Category: CNBCindonesia.com Tekno

  • Dampak Medsos Diblokir: DPR Dibobol, 19 Orang Tewas di Nepal

    Dampak Medsos Diblokir: DPR Dibobol, 19 Orang Tewas di Nepal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebanyak 19 orang tewas dalam kerusuhan di Nepal pada Senin (8/9), yang disebut sebagai aksi protes terbesar dalam beberapa dekade terakhir.

    Bentrokan pecah setelah pemerintah memblokir akses ke sejumlah platform media sosial, termasuk Facebook, dan memicu kemarahan publik terutama dari kalangan muda.

    Polisi di ibu kota Kathmandu menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang menyerbu gedung parlemen.

    Massa bahkan berhasil menerobos barikade, membakar sebuah ambulans, dan melempari polisi antihuru-hara yang menjaga kompleks parlemen.

    “Polisi menembak secara membabi buta,” kata seorang demonstran kepada ANI, seperti dikutip Reuters, Selasa (9/9/2025). Ia mengaku temannya terluka akibat terkena tembakan di tangan.

    Polisi menyebut lebih dari 100 orang luka-luka, termasuk 28 aparat. Para korban dibawa ke rumah sakit dengan bantuan sesama demonstran menggunakan sepeda motor. Dari total korban tewas, dua di antaranya berasal dari kota Itahari, di bagian timur Nepal.

    Aksi ini dipicu keputusan pemerintah pekan lalu yang memblokir akses ke sejumlah media sosial. Pemerintah beralasan langkah itu diambil karena platform tidak mendaftar ke otoritas terkait, padahal selama ini banyak digunakan untuk penyebaran ujaran kebencian, berita bohong, hingga penipuan.

    Namun, kebijakan tersebut memicu protes luas. Sekitar 90% dari 30 juta penduduk Nepal adalah pengguna internet aktif.

    Massa, sebagian besar anak muda termasuk pelajar dan mahasiswa, turun ke jalan dengan membawa poster bertuliskan “Hentikan korupsi, bukan media sosial” serta “Anak muda melawan korupsi.”

    Menteri Dalam Negeri Nepal Ramesh Lekhak mengundurkan diri dengan alasan “tanggung jawab moral” atas jatuhnya korban jiwa. Sementara itu, Perdana Menteri K.P. Sharma Oli menggelar rapat darurat kabinet untuk membahas situasi.

    Aksi tersebut mencerminkan kekecewaan para GenZ terhadap pemerintah yang dianggap lamban memberantas korupsi dan menciptakan lapangan kerja. “Ini adalah protes generasi baru di Nepal,” ujar seorang demonstran kepada ANI.

    Pemblokiran media sosial di Nepal terjadi di tengah tren global ketika banyak pemerintah memperketat pengawasan terhadap media sosial dan raksasa teknologi dengan alasan penyebaran misinformasi, privasi data, keamanan nasional, hingga dampak buruk daring.

    Para pengkritik menilai langkah-langkah tersebut berisiko mengekang kebebasan berekspresi, sementara regulator beralasan pengawasan ketat diperlukan untuk melindungi pengguna dan menjaga ketertiban sosial.

    Nepal sendiri masih menghadapi ketidakstabilan politik sejak menghapus monarki pada 2008. Hingga kini sudah ada 14 pemerintahan, namun tidak ada satupun yang mampu menyelesaikan masa jabatan lima tahun penuh.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tanda Akun Google Dibajak yang Harus Diketahui, Awas Rekening Terkuras

    Tanda Akun Google Dibajak yang Harus Diketahui, Awas Rekening Terkuras

    Jakarta, CNBC Indonesia – Peretasan bisa terjadi pada siapa dan di mana saja. Termasuk pada akun Google pribadi milik Anda yang menyimpan banyak informasi pribadi.

    Peretas dapat mengantongi sejumlah informasi pribadi karena akun terhubung dengan sejumlah layanan Google, termasuk Gmail, Drive dan Google Photos.

    Selain itu, akun Google banyak digunakan untuk mendaftarkan diri ke aplikasi dan layanan internet.

    Anda bisa melakukan langkah pencegahan dengan menerapkan beberapa cara. Termasuk menggunakan two-step verification, mengganti seluruh password pada layanan yang digunakan, hingga menghapus malware yang ada dalam perangkat.

