Category: Bisnis.com Tekno

  • Adu Canggih Xiaomi 17 Pro Max dan iPhone 17 Pro Max

    Adu Canggih Xiaomi 17 Pro Max dan iPhone 17 Pro Max

    Bisnis.com, JAKARTA – Lini teranyar Xiaomi 17 diluncurkan di China akhir bulan lalu, dan telah mencetak rekor penjualan mencapai 1 juta unit.

    Presiden Xiaomi, Lu Weibing, mencatat bahwa lini Xiaomi 17 telah terjual lebih dari 1 juta unit sejak peluncurannya. Baru seminggu sejak perusahaan mengumumkan Xiaomi 17, 17 Pro, dan 17 Pro Max di China.

    Dilansir dari GSM Arena, Weibing juga menyatakan bahwa seri Xiaomi 17 mencapai tonggak sejarah ini lebih cepat daripada generasi sebelumnya. Oleh karena itu, perusahaan meningkatkan produksi untuk memenuhi permintaan yang lebih tinggi.

    Xiaomi 17 Pro dan 17 Pro Max memiliki layar sekunder di bagian belakang dan ditenagai oleh SoC Snapdragon 8 Elite Gen 5 yang baru. Kedua ponsel ini juga menghadirkan kamera yang ditingkatkan, dan varian Pro Max bahkan dibekali baterai 7.500 mAh.

    Xiaomi 17 juga dilengkapi dengan SoC Snapdragon 8 Elite Gen 5. Ponsel ini dibekali baterai Si/C 7.000 mAh dan menawarkan pengaturan tiga kamera belakang.

    Bahkan, ponsel yang satu ini digadang-gadang punya kecanggihan yang sama dengan iPhone 17 yang juga telah diluncurkan.

    Berikut perbedaan antara Xiaomi 17 Pro dan iPhone 17

    iPhone 17                                                                               Xiaomi 17 Pro

  • Dua Satelit Starlink Jatuh ke Bumi Setiap Hari, Lapisan Atmosfer Terdampak

    Dua Satelit Starlink Jatuh ke Bumi Setiap Hari, Lapisan Atmosfer Terdampak

    Bisnis.com, JAKARTA – Pensiunan astrofisikawan Harvard Jonathan McDowell mengatakan setidaknya ada satu hingga dua satelit Starlink yang jatuh kembali ke Bumi setiap harinya. Banyaknya benda di angkasa, membuat kondisi atmosfer tergerogoti.

    Saat ini, terdapat lebih dari 8.000 satelit Starlink di langit dan jumlah itu terus bertambah. Satelit-satelit tersebut merupakan produk dari perusahaan transportasi luar angkasa SpaceX. 

    Selain itu, semakin banyak perusahaan dan negara lain yang juga menyebarkan satelit, menambah jumlah satelit di orbit Bumi. Banyak di antaranya berada di orbit rendah Bumi, yang membentang hingga ketinggian 2.000 km di atas planet kita. Seperti Starlink, umur satelit orbit rendah Bumi, hanya sekitar 5 hingga 7 tahun.

    Jonathan mengatakan dalam waktu dekat akan ada hingga lima satelit yang memasuki orbit per hari. Dengan semua konstelasi yang dikerahkan, dia memperkirakan sekitar 30.000 satelit orbit rendah Bumi – seperti Starlink, Amazon Kuiper, dan lainnya – dan mungkin 20.000 satelit lagi pada jarak 1.000 kilometer dari sistem China.

    “Untuk satelit orbit rendah, kami memperkirakan siklus penggantian 5 tahun, yang berarti 5 kali masuk kembali setiap hari. Belum jelas apakah China akan menurunkan orbit satelit mereka atau hanya mempercepat kita ke sindrom Kessler reaksi berantai,” tutur Jonathan, melansir earthsky.org, Sabtu (4/10/2025).

    Sindrom Kessler adalah skenario di mana kepadatan objek di orbit rendah Bumi cukup tinggi sehingga tabrakan antar objek menyebabkan serangkaian tabrakan beruntun, dengan setiap tabrakan menghasilkan puing-puing antariksa yang meningkatkan kemungkinan tabrakan selanjutnya.

    Seiring SpaceX meluncurkan semakin banyak satelit Starlink, semakin banyak pula satelit yang jatuh kembali ke Bumi. Kendati begitu, tidak semua satelit jatuh dari orbit karena alasan yang sama. 

    Selain fakta bahwa beberapa satelit telah mencapai akhir masa pakainya, ada alasan lain mengapa satelit dapat kembali ke orbit. Misalnya, aktivitas matahari yang tinggi dapat memperpendek umur satelit, dan kita baru saja melewati maksimum matahari dan masih dalam periode aktivitas matahari tinggi. 

