Category: Bisnis.com Tekno

  • Strategi MyRepublic (DSSA) Setelah Menang Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Strategi MyRepublic (DSSA) Setelah Menang Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA – MyRepublic Indonesia yang bernaung di bawah PT Eka Mas Republik, anak usaha PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) keluar sebagai pemenang lelang frekuensi 1,4 GHz untuk regional II dan III.

    Pada lelang frekuensi 1,4 GHz yang diadakan untuk internet murah itu, DSSA akan menggarap regional II yakni daerah Sumatera, Bali, dan Nusa Tenggara dan Regional 3 yakni wilayah Kalimantan dan Sulawesi.

    Timotius Max Sulaiman, Chief Executive Officer MyRepublic Indonesia mengatakan perolehan pita frekuensi 1,4 GHz ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menghadirkan layanan internet yang lebih luas, cepat, dan andal bagi masyarakat Indonesia. 

    Hal ini menjadi momentum penting bagi MyRepublic Indonesia untuk terus berkontribusi nyata dalam mendukung pemerintah mempercepat pemerataan akses internet dan transformasi digital nasional, sehingga semakin banyak masyarakat dapat menikmati koneksi yang stabil, berkualitas serta terjangkau,” ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (18/10/2025). 

    Menurutnya, perolehan frekuensi itu akan menjadi langkah strategis bagi MyRepublic Indonesia untuk memperluas jangkauan layanan internet berkecepatan tinggi dan memperkuat konektivitas digital nasional, khususnya di luar Pulau Jawa. 

    Melalui pemanfaatan pita frekuensi 1,4 GHz ini, MyRepublic Indonesia akan memperluas akses internet broadband hingga ke daerah-daerah yang selama ini belum terlayani secara optimal, guna menghadirkan konektivitas yang lebih merata bagi masyarakat di seluruh Indonesia. 

    “Langkah ini menjadi bagian dari upaya berkelanjutan MyRepublic Indonesia dalam memperkuat fondasi konektivitas nasional yang merata dan inklusif,” tambahnya. 

    Timotius menjelaskan keputusan MyRepublic Indonesia untuk fokus pada Regional 2 dan 3 didasari pertimbangan strategis terhadap potensi besar wilayah Sumatera, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan, dan Sulawesi yang memiliki kebutuhan konektivitas tinggi tetapi masih memiliki tingkat penetrasi internet yang terbatas. 

    Dengan memanfaatkan spektrum 1,4 GHz yang ideal untuk Fixed Wireless Access (FWA)-berdaya jangkau luas dan efisien secara infrastruktur-MyRepublic Indonesia dapat mempercepat perluasan akses internet berkualitas ke lebih banyak masyarakat tanpa mengorbankan kualitas jaringan.

    MyRepublic Indonesia menilai bahwa layanan internet berbasis FWA ini akan melengkapi layanan internet berbasis jaringan fiber optik (FTTH) yang telah dimiliki, sehingga keduanya dapat saling mendukung dalam memperluas jangkauan dan meningkatkan pengalaman konektivitas pelanggan di berbagai wilayah.

    Ke depan, MyRepublic Indonesia akan memfokuskan langkah pada kesiapan teknis, operasional, dan komersial untuk menghadirkan layanan FWA di wilayah yang telah dimenangkan. 

    Melalui kolaborasi strategis dengan berbagai mitra, MyRepublic Indonesia berkomitmen menciptakan konektivitas yang inklusif dan berkelanjutan, sebagai bagian dari upaya mewujudkan pemerataan akses digital dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah, menuju Indonesia yang semakin terhubung dan berdaya saing tinggi.

    Sebagai informasi, MyRepublic Indonesia telah melayani lebih dari 1,5 juta pelanggan di lebih dari 162 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia. Pencapaian ini menandai dedikasi perusahaan selama satu dekade dalam menghadirkan inovasi, memperluas akses digital, dan mendukung percepatan transformasi ekonomi berbasis teknologi di Indonesia.

