Category: Bisnis.com Tekno

  • Prabowo Mau Tebar 330.000 Smart TV, Ketersediaan Perangkat dan Instalasi Disorot

    Prabowo Mau Tebar 330.000 Smart TV, Ketersediaan Perangkat dan Instalasi Disorot

    Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) meniliai ketersediaan perangkat dan instalasi menjadi tantangan yang harus diselesaikan pemerintah jika ingin menebar 330.000 Smart Tv ke seluruh Indonesia. 

    Kepala Bidang Media ASSI Firdaus Adinugroho Firdaus mengatakan tantangan terbesar program Smart Tv 330.000 bukan pada kapasitas satelit, melainkan pada ketersediaan perangkat penerima dan instalasinya. 

    Dia menyarankan pemerintah segera menghitung kebutuhan kapasitas, menyusun standar sistem, melakukan pengadaan perangkat, serta menyiapkan kontrak kapasitas agar program berjalan lancar.

    “Jika perlu, berikan insentif bagi perakit perangkat lokal serta skema pembiayaan instalasi di daerah terpencil,” kata Firdaus kepada Bisnis, Sabtu (27/9/2025).

    Dia menambahkan, ASSI siap mengambil peran dengan memfasilitasi technical working group yang melibatkan operator satelit, integrator VSAT, vendor STB, dan dinas pendidikan untuk menyusun standar praktik instalasi.

    Dia mengatakan pihaknya belum mengetahui secara detail mekanisme distribusi konten Smart TV tersebut. Namun, secara teknis, konten dapat disalurkan melalui siaran televisi satu arah maupun jalur dua arah layaknya internet.

    “Saya yakin, baik satu arah maupun dua arah, kapasitas satelit kita mencukupi. Untuk layanan dua arah, satelit semestinya hanya menjadi pendukung jika di suatu daerah tidak tersedia jaringan terestrial,” kata Firdaus

    Adapun satelit Indonesia yang tersedia antara lain SATRIA-1, Palapa, Telkom-3S, Nusantara Satu, BRIsat, dan LAPAN A3.

    Sebagai informasi, Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menyampaikan pemerintah menyiapkan distribusi 330.000 layar digital pintar ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Teknologi ini akan menayangkan materi pembelajaran dengan konten terbaik, termasuk yang berbasis animasi.

    Sementara itu, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyatakan akan menyiapkan konektivitas andal dan merata untuk mendukung digitalisasi pendidikan melalui layar digital pintar.

    Staf Ahli Bidang Sosial, Ekonomi, dan Budaya Komdigi Wijaya Kusumawardhana mengatakan pemerintah menyiapkan berbagai opsi konektivitas. Untuk wilayah perkotaan, digunakan jaringan serat optik. Sementara wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) akan memanfaatkan Satelit Multifungsi SATRIA-1.

    “Kalau tidak bisa dengan fiberisasi, kita pakai BTS. Paling tidak, kita menyediakan juga satelit dengan parabola,” kata Wijaya dikutip dari Antara, Minggu (21/9/2025).

    Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) mencatat, per Juni 2025 kapasitas SATRIA-1 telah terpakai 70% untuk internet di puluhan ribu titik, menyisakan 30% untuk peningkatan kapasitas dan menjaga kualitas layanan. Infrastruktur ini nantinya akan dikonfigurasi dengan program Smart TV yang digagas Presiden Prabowo Subianto.

    “Karena ini untuk Smart TV, tentunya kita lihat konfigurasinya dan akan disesuaikan,” ujar Wijaya.

    Ia menambahkan, Komdigi juga akan melibatkan operator telekomunikasi untuk mendukung pelaksanaan program tersebut.

  • Komdigi Targetkan Lembaga Pengawas UU PDP Rampung Akhir 2025

    Komdigi Targetkan Lembaga Pengawas UU PDP Rampung Akhir 2025

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap pembentukan lembaga pengawas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP) ditargetkan rampung tahun ini. 

    Hampir tiga tahun sejak UU PDP disahkan, aturan turunan dan lembaga pengawas yang diamanatkan undang-undang tersebut belum kunjung terbentuk. 

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kementerian Komdigi, Alexander Sabar, mengatakan pembentukan lembaga pengawas PDP tidak semata-mata dipengaruhi oleh faktor administratif, melainkan mencerminkan kompleksitas kelembagaan dan regulasi yang harus diselaraskan lintas sektor.

