Category: Bisnis.com Tekno

  • Komdigi Bagi jadi 15 Zonasi, Ini Detailnya

    Komdigi Bagi jadi 15 Zonasi, Ini Detailnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana menggelar seleksi pita frekuensi 1,4 GHz untuk mengakselerasi pemerataan internet cepat di Indonesia. Izin penggunaan spektrum frekuensi tersebut dibagi menjadi 15 zona. 

    Dalam draf Rancangan Peraturan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz diketahui bahwa hak penggunaan frekuensi diberikan dalam bentuk IPFR kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet Switched dengan wilayah layanan regional. 

    Ada 3 regional dengan jumlah zona layanan yang berbeda-beda. Regional 1 terdiri atas zona 4, zona 5, zona 6, zona 7, zona 9, dan zona 10. 

    Sementara itu regional 2 terdiri dari zona 1, zona 2, zona 3, zona 8, dan zona 15. Terakhir, Regional 3 terdiri dari zona 11, zona 12, zona 13, dan zona 14. 

    Pembagian Zona

    Adapun mengenai pembagian wilayah di 15 zona tersebut adalah sebagai berikut: 

    -Zona 1, yaitu Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara;

    -Zona 2, yaitu Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi;

    -Zona 3, yaitu Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Lampung;

    -Zona 4, yaitu Provinsi Banten, Provinsi Daerah Khusus Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi;

    -Zona 5, yaitu Provinsi Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi);

    -Zona 6, yaitu Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta;

    -Zona 7, yaitu Provinsi Jawa Timur;

    -Zona 8, yaitu Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur;

    -Zona 9, yaitu Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua
    Barat Daya;

    -Zona 10, yaitu Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara;

    -Zona 11, yaitu Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi Sulawesi Tenggara;

    -Zona 12, yaitu Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Tengah;

    -Zona 13, yaitu Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat;

    -Zona 14, yaitu Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Utara, dan Provinsi Kalimantan Timur;

    -Zona 15, yaitu Provinsi Kepulauan Riau.

    Sebelumnya, Komdigi berencana mengalokasikan pita frekuensi 1,4 GHz untuk keperluan Broadband Wireless Access (BWA) atau layanan internet cepat tetap nirkabel. Komdigi menunggu masukan publik guna menyusun regulasi tersebut. 

    BWA adalah teknologi khusus akses internet berkecepatan tinggi secara nirkabel (tanpa kabel) di area yang luas.

    Beberapa teknologi yang termasuk dalam BWA antara lain Wi-Fi, WiMAX atau teknologi nirkabel jarak jauh yang dapat mencakup area yang lebih luas daripada Wi-Fi, 4G/5G, hingga satelit. 

    Hinet (Berca) dan Bolt adalah beberapa merek Wimax yang terkenal pada masanya. Merek-merek tersebut kini telah tutup seiring dengan masifnya perkembangan 4G dan 5G di Indonesia. 

    Komdigi menyampaikan terobosan kebijakan tersebut nantinya akan tertuang dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz.

    Dikutip dari laman resmi, Sabtu (25/1/2025). Komdigi menyebut Indonesia saat ini tengah menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan layanan Fixed Broadband (FBB), di mana dari segi penetrasi dan kualitas saat ini hanya mencapai 21,31% rumah tangga dari sekitar 69 juta rumah tangga di Indonesia. 

    “Selain itu, harga rata-rata bulanan untuk kecepatan internet mencapai hingga 100 Mbps masih cukup mahal. Tingginya biaya internet pelanggan dan biaya penggelaran jaringan Fiber Optic (FO) terutama di daerah rural dan sub-urban, serta regulasi dan infrastruktur yang belum mendukung secara optimal, menjadi tantangan utama,” tulis Komdigi. 

    Untuk mengatasi masalah itu, Komdigi menyiapkan terobosan kebijakan guna mendorong pembangunan layanan akses internet di rumah secara masif dan cepat dengan biaya yang relatif terjangkau sesuai kemampuan masyarakat. 