    Badai matahari memanaskan atmosfer atas Bumi, menyebabkannya ‘mengembang’. Hasilnya adalah peningkatan hambatan atmosfer: satelit orbit rendah Bumi seperti Starlink (dan ISS, serta satelit pengamat Bumi) mendapati diri mereka terbang di udara yang lebih tebal dari biasanya. 

    Kepadatan udara ekstra ini menciptakan hambatan aerodinamis, yang memperlambat satelit dan menyebabkannya kehilangan ketinggian.

    Operator mungkin dapat meningkatkan beberapa satelit kembali. Namun, jika tidak, satelit tersebut dapat memasuki kembali atmosfer sebelum waktunya. Itulah yang terjadi pada awal 2022, ketika badai matahari menghancurkan 40 satelit Starlink yang baru diluncurkan.

    Aktivitas matahari bukan satu-satunya faktor yang menyebabkan satelit jatuh. Malfungsi juga dapat terjadi. Misalnya, pada 12 Juli 2024, roket Falcon 9 mengalami kegagalan pada tahap kedua, menyebabkan 20 satelit Starlink berada di orbit yang ‘salah’.

    “Semua kecuali dua satelit masuk kembali pada hari peluncuran, dan yang terakhir masuk kembali pada tanggal 20 Juli, delapan hari setelah peluncuran,” ujar Jonathan.

    Dampak Hancurnya Satelit Terhadap Atmosfer Bumi

    Pada 2023, Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional (NOAA) merilis sebuah penelitian ilmiah tentang stratosfer Bumi. Stratosfer merupakan lapisan atmosfer yang berada lebih dari 11 km di atas permukaan Bumi, tempat pesawat jet terbang dan lapisan ozon berada.

    NOAA menyatakan bahwa stratosfer mengandung partikel dalam jumlah tak terduga dengan beragam logam eksotis. Para ilmuwan yakin partikel-partikel tersebut berasal dari satelit dan pendorong roket bekas yang menguap akibat panas intens saat memasuki atmosfer.

    Para peneliti menemukan partikel yang mengandung unsur langka niobium dan hafnium. Mereka juga menemukan sejumlah besar partikel mengandung tembaga, lithium, dan aluminium dalam konsentrasi yang jauh melebihi kelimpahan yang ditemukan dalam debu antariksa. 

    Penggunaan unsur-unsur ini dalam paduan tahan panas dan berkinerja tinggi menunjukkan bahwa industri penerbangan antariksa adalah penyebabnya.

    Partikel-partikel kecil ini dapat menyerap dan memantulkan sinar matahari. Partikel-partikel ini juga dapat berfungsi sebagai permukaan untuk reaksi kimia perusak ozon. 

    Selain itu, partikel-partikel ini dapat mengubah atmosfer Bumi dengan cara yang masih belum sepenuhnya di pahami. Penelitian di bidang ini masih berlangsung.

  • Biznet Gio Pakai Nvidia H200, Saingi Alibaba Cs di Bisnis AI Cloud Lewat NEO GPU

    Biznet Gio Pakai Nvidia H200, Saingi Alibaba Cs di Bisnis AI Cloud Lewat NEO GPU

    Bisnis.com, JAKARTA — Biznet Gio, penyedia layanan komputasi terintegrasi, berambisi menjadi pemimpin pasar komputasi awan (cloud) nasional dengan mendorong solusi AI Cloud terjangkau NEO GPU dan NEO Internference.

    Biznet akan bertarung dengan para pemain cloud global seperti Alibaba, ByteDance Plus, hingga Tencent di berebut pasar komputasi awan

    CEO Biznet Gio Dondy Bappedyanto mengatakan dengan mengusung misi menghadirkan layanan kecerdasan buatan yang lebih efektif, efisien, dan aman untuk operasional bisnis hingga interaksi pengguna, Biznet Gio berupaya memantapkan diri sebagai solusi cloud AI di Indonesia.

    Untuk mencapai misi tersebut, Biznet Gio mendorong NEO GPU dan NEO Internference.

    “Target utama kami adalah sektor industri yang butuh efisiensi operasional maupun efektivitas proses kerja, serta pengguna yang menempatkan keamanan data sebagai prioritas,” kata Dondy kepada Bisnis, Sabtu (4/10/2025).

    Dondy menambahkan perusahaan akan terus mengembangkan layanan ini agar menjangkau lebih banyak sektor usaha, supaya adopsi AI makin terjangkau dan impactful bagi dunia usaha Indonesia

    Dondy mengatakan NEO GPU berbasis NVIDIA H200, GPU AI generasi terbaru dengan performa hingga dua kali lebih cepat dari pendahulunya. Meski H200 identik dengan biaya investasi infrastruktur tinggi, NEO GPU bisa didapatkan dengan harga terjangkau mulai dari Rp74.000/jam untuk mendukung beban kerja AI modern, seperti deep learning, NLP, computer vision, dan analitik data berskala besar.

