Category: Bisnis.com Tekno

  • Apple Setop Dukungan ke Aplikasi Clip, Ketinggalan Zaman hingga Sepi Pengguna

    Apple Setop Dukungan ke Aplikasi Clip, Ketinggalan Zaman hingga Sepi Pengguna

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple sedang mengakhiri dukungan untuk aplikasi Clips, dengan menghapusnya dari App Store dan menyatakan tidak akan lagi memberikan pembaruan. Sejalan dengan hal tersebut, Apple meminta penggunanya untuk menyimpan video sebelum terlambat.

    Dilansir dari Techcrunch, Senin (13/10/2025) mulai 10 Oktober, Clips tidak lagi tersedia untuk diunduh oleh pengguna baru, meskipun pengguna lama masih bisa menggunakan aplikasi pada versi iOS dan iPadOS saat ini atau sebelumnya, serta mengunduh ulang dari akun Apple mereka jika diperlukan.

    Tanpa pembaruan, penggunaan Clips kemungkinan akan semakin sulit seiring waktu, sehingga Apple mendorong pengguna untuk mengunduh video Clips mereka (dengan atau tanpa efek tambahan) ke pustaka foto, agar bisa ditonton dan diedit menggunakan aplikasi lain.

    Diluncurkan pada 2017, Clips dirancang sebagai jawaban Apple terhadap Snapchat dan Instagram Stories—bukan jejaring sosial, tapi memungkinkan pengguna menyusun foto dan video dengan filter, emoji, serta musik.

    Namun, minat terhadap aplikasi ini menurun dalam beberapa tahun terakhir, terlihat dari minimnya pembaruan fitur dan respons komunitas pengguna yang kurang antusias—banyak yang jarang menggunakan atau bahkan tidak pernah mendengar aplikasi ini.

    Adapun alasan Apple memilih menutup Clips karena Aplikasi Clips yang mengandalkan video asli dari pengguna dianggap ketinggalan zaman di tengah popularitas aplikasi berbasis AI generatif seperti Sora.

    Selain itu, Apple dalam beberapa tahun terakhir hanya memberikan pembaruan berupa perbaikan bug, tanpa inovasi besar, sehingga daya tarik Clips pun semakin menurun.

    MacRumors melaporkan bahwa meskipun Apple menambahkan fitur baru setelah peluncuran, pembaruan dalam beberapa tahun terakhir terbatas pada perbaikan bug saja.

    Penggemar Apple di Reddit tampak tidak terkejut dengan berita ini, dengan banyak yang mengaku hanya mencoba aplikasi bertahun-tahun lalu atau bahkan tidak pernah mendengarnya.

  • Tim Cook Tawarkan Rp33 Miliar untuk Penemu Kerentanan Tanpa Klik pada Apple

    Tim Cook Tawarkan Rp33 Miliar untuk Penemu Kerentanan Tanpa Klik pada Apple

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple, perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, mengatur ulang program bug bounty-nya, dengan menggandakan pembayaran, menambahkan kategori penelitian baru, dan memperkenalkan struktur hadiah yang lebih transparan.

    Salah satu tawaran yang diberikan oleh perusahaan yang dipimpin Tim Cook itu adalah hadiah sebesar US$2 juta atau Rp33 miliar bagi penemu kerentanan tanpa klik pada sistem mereka.

    Sejak diluncurkan pada 2020, perusahaan telah membayar $35 juta kepada 800 peneliti keamanan, dengan pembayaran tertinggi mencapai $500.000 untuk laporan tertentu.

    Hadiah tertinggi kini digandakan menjadi $2 juta untuk laporan kerentanan yang memungkinkan peretasan jarak jauh zero-click (tanpa interaksi pengguna), mirip serangan spyware tentara bayaran.

    “Ini adalah jumlah yang belum pernah ada sebelumnya di industri dan pembayaran terbesar yang kami ketahui dari program bounty mana pun—dan sistem bonus kami, yang memberikan hadiah tambahan untuk bypass Lockdown Mode serta kerentanan yang ditemukan di perangkat lunak beta, bisa lebih dari menggandakan hadiah ini, dengan pembayaran maksimal melebihi $5 juta,” kata Apple dilansir dari Bleeping Computer, Minggu (12/10/2025).

    Apple mencatat bahwa mereka belum pernah menerima laporan yang menunjukkan bypass Gatekeeper lengkap tanpa interaksi pengguna atau akses iCloud tidak sah luas, sehingga keduanya menjadi tantangan tinggi bagi pemburu bug.

    Selain itu, kategori “Wireless Proximity” yang kini bernilai $1 juta (naik dari $250.000) belum pernah diamati dalam serangan zero-click murni melalui proximity nirkabel di dunia nyata, dan kini mencakup chip buatan Apple seperti modem C1, C1X, dan chip nirkabel N1.

    Untuk 2026, Apple berencana mendistribusikan seribu perangkat iPhone 17 aman ke anggota organisasi masyarakat sipil yang berisiko tinggi menjadi target spyware tentara bayaran. Perangkat yang sama akan mendukung Program Perangkat Penelitian Keamanan Apple tahun depan, di mana peneliti keamanan bisa mendaftar hingga 31 Oktober.

