Category: Bisnis.com Tekno

  • Emiten Grup Djarum TOWR Operasikan 36.049 Menara Telekomunikasi per Kuartal III/2025

    Emiten Grup Djarum TOWR Operasikan 36.049 Menara Telekomunikasi per Kuartal III/2025

    Bisnis.com, JAKARTA— Emiten Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR) mencatat peningkatan signifikan pada portofolio infrastruktur telekomunikasi hingga akhir September 2025. 

    Mengutip laporan keuangan kuartal III/2025, perusahaan mengoperasikan 36.049 menara telekomunikasi dengan total 58.213 tenant, menghasilkan rasio tenancy sebesar 1,61 kali. Dari total infrastruktur tersebut, 53% menara berlokasi di Pulau Jawa, sementara 47% lainnya tersebar di luar Jawa. 

    Perseroan mencatat operator seluler (MNOs) menunjukkan kebutuhan yang terus meningkat terhadap layanan tambahan dari penyedia menara, termasuk managed service dan penyediaan aset tambahan seperti baterai untuk mendukung kelangsungan operasional.

    Selain bisnis menara, Sarana Menara Nusantara juga memperluas jaringan Fiber to the Tower (FTTT) yang kini telah mencapai sekitar 221.400 kilometer serat optik yang menghasilkan pendapatan hingga akhir September 2025. 

    Model bisnis FTTT dioperasikan dengan skema kontrak jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan, serta memberikan peluang optimalisasi bagi solusi fiber lainnya di kalangan pelanggan korporasi.

    Sementara itu, di segmen Fiber to the Home (FTTH), aset TOWR telah menjangkau sekitar 1.795.900 rumah (home passes) per September 2025. Dari total tersebut, sebanyak 235.890 rumah telah terhubung dengan tingkat penetrasi mencapai 13,1%.

    Adapun untuk layanan connectivity, TOWR mencatat 25.163 aktivasi hingga akhir September 2025. Layanan ini mencakup penyediaan konektivitas berbasis VSAT, wireless, maupun wireline dengan berbagai model kerja sama Business to Business (B2B) dan Business to Government (B2G).

    TOWR menerapkan strategi pertumbuhan yang berfokus pada tiga pilar utama, yakni Build, Buy, dan Return. Dalam strategi pembangunan (build), perusahaan berinvestasi pada pembangunan menara baru berbasis built-to-suit dan kolokasi guna memperluas jangkauan jaringan. 

    Selain itu, TOWR juga memperkuat jaringan serat optik, terutama melalui ekspansi bisnis konektivitas FTTH dan pengembangan FTTT. Upaya ini dilakukan untuk mendukung pertumbuhan pesat lalu lintas data di seluruh wilayah Indonesia serta meningkatkan nilai dan utilitas jaringan bagi operator telekomunikasi.

    Strategi pembelian difokuskan pada akuisisi dan ekspansi strategis yang didukung oleh neraca keuangan yang likuid. Melalui pendekatan ini, TOWR terus memperluas portofolio infrastruktur dengan menambah 678 menara baru, membangun 5.748 kilometer jaringan fiber yang menghasilkan pendapatan, serta mencatat 9.402 aktivasi layanan konektivitas selama 12 bulan yang berakhir pada kuartal III/2025. 

    Di segmen FTTH, perusahaan juga menambah 77.270 sambungan rumah (home connect) dan memperluas cakupan hingga 296.553 home passes, mencerminkan pertumbuhan yang kuat di sektor layanan internet berbasis rumah tangga.

    Sementara itu, melalui pilar Return, TOWR berkomitmen menjaga peringkat kredit investasi dengan prospek stabil sebagai bentuk pengelolaan keuangan yang sehat dan berkelanjutan. Komitmen tersebut turut diwujudkan melalui pembagian dividen senilai Rp805 miliar sepanjang 2025.

  • Strategi Telkomsel Perluas Adopsi Layanan 5G di Indonesia

    Strategi Telkomsel Perluas Adopsi Layanan 5G di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) membeberkan strategi perusahaan dalam memperkuat pengembangan jaringan 5G di Indonesia. 

    VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Abdullah Fahmi mengungkapkan bahwa strategi Telkomsel difokuskan pada optimalisasi spektrum frekuensi yang telah dimiliki, serta kesiapan teknis dan operasional untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam penyediaan spektrum baru yang lebih efisien.

    “Seperti pada pita 700 MHz dan 2.6 GHz. Kedua pita frekuensi ini dipandang strategis untuk memperluas jangkauan layanan 5G, meningkatkan efisiensi jaringan, serta memperkuat kualitas konektivitas digital nasional,” kata Abdullah kepada Bisnis, Minggu (2/11/2025).

    Lebih lanjut, dia menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi prioritas utama Telkomsel, baik dengan pemerintah, pelaku industri, penyedia perangkat, maupun ekosistem digital.

    Hal tersebut guna mempercepat adopsi layanan 5G di berbagai sektor strategis seperti manufaktur, kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan kawasan industri. 

