Category: Bisnis.com Tekno

  • WhatsApp Uji Coba Message Reminder, Fitur Pengingat Obrolan Penting yang Tenggelam

    WhatsApp Uji Coba Message Reminder, Fitur Pengingat Obrolan Penting yang Tenggelam

    Bisnis.com, JAKARTA — WhatsApp tengah menguji fitur baru yang dirancang untuk membantu pengguna agar tidak melupakan pesan penting di tengah padatnya percakapan. Pesan penting tersebut terkadang ‘tenggelam’ di tengah masifnya percakapan di grup dan personal.

    Fitur bernama message reminder ini saat ini sedang diuji coba di sejumlah pengguna iOS dan belum tersedia secara luas.

    Dilansir dari Betanews, Minggu (21/9/2025) Pengguna WhatsApp banyak mengeluhkan mengenal situasi ketika seseorang menanyakan tindak lanjut atas pesan pekan lalu—namun ternyata percakapan tersebut sudah luput dari ingatan.

    Melalui message reminder, WhatsApp berusaha memberikan solusi sederhana berbasis pengingat otomatis yang bisa diatur langsung dari pesan tertentu.

    Cara Kerja Message Reminder

    Fitur ini bekerja mirip dengan alarm atau pengingat kalender. Melalui menu aksi pada aplikasi, pengguna dapat menambahkan pengingat pada sebuah pesan yang ingin ditindaklanjuti atau dibuka kembali di waktu tertentu.

    Menurut laporan WABetaInfo, terdapat sejumlah opsi standar untuk mengaktifkan pengingat, mulai dari 2 jam ke depan, 8 jam, hingga 1 hari. Pengguna juga bisa memilih opsi custom untuk mengatur waktu sesuai kebutuhan.

    Setelah pengingat dibuat, WhatsApp akan menampilkan ikon lonceng kecil pada gelembung pesan sebagai tanda. Begitu waktu pengingat tiba, pengguna menerima notifikasi lengkap dengan isi pesan, pratinjau media (jika ada), dan nama chat di mana pesan tersebut berada.

    Seluruh pemrosesan pengingat dilakukan langsung on-device. Artinya, baik WhatsApp maupun orang lain di dalam percakapan tidak memiliki akses pada isi pengingat tersebut.

    Mekanisme ini memastikan privasi pengguna tetap terjaga sekaligus memberi kendali penuh dalam mengatur pesan yang dianggap penting.

    Selain itu, pengingat yang sudah dikirimkan melalui notifikasi akan otomatis dihapus dari WhatsApp untuk mencegah tumpukan yang berlebihan.

    Menariknya, fitur ini tidak mewajibkan pengguna untuk berada di jalur beta WhatsApp. Namun demikian, belum semua pengguna bisa menikmatinya karena WhatsApp tampaknya menggunakan skema uji terbatas atau peluncuran bertahap.

    Dengan dominasi WhatsApp sebagai aplikasi percakapan utama baik untuk keperluan pribadi maupun bisnis, kehadiran fitur message reminder dinilai bisa menjadi alat praktis bagi jutaan pengguna agar tidak lagi melewatkan tindak lanjut obrolan penting.

  • Kawal 330.000 Smart Tv Sekolah, Kapasitas Cukup?

    Kawal 330.000 Smart Tv Sekolah, Kapasitas Cukup?

    Bisnis.com, JAKARTA— Rencana pemerintah mendistribusikan 330.000 layar digital pintar (Smart TV) ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia menghadapi tantangan besar dari sisi infrastruktur, khususnya ketersediaan kapasitas satelit.

    Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, menilai kapasitas Satelit Satria-1 saat ini belum mencukupi untuk menopang kebutuhan program pendidikan digital tersebut.

    “Satelit memang solusi ideal untuk wilayah 3T [tertinggal, terdepan, terluar], tetapi untuk skala sebesar ini, kemungkinan kapasitasnya terbatas sangat tinggi,” kata Heru saat dihubungi Bisnis pada Minggu (21/9/2025).

    Sekadar informasi, Satria-1 memiliki kapasitas sekitar 150 Gbps. Pada Juni 2025, sekitar 70% dari kapasitas tersebut telah terpakai. Artinya sisa kapasitas pada saat itu sekitar 45 Gbps. 

    Sementara itu belum diketahui berapa besar bandwidth yang akan terpakai jika Satria-1 juga dialokasi untuk kebutuhan Smart TV untuk sekolah. .

    Heru mengingatkan tanpa penambahan satelit atau optimalisasi infrastruktur lain seperti BTS, program ini berisiko tersendat. 

    Dia menilai kapasitas satelit saat ini belum cukup untuk menjamin kelancaran distribusi konten pendidikan ke seluruh sekolah. 

