Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Cara Kirim Chat WhatsApp Bisa Tanpa Simpan Nomor Lebih Dulu

    Cara Kirim Chat WhatsApp Bisa Tanpa Simpan Nomor Lebih Dulu

    Jakarta, CNBC Indonesia – Untuk mengirimkan chat melalui WhatsApp, biasanya kita perlu menyimpan kontak terlebih dulu. Selain itu bisa melalui kontak yang dikirimkan akun lain melalui chat.

    Namun ternyata Anda bisa mengirimkan chat tanpa perlu menyimpan nomor kontak terlebih dulu. Ini berguna untuk menghubungi orang yang hanya sekali-kali Anda hubungi seperti customer service layanan tertentu hingga penjual online.

    Untuk melakukannya Anda bisa memanfaatkan browser yang ada di ponsel ataupun laptop. Berikut tahapan caranya:

    1. Buka browser di perangkat Anda
    2. Ketik pada kotak browser: wa.me/nomor tujuan.
    3. Format nomor tujuan menggunakan kode negara tanpa menggunakan tanda plus (+). Contoh wa.me/62821xxxxx
    4. Tekan Enter
    5. Berikutnya klik tombol ‘Lanjut ke chat’
    6. Anda akan masuk ke aplikasi WhatsApp untuk mulai chat
    7. Anda juga bisa menambahkan pesan otomatis pada link tersebut, tambahkan simbol %20 untuk pengganti spasi, formatnya : wa.me/nomor ponsel tujuan/teks%20teks%20.

    Selain itu Anda juga bisa menggunakan situs bantuan wa.link untuk mengirimkan chat tanpa simpan nomor. Ini cara melakukannya:

    1. Buka browser
    2. Ketika wa.link
    3. Pilih kode negara nomor ponsel yang dituju
    4. Ketik nomor telepon Anda pada kolom yang disediakan
    5. Gunakan opsi “Add emoji” jika ingin menyisipkan emoji
    6. Isi kolom “Add a custom message that users will send to you” dengan pesan yang ingin ditampilkan
    7. Klik tombol Preview untuk melihat tampilan pesan pada link WhatsApp
    8. Klik tombol Generate my wa.link jika tampilan sudah sesuai
    9. Kemudian, salin link yang dihasilkan, lalu bagikan ke pengguna lain.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Negara Barat Sudah Kecanduan Produk China, Ini Buktinya

    Negara Barat Sudah Kecanduan Produk China, Ini Buktinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok, aplikasi di bawah ByteDance asal China, dicintai banyak orang di negara Barat. Di tengah ancaman pemblokiran di Amerika Serikat (AS), ternyata antusiasme masyarakat negara-negara Eropa terhadap TikTok tak ciut.

    Pendapatan TikTok dilaporkan mengalami kenaikan signifikan di pasar Eropa. Laporan Companies House menyebutkan pendapatan TikTok di luar AS melonjak 38% menjadi US$6,3 miliar atau Rp 102,3 triliun.

    Platform besutan ByteDance itu mengantongi pendapatan lebih dari dua kali sejak 2022 lalu di Inggris, Amerika Latin, dan Eropa, dikutip dari Forbes, Senin (25/8/2025).

    Pada tahun 2024, kerugian sebelum pajaknya menyempit menjadi US$616 juta (Rp 10 triliun). Ini turun dari US$1,47 miliar (Rp 23,8 triliun) setahun sebelumnya.

    Semua ini terjadi saat AS memerintahkan ByteDance menjual TikTok untuk operasional di negara tersebut atau diblokir. Namun perintah tersebut belum dilakukan, sebab Presiden AS Donald Trump sudah berulang kali menangguhkannya.

    TikTok juga mendapatkan banyak tuntutan hukum. Bahkan perusahaan mengalokasikan US$1 miliar (Rp 16,2 triliun) untuk menutupi denda di masa depan dari pemerintah Eropa.

    Komisi Eropa membuka proses hukum pada TikTok akhir tahun lalu. Lembaga itu menuding platform berbagi video gagal mengurangi risiko integritas pemilu dengan mengizinkan akun palsu memiliki dampak hasil pemilu presiden 2024.

