Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Cara Gampang Ubah Foto Jadi Kartun Buat Stiker WhatsApp

    Cara Gampang Ubah Foto Jadi Kartun Buat Stiker WhatsApp

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pembuatan stiker WhatsApp memang jadi jauh lebih mudah. Bahkan kita bisa membuatnya tanpa perlu keahlian khusus karena aplikasi bisa membuatnya secara otomatis.

    Anda bisa membuat stiker dan mendesain dengan berbagai aplikasi. Bahkan WhatsApp menyediakan kemampuan untuk membuat stiker sendiri secara mudah.

    Namun WhatsApp hanya menyediakan pembuatan dari foto asli ke stiker. Jadi Anda bisa melihat muka Anda sendiri atau orang terdekat dan hewan peliharaan sebagai stiker WhatsApp.

    Jika Anda ingin membuat stiker yang lebih lucu lagi, bisa mengubahnya menjadi kartu. Caranya dengan menggunakan layanan Canva, baru mengubahnya menjadi stiker.

    Canva memiliki fitur mengubah foto menjadi animasi dengan bantuan AI. Simak caranya berikut ini untuk membuat stiker dari foto yang diubah menjadi gambar kartun di Canva:

    1. Kunjungi situs Canva atau buka aplikasi resminya

    2. Masuk ke fitur Ubah Foto Jadi Kartun dengan AI atau Cartoonify di bagian editor foto

    3. Pada tab Unggah, pilih foto yang ingin diubah dan upload gambar tersebut

    4. Pilih Cartoonify atau Filter Kartun

    5. Edit desain tersebut dengan menambahkan teks, stiker, hingga bingkai sesuai keinginan

    6. Klik Unduh dan simpan gambar

    7. Gambar akan tersimpan dalam format PNG untuk stiker WhatsApp

    Membuat Stiker WhatsApp

    1. Masuk ke aplikasi WhatsApp

    2. Pilih chat mana saja

    3. Klik ikon stiker

    4. Pada daftar stiker, cari dan pilih stiker yang ingin dibuat

    5. Tahan beberapa saat hingga muncul menu edit

    6. Dalam menu edit, Anda bisa menambahkan stiker lain, teks atau goresan

    7. Kirim stiker baru tersebut ke ruang chat setelah selesai. Stiker juga bisa digunakan lagi di chat lain karena sudah otomatis tersimpan

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pelaku Pembobolan Allianz Life Terungkap, Ternyata Hacker Kelas Kakap

    Pelaku Pembobolan Allianz Life Terungkap, Ternyata Hacker Kelas Kakap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kelompok peretas populer ShinyHunters disebut jadi pelaku peretasan Allianz Life. Kejahatan itu membobol sebagian besar data 1,4 juta nasabah perusahaan asuransi itu.

    Bleeping Computers meyakini kelompok ShinyHunters di balik kejahatan tersebut. Namun, pihak perusahaan menolak menjawab soal pelaku dan apakah mereka diancam.

    ShinyHunters sendiri merupakan kelompok mafia siber terkenal yang sudah ada sejak 2020. Kelompok ini terkait dengan sejumlah pelanggaran data dan serangan tingkat tinggi.

    Termasuk pada PowerSchool dan SnowFlake yang juga berdampak pada Santander, Ticketmaster, AT&T, Advance Auto Parts, Neiman Marcus, dan Cylance. Bahkan salah satu tersangka yang ditangkap sebagai administrator pada pasar BreachForums disebut menggunakan akun ShinyHunters.

    “ShinyHunters merupakan kelompok, seperti Scattered Spider, jadi Perancis mungkin menangkap orang-orang yang jadi bagian dari kelompok, bukan seluruhnya,” kata wakil presiden SpyCloud Labs dikutip dari Bank Info Security, Trevor Hilligoss.

    Bulan lalu, Mandiant juga telah memperingatkan ShinyHunters mulai menargetkan pelanggan Salesforce CRM. Pihak Allianz Life menolak berkomentar apakah CRM dalam serangan berasal dari Salesforce.

    Namun Hilligos mengatakan masih terlalu cepat untuk menyimpulkan pelakunya adalah ShinyHunters. Setidaknya berdasarkan chat peretas pada forum kriminal, karena belum ada satupun anggota kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kejadian tersebut.