    “Proses ini mencakup penentuan bentuk hukum lembaga, perumusan kewenangan, serta harmonisasi dengan arsitektur kebijakan digital nasional yang membutuhkan langkah hati- hati dan inklusif,” kata Alexander kepada Bisnis pada Jumat (26/9/2025). 

    Alexander menambahkan kesiapan anggaran, penguatan Sumber Daya Manusia (SDM), serta penataan struktur kelembagaan juga menjadi aspek teknis penting yang perlu dipersiapkan secara matang. 

    Dia mengatakan pemerintah pun berkomitmen memastikan lembaga ini tidak hanya terbentuk secara formal, tetapi juga mampu menjalankan fungsi pengawasan secara efektif dan independen.

    “Dengan memperhatikan dinamika tersebut, target realistis pembentukan lembaga pengawas diarahkan pada akhir 2025,” katanya. 

    Namun demikian, lanjut Alexander, dengan catatan penyelesaian Peraturan Presiden (Perpres) sebagai dasar hukum operasional dapat segera dituntaskan melalui dukungan lintas kementerian dan partisipasi publik yang aktif.

    Alexander mengatakan meskipun tidak ada lembaga pengawas, bukan berarti pelaksanaan UU PDP berjalan tanpa arah. Dalam masa transisi ini, lanjut dia, Komdigi sebagai pemrakarsa UU dan RPP PDP berperan strategis sebagai pengarah kebijakan sekaligus fasilitator koordinasi lintas sektor. 

    Dia mengatakan Komdigi terus mendorong harmonisasi kebijakan PDP antara kementerian, lembaga, sektor swasta, serta memastikan prinsip-prinsip UU PDP terinternalisasi dalam setiap program transformasi digital nasional.

    “Komdigi tidak berjalan sendiri, melainkan bersinergi dengan KemenkoPolkam, BSSN, K/L terkait, APH, lembaga sektoral, hingga pelaku industri,” katanya. 

    Sambil menunggu lembaga pengawas PDP berfungsi penuh, Alexander mengatakan Komdigi mengusulkan pendekatan koordinatif sebagai strategi utama. Langkah tersebut mencakup harmonisasi regulasi sektoral, penyusunanmekanisme audit, serta asesmen risiko yang dapat diterapkan lintas sektor. 

    “Dengan pendekatan tersebut, kepatuhan terhadap UU PDP dapat terjaga secara substansial,” ungkapnya. 

  • Cara Praktis Transfer Data dari Smartphone Android ke iOS

    Cara Praktis Transfer Data dari Smartphone Android ke iOS

    Bisnis.com, JAKARTA— Apple menyediakan cara mudah bagi pengguna Android yang ingin beralih ke iPhone melalui aplikasi Move to iOS. 

    Dengan aplikasi ini, berbagai data penting seperti kontak, pesan, foto, video, hingga riwayat panggilan bisa dipindahkan dengan aman dan praktis. Melansir laman resmi Apple, Kamis (25/9/2025) pengguna harus memastikan Wi-Fi di perangkat Android sudah aktif dan kedua ponsel, baik Android maupun iPhone sebelum memulai proses transfer. 

    Selain itu juga kedua ponsel harus terhubung ke sumber daya listrik. Untuk proses yang lebih cepat, pengguna juga bisa menghubungkan kedua perangkat menggunakan kabel USB-C.

    Selain itu, pastikan kapasitas penyimpanan di iPhone cukup untuk menampung semua data dari Android, termasuk data pada kartu MicroSD.

    Berikut langkah-langkah untuk melakukan transfer data:

        1.    Siapkan iPhone Baru

    Nyalakan iPhone, ikuti petunjuk di layar, lalu pada halaman Quick Start pilih Set Up Without Another Apple Device. 

    Lanjutkan hingga muncul opsi Move Data from Android. Jika iPhone sudah terlanjur diatur, pengguna perlu menghapus semua data (reset) untuk memulai dari awal.

        2.    Buka Aplikasi Move to iOS di Android

    Unduh aplikasi Move to iOS dari Google Play Store, atau gunakan kode QR di iPhone baru untuk membuka halaman unduhan. Setelah aplikasi terbuka, pilih Continue, setujui syarat dan ketentuan, lalu aktifkan izin lokasi maupun notifikasi bila diminta.

        3.    Masukkan Kode

    Di iPhone, pilih Move from Android hingga muncul kode enam atau sepuluh digit. Masukkan kode tersebut di perangkat Android.