    Rencana kebijakan untuk internet murah ini akan fokus pada wilayah dengan tingkat penetrasi layanan internet yang masih terbatas atau bahkan yang belum ada penetrasi sama sekali. Adapun pelanggan dari layanan internet murah ini ditujukan bagi masyarakat kelas menengah ke bawah dengan daya beli terbatas.

    “Dalam mendukung kebutuhan internet murah tersebut, Komdigi akan menyiapkan spektrum frekuensi radio sebesar 80 MHz di pita frekuensi 1,4 GHz yang diperuntukkan khusus untuk melayani internet di rumah juga dapat mendukung sektor pendidikan dan kesehatan,” tulis Komdigi. 

    Pita frekuensi 1,4 GHz akan digunakan untuk menyediakan layanan telekomunikasi Broadband Wireless Access (BWA) yang merupakan akses komunikasi data menggunakan spektrum frekuensi radio. 

    Layanan BWA ini diberikan untuk penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet-switched menggunakan teknologi International Mobile Telecommunications (IMT). 

    “Diharapkan terobosan kebijakan ini dapat mendorong hadirnya internet di rumah dengan kecepatan akses sampai dengan 100 Mbps dengan harga layanan yang terjangkau,” tulis Komdigi.

  • Ada Fitur Pendeteksi Isi Tangki Bahan Bakar, Begini Cara Kerjanya

    Ada Fitur Pendeteksi Isi Tangki Bahan Bakar, Begini Cara Kerjanya

    Bisnis.com, JAKARTA – Fox Logger, merek GPS Tracker meluncurkan fitur pendeteksi isi tangki bahan bakar.  

    Fitur ini, dirancang untuk membantu perusahaan dan individu dalam mengoptimalkan penggunaan bahan bakar kendaraan, sekaligus mengatasi potensi kebocoran dan pencurian BBM.

    Alamsyah Cheung, CEO PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. mengungkapkan fitur ini lahir dari kebutuhan industri akan efisiensi operasional yang semakin mendesak di tengah kondisi ekonomi yang menantang.

    Menurutnya, kondisi saat ini mengharuskan perusahaan menjalankan strategi efisiensi untuk meningkatkan ketahanan bisnis. Oleh karena itu, Fox Logger terus berinovasi agar dapat menyediakan data dan informasi yang akurat bagi operasional kendaraan dan armada perusahaan.

    “Kondisi ekonomi yang menantang saat ini mengharuskan perusahaan melaksanakan efisiensi demi ketahanan bisnis,” ujar Alamsyah Cheung, CEO PT Sumber Sinergi Makmur Tbk.

    Keunggulan utama fitur ini, katanya, adalah kemudahan pemasangan tanpa perlu melakukan modifikasi tangki bahan bakar, seperti pengeboran yang berisiko.

    “Alat yang kami jual cukup ditempel saja pada tangki bahan bakar di kendaraan, tanpa perlu melakukan modifikasi yang bisa berisiko berbahaya,” jelas Alamsyah antusias.

    Alamsyah menjelaskan bahwa perangkat ini cukup ditempel pada tangki kendaraan dan langsung dapat membaca volume bahan bakar secara akurat. Dengan tampilan dashboard yang intuitif, pengguna dapat dengan mudah memantau pola konsumsi bahan bakar kendaraannya.

    Grafik penggunaan bahan bakar yang normal akan menurun secara bertahap seiring waktu, sedangkan jika terjadi pencurian, grafik akan menunjukkan penurunan drastis dalam waktu singkat. Selain tampilan visual, laporan ini juga dapat diunduh dalam format Microsoft Excel untuk mempermudah analisis.

    Fitur pendeteksi isi tangki ini diharapkan memberikan dampak besar bagi sektor logistik dan rental kendaraan yang sangat bergantung pada efisiensi bahan bakar. Dengan adanya data real-time, pemilik bisnis dapat mengurangi pemborosan serta mencegah penyalahgunaan bahan bakar oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

    Alamsyah memastikan bahwa informasi yang dikumpulkan hanya dapat diakses oleh pemilik akun yang bersangkutan. Data dilindungi dengan sistem keamanan berbasis password yang hanya diketahui oleh pengguna.