    Information Security Media Group juga mendapatkan bukti ShinyHunters menawarkan data yang diduga dari Allianz Brasil dan Allianz Spanyol. Namun nampaknya tidak terkait yang terjadi baru baru ini.

    Sebab juru bicara perusahaan Brett Weinberg mengatakan kejadian pencurian data hanya terjadi untuk Allianz Life di Amerika Serikat (AS). Perusahaan juga menolak berkomentar soal temuan tersebut.

    Dalam kejadian tersebut, pelaku menggunakan modus rekayasa sosial dengan menjadi personal dukungan IT. Pelaku akan meminta karyawan menerima koneksi ke Salesforce Data, yang pada akhirnya menggunakannya untuk memeras perusahaan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kronologi Allianz Life Bobol, Nyaris 1,4 Juta Nasabah Jadi Korban

    Kronologi Allianz Life Bobol, Nyaris 1,4 Juta Nasabah Jadi Korban

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagian besar data dari 1,4 juta pengguna asuransi Allianz Life dilaporkan terkena peretasan. Para pelaku menggunakan modus rekayasa sosial untuk mendapatkan data-data tersebut.

    Pihak Allianz Life mengonfirmasi kejadian yang terjadi pada 16 Juli 2025 lalu. Juru bicara perusahaan data yang terdampak terjadi pada ‘mayoritas’ penggunanya.

    “Pada 16 Juli 2025, pelaku kejahatan mendapatkan akses ke sistem CRM berbasis cloud pihak ketiga yang digunakan Allianz Life Insurance Company of North America (Allianz Life),” kata juru bicara bicara Allianz Life dikutip dari Bleeping Computers, Selasa (29/7/2025).

    “Pelaku mendapatkan data identitas pribadi dari mayoritas nasabah Allianz Life, profesional keuangan dan beberapa karyawan Allianz Life menggunakan teknik rekayasa sosial”.

    Bleeping Computers menjelaskan peretas menyamar sebagai personel dukungan IT. Kemudian pelaku meminta karyawan perusahaan mendapatkan koneksi Salesforce Data Loader.

    Sebagai informasi, aplikasi tersebut memiliki kemampuan pengguna mengimpor, mengekspor, memperbarui atau menghapus data pada lingkungan Salesforce.

    Kemudian, pelaku melakukan ekstrak data dengan menggunakan aplikasi tersebut setelah koneksi didapatkan.

    Sebelumnya pada bulan lalu, Madiant telah mengingatkan kelompok ShinyHunters mulai menargetkan pelanggan Salesforce CRM dalam serangan rekayasa sosial. Pihak Bleeping Computers juga meyakini serangan pada Alliaz dilakukan oleh ShinyHunters.

    Namun juru bicara Allianz menolak mengomentari saat ditanya apakah CRM yang digunakan adalah Salesforce.

    Allianz Life mengungkapkan peristiwa pembobolan ini dalam dokumen keterbukaan yang diwajibkan oleh jaksa agung negara bagian Maine, Amerika Serikat. Namun, perusahaan tidak mengungkap jumlah nasabah yang terpapar. Menurut juru bicara perusahaan, Allianz Life kini memiliki 1,4 juta nasabah. Induk usaha perusahaan yaitu Allianz, memiliki 125 juta nasabah di seluruh dunia.

    Allianz Life telah memberi tahu peristiwa peretasan kepada FBI dan menegaskan “tidak ada bukti” bahwa sistem dan jaringan perusahan bisa ditembus hacker.

    Perusahaan menolak mengungkapkan aksi hacker selanjutnya, termasuk ada atau tidaknya permintaan tebusan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Berubah, Mendadak Cari Muka ke Xi Jinping

    Trump Berubah, Mendadak Cari Muka ke Xi Jinping

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sikap pemerintahan Donald Trump berubah dan mulai melunak ke China. Salah satunya terlihat dari pencabutan kontrol ekspor chip AI dari AS ke China.

    Padahal, pada April 2025, Trump tanpa ragu memperketat penjualan chip AI dari AS ke China. Dikutip dari Reuters, Senin (28/7/2025), perubahan sikap Trump bertujuan menghindari ketegangan selama negosiasi dagang berlangsung dengan China.

    Bahkan, Trump dilaporkan berupaya untuk bertemu langsung dengan Presiden China Xi Jinping pada tahun ini, menurut laporan Financial Times.