    NEO GPU dapat dikonfigurasi dari 1 hingga 8 GPU, cocok untuk kebutuhan eksperimen maupun implementasi AI skala kecil hingga besar. Dengan fleksibilitas ini, Biznet Gio memberikan solusi yang tidak hanya efisien, tetapi juga mendorong percepatan transformasi digital berbasis AI di Indonesia.

    Biznet juga mengembangkan aplikasi berbasis AI kerap rumit karena harus mengintegrasikan banyak API dari berbagai model, yang sering memakan waktu dan menambah biaya.

    NEO Inference menyederhanakan hal ini dengan satu API terpadu yang saat ini telah mendukung  Qwen3-Coder-480B untuk agentic coding, analisis repositori besar, dengan GPT-oss-120B untuk advance reasoning, analytics dan adaptive response.

    Sebagai bagian dari peluncuran, Biznet Gio juga memberikan akses gratis ke GPT-oss-20B. Ke depannya, Biznet Gio akan menambahkan lebih banyak model AI ke dalam NEO Inference, sehingga pengguna memiliki opsi yang lebih luas sesuai kebutuhan.

    Di sisi keamanan, Biznet Gio telah mengantongi berbagai sertifikasi internasional dan memastikan seluruh data pelanggan dijalankan pada infrastruktur cloud lokal bersertifikasi global, menegaskan komitmen perlindungan data sesuai regulasi nasional.

    “NEO Inference kami dedikasikan untuk mendukung pengembangan dan integrasi AI secara lebih cepat dan mudah bagi penghobi, programmer, maupun pelaku startup lokal,” kata Dondy.

    Kolaborasi Biznet Gio dan Kazee

    Biznet Gio menegaskan komitmen menjadi solusi cloud service terlengkap dan adaptif terhadap tren teknologi. Dia berharap layanan Biznet Gio makin memperkuat ekosistem inovasi, mendorong efisiensi biaya, dan mempercepat proses digitalisasi lintas sektor di Indonesia—dari manufaktur, retail, hingga startup teknologi dan sektor publik.

    “Kami tidak sekadar FOMO mengikuti tren, seluruh layanan kami hadir berdasarkan kebutuhan nyata pasar, dibuktikan dengan performa, pelayanan, dan pengamanan data yang sudah diakui,” ujar Dondy.

    Kazee Digital Indonesia (Kazee.id), startup data analytics dan AI asal Bandung, menjadi pengguna pertama layanan Biznet Gio AI Services.

    Dengan kolaborasi yang terjalin, Kazee memperkenalkan dua produk unggulan yaitu KazeeAI, platform Agentic AI untuk otomatisasi analisis dan pengambilan keputusan strategis dan Fastra, platform AI untuk pembuatan laporan dan presentasi otomatis yang memungkinkan konsultan dan analis menyusun laporan berbasis data hanya dalam hitungan menit.   

    Diketahui persaingan AI Cloud di Indonesia cukup ketat. Sejumlah pemain global seperti Tencent dan Alibaba Cloud turut meramaikan persaingan AI Cloud di Tanah Air. Kehadiran solusi Biznet Gio memanaskan pertarungan tersebut.

  • Komdigi Tegaskan Blokir IMEI Bukan untuk Alih Status Seperti BPKB Motor

    Komdigi Tegaskan Blokir IMEI Bukan untuk Alih Status Seperti BPKB Motor

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meluruskan mengenai rumor beredar perihal kabar balik nama ponsel seperti di kendaraan bermotor. Komdigi menegaskan informasi tersebut tidak benar. 

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kemkomdigi Wayan Toni mengatakan wacana terkait dengan layanan pemblokiran dan pendaftaran ulang International Mobile Equipment Identity (IMEI) bukanlah aturan balik nama ponsel seperti pada kendaraan bermotor.

    Dia menegaskan tidak benar jika seolah-olah Komdigi akan mewajibkan setiap ponsel memiliki tanda kepemilikan seperti BPKB motor. 

    “Ini sifatnya sukarela, bagi yang ingin mendapatkan perlindungan lebih jika ponselnya hilang atau dicuri. Wacana ini adalah tindak lanjut dari aspirasi masyarakat yang identitasnya kerap kali disalahgunakan saat HP hilang atau dicuri,” kata Wayan dalam siaran pers, Sabtu (4/10/2025). 

    Dia menjelaskan IMEI berfungsi sebagai identitas perangkat resmi yang telah terdaftar di sistem pemerintah. Dengan sistem ini, ponsel hasil tindak pidana bisa diblokir sehingga tidak lagi memiliki nilai ekonomis bagi pelaku kejahatan. 