    Abdullah menambahkan bahwa Telkomsel terus melakukan modernisasi infrastruktur jaringan secara menyeluruh untuk meningkatkan kapasitas, efisiensi, dan keandalan sistem, sekaligus memastikan ketersediaan konektivitas yang merata di seluruh wilayah Indonesia.

    Selain itu, imbuhnya, penerapan kecerdasan buatan (AI) dan konsep autonomous network terus dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi operasional, menjaga stabilitas performa jaringan, serta memastikan pengalaman pelanggan yang optimal. 

    Menurut Abdullah, dengan dukungan kebijakan pemerintah yang kondusif dan tata kelola spektrum yang berkeadilan, Telkomsel berkomitmen menjadikan 5G sebagai fondasi utama penguatan daya saing bangsa.

    “Serta mempercepat transformasi digital nasional, dan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang inklusif, inovatif, dan berkelanjutan,” ujarnya.

    Hingga saat ini, jaringan 5G Telkomsel telah hadir di 56 kota dan kabupaten utama di seluruh Indonesia dengan dukungan lebih dari 4.000 BTS 5G yang tersebar di wilayah strategis, kawasan industri, pusat pemerintahan, dan destinasi wisata prioritas.

    Terkait dengan target pemerintah untuk mencapai cakupan jaringan 5G sebesar 32% pada 2030, Telkomsel memberikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah.

    Telkomsel merekomendasikan agar pemerintah terus memperkuat kebijakan tata kelola spektrum frekuensi yang berkesinambungan, efisien, berkeadilan, dan mendukung keberlanjutan investasi industri.

    Abdullah juga menilai pentingnya dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan insentif, penyesuaian beban biaya spektrum dan perizinan, serta percepatan penyediaan infrastruktur pasif seperti jaringan fiber optik dan akses ke menara bersama.

    “Dukungan pemerintah dalam bentuk optimalisasi kebijakan insentif, penyesuaian beban biaya spektrum dan perizinan, serta percepatan penyediaan infrastruktur pasif seperti jaringan fiber optik dan akses ke menara bersama, akan sangat membantu akselerasi penggelaran 5G secara nasional,” ujarnya.

    Lebih jauh, Abdullah menyoroti pentingnya kemudahan akses terhadap perangkat 5G yang terjangkau bagi masyarakat luas.

    Telkomsel juga mengharapkan adanya kemudahan, dukungan, serta regulasi yang dapat mendorong ketersediaan perangkat 5G yang lebih terjangkau, tidak hanya terbatas melalui insentif fiskal, kemudahan impor, atau kolaborasi dengan produsen perangkat lokal tetapi juga termasuk strategi bundling dengan produk dan layanan dengan berbagai sektor industri yang dapat memberikan nilai tambah.

    Menurut dia, perluasan adopsi layanan 5G tidak hanya bergantung pada infrastruktur, tetapi juga kesiapan ekosistem dan literasi digital masyarakat. Oleh karena itu, Telkomsel memandang pentingnya sinergi lintas sektor antara pemerintah, pelaku industri, dan ekosistem digital untuk meningkatkan literasi, kesiapan teknologi, serta adopsi layanan 5G di masyarakat dan sektor produktif.

    “Dengan kolaborasi yang erat dan kebijakan yang kondusif, Telkomsel yakin percepatan pemerataan akses 5G dapat tercapai sesuai target pemerintah sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang inklusif dan berdaya saing,” ujar Abdullah.

  • Mitratel Operasikan 40.102 Menara Kuartal III/2025, Terbanyak di Pulau Jawa

    Mitratel Operasikan 40.102 Menara Kuartal III/2025, Terbanyak di Pulau Jawa

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel memiliki 40.102 menara hingga kuartal III/2025. Angka tersebut naik 2,1% apabila dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yakni 39.259 unit. 

    Adapun Mitratel mencatat ada 698 menara baru yang terbangun sepanjang sembilan bulan pertama 2025. 

    Secara rinci, Jawa masih menjadi wilayah dengan jumlah menara dan jaringan serat optik (fiber) terbanyak, yakni 16.535 tower dan 26.022 kilometer fiber, masing-masing tumbuh 2,6% dan 49,4%.

    Di wilayah Sumatera, jumlah menara mencapai 11.571 unit atau meningkat 2,1%, sementara jumlah tenant naik 6,1% menjadi 17.576 dengan panjang fiber mencapai 11.496 kilometer atau melonjak 34,2%.

    Kalimantan mencatat 3.851 menara atau tumbuh 2,1%, dengan tenant sebanyak 5.688 atau naik 4,3% dan jaringan fiber sepanjang 5.020 kilometer atau meningkat 30,4%.

    Sementara itu, di Sulawesi terdapat 3.702 menara atau naik 1,5% dan tenant mencapai 5.558 atau naik 4,4%, dengan fiber sepanjang 10.204 kilometer yang tumbuh 20,2%.

    Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, jumlah menara relatif stabil pada angka 2.659 atau naik tipis 0,1%, dengan tenant 3.924 (naik 0,4%) dan fiber sepanjang 1.743 kilometer atau meningkat signifikan 59,3%. Adapun pertumbuhan tertinggi secara persentase terjadi di wilayah Maluku dan Papua. 

    Jumlah menara di kawasan ini mencapai 1.784 atau naik 3%, dengan tenant 2.054 (naik 11,1%) dan panjang jaringan fiber meningkat tajam 273,5% menjadi 1.108 kilometer.

    Mitratel mencatat telah menjadi konsolidator menara yang utama di Indonesia dengan keberhasilan melakukan akuisisi lebih dari 22.000 menara selama 5 tahun terakhir. Di luar penyedia menara di Tiongkok dan Rusia, Mitratel berada di posisi 10 besar secara global dalam hal kepemilikan menara. 

    Selain menara, Mitratel juga saat ini memiliki fiber optic sebagai new growth engine Perseroan yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan komposisi sebaran masing-masing sebesar 47% di Jawa dan 53% di luar Jawa. 

    Di samping keberhasilan dalam penggelaran fiber optic untuk memberikan layanan dan value yang lebih baik bagi para operator seluler, Mitratel juga melakukan kegiatan akuisisi jaringan fiber optic untuk melengkapi portofolio yang saat ini dimiliki. 

    Permintaan terkait layanan menara yang terkoneksi fiber optic akan semakin besar didorong oleh kebutuhan operator seluler dalam menyediakan layanan dengan latensi rendah.

  • OpenAI Bundling ChatGPT Pro, Sasar Separuh Pelanggan Seluler RI

    OpenAI Bundling ChatGPT Pro, Sasar Separuh Pelanggan Seluler RI

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel) dan OpenAI meluncurkan Paket Promo Bundling Telkomsel x ChatGPT Go yang menyasar sekitar 157 juta pelanggan atau separuh dari pengguna seluler Indonesia. 

    Ini merupakan kolaborasi pertama OpenAI di Asia Tenggara, di mana pelanggan dapat menikmati paket data khusus untuk akses aplikasi ChatGPT sekaligus langganan ChatGPT Go. 

    Direktur Marketing Telkomsel, Derrick Heng, mengatakan sebagai digital lifestyle enabler, Telkomsel berkolaborasi dengan OpenAI untuk menghadirkan teknologi AI terdepan yang dapat diakses semua kalangan.

    “Melalui Bundel ChatGPT Go, Telkomsel terus mendorong produktivitas sekaligus memimpin inovasi berbasis AI yang mengakselerasi kemajuan Indonesia,” kata Derrick dikutip Minggu (2/11/2025). 

    Ke depan, Telkomsel akan menjajaki kolaborasi lebih mendalam dengan OpenAI untuk menghadirkan pengalaman AI yang lebih seamless dan terintegrasi, serta memperluas penerapan solusi AI lintas industri guna mendukung pengembangan talenta dan kemajuan bangsa. 

    Sementara itu, Managing Director of International OpenAI, Oliver Jay, mengatakan pihaknya ingin menjadikan teknologi AI terdepan lebih mudah dijangkau.

    “Melalui kolaborasi dengan Telkomsel, kami antusias menghadirkan ChatGPT kepada lebih banyak orang di seluruh Indonesia,” katanya. 

    Adapun, OpenAI meluncurkan ChatGPT Go di Indonesia pada September lalu. 

    Layanan ini menjadi paket berlangganan pertama OpenAI yang dirilis di Asia Tenggara, dengan harga lebih terjangkau. ChatGPT Go dibanderol Rp75.000 per bulan (termasuk PPN) dan memberikan akses ke berbagai fitur unggulan seperti batas pesan yang lebih tinggi, pembuatan gambar, unggahan dokumen, serta memori percakapan yang didukung model terbaru OpenAI, GPT-5.

    Lebih lanjut, ChatGPT Go memberikan akses lebih luas ke fitur favorit ChatGPT, termasuk batas pesan dengan GPT-5 hingga 10 kali lebih banyak, pembuatan gambar hingga 10 kali per hari, unggah file atau gambar hingga 10 kali per hari, serta memori percakapan dua kali lebih panjang untuk menghasilkan respons yang lebih personal.

    Pelanggan SIMPATI (prabayar) dan Halo (pascabayar) dapat membeli paket promo melalui aplikasi MyTelkomsel mulai Rp50.000. Paket ini mencakup 3 GB data khusus untuk akses ChatGPT, akses berlangganan ChatGPT Go hingga 2 bulan, serta opsi paket data internet hingga 100 GB. 

    Pelanggan juga dapat memilih ChatGPT Go sebagai digital lifestyle benefit, atau menukarkan 1.000 Telkomsel Poin untuk mendapatkan akses langganan ChatGPT Go. Selain itu, promo ini juga tersedia bagi pelanggan baru IndiHome (paket >75 Mbps) dan melalui program retensi pelanggan terbatas.