    Sementara itu, Anda sebenarnya bisa mengenali jika akun telah diretas. Berikut beberapa ciri-cirinya:

    Pengaturan Keamanan

    Salah satu ciri akun telah diretas adalah adanya perubahan pengaturan keamanan. Perubahan itu terjadi pada nomor atau email pemulihan, nama akun atau autentikasi dua faktor yang dinonaktifkan, namun semua itu tidak pernah Anda lakukan sebelumnya.

    Aktivitas di Layanan Google

    Ciri lainnya adalah aktivitas mencurigakan pada layanan Google. Misalnya email yang tiba-tiba terhapus, unggahan Youtube, file Drive yang tiba-tiba dibagikan.

    Aktivitas Finansial

    Anda juga patut curiga jika mengetahui adanya aktivitas mencurigakan pada keuangan. Ini bisa terjadi pada pembelian yang tidak pernah dilakukan di layanan Google Play atau adanya metode pembayaran yang ditambahkan namun tak Anda kenal informasi pemiliknya.

    Peringatan Keamanan

    Terakhir, Google akan mengirimkan peringatan adanya aktivitas mencurigakan misalnya login pada perangkat baru. Notifikasi ini akan dikirimkan pada email atau nomor ponsel yang terdaftar.

    Anda juga patut waspada karena bisa saja pemberitahuan itu palsu yang dikirimkan oleh peretas. Jadi cek kebenarannya dulu sebelum melakukan langkah pencegahan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Anak 10 Tahun Sawer Rp400 Juta di TikTok, Orang Tua Minta Duit Kembali

    Anak 10 Tahun Sawer Rp400 Juta di TikTok, Orang Tua Minta Duit Kembali

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebagai orang tua, Anda perlu memberikan perhatian ekstra saat anak mengakses sendiri layanan yang ada di internet. Jangan sampai mereka mengakses konten yang salah atau mengeluarkan uang dalam jumlah besar di platform.

    Kejadian itu dialami orang tua di Jepang yang mengetahui anaknya mengeluarkan ratusan juta di Tiktok. Mereka sampai harus berurusan dengan pengadilan untuk bisa meminta kembali uang yang dikeluarkan sang anak.

    Dalam laporan Japan Today, anak itu mengeluarkan hingga 3,7 juta yen (Rp 408 juta) untuk memberi tip di Tiktok. Secara total, bocah berusia 10 tahun mengeluarkan uang hingga 4,6 juta yen atau Rp Rp 508 juta.

    Ada beberapa kegiatan yang dilakukannya, termasuk pembelian dalam aplikasi. Termasuk uang, 3,7 juta yen digunakan untuk memberi tip pada pembuat konten di Tiktok, dikutip dari Japan Today, Senin (8/9/2025).

    Orang tuanya mengajukan gugatan kepada Tiktok, Bytedance Jepang dan penyedia pembayaran Apple Jepang, di Pengadilan Distrik Tokyo pada 9 Juli lalu. Mereka ingin adanya ganti rugi finansial sekitar 2,8 juta yen (Rp 309 juta).

    Mereka juga telah mengajukan petisi pada Apple Jepang. Namun hanya mendapatkan pengembalian dana 900 ribu yen (Rp 99,4 juta).

    Selain itu kedua orang tua sang anak telah menghubungi Bytedance. Namun belum ada tanggapan dari pihak perusahaan.

    Di Jepang sendiri diatur kontrak yang dibuat anak di bawah umur bisa batal. Asalkan tanpa persetujuan orang tua, dan akan berlaku sebaliknya jika pihak itu melakukan pemalsuan dan mengaku dewasa.

    Untuk kasus ini, kedua orang tua anak 10 tahun mengatakan prosedur verifikasi usia pada dua perusahaan tidak memadai. Seharusnya uang yang diberikan bisa dibatalkan.

    Pengacara dalam kasus tersebut juga mengatakan penyedia layanan seharusnya mengonfirmasi usia secara menyeluruh. Termasuk dapat melakukan pengembalian dana saat anak melakukan pembayaran dengan nilai tinggi.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Amerika Menggila Blokir China, Ini Daftar Produk yang Dilarang

    Amerika Menggila Blokir China, Ini Daftar Produk yang Dilarang

    Jakarta, CNBC Indonesia – Strategi saling blokir produk mewarnai perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Tak cuma berpusat pada chip, tetapi juga meluas ke produk lain.