    Sementara regulator Inggris tengah melakukan penyelidikan apakah TikTok menyalahgunakan data anak-anak. Di Spanyol, otoritas setempat menyelidiki dugaan perusahaan terlibat pada penargetan iklan ilegal serta parlemen Perancis memeriksa bahaya aplikasi pada psikologis anak.

    TikTok juga diminta membayar denda US$1 miliar pada April lalu oleh otoritas perlindungan data Irlandia. Lembaga itu melakukan penyelidikan apakah ByteDance memfasilitas akses tidak sah dari China untuk data pengguna di Eropa.

    TikTok menanggulangi masalah ini dengan inisiatif Project Clover. Perusahaan meluncurkan pusat data di Norwegia pada awal tahun dan rencana pembangunan pusat data kedua di Finlandia.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ecommerce China Seenaknya Atur Harga, Pemerintah Langsung Bertindak

    Ecommerce China Seenaknya Atur Harga, Pemerintah Langsung Bertindak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah China mengambil sikap tegas kepada platform e-commerce besar yang dinilai semena-mena dalam menentukan harga jual. Otoritas setempat mengajukan aturan untuk penetapan harga pada platform internet pada Sabtu (23/8) waktu setempat.

    Draf aturan untuk platform yang menyediakan layanan jual-beli barang dan jasa tersebut bertujuan mendorong transparansi harga dan keadilan, menurut pernyataan dari Komisi Reformasi dan Pengembangan Nasional.

    Pemerintah meminta komentar publik setelah menerima keluhan dari beberapa pedagang dan konsumen terkait penetapan harga yang tak adil dan menyesatkan oleh penyedia platform besar.

    Komisi Reformasi dan Pengembangan Nasional mengatakan pihak yang beroperasi pada platform harus menyetujui dan mengubah harga melalui cara standar seperti kontrak dan pesanan, dikutip dari Reuters, Senin (25/8/2025).

    “Aturan mengharuskan operator platform dan pedagang untuk mematuhi peraturan penetapan harga yang jelas, meningkatkan transparansi aturan penetapan harga, dan segera mengungkapkan perubahan biaya agar dapat menerima pengawasan publik dengan lebih baik”, tertera dalam pernyataan Komisi Reformasi dan Pengembangan Nasional.

    Para pedagang menuduh platform-platform raksasa tersebut memanipulasi harga secara tidak adil untuk mendongkrak penjualan, sementara konsumen mengeluhkan harga yang menyesatkan.

    Pada 2021 lalu, Alibaba didenda sebesar US$2,75 miliar (Rp44 triliun) karena pelanggaran antimonopoli, sebuah keputusan yang menurut perusahaan telah diterima.

    Sementara itu, para pemimpin e-commerce tahun ini dilaporkan telah mengabaikan risiko regulasi saat mereka berperang harga dalam “ritel instan”, di mana pengiriman bisa secepat setengah jam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Elon Musk Sudah 8 Tahun Tak Digaji, Adiknya Tagih Marah-Marah

    Elon Musk Sudah 8 Tahun Tak Digaji, Adiknya Tagih Marah-Marah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Adik Elon Musk, Kimbal membela kakaknya soal paket upah CEO. Meski mengembalikan keputusan kepada pemegang saham Tesla, dia mengatakan Elon pantas menerima upah fantastis.

    Sebagai CEO, Elon tidak mendapatkan gaji atau bonus tunai, tetapi diberikan ‘penghargaan kinerja’ yang berupa opsi saham. Ini diberikan berdasarkan pencapaian raksasa mobil listrik pada periode tertentu.

    “Saya rasa kakak saya pantas dibayar,” kata Kimbal dikutip dari CNBC Internasional, Senin (25/8/2025).

    “Dia tidak menerima gaji sama sekali selama enam hingga delapan tahun terakhir. Saya rasa itu tidak tepat. Biarkan pemegang saham Tesla yang memutuskan, namun saya yakin itu perlu. Dia harus dibayar,” dia menambahkan.

    Pada awal bulan ini, Tesla telah memberikan paket bayaran interim sebanyak 96 lembar saham atau sekitar US$29 miliar (Rp 471,4 triliun). Anggota komitme Robyn Denholm dan Kathleen Wilson-Thompson mengatakan rencana pembayaran telah disetujui pihak “komite khusus.” Elon dan Kimbal, yang memiliki hak suara, tidak menggunakan hak suaranya dalam voting tersebut.