    —————— 

    Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

  • Prabowo Minta Mahasiswa Hati-Hati Gunakan AI, Ini Alasannya

    Prabowo Minta Mahasiswa Hati-Hati Gunakan AI, Ini Alasannya

    Bisnis.com, BANDUNG — Presiden Prabowo Subianto mengingatkan generasi muda agar bijak memanfaatkan kemajuan teknologi digital, terutama kecerdasan buatan (AI) dan media sosial, yang kini semakin memengaruhi kehidupan masyarakat.

    Pesan itu disampaikan dalam Sidang Senat Terbuka Pengukuhan Mahasiswa Baru, Wisuda Sarjana, dan Dies Natalis Universitas Kebangsaan Republik Indonesia (UKRI) di Bandung, Sabtu (18/10/2025).

    Prabowo sempat berseloroh tentang perubahan zaman yang membuat generasi muda lebih mudah memperoleh informasi dibandingkan masa mudanya.

    “Sekarang ada alat yang luar biasa untuk anak-anak muda ada YouTube, ada internet, ada ChatGPT. Enak sekali kalian ya! Zaman saya dulu nggak ada,” ujarnya disambut tawa para mahasiswa.

    Namun, Prabowo menegaskan bahwa kemudahan teknologi tidak selalu membawa kebaikan jika tidak digunakan secara bertanggung jawab. Dia mencontohkan bagaimana AI kini mampu membuat konten palsu yang seolah-olah benar, termasuk video dan pidato yang menggunakan wajah serta suaranya secara digital.

    “Sekarang gampang bikin kebohongan, gampang menyebarkan kebohongan. Contoh, dibikin video klip Prabowo pintar nyanyi, padahal saya nggak bisa nyanyi! Dibilang lagi Prabowo pidato dalam bahasa Mandarin, bahasa Arab semua palsu, tapi waktu itu saya diam saja,” katanya sambil tersenyum.

    Presiden Ke-8 RI itu menilai, fenomena misinformasi dan disinformasi digital merupakan ancaman serius bagi masyarakat. Ia menekankan pentingnya literasi digital, terutama bagi generasi muda, agar tidak mudah tertipu oleh konten palsu di internet.

    Lebih lanjut, Prabowo mengingatkan bahwa teknologi seharusnya digunakan untuk memajukan kesejahteraan umat manusia, bukan justru memperdalam kesenjangan sosial dan memicu konflik.

    “Teknologi bisa menghilangkan kemiskinan dan kelaparan, tapi kenapa masih banyak orang miskin dan lapar? Karena sering teknologi tidak dipakai untuk kebenaran,” ujarnya.

    Kepala negara juga menyinggung kondisi global yang kian tegang akibat konflik dan ketegangan antarnegara. Ia menyebut dunia kini berada dalam masa yang rawan, di mana fanatisme, dogmatisme, dan kebencian dapat dengan mudah menyulut perang.

    “Dunia sekarang berada di titik yang sangat berbahaya. Banyak negara di ujung perang. Sebagai Presiden Republik Indonesia, saya diminta ikut berperan bagaimana caranya kita mengurangi kebencian, kecurigaan, dan fanatisme,” kata Prabowo.

    Dia menutup pidatonya dengan pesan moral bahwa kemajuan teknologi hanyalah alat dan masa depan manusia tetap ditentukan oleh kebijaksanaan, empati, serta komitmen terhadap kebenaran.

    “Teknologi bisa membantu manusia, tapi juga bisa menghancurkan manusia. Karena itu, kita harus pakai teknologi dengan hati nurani,” pungkas Prabowo.

  • Pengguna WhatsApp Menjerit Banjir Spam dari Akun Bisnis, Meta Siapkan ‘Rem’

    Pengguna WhatsApp Menjerit Banjir Spam dari Akun Bisnis, Meta Siapkan ‘Rem’

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta.Inc, induk Whatsapp, bakal menerapkan kebijakan baru berupa pembatasan jumlah pesan yang dapat dikirim oleh pengguna maupun akun bisnis kepada kontak yang tidak merespons.

    Langkah ini diambil guna menekan penyebaran spam di platform tersebut, yang selama ini dikelukan oleh orang tidak dikenal.

    Techcrucnh melaporkan pada Sabtu (18/10/2025), Whatsapp yang awalnya merupakan platform komunikasi pribadi, kini telah berubah seiring hadirnya fitur grup, komunitas, dan kanal bisnis. 