     “Program tersebut menuntut bandwidth besar untuk konten interaktif seperti animasi, yang jelas-jelas menguras sumber daya satelit,” imbuh Heru.

    Alternatif

    Dia juga menekankan pentingnya kombinasi infrastruktur agar distribusi konten pendidikan berjalan lancar. Misalnya, dengan memanfaatkan kapasitas satelit milik penyelenggara telekomunikasi lain. Namun, untuk itu perlu disediakan perangkat VSAT di wilayah yang membutuhkan, serta alokasi anggaran untuk menyewa kapasitas satelit swasta.

    Selain itu, Heru menambahkan, pemanfaatan BTS maupun jaringan serat optik juga bisa menjadi pilihan. Menurutnya, perlu ada pemetaan jelas mengenai wilayah yang menggunakan satelit, seluler, maupun serat optik.

    “Dan karena menggunakan jaringan yang tidak dimiliki pemerintah, maka sekali lagi harus ada anggaran sewanya jaringannya dan perangkat tambahan agar smart TV-nya bisa mendapat sinyal internet,” kata Heru.

    Pusat Gawet Satelit Satria-1

    Dia mengingatkan dampak serius bila hanya mengandalkan Satria-1, seperti layar digital pintar di sekolah pelosok akan terganggu, koneksi lambat, konten animasi macet, dan akses pendidikan digital timpang, khususnya di wilayah 3T. 

    “Masalah infrastruktur ini bukan hanya soal teknis, tapi ancaman terhadap visi pemerataan pendidikan yang digagas Presiden Prabowo. Harus segera dicarikan solusi,” tegasnya.

    Oleh sebab itu, Heru menyarankan pemerintah harus agresif melibatkan operator telekomunikasi untuk menambah BTS, memperluas serat optik, hingga menyiapkan alokasi bandwidth khusus. 

    “Jika tidak, tambah satelit baru atau alokasikan bandwidth khusus untuk pendidikan. Tanpa langkah cepat, program ambisius ini dikhawatirkan tidak berjalan sesuai harapan Presiden Prabowo,” katanya.

    Aktif Secara Bersamaan

    Sementara itu, pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai kebutuhan bandwidth sebenarnya bisa disesuaikan dengan standar resolusi tayangan Smart TV. Dia menjelaskan, di Indonesia beredar beberapa jenis smart TV, mulai dari SD, HD, hingga 4K. 

    Masing-masing membutuhkan kecepatan transfer data yang berbeda, di mana semakin tinggi resolusinya, semakin besar pula kebutuhan bandwidth. Kebutuhan internet pada smart TV juga dipengaruhi oleh jumlah frame per detik.

    “Untuk keperluan pembelajaran, dengan SD [standard definition] dan 30 fps mencukupi. Hal ini dapat dilayani dengan Satelit Satria,” kata Agung kepada Bisnis.

    Namun, dia mengingatkan perlunya perhitungan matang dari pemerintah, termasuk terkait jumlah smart TV yang dapat dilayani secara bersamaan yang harus dihitung oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI). 

    “Dengan adanya layanan Internet melalui fiber optik, BTS 4G/5G, dan Satelit Satria, dapat melayani 330.000 konektivitas Smart TV,” tambahnya.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memastikan akan menyediakan konektivitas andal dan merata untuk mendukung program digitalisasi pendidikan melalui Smart TV. 

    Peluncuran Satelit Satria-1

    Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Komdigi, Wijaya Kusumawardhana, mengatakan pihaknya sudah menyiapkan alternatif infrastruktur sesuai kondisi wilayah.

    “Kalau tidak bisa dengan fiberisasi, kami pakai tadi BTS, paling tidak kita menyediakan juga dengan satelit, dengan apa itu, parabola, kami menyediakan itu,” kata Wijaya dilansir dari Antara, Minggu (21/9/2025).

    Menurut catatan BAKTI, hingga Juni 2025, kapasitas Satelit Satria-1 sudah terpakai 70% untuk menyalurkan internet ke puluhan ribu titik. 

    Artinya, hanya tersisa 30% yang dapat digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan menjaga layanan. Bakti menargetkan kapasitas satelit bisa mencapai 90% tahun ini. Wijaya menambahkan, Komdigi akan melakukan penyesuaian agar program distribusi layar digital pintar berjalan optimal. 

    “Karena ini untuk smart TV, tentunya kami lihat konfigurasinya dan nanti kami sesuaikan,” katanya.

    Dia juga menegaskan operator telekomunikasi akan dilibatkan dalam program tersebut. “Kami pasti akan melibatkan teman-teman dari operator untuk terlibat di dalam program-program pemerintah tentunya,” ujarnya.