    Pengadilan Delaware pernah memerintahkan Tesla mencabut paket upah Elon pada Desember. Saat itu dia mendapatkan US$56 miliar (Rp 910,4 triliun) dari 2018, yang disebut terbesar dalam sejarah AS.

    Minggu ini, kelompok investasi yang bekerja dengan dana pensiun, SOC Investment Group mengirimkan surat pada Nasdaq. Mereka meminta dewan direksi seharusnya meminta persetujuan pemegang saham untuk paket baru CEO.

    Elon sendiri pernah meminta gaji dan kendali lebih besar pada Tesla bulan Januari tahun lalu. Kemampuannya saat itu kurang berpengaruh untuk perusahaan.

    “Saya merasa tak nyaman mengembangkan Tesla jadi pemimpin untuk AI dan robotika tanpa punya kendali suara sekitar 25%. Cukup berpengaruh tapi tak terlalu berpengaruh membuat saya tidak bisa digulingkan. Kecuali masalahnya itu, saya lebih senang mengembangkan produk di luar Tesla,” jelasnya.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ulah Mantan Karyawan, Rahasia Apple Jatuh ke Tangan Oppo

    Ulah Mantan Karyawan, Rahasia Apple Jatuh ke Tangan Oppo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Mantan karyawan Apple Chen Shi diduga membagikan informasi produk ke perusahaan barunya Oppo. Apple mengajukan gugatan terkait masalah itu.

    Chen Shi disebut bekerja sebagai Arsitek Sistem Sensor untuk Apple Watch pada Januari 2020 hingga Juni 2025. Gugatan itu menyebut dia mengatur dan menghadiri puluhan pertemuan dengan anggota tim Apple Watch.

    Chen Shi dituduh mempelajari pekerjaan tim tersebut untuk sensor optik, suhu dan EKG. Selain itu juga diduga mengunduh 63 berkas dari salah satu folder yang dilindungi milik Apple ke dalam drive USB, dikutip dari Engadget, Senin (25/8/2025).

    Setelah memindahkan file tersebut, Chen Shi mencari soal menghapus macbook atau informasi mengenai apakah bisa ketahuan jika membuka berkas drive bersama dalam sebuah internet.

    Dia juga tercatat telah mencari pekerjaan di Oppo pada April 2025, satu bulan sebelum dirinya resmi mengundurkan diri dari Apple. Chen Shi mengungkapkan alasannya resign adalah untuk merawat orang tuanya di China dan tidak berencana mencari pekerjaan baru, bukan pindah ke Oppo.

    Apple mengatakan Chen Shi mengirimkan pesan akan mengumpulkan informasi soal penginderaan kesehatan mantan perusahaan pada karyawan Oppo.

    Oppo telah buka suara soal tuduhan itu. Kepada MacRumors, perusahaan mengatakan tidak menemukan bukti hubungan tuduhan dengan perilaku karyawan selama bekerja di Oppo.

    Oppo juga mengklaim tidak menyalahgunakan rahasia dagang milik Apple.

    Bukan kali ini saja Apple menyeret mantan karyawannya ke meja hijau dengan tuduhan mencuri rahasia dagang perusahaan. Belum lama ini, produsen iPhone mengguggat mantan insinyur desainnya karena mencuri informasi soal Vision Pro kepada perusahaan barunya, Snap.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Cara Ubah HP Lawas Jadi Kamera CCTV di Mobil, Ternyata Mudah

    Cara Ubah HP Lawas Jadi Kamera CCTV di Mobil, Ternyata Mudah

    Jakarta, CNBC Indonesia – Jika Anda punya iPhone lama, sebaiknya jangan hanya disimpan atau dibuang. Pasalnya, ponsel tersebut bisa digunakan kembali untuk keperluan lain.

    Salah satunya bisa digunakan untuk kamera CCTV di mobil untuk membantu pengemudian. Jadi Anda tak perlu lagi membeli perangkat baru.

    Untuk mengalihfungsikannya, Anda perlu memastikan iPhone lama masih bisa terhubung internet. Sebab Anda perlu mengunduh aplikasi terkait di ponsel tersebut, dikutip dari BGR, Senin (25/8/2025).