    Perubahan ini membuat pengguna mengeluh karena kini menerima lebih banyak pesan yang kerap sulit diikuti. Pengguna tidak nyaman dibanjiri pesan dari nomor tak dikenal dan akun bisnis yang masuk tanpa diminta.

    Langkah Whatsapp

    Untuk mengatasi masalah tersebut, Whatsapp melakukan uji coba. Setiap pesan tak terbalas yang dikirim ke penerima akan dihitung dalam kuota bulanan.

    Sebagai contoh, jika seseorang mengirim tiga pesan ke nomor baru tanpa tanggapan, ketiganya masuk dalam hitungan kuota tersebut. Pesan tidak akan dihitung sebagai kuota apabila dibalas oleh penerima.

    WhatsApp belum mengungkap angka pasti batas pengiriman, karena perusahaan masih menguji beberapa skenario. Namun, jika seorang pengguna atau akun bisnis mendekati batas, sistem akan menampilkan peringatan berupa pop-up agar mereka dapat menghindari pemblokiran pengiriman pesan.

    Perusahaan menyampaikan bahwa uji coba pembatasan ini akan diterapkan di sejumlah negara dalam beberapa minggu ke depan.

    WhatsApp juga menegaskan bahwa pengguna biasa kemungkinan besar tidak akan terkena dampak kebijakan ini, karena pembatasan ditujukan untuk menindak akun yang mengirim pesan secara massal dan menimbulkan spam.

    Awal tahun ini, WhatsApp juga mulai menerapkan batas jumlah pesan siaran (broadcast) yang dapat dikirim oleh akun pengguna maupun bisnis. Uji coba ini kini diperluas ke lebih dari belasan negara, termasuk India yang menjadi salah satu pasar terbesar WhatsApp dengan lebih dari 500 juta pengguna.

  • Belum Bayar Denda, Platfom X Terancam Diblokir hingga Dicabut Izinnya

    Belum Bayar Denda, Platfom X Terancam Diblokir hingga Dicabut Izinnya

    Bisns.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengancam akan menjatuhkan sanksi lanjutan kepada platform media sosial X milik Elon Musk apabila abai dalam membayar denda.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria  platform media sosial X terancam dikenakan sanksi lanjutan apabila tidak membayar denda yang telah ditetapkan sebelumnya.

    “Lagi proses dan komunikasi sedang dibangun, jadi kita tunggu. Secepatnya sih (tenggat waktu), kita lihat minggu depan ya,” kata Nezar dilansir dari Antara, Sabtu (18/10/2025).

    Sebelumnya, Komdigi secara resmi melayangkan surat teguran ketiga kepada X karena tidak membayar denda atas kelalaiannya menangani temuan konten pornografi.

    Apabila X tidak segera membayar denda, platform media sosial tersebut akan dikenakan sanksi lanjutan yakni berupa teguran tertulis hingga evaluasi izin Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE).

    Sanksi lanjutan diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5/2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat.

    Selain itu, dalam UU No. 1/2024 dan Peraturan Pemerintah no.43/2023 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) di lingkungan Kominfo, disebutkan bahwa pelanggaran kewajiban oleh PSE dapat dikenai sanksi administratif, berupa peringatan tertulis, penghentian sementara, hingga pencabutan izin operasional. 

    Nezar juga meminta X untuk membuka kantor perwakilan di Indonesia guna memudahkan komunikasi antara pemerintah dengan pihak platform terkait moderasi konten.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi Alexander Sabar mengatakan teguran kepada X (dulu bernama Twitter) sudah dilayangkan pada 12 September 2025, namun, platform tidak merespons sehingga kementerian memberikan denda bersamaan dengan surat teguran kedua pada 20 September 2025.

    “Melalui surat teguran ketiga ini, nilai denda diperbarui menjadi Rp78.125.000, hasil akumulasi denda dari Surat Teguran Kedua dan Ketiga sebagai bentuk eskalasi sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” kata Alex.

    Adapun eskalasi dan akumulasi denda administratif diberlakukan sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No. 43 Tahun 2023 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 522 Tahun 2024 tentang Tata Kelola Sistem Kepatuhan Moderasi Konten (SAMAN).