        4.    Hubungkan ke Jaringan Sementara

    iPhone akan membuat jaringan Wi-Fi sementara. Hubungkan perangkat Android ke jaringan ini agar proses transfer bisa dimulai.

        5.    Pilih Data yang Ingin Dipindahkan

    Pengguna dapat memilih data seperti kontak, SMS, riwayat panggilan, foto, video, file, akun email, kalender, hingga pesan dan media WhatsApp. Beberapa aplikasi gratis yang tersedia di App Store juga akan ikut dipindahkan.

    Biarkan kedua perangkat tetap terhubung dan menyala hingga proses transfer benar-benar selesai. Waktu yang dibutuhkan tergantung dari banyaknya data.

    Setelah loading bar di iPhone selesai, ketuk Done di Android dan lanjutkan proses pengaturan di iPhone. 

    Pastikan semua data sudah masuk dengan baik. Untuk musik, buku, dan file PDF, pengguna perlu memindahkannya secara manual. Aplikasi lain yang belum ikut dipindahkan bisa diunduh kembali melalui App Store.

    Tips Jika Terjadi Kendala

        1. Pastikan aplikasi Move to iOS tetap terbuka di Android selama proses berlangsung.

    2. Matikan aplikasi atau fitur yang bisa mengganggu koneksi Wi-Fi, seperti Smart Network Switch.

    3. Jika gagal, coba mulai ulang kedua perangkat dan ulangi proses transfer.

    4. Pastikan kapasitas iPhone cukup untuk menampung seluruh data Android.

  • Ketrosden (KETR) Tambah Kapal Khusus Penggelar Kabel Laut

    Ketrosden (KETR) Tambah Kapal Khusus Penggelar Kabel Laut

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Ketrosden Triasmitra Tbk. (KETR) perusahaan pengembang infrastruktur kabel bawah laut, menghadirkan kapal khusus penggelaran kabel laut atau Cable Laying Vessel (CLV) bernama Bentang Bahari.

    Direktur Utama PT Ketrosden Triasmitra Tbk, Titus Dondi, mengatakan kehadiran CLV Bentang Bahari menjadi tonggak penting bagi industri telekomunikasi Indonesia. 

    Ketrosden  berharap CLV Bentang Bahari dapat mempercepat transformasi digital nasional dan meningkatkan daya saing Indonesia di pasar global.

    “Bentang Bahari adalah bukti bahwa Indonesia bukan hanya konsumen teknologi, tetapi juga pemain utama dalam industri telekomunikasi bawah laut,” kata Titus dalam keterangan resmi, Jumat (26/9/2025).

    Selain itu, Titus mengatakan dengan beroperasinya CLV Bentang Bahari, Indonesia semakin memperkuat posisinya sebagai pusat digital strategis di Asia Pasifik. 

    “Konektivitas yang kuat di seluruh wilayah Indonesia akan menjadikan negeri ini kokoh dan bersatu dalam menyambut era kemajuan digital global,” tambah Titus. 

    Menurutnya kapal tersebut tidak hanya akan mendukung pembangunan infrastruktur domestik, tetapi juga siap menggarap proyek kabel laut internasional yang menghubungkan Indonesia dengan negara-negara tetangga.

    Dengan kapal ini, Triasmitra memiliki kendali penuh atas seluruh siklus proyek kabel bawah laut tanpa harus bergantung pada armada asing. 

    Perusahaan dapat melakukan penggelaran kabel sesuai jadwal dan prioritas proyek, sekaligus memperluas peluang komersialisasi dengan menangani proyek milik pihak ketiga.

    Sebelumnya, Triasmitra mengakuisisi kapal Platform Supply Vessel (PSV) berbendera Norwegia dan mempercayakan proses konversinya menjadi CLV kepada PaxOcean. CLV Bentang Bahari telah memperoleh sertifikasi dari biro klasifikasi internasional Det Norske Veritas (DNV). 

    Kapal ini memiliki panjang 94,65 meter dengan kapasitas angkut kabel hingga 2.400 ton.

    Untuk mendukung pengerjaan instalasi kabel bawah laut, Bentang Bahari dilengkapi teknologi Dynamic Positioning Class 2 (DP-2), A-Frame, Plough, Linear Cable Engine, serta Remotely Operated Vehicle (ROV). 