    Sejumlah aplikasi kamera dashboard gratis diunduh dan diakses. Namun, mungkin beberapa aplikasi memiliki fitur berbayar untuk bisa menggunakannya.

    Salah satu yang bisa dipilih adalah Driver. Layanan tersebut gratis dan memiliki sejumlah fitur seperti unggahan cloud otomatis, konektivitas kamera ganda dan pemantau kendaraan dengan AI.

    Ada pula Smart Dash Cam. Aplikasi ini memiliki opsi penyesuaian dan perekamanan secara langsung dari aplikasi.

    Selain itu, Anda memerlukan dudukan ponsel dan USB untuk bisa digunakan di dalam mobil. Pastikan dudukan ponsel dapat menempel di dashboard atau kaca depan.

    Pasang penyangga ini dalam posisi lanskap. Karena sebagian besar aplikasi dan pemutar video didesain dengan posisi tersebut.

    Posisikan penyangga dalam sebagian kecil depan kendaraan. Jadi Anda memiliki pandangan kamera luas dan mengurangi pantulan cahaya dari kap atau kaca depan.

    Sebelum menggunakan aplikasi, atur dulu semua pengaturan di dalamnya. Misalnya sesuaikan durasi klip, elemen HUF falam layar, resolusi rekaman dan saat pengulangan rekaman.

    Anda juga perlu membeli adaptor USB. Perangkat ini bisa ditemukan dengan mudah baik di toko offline maupun online.

    Terakhir, cegah iPhone kepanasan saat digunakan. Aktivitas ponsel yang terlalu berat, termasuk merekam video begitu juga mencolokkannya pada stop kontak mobil akan membuat suhu ponsel naik.

    Setelah selesai berkendara, lepas iPhone dari penyangganya, kemudian matikan perangkat untuk beberapa saat. Jangan meninggalkan ponsel masih terpasang saat cuaca panas.

    (hsy/hsy)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Negara Nomor 1 di Dunia, Amerika dan China Kalah Jauh

    Israel Negara Nomor 1 di Dunia, Amerika dan China Kalah Jauh

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perkembangan teknologi kecerdasan buatan (AI) harus ditopang dengan talenta AI yang memadai. Untuk itu, raksasa teknologi berbondong-bondong merekrut karyawan yang memiliki keahlian AI alias ‘AI talent’.

    Bahkan, di Silicon Valley terjadi pembajakan talenta AI besar-besaran yang dilancarkan oleh Meta (Facebook, WhatsApp, Instagram). Berbagai upaya itu untuk memenangkan perlombaan dalam mendominasi AI. 

    Di saat bersamaan, perusahaan juga berupaya meningkatkan keterampilan para karyawan agar bisa beradaptasi dengan era teknologi AI.

    Sebanyak 66% pemimpin perusahaan mengatakan tak akan merekrut karyawan yang tidak memiliki keterampilan AI. Sementara 71% mengatakan lebih memilih merekrut orang yang tak berpengalaman tetapi memiliki kemampuan AI, ketimbang orang berpengalaman tetapi tidak memiliki keahlian AI.

    Temuan ini diungkap laporan Microsoft dan LinkedIn pada 2024 berdasarkan survei terhadap 31.000 orang di 31 negara.

    Untuk mengukur penyebaran talenta AI di berbagai negara di dunia, LinkedIn merilis metrik ‘Konsentrasi Talenta AI’, berdasarkan data profil pengguna.

    LinkedIn mempertimbangkan kemampuan engineering AI seperti pembelajaran mesin (machine learning) dan pemrosesan bahasa natural (natural language processing). Selain itu juga kemampuan literasi AI seperti ChatGPT dan GitHub Copilot.

    Berdasarkan data 2024, Israel menjadi negara dengan talenta AI terbesar ketimbang rata-rata global, menurut laporan LinkedIn. China dan Amerika Serikat (AS) yang merupakan dua negara paling ambisius mengembangkan AI tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’.

    Hanya saja, perlu dicatat bahwa penyensoran yang masif di China terhadap platform buatan AS bisa jadi merupakan alasan banyak talenta China yang tidak memiliki akun LinkedIn, sehingga datanya tidak bisa dihimpun.