    Fitur pendeteksi isi tangki bahan bakar ini ditawarkan sebagai layanan tambahan dengan harga yang sangat kompetitif, yakni di bawah Rp3 juta per unit.

    “Harga kami terjangkau sekali karena tidak sampai Rp3 juta per unitnya sudah lengkap dengan fitur deteksi penggunaan bahan bakar,” tambah Alamsyah. Dengan biaya tersebut, pengguna sudah mendapatkan semua keunggulan fitur ini tanpa perlu berlangganan secara berkala.

  • OpenAI Rilis Model AI O3-Mini yang Lebih Murah, Saingi DeepSeek

    OpenAI Rilis Model AI O3-Mini yang Lebih Murah, Saingi DeepSeek

    Bisnis.com, JAKARTA – OpenAI meluncurkan model kecerdasan buatan baru yang ringan dan mampu melakukan penalaran seperti manusia. Diklaim lebih efisiens dari DeepSeek. 

    Dikutip melalui Bloomberg, CEO OpenAI Sam Altman pun menekankan bahwa model kecerdasan buatan atau Artificial intelligence (AI) yang diluncurkannya akan memiliki biaya yang murah guna menyaingi peluncuran model sumber terbuka dari DeepSeek tersebut.

    Fitur baru tersebut adalah o3-mini baru merupakan penerus versi perusahaan yang lebih canggih, o3, yang dirilis pada Desember tahun lalu.

    Dia mengatakan bahwa o3-mini akan dirilis pada akhir Januari 2025. Kedua model tersebut dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan rumit yang terkait dengan topik seperti pengodean, matematika, dan sains.

    Perusahaan tersebut mengatakan bahwa model baru tersebut tersedia melalui chatbot AI ChatGPT untuk pengguna gratis, pengguna ChatGPT Plus berbayar, dan mereka yang membayar layanan Pro dan Team.

    Model baru tersebut juga tersedia melalui antarmuka pemrograman aplikasi atau API OpenAI. Perusahaan tersebut akan menawarkannya kepada pengguna perusahaan dalam seminggu.

    Peluncuran baru OpenAI bertepatan dengan kepanikan di seluruh industri yang dipicu oleh gangguan yang disebabkan oleh peluncuran DeepSeek, chatbot AI milik perusahaan Tiongkok. DeepSeek adalah model sumber terbuka yang dianggap hemat biaya dibandingkan dengan model AI yang dikembangkan di AS.

    Perusahaan China tersebut mengklaim bahwa model AI-nya mengungguli pengembang terkemuka AS pada berbagai tolok ukur industri dengan menjawab pertanyaan dengan pengetahuan umum dan menyelesaikan tugas matematika. Klaim keberhasilan model hemat biayanya menciptakan diskusi yang lebih besar tentang harga dan nilai model berbasis AS.

    “R1 DeepSeek adalah model yang mengesankan, terutama terkait apa yang dapat mereka berikan untuk harganya,” tulis CEO OpenAI di X, seraya menambahkan bahwa sangat menggembirakan memiliki pesaing.

    Dia juga menyatakan keyakinannya pada kemampuan perusahaan rintisan AI-nya untuk memberikan model yang lebih baik.

    “Kami jelas akan memberikan model yang jauh lebih baik dan juga sangat menggembirakan memiliki pesaing baru!” kata Altman.

    Dia mengisyaratkan bahwa OpenAI akan mengatur ulang rilis yang direncanakan untuk memenuhi permintaan pasar, tetapi pada akhirnya tetap fokus pada peta jalan penelitiannya menuju AGI atau kecerdasan umum buatan, jenis kecerdasan buatan yang menyamai atau melampaui kemampuan kognitif manusia.