    Seperti diketahui, Presiden Prabowo Subianto menyiapkan distribusi 330.000 Smart TV untuk sekolah-sekolah di Indonesia. Melalui teknologi ini, pelajaran dengan konten interaktif, termasuk animasi, diharapkan bisa diakses secara merata oleh siswa di seluruh daerah.

  • Mayoritas untuk Perawatan, Tambahan Aset Baru Minim

    Mayoritas untuk Perawatan, Tambahan Aset Baru Minim

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan dengan anggaran Rp8 triliun pada tahun ini, porsi pembangunan infrastruktur baru kemungkinan akan relatif kecil.

    Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komdigi, Ismail, menjelaskan pembangunan infrastruktur baru akan dipertimbangkan terlebih dahulu. Untuk saat ini, Komdigi lebih memprioritaskan kelanjutan program yang sudah ada.

    “Itu kan sudah jadi aset yang dibeli, dibangun sebelumnya. Nah, aset-asetnya harus operation maintenance-nya jangan sampai mangkrak di aset-aset itu lebih mayoritas. Mungkin ada porsi sedikit [pembangunan baru] tapi tidak sebesar tahun-tahun sebelumnya untuk yang aset baru itu,” kata Ismail dalam acara Ngopi Bareng Media, Jumat (19/9/2025).

    Menurutnya, sebagian besar anggaran Rp8 triliun akan dialokasikan ke Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI), termasuk untuk melanjutkan komitmen jangka panjang seperti Palapa Ring dan Satelit Satria I. Selain itu, anggaran juga digunakan untuk operation maintenance, termasuk pengoperasian BTS.

    “Jadi, kalau ditanya 8T itu, sebagian besar fokusnya itu adalah untuk melanjutkan,” ujarnya.

    Ismail menambahkan, anggaran juga digunakan untuk membayar gaji sekitar 4.000 pegawai Komdigi di seluruh Indonesia serta biaya operasional kantor. Meski demikian, dia mengakui dana tersebut belum sepenuhnya mencukupi, terutama karena masih ada kebutuhan baru yang harus dibiayai, salah satunya pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) di Cikarang.

    “Anggaran yang sedang kami usulkan untuk ditambahkan. Jadi, tapi semua terkontrol lah. Artinya kita memahami syarat dari Presiden dan Kementerian Keuangan,” kata Ismail.

    Menara BTS di daerah 3T

    Untuk efisiensi, Komdigi menerapkan sejumlah strategi, seperti memangkas biaya rapat tatap muka dengan memperbanyak rapat daring. Selain itu, Komdigi juga mengurangi jumlah mobil operasional yang dinilai berlebihan. Ismail menambahkan efisiensi juga diterapkan dalam perjalanan dinas, meskipun ada unit-unit tertentu yang tetap harus turun ke lapangan.

    “Misalnya pengawasan spektrum frekuensi radio yang sampai ke pelosok-pelosok. Ya, ini kita siapkan anggaran karena mereka memang harus turun lapangan, kerjaannya memang seperti itu. Bukan di belakang meja, bukan di kantor,” katanya.

    Ismail menyimpulkan sebagian besar anggaran tahun ini difokuskan untuk operation maintenance, belanja pegawai, serta operasional kantor. Sementara itu, inisiatif baru dilakukan secara selektif untuk mendukung program prioritas pemerintah.

    “Termasuk kita juga mendapatkan banyak penugasan karena di setiap program prioritas presiden itu ada persoalan solusi digital yang diperlukan. Contohnya misalnya untuk sekolah rakyat itu ya di dalam sekolah rakyat itu ada solusi digital,” katanya.

    Menurutnya, dukungan Komdigi terhadap program prioritas presiden mencakup penyediaan koneksi internet di sekolah, pelatihan talenta digital bagi guru dan siswa, hingga mendukung program koperasi desa Merah Putih dan makan bergizi gratis.

    Sebelumnya, Komdigi menghadiri rapat tertutup bersama Komisi I DPR pada Senin (15/9/2025). Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mengatakan rapat tersebut membahas alokasi anggaran Komdigi. Sesuai hasil pembahasan Badan Anggaran (Banggar), pagu Komdigi ditetapkan sebesar Rp8 triliun, sama dengan usulan awal.

    “[Anggaran Komdigi] Rp8 triliun, jadi tadi ini kurang lebih sama dengan pagu awal, kemudian menjadi pagu definitifnya,” kata Meutya usai rapat di Kompleks Parlemen, Senin (15/9/2025).

    Meutya menegaskan pihaknya akan mematuhi keputusan Banggar dan menata ulang prioritas penggunaan anggaran agar program utama, khususnya yang terkait dengan Asta Cita Presiden serta quick wins Komdigi, tetap berjalan. Dia menyebut sejumlah program prioritas Komdigi antara lain pembangunan infrastruktur digital, pengawasan ruang digital yang aman, hingga komunikasi publik yang mendukung ekosistem startup.