    Terbaru, pemerintahan Donald Trump dilaporkan berencana untuk mengeluarkan aturan pembatasan impor drone dari China. Selain itu, pembatasan impor juga rencananya akan dilancarkan untuk kendaraan untuk tugas skala sedang dan berat.

    Sebelumnya, Trump juga sudah merencanakan tindakan keras terhadap mobil dan truk, dengan alasan masalah keamanan nasional.

    Kementerian Perdagangan AS pada Jumat (5/9) lalu mengatakan pihaknya berencana mengeluarkan aturan secepatnya pada bulan ini untuk mengatasi risiko keamanan nasional yang melibatkan teknologi informasi dan komunikasi.

    Lebih perinci, produk yang akan dibatasi meliputi drone dan rantai pasokannya, serta kendaraan yang beratnya lebih dari 10.000 pon, dari negara-negara seperti China dan musuh asing lainnya.

    Kementerian tersebut tidak memberikan detail tentang aturan impor yang akan berlaku. Kementerian Perdagangan dan Kedutaan Besar China di Washington tidak segera berkomentar.

    Sebagai informasi, impor China menyumbang sebagian besar penjualan drone komersial di AS. Lebih dari separuhnya berasal dari DJI, produsen drone terbesar di dunia.

    Pembatasan yang direncanakan untuk drone dan kendaraan berat ini merupakan kelanjutan dari aturan serupa yang telah dijadwalkan untuk impor mobil dan truk lainnya.

    Pemerintahan sebelumnya di era Joe Biden telah menyelesaikan aturan pada Januari lalu yang secara efektif akan melarang hampir semua mobil dan truk China di pasar AS mulai akhir tahun 2026. Aturan tersebut merupakan bagian dari tindakan keras terhadap software dan hardware kendaraan dari China.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Maling HP Android Meningkat Tajam di 2025, Korbannya Sudah Banyak

    Maling HP Android Meningkat Tajam di 2025, Korbannya Sudah Banyak

    Jakarta, CNBC Indonesia – Serangan siber pada ponsel Android mengalami peningkatan cukup pesat. Peningkatan sepanjang paruh pertama tahun 2025 mencapai hampir 50% dibandingkan tahun lalu.

    Laporan Kaspersky menyebutkan serangan pada periode Januari-Juni 2025 mencapai 22,8 juta serangan. Jumlah itu melonjak 48% dari paruh kedua tahun 2024 yang mencapai 15,4 juta.

    Sementara dibandingkan enam bulan pertama tahun lalu meningkat 29%. Saat itu, serangan mencapai 17,7 juta.

    Sejumlah ancaman yang dideteksi Kaspersky tahun ini seperti SparkCat, SparkKitty dan Triada. Selain itu ada juga ancaman dari konten dewasa yang disisipkan serangan DDoS serta aplikasi VPN pencegat kode masuk.

    Ancaman lain adalah munculnya aplikasi berbahaya, yakni penipuan Fakemoney, trojan perbankan dan malware bawaan. Fakemoney sendiri merupakan aplikasi agar korban percaya telah mendapatkan uang atau hadiah melalui aktivitas tertentu, sebenarnya adalah untuk mencuri informasi dan tidak ada hadiah sama sekali.

    Trojan mobile banking juga terdeksi mengalami peningkatan pesat. Dari paruh pertama tahun 2025 mencapai 91.493 serangan atau meningkat dua kali dari paruh kedua tahun lalu (43.082) dan H1-2024 (24,748).

    Pimpinan Tim Analis Malware Kaspersky, Anton Kivva mengatakan serangan juga terjadi pada App Store. Malware menyusup ke App Store dan menemukan cara untuk melewati keamanan yang kuat.

    “Paruh pertama tahun 2025 menunjukkan lonjakan serangan malware Android dibandingkan tahun 2024. Terdapat berbagai vektor serangan, dan aplikasi sideloading dari toko aplikasi luar adalah salah satunya. Inisiatif Google baru-baru ini untuk memverifikasi pengembang, bahkan untuk aplikasi sideloading, merupakan upaya untuk melawan penyebaran malware melalui berkas APK di luar toko aplikasi resmi. Namun, langkah ini bukanlah solusi instan. Malware terus menyusup bahkan ke Google Play Store, tempat verifikasi pengembang telah lama berlaku,” kata Kivva dalam keterangan resminya, dikutip Senin (8/9/2025).