    Berikut daftar 10 besar negara dengan konsentrasi talenta AI terbanyak, menurut laporan LinkedIn, dikutip dari CNBC Make It, Senin (25/8/2025):

    Israel (1,98%)

    Singapura (1,64%)

    Luksemburg (1,44%)

    Estonia (1,17%)

    Swiss (1,16%)

    Finlandia (1,13%)

    Irlandia (1,11%)

    Jerman (1,09%)

    Belanda (1,07%)

    Korea Selatan (1,06%)

    Untuk daftar 6 negara teratas di 2024 sebenarnya tak berubah dari peringkat tahun lalu. Sementara itu, Irlandia maju 4 peringkat ke posisi ke-7 dan Korea Selatan menurun 3 peringkat ke posisi ke-10 di 2024.

    “Banyak negara dengan konsentrasi talenta AI tertinggi seperti Israel, Singapura, Luksemburg, Estonia, yang jumlah penduduk dan luas wilayahnya relatif kecil, tetapi mereka sangat menonjol dalam hal pengembangan talenta AI dengan cepat,” kata Chua Pei Ying, kepala ekonom LinkedIn untuk wilayah APAC.

    “Hal ini dapat terwujud dengan membangun ekosistem yang mendukung. Perusahaan berinvestasi dalam pengembangan keterampilan karyawannya, dan pemerintah membuat kebijakan yang mendorong pembelajaran berkelanjutan,” Chua menambahkan.

    Meski India tidak masuk dalam daftar ‘Top 10’ pada laporan 2024, negara tersebut menunjukkan peningkatan 252% antara 2016 hingga 2024. Hal ini menunjukkan India cukup agresif dalam mengembangkan talenta AI di negaranya, menurut laporan LinkedIn.

    India juga menunjukkan peningkatan 33,4% secara tahun-ke-tahun (YoY) dalam hal perekrutan terkait AI sepanjang 2024. Hal ini menunjukkkan India makin kencang membutuhkan talenta AI.

    Sementara itu, untuk perekrutan terkait AI, Singapura menunjukkan pertumbuhan 25% dan Amerika Serikat (AS) 24,7%.

    “Kultur Singapura yang menonjolkan pembelajaran berkontribusi pada daya saingnya di era AI,” kata Chua.

    “Data kami menunjukkan para pekerja di Singapura adalah yang paling cepat belajar. Mereka menghabiskan waktu mereka lebih banyak 40% untuk mempelajari keterampilan AI ketimbang negara-negara lain di Asia Tenggara,” ia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Geger Bank Digital Kena Kasus Pencucian Uang, Didenda Rp 49 Miliar

    Geger Bank Digital Kena Kasus Pencucian Uang, Didenda Rp 49 Miliar

    Jakarta, CNBC Indonesia – Bank Bunq di Belanda dikenakan sanksi denda senilai 2,6 juta euro atau setara Rp49,45 miliar. Pasalnya Bunq dinilai gagal mengontrol praktik pencucian uang di platformnya.

    Bank sentral Belanda,DNB, mengatakan bahwaBunq dikenakan denda pada Mei 2025. Disebutkan bahwa Bunq memiliki “kekurangan serius dalam pengendalian pencucian uang” di dalam platfornya pada periode Januari 2021 hingga Mei 2022, dikutip dari Reuters, Senin (25/8/2025).

    Sebagai informasi, Bunq mendapat status sebagai unicorn pada 2021 silam. Pada awal 2022, Bunq menggugat BNB ke pengadilan karena menyebut strategi anti pencucian uang dari bank sentral tersebut ketinggalan zaman dan tidak efektif, dikutip dari laporan Vixio.

    Pengadilan Banding Industri dan Perdagangan Belanda (CBb) pada 2022 lalu berpihak pada Bunq dan menyebut DNB tak memiliki bukti kuat bahwa metode penyaringan yang dilakukan Bunq melanggar hukum.

    Pada laman blog resmi Nvidia, disebut bahwa Bunq melawan penipuan keuangan dengan bantuan AI dan komputasi dari raksasa chip asal Amerika Serikat (AS) tersebut.