    Raksasa teknologi ini memperkirakan bahwa peningkatan hadiah akan berdampak tambahan pada pengembangan rantai serangan canggih dari vendor spyware, karena peneliti akan lebih termotivasi untuk menemukan dan melaporkan isu keamanan.

    Berikut sejumlah daftar pembayaran lain yang ditingkatkan atau diperkenalkan meliputi:

    – Serangan jarak jauh one-click (dengan interaksi pengguna) – $1.000.000

    – Serangan proximity nirkabel – $1.000.000

    – Akses tidak sah luas ke iCloud – $1.000.000

    – Rantai eksploit WebKit yang mengarah ke eksekusi kode arbitrer tak bertanda – $1.000.000

    – Serangan pada perangkat terkunci dengan akses fisik – $500.000

    – Pelarian sandbox aplikasi – $500.000

    – Pelarian sandbox WebKit one-click – $300.000

    – Bypass lengkap Gatekeeper macOS tanpa interaksi pengguna – $100.000

    – Hadiah “dorongan” $1.000 untuk laporan valid tapi dampak rendah

  • Perbandingan iPhone 17 dengan iPhone 16, 15, dan 14

    Perbandingan iPhone 17 dengan iPhone 16, 15, dan 14

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple baru saja meluncurkan iPhone 17 dan banyak pengguna penasaran apakah smartphone ini layak untuk dibeli dan menggantikan iPhone 16, 15, dan 14, dari seri sebelumnya.

    Berikut penjelasan perbandingan  iPhone 17 dan seri sebelumnya, serta apa manfaat dan kekurangannya, sehingga cocok dijadikan referensi sebelum membeli.

    Perbandingan iPhone 17 vs iPhone 16

    Dilansir dari Cnet, Minggu (12/10/2025), secara tampilan, iPhone 17 hampir sama dengan iPhone 16. Tapi, di balik penampilan, ada perubahan yang cukup signifikan, terutama pada layar. 

    iPhone 17 sekarang mendukung refresh rate 120Hz, naik dari 60Hz di iPhone 16, sehingga membuat layar terasa lebih mulus saat scrolling dan mendukung fitur always-on display. Selain itu, lapisan anti-reflective coating baru membantu mengurangi silau saat digunakan di luar ruangan.

    Ukuran layar juga membesar menjadi 6,3 inci dari 6,1 inci, berkat bezel yang lebih ramping. Meski kecil, perubahan ini memberikan pengalaman menonton yang sedikit lebih nyaman. Selain itu, lapisan pelindung Ceramic Shield 2 meningkatkan perlindungan terhadap goresan tiga kali lipat, meski tetap disarankan memakai pelindung layar.

    Dari sisi kamera, baik iPhone 16 maupun 17 memiliki kamera utama 48 MP. Tapi, iPhone 17 menambah kamera ultrawide dari 12 MP menjadi 48 MP, serta kamera depan dari 12 MP menjadi 18 MP. Fitur baru seperti Center Stage otomatis mengatur posisi selfie dan dual capture untuk rekam video di depan dan belakang juga semakin apik, khusus buat pecinta fotografi dan videografi.

    Dari segi baterai, iPhone 17 mampu bertahan lebih lama sekitar 8 jam dibanding iPhone 16. Selain itu, pengisian daya pun lebih cepat dengan dukungan hingga 40 watt, naik dari 25 watt di iPhone 16. Jadi, soal performa, iPhone 17 memang layak dipertimbangkan bagi penggemar teknologi terbaru.

    Perbandingan iPhone 17 vs iPhone 15, Apakah Lebih Banyak Fitur Baru?

    Bila dibandingkan dengan iPhone 15, keduanya memiliki fitur kamera 48 MP dan layar 6,1 inci, sementara iPhone 17 menawarkan layar lebih besar 6,3 inci dengan bezel yang lebih ramping. Perbedaan besar lainnya adalah kehadiran Action Button dan Camera Control Button di iPhone 17, sementara iPhone 15 masih menggunakan tombol tradisional.

    Selain itu, iPhone 17 dilengkapi dengan fitur terbaru seperti Dynamic Island—fitur ini sudah lama hadir di seri Pro, dan kini menjadi bagian dari model reguler. Apple juga menambahkan fitur AI dan peningkatan performa di iPhone 17, yang belum tersedia di iPhone 15 yang tidak memiliki kemampuan AI advanced.

    Perbandingan iPhone 17 vs iPhone 14, Mana yang Lebih Unggul?

    Dari segi konektivitas, iPhone 17 menggantikan port Lightning dengan USB-C yang lebih modern dan serbaguna. Hal ini memudahkan pengisian daya dan transfer data, serta kompatibel dengan berbagai perangkat lain. Sementara, iPhone 14 masih mengandalkan port Lightning yang sudah mulai usang.

    Kamera utama iPhone 14 berkekuatan 12 MP, sedangkan iPhone 17 sudah menggunakan 48 MP di semua kamera belakang dan 18 MP untuk kamera depan, lengkap dengan fitur Center Stage otomatis. Fitur lain seperti eSIM dan konektivitas satelit juga tetap ada, membuat iPhone 17 ini semakin lengkap dan modern.