    Meski pada akhirnya konten pornografi tersebut diturunkan atau dihapus oleh X dua hari setelah surat teguran kedua disampaikan, kewajiban untuk membayar denda administratif masih berlaku.

    X tidak merespons surat teguran kedua, baik berupa klarifikasi resmi atau pembayaran denda, sehingga Pemerintah mengirimkan surat teguran ketiga pada 8 Oktober 2025.

  • Perusahaan Taiwan Ini Tertarik Kolaborasi dengan Pemerintah di Pusat Data Nasional

    Perusahaan Taiwan Ini Tertarik Kolaborasi dengan Pemerintah di Pusat Data Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan manajemen data dan infrastruktur penyimpanan asal Taiwan, Synology menyampaikan ketertarikannya terhadap rencana pemerintah yang tengah membangun Pusat Data Nasional (PDN).

    Country Manager Synology Indonesia Clara Hsu menyatakan siap berkontribusi melalui kolaborasi dengan sektor pemerintah dan swasta lainnya.

    “Kami sangat antusias jika dapat berpartisipasi dalam proyek pemerintah, apalagi yang berkaitan dengan pengelolaan data nasional. Itu yang bisa kami garap dari sisi solusinya,” ujarnya, Jumat (17/10/2025).

    Adapun saat ini, portofolio bisnis perseroan di Indonesia tercatat relatif seimbang antara sektor pemerintah dan swasta, dengan tahun ini lebih banyak di sektor swasta.

    Namun dia memperkirakan pada 2026 mendatang, porsi penggunaan antara keduanya akan kembali seimbang seiring meningkatnya kebutuhan penyimpanan data terintegrasi di berbagai sektor.

    Dia menyampaikan kesadaran perusahaan di Indonesia terhadap pentingnya pengelolaan dan keamanan data semakin meningkat. 

    Tren ini mendorong banyak pelaku industri, baik dari sektor swasta maupun pemerintah, untuk beralih ke solusi penyimpanan data on premise, yang dinilai lebih aman dan efisien dibandingkan dengan sepenuhnya mengandalkan layanan cloud publik.

    Clara Hsu memaparkan pertumbuhan industri data di tanah air menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. 

    Pasalnya saat ini semakin banyak perusahaan yang sudah sadar bahwa data adalah aset penting. Namun kondisi ini juga menimbulkan tantangan, volume data terus bertambah sedangkan ancaman siber juga semakin kompleks.

    “Sekarang software jahat menyerang tanpa pandang bulu, baik perusahaan kecil, menengah, maupun besar semuanya bisa jadi target,” imbuhnya.

    Dalam situasi tersebut, banyak perusahaan mulai menilai ulang strategi penyimpanan data mereka. Solusi on-premise menjadi pilihan karena memberikan kontrol penuh atas privasi dan biaya yang lebih terkendali.

    Synology mencatat, adopsi solusi on-premise saat ini tidak hanya terjadi di sektor swasta, tetapi juga di sektor pemerintahan. 

    Instansi pemerintah, yang mengelola data sensitif dan bersifat privat, cenderung memilih private cloud berbasis on premise agar tetap dapat menikmati fitur cloud tanpa melepas kontrol data dari tangan sendiri.

    Instansi pemerintah, yang mengelola data sensitif dan bersifat privat, cenderung memilih private cloud berbasis on-premise agar tetap dapat menikmati fitur cloud tanpa melepas kontrol data dari tangan sendiri.

    “Kalau di pemerintah, fokusnya adalah penyimpanan data berskala besar dan privasi tinggi. Sedangkan di sektor swasta, banyak digunakan untuk kebutuhan file sharing dan kolaborasi antar tim,” tambahnya.

    Sektor perbankan dan industri lain juga mulai beralih ke solusi modern untuk kebutuhan backup dan arsip data. 

    Head of Southeast Asia Synology, Thachawan Chinchanakarn mengatakan transformasi digital menjadi faktor pendorong utama pertumbuhan data.

    Momentum ini mendorong meningkatnya permintaan akan solusi yang lebih canggih, termasuk di Indonesia. 