    “Kami akan merilis beberapa. Namun yang paling penting, kami bersemangat untuk terus menjalankan peta jalan penelitian kami dan percaya bahwa komputasi yang lebih baik kini lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai misi kami,” pungkas Altman

  • Terungkap! Modus Malware Tria Stealer Curi Data Lewat Undangan Pernikahan Palsu

    Terungkap! Modus Malware Tria Stealer Curi Data Lewat Undangan Pernikahan Palsu

    Bisnis.com, JAKARTA — Tim Riset dan Analisis Global (Global Research and Analysis Team/GReAT) Kaspersky mendeteksi adanya kampanye berbahaya baru yang menargetkan pengguna Android lewat undangan pernikahan palsu. Peretas menyusupkan Tria Stealer.

    Peneliti Keamanan di Kaspersky GReAT Fareed Radzi mengatakan bahwa modus ini menggunakan undangan pernikahan palsu untuk memikat korban agar memasang aplikasi berbahaya. Kaspersky menyebut malware tersebut dengan Tria Stealer.

    “Kampanye ini meneruskan konten dari pesan teks dan email, beserta data lain kepada penyerang, membajak akun WhatsApp dan Telegram pemilik perangkat untuk melakukan permintaan sejumlah uang dari kolega atau keluarga,” ujarnya lewat rilisnya, Sabtu (1/2/2025).

    Dia melanjutkan bahwa dengan penyadapan pesan SMS, penyerang juga memiliki kesempatan untuk memperoleh akses ke akun di berbagai aplikasi atau layanan (misalnya, perbankan online) dengan meminta kode masuk OTP dari layanan ini dan membacanya dalam pesan SMS yang disadap. 

    Target utama kampanye ini, kata Fareed, adalah pengguna di Malaysia dan Brunei.

    Pada perangkat Android, pengguna dapat memasang aplikasi langsung dari berkas instalasi, yang tersedia dalam format berkas APK, melewati toko aplikasi resmi seperti Google Play.

    Meskipun ini dapat berguna dalam beberapa skenario, hal ini juga menimbulkan risiko dan terkadang digunakan oleh penjahat dunia maya untuk menyebarkan malware.

    Secara khusus, Tria Stealer didistribusikan sebagai berkas instalasi APK melalui obrolan pribadi dan grup di Telegram dan WhatsApp, skema dilakukan dengan rekayasa sosial berupa undangan acara pernikahan dan meminta mereka menginstal APK untuk melihat kartu undangan.

    Pengiriman melalui akun WhatsApp yang disusupi (di sebelah kiri) dan melalui akun Telegram yang disusupi (di sebelah kanan)

    Setelah terinstal, malware tersebut meminta izin yang memungkinkannya mengakses data dan fungsi sensitif, seperti membaca dan menerima pesan teks, memantau status ponsel, log panggilan, dan aktivitas jaringan, serta melakukan tindakan seperti menampilkan peringatan tingkat sistem, berjalan di latar belakang, dan memulai secara otomatis setelah perangkat di-boot ulang. 

  • Tips Memilih Perangkat Smart Home yang Sesuai dengan Kebutuhan Anda

    Tips Memilih Perangkat Smart Home yang Sesuai dengan Kebutuhan Anda

    Bisnis.com, JAKARTA – Dalam penerapan teknologi smart home, koneksi internet yang stabil menjadi elemen vital.

    Koneksi yang tidak stabil dapat menyebabkan beberapa kendala, seperti gangguan pada pengendalian perangkat secara jarak jauh, keterlambatan dalam menerima notifikasi penting dari perangkat keamanan, hingga ketidakmampuan mengakses rekaman Video Cloud Storage secara real-time.

    Hal ini tentunya dapat mengurangi pengalaman pengguna dalam menikmati manfaat penuh dari teknologi rumah pintar.

    Tapi, memilih smart home bisa juga cukup membingungkan, karena saat ini banyak model dan produk yang ditawarkan.

    Berikut tips memilih smart home yang tepat sesuai kebutuhan Anda

    1. Tentukan kebutuhan dan anggaran Anda

    Pikirkan tentang fitur-fitur smart home yang paling penting bagi Anda dan berapa banyak yang ingin Anda investasikan.

    2. Pilih perangkat yang kompatibel

    Pastikan perangkat smart home yang Anda pilih kompatibel satu sama lain dan dengan sistem operasi yang Anda gunakan.