    Fasilitas tersebut memungkinkan pemasangan kabel dilakukan dengan presisi tinggi di berbagai kondisi perairan.

    Target

    Triasmitra mentargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 22% pada 2025, dari pencapaian pendapatan tahun lalu atau senilai dengan Rp679 miliar. 

    Target pertumbuhan pendapatan tersebut akan didominasi oleh pertumbuhan bisnis Developer dimana perseroan akan memaksimalkan penjualan jalur kabel laut dan darat yang sudah beroperasi (existing) dan penjualan jalur kabel yang masih dalam proses Pembangunan (SKKL Rising 8 dan SKKL Indonesia Tengah). 

    Diketahui, pada 2024 Triasmitra mencetak laba kotor sebesar Rp206 miliar, sementara laba usaha mencapai Rp84 miliar, mengalami peningkatan sebesar 8% YoY. 

  • Microsoft Putus Akses Layanan untuk Militer Israel, Ini Alasannya

    Microsoft Putus Akses Layanan untuk Militer Israel, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Microsoft memutus akses Kementerian Pertahanan Israel ke sejumlah layanan teknologi dan cloud setelah investigasi internal menemukan dugaan penyalahgunaan untuk menyimpan data hasil penyadapan panggilan warga Palestina.

    Dalam pernyataannya pada Kamis (25/9/2025) perusahaan teknologi asal AS itu mengumumkan telah menghentikan dan menonaktifkan beberapa langganan layanan, termasuk penyimpanan cloud Azure dan layanan kecerdasan buatan (AI).

    “Kami tidak menyediakan teknologi untuk memfasilitasi pengawasan massal terhadap warga sipil,” tulis Wakil Ketua sekaligus Presiden Microsoft, Brad Smith dikutip dari laman TechCrunch pada Jumat (26/9/2025).

    Dia menegaskan prinsip tersebut telah menjadi kebijakan perusahaan selama lebih dari dua dekade di berbagai negara. Keputusan ini menyusul investigasi yang dimulai pada Agustus lalu, setelah The Guardian melaporkan Unit 8200 yang merupakan satuan intelijen militer elite Israel memanfaatkan layanan Azure untuk menyimpan data hasil penyadapan komunikasi warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat.

    Smith juga mengapresiasi laporan awal The Guardian, karena tanpa laporan tersebut Microsoft tidak akan mengetahui adanya dugaan pelanggaran, mengingat perusahaan tidak memiliki akses ke konten pelanggan demi menjaga privasi.

    “Sebagai karyawan, kami semua punya kepentingan bersama dalam melindungi privasi. Itu penting untuk memastikan pelanggan dapat mempercayai layanan kami,” tulis Smith.

    Meski sudah mengambil langkah penghentian layanan, Microsoft menyatakan peninjauan internal masih berlangsung. Langkah Microsoft ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan dari karyawan dan publik atas hubungan perusahaan dengan Israel. 

    Pada April lalu, aksi protes menandai perayaan ulang tahun ke-50 Microsoft, sementara pada Agustus sejumlah pegawai menggelar aksi duduk di kantor Smith hingga menyebabkan gedung terkunci. Beberapa karyawan juga dilaporkan dipecat akibat aktivisme mereka yang menentang kontrak perusahaan dengan Israel.

  • Cara Gunakan Fitur Translate WhatsApp, Pesan Auto Diterjemahkan

    Cara Gunakan Fitur Translate WhatsApp, Pesan Auto Diterjemahkan

    Bisnis.com, JAKARTA – WhatsApp baru saja merilis fitur baru mereka yang dinamakan Message Translations atau terjemahan pesan langsung pada Selasa (23/9).

    Fitur ini diberikan untuk pengguna untuk memudahkan mereka menerima pesan dari bahasa asing. Sehingga saat mengaktifkan fitur ini, pesan dari bahasa asing akan langsung diterjemahkan.

    Pengguna Android dan iOS dapat langsung mengaktifkan fitur ini. Meskipun dukungan kedua platform berbeda.

    Untuk pengguna Android, jumlah bahasa yang didukung hanya ada enam bahasa, yakni Inggris, Spanyol, Hindi, Portugis, Rusia, dan Arab.

    Sedangkan pengguna iOS memiliki dukungan 19 bahasa asing yang dapat diterjemahkan, yakni meliputi Arab, Belanda, Inggris (UK dan US), Prancis, Jerman, Hindi, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Mandarin (Tiongkok dan Taiwan), Polandia, Portugis (Brasil), Rusia, Spanyol, Thailand, Turki, Ukraina, hingga Vietnam.