    Cara Aktivasi

        1.    Pastikan aplikasi ChatGPT sudah terinstal di perangkat iOS atau Android.

        2.    Beli paket melalui aplikasi MyTelkomsel.

        3.    Klaim voucher melalui SMS, login, lalu pilih metode pembayaran default (untuk perpanjangan otomatis).

    Setelah masa promo berakhir (1–2 bulan sesuai paket), harga normal Rp75.000 per bulan akan berlaku. Pelanggan dapat membatalkan langganan kapan saja sebelum perpanjangan otomatis.

    Pilihan Paket Promo Bundling Telkomsel x ChatGPT Go

    A. SIMPATI (prabayar)

        •    Standalone Pack: Rp50.000 (1 bulan), termasuk 3 GB data khusus ChatGPT + langganan ChatGPT Go 1 bulan.

        •    Surprise Deal: Mulai Rp50.000 (1 bulan), termasuk data internet hingga 100 GB + 3 GB data khusus ChatGPT + langganan ChatGPT Go 1 bulan.

        •    Starter Pack SIMPATI ChatGPT: Kartu perdana Rp55.000, termasuk 3 GB data internet + 3 GB data khusus ChatGPT + langganan ChatGPT Go 1 bulan.

    B. Halo (pascabayar)

        •    Standalone Pack: Rp50.000 (1 bulan / 3 GB data khusus ChatGPT) atau Rp75.000 (2 bulan / 6 GB data khusus ChatGPT), termasuk langganan ChatGPT Go 2 bulan.

        •    Ekstra Kuota: Mulai Rp45.000 (masa aktif bervariasi), termasuk data internet hingga 100 GB + 3 GB data khusus ChatGPT + langganan ChatGPT Go 2 bulan.

        •    Pelanggan Baru: Langganan Halo+ Rp120.000 atau lebih, atau kontrak 6 bulan, mendapatkan langganan ChatGPT Go 2 bulan.

        •    Telkomsel Poin: Tukarkan 1.000 Poin untuk langganan ChatGPT Go 2 bulan.

    C. IndiHome (internet rumah)

        •    Akses langganan ChatGPT Go 2 bulan untuk pelanggan baru IndiHome (paket >75 Mbps).

        •    Akses langganan ChatGPT Go 2 bulan melalui program retensi pelanggan terbatas.

  • Meta Beli Hampir 1 GW Tenaga Surya untuk Pusat Data dan Pengembangan AI

    Meta Beli Hampir 1 GW Tenaga Surya untuk Pusat Data dan Pengembangan AI

    Bisnis.com, JAKARTA—  Raksasa teknologi Meta kembali memperluas investasi energinya dengan menandatangani tiga kesepakatan baru untuk membeli hampir 1 gigawatt (GW) tenaga surya dalam sepekan terakhir. 

    Dengan demikian, total pembelian tenaga surya Meta dilaporkan telah mencapai 3 GW sepanjang tahun ini. 

    Melansir laman TechCrunch pada Minggu (2/11/2025) langkah tersebut menjadi bagian dari upaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan energi masif yang muncul akibat pertumbuhan pesat pusat data (data center) dan pengembangan kecerdasan buatan (AI). 

    Energi surya menjadi pilihan utama perusahaan teknologi karena biayanya yang relatif murah serta waktu pembangunan proyek yang lebih singkat dibandingkan sumber energi lain.

    Adapun, dua dari tiga kesepakatan terbaru Meta ditandatangani di Louisiana, di mana perusahaan akan membeli atribut lingkungan (environmental attributes) setara dengan total kapasitas 385 megawatt (MW). Kedua proyek tersebut diperkirakan rampung dalam dua tahun mendatang.

    Sebelumnya, Meta juga mengumumkan pembelian 600 MW dari proyek pembangkit listrik tenaga surya berskala besar di dekat Lubbock, Texas, yang dijadwalkan mulai beroperasi secara komersial pada 2027. 

    Meskipun pembangkit di Texas tersebut tidak terhubung langsung dengan pusat data Meta, listrik yang dihasilkan akan disalurkan ke jaringan listrik setempat untuk mengimbangi konsumsi energi fasilitas Meta di wilayah tersebut.

    Berbeda dengan proyek di Texas, dua proyek di Louisiana melibatkan pembelian sertifikat atribut lingkungan (Environmental Attribute Certificates/EACs). Melalui sertifikat ini, Meta disebut dapat mengimbangi penggunaan energi dari sumber yang lebih intensif karbon. 

    Namun, praktik ini menuai kritik karena dianggap menutupi jejak karbon sebenarnya dari operasi perusahaan, terutama di tengah lonjakan penggunaan listrik akibat AI. Sertifikat EAC sendiri diperkenalkan beberapa tahun lalu ketika energi terbarukan masih jauh lebih mahal dibandingkan bahan bakar fosil. 

    Skema ini memungkinkan pembeli listrik membayar tambahan biaya untuk menutupi selisih harga tersebut, sekaligus membantu mendorong pembangunan proyek energi hijau baru.