    Apakah Saatnya Membeli iPhone 17?

    Jika kamu pengguna iPhone 16 atau seri di atasnya, upgrade ke iPhone 17 patut dipertimbangkan jika menginginkan layar yang lebih mulus, kamera yang lebih tajam, dan fitur terbaru seperti Action Button dan port USB-C. Tapi, jika anggaran terbatas dan tidak membutuhkan fitur-fitur ini secara mendesak, kamu mungkin bisa bertahan dengan seri sebelumnya untuk beberapa waktu lagi.

    Apakah kelebihan iPhone 17 dibandingkan series sebelumnya?

    iPhone 17 menawarkan berbagai peningkatan yang cukup signifikan, tetapi bagi sebagian orang, perubahan ini bersifat incremental. Pastikan mengkaji kebutuhan dan budget sebelum memutuskan untuk upgrade. Dengan fitur-fitur canggih dan performa yang makin baik, iPhone 17 memang layak untuk dipertimbangkan sebagai smartphone masa depan Anda.

  • Komdigi Wajibkan Perusahaan Gim Pasang Label Usia Pengguna (IGRS) Tahun Depan

    Komdigi Wajibkan Perusahaan Gim Pasang Label Usia Pengguna (IGRS) Tahun Depan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) meluncurkan Indonesia Game Rating System (IGRS) sebagai panduan bagi masyarakat dan orang tua untuk memilih gim yang aman sesuai usia anak. Para pengembang Gim mulai tahun depan wajib mencantumkan batas usia yang diperbolehkan mengakses gim tersebut.

    Melalui IGRS, Indonesia menjadi negara pelopor di kawasan ASEAN yang memiliki sistem klasifikasi gim nasional sesuai dengan nilai dan kearifan lokal.

    Langkah ini menandai komitmen pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital untuk menciptakan ruang digital yang aman sekaligus mendukung industri kreatif nasional.

    “Penerapan IGRS ini dilakukan untuk melindungi industri gim, tapi di saat yang bersamaan juga melindungi para gamers, khususnya anak-anak,” ujar Menteri Meutya dikutip Minggu (12/10/2025).

    Meutya menekankan pentingnya IGRS sebagai pedoman bagi para orang tua untuk mengetahui gim-gim yang layak dimainkan oleh anak serta sejalan dengan norma dan budaya Indonesia.

    “Orang tua bisa lebih tenang karena pengembang gim ke depan akan melakukan pengumuman di dalam gim-nya masing-masing, usia berapa yang tepat untuk memainkan gim tersebut,” kata Meutya.

    Meutya menambahkan penerapan IGRS juga merupakan bentuk pengawasan terhadap ruang digital sekaligus perwujudan PP TUNAS untuk melindungi anak-anak dari paparan konten yang tidak sesuai dengan usia.

    IGRS sudah diinisiasi sejak 2016 melalui penerbitan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 11 Tahun 2016 tentang Klasifikasi Permainan Interaktif Elektronik.

    Regulasi ini kembali diperkuat melalui terbitnya Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional dan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2024 tentang Klasifikasi Gim.

    Dalam regulasi ini, seluruh produk gim, baik lokal ataupun global yang beredar di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan kelompok usia, yakni 3+, 7+, 13+, 15+, dan 18+.

    Sebagai gambaran, IGRS 3+ artinya gim ditujukan kepada anak berusia 3 tahun ke atas. Tidak ada konten dewasa, penggunaan obat-obatan, perjudian, hingga interaksi sesama pengguna lain di dalamnya.

    IGRS 7+ menandakan Gim untuk anak berusia 7 tahun ke atas. Aturan gim tidak jauh berbeda dengan IGRS3+. Sementara itu, IGRS 13+ berarti ditujukan kepada anak berusia 13 tahun ke atas.

    Sebagian konten diperbolehkan kecuali konten yang mengandung penggunaan obat-obatan oleh tokoh/karakter latar belakang, mengandung kekerasan kartun,simulasi perjudian, tema horor, hingga interaksi online.

    Terakhir, IGRS 18+. yaitu gim untuk usia 18 tahun ke atas. Konten-konten seperti penggunaan obat-obatan dan alkohol oleh karakter utama, kekerasan, simulasi perjudian, horor, dan interaksi online, dan lain sebagainya boleh ditampilikan sebagian atau seluruhnya.

  • Keuntungan dan Tantangan bagi Perusahaan Telko

    Keuntungan dan Tantangan bagi Perusahaan Telko

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan menggelar lelang harga peta frekuensi 1,4 GHz pada Senin (13/10/2025).

    Lelang tersebut akan diikuti oleh tiga perusahaan telekomunikasi yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Telemedia Komunikasi Pratama (anak usaha WIFI), dan PT Eka Mas Republik. Apa manfaat dan tantangan spektrum 1,4 GHz bagi mereka?

    Spektrum frekuensi 1,4 GHz adalah pita frekuensi radio yang digunakan untuk layanan akses internet cepat atau Broadband Wireless Access (BWA), khususnya jaringan tetap lokal berbasis packet-switched menggunakan standar teknologi telekomunikasi bergerak internasional.  Frekuensi ini berada di rentang 1427–1518 MHz, dengan lebar pita efektif sekitar 80 MHz—di Indonesia.