    Fitur ini dapat digunakan dalam percakapan pribadi, obrolan grup, maupun di Channels. Caranya hanya dengan menekan lama pesan yang ingin diterjemahkan, lalu pilih menu Translate.

    Pengguna dapat menentukan bahasa asal maupun tujuan terjemahan. Hasil terjemahan juga bisa diunduh untuk digunakan di kemudian hari. Khusus pengguna Android, tersedia opsi untuk mengaktifkan terjemahan otomatis pada seluruh pesan masuk di suatu obrolan, sehingga tidak perlu menerjemahkan satu per satu.

    WhatsApp menegaskan seluruh proses terjemahan dilakukan langsung di perangkat (on-device), sehingga privasi pengguna tetap terjaga dan bahkan pihak WhatsApp sendiri tidak bisa mengakses isi terjemahan.

    Cara Aktifkan Fitur Translate atau Terjemahan di WhatsApp

    Untuk mengaktifkan fitur ini, pengguna cukup menekan bubble chat/pesan sedikit lebih lama. Setelah itu akan muncul opsi “Translate/Terjemahan”.

    Anda pun bisa mengatur translate bahasa yang diinginkan. Misalnya dari Bahasa Inggris menjadi Bahasa Indonesia.

    Namun untuk pengguna Android, fitur terjemahan akan diaktifkan secara otomatis untuk seluruh pesan setelah melakukan pengaturan di setting.

    Sehingga saat muncul pesan dengan bahasa asing, pesan akan secara otomatis diterjemahkan.

  • Pengertian, Penyebab, dan Bagaimana Sinkhole Bisa Terjadi

    Pengertian, Penyebab, dan Bagaimana Sinkhole Bisa Terjadi

    Bisnis.com, JAKARTA – Sinkhole atau lubang raksasa yang terjadi hingga menyebabkan tanah “terserap” ke dalam bumi, dapat terjadi di mana saja.

    Baru-baru ini, tengah Kota Bangkok dikejutkan dengan kemunculan sinkhole sedalam lebih dari 60 kaki dan memiliki diketahui memiliki besar 20-50 meter.

    Sinkhole tersebut muncul di Jalan Samsen, tepat di depan Rumah Sakit Vajira, Bangkok. Diduga penyebab terjadinya karena kebocoran pipa air di perpanjangan sistem kereta bawah tanah yang belum selesai.

    Sebelumnya, sinkhole juga sempat terjadi di Jepang yang menyebabkan truk dan sopir ikut terserap ke dalam tanah.

    Apa Itu Sinkhole?

    Sinkhole atau lubang raksasa terjadi karena tanah ambles ke dalam bumi. Lubang muncul setelah tanah atau batuan di bawahnya runtuh atau terkikis, larut dalam air, atau terdegradasi melalui proses lain.

    Dilansir dari laman resmi Universitas Sumatra Utara, sinkhole artinya lubang yg terjadi secara tiba-tiba dampak amblasnya bagian atas tanah.

    Lubang runtuhan atau sinkhole ialah depresi alami atau lubang pada topografi permukaan yg ada akibat hilangnya lapisan tanah atau bantalan batuan, atau keduanya yang umumnya terjadi dampak aliran air pada bawah tanah.

    Lubang runtuhan memiliki ukuran yg bervariasi berasal kurang dari satu meter hingga ratusan meter dalam diameter serta kedalamannya, dan jua tidak bergantung berasal jenis lapisan tanah dan bantalan batuan di atasnya. Pembentukan lubang runtuhan ini bisa terjadi berangsur-angsur atau secara mendadak, ditemukan di berbagai kawasan pada dunia. Pengertian Sinkhole Atau Lubang

    Penyebab Sinkhole

    Sinkhole paling umum terjadi di tempat yang oleh para ahli geologi disebut sebagai “medan karst”. Ini adalah wilayah tempat jenis batuan di bawah permukaan tanah dapat larut secara alami oleh air tanah yang mengalir melaluinya. Batuan yang dapat larut meliputi lapisan dan kubah garam, gipsum, batu kapur, dan batuan karbonat lainnya.

    Ketika air hujan mengalir ke bawah melalui tanah, jenis batuan ini mulai larut. Hal ini menciptakan ruang bawah tanah dan gua.