    Biro industri dan keamanan Kementerian Perdagangan (Kemendag) AS, yakni entitas yang mengawasi kontrol ekspor, telah diberitahu dalam beberapa bulan terakhir untuk menghindari tindakan keras terhadap China, menurut Financial Times, mengutip pejabat saat ini dan mantan pejabat AS.

    Gedung Putih dan Kemendag AS tak segera merespons permintaan komentar dari Reuters terkait informasi tersebut.

    Para pejabat tinggi ekonomi AS dan China dijadwalkan untuk kembali melakukan negosiasi dagang di Stockholm dalam waktu dekat. Kedua pihak berniat untuk menyelesaikan konflik dagang yang berlarut-larut antara dua kekuatan ekonomi terbesar dunia.

    Bulan lalu, raksasa chip AI Nvidia mengatakan pihaknya akan memulai kembali penjualan chip H20 ke China, menyusul pencabutan blokir dari pemerintahan Trump. Sebelumnya, AS beralasan memblokir akses teknologi ke China karena kekhawatiran keamanan nasional.

    Pencabutan blokir chip tersebut dilakukan agar AS bisa kembali mengakses logam tanah jaran China, menurut Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick.

    Kendati demikian, keputusan pencabutan kontrol ekspor ini memicu kontroversi di dalam negeri. Para pakar keamanan, termasuk mantan deputi penasihat keamanan nasional AS, Matt Pottinger, mengatakan akan menulis surat kepada Lutnick terkait potensi bahaya gara-gara pencabutan kontrol ekspor chip ke China.

    “Langkah ini merupakan kesalahan strategis yang membahayakan keunggulan ekonomi dan militer Amerika Serikat dalam kecerdasan buatan,” tulis mereka dalam surat tersebut.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Keluar Daftar 10 Orang Terkaya, Bill Gates Jadi Pegawai Lagi

    Keluar Daftar 10 Orang Terkaya, Bill Gates Jadi Pegawai Lagi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pendiri Microsoft, Bill Gates, kini tak lagi berada di jajaran 10 besar orang terkaya dunia. Untuk pertama kalinya dalam hampir dua dekade, nama Gates tergeser dari daftar elite tersebut. Namun alih-alih sibuk mempertahankan hartanya, Gates justru terlihat sibuk bekerja di startup milik anaknya.

    Gates bekerja sebagai staf layanan pelanggan di startup milik putri bungsunya, Phoebe Gates. Startup bernama Phia itu adalah platform belanja berbasis kecerdasan buatan (AI), yang didirikan oleh Phoebe bersama teman sekamarnya di Stanford, Sophia Kianni, pada April lalu.

    Lewat unggahan di LinkedIn, Gates menulis, “Ketika putrimu bertanya apakah kamu bersedia bekerja sebagai staf layanan pelanggan di startup-nya, satu-satunya jawaban yang tepat adalah ya.”

    Pendiri Microsoft itu mengaku ingin benar-benar terlibat dalam proyek ini demi memahami bisnis dari akar rumputnya.

    Bill turut membagikan video berisi tanggapan pengguna aplikasi Phia. Dalam video itu, seorang pengguna menyampaikan pujian atas dampak positif aplikasi tersebut. Bill menimpali dengan, “Luar biasa.” Phoebe kemudian bercanda, “Maksudnya teknologinya, bukan kamu, Ayah.”

    Dalam penutup unggahan itu, keduanya mengajak pengguna untuk terus memberikan masukan. Bill menekankan bahwa produk terbaik akan semakin baik berkat tanggapan dari pengguna. Sementara Phoebe menegaskan bahwa setiap saran akan dibaca, bahkan yang paling nyeleneh sekalipun.

    Sebelum mendirikan Phia, Phoebe sempat mempertimbangkan untuk keluar dari Stanford demi fokus pada startup-nya. Namun, Bill menentang keputusan tersebut.

    Pada masa awal Phia, Phoebe juga sempat meminta nasihat dari ibunya, Melinda, tentang bagaimana menghadapi pertanyaan berulang soal rencana menjadi ibu. Jawaban Melinda saat itu singkat dan tegas “Bangkit atau keluar dari permainan.”

    Bill Gates kini berada di posisi 13 daftar orang terkaya dunia yang dirilis Forbes secara real-time. Harta Gates disebut kini “hanya” sekitar US$ 117,9 miliar (Rp 1.927 triliun), jauh di bawah harga orang terkaya dunia Elon Musk yang mencapai US$ 405,6 miliar (Rp 6.630 triliun). 