    Komdigi membagi spektrum ini menjadi 3 regional yang secara garis besar sebagai berikut: regional I berisi Pulau Jawa dan Papua serta Maluku. Regional II terdiri dari provinsi Sumatra- Bali & Nusra. Dan terakhir, regional III terdiri dari Kalimantan dan Sulawesi.

    Harga Dasar

    Adapun kabar yang bererdar, nilai dasar harga lelang frekuensi 1,4 GHz setiap regional berbeda-beda. Regional I dimulai dari harga Rp230 miliar, regional II dimulai dari harga Rp40 miliar, dan regional III dimulai dari harga Rp37 miliar. 

    Dalam skema nilai dasar lelang diambil yang terendah sebesar Rp230 miliar untuk harga dasar, maka pada tahun pertama pemenang akan membayar up front free 2x dari nilai yang mereka tawarkan, ditambah 1x pembayaran untuk tahun tersebut. Artinya, pemenang harus membayar sekitar Rp690 miliar. Nilai tersebut berpotensi berubah karena ada proses tawar-menawar. 

    Bisnis coba mengonfirmasi kabar tersebut kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). Hingga berita ini diturunkan Komdigi tak memberi jawaban.

    Teknisi memperbaiki pemancar sinyal di menara telekomunikasi

    Kelebihan 

    Komdigi menyebut frekuensi 1,4 GHz dapat membantu memperluas jangkauan akses internet broadband, khususnya untuk wilayah yang belum terjangkau fiber optik atau infrastruktur kabel. Pita ini nantinya akan digunakan untuk Fixed Wireless Access (FWA) dan kebutuhan internet rumah.

    Kecepatan internet yang diberikan besar seperti internet tetap, namun perusahaan telekomunikasi tidak perlu usaha keras untuk menarik kabel ke rumah-rumah untuk menjangkau pelanggan. Secara estetika, kabel yang membentang ke rumah-rumah makin minim.

    Tantangan

    Kesiapan ekosistem menjadi salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan telekomunikasi dalam pengembangan layanan data di pita frekuensi 1,4 GHz.  Adapun pita frekuensi 1,4 GHz termasuk kategori mid band atau frekuensi pita tengah yang memiliki karakteristik jangkauan lumayan luas dan kapasitas besar.

    Head of Asia Pacific GSMA Julian Gorman mengatakan tantangan utama dalam pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz berkaitan dengan kesiapan ekosistem pendukung yang masih minim.

    “Masalah utama dari teknologi 1,4 GHz adalah ukuran ekosistemnya,” ujar Julian.

    Dia menjelaskan bahwa setiap pita frekuensi yang dialokasikan membutuhkan ekosistem komprehensif agar dapat dimanfaatkan secara efektif—dari pembuat chip, antena, hingga produsen perangkat yang dapat mendukung spektrum tersebut.

    Di berbagai belahan dunia, pita frekuensi paling populer yang lebih dulu diadopsi secara masif adalah 3,5 GHz, diikuti dengan 2,6 GHz. Pita-pita ini mendapat sambutan luas karena didukung oleh rantai pasok global yang matang dan biaya produksi perangkat yang efisien karena skala adopsi yang besar.

    Sebaliknya, pita 1,4 GHz hanya digunakan secara sporadis di beberapa wilayah dunia, sehingga keberadaan perangkat, chip, dan dukungan teknis lainnya masih relatif terbatas. 

    “Kalau Indonesia memilih untuk mengembangkan layanan di pita ini, tentu kontribusi terhadap pembentukan ekosistem global sangat besar. Tetapi untuk saat ini, kurangnya skala adalah tantangan terbesar,” kata Julian. 

    Infrastruktur telekomunikasi di daerah 3T

    Sementara itu, Pakar telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Harsoyo mengatakan spektrum frekuensi 1,4 GHz berpotensi digunakan untuk fixed wireless access (FWA).

    Namun, menurut Agung, salah satu tantangan FWA di 1,4 GHz adalah kapasitas frekuensi yang terbatas, sehingga perusahaan telekomunikasi harus rutin menambah investasi jika ingin menjaga layanan di tengah pertumbuhan pelanggan.

    Struktur ongkos yang membengkak akan menjadi tantangan bagi tim produk yang menawarkan paket ke pelanggan. Makin banyak pengguna, makin banyak ongkos, dan makin kecil pula marginnya jika harga layanan tidak dinaikkan. 

    Adapun cara agar kualitas layanan tetap optimal dan pelanggan yang dilayani tetap banyak, serta bisnis perusahaan telekomunikasi tetap sehat, cara yang ditempuh adalah dengan menurunkan ongkos penggunaan spektrum frekuensi atau ongkos regulator.

    “Frekuensi itu kan dihitung berdasarkan yang menggunakan. Jadi kalau yang menggunakan sendirian itu dapat bit rate yang sangat tinggi. Wireless dishare. Berbeda dengan optik.  Artinya itu kan tidak berbeda dengan yang ada di selular,” kata Agung. 