    Lubang amblas bersifat dramatis karena tanah biasanya tetap utuh selama beberapa waktu hingga ruang bawah tanah menjadi terlalu besar. Jika tidak ada cukup dukungan untuk tanah di atas ruang tersebut, maka permukaan tanah dapat runtuh secara tiba-tiba.

    Melansir Guardian, beberapa faktor cuaca seperti hujan deras, banjir dan kekeringan dapat memicu lubang runtuhan dengan menggoyahkan rongga bawah tanah.

    Faktor lain yang bisa menyebabkan terjadinya sinkhole adalah penambangan, pipa air yang pecah, dan pekerjaan konstruksi yang memengaruhi drainase permukaan.

    Apabila hal-hal tersebut terganggu, beban yang harus ditanggung tanah menjadi lebih berat hingga dapat menjadi faktor pemicu kemunculan sinkhole.

    Daerah yang memiliki tanah terbuat dari kalsium karbonat, semuanya merupakan titik rawan terjadinya sinkhole.

    Kemudian daerah dengan tanah liat dan pasir berada di atas kapur, juga rentan. Titik paling berisiko terjadinya sinkhole adalah yang berada di atas gipsum, mineral lunak yang jauh lebih mudah larut daripada batu kapur.

    Bagaimana Sinkhole Terjadi?

    Umumnya, sinkhole terjadi pada daerah perkotaan akibat kerusakan pada saluran air utama atau runtuhnya saluran pembuangan waktu pipa-pipa tua sudah rusak. Sinkhole dapat pula terjadi karena overpumping serta ekstraksi air tanah serta fluida bawah tanah.

    Sinkhole juga bisa terbentuk waktu pola drainase alam berubah serta sistem pengalihan air yang baru dikembangkan.

    Beberapa sinkhole terbentuk saat bagian atas tanah berubah, seperti ketika kolam industri serta penyimpanan limpasan air diciptakan, berat substansial berasal materi baru bisa memicu runtuhnya materi pendukung tanah, sebagai akibatnya mengakibatkan sebuah sinkhole.

  • Veeam Gandeng Microsoft Azure Indonesia, Fokus Ketahanan Data Menyeluruh

    Veeam Gandeng Microsoft Azure Indonesia, Fokus Ketahanan Data Menyeluruh

    Bisnis.com, JAKARTA— Veeam Software mengumumkan ketersediaan lokal Veeam Data Cloud (VDC) di Indonesia melalui platform Microsoft Azure. 

    Langkah ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan untuk memperkuat ketahanan data (data resilience) pelanggan sekaligus mendukung regulasi pemerintah terkait pelindungan data pribadi.

    Country Leader Veeam Indonesia, Laksana Budiwiyono, menegaskan kehadiran layanan ini menandai evolusi Veeam yang tidak lagi sekadar berfokus pada backup data, tetapi pada ketahanan data secara menyeluruh.

    “Kemampuan layanan kami adalah gimana berkaitan dengan ketahanan data,” kata Laksana dalam peluncuran Veeam Data Cloud di Kantor Microsoft, Jakarta pada Kamis (25/9/2025).

    Lebih lanjut, Laksana menjelaskan VDC merupakan layanan data resilient atau data backup plus plus berbasis SaaS (software as a service) dan cloud.  

    Menurutnya, kehadiran layanan ini mendapat dukungan penuh dari Microsoft karena keberadaan point of presence (POP) atau pusat data lokal yang ditempatkan di Microsoft Azure Indonesia. 

    Dia menambahkan, langkah ini juga menjadi wujud keseriusan Veeam dalam menggarap pasar Indonesia dengan mengikuti ketentuan regulasi pemerintah, termasuk Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP). 

    “Veeam berkomitmen bertumbuh bisnis di Indonesia artinya apa? Kami mengikuti regulasi pemerintah. Kita sering denger Undang-undang PDP dan sebagainya yang mensyaratkan untuk data centernya walaupun SaaS di atas tapi fisiknya naruhnya tetap di Indonesia region,” katanya.

    Dengan hadirnya layanan lokal, Laksana berharap pelanggan semakin yakin terhadap keamanan dan kepatuhan data mereka. 

    “Harapannya adalah bisa membantu customer untuk lebih percaya lebih yakin karena data centernya atau data yang dia mau backup adalah tetap berada di Indonesia. Terutama customer-customer yang punya regulasi tinggi yang harus mengikuti regulasi tinggi,” tuturnya.