    Sebaliknya, kata dia, konsumen yang membeli perangkat legal dapat merasa lebih aman dan nyaman.

    IMEI dinilai juga bermanfaat untuk mencegah peredaran ponsel ilegal (BM), melindungi konsumen dari penipuan, memastikan kualitas dan garansi resmi, serta membantu aparat mengurangi tindak kriminal pencurian ponsel.

    “Dengan IMEI, masyarakat bisa lebih tenang. Kalau ponsel hilang atau dicuri, perangkat bisa dilaporkan dan diblokir. Kalau ditemukan kembali, bisa diaktifkan lagi. Jadi ini bukan beban baru, melainkan perlindungan tambahan untuk masyarakat,” tambahnya.

    Lebih waktu, Wayan mengatakan wacana ini masih dalam tahap penerimaan masukan dari masyarakat, belum dibahas di level pimpinan.

    Melalui klarifikasi ini, Komdigi menegaskan wacana kebijakan blokir IMEI secara sukarela ini adalah upaya melindungi konsumen dan menjaga keamanan ekosistem digital Indonesia, bukan menambah aturan birokratis yang memberatkan masyarakat.

    Sebelumnya, Komdigi menyampaikan tengah mempertimbangkan penerapan regulasi pemblokiran IMEI (International Mobile Equipment Identity) untuk perangkat ponsel yang hilang atau dicuri. 

    Direktur Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital Komdigi Adis Alifiawan mengatakan regulasi tersebut nantinya diharapkan dapat menciptakan perlindungan serta kepastian hukum bagi masyarakat pengguna ponsel.

    Menurut Adis, layanan pemblokiran IMEI ini akan memberikan perlindungan konsumen dengan memberikan rasa aman serta nyaman bagi masyarakat, khususnya dalam menghadapi risiko kehilangan atau pencurian ponsel.

    Dia menekankan, layanan ini sifatnya opsional. Artinya, masyarakat yang ingin mendapatkan layanan pemblokiran IMEI diperbolehkan untuk mendaftar. Sifatnya tidak wajib. 

    “Jadi kembali ke pengguna masing-masing,” kata Adis.

    Adis menuturkan bahwa blokir dan buka blokir IMEI dapat dilakukan secara mandiri, jadi tidak harus dilakukan di kantor polisi. Kemudian jika smartphonenya telah ketemu, nanti dapat dibuka kembali blokirnya. 

    Dia menjelaskan terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari regulasi ini. Pertama, memberikan perlindungan kepada pengguna smartphone.

    Kedua, mengurangi nilai ekonomis ponsel yang hilang atau dicuri, sehingga motivasi pelaku tindak pencurian menurun. Sebab, pelaku kejahatan akan kesulitan menjual ponsel curian ke pasar ilegal. IMEI yang tertanam di smartphone tidak dapat digunakan. 

    “Kalau sudah diblokir IMEI-nya, jadi akan turun sehingga dia hanya bisa menggunakan WIFI Only untuk menyala. Tingkat pencurian diharapkan juga turun karena antara effort dan risiko kalau ketangkap massa, membuat pencuri berpikir ulang,” kata Adis. 

  • Lelang Harga 1,4 GHz Dibuka 13 Oktober, TLKM-WIFI Berpeluang Kuasai 1 Regional

    Lelang Harga 1,4 GHz Dibuka 13 Oktober, TLKM-WIFI Berpeluang Kuasai 1 Regional

    Bisnis.com, JAKARTA —  Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memutuskan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Eka Mas Republik lolos ke tahap lelang harga dalam seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 Ghz.

    “Sesuai ketentuan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025, maka berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi, proses Seleksi dilanjutkan ke tahapan Lelang Harga,” tulis Komdigi dikutip dari keterangan resmi pada Rabu (1/10/2025) 

    Tahap lelang harga akan dimulai pada Senin, 13 Oktober 2025 melalui sistem e-Auction. Sesuai ketentuan, peserta seleksi berhak menyampaikan sanggahan atas hasil evaluasi administrasi secara tertulis dengan bukti pendukung. 

    Sanggahan harus disampaikan secara daring melalui sistem e-Auction paling lambat Jumat, 3 Oktober 2025 pukul 15.00 WIB. Jika sanggahan melewati batas waktu atau tidak sesuai dengan ketentuan, maka dinyatakan tidak diterima.

    Prediksi

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan dengan tiga peserta tersisa, kemungkinan masing-masing peserta akan mendapat 1 regional.

    “Seharusnya masing masing memperoleh region layanan, jika mengajukan daerah yang berbeda. Tentu dengan pertimbangan mereka memiliki kekuatan jaringan yang sudah ada maupun roadmap dalam waktu dekat pembangunan,” kata Ian kepada Bisnis, Sabtu (4/10/2025).