    “Lima tahun terakhir, Synology mendapat kepercayaan dari berbagai vertikal industri di Indonesia, mendorong pertumbuhan pendapatan hingga 400%,” ujarnya.

  • Meta Bajak Petinggi AI Apple Lagi, Pengembangan Siri Tahun Depan Terancam?

    Meta Bajak Petinggi AI Apple Lagi, Pengembangan Siri Tahun Depan Terancam?

    Bisnis.com, JAKARTA — Ke Yang, eksekutif Apple yang memimpin pengembangan pencarian web berbasis AI untuk Siri, resmi bergabung dengan Meta, menambah daftar panjang eksodus talenta AI dari Apple menjelang pembaruan besar Siri pada Maret 2026.

    Diketahui, Apple berencana melakukan pengembangan besar sistem Siri pada 2026. Sejumlah lompatan terbesar dalam sejarah asisten virtual Apple, akan terjadi dengan sejumlah fitur canggih berbasiskan AI generatif yang diklaim lebih kontekstual, personal, dan kompetitif terhadap platform rival seperti ChatGPT atau Google Gemini .

    Namun, di tengah pengembangan tersebut, Apple justru kehilangan para pakar AI-nya, di mana Meta terus agresif merekrut pentolan AI Apple untuk mendominasi teknologi superintelligence.

    Ke Yang baru saja ditunjuk memimpin tim Answers, Knowledge, and Information (AKI) di Apple beberapa minggu lalu, dengan tugas utama meningkatkan kemampuan Siri untuk menarik informasi dari web dan data pribadi pengguna.

    Sebelum Ke Yang pergi, Ruoming Pang, mantan kepala model AI Apple, juga hengkang ke Meta awal tahun ini, diikuti sekitar belasan anggota tim AIML (Artificial Intelligence and Machine Learning) yang bergabung ke Superintelligence Labs Meta.

    Beberapa eks anggota tim AKI Apple memperkirakan akan ada lebih banyak kepergian dalam bulan-bulan mendatang, memperburuk situasi internal Apple dilansir dari Techcrunch, Jumat (17/10/2025).

    Di bawah kepemimpinan Ke Yang, tim AKI bertanggung jawab mengintegrasikan AI pencarian untuk membuat Siri lebih kompetitif melawan rival seperti OpenAI, Perplexity, dan Google.

    Proyek ini termasuk memungkinkan Siri mengakses data web secara real-time dan menangani tugas kompleks berbasis data pribadi, yang menjadi kunci revamp Siri mendatang. 

    Kepergiannya tepat di saat Apple sedang berupaya mengejar ketertinggalan di bidang AI generatif, membuat proyek ini rentan terhadap penundaan atau kegagalan.

    Ke Yang bukan satu-satunya talenta yang dibajak Meta dari Apple. Sebelumnya, sejumlah nama juga telah diboyong Mark dari markas Tim Cook.

    Eksodus ini berpotensi mengganggu jadwal peluncuran Siri baru, yang direncanakan Maret 2026, dan memperlemah posisi Apple dalam pasar AI pencarian yang sedang berkembang pesat.

    Berikut daftar petinggi Apple yang hengkang meninggalkan Tim Cook:

    – Ke Yang: Eksekutif Apple yang memimpin pengembangan pencarian berbasis AI dan baru saja diangkat sebagai kepala inisiatif pencarian AI perusahaan.

    – Robby Walker: Eksekutif senior Apple yang menangani divisi kecerdasan buatan dan akan meninggalkan perusahaan pada November.

    – Ruoming Pang: Eksekutif Apple yang bergabung dengan Meta Platforms dan menjadi bagian dari tim Superintelligence Labs Meta.

    – Mark Lee: Eksekutif Apple yang bergabung dengan Meta Platforms dan menjadi bagian dari tim Superintelligence Labs Meta.

    – Tom Gunter: Eksekutif Apple yang bergabung dengan Meta Platforms dan menjadi bagian dari tim Superintelligence Labs Meta.