  • Lelang Harga 1,4 GHz Digelar Besok, Ini Sederet Kewajiban Pemenang Seleksi

    Lelang Harga 1,4 GHz Digelar Besok, Ini Sederet Kewajiban Pemenang Seleksi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memutuskan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM), PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Eka Mas Republik lolos ke tahap lelang harga dalam seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 Ghz. Ketiga perusahaan akan saling memberikan tawaran harga untuk mendapat spektrum frekuensi rendah tersebut.

    “Sesuai ketentuan dalam Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025, maka berdasarkan hasil Evaluasi Administrasi, proses Seleksi dilanjutkan ke tahapan Lelang Harga,” tulis Komdigi dikutip dari keterangan resmi pada Minggu (12/10/2025) 

    Sementara itu pada Agustus 2025, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto mengatakan pemerintah memberikan sejumlah kewajiban kepada pemenang lelang untuk mendorong pemerataan layanan internet tetap. Seluruh ketentuan tersebut telah dijelaskan dalam dokumen lelang. 

    Adapun salah satu kewajiban yang diberikan adalah menggelar layanan internet cepat nirkabel kepada sejumlah pelanggan rumah. Sayangnya, Wayan tidak menyebutkan secara detail jumlah rumah tangga yang harus dilayani. 

    “Paling sedikit sesuai target rumah tangga yang dicantumkan dalam dokumen seleksi,” kata Wayan kepada Bisnis.

    Adapun Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) sempat mengungkap terdapat lebih dari 60 juta rumah tangga di Indonesia. Dari Jumlah tersebut, yang terhubung dengan internet baru di atas 10 juta rumah tangga. Komdigi berharap hadirnya BWA dapat merangkul pelanggan internet rumah baru. 

    Selain itu, Komdigi juga mewajibkan kepada pemenang untuk menyediakan harga layanan internet per bulan yang terjangkau untuk layanan akses nirkabel pita lebar dengan kecepatan akses internet sampai dengan (up to) 100  Mbps selama masa laku izin pita frekuensi radio, dengan ketentuan harga layanan paling tinggi sebesar 10% lebih tinggi dari rata-rata konsumsi rumah tangga untuk telekomunikasi wilayah perdesaan secara nasional. 

    “Pemenang harus menyediakan layanan dengan harga yang terjangkau,” kata Wayan. 

    Kewajiban lainnya, lanjut Wayan, adalah membuka pemanfaatan bersama jaringan telekomunikasi dengan perusahaan lainnya.

    Seleksi pita frekuensi 1,4 GHz akan terbagi menjadi 3 regional. Masing-masing regional terdapat spektrum frekuensi sebesar 80 MHz (1432 MHz – 1512 MHz) untuk Time Division Duplexing (TDD). 

    Time Division Duplexing (TDD) adalah metode komunikasi telekomunikasi yang menggunakan pita frekuensi radio yang sama untuk mengirim dan menerima data, namun melakukannya secara bergantian pada slot waktu yang berbeda.

    Teknologi ini memungkinkan pengiriman data (uplink) dan penerimaan data (downlink) untuk berbagi saluran frekuensi yang sama tanpa memerlukan saluran terpisah seperti yang digunakan pada Frequency Division Duplex (FDD). 

    “Pemenang  membuka akses pemanfaatan jaringan telekomunikasi yang dimiliki baik untuk sisi akses maupun backhaul kepada penyelenggara telekomunikasi lainnya berdasarkan kesepakatan,” kata Wayan. 

    Sementara itu dilansir dari laman resmi, selain kewajiban untuk berbagai jaringan dan menjangkau pelanggan internet rumah tangga, pemenang dilarang menyelenggarakan jasa teleponi dasar dan jaringan bergerak seluler pada sisi jaringan akses. 

    Pemenang juga tidak mendapatkan penetapan penomoran telekomunikasi untuk  penyelenggaraan jaringan telekomunikasi. 

    Mereka juga harus melakukan segala upaya mitigasi potensi gangguan yang merugikan (harmful interference) terhadap pemegang izin penggunaan spektrum frekuensi radio lain yang mendapatkan proteksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, maupun pengguna pita frekuensi radio di wilayah negara lain pada rentang frekuensi radio 1429 – 1518 MHz untuk keperluan dinas bergerak penerbangan (aeronautical mobile service /AMS). 

    “Dapat bekerja sama dengan penyelenggara Internet Service Provider (ISP) lain untuk memenuhi target rumah tangga yang terlayani akses internet nirkabel pitalebar (broadband wireless access)” tulis pada website Komdigi. 

  • Beda Pandangan Jensen Huang dan Bill Gates Soal Profesi yang Paling Dibutuhkan di Era AI

    Beda Pandangan Jensen Huang dan Bill Gates Soal Profesi yang Paling Dibutuhkan di Era AI

    Bisnis.com, JAKARTA — Di tengah kekhawatiran akan gelombang pemangkasan pekerjaan akibat kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), dua tokoh besar dunia teknologi, Jensen Huang dan Bill Gates, menyampaikan pandangan berbeda soal profesi yang paling dibutuhkan di masa depan.