    Untuk diketahui,  Komdigi mengalokasikan pita frekuensi selebar 80 MHz (1432-1512 MHz) berdasarkan wilayah regional, guna memperluas jangkauan layanan internet tetap atau broadband wireless access (BWA).

    Ada 3 regional yang secara garis besar, regional I berisi Pulau Jawa dan Papua serta Maluku. Regional II terdiri dari provinsi Sumatra- Bali & Nusra. Dan terakhir, regional III terdiri dari Kalimantan dan Sulawesi.

    Ian mengatakan dengan memiliki infrastruktur yang matang pada masing-masing zona, maka secara belanja modal (capex) dan operasional (opex) maka pasti keterlibatan mereka pada lelang telah melalui studi kelayakan  bisnis.

    Adapun mengenai tantangan bagi para pemenang lelang nanti, lanjut Ian, adalah membangun ekosistem layanan FWA Broadband dengan saling subtitusi dan menjadi kualitas layanan hingga 100Mbps.

    “Kemudian ketersediaan layanan yang secara geografi masif sesuai regionnya. Ketiga pemenang harus bersama membentuk ekosistem agar CPE yang sampai di masyarakat harga terjangkau dan aftersalesnya sangat baik,” kata Ian.

    Sementara itu, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot berharap layanan FWA atau BWA yang hadir dari pita 1,4 GHz  ini mengisi segmen pasar broadband nomadic, yang secara teknis antara fixed dan mobile.

    “Semoga juga bisa mengenalkan experience broadband yang berbasis 5G, meskipun kita tahu masih dengan keterbatasan lebar pita frekuensi, dan tantangan ketersediaan ekosistem yang tidak selengkap mid-band yang lebih popular seperti 2.6GHz, 3.5GHz dan lain sebagainya,” kata Sigi.

  • INET Ingin Kuasai Pasar Internet Rumah Bali, Incar 1,3 Juta Pelanggan Potensial

    INET Ingin Kuasai Pasar Internet Rumah Bali, Incar 1,3 Juta Pelanggan Potensial

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Sinergi Andalan Prima Tbk. (INET) berambisi untuk menjadi salah satu pemain besar internet rumah di Bali. Perusahaan mengincar pasar 1,3 juta pelanggan potensial fixed broadband atau internet tetap.

    Direktur Utama INET Muhammad Arif mengatakan perusahaan melihat Bali sebagai salah satu pasar potensial untuk internet tetap. Selain itu, sebagai wajah Indonesia di mata internasional, Bali membutuhkan dukungan internet cepat yang stabil, yang bisa diperoleh dari layanan fixed broadband.

    Saat ini INET telah memiliki sekitar 30.000-an pelanggan di Bali. INET ingin meningkatkan porsi pelanggan mereka mengingat potensi besar yang ada di Bali.

    “Kami ingin Bali jadi Digital HUB. Kami juga melihat Bali memiliki potensi 1,3 juta rumah,” kata Arif kepada Bisnis, Sabtu (4/10/2025).

    Untuk mengoptimalkan pasar di Bali, kata Arif, INET rencananya akan mendorong layanan WIFI 7 dengan kecepatan hingga 2 Gbps. Perusahaan menargetkan layanan tersebut dapat mengcover seluruh masyarakat di Bali.

    Adapun merujuk laporan Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII), dikutip Selasa (30/9/2025), penetrasi internet di Bali dan Nusa Tenggara pada 2025 sebesar 76,86%. Artinya masih ada 23,14% wilayah yang belum tersentuh internet.

    Penetrasi data di Bali & Nusa Tenggara lebih besar dibandingkan dengan penetrasi di Sulawesi (71,64%) dan penetrasi di Maluku & Papua yang sebesar 69,2%.

    Namun jika dibandingkan dengan penetrasi internet di Pulau Jawa (84,64%), Kalimantan (78,72%), dan Sumatra 77,12% maka penetrasi internet di Bali & Nusa Tenggara masih tertinggal.

    Di sisi lain kontribusi trafik data internet di Bali & Nusa Tenggara juga hanya 5,13% terhadap total trafik nasional. Bali & Nusa Tenggara masih tertinggal dari Pulau Jawa (58,14%), Sumatra (20,51%), Sulawesi (6,46%), dan Kalimantan yang sebesar 6,05% kontribusi trafik internetnya terhadap nasional.

    INET sendiri memiliki ambisi besar pada tahun ini seiring dengan rencana mereka melakukan Right Issue senilai Rp3,2 triliun. Rencana tersebut diumumkan pada akhir September 2025.

    INET akan menerbitkan hingga 12,8 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp250 per saham, dengan rasio 3:4 (setiap pemegang 3 saham lama berhak memperoleh 4 HMETD atau rights baru). Aksi ini jika berhasil sepenuhnya akan menghasilkan dana segar maksimal Rp3,2 triliun.