  • Meta Tutup Aplikasi Desktop Messenger untuk Windows dan Mac per 15 Desember 2025

    Meta Tutup Aplikasi Desktop Messenger untuk Windows dan Mac per 15 Desember 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta, induk Facebook dan Instagram, secara resmi mengonfirmasi penutupan aplikasi desktop Messenger untuk Windows dan Mac pada 15 Desember 2025, memaksa pengguna beralih ke situs Facebook untuk mengakses layanan obrolan

    Langkah ini datang setahun setelah Meta mengganti aplikasi asli dengan Progressive Web App pada September 2024, dan kemungkinan besar akan memicu protes dari pengguna setia yang mengandalkan aplikasi mandiri.

    Penutupan ini pertama kali terdeteksi oleh Appleinsider, di mana Meta mulai memberi tahu pengguna melalui notifikasi dalam aplikasi untuk mempersiapkan transisi. Mulai 15 Desember, pengguna tidak lagi bisa login ke aplikasi tersebut dan akan dialihkan otomatis ke situs Facebook untuk melanjutkan obrolan.

    “Messenger app untuk Mac dan Windows akan segera dihentikan. Setelah masa deprecation berakhir, Anda tidak lagi dapat login ke aplikasi ini dan akan otomatis dialihkan ke situs Facebook untuk menggunakan Messenger,” tulis Meta, dilansir dari Techcrunch, Jumat (17/10/2025).

    Aplikasi desktop Messenger adalah versi perangkat lunak Facebook Messenger yang dirancang khusus untuk berjalan di komputer Windows dan Mac, memungkinkan pengguna untuk melakukan obrolan teks, panggilan suara, dan video langsung dari desktop tanpa harus membuka browser.

    Aplikasi ini menawarkan fitur lengkap seperti mode gelap, pengiriman file, stiker, GIF, serta panggilan video grup hingga 50 peserta, menjadikan komunikasi lebih praktis bagi pengguna yang bekerja dengan multitasking di komputer.

    Saat awal peluncuran dan masa pandemi, lonjakan penggunaan Messenger versi desktop tercatat tinggi, termasuk dua kali lipat kenaikan pengguna Messenger.com menurut data Facebook di tahun 2020. 

    Meta juga mendorong pengguna menghapus aplikasi setelah masa tenggang 60 hari, karena aplikasi akan sepenuhnya tidak bisa digunakan setelah itu menurut laporan Times of India.

    Bagi pengguna Windows, Meta menyarankan beralih ke aplikasi desktop Facebook, sementara pengguna Mac dan Windows bisa mengakses Messenger melalui browser di Facebook.com atau Messenger.com. Perusahaan tidak memberikan penjelasan resmi mengapa menutup aplikasi ini, tapi langkah ini sejalan dengan upaya menyederhanakan platform dan mendorong penggunaan versi web.

    Cara Mengamankan Riwayat Obrolan

    Untuk menjaga riwayat obrolan, pengguna harus mengaktifkan fitur secure storage dengan mengklik ikon pengaturan di atas foto profil, lalu pilih Privacy & safety > End-to-end encrypted chats > Message storage, dan pastikan opsi “Turn on secure storage” aktif.

    Meta juga menyarankan pengaturan PIN untuk melindungi data enkripsi, memastikan obrolan tetap aman saat beralih ke versi web. Tanpa langkah ini, pengguna berisiko kehilangan riwayat obrolan mereka secara permanen.

  • Komdigi Terbitkan SE Integrasi Data Pelatihan Digital, Ingin Lebih Terarah

    Komdigi Terbitkan SE Integrasi Data Pelatihan Digital, Ingin Lebih Terarah

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mempercepat pengembangan talenta digital Indonesia dengan membangun basis data nasional pelatihan digital yang terintegrasi. Tujuannya, untuk memastikan setiap program pelatihan di berbagai lembaga dapat tersinkronisasi dan berdampak nyata bagi masyarakat.

    Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu prioritas utama pembangunan nasional yang tercantum dalam Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto–Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menegaskan Indonesia membutuhkan strategi pengembangan SDM digital yang menyeluruh dan berbasis data.

    “Kita membutuhkan basis data terpadu untuk menjadi dasar dalam menyusun rencana pelatihan digital nasional yang lebih terarah, terintegrasi, dan berkesinambungan,” kata Nezar saat membuka Forum Talenta Digital Komdigi di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2025).