    Laman blog yang dipublikasikan pada Juni 2024 tersebut menyebut bahwa Bunq menawarkan layanan bank online kapan saja dan di mana saja. Melalui aplikasi Bunq, pengguna bisa mengelola kebutuhan keuangan secara online tanpa berkunjung ke bank fisik.

    “Untuk melayani kebutuhan nasabah yang bertumbuh, Bunq menggunakan AI-generatif dalam mendeteksi penipuan dan pencucian uang,” tertera dalam blog Nvidia.

    Bunq memiliki lebih dari 12 juta nasabah dan mengelola deposit seniali lebih dari 8 miliar euro (Rp130 triliun). Berdiri pada 2012, Bunq disebut sebagai salah satu bank digital terbesar di Uni Eropa.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Daftar Teknologi Baterai Terbaru Mobil Listrik, Tak Butuh RI-China

    Daftar Teknologi Baterai Terbaru Mobil Listrik, Tak Butuh RI-China

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan di seluruh dunia, termasuk startup, berlomba mengembangkan baterai jenis baru untuk motor dan mobil listrik. Hasilnya, variasi baterai yang lebih efisien dengan komponen baru terus bertambah.

    China saat ini menguasai 85 persen dari sel baterai yang diproduksi di seluruh dunia dan mengendalikan 90 persen dari bahan baku baterai yang digunakan oleh baterai yang mendominasi pasar mobil listrik.

    Oleh karena itu, pelaku industri berusaha mengembangkan jenis baterai baru yang mengurangi ketergantungan atas logam tanah jarang asal China.

    Menurut Reuters, teknologi baterai berkembang sangat cepat. Namun, apa pun teknologinya, tiap baterai terdiri dari tiga komponen utama yaitu katoda, anoda, dan elektrolit.

    Berikut adalah teknologi baterai yang sedang dikembangkan di seluruh dunia: 

    1. Timbal (lead)

    Digunakan untuk menyalakan mobil dengan kapasitas 6 sampai 12 volt.

    Kelebihan: Murah, bisa berfungsi di kondisi ekstrem
    Kekurangan: Berat dengan kapasitas energi rendah

    2. Nikel-Cadmium (Ni-Cd)

    Baterai yang bisa diisi ulang

    3. Nikel-Metal-Hydrida (Ni-Mh)

    Teknologi yang digunakan di Toyota Prius, mobil produksi Toyota yang memelopori teknologi hibrida.

    4. Sodium Nikel Klorida

    Digunakan oleh Venturi Automobiles yang menyediakan armada layanan pos Prancis.

    Kelebihan: Kecil, bisa diselipkan ke dalam mobil produksi saat ini tanpa proses konversi
    Kekurangan: Kecepatan terbatas di 100 km per jam dan jarak hanya 100 km

    5. Lithium Metal Polimer (LMP)

    Digunakan oleh BlueCar produksi Bollore Pininfarina dan perusahaan berbagi kendaraan Autolib. Kedua model kini sudah berhenti diproduksi. Teknologi ini kini banyak digunakan untuk sumber tenaga tempat penyimpanan dingin, bus, dan trem.

    Kelebihan: Teknologi kering berdasarkan prinsip kapasitor, proses produksinya sederhana
    Kekurangan: Harus lewat proses pra-pemanasan dan harus dijaga di suhu tertentu

    6. Lithium-Ion

    Teknologi yang paling banyak digunakan saat ini di HP, laptop, mobil listrik dan perangkat lainnya. Pertama kali dikomersialisasi oleh Sony pada 1991.

    NMC dan LFP adalah baterai Li-Ion yang sekarang mendominasi industri.

    NMC atau Nickel Manganese Cobalt, memiliki kepadatan energi tinggi sehingga pas digunakan untuk kendaraan besar. Sumber pasokan kobalt terbesar adalah Republik Demokratis Kongo. Penambangan di Kongo memiliki risiko politik, keamanan, dan sosial.

    LFP atau Lithium Iron Phosphate:

    Kelebihan: Tidak membutuhkan kobalt dengan teknologi yang lebih murah untuk kendaraan kecil.
    Kekurangan: Kapasitas lebih kecil dibanding NMC.