    CEO Nvidia Jensen Huang menilai justru pekerja terampil seperti teknisi listrik, tukang ledeng, dan tukang kayu akan menjadi pemenang utama di era AI, bukan pekerja kantoran atau profesional di bidang teknologi.

    Huang mengatakan pembangunan infrastruktur fisik untuk menopang perkembangan AI akan memicu lonjakan permintaan terhadap tenaga kerja di sektor keterampilan teknis. 

    “Segmen pekerja terampil di setiap ekonomi akan mengalami masa keemasan. Pembangunan pusat data AI akan terus berkembang, berlipat ganda setiap tahun,” kata Huang dikutip dari laman Investopedia pada Sabtu (11/10/2025).

    Menurutnya, ekspansi besar-besaran data center untuk mendukung teknologi AI global akan membutuhkan jutaan tenaga konstruksi dan teknisi. Bahkan, banyak dari pekerjaan tersebut menawarkan penghasilan lebih dari US$100.000 per tahun atau sekitar Rp1,6 miliar tanpa memerlukan gelar sarjana.

    Pandangan Huang sejalan dengan kekhawatiran sejumlah pemimpin bisnis lainnya. CEO BlackRock, Larry Fink, misalnya, telah memperingatkan pemerintah Amerika Serikat mengenai potensi kekurangan tenaga kerja terampil karena kebijakan imigrasi yang ketat dan menurunnya minat generasi muda terhadap pekerjaan di bidang keterampilan praktis.

    “Saya sudah mengatakan kepada tim Trump bahwa kita akan kekurangan teknisi listrik untuk membangun pusat data AI. Kita benar-benar tidak punya cukup banyak orang,” kata Fink.

    Laporan McKinsey menunjukkan, satu pusat data seluas 250.000 kaki persegi bisa menyerap hingga 1.500 pekerja konstruksi selama masa pembangunan. Setelah beroperasi, setiap pusat data mempekerjakan sekitar 50 staf pemeliharaan tetap, yang kemudian turut menciptakan sekitar 3,5 lapangan kerja tambahan di sektor lain.

    Dengan proyeksi belanja modal global untuk pusat data mencapai US$7 triliun atau sekitar Rp112 kuadriliun pada 2030, permintaan terhadap pekerja di sektor konstruksi dan keterampilan praktis diperkirakan melonjak tajam.

    Namun, data terbaru dari Yale Budget Lab menunjukkan dampak AI terhadap pasar kerja secara keseluruhan belum signifikan. Meski terjadi pergeseran pekerjaan yang sedikit lebih cepat dibandingkan masa transisi teknologi sebelumnya, belum ada tanda-tanda penghapusan besar-besaran terhadap profesi yang ada saat ini.

    Sementara itu, pendiri Microsoft Bill Gates justru memiliki pandangan berbeda. Dia percaya profesi programmer akan tetap menjadi salah satu pekerjaan yang paling aman dari disrupsi AI, bahkan hingga seratus tahun ke depan.

    Melansir The Economic Times (11/9/2025), Gates mengatakan meskipun AI mampu membantu pekerjaan teknis seperti menulis kode sederhana atau debugging, kemampuan manusia dalam berpikir kreatif dan mengambil keputusan tidak bisa tergantikan oleh mesin.

    “Menulis kode bukan sekadar mengetik. Itu adalah proses berpikir mendalam, memahami masalah, membuat keterhubungan, dan menemukan solusi baru,” kata Gates.

    Dia menilai AI memang kuat, tetapi juga berisiko bila tidak dimanfaatkan secara bijak. 

    Menurut laporan World Economic Forum (WEF), AI berpotensi menghilangkan 85 juta pekerjaan pada 2030, namun di saat bersamaan menciptakan 97 juta jenis pekerjaan baru, terutama di bidang teknologi dan industri masa depan.

    Selain programmer, Gates menyebut bahwa profesi di bidang energi dan biologi juga relatif aman dari ancaman AI karena memerlukan keahlian manusia yang kompleks dan tak bisa ditiru algoritma.

    Dia menjelaskan, meski AI dapat membantu menganalisis data besar dan mendukung diagnosis penyakit, mesin belum mampu melakukan penemuan ilmiah atau berpikir kritis layaknya manusia. Begitu pula di sektor energi, di mana pengambilan keputusan strategis dan kemampuan analitis manusia tetap krusial.

  • Detail Kamera Xiaomi 17 Ultra Akhirnya Terungkap, Ini Kecanggihannya

    Detail Kamera Xiaomi 17 Ultra Akhirnya Terungkap, Ini Kecanggihannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Setelah Xiaomi dikabarkan tengah menyiapkan versi tertinggi dari seri Xiaomi 17, Xiaomi 17 Ultra Perusahaan asal Tiongkok itu telah meluncurkan seri Xiaomi 17 bulan lalu yang mencakup tiga model Xiaomi 17, Xiaomi 17 Pro, dan Xiaomi 17 Pro Max. 

    Melansir laman GSM Arena pada Sabtu (11/10/2025) meski Xiaomi belum memberikan keterangan resmi terkait peluncurannya, seorang pembocor terpercaya di industri teknologi dengan akun Digital Chat Station (DCS) telah mengungkap sejumlah detail menarik mengenai sistem kamera yang akan dibawa oleh perangkat tersebut.