    Diketahui, Indonesia mengalami kesenjangan talenta digital yang signifikan. 

    Kebutuhan talenta digital diproyeksikan mencapai 9 hingga 12 juta orang pada tahun 2030, sementara jumlah talenta yang tersedia diperkirakan sekitar 9,3 juta, menciptakan defisit atau gap sekitar 2,7 hingga 4 juta orang. 

    Setiap tahun, Indonesia membutuhkan sekitar 458 ribu talenta digital baru, namun lulusan dari lembaga pendidikan masih jauh di bawah angka tersebut

    Sebagai bagian dari upaya dalam memangkas kesenjangan tersebut, lanjut Nezar, Komdigi menerbitkan Surat Edaran (SE) Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 5 Tahun 2025 tentang Permintaan Data Program Pelatihan dan Sertifikasi Kompetensi Bidang Digital.

    Surat Edaran ini menginstruksikan pengumpulan data pelatihan dari berbagai pihak, mulai dari perusahaan teknologi global, lembaga pelatihan dan sertifikasi, edutech lokal maupun internasional, hingga kementerian dan lembaga di tingkat pusat maupun daerah.

    “Dengan upaya ini, kita dapat mengoptimalkan sumber daya yang ada dan kita punya data pelatihan-pelatihan terbaru untuk tingkat dasar, menengah, dan lanjutan,” jelasnya.

    Langkah ini diharapkan dapat menjawab tantangan kesenjangan keterampilan digital yang masih dihadapi Indonesia.

    Dengan data pelatihan yang terintegrasi, publik akan lebih mudah mengakses informasi pelatihan yang relevan, dan pemerintah dapat memetakan kebutuhan industri dengan lebih presisi.

    Nezar menambahkan ekosistem inovasi digital nasional hanya akan tumbuh kuat bila seluruh pihak bergerak bersama.

    “Kolaborasi dan sinergi adalah kata kunci untuk mendorong pertumbuhan dan memenuhi kebutuhan talenta digital di Indonesia,” pungkasnya.

  • ERP Berbasis AI Jadi Kunci Efisiensi Perusahaan di Era Digital

    ERP Berbasis AI Jadi Kunci Efisiensi Perusahaan di Era Digital

    Bisnis.com, JAKARTA — Sistem manajemen bisnis perusahaan (Enterprise Resource Planning/ERP) dalam era transformasi digital dinilai memerlukan basis kecerdasan buatan atau AI untuk efisiensi anggaran.

    CEO Rimini Street, Seth Ravin mengatakan perusahaan dan pemerintah tengah menghadapi tantangan dalam hal pengelolaan biaya dan adaptasi terhadap teknologi baru. Perusahaan bisa mengurangi biaya dan mengalokasikan anggaran untuk inovasi melalui penerapan teknologi AI.

    “ERP tradisional sudah tidak lagi dapat menyelesaikan masalah bisnis secara efektif. Sebaiknya kita langsung menuju generasi berikutnya yang lebih efisien, yaitu ERP berbasis AI,” kata Seth dalam keterangannya, Jumat (17/10/2025).

    Dia menjelaskan salah satu keuntungan dari teknologi AI adalah kemampuannya untuk diimplementasikan dalam proyek kecil yang terfokus, bukan melalui proyek besar yang memakan waktu bertahun-tahun dan berisiko tinggi.

    Menurutnya, pendekatan ini memungkinkan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi pada tugas tertentu dengan biaya yang terjangkau dan risiko yang rendah.

    Seth menambahkan bahwa implementasi AI dalam proyek kecil dapat dilakukan dalam hitungan minggu, bukan bulan atau tahun, memungkinkan perusahaan melihat pengembalian investasi dengan cepat.

    Dia berpendapat bahwa untuk bertahan dalam dunia bisnis yang serba cepat dan berubah, perusahaan harus fokus pada tiga hal, yakni lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah.

    “Dengan fokus pada peningkatan efisiensi dalam satu bagian proses, perusahaan dapat melihat hasilnya dengan cepat tanpa perlu mengeluarkan anggaran besar untuk proyek yang berisiko tinggi,” kata Seth.