    7. Sodium-Ion

    Kelebihan: Tidak membutuhkan bahan baku logam tanah jarang yaitu lithium, atau nikel dan kobalt. Bahan penggantinya adalah aluminium, besi, dan mangan. Sodium komponen utama garam, adalah sumber daya yang melimpah. Tidak mudah terbakar, bisa bertahan hingga 50.000 pengisian ulang atau 10 kali lebih banyak dari li-ion.
    Kekurangan: Kapasitas energi rendah. Produksi baterai sangat sedikit, bergantung kepada harga lithium.

    8. Lithium Nikel Mangan Oksida (LNMO)

    Dikembangkan oleh Renault dengan target pengiriman pertama pada 2028.

    Kelebihan: Tidak membutuhkan kobalt. Menggabungkan densitas energi NMC tetapi semurah dan seaman LFP, bisa diisi ulang kurang dari 15 menit.
    Kekurangan: Masih dalam pengembangan.

    9. Lithium-Sulfur

    Dikembangkan oleh Lyten, startup yang didanai oleh Stellantis, lewat akuisisi atas aset Northvolt, startup asal Swedia yang kini sudah bangkrut.

    Kelebihan: Densitas energi dua kali lipitas lithium-ion. Tidak membutuhkan nikel, kobalt, dan mangan yang semuanya bisa ditambang di Amerika Utara dan Eropa.
    Kekurangan: Target produksi, paling lambat 2028.

    10. Baterai padat (Solid-state)

    Baterai yang menggunakan elektrolit padat, menggantikan elektrolit cair yang digunakan di teknologi li-ion.

    Kelebihan: Densitas energi tinggi, ringan, tidak mudah terbakar
    Kelebihan: Masih dalam pengembangan tanpa produksi skala besar.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Nasib China Tinggal Tunggu Waktu, Trump Blak-blakan Bilang Begini

    Nasib China Tinggal Tunggu Waktu, Trump Blak-blakan Bilang Begini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memberikan update terbaru terkait nasib TikTok, aplikasi di bawah ByteDance asal China.

    Trump menyebut sudah ada calon pembeli asal Negeri Paman Sam yang siap mengambil alihTikTok. Namun, ia tidak menyebutkan nama individu maupun perusahaan yang dimaksud.

    Ia juga membuka peluang untuk memperpanjang tenggat waktu bagi ByteDance untuk melepas asetnya di AS. Dikutip dari Reuters, Senin (25/8/2025), Trump mengatakan akan berbicara dengan Presiden China Xi Jinping “di waktu yang tepat”.

    Hal ini ia sampaikan pada Jumat (22/8), hanya beberapa hari setelah Gedung Putih resmi bergabung dengan membuka akun di platform video pendek itu.

    “Saya belum berbicara dengan Presiden Xi terkait hal tersebut,” kata Trump dalam kunjungannya ke gift shop Gedung Putih di seberang rumah dinas Presiden, dikutip dari Reuters, Senin (25/8/2025). 

    “Untuk sementara, hingga kompleksitas ini bisa diselesaikan, kita akan memperpanjang [tenggat untuk TikTok] hingga beberapa waktu,” ia menuturkan. 

    Meski ada kekhawatiran bipartisan terkait keamanan nasional dan privasi data pengguna TikTok, Trump menegaskan dirinya tidak terlalu mengkhawatirkan hal itu.

    “Saya sama sekali tidak khawatir. Menurut saya itu terlalu dilebih-lebihkan, saya penggemar TikTok,” kata dia, dikutip dari Reuters, Senin (25/8/2025).

    Sebelumnya, undang-undang yang disahkan pada 2024 mengharuskan ByteDance melepas aset TikTok di AS atau menunjukkan kemajuan signifikan menuju penjualan. TikTok bahkan diwajibkan berhenti beroperasi pada 19 Januari 2025. Namun, Trump berulang kali memilih tidak menegakkan aturan tersebut, bahkan baru-baru ini memperpanjang tenggat hingga 17 September 2025.

    “Untuk sementara, sampai kerumitan ini selesai, kami perpanjang sedikit lebih lama,” ujar Trump.

    Langkah Trump ini menuai kritik dari sejumlah anggota parlemen AS. Mereka menilai pemerintahannya mengabaikan hukum yang berlaku dan menutup mata terhadap risiko keamanan nasional akibat kendali China atas TikTok.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]