    Saat ini, Veeam Data Cloud Indonesia mendukung beban kerja Microsoft 365 dan direncanakan akan diperluas ke layanan cloud Microsoft lain seperti Entra ID. Hal ini memungkinkan berbagai organisasi memperkuat ketahanan siber pada data serta identitas penting mereka.

    Veeam Data Cloud hadir dengan sejumlah keunggulan. Dari sisi keamanan, layanan ini mengusung prinsip Zero Trust dengan backup lokal yang tidak dapat diubah (immutable), dilengkapi enkripsi canggih dan kontrol akses yang ketat. 

    Dari sisi perlindungan, VDC memberikan cakupan menyeluruh untuk Microsoft 365 sebagai workload pertama yang didukung di Indonesia, dengan Entra ID yang segera menyusul. 

    VDC juga menawarkan pemulihan cepat serta terperinci, memungkinkan restore massal dengan waktu singkat sekaligus menyediakan fitur eDiscovery yang kuat untuk email, file, dan pengguna. 

    Selain itu, layanan ini dirancang dengan harga yang dapat diprediksi, berbasis paket per pengguna dengan penyimpanan lokal tak terbatas tanpa biaya tersembunyi.

  • Siap-siap, Registrasi Face Recognition untuk SIM Card Diterapkan Tahun Ini

    Siap-siap, Registrasi Face Recognition untuk SIM Card Diterapkan Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan aturan penggunaan teknologi biometrik, termasuk pengenalan wajah (face recognition), untuk registrasi kartu e-SIM dapat mulai diterapkan tahun ini.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi, Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan pihaknya tengah menyusun regulasi turunan berupa Peraturan Menteri yang akan menjadi payung hukum penerapan teknologi tersebut. 

    “Lagi kami susun Peraturan Menterinya, kita target tahun ini mulailah ya,” kata Edwin ditemui disela acara Veeam Media Briefing di Jakarta pada Kamis (25/9/2025). 

    Edwin menekankan kebijakan ini tidak hanya berlaku untuk e-SIM, melainkan juga akan diperluas ke seluruh jenis kartu SIM. 

    “Sekarang kan e—SIM saja, nanti semuanya,” imbuhnya. 

    Menurutnya, langkah ini penting untuk mencegah maraknya penipuan (scam) yang kerap memanfaatkan data palsu saat pembukaan nomor seluler baru.

    Sebelumnya, dua operator seluler, Telkomsel dan XL Axiata, telah lebih dulu melakukan uji coba penerapan biometrik pengenalan wajah dalam proses registrasi kartu prabayar.

    Direktur Sales Telkomsel, Adiwinahyu Basuki Sigit, mengatakan teknologi biometrik ini melengkapi metode validasi yang selama ini digunakan, seperti Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (KK). 

    Teknologi tersebut mulai diterapkan melalui mesin layanan mandiri, GraPARI, dan GraPARI Online. 

    “Solusi teknologi terkini ini tidak hanya mempermudah dan mempercepat proses validasi pelanggan, tetapi juga memperkuat perlindungan data pribadi,” kata Sigit, dikutip pada Sabtu (5/10/2024).

    Dia  menjelaskan, sistem bekerja dengan memverifikasi identitas pelanggan melalui pemindaian wajah yang kemudian dicocokkan dengan data kependudukan di Direktorat Jenderal Dukcapil. 

    Dengan begitu, validitas data pelanggan lebih terjamin, sekaligus mendukung standar Know Your Customer (KYC) untuk menekan risiko penipuan dan penyalahgunaan identitas.

    Langkah serupa juga dilakukan XL Axiata melalui layanan registrasi kartu prabayar berbasis pengenalan wajah yang sudah diuji coba di XL Center Gandaria City, Jakarta.

    Direktur & Chief Enterprise Business and Corporate Affairs Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya, menyebutkan inovasi ini menjadi bagian dari komitmen perusahaan mendukung regulasi pemerintah sekaligus meningkatkan keamanan layanan telekomunikasi. 

    “Kami berharap inovasi ini dapat memberikan kemudahan, keamanan, kecepatan, serta mengurangi potensi pemalsuan data atau identitas ganda,” ujarnya.

    Yessie menambahkan, teknologi pengenalan wajah sudah banyak digunakan di berbagai sektor, termasuk perbankan dan keamanan, dan kini mulai diterapkan di sektor telekomunikasi. 