    “Malware juga menyusup ke App Store Apple. Penyerang kemungkinan akan menemukan cara untuk melewati verifikasi, yang menggarisbawahi pentingnya untuk menggabungkan solusi keamanan yang kuat, sumber aplikasi yang cermat, dan pembaruan OS secara berkala agar tetap terdepan dalam menghadapi ancaman yang terus berkembang,” dia menambahkan.

    Untuk mencegah dari ancaman-ancaman tersebut, berikut tips yang bisa dilakukan:

    1. Hanya mengunduh (download) dari toko aplikasi resmi, misalnya App Store dan Play Store

    2. Periksa ulasan aplikasi, gunakan link dari situs resmi dan instal software keamanan yang kuat untuk mendeteksi dan memblokir aktivitas berbahaya

    3. Periksa izin aplikasi dan pertimbangkan sebelum memebrikan izin khususnya yang berisiko tinggi

    4. Perbarui sistem operasi dan aplikasi

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Akun Facebook Mark Zuckerberg Diblokir, Meta Digugat ke Pengadilan

    Akun Facebook Mark Zuckerberg Diblokir, Meta Digugat ke Pengadilan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Sebuah laporan menyebutkan akun Facebook milik Mark Zuckerberg terus diblokir oleh pihak Meta. Ternyata akun tersebut bukan CEO raksasa media sosial yang dikenal oleh banyak orang di dunia.

    Zuckerberg yang dimaksud adalah seorang pengacara asal Indianapolis, Amerika Serikat (AS). Namanya yang sama dengan salah satu orang kaya di dunia membawa mimpi buruk untuknya.

    Memiliki nama itu membuatnya tak bisa memiliki laman Facebook. Karena media sosial menuduhnya melakukan peniruan seorang selebritas.

    Sejauh ini, Zuckerberg telah membuat beberapa kali akun namun berakhir ditutup. Mulai dari empat kali akun pribadi ditutup dan akun bisnis sebanyak lima kali dalam delapan tahun terakhir.

    Sang pengacara akhirnya menggugat Meta karena kelalaian dan pelanggaran kontrak. Menurutnya ini satu-satunya jalan untuk menghentikan apa yang dilakukan Meta.

    “Dan menggunakan nama palsu! Yang dimiliki jauh lebih lama dari dia,” kata Zuckerberg dikutip dari WTHR, Senin (8/9/2025).

    “Saya punya hal lebih baik daripada menuntut Facebook. Mereka memiliki lebih banyak uang, pengacara dan sumber daya. Saya tidak suka berkelahi dengan mereka, namun tidak tahu cara lain menghentikannya,” dia menambahkan.

    Sebelumnya dia telah melakukan semua hal yang diminta Meta saat akunnya ditangguhkan. Meta meminta pengguna bisa mengajukan banding saat keputusan platform dirasa tidak tepat.

    Namun tidak ada jawaban atas banding itu hingga empat bulan kemudian. Dalam banding lain, butuh lebih dari enam bulan untuk akunnya dikembalikan.

    “Jadi saya tidak tahu cara mendapatkan perhatian mereka lagi,” jelasnya.

    Zuckerberg mempertanyakan proses banding yang dilakukan Meta. Dia mengatakan perusahaan memiliki masalah karena tidak dapat menjalankan proses tersebut.

    “Mengaku sebagai salah satu perusahaan teknologi terkemuka di dunia dan tidak dapat berhenti melakukannya? Sepertinya mereka tidak bisa menjalankan proses banding mereka? Saya pikir mereka punya masalah,” ucap Zuckerberg.

    Akun yang ditangguhkan itu berdampak buruk padanya. Karena dia kehilangan komunikasi dengan klien dan ribuan dolar untuk iklan praktik hukumnya.

    Tuntutan itu meminta Meta bisa memulihkan akunnya dan tetap menggunakannya. Zuckerberg yakin bisa mengalahkan raksasa teknologi itu.