    Mayoritas dana yang dihimpun akan dialokasikan untuk ekspansi besar-besaran jaringan internet Fiber To The Home (FTTH) berbasis teknologi Wi-Fi 7 di Bali dan Lombok melalui anak usaha mereka, GPI.

  • Strava Gugat Garmin, Minta Penjualan Seluruh Produk Heatmaps Dihentikan

    Strava Gugat Garmin, Minta Penjualan Seluruh Produk Heatmaps Dihentikan

    Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi analitik aktivitas olahraga Strava mengajukan hukum kepada perusahaan jasa navigasi dan GPS bernama Garmin. Dalam gugatan, Garmin dituduh melanggar patennya terkait dengan dua fitur pelacakan rute olahraga: segments dan heatmaps. 

    Heatmaps Garmin adalah fitur pada perangkat dan layanan Garmin yang menampilkan peta visual intensitas aktivitas olahraga, seperti lari, bersepeda, atau berjalan kaki, yang direkam oleh pengguna Garmin di seluruh dunia.

    Heatmaps menampilkan jalur atau area yang paling sering digunakan, sehingga memudahkan pengguna mencari rute populer atau menjelajahi lokasi baru berdasarkan aktivitas komunitas. Data didapat dari GPS yang dikumpulkan secara agregat dan biasanya ditampilkan secara anonim untuk menjaga privasi pengguna.

    Dalam hal ini, Strava mengklaim bahwa Garmin memanfaatkan dan menampilkan heatmaps atau data aktivitas yang dikumpulkan oleh platform Strava tanpa izin resmi atau pelanggaran terhadap perjanjian kerja sama.

    Mengutip Engadget Sabtu (4/10/2025), Strava juga mengklaim Garmin melanggar Perjanjian Kerja Sama Induk (Master Cooperation Agreement) dengan mengembangkan fitur heatmap-nya sendiri.

    Gugatan tersebut meminta pengadilan mengeluarkan perintah permanen agar Garmin menghentikan penjualan semua produk yang memiliki fitur segments atau heatmaps — yang berarti mayoritas perangkat keras Garmin serta program pelacakannya, Garmin Connect.

    Gugatan ini dipandang cukup mengejutkan lantaran Strava dan Garmin adalah dua pemain besar dalam teknologi kebugaran yang telah bekerja sama selama sekitar satu dekade, dan memiliki berbagai integrasi antara platform mereka. 

    Namun, DC Rainmaker sebagai pihak yang pertama kali mengangkat soal gugatan disebut memiliki kronologi lengkap terkait dengan pendaftaran paten dari kedua perusahaan yang menunjukkan argumen Strava kemungkinan besar tidak akan bertahan di pengadilan.

    Kepala Produk Strava Matt Salazar mengunggah penjelasan di Reddit untuk memberikan sedikit wawasan tentang alasan perusahaan mengambil langkah agresif terhadap mitra yang sering bekerja sama. 

    Menurut unggahan Salazar, Strava mengambil jalur hukum karena Garmin mengadopsi pedoman pengembang baru bagi mitra API yang mengharuskan logo Garmin ditampilkan di setiap unggahan aktivitas, layar, grafik, gambar, kartu berbagi, dan sebagainya.

    Walaupun dia mengklaim langkah tersebut diambil untuk melindungi data pengguna, argumennya dipandang terdengar lebih seperti keluhan sepele Garmin menempatkan mereknya pada data yang dikumpulkan melalui produknya sendiri. 

  • Layar Belakang Xiaomi 17 Pro & 17 Pro Max jadi Sorotan, Bikin iPhone 17 Tertinggal

    Layar Belakang Xiaomi 17 Pro & 17 Pro Max jadi Sorotan, Bikin iPhone 17 Tertinggal

    Bisnis.com, JAKARTA – Xiaomi baru-baru ini meluncurkan jajaran flagship terbarunya di China, Xiaomi 17 series yang digadang-gadang sebagai pesaing berat iPhone 17 series. 

    Melalui Xiaomi 17 Pro dan 17 Pro Max, perusahaan teknologi asal China itu menghadirkan layar kedua di bagian belakang yang memiliki beragam fungsi. Beberapa orang langsung menganggapnya sebagai gimmick, tetapi berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Phone Arena, sebagian besar berpendapat sebaliknya.

    Setiap kali sebuah merek mencoba menghadirkan pengalaman baru, kerap muncul perdebatan tentang apakah hal itu inovatif atau tidak. Tak terkecuali layar belakang pada model Xiaomi 17 Pro.