    “XL Axiata menjadi salah satu pelopor penerapannya,” kata dia.

  • Serangan Siber Makin Beringas, Peretas Incar Sistem Utama dan Cadangan

    Serangan Siber Makin Beringas, Peretas Incar Sistem Utama dan Cadangan

    Bisnis.com, JAKARTA—  Ancaman serangan siber, khususnya ransomware, masih menjadi momok nyata bagi perusahaan di Indonesia. Peretas kini tidak hanya menyerang sistem utama, juga sistem cadangan. 

    Country Leader Veeam Indonesia, Laksana Budiwiyono mengatakan kasus ransomware sering kali menimbulkan dampak berlipat karena sistem cadangan data atau backup perusahaan ternyata tidak dikelola dengan baik.

    “Ya, ransomware masih nyata ada, walaupun itu bukan hal baru. Kalau mungkin terakhir ini kita jarang denger ya, harapan kita gak terjadi gitu ya, tapi ya itu masih 350% masih meningkat,” kata Laksana dalam acara Veeam Media Briefing di Jakarta pada Kamis (25/9/2025). 

    Menurut Laksana, situasi yang umum terjadi di lapangan adalah perusahaan baru menyadari lemahnya sistem cadangan ketika terkena serangan. 

    Dia menyebut banyak kasus di mana backup tidak dapat dipulihkan atau hanya menyimpan data lama, sehingga tidak relevan lagi dengan kebutuhan operasional.

    Bahkan, menurutnya, pelaku siber kini tidak hanya menyerang sistem utama, tetapi juga menjadikan backup sebagai target.

    “Cyber attacker, penjahat cyber, dia kalau nyerang itu sekarang udah sepasang. Engga produksinya doang. Backup-nya juga diincer mau diserang. Itu nyata,” katanya. 

    Dia menegaskan Veeam terus meningkatkan kemampuan layanan keamanan, mulai dari pemantauan harian, dukungan ketika terjadi insiden, hingga pendampingan pasca-serangan.  

    Laksana menambahkan, dalam beberapa kasus, perusahaan bahkan meminta bantuan Veeam untuk memberikan masukan saat menghadapi tuntutan tebusan dari penyerang. Namun, dia mengingatkan, membayar tebusan justru bisa memicu siklus serangan baru.

    “Kalau kita tanya ya sebaiknya jangan. Karena permintaan tebusan itu juga bisa jadi kayak kita kena target berikutnya lagi. Berulang. Artinya, wah ini kalau dari sisi penjahat ini kan customer yang potensial. Punya duit mau bayar, nanti kerjain lagi. Inilah lingkaran setan,” katanya.

    Hal senada juga diungkapkan Chua Chee Pin, Vice President untuk Asia Tenggara dan Korea (SEAK) Veeam. 

    Menurutnya, ancaman siber sangat dinamis dan terus berkembang, terutama dengan keterlibatan teknologi baru seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    “Masalahnya tentang ancaman siber adalah berubah begitu cepat. Terutama dengan AI. Ada banyak cara baru bagi pelaku kejahatan untuk melakukan sesuatu kepada Anda. Baik itu ransomware, eksfiltrasi data, ada banyak sekali jenisnya,” kata Chee Pin.

    Dia mencontohkan sebuah kasus di Korea di mana penyerang menggunakan stasiun pemancar palsu untuk menipu pengguna layanan seluler sehingga data pribadi bisa dieksfiltrasi. 

    Menurutnya, pola serangan baru terus muncul dan sulit ditentukan mana yang paling umum terjadi di Indonesia.

    “Di Asia Tenggara, sayangnya, banyak negara termasuk di antara negara-negara yang paling banyak diserang di kawasan ini,” tambahnya.

    Chee Pin menekankan, Veeam telah memperkenalkan layanan manajer akun teknis (technical account manager/TAM) untuk membantu perusahaan memahami risiko yang spesifik pada lingkungan mereka. 

    Melalui TAM, pelanggan bisa mendapat pembaruan rutin terkait tren ancaman dan cara mitigasi. Menurutnya, langkah ini membantu perusahaan lebih siap menghadapi ancaman, karena analisis serangan terbaru bisa dibagikan secara berkala kepada pelanggan. 

    “Jadi, memiliki TAM tentu saja akan membantu pelanggan memahami lebih baik apa itu ancaman dan bagaimana kita dapat menanggapinya,” katanyq.