    Namun kini, dengan biaya pembangunan tenaga surya dan angin yang jauh lebih murah bahkan mampu bersaing dengan pembangkit batu bara dan gas alam banyak pakar menilai efektivitas EAC mulai berkurang. 

    Mereka menilai sertifikat tersebut tidak lagi memberikan insentif yang kuat untuk menambah kapasitas energi terbarukan baru. Menurut para ahli, jika perusahaan seperti Meta benar-benar ingin menyeimbangkan lonjakan konsumsi energi akibat AI, mereka seharusnya berfokus pada pendanaan proyek energi terbarukan baru secara langsung, bukan hanya mengandalkan pembelian sertifikat kompensasi karbon.

  • Rasio Penyewa Menara TBIG Turun meski Jumlah Pemakai Bertambah Kuartal III/2025

    Rasio Penyewa Menara TBIG Turun meski Jumlah Pemakai Bertambah Kuartal III/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) memiliki 24.029 menara dengan jumlah penyewa mencapai 42.662 penyewa pada kuartal III/2025. Jumlah menara dan penyewa perusahaan naik tipis. Rasio penyewa penyewa per menara turun.

    Dibandingkan dengan kuartal III/2024, jumlah menara TBIG bertambah 644 menara dari sebelumnya 23.565 menara. Seiring dengan jumlah menara yang bertambah, jumlah penyewa ikut bertambah dengan pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan menara yaitu 232 penyewa. Adapun pada kuartal III/2024 jumlah penyewa menara TBIG mencapai 42.430 penyewa.

    Dikutip dari laporan keuangan TBIG kuartal III/2025. Dengan pencapaian tersebut, rasio menara per penyewa sekitar 1,76 kali, turun sekitar 0,04 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,80 kali. 

    Rasio menurun karena beberapa kontrak pelanggan utama tidak diperpanjang, termasuk dari XL Axiata dan Smartfren setelah keduanya memutuskan untuk merger.

    Diketahui, TBIG membukukan penurunan laba bersih meskipun pendapatan perusahaan meningkat sampai dengan September 2025. Laba bersih TBIG turun menjadi Rp1,1 triliun sepanjang 9 bulan 2025. 

    Laba bersih TBIG turun 5,06% secara tahunan, dari sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun. Sementara itu, pendapatan TBIG sampai 9 bulan 2025 naik tipis 0,70% menjadi Rp5,16 triliun dari Rp5,12 triliun secara tahunan atau year on year (YoY). 

    Pendapatan TBIG dikontribusi oleh PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel sebesar Rp1,71 triliun, PT Indosat Tbk. (ISAT) sebesar Rp1,29 triliun, dan PT XLSMART Telecom Sejahtera sebesar Rp988,4 miliar. 

    Dalam laporan keuangannya, TBIG masih mencatatkan pendapatan dari PT XL Axiata Tbk. dan PT Smart Telecom. Pendapatan dari XL Axiata adalah sebesar Rp371,7 miliar, dan dari Smart Telecom sebesar Rp271 miliar. 

    Sementara itu, pendapatan dari serat optik TBIG adalah sebesar Rp469,9 miliar, dengan pendapatan dari properti investasi sebesar Rp2,6 miliar. 

    Total aset TBIG sampai September 2025 mencapai Rp44,7 triliun, turun dari akhir Desember 2024 yang sebesar Rp47,3 triliun. Lalu total liabilitas TBIG juga turun menjadi Rp34 triliun per September 2025, dari sebelumnya sebesar Rp36,7 triliun per Desember 2024. 

    Jumlah ekuitas TBIG di sisi lain meningkat menjadi Rp10,7 triliun, dari Rp10,56 triliun secara year to date.

  • Cara Mengatasi Ponsel yang Disadap dari Jarak Jauh dan Ciri-cirinya

    Cara Mengatasi Ponsel yang Disadap dari Jarak Jauh dan Ciri-cirinya

    Bisnis.com, JAKARTA – Apakah Anda merasa ponsel Anda disadap dari jarak jauh oleh orang lain?

    Jika iya, sudah waktunya Anda bertindak agar tidak berbahaya pada keamanan ponsel dan aktivitas perbankan Anda.

    Hacker bisa saja menguras isi rekening Anda jika di dalamnya ada akun mobile banking atau ecommerce tempat biasa Anda berbelanja.

    Cara Mengatasi Jika Ponsel Anda Diretas

    Jika Anda mengetahui bahwa ponsel Anda telah diretas, ada sejumlah langkah penting yang perlu segera dilakukan untuk mencegah peretas menyebabkan kerusakan lebih parah dari yang seharusnya.

    1. Hubungi Lembaga Keuangan Anda

    Langkah pertama yang bisa Anda lakukan mungkin adalah bank, kartu kredit, dan lembaga keuangan lainnya untuk memastikan akun Anda tidak diakses.

    2. Ubah Kata Sandi Anda

    Langkah Anda selanjutnya, dan salah satu yang terpenting, adalah segera mengubah semua kata sandi dengan kata sandi baru yang kuat. Ini harus dilakukan untuk semua aplikasi dan situs web yang terhubung ke ponsel yang terinfeksi.