    Berdasarkan Buku II Nota Keuangan beserta RAPBN 2026, Komdigi memperoleh alokasi Rp8,08 triliun, lebih rendah dibanding outlook 2025 yang mencapai Rp9,52 triliun.

  • Honor Ungkap 3 Pilar Utama Modal Kuasai Pasar Indonesia pada 2026

    Honor Ungkap 3 Pilar Utama Modal Kuasai Pasar Indonesia pada 2026

    Bisnis.com, JAKARTA — Honor, perusahaan elektronik asal China, fokus pada 3 pilar utama untuk bersaing dengan kompetitor dalam menguasai pasar Indonesia. 

    Setelah sempat hengkang pada 2019, Honor kembali meramaikan pasar Indonesia pada awal 2025 dengan membawa sejumlah perangkat terbaru. 

    Kini, perusahaan asal Tiongkok tersebut semakin agresif memperluas lini produk, mulai dari smartphone, tablet, hingga perangkat wearable.

    President of HONOR South Pacific, Justin Li, mengatakan Honor di Indonesia berfokus untuk menyediakan berbagai pilihan di berbagai segmen pasar, dengan tetap menghadirkan value for money terbaik 

    Menurutnya, strategi Honor bukan hanya bermain di satu kelas harga, melainkan menyasar lebih banyak konsumen dengan membawa fitur canggih. 

    “Seperti perangkat berbasis AI, layar berkualitas tinggi, dan daya tahan baterai yang panjang, agar dapat diakses oleh lebih banyak konsumen,” kata Justin kepada Bisnis pada Minggu (21/9/2025$. 

    Lebih lanjut, dia mengatakan Honor akan memperkuat komitmennya di pasar Indonesia melalui tiga pilar utama, yakni portofolio produk, kanal distribusi, dan kedekatan dengan konsumen.

    Dari sisi produk, perusahaan akan terus menghadirkan perangkat-perangkat terbaru di kategori smartphone, tablet, dan wearables yang relevan dengan kebutuhan masyarakat. 

    Dari sisi distribusi, perusahaan akan memperluas jangkauan, baik melalui toko fisik maupun platform online, sehingga konsumen di berbagai daerah dapat dengan mudah mengakses produk Honor. 

    “Sementara dari sisi konsumen, kami akan membuka lebih banyak Honor Experience Store, serta memperkuat layanan purna jual agar konsumen merasa semakin dekat dan percaya dengan brand Honor,” ungkap Justin.

    Sejak comeback pada awal 2025, Honor langsung menghadirkan deretan produk terbaru, mulai dari smartphone lipat Honor Magic V3, seri Honor X9c 5G, Honor 200 Pro, tablet Honor Pad 9 dan Honor Pad X8a, laptop Honor MagicBook Art 14, hingga perangkat wearable seperti Honor Watch 5 dan Honor Earbuds X7 Lite.

    Teranyar, pada 18 September 2025, Honor resmi meluncurkan tiga tablet anyar di Indonesia yakni Honor Pad 10, Honor Pad X9a, dan Honor Pad X7. Ketiganya hadir untuk memperluas jangkauan produk di berbagai segmen pasar, mulai dari entry-level hingga premium.

    Honor Pad 10 diposisikan di segmen premium, Honor Pad X9a di kelas menengah, sementara Honor Pad X7 menyasar entry-level. Seluruh perangkat tersebut telah dibekali fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) yang mendukung produktivitas dan hiburan pengguna.

  • Bos Honor Fokus Inovasi Berbasis Kebutuhan untuk Taklukan Pasar Gawai RI

    Bos Honor Fokus Inovasi Berbasis Kebutuhan untuk Taklukan Pasar Gawai RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Honor, perusahaan penyedia elektronik asal China, menilai persaingan industri perangkat pintar yang ketat hingga preferensi konsumen menjadi tantangan dalam berjualan di Tanah Air. Perusahaan fokus pada inovasi untuk melewati tantangan tersebut. 

    “Tantangan tentu ada, mulai dari persaingan yang sangat ketat hingga preferensi konsumen,” kata President of Honor South Pacific, Justin Li kepada Bisnis pada Minggu (21/9/2025). 

    Namun, lanjut Justin, Honor melihat tantangan ini bukan sebagai hambatan, melainkan peluang untuk terus berinovasi dan semakin memahami karakteristik pasar Indonesia yang sangat dinamis.  

    Justin menambahkan untuk menghadapi persaingan tersebut, Honor mengusung strategi yang berfokus pada inovasi berbasis kebutuhan konsumen Indonesia.