    Menurut informasi dari DCS, Xiaomi 17 Ultra akan mengusung empat kamera belakang dengan konfigurasi satu kamera utama beresolusi 200MP dan tiga kamera lainnya beresolusi 50MP. 

    Kamera utamanya disebut memiliki rentang dinamis yang sangat tinggi, memberikan hasil tangkapan gambar yang lebih detail dan kontras bahkan dalam kondisi pencahayaan ekstrem. 

    Sementara itu, kamera periskop telefoto dikabarkan akan menggunakan teknologi optik baru yang menjadi salah satu peningkatan terbesar dibanding generasi sebelumnya.

    Kemungkinan besar, dari empat kamera tersebut, satu berfungsi sebagai ultrawide, satu sebagai telefoto reguler, sementara dua lainnya berfokus pada zoom optik dan pengambilan gambar jarak jauh. 

    DCS juga menyebutkan kinerja kamera utama dan periskop mengalami peningkatan besar dibanding Xiaomi 16 Ultra, yang sebelumnya sudah dikenal unggul dalam sektor fotografi mobile.

    Lebih lanjut, DCS mengungkap Xiaomi 17 Ultra akan hadir dalam dua versi. Keduanya akan mengusung sensor dan teknologi lensa yang sama, namun versi tertinggi akan dibekali dengan fitur pencitraan revolusioner yang diklaim akan menghadirkan pengalaman fotografi seluler di level baru.

    Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai tanggal peluncuran maupun harga jual Xiaomi 17 Ultra. 

    Spesifikasi Xiaomi 17 Series yang sudah dirilis:

    1. Xiaomi 17

        •    Layar: AMOLED 6,36 inci, resolusi 1.5K, refresh rate 120Hz

        •    Chipset: Snapdragon 8 Gen 3

        •    Kamera Belakang: 50MP (utama) + 12MP (ultrawide) + 10MP (telefoto)

        •    Kamera Depan: 32MP

        •    Baterai: 4.800 mAh, pengisian cepat 90W

        •    Sistem Operasi: HyperOS berbasis Android 15

    2. Xiaomi 17 Pro

        •    Layar: AMOLED LTPO 6,73 inci, resolusi QHD+, refresh rate adaptif 1–120Hz

        •    Chipset: Snapdragon 8 Gen 3

        •    Kamera Belakang: 50MP (wide) + 50MP (ultrawide) + 50MP (telefoto periskop)

        •    Kamera Depan: 32MP

        •    Baterai: 5.000 mAh, pengisian cepat 120W, wireless charging 50W

        •    Fitur Tambahan: Sertifikasi IP68, bodi keramik, sensor sidik jari di layar

    3. Xiaomi 17 Pro Max

        •    Layar: AMOLED LTPO 6,8 inci, resolusi QHD+, refresh rate 120Hz

        •    Chipset: Snapdragon 8 Gen 3 Ultra

        •    Kamera Belakang: 50MP (utama Sony LYT-900) + 50MP (ultrawide) + 50MP (periskop telefoto 5x optical zoom)

        •    Kamera Depan: 32MP

        •    Baterai: 5.200 mAh, pengisian cepat 120W, wireless 80W

        •    Fitur Unggulan: Pendingin cair generasi baru, audio Dolby Vision, dan sertifikasi IP68

  • Iran Bakal Eksekusi Warga yang Pakai Starlink, Sanksi Terberat Hukuman Mati

    Iran Bakal Eksekusi Warga yang Pakai Starlink, Sanksi Terberat Hukuman Mati

    Bisnis.com, JAKARTA — Iran tengah bersiap memberlakukan undang-undang kontroversial yang memberikan hukuman mati kepada individu yang menggunakan layanan internet satelit seperti Starlink.

    Ini merupakan kali pertama secara global pengguna teknologi internet berbasis satelit diancam hukuman berat.

    Langkah tersebut diambil Iran bukan tanpa alasan. Iran menganggap penggunaan internet berbasis satelit seperti Starlink sebagai upaya spionase atau mata-mata yang membahayakan keamanan negara.

    Undang-undang bertajuk “Memperberat Hukuman untuk Spionase dan Kerjasama dengan Rezim Zionis serta Negara Musuh terhadap Keamanan dan Kepentingan Nasional” ini telah disetujui oleh Dewan Pengawas Syariah Iran (Guardian Council) dan diajukan oleh Ketua Parlemen Mohammad Bagher Ghalibaf kepada Presiden Masoud Pezeshkian untuk diimplementasikan secara resmi.

    Dilansir dari Iranwire, Sabtu (11/10/2025), Parlemen Iran mengesahkan rancangan ini pada Juni 2025, pada saat berlangsungnya konflik berdarah antara Iran dan Israel.

    Undang-undang ini melarang keras pemakaian, kepemilikan, pengangkutan, pembelian, penjualan, dan impor perangkat komunikasi satelit tanpa izin seperti Starlink, yang dianggap ancaman terhadap kontrol pemerintah atas ruang internet nasional dan memicu tantangan keamanan melalui komunikasi rahasia.