    Beberapa berpendapat bahwa layar belakang pada Xiaomi 17 Pro hanyalah upaya untuk menonjolkan diri dari iPhone 17 Pro dan iPhone 17 Pro Max dengan menambahkan fitur tambahan, sementara yang lain percaya bahwa hal itu memang memiliki tujuan.

    Menurut jajak pendapat yang dilakukan Phone Arena, sekitar 56% konsumen memilih bahwa layar belakang pada Xiaomi 17 Pro bukan gimmick, sedangkan sekitar 30% mengatakan iya.

    Hadirnya layar belakang pada Xiaomi 17 Pro memungkinkan pengguna melihat notifikasi, berfoto selfie, dan bahkan berinteraksi dengan aplikasi atau game tertentu – semuanya tanpa perlu membuka layar utama.

    Kendati begitu, Xiaomi tetap fokus dan menyesuaikan fitur-fiturnya dengan apa yang disebutnya Dynamic Back Display. Berikut ini beberapa fitur yang dapat dilakukannya:

    1.Tema yang dapat disesuaikan

    Pengguna dapat memilih gaya jam sederhana, wallpaper animasi, seni dan teks khusus, atau salah satu hewan peliharaan animasi Xiaomi yang mengubah suasana hati berdasarkan kondisi ponsel Anda (seperti terlihat lelah saat baterai hampir habis).

    2.Model konsol genggam

    Pengguna juga dapat memasangkan Casing Konsol Genggam Retro opsional, memungkinkan pengguna memainkan game tertentu di layar belakang. Casing ini dilengkapi tombol fisik, memberikan pengguna pengalaman bermain ala Game Boy.

    3.Alat pratinjau dan swafoto

    Layar belakang berfungsi ganda sebagai jendela bidik kamera, sehingga pengguna dapat mengambil swafoto berkualitas lebih tinggi dengan kamera utama sambil tetap memiliki akses ke semua mode dan kontrol biasa.

    4.Notifikasi

    Aplikasi tertentu dapat menampilkan pembaruan real-time seperti informasi penerbangan atau kereta, status berbagi tumpangan, pengiriman makanan, dan kontrol musik langsung ke layar belakang. Pengguna juga dapat menggeser ke bawah untuk melihat notifikasi lengkap.

    5.Fungsi AI Pin

    Selain itu, pengguna dapat menyematkan info berguna seperti kode QR atau jadwal harian langsung ke layar belakang untuk akses cepat.

    Kehadiran layar belakang Xiaomi 17 Pro lebih dari sekedar trik desain. Beberapa fitur yang dapat dilakukan oleh layar belakang menunjukkan bagaimana Xiaomi mencoba memikirkan kembali kemampuan ponsel pintar tanpa selalu bergantung pada layar utama. 

    Dengan meningkatnya kekhawatiran tentang waktu layar, memiliki ruang alternatif yang mudah dilihat untuk hal-hal penting bisa menjadi tren – terutama jika fungsinya diperluas di pembaruan mendatang.

    Kendati begitu, semua kembali pada bagaimana pengguna menggunakan ponsel pintar. Bagi sebagian orang, layar belakang tak lebih dari sekadar gimmick. Bagi yang lain, ini adalah fitur yang benar-benar bermanfaat yang menambah kenyamanan sekaligus sentuhan personal pada perangkat.

  • Dukung MotoGP Mandalika, Telkomsel Pasang 300 BTS 4G dan 5G

    Dukung MotoGP Mandalika, Telkomsel Pasang 300 BTS 4G dan 5G

    Bisnis.com, MANDALIKA – Mendukung seri balapan sepeda motor kelas dunia MotoGP Mandalika 2025, Telkomsel memastikan kesiapan penuh jaringan broadband untuk memberikan pengalaman digital terbaik bagi pelanggan, penonton, maupun wisatawan internasional yang hadir di Mandalika International Street Circuit dan sekitarnya.

    Mengantisipasi lonjakan trafik komunikasi selama perhelatan balap dunia berlangsung, Telkomsel menghadirkan lebih dari 300 BTS berteknologi 4G/LTE dan Hyper 5G yang telah dioptimalkan di 28 titik keramaian (Point of Interest/POI), mencakup area sirkuit, jalur masuk-keluar, bandara, pelabuhan, media center, penginapan, hingga destinasi wisata.

    Tayangan balap juga bisa diikuti secara digital melalui Paket Vidio Platinum Extra Mobile di MyTelkomsel

    Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, menyatakan, “Telkomsel berkomitmen menghadirkan konektivitas terdepan yang dapat diandalkan untuk menghadirkan pengalaman digital tanpa hambatan bagi seluruh pengunjung MotoGP Mandalika 2025. Kehadiran Hyper 5G dan penguatan kapasitas jaringan kami di Mandalika merupakan wujud nyata semangat Telkomsel dalam mendukung gelaran olahraga kelas dunia dan mendorong pertumbuhan pariwisata nasional.”