    Pihaknya berkomitmen untuk menghadirkan rangkaian produk yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan pasar Indonesia. 

    “Prinsip human-centric yang kami pegang membuat setiap inovasi berangkat dari insight konsumen. Misalnya, permintaan akan daya tahan baterai yang lama, layar nyaman untuk mata, hingga fitur AI yang membuat hidup lebih produktif,” kata Justin.

    Selain itu, pihaknya memperkuat ekosistem all-scenario Honor agar konsumen dapat merasakan pengalaman yang lebih seamless, baik saat menggunakan smartphone, tablet, maupun perangkat wearables. 

    “Dengan pendekatan ini, kami yakin bisa membangun kepercayaan dan loyalitas konsumen secara berkelanjutan,” ungkapnya. 

    Perusahaan teknologi yang baru kembali ke RI juga mengatakan respons konsumen Tanah Air sejauh ini cukup positif. Justin mengatakan smartphone dan tablet menjadi pendorong utama pertumbuhan HONOR di Indonesia.

    “Sejak awal 2025, kami melihat respons pasar Indonesia terhadap smartphone dan tablet HONOR sangat positif. Kedua kategori ini menjadi motor penggerak utama karena memang paling relevan dengan kebutuhan konsumen sehari-hari, baik untuk bekerja, belajar, maupun hiburan,” kata Justin. 

    Honor sendiri bukan nama baru di Indonesia. Perusahaan ini pertama kali hadir pada 2018, kemudian hengkang pada 2019, sebelum akhirnya kembali pada awal 2025 dengan membawa sejumlah perangkat terbaru.

    Perangkat terbaru tersebut mulai dari smartphone lipat Honor Magic V3, seri Honor X9c 5G, Honor 200 Pro, tablet Honor Pad 9 dan Honor Pad X8a, hingga laptop Honor MagicBook Art 14 serta perangkat wearables seperti Honor Watch 5 dan Honor Earbuds X7 Lite.

    Terbaru, Honor resmi meluncurkan tiga tablet anyar di Indonesia pada 18 September 2025, yakni Honor Pad 10, Honor Pad X9a, dan Honor Pad X7. Kehadiran ketiganya memperluas jangkauan produk Honor di berbagai segmen, mulai dari entry-level hingga premium. 

    Honor Pad 10 diposisikan di segmen premium, Honor Pad X9a di kelas menengah, sementara Honor Pad X7 menyasar entry-level. Ketiga perangkat ini sudah didukung fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk menunjang produktivitas dan hiburan konsumen.

  • Telkom (TLKM) Perluas Bisnis, Perkuat Ekosistem Digital Kosgoro 1957

    Telkom (TLKM) Perluas Bisnis, Perkuat Ekosistem Digital Kosgoro 1957

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) berkerja sama dengan Institut Bisnis Kosgoro 1957 (IBK 1957) memperkuat internalisasi ekosistem digital pendidikan perguruan tinggi yang berada dalam naungan Yayasan Universitas KOSGORO 1957.

    Melalui  kerja sama tersebut, Telkom memberikan layanan konektivitas yang disertai dengan sistem penunjang Pendidikan bagi IBI Kosgoro, yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas baik peserta didik maupun proses bisnis di IBI Kosgoro. Adapun nilai kontrak kerja sama senilai Rp1,1 miliar.

    Executive Vice President (EVP) Telkom Regional 2 Telkom Edie Kurniawan mengatakan kerja sama juga mencakup pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) di lingkungan pendidikan Kosgor. Selain pemanfaatan AI, Telkom juga membuka kesempatan untuk sharing value dengan pakar di bidang AI, keamanan siber (cyber security), dan benda-benda yang terhubung dengan internet atau Internet of things (IoT).

    “Telkom berkomitmen untuk bisa memberikan value synergy ke dunia pendidikan, bisa melalui sharing dalam bentuk studium generale maupun program magang bagi mahasiswa,” ujar Edie, dikutip Minggu (21/9/2025).

    Sebelumnya, Telkom telah menghadirkan AI Center of Excellence sebagai respons atas tingginya kebutuhan Artificial Intelligence (AI) alias kecerdasan buatan di dunia industri. 

    Direktur IT Digital Telkom Indonesia Faizal Rochmad Djoemadi mengatakan, AI Center of Excellence, disebar di 9 kota strategis, yakni Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Malang, Bali, Aceh, Makassar, Labuan Bajo, dan Papua. 

    Di 9 kota besar itu, penggunaan AI meningkat pesat mulai dari pemerintahan, enterprise hingga UMKM. Bahkan AI seakan telah menjadi fenomena FOMO (Fear of Missing Out) di kalangan mereka.

    Didorong komitmen memenuhi kebutuhan itu, Telkom siap menghadirkan layanan AI melalui kolaborasi dengan berbagai pihak. 