    “Saya tidak aakan melakukannya jika tidak yakin bisa menang,” dia menuturkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Trump Turun Gunung Usai Google dan Apple Dipalak Habis-habisan

    Trump Turun Gunung Usai Google dan Apple Dipalak Habis-habisan

    Jakarta, CNBC Indonesia – Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan berbagai negara di dunia masih terus berlangsung, bahkan memanas. Salah satunya antara AS dengan Eropa.

    Eropa diketahui sedang memperketat aturan terhadap raksasa teknologi asal AS seperti Apple dan Google. Aturan tersebut terkait praktik monopoli raksasa teknologi, yang berujung pada hukuman denda.

    Presiden AS Donald Trump turun gunung untuk membela Apple dan Google. Pada akhir pekan lalu, Trump mengancam akan meluncurkan investigasi perdagangan untuk membatalkan denda yang disebut ‘diskriminatif’ dari Eropa terhadap Google dan Apple.

    “Kita tidak bisa membiarkan hal ini terjadi pada perusahaan AS yang menakjubkan. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Jika hal ini terjadi, saya akan terpaksa memulai proses hukum Pasal 301 untuk membatalkan denda tidak adil yang dikenakan kepada Perusahaan-Perusahaan AS Pembayar Pajak ini,” tulis Trump di Truth Social, dikutip dari CNBC International, Senin (8/9/2025).

    Ancaman tersebut ia sampaikan beberapa jam setelah Google menerima denda senilai hampir US$3,5 miliar dari Uni Eropa dalam kasus antimonopoli besar yang berpusat pada bisnis teknologi periklanan raksasa mesin pencari tersebut.

    Unggahan tersebut juga muncul sehari setelah Trump mengadakan jamuan makan malam di Gedung Putih bersama sekelompok eksekutif teknologi papan atas, yang bergantian memujinya.

    CEO Google Sundar Pichai berterima kasih kepada Trump setelah hakim AS mengeluarkan putusan yang menguntungkan dalam kasus antimonopoli penting terhadap Alphabet. Pichai mengatakan ia menghargai dialog konstruktif yang dilakukan pemerintah.

    Dalam unggahannya, Trump mengeluh dan menuduh Eropa “secara efektif mengambil uang yang seharusnya digunakan untuk Investasi dan Lapangan Kerja AS.”

    Trump menekankan bawa denda dan pajak lain yang dikeluarkan terhadap Google dan perusahaan AS lainnya tidak adil.

    “Wajib pajak AS tidak akan menoleransi ini!,” ujarnya.

    Dalam unggahan lanjutan pada Jumat (5/9) sore, Trump mengklaim bahwa Google sebelumnya telah membayar US$13 miliar dalam klaim dan tuduhan palsu.

    Tidak jelas dari mana angka tersebut berasal, meskipun perusahaan tersebut baru-baru ini menghadapi serangkaian denda regulasi yang besar.

    Ia juga mengecam Uni Eropa karena memeras miliaran dolar dari Apple dalam bentuk pajak tertunggak dan denda atas dugaan praktik antikompetisi.

    Unggahan tersebut mengklaim bahwa Apple telah didenda US$17 miliar, tetapi angka tersebut tampaknya mencakup putusan pengadilan tahun 2024 di Irlandia yang memerintahkan perusahaan untuk membayar lebih dari US$14 miliar dalam bentuk pajak tertunggak.

    “Apple harus mendapatkan kembali uang mereka!,” tulis Trump.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ulah China Bongkar Rahasia Besar Amerika, Begini Taktiknya

    Ulah China Bongkar Rahasia Besar Amerika, Begini Taktiknya

    Jakarta, CNBC Indonesia – China dilaporkan berupaya membongkar rahasia perdagangan pemerintahan Amerika Serikat (AS) dalam negosiasi dengan Beijing. Caranya dengan menyelipkan malware pada email palsu.

    Laporan Wall Street Journal mengatakan email palsu itu dibuat seperti berasal dari anggota parlemen dari Republik bernama John Moolenar kepada kelompok perdagangan AS, firma hukum, dan lembaga pemerintahan, pada Juli lalu. Pihak berwenang AS juga kabarnya tengah menyelidiki email palsu tersebut.

    Menurut laporan, email pertama dikirimkan sebelum perundingan dilakukan di Swedia. Saat itu perundingan menghasilkan gencatan senjata tarif hingga November mendatang.