    3. Hapus Aplikasi Mencurigakan

    Lakukan audit semua aplikasi di ponsel Anda, dan hapus aplikasi yang mencurigakan atau tidak dikenal. Nyalakan ulang ponsel dan periksa kembali untuk memastikan penghapusan berhasil.

    4. Jika Semua Cara Lain Gagal, Kembalikan ke Setelan Pabrik Ponsel

    Jika memang terdapat banyak pop-up atau aplikasi berbahaya dan semua cara lain gagal, Anda dapat mengembalikan ponsel ke pengaturan pabrik — meskipun ini berarti kehilangan semua yang tersimpan di perangkat, ini merupakan pilihan yang sangat sulit.

    5. Beri Tahu Teman Anda

    Sebaiknya beri tahu teman dan kontak lain bahwa ponsel Anda telah diretas, dan peringatkan mereka untuk mengabaikan dan menghapus pesan apa pun yang tampaknya berasal dari ponsel Anda.

    Ada sejumlah tanda bahwa ponsel telah diretas tetapi tanda-tanda tersebut tidak selalu muncul di setiap kasus dan, jika muncul, kadang tidak disadari.

    Pada dasarnya, ini adalah masalah mencari perilaku yang tidak biasa dari ponsel Anda.

    Berikut 6 tanda ponsel Anda sedang disadap dilansir dari Forbes

    1. Periksa Baterai Ponsel

    Salah satu gejala umum bahwa ponsel Anda telah diretas adalah baterai yang cepat terkuras. Hal ini juga dapat menyebabkan ponsel menjadi terlalu panas. Jika Anda tiba-tiba melihat perbedaan yang nyata, mungkin ada masalah.

    2. Cek Tagihan Telepon Anda

    Tanda lain peretasan telepon adalah tagihan yang lebih tinggi dari biasanya, karena telepon Anda melakukan aktivitas yang tidak sah. Lonjakan bandwidth yang Anda gunakan bisa menjadi tanda bahwa telepon mengirimkan komunikasi yang tidak diinginkan.

    3. Audit Aplikasi di Ponsel Anda

    Jika ponsel Anda diretas, aplikasi baru mungkin muncul tiba-tiba, aplikasi yang sudah ada mungkin membutuhkan waktu lama untuk dimuat, dan aplikasi dapat terbuka atau tertutup sendiri. Waspadai perilaku yang mencurigakan.

    4. Kenali Notifikasi dan Pengaturan yang Tidak Sah

    Terkadang notifikasi yang tidak terduga, kode autentikasi dua faktor yang tidak diminta, atau pop-up mungkin mulai muncul, dan pengaturan seperti izin kamera atau mikrofon dapat berubah.

    5. Periksa Akun Anda

    Tanda bahaya terbesar adalah mendapati diri Anda tiba-tiba terkunci dari ID Apple atau akun Google Anda, atau dari akun online lainnya.

    6. Jalankan Perangkat Lunak Antivirus

    Menginstal dan menjalankan paket perangkat lunak keamanan yang tepercaya akan memastikan apakah ponsel benar-benar telah diretas. Temukan dan hapus malware atau spyware apa pun yang mungkin telah menginfeksi ponsel menggunakan paket-paket populer yang tersedia seperti:

    Bitdefender
    Norton
    Kaspersky
    AVG
    McAfee

    Hapus semua yang mencurigakan, mulai ulang ponsel, lalu jalankan kembali perangkat lunak tersebut untuk memastikan ponsel benar-benar bersih.

     

  • Polemik Aplikasi Fotoyu Tanpa Izin, Komdigi: Wajah Itu Data Pribadi

    Polemik Aplikasi Fotoyu Tanpa Izin, Komdigi: Wajah Itu Data Pribadi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengemukakan wajah merupakan data pribadi yang bersifat biometrik dan dilindungi oleh Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi (UU PDP).

    Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Mediodecci Lustarini kala menanggapi ramainya diskusi di media sosial berkenaan fotografer mengunggah tanpa izin foto pelari di internet untuk diperjualbelikan. Misalnya di aplikasi marketplace FotoYu.

    Menurut Mediodecci, bila berbicara mengenai penggunaan foto di ruang publik maka ada dua aspek penting yang perlu disoroti yakni aspek regulasi dan aspek etika.

    “Aspek regulasinya itu adalah wajah. Itu adalah termasuk ke dalam data pribadi secara biometrik. Ketika kita bicara data pribadi tentunya affiliate-nya adalah kepada Undang-Undang Pelindungan Data Pribadi,” tuturnya di Jakarta, Jumat (31/10/2025).

    Dia meneruskan, wajah yang merupakan data biometrik ini sangatlah sensitif karena bisa disalahgunakan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab dengan motif kriminal untuk melakukan penipuan (scam) berbasis teknologi.