    “Untuk berkolaborasi perlu tempat. Jadi nanti terjadi link and match antara produk dan customer,” jelas Faisal.

    Dia memaparkan, Telkom akan menjadi penggerak dengan menggandeng seperti teknologi provider, solution provider khusus di bidang AI, startup, pemilik platform AI dan lainnya.

  • Rusia Siapkan Layanan Internet Satelit Pesaing Starlink, Perkuat Pertahanan

    Rusia Siapkan Layanan Internet Satelit Pesaing Starlink, Perkuat Pertahanan

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia mengembangkan layanan internet satelit baru yang ditargetkan menjadi pesaing Starlink milik Elon Musk. 

    Kepala Badan Antariksa Rusia (Roscosmos), Dmitry Bakanov, mengatakan proyek ini dipercepat untuk mengejar ketertinggalan dari SpaceX, yang sudah lebih dulu mendominasi industri satelit.

    “Beberapa satelit uji coba sudah berada di orbit dan telah diperiksa. Produksi berikutnya juga telah dimodifikasi sesuai kebutuhan. Kami bergerak dengan cepat ke arah ini,” kata Bakanov dikutip dari laman Reuters pada Minggu (21/9/2025). 

    Pengembangan sistem internet satelit orbit rendah (LEO) ini ditangani oleh perusahaan kedirgantaraan Rusia, Bureau 1440. Proyek tersebut ditujukan untuk menyediakan layanan internet pita lebar ke berbagai belahan dunia.

    Bakanov juga menyebut Rusia telah banyak belajar dari kesalahan masa lalu, termasuk ketika pada 2002 mereka menolak tawaran Musk yang ingin membeli rudal balistik antarbenua (ICBM) untuk peluncuran luar angkasa. 

    Penolakan tersebut justru memicu Musk mendirikan SpaceX dan menekan biaya peluncuran, yang pada akhirnya merugikan Rusia. Sejarah mencatat, Uni Soviet pernah memimpin dalam perlombaan antariksa dengan meluncurkan satelit pertama, Sputnik 1, pada 1957, dan mengirim Yuri Gagarin sebagai manusia pertama di luar angkasa pada 1961. 

    Namun, setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, program luar angkasa Rusia dilanda keterbatasan dana, praktik korupsi, hingga keluhan generasi muda soal manajemen yang buruk.

    Ambisi Rusia untuk kembali bersaing di antariksa sempat terpukul pada Agustus 2023 ketika misi tanpa awak Luna-25 gagal mendarat dan justru menabrak permukaan Bulan.

    Sebelumnya, Rusia telah menikmati hebatnya Starlink untuk memperkuat sistem drone pertahanan mereka. 

    Perusahaan asal Rusia, KB Valkyriya, memamerkan drone induk RD-8 yang dapat dikontrol melalui kanal radio konvensional, jaringan satelit Starlink, hingga jaringan seluler.

    Berdasarkan informasi di situs pengembang Rusia, seri drone yang ditawarkan mencakup RD-7, RD-8, RD-10, dan RD-12. Seluruh model tersebut dapat dikendalikan lewat Starlink atau jaringan seluler. 

    Adapun, pemanfaatan masif teknologi ini berpotensi mempermudah operasi drone bagi militer Rusia di wilayah belakang garis depan Ukraina, karena layanan Starlink tersedia di Ukraina, namun tidak di Rusia.

    Produsen membuat produk ini sebagai platform multi-guna, karena dapat berfungsi sebagai drone pengintai, drone induk (mothership), dan repeater, termasuk untuk drone pencegat (interceptor).

    Drone RD-8, yang dipresentasikan di pameran, diklaim sebagai drone untuk mendukung pasukan penyerang dan mengisolasi garis pertempuran hingga 150 km. Drone ini dirancang untuk menyisir area benteng pertahanan sebelum penyerangan menggunakan FPV.

    Drone ini memiliki lebar sayap 3,8 meter, dilengkapi dua motor listrik dan mesin hybrid, dengan tangki berkapasitas 5 liter bensin. Berat lepas landasnya 30 kg dalam konfigurasi pengintai dan 35 kg sebagai drone induk. 

    Durasi terbang drone itu masing-masing hingga 4,5 jam dan 3 jam, ketinggian maksimum hingga 3 kilometer dan jangkauannya hingga 150 km. Sementara itu, kecepatan jelajah 80 km per jam dan kecepatan maksimum 200 km per jam.

    Drone ini dapat membawa dua drone FPV dengan hulu ledak masing-masing seberat 3 kg. Drone pengintai ini dilengkapi dengan kamera siang dan malam. Kamera siang hari memiliki zoom 30x, dan kamera malam hari memiliki pencitraan termal dengan matriks 640×512 piksel.