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Startup Tak Terkenal Bernilai Rp 6.000 Triliun Mendadak Jadi Sorotan

    Startup Tak Terkenal Bernilai Rp 6.000 Triliun Mendadak Jadi Sorotan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Palantir Technologies memang belum dikenal secara umum, seperti halnya OpenAI, atau raksasa yang lebih populer semacam Google dan Meta. Namun, startup yang bergerak di sektor software dan analisis big data tersebut kini menyorot perhatian industri teknologi.

    Palantir sebenarnya bukan pemain baru. Startup berbasis Palo Alto ini didirikan sejak 2003 oleh nama-nama kawakan seperti Peter Thiel dan Stephen Cohen.

    Di era teknologi berbasis data, Palantir kian meroket. Saat ini, Palantir sudah masuk di daftar 20 perusahaan paling bernilai di Amerika Serikat (AS).

    Pada Jumat (25/7) waktu setempat, saham Palantir naik lebih dari 2% dan berhasil mencetak rekor baru. Kenaikan saham itu membuat kapitalisasi pasar Palantir mencapai US$375 miliar atau setara Rp 6.133 triliun.

    Kapitalisasi pasar itu sudah mengalahkan perusahaan-perusahaan legendaris lainnya di AS seperti Bank of America dan Coca-Cola.

    Sepanjang 2025, Palantir telah menaikkan valuasinya sebesar 2 kali lipat. Para investor meningkatkan taruhan mereka pada bisnis AI perusahaan dan hubungan yang lebih erat dengan pemerintah AS.

    Pendapatan Palantir di bisnis pemerintahan AS meningkat 45% menjadi US$373 juta pada kuartal terakhirnya, sementara total penjualan naik 39% menjadi US$884 juta. Perusahaan akan melaporkan hasil kinerjanya pada 4 Agustus 2025 mendatang.

    Awal tahun ini, Palantir melejit melampaui Salesforce, IBM, dan Cisco dan masuk ke dalam 10 perusahaan teknologi AS teratas berdasarkan kapitalisasi pasar.

    Membeli saham pada level ini mengharuskan investor membayar kelipatan yang tinggi. Palantir saat ini diperdagangkan dengan rasio forward earnings 273 kali lipat, menurut FactSet. Satu-satunya perusahaan lain di 20 teratas dengan rasio tiga digit adalah Tesla.

    Dengan total pendapatan US$3,1 miliar selama setahun terakhir, Palantir hanya sepersekian dari perusahaan terkecil berdasarkan penjualan di antara 20 perusahaan teratas berdasarkan kapitalisasi pasar.

    Mastercard, yang bernilai US$518 miliar, berada di posisi terdekat dengan penjualan selama empat kuartal terakhir sekitar US$29 miliar.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Data RI Selama Ini Sudah Ditransfer ke AS, Cek Penjelasannya

    Data RI Selama Ini Sudah Ditransfer ke AS, Cek Penjelasannya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Polemik soal transfer data pribadi dari Indonesia ke Amerika Serikat (AS) tengah jadi sorotan publik. Namun ternyata, praktik transfer data ini bukanlah hal baru.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengungkapkan bahwa data-data tertentu masyarakat Indonesia memang sudah sejak lama mengalir ke luar negeri, termasuk ke AS.

    Mulanya ia menyampaikan bahwa transfer data pribadi ini mencakup data komersial. Misalnya, ketika menggunakan mesin pencari dan melakukan transaksi komersial melalui platform yang berbasis di Amerika.

    “Itu data komersial sebetulnya. Jadi, kalau kita menggunakan misalnya mesin pencari atau melakukan transaksi komersial melalui platform yang berbasis di Amerika, ya tentu kita input data, dan data itu bisa tersimpan di platform milik perusahaan Amerika,” jelas Nezar di Jakarta, Senin (28/7/2025).

    Artinya, secara teknis, aktivitas digital yang umum dilakukan masyarakat seperti pencarian internet atau transaksi di platform global secara otomatis memicu perpindahan data pribadi lintas batas.

    Ketika ditanya, selama ini praktik serupa sudah terjadi. Meski begitu, Nezar menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tidak serta-merta membiarkan data pribadi warganya mengalir ke luar negeri tanpa pengawasan.

