orang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dampak Artificial Intelligence bukan hanya terkait pekerjaan manusia yang menghilang. Lebih dari itu, diperkirakan teknologi bisa membuat penghuni Bumi hanya tersisa 100 juta orang pada 2030.

    Penulis Age of Artificial Intelligence, Subhash Kak dari Oklahoma State University menjelaskan masa depan itu akan terjadi karena pekerjaan yang diganti oleh komputer atau robot.

    “Komputer atau robot tidak akan pernah punya kesadaran, namun mereka akan melakukan semua yang kita lakukan karena sebagian besar yang dilakukan dalam hidup kita bisa digantikan,” jelasnya dikutip dari New York Post, Kamis (5/6/2025).

    Banyak pakar yang mengkhawatirkan AI membuat banyak manusia tergantikan di segala sektor. Ini nampaknya akan membuat angka kelahiran menurun drastis karena kebanyakan orang ragu memiliki anak.

    Mereka memikirkan risiko anak menjadi pengangguran di masa depan. Selain itu biaya membesarkan anak yang juga tak sedikit.

    Dampaknya saat banyak orang enggan punya anak, membuat populasi akan menurun secara drastis. Dengan hanya 100 juta orang pada tahun 2300, beberapa kota besar seperti London dan New York kemungkinan akan berubah menjadi kota hantu.

    Dia memastikan memiliki semua data yang mendukung teorinya. “Bukan hanya pendapat pribadi saya,” ucapnya.

    Penurunan populasi memang sudah terjadi di beberapa wilayah. Subhash Kak mencontohkan Eropa, China, Jepang hingga Korea telah mengalami penurunan jumlah populasi.

    “Sekarang saya tidak mengatakan tren ini akan terus berlanjut, namun sulit mengembalikannya karena banyak orang punya anak dengan berbagai alasan,” kata Subhash Kak.

    Dia bahkan mengutip pernyataan Elon Musk soal membangun koloni di planet lain. Musk diketahui sebagai orang yang cukup vokal soal anjloknya angka kelahiran dan penurunan populasi.

    Pengusaha dan bos SpaceX juga berulang kali menggunakan alasan tersebut untuk memulai kehidupan manusia di Mars. Termasuk menginginkan adanya koloni baru di luar Bumi.

    “Itu sebabnya Musk mengatakan mungkin manusia harus pergi ke luar angkasa, membangun koloni di tempat lain, jadi saat tragedi seperti itu menimpa Bumi maka bisa ditanami lagi,” jelasnya.

    (fab/fab)