    “Kenapa ini bahaya? Perkembangan teknologi sekarang memanfaatkan data biometrik. Wajah bisa dipindahkan dengan AI menjadi sesuatu yang baru. Wajah juga bisa digunakan orang-orang yang memiliki motif kriminal untuk melakukan scam. Ini yang perlu kita waspadai sebenarnya,” jelasnya.

    Poin selanjutnya yang merupakan etika ini dijelaskan Mediodecci bahwa isu utama bukan pada pengambilan foto, tetapi peredaran foto tanpa persetujuan (consent).

    Dia menegaskan bahwa persetujuan ini adalah hal yang paling penting. Jika orang yang difoto menyetujui fotonya akan diedarkan itu tidak masalah, tetapi bila tanpa persetujuan itu tidak bisa.

    “Nah, kasusnya Fotoyu itu adalah persetujuan tidak eksplisit sebelum data diambil. Jadi perlu ada duduk bersama nih, asosiasi fotografi dan lain sebagainya. Karena di dalam Fotoyu itu, persetujuan dimasukkan ke dalam term and condition ketika seseorang melakukan transaksi ataupun memiliki akun di Fotoyu,” bebernya.

    Dengan demikian, lanjutnya, itu tidak sesuai dengan prinsip pelindungan data pribadi yang sebenarnya mewajibkan ada persetujuan eksplisit atau consent terlebih dahulu.

    Lebih jauh, Mediodecci memastikan Komdigi akan melakukan pendalaman, pengawasan, hingga pemanggilan terhadap pihak penyelenggara sistem elektronik (PSE). Meski demikian, dia belum bisa memastikan kapan pemanggilan itu akan dilaksanakan.

    Selain itu, dia turut mengimbau masyarakat bila memang ada kerugian yang ditimbulkan atau ada ketidaksepakatan, langsung dilaporkan saja kepada pihaknya.

    “Jadi kita melakukan both way ya, jadi kepada PSE kita lakukan pengawasan, kepada masyarakat juga kami mengajak untuk bersama-sama kita sadar data pribadi kita,” pungkasnya.

  • Telkomsel Layani 157,6 Juta Pelanggan Kuartal III/2025, Pengguna IndiHome Tumbuh

    Telkomsel Layani 157,6 Juta Pelanggan Kuartal III/2025, Pengguna IndiHome Tumbuh

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) melayani 157,6 juta pelanggan seluler selama periode Januari-September 2025/ Sementara itu, pelanggan internet tetap IndiHome untuk ritel tumbuh 9,4% year on year/YoY menjadi 10,26 juta.

    Dilansir dari info memo Jumat (31/10/2025), jika digabungkan dengan pelanggan korporasi, IndiHome secara total melayani 11,5 juta pelanggan atau tumbuh 7,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Seiring dengan bertambahnya pelanggan, pendapatan yang dibukukan IndiHome terdongkrak 0,5% year on year/YoY menjadi Rp19,73 triliun.

    Angka tersebut setara dengan 18% dari total pendapatan yang dibukukan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) pada 9 bulan pertama 2025.

    Telkomsel terus memperluas layanan IndiHome secara agresif sepanjang 9 bulan pertama 2025. Ekspansi ini didukung oleh strategi rollout jaringan baru (greenfield), simplifikasi produk, dan penyesuaian harga yang lebih relevan dengan kebutuhan pelanggan masa kini.

    Beragam paket fleksibel nasional, upgrade kecepatan internet, dan penawaran upsell menjadi andalan Telkomsel untuk meningkatkan relevansi IndiHome di segmen rumah tangga Indonesia.

    Di tengah sentimen konsumen moderat dan tekanan afordabilitas, Telkomsel tetap mengedepankan disiplin komersial dan pertumbuhan yang terarah pada segmen broadband.

    Meskipun rerata pendapatan yang dibukukan Telkomsel dari pelanggan IndiHome (ARPU) terkoreksi menjadi Rp217.000 seiring dengan perubahan perilaku dan preferensi pelanggan, Telkomsel mampu menyiasati penurunan tersebut lewat streamlining produk dan penyempurnaan paket nasional.

    “Basis pelanggan konvergensi Telkomsel-IndiHome terus berkembang, menandakan strategi bundling dan up-selling berhasil menguatkan keterikatan pelanggan rumah tangga serta meningkatkan nilai jangka panjang pelanggan,” tulis dalam laporan Info Memo.

    Dengan demikian, Telkomsel memantapkan positioning IndiHome sebagai solusi broadband terpercaya melalui ekspansi jaringan, inovasi produk, serta program loyalitas konsumen yang relevan untuk menghadapi dinamika pasar dan kebutuhan digital keluarga Indonesia.

    Sementara itu Telkomsel melayani 157,6 juta pelanggan, dengan 94% dari total tersebut merupakan pelanggan Telkomsel Prabayar. Sementara itu 6% sisanya pelanggan Telkomsel Pascabayar, yang pada periode Januari-September 2025 mengalami peningkatan 6,3% menjadi 8,16 juta pelanggan.