    Email itu berisi permintaan untuk penerima bisa meninjau rancangan aturan yang dilampirkan. Namun saat file dibuka, ternyata jadi gerbang masuk malware untuk akses para peretas.

    WSJ mengutip beberapa sumber menyebutkan pihak Moolenaar mengetahui masalah ini setelah menerima banyak pertanyaan membingungkan soal isi email.

    Email bermasalah itu dianalisa dan merujuk pada grup peretasan APT41 yang disebut bekerja untuk intelijen China, dikutip dari Reuters, Senin (8/9/2025).

    Laporan itu mengatakan email palsu jadi operasi peretasan baru untuk China mengantongi informasi rekomendasi terkait perundingan antara Gedung Putih dengan Beijing.

    Terkait masalah aksi peretasan, Kedutaan Besar China di Washington mengaku tak tahu soal rincian serangan dan menegaskan menentang upaya pencemaran nama baik. Pihak kedutaan menambahkan semua negara menghadapi serangan siber yang sulit dilacak.

    “China menentang dan memerangi segala serangan dan kejahatan siber. Kami juga dengan tegas menentang upaya mencemarkan nama baik tanpa bukti kuat,” jelas kedutaan.

    Kepolisian Capitol AS dilaporkan melakukan penyelidikan soal serangan lewat email palsu dari geng peretas. Namun pihak kepolisian enggan memberikan komentarnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hotman: ‘Presiden Percaya Sama Aku’, Mau Bela Nadiem di Depan Prabowo

    Hotman: ‘Presiden Percaya Sama Aku’, Mau Bela Nadiem di Depan Prabowo

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengacara Hotman Paris mengungkapkan soal permintaannya kepada Presiden Prabowo Subianto membuktikan kasus dugaan korupsi yang menyeret nama kliennya dan mantan Mendikbudristek Nadiem Makarim. Dia mengatakan permintaan itu sebagai usahanya dalam kasus ini.

    Hotman juga mengatakan Prabowo pernah menjadi kliennya selama 25 tahun. Jadi permintaan itu wajar mengingat dirinya pernah dipercaya Prabowo.

    “Kita kan namanya pengacara kan berusaha. Apalagi karena waktu susah jaman dulu, jaman perjuangan, tahun 2000 itu Presiden RI percaya benar sama aku. 25 tahun ya dari klienku. Honorku nggak tau berapa banyak dia bayar. Jadi wajar dong kalau saya yang dulunya dipercaya berkeluh kesal. Apa salahnya? Soal dikagumkan itu hal lain lah.
    Namanya juga minta. Namanya juga usaha,” kata Hotman dalam konferensi pers, Senin (8/9/2025).

    Permintaan pada Prabowo itu disampaikan Hotman pada unggahan Instagram resminya. Dia mengatakan Nadiem tak menerima uang sepeserpun dari pengadaan laptop Kemendikbudristek yang disangkakan padanya.

    Selain itu, tidak ada penggelembungan harga perangkat atau markup. Terakhir Hotman mengklaim tidak ada pihak yang diperkaya dalam kasus ini.

    Hotman juga memastikan hanya butuh waktu 10 menit melakukan pembuktian kliennya tidak bersalah di depan Prabowo.

    “Sekali lagi, saya hanya membutuhkan 10 menit untuk membuktikan itu di depan Bapak Prabowo, yang pernah jadi klien saya 25 tahun. Seluruh rakyat Indonesia ingin agar benar-benar hukum ditegakkan. Saya akan membuktikan Nadiem Makarim tidak melakukan tindak pidana korupsi,” kata Hotman dalam unggahan Instagram-nya.

    Sebelumnya, Kepala Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi juga telah menjawab permintaan tersebut. Dia mengatakan pemerintah tak akan ikut campur dalam proses hukum Nadiem dan menyerahkannya kepada penegak hukum.

    “Kita serahkan saja kepada penegak hukum ya. Pemerintah tidak intervensi proses hukum,” kata Hasan dikutip dari Detik.com.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Hotman Tanya ke Nadiem: ‘Kasus KPK Kenapa? Begini Jawabnya

    Hotman Tanya ke Nadiem: ‘Kasus KPK Kenapa? Begini Jawabnya

    Hotman Tanya ke Nadiem: ‘Kasus KPK Kenapa? Begini Jawabnya

    Tech

    8 jam yang lalu