  • Sistem Pertahanan Berbasis Satelit Telkomsat Ditargetkan Beroperasi 2027

    Sistem Pertahanan Berbasis Satelit Telkomsat Ditargetkan Beroperasi 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia Satelit Indonesia (Telkomsat) menyiapkan sistem pertahanan berbasis satelit untuk mendukung keamanan Indonesia. Sistem ini diharapkan dapat diimplementasikan pada 2027. 

    Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. yang berfokus pada industri satelit itu telah menjalin kerja sama dengan PT Len Industri Persero untuk merealisasikan rencana tersebut. 

    VP Corporate Secretary Telkomsat Fino Arfiantono mengatakan sinergi atau kerja sama dengan Len akan membantu mendukung sistem pertahanan indonesia melalui pemanfaatan kapasitas satelit Indonesia yang dikelola Telkomsat, serta dapat digunakan untuk berbagai aplikasi yang dibutuhkan. 

    Dengan satelit-satelit dengan frekuensi yang beragam dan kehandalan yang tinggi, berbagai kebutuhan pertahanan untuk komunikasi serta layanan pendukungnya dapat diterapkan.

    “Diharapkan 2-3 tahun dari sekarang implementasinya sudah dapat dilakukan. Pastinya dengan dukung bisnis, teknis dan regulasi serta komitmen yang kuat dari stakeholders,” kata VP Corporate Secretary Telkomsat, Fino Arfiantono kepada Bisnis pada Senin (14/7/2025). 

    Dalam mencapai target tersebut, kata Fino, diharapkan pada tahun ini akan ada beberapa kasus pemanfaatan yang dapat direalisasikan. Fino belum dapat memberitahu kasus pemanfaatan tersebut. 

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan, Letjen TNI Tri Budi Utomo mengatakan, strategis antar dua perusahaan milik negara ini mencerminkan dukungan pengembangan teknologi satelit dan sistem pertahanan nasional.  

    Lebih jauh, sinergi Len – Telkomsat menekankan penguatan pembangunan sumber daya manusia, riset, dan sains untuk menjawab tantangan global yang selaras dengan delapan Astacita Len, khususnya pada pengembangan teknologi satelit yang menjadi salah satu pilar utama dalam memperkuat kedaulatan teknologi dan kemampuan nasional.  

    “Sebuah langkah strategis yang sangat kami apresiasi dan kami dorong, contoh nyata sinergi antar BUMN yang tidak hanya menjawab kebutuhan industri, tapi juga mendukung misi negara dalam memperkuat sistem pertahanan nasional” ujar Tri. 

    Tahap awal dari kerja sama ini akan memanfaatkan kapasitas Satelit Merah Putih 2 (GEO HTS) dan berlanjut dengan pengembangan konstelasi satelit orbit rendah (LEO) yang akan menjadi fondasi bagi penguatan sistem pertahanan nasional yang lebih modern dan mandiri.  

    Sinergi ini juga mencakup pengembangan teknologi command center, fasilitas produksi dan riset satelit nasional, serta wahana peluncuran satelit nasional yang akan memperkokoh kemampuan dalam mengorbitkan satelit buatan dalam negeri. 

    Kolaborasi Len – Telkomsat bukan hanya berfokus pada aspek militer, tetapi juga memberikan dampak nyata bagi masyarakat luas.  Dengan hadirnya teknologi satelit yang terintegrasi, masyarakat akan merasakan peningkatan keamanan melalui sistem pertahanan yang lebih modern dan responsif. 

    Selain itu, teknologi satelit membuka peluang pemerataan akses komunikasi dan internet hingga ke daerah terpencil, sehingga mendukung transformasi digital di bidang pendidikan, ekonomi, dan layanan publik.  Penguasaan teknologi satelit juga memberikan manfaat dalam mitigasi bencana, pengelolaan sumber daya alam, dan peningkatan efisiensi pelayanan publik.

  • Komdigi Andalkan Satelit dan BTS untuk Konektivitas 330.000 Smart TV Prabowo

    Komdigi Andalkan Satelit dan BTS untuk Konektivitas 330.000 Smart TV Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyiapkan konektivitas yang andal dan merata untuk mendukung program digitalisasi pendidikan melalui pemanfaatan teknologi pembelajaran interaktif dengan layar digital pintar.

    Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Komdigi Wijaya Kusumawardhana mengatakan dalam menghadirkan konektivitas, Komdigi menyediakan berbagai pilihan dan alternatif. Untuk wilayah perkotaan, terdapat infrastruktur serat optik. Sementara wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar atau wilayah yang sulit dijangkau serat optik, Komdigi mengandalkan Satelit Multifungsi Satria-1. 