    Selain memperkuat infrastruktur jaringan, Telkomsel juga menghadirkan booth layanan pelanggan di sejumlah titik strategis, termasuk bandara, jalur utama menuju sirkuit, area ITDC Mandalika, hingga kawasan sekitar sirkuit. Di booth tersebut, pengunjung dapat mengakses berbagai layanan unggulan, mulai dari pembelian paket data, isi ulang pulsa, migrasi ke eSIM, hingga registrasi Prabayar Tourist untuk wisatawan mancanegara.

    Bagi pengunjung internasional, Telkomsel menyediakan layanan International Roaming yang bekerja sama dengan operator di 191 negara, memastikan mereka tetap terhubung dengan mudah dan terjangkau selama berada di Indonesia.

    Sebagai pelengkap pengalaman digital, pelanggan juga dapat menikmati tayangan balap secara digital melalui Paket Bundling Vidio Platinum Extra Mobile dengan harga Rp40.500, yang sudah termasuk kuota sebesar 2 GB untuk 30 hari. Paket ini dapat diaktivasi langsung melalui aplikasi MyTelkomsel atau laman tsel.id/newvidio, sehingga penggemar dapat menonton aksi MotoGP Mandalika 2025 dari mana pun dan kapan pun.

    Dengan seluruh dukungan ini, Telkomsel terus mempertegas perannya sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital terdepan yang menghadirkan solusi konektivitas terdepan bagi seluruh masyarakat, sekaligus mendukung suksesnya penyelenggaraan MotoGP Mandalika 2025.

  • Harga Langganan Internet Rumah RI Termahal di Asean 2025, Filipina-Malaysia Kalah

    Harga Langganan Internet Rumah RI Termahal di Asean 2025, Filipina-Malaysia Kalah

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga langganan internet tetap atau fixed broadband di Indonesia mencapai US$0,41 megabit per detik (Mbps), paling mahal dibandingkan dengan biaya internet di negara Asia Tenggara lainnya.

    Dilansir dari laman Visual Capitalist mengacu data We Are Social, harga yang dibayarkan orang untuk mengakses internet bervariasi di seluruh dunia. 

    Di Filipina, biaya rata-rata yang dihabiskan untuk berlangganan internet rumah mencapai US$0,14. Sementara itu Malaysia dan Vietnam masing-masing sekitar US$0,09 dan US$0,04. Singapura terendah di Asia Tenggara dengan tarif US$0,03 per Mbps. 

    Data dari We Are Social membandingkan biaya langganan internet dari lebih dari 60 negara pada 2025. Data tersebut membandingkan biaya internet fixed broadband per Mbps.

    Hasilnya, biaya internet termahal di dunia berasal dari negara-negara teluk dan Afrika sub-Sahara. Di puncak daftar, terdapat negara Uni Emirat Arab yang mencatatkan biaya rata-rata internet sebesar US$,31 per Mbps. 

    Biaya internet di Uni Emirat Arab jomplang dibandingkan negara dengan biaya internet paling mahal di posisi kedua yakni Ghana. Negara di Afrika itu memiliki biaya internet sebesar US$2,58.

    “Harga tinggi ini sering kali disebabkan oleh terbatasnya persaingan, tantangan infrastruktur, dan faktor regulasi,” tulis Visual Capitalist dalam laporannya dikutip Bisnis pada Sabtu (4/10/2025). 

    Swiss, Kenya, dan Maroko juga menempati peringkat tinggi dalam daftar negara dengan biaya internet tinggi. Kesemua negara itu memiliki biaya internet melebihi US$1 per Mbps.

    Sementara, sejumlah negara mencatatkan biaya internet paling murah. Negara-negara seperti Rumania misalnya memiliki  biaya internet US$0,01 per Mbps, Rusia US$0,02 per Mbps, dan Polandia US$0,03 per Mbps.

    Negara-negara Eropa Timur secara konsisten unggul dalam hal keterjangkauan, kemungkinan karena persaingan yang ketat dan investasi pemerintah dalam infrastruktur digital. 

    Adapun, negara-negara Asia seperti Vietnam, China, dan Korea Selatan menyediakan internet cepat dengan harga rendah, beberapa di antaranya hanya US$0,05 per Mbps.

    Di Asia Tenggara, Indonesia merupakan negara dengan biaya internet paling mahal. Indonesia memiliki biaya internet sebesar US$0,41 per Mbps.

    Sementara, negara-negara di Asia Tenggara lainnya memiliki biaya internet masing-masing Filipina sebesar US$0,14 per Mbps, Malaysia sebesar US$0,09 per Mbps, Vietnam sebesar US$0,04 per Mbps, Singapura sebesar US$0,03 per Mbps, serta Thailand sebesar US$0,02 per Mbps.