    Di tengah pencapaian tersebut, pelemahan daya beli menjadi tantangan yang masih dihadapi Telkomsel, yang membuat pendapatan perusahaan tertekan 4,5% YoY menjadi Rp81,37 triliun pada kuartal III/2025. Adapun trafik data Telkomsel melonjak tajam 17,2% YoY hingga 17,47 juta TB. 

  • Pendapatan Turun Tipis, Laba Naik 0,6%

    Pendapatan Turun Tipis, Laba Naik 0,6%

    Bisnis.com, JAKARTA —  PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (Mitratel) melaporkan pendapatan konsolidasi sebesar Rp6,88 triliun pada sembilan bulan pertama 2025. Angka ini mencatat penurunan tipis sebesar 0,2% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kontributor utama pendapatan tetap berasal dari bisnis tower leasing dan fiber optic.

    Penurunan pendapatan tersebut turut berdampak pada laba perusahaan yang naik tipis 0.6% menjadi Rp1,54 triliun pada 9 bulan pertama 2025.

    Pendapatan segmen tower leasing naik tipis 0,4% year on year (YoY) menjadi Rp5,69 triliun, didorong oleh penambahan menara secara organik serta ekspansi operator seluler. Sementara itu, lini fiber menunjukkan pertumbuhan paling pesat, melonjak 23,8% YoY menjadi Rp431 miliar.

    “Peningkatan didorong oleh pembangunan organik dan inorganik serat optik yang terhubung ke menara (Fiber-to-the-Tower/FTTT) seiring dengan permintaan dari operator seluler untuk meningkatkan kualitas konektivitas,” tulis Mitratel dalam Info Memo, Jumat (31/10/2025).

    Namun, di tengah kenaikkan bisnis menara dan fiber, dua segmen bisnis lainnya justru mengalami tekanan. Pendapatan dari tower-related business terkontraksi 13,5% secara tahunan ke Rp391 miliar, seiring strategi Mitratel yang lebih selektif mengejar margin tinggi dari bisnis ini.

    Demikian pula, kontribusi reseller menyusut 13,2% YoY menjadi Rp370 miliar, sejalan dengan upaya perseroan mengurangi porsi bisnis ini dalam portofolio perusahaan.

    Pendapatan dari tower-related business Mitratel adalah pendapatan yang berasal dari layanan dan produk pendukung di luar penyewaan menara utama (tower leasing) dan fiber.

    Segmen ini biasanya mencakup layanan tambahan atau ekosistem pelengkap seperti penyediaan daya listrik (power as a service), sistem monitoring, perangkat pendukung menara, upgrade perangkat, pemeliharaan non-rutin, serta solusi digital untuk tenant menara.

    Pendapatan ini fluktuasi sesuai dengan strategi perusahaan yang lebih selektif dalam memilih kontrak dengan margin lebih besar dan sesuai orientasi profitabilitas Mitratel.

    Sementara itu reseller, adalah layanan penyewaan menara telekomunikasi dengan pola menawarkan menara milik pihak ketiga (bukan milik Mitratel sendiri) kepada operator seluler atau pelanggan lainnya.

    Dalam bisnis ini, Mitratel bertindak sebagai perantara atau penyedia solusi, dimana mereka menawarkan kapasitas atau ruang pada menara yang dimiliki oleh perusahaan lain kepada calon penyewa berikutnya (secondary tenant).

    Di sisi beban, Mitratel berhasil menurunkan total beban menjadi Rp3,78 triliun atau turun 0,6% dibandingkan periode sembilan bulan tahun lalu. Penurunan paling terasa pada beban operasional, yakni 5,5% YoY ke Rp1,11 triliun. Hal ini ditopang oleh efisiensi pada perencanaan, operasional, dan pemeliharaan menara (-8,3% YoY menjadi Rp321 miliar), serta konstruksi dan manajemen proyek (-3,3% YoY menjadi Rp345 miliar).

    Beban umum dan administrasi ikut menurun 7,2% menjadi Rp200 miliar. Namun, beban kompensasi karyawan naik tipis 3,5% ke Rp225 miliar, sedangkan beban lain-lain menyumbang Rp21 miliar.

    Beban depresiasi tercatat turun 2,8% ke Rp1,37 triliun, sementara beban amortisasi justru naik 3,8% menjadi Rp1,03 triliun.

    Adapun pada sepanjang Januari-September 2025, jumlah menara (tower) yang dimiliki Mitratel mencapai 40.102 unit, naik 2,1% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (39.259 unit).

    Total tenant atau penyewa naik 4,3%menjadi 61.987 penyewa, sementara jumlah tenant termasuk reseller (Tenant Inc. Reseller) tercatat sebanyak 64.646 penyewa, tumbuh 3,9%secara tahunan.

    Rasio tenancy (tenancy ratio), yaitu rata-rata jumlah tenant per menara, naik tipis dari 1,51 menjadi 1,55. Sementara, panjang jaringan fiber optic Mitratel mencapai 55.593 km, melesat 40 persen dibanding tahun lalu yang tercatat 39.714 km.