    Ia menyebut Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) yang sudah disahkan menjadi landasan utama dalam menjaga keamanan data warga negara.

    “Sebetulnya sudah, sudah demikian dan justru kita bersyukur karena kita punya undang-undang PDP udah lebih dulu ada,” terangnya.

    “Dengan adanya kesepakatan ini akan mempercepat, saya kira proses regulasi tentang undang-undang ataupun yang kita sebut sebagai perangkat pemerintah untuk Undang-undang PDP ini,” imbuhnya.

    Terkait kemungkinan masyarakat menerima notifikasi bila datanya ditransfer ke luar negeri, Nezar menyebut hal tersebut akan menjadi bagian dari pengaturan teknis di masa mendatang.

    “Nanti itu akan diatur secara teknis. Akan ada kejelasan atau clarity dalam proses transfer data pribadi ini,” imbuhnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • China Luncurkan Chip Tercanggih Pengganti Nvidia, Ini Kata Pakar

    China Luncurkan Chip Tercanggih Pengganti Nvidia, Ini Kata Pakar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pertaruhan teknologi kecerdasan buatan (AI) antara China dan Amerika Serikat (AS) makin sengit. Raksasa China Huawei Technologies baru saja memamerkan sistem komputasi AI yang disebut salah satu pakar industri sebagai pesaing terkuat untuk teknologi tercanggih dari Nvidia asal AS.

    Sistem CloudMatrix 384 buatan Huawei memulai debut publik pertamanya di World Artificial Intelligence Conference (WAIC), dikutip dari Reuters, Senin (28/7/2025). Gelaran 3-hari di Shanghai tersebut merupakan ajang bagi perusahaan-perusahaan AI untuk memamerkan inovasi terbarunya.

    Sistem ini telah menarik perhatian komunitas AI global sejak Huawei pertama kali mengumumkannya pada April 2025. Analis industri memandangnya sebagai pesaing langsung bagi GB200 NVL72, produktercanggih dari Nvidia yang saat ini tersedia di pasaran.

    Dylan Patel yang merupakan pendiri kelompok peneliti semikonduktor SemiAnalysis, mengatakan pada April lalu dalam sebuah artikel bahwa Huawei kini memiliki sistem AI dengan kemampuan yang bisa mengalahkan Nvidia.

    Juru bicara Huawei tidak merespons permintaan komentar dari media.

    Huawei telah dikenal secara luas sebagai penyuplai chip asal China yang paling menjanjikan untuk pengembangan AI. Terlebih ketika perusahaan-perusahaan AS menghadapi pembatasan ekspor chip ke China.

    Saat ini memang pemerintahan Trump sudah mencabut pembatasan ekspor chip ke China. Namun, masih ada kekhawatiran bahwa keputusan Trump bisa berubah sewaktu-waktu.

    CloudMatrix 384 menggabungkan 384 chip 910C terbaru Huawei dan mengungguli GB200 NVL72 Nvidia pada beberapa metrik, yang menggunakan 72 chip B200, menurut SemiAnalysis.

    Performa ini berasal dari kemampuan desain sistem Huawei, yang mengompensasi performa masing-masing chip yang lebih lemah melalui penggunaan lebih banyak chip dan inovasi di tingkat sistem, ungkap SemiAnalysis.

    Huawei menyatakan bahwa sistem ini menggunakan arsitektur “supernode” yang memungkinkan chip-chip tersebut saling terhubung dengan kecepatan super tinggi. Pada Juni 2025, CEO Huawei Cloud, Zhang Pingan, mengatakan bahwa sistem CloudMatrix 384 telah beroperasi pada platform cloud Huawei.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pelaku Pembobolan Allianz Life Terungkap, Ternyata Hacker Kelas Kakap

    Allianz Life Bobol, Mayoritas Nasabah Sampai Karyawan Jadi Korban

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan asuransi raksasa, Allianz Life, kebobolan hacker. Data pribadi milik nasabah, penasihat keuangan, hingga karyawan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut dikuasai oleh penjahat siber.

    Menurut TechCrunch, peristiwa pembobolan data terjadi pada pertengahan Juli. Kabar ini telah dikonfirmasi oleh juru bicara Allianz Life.

    Juru bicara Allianz Life, Brett Weinberg, mengatakan bahwa hacker berhasil mendapatkan akses ke sistem CRM berbasis cloud yang digunakan oleh perusahaan pada 16 Juli 2025. CRM atau customer relationship management adalah software yang menyimpan basis data pelanggan.