    “Kalau tidak bisa dengan fiberisasi, kita pakai tadi BTS, paling tidak kita menyediakan juga dengan satelit, dengan apa itu, parabola, kita menyediakan itu,” kata Wijaya dilansir dari Antara, Minggu (21/9/2025). 

    Berdasarkan catatan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), pada Juni 2025, kapasitas Satelit Satria-1 telah terpakai 70% untuk menyalurkan internet ke puluhan ribu titik. Tersisa 30% yang bakal digunakan untuk meningkatkan kapasitas dan menjaga layanan. 

    Bakti menargetkan kapasitas dapat mencapai 90% tahun ini. Belum diketahui apakah kapasitas yang tersedia cukup untuk mendukung program 330.000 Smart TV yang butuh bandwidht besar. 

    Wijaya menambahkan metode-metode tersebut sudah dijalankan Komdigi pada upaya memperluas jaringan internet di Indonesia. Lebih lanjut, Komdigi akan melakukan penyesuaian khusus untuk memenuhi kebutuhan program distribusi layar digital pintar ke sekolah-sekolah.

    Dia juga mengatakan bahwa perluasan internet telah dijalankan dalam beberapa tahun terakhir. Nantinya infrastruktur yang dimiliki akan dikonfigurasikan dengan Smart TV yang menjadi program Prabowo Subianto. 

    “Karena ini untuk smart TV (layar digital pintar), tentunya kita lihat konfigurasinya dan nanti kita sesuaikan,” ujar Wijaya.

    Dia mengatakan, Kemkomdigi juga akan melibatkan perusahaan telekomunikasi untuk membantu pelaksanaan program tersebut.

    “Kita pasti akan melibatkan teman-teman dari operator untuk terlibat di dalam program-program pemerintah tentunya,” ucapnya.

    Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto mengatakan bahwa pemerintah telah menyiapkan distribusi layar digital pintar ke 330.000 sekolah di seluruh Indonesia. Melalui teknologi tersebut, akan ditampilkan pelajaran-pelajaran bagi siswa dengan konten yang terbaik, salah satunya yang berkaitan dengan animasi.

    Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Kemkomdigi Ismail, menyampaikan bahwa pemerintah telah menyiapkan jaringan internet yang luas untuk mendukung program digital, termasuk di sektor pendidikan.

  • PERURI Wanti-wanti AI Bisa jadi Ancaman Serius Ketahanan Digital RI

    PERURI Wanti-wanti AI Bisa jadi Ancaman Serius Ketahanan Digital RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (PERURI) menegaskan komitmennya dalam membangun fondasi ketahanan digital nasional di tengah pesatnya adopsi Artificial Intelligence (AI).

    Direktur Digital Business PERURI, Farah Fitria Rahmayanti mengingatkan bahwa tanpa tata kelola yang jelas, pemanfaatan AI justru bisa menjadi ancaman serius.

    Mengutip laporan IBM, 74% organisasi mengalami kebocoran AI pada 2024, naik 67% dari tahun sebelumnya akibat ketiadaan regulasi yang memadai.

    “Fakta ini menunjukkan pentingnya regulasi, standar, dan panduan yang jelas agar AI bisa diadopsi secara aman sekaligus mendukung keberlanjutan bisnis,” ujar Farah dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (20/9/2025).

    Dalam paparannya, Farah menekankan penerapan prinsip Privacy by Design sebagai kunci utama membangun AI yang aman. Ia mengibaratkan prinsip ini seperti sabuk pengaman mobil yang dipasang saat kendaraan dirakit, bukan setelah selesai dibuat. 

    “Pendekatan ini diyakini mampu mengurangi risiko kebocoran data yang semakin meningkat seiring dengan masifnya adopsi AI,” jelasnya.

    Farah merinci sejumlah prinsip kedaulatan data yang harus menjadi pedoman organisasi di era AI generative mulai dari menerapkan Zero-Trust Data Input dan menggunakan layanan AI kelas enterprise dengan jaminan zero data retention.

    Tak hanya itu, dia menilai perlu untuk melakukan anonimisasi data sensitif dan menyusun panduan internal agar prompt tidak memasukkan informasi rahasia.

    Sementara itu, praktik yang harus dihindari meliputi penggunaan shadow AI oleh karyawan, mengunggah dokumen internal ke platform publik, abai terhadap analisis kontrak dan syarat layanan, serta membiarkan celah prompt injection attack.

    “Analogi pentingnya, prinsip ini seperti sabuk pengaman yang dipasang pada mobil saat dirakit, bukan setelah kendaraan selesai dibuat. Pendekatan ini diyakini mampu mengurangi risiko kebocoran data yang semakin meningkat seiring dengan masifnya adopsi AI,” tandas Farah.