    Dengan pendekatan yang lebih terukur dan fokus pada proyek kecil, perusahaan dapat memanfaatkan teknologi AI untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional mereka, sekaligus tetap siap menghadapi tantangan teknologi di masa depan.

  • Google Bongkar Teknik Baru Serangan Hacker Korea Utara

    Google Bongkar Teknik Baru Serangan Hacker Korea Utara

    Bisnis.com, JAKARTA – Laporan tim Threat Intelligence Google mengungkapkan kelompok peretas asal Korea Utara kembali melancarkan serangan siber dengan teknik baru yang memanfaatkan teknologi blockchain.

    Menurut laporan, para pelaku menggunakan metode bernama EtherHiding, yaitu cara menyembunyikan kode berbahaya di dalam smart contract blockchain agar lolos dari sistem deteksi dan mencuri aset kripto maupun data pribadi korban.

    Mengutip The Register, kelompok yang dilacak Google dengan nama sandi UNC5342 diketahui mulai menggunakan teknik ini sejak Februari 2025 dalam kampanye bernama Contagious Interview.

    Skemanya mirip dengan operasi terkenal Dream Job milik grup Lazarus, yang menipu para pencari kerja melalui lowongan palsu.

    Namun, kali ini target utamanya adalah pengembang perangkat lunak, terutama yang bekerja di bidang teknologi dan kripto. Para peretas berpura-pura menjadi perekrut dari perusahaan ternama di LinkedIn atau situs lowongan kerja lain.

    Setelah berhasil membangun kepercayaan, mereka mengajak korban berpindah komunikasi ke Telegram atau Discord dan mengirimkan tes pemrograman palsu berupa file yang ternyata berisi malware.

    File tersebut memicu proses infeksi bertahap. Pertama, downloader awal yang diunggah di repositori npm akan mengunduh malware tahap kedua seperti BEAVERTAIL atau JADESNOW. Kedua malware ini dirancang untuk mencuri dompet kripto, data ekstensi browser, serta kredensial login pengguna.

    Hal yang membuatnya lebih berbahaya, JADESNOW memanfaatkan EtherHiding untuk mengambil dan mengeksekusi muatan berbahaya dari smart contract di jaringan BNB Smart Chain dan Ethereum.

    Dari situ, sistem korban disusupi kembali oleh backdoor bernama INVISIBLEFERRET, yang memberi peretas akses jarak jauh dan kendali penuh terhadap komputer korban.

    Menurut Google, INVISIBLEFERRET — berbasis JavaScript dengan komponen tambahan Python — memungkinkan pelaku memata-matai aktivitas pengguna, mencuri aset digital, hingga berpindah ke jaringan internal perusahaan.

    Berbeda dengan server pusat biasa, blockchain bersifat terdesentralisasi sehingga tidak bisa dimatikan atau dilacak dengan mudah oleh aparat penegak hukum. Penyerang dapat menyembunyikan kode berbahaya di dalam smart contract dan mengambil data lewat read-only call, tanpa meninggalkan jejak transaksi.

    “EtherHiding menandai pergeseran ke arah bentuk bulletproof hosting generasi baru, di mana fitur bawaan blockchain justru dimanfaatkan untuk tujuan jahat,” tulis peneliti Google Blas Kojusner, Robert Wallace, dan Joseph Dobson dalam laporan mereka, dikutip Bisnis, Jumat (17/10/2025).

    Google merekomendasikan beberapa langkah mitigasi, termasuk memblokir unduhan berbahaya dengan membatasi jenis file seperti .exe, .msi, .bat, dan .dll.

    Selain itu, administrator sistem disarankan untuk memblokir akses ke situs atau node blockchain berisiko tinggi, serta menerapkan kebijakan safe browsing yang memanfaatkan real-time threat intelligence untuk memperingatkan pengguna terhadap situs phishing dan file mencurigakan.

    Dengan metode EtherHiding ini, serangan siber berbasis blockchain diperkirakan akan semakin sulit diberantas, mengingat teknologi yang awalnya dirancang untuk keamanan dan transparansi kini dimanipulasi menjadi alat kejahatan digital.