    Pasal 5 undang-undang mengatur hukuman enam bulan hingga dua tahun penjara dengan penyitaan perangkat bagi penggunaan pribadi.

    Produksi, distribusi, dan pemasangan perangkat ilegal dikenakan hukuman 2-5 tahun penjara. Jika dilakukan dengan tujuan melawan rezim Islam atau untuk spionase, pelaku dapat dijatuhi hukuman mati.

    Selama masa perang atau keadaan keamanan tertentu, hukuman dapat ditingkatkan hingga tiga tingkat. Istilah “niat melawan sistem” yang digunakan dalam undang-undang dianggap sangat subjektif, sehingga menimbulkan kekhawatiran luas terkait penyalahgunaan kekuasaan.

    Starlink memungkinkan akses internet global tanpa melewati infrastruktur lokal, sehingga pemerintah Iran merasa kehilangan kontrol atas aliran informasi dan kemungkinan komunikasi rahasia dengan intelijen asing, terutama Israel dan Amerika Serikat.

    Penegakan undang-undang ini sudah memicu kritik tajam dari para pengamat hukum dan kelompok HAM internasional, karena dianggap melanggar prinsip keadilan hukum dan hak asasi manusia serta berpotensi digunakan untuk penindasan terhadap aktivis dan kelompok minoritas.

    Dalam konteks geopolitik, undang-undang ini muncul pasca konflik Iran-Israel yang memperuncing ketegangan dan ketidakpercayaan antara keduanya. Kontrol ketat atas internet dan komunikasi menjadi alat strategis dalam menegakkan keamanan nasional menurut pemerintah Iran.

  • Langganan Internet Indonesia Termahal di Asean, Pengusaha: Hanya Rp1.000 per Mbps

    Langganan Internet Indonesia Termahal di Asean, Pengusaha: Hanya Rp1.000 per Mbps

    Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) membantah harga internet tetap di Indonesia termahal di Asia Tenggara. Pasalnya, harga yang ada saat ini cukup kompetitif sekitar Rp1.000-Rp4.000 per Mbps.

    Sebelumnya, laporan We Are Social menyebut biaya langganan internet tetap (fixed broadband) di Indonesia tercatat sebagai yang tertinggi di kawasan Asia Tenggara. Harga internet di Indonesia mencapai US$0,41 per megabit per detik (Mbps) atau sekitar Rp6.500 per Mbps. 

    Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Filipina yang sebesar US$0,14 per Mbps, Malaysia US$0,09 per Mbps, Vietnam US$0,04 per Mbps, Singapura US$0,03 per Mbps, dan Thailand US$0,02 per Mbps.

    Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O. Baasir mengatakan kisaran harga per Mbps yang ditawarkan oleh para anggota ATSI sebenarnya relatif rendah.

    “Anggora ATSI kan punya IndiHome, XL Home, Hi-Fi gitu ya, itu harganya, kisarannya tuh kecil banget. Rp1.000 perak sampai Rp4.000 perak [per Mbps],” kata Marwan saat dihubungi Bisnis pada Jumat (10/10/2025). 

    Dia menjelaskan, perhitungan harga tersebut tergantung pada kecepatan internet (speed) dan paket harga yang dipilih pelanggan. Menurutnya semakin speed-nya makin tinggi, harga rata-rata akan semakin murah. 

    “Harga per Mbps-nya makin murah. Tapi kalau speed-nya makin rendah, per Mbps-nya paling tinggi tuh Rp4.000 perak. Berarti kan sekitar 24 sen dolar kan,” katanya l.

    Namun, Marwan menilai, rata-rata harga nasional menjadi tinggi karena banyaknya layanan internet di wilayah pedesaan (rural area) yang dijual dengan harga murah namun berkecepatan rendah. 

    Masalah utama, lanjutnya, terletak pada struktur pasar dan biaya distribusi yang masih tinggi. 

    “Problem kita adalah karena penyedia internet yang dijual murah padahal speed-nya rendah. Itu yang menyebabkan naik harganya. Tapi kalau di anggota ATSI, kisarannya itu antara Rp1.000–Rp4.000, berdasarkan produknya beda-beda lah ya,” kata dia.

    Sekadar informasi, untuk memberikan akses internet ke daerah yang sulit dijangkau serat optik, pelaku usaha mengandalkan internet satelit GEO, yang secara struktur memiliki modal besar.

    Harga layanan internet Ubiqu milik PSN tercatat sebesar Rp10 juta per tahun dengan FUP 100 GB. Sementara itu Mangosky milik Telkom dibandrol seharga Rp11,9 juta per tahun untuk kecepatan up to 6 Mbps unlimited.  

    Harga paket langganan Internet Satelit
    Untuk menekan tarif internet di Indonesia agar lebih kompetitif, Marwan menekankan pentingnya dukungan dari sisi kebijakan dan regulasi. 

    “Kalau dari sisi operator kayak di ATSI itu, regulatory charges harus murah. Yang kedua, kemudahan dalam menggelar fiber optic. Izin-izin di daerah-daerah disederhanakan dan cost-nya juga dipermurah. Kemudian penggelaran fiber harus lebih dimudahkan,” katanya.