    “Aktor jahat berhasil mendapatkan data yang bisa mengidentifikasi mayoritas pelanggan, profesional keuangan, dan beberapa karyawan Allianz Life menggunakan teknik social engineering,” kata Weinberg.

    Social engineering atau “soceng” adalah cara hacker membobol sistem teknologi informasi lewat rekayasa sosial, yang biasanya memanfaatkan link phising agar targetnya terpancing memberikan akses tanpa sadar.

    Allianz Life mengungkapkan peristiwa pembobolan ini dalam dokumen keterbukaan yang diwajibkan oleh jaksa agung negara bagian Maine, Amerika Serikat. Namun, perusahaan tidak mengungkap jumlah nasabah yang terpapar. Menurut juru bicara perusahaan, Allianz Life kini memiliki 1,4 juta nasabah. Induk usaha perusahaan yaitu Allianz, memiliki 125 juta nasabah di seluruh dunia.

    Allianz Life telah memberi tahu peristiwa peretasan kepada FBI dan menegaskan “tidak ada bukti” bahwa sistem dan jaringan perusahan bisa ditembus hacker.

    Perusahaan menolak mengungkapkan aksi hacker selanjutnya, termasuk ada atau tidaknya permintaan tebusan. 

    Perusahaan asuransi, menurut Tech Crunch, kini sedang menjadi target utama para hacker. Sebelumnya, provided asuransi kesehatan Aflac juga menjadi korban hacker.

    Pada Juni, peneliti keamanan siber di Google menyatakan bahwa mereka mendeteksi “beberapa penyusupan” di sektor asuransi oleh Scattered Spider, kelompok hacker dengan modus utama soceng. Contoh metode yang digunakan kelompok hacker tersebut adalah menghubungi layanan bantuan pelanggan agar mereka tertipu dan memberikan askes ke jaringan IT perusahaan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penipu Colong Uang Lewat QRIS Bikin Rekening Ludes, Ini Modusnya

    Penipu Colong Uang Lewat QRIS Bikin Rekening Ludes, Ini Modusnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Skema penipuan digital semakin canggih. Terbaru, ramai modus penipuan menggunakan kode QR palsu dilakukan oleh para penipu untuk menjerat para korbannya.

    Modus tersebut dilakukan saat mereka memindai atau scan QR yang dan akan membuat rekening mereka ludes tanpa sisa. Kode QR palsu itu akan meniru identitas pedagang, jenis barang dan jumlah transaksi asli. Jadi korban tidak akan menyadari sedang bertransaksi dengan penipu.

    Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia sudah pernah mengingatkan terkait hal ini. Deputi Gubernur Bank Indonesia Filianingsih Hendarta mengatakan QRIS dibangun dengan keamanan standar nasional dan merujuk para praktik terbaik global.

    “QRIS keamanannya itu tanggung jawab bersama. BI, ASPI [Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia] dan pelaku industri PJP [Perusahaan Jasa Penilai] selalu melakukan sosialisasi dan edukasi terkait keamanan transaksi QRIS kepada para merchant,” jelas dia.

    Menurutnya, peredaran QRIS palsu perlu ditanggulangi bersama. Termasuk, pedagang punya tanggung jawab untuk memastikan gambar QRIS berada dalam pengawasannya.

    Selain itu pedagang harus mengawasi proses transaksi pembelian dengan QRIS. Ini dilakukan baik yang bertransaksi dengan scan gambar maupun mesin EDC.

    Kedua, para pedagang juga harus memeriksa status tiap pembayaran. Misalnya memastikan notifikasi telah mereka terima setelah transaksi terjadi.

    Namun bukan hanya pedagang yang harus bertanggung jawab. Pembeli punya tugas yang sama untuk menanggulangi masalah ini.

    Fillianingsih mengatakan pembeli harus memastikan QRIS yang mereka scan memiliki identitas sama dengan merchant.

    “Namanya benar, jangan misalnya yayasan apa, tetapi namanya toko onderdil. Tidak pas,” jelasnya.

    “Di BI dan ASPI kita selalu melakukan pengawasan terhadap PJP QRIS dan terhadap perlindungan konsumen. Jadi itu tanggung jawab kita bersama,” pungkas dia.

    (tps/tps)

    [Gambas:Video CNBC]