    3. Mulai dari yang kecil

    Anda tidak perlu melengkapi seluruh rumah Anda dengan smart home sekaligus. Mulailah dengan beberapa perangkat yang paling Anda butuhkan dan tambahkan lebih banyak lagi di kemudian hari.

    4. Konsultasikan dengan profesional

    Jika Anda membutuhkan bantuan, konsultasikan dengan profesional untuk membantu Anda memilih dan memasang perangkat smart home yang tepat untuk rumah Anda.

    Sementara itu, Will Hudaya, CEO Rabit Smart Home mengatakan pilihlah smart home yang tidak hanya memberikan perangkat berkualitas, tetapi juga konektivitas internet yang andal untuk mendukung kinerja optimal perangkat smart home.

    Dia juga menyarankan untuk menggunakan smart home yang didukung dengan video Cloud Storage yang berfungsi sebagai rekaman pada penyimpanan awan yang aman, sehingga rekaman selalu bisa diakses oleh pengguna di aplikasi  walaupun perangkat IP Camera dirusak atau dicuri. 

    “Oleh karena itu, Rabit Smart Home dan XL Satu berkolaborasi strategis dengan XL Satu, menghadirkan bundling paket internet dengan perangkat Smart Home dan layanan Video Cloud Storage, yang dirancang untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan rumah maupun ruang usaha masyarakat Indonesia,” ujarnya.

    Dia memaparkan Kerja sama ini dalam mendukung gaya hidup modern yang semakin terhubung dengan konektivitas dan teknologi.

    Dengan kombinasi perangkat rumah pintar dari Rabit Smart Home dan koneksi internet andal dan stabil dari XL Satu, pelanggan dapat menikmati solusi terintegrasi untuk mengelola rumah mereka dengan lebih efisien dan semakin terlindungi.

    “Kolaborasi ini adalah wujud komitmen kami untuk terus mendukung masyarakat Indonesia dalam mengadopsi teknologi rumah dan ruang usaha pintar dengan solusi yang praktis dan terjangkau. Sebagai brand lokal, kami ingin menunjukkan bahwa mampu bersaing di pasar teknologi. Langkah ini juga diharapkan dapat mendorong penetrasi teknologi IoT di berbagai daerah di Indonesia.” ujarnya.

    Sementara itu, Group Head Product Marketing Home & Convergence XL Axiata, Julius Goeinawan, mengatakan dengan kehadiran layanan ekosistem smart home ini, masyarakat bisa menikmati kehidupan yang lebih nyaman, selalu terhubung, dan sepenuhnya terkendali. 

  • Pentagon Blokir DeepSeek Usai Data Pegawainya Menyangkut di Server China

    Pentagon Blokir DeepSeek Usai Data Pegawainya Menyangkut di Server China

    Bisnis.com, JAKARTA — Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, akan memblokir akses jaringannya ke model kecerdasan buatan DeepSeek setelah data sejumlah karyawan mereka yang tersangkut di peladen atau server China.

    Persyaratan layanan DeepSeek secara eksplisit menyatakan bahwa mereka akan menyimpan data pengguna di server China dan data tersebut diatur di bawah hukum  China — yang mewajibkan kerja sama dengan badan intelijen negara tersebut.

    Namun, hal itu tidak menghentikan karyawan Departemen Pertahanan AS untuk ikut serta menggunakan DeepSeek yang saat ini menjadi buah bibir karena dianggap lebih canggih dari ChatGPT. 

    Bloomberg melaporkan, Jumat (31/1/2025), Pentagon mendapati karyawannya menghubungkan komputer kerja mereka ke server China, menggunakan layanan tersebut setidaknya selama dua hari. 

    Atas temuan tersebut, Pentagon memutuskan memblokir DeepSeek di beberapa jaringannya. 

    Kekhawatiran terhadap Deepseek juga diperlihatkan oleh negara-negara di Eropa. Pemerintah Italia dan Irlandia mengirim surat kepada Deepseek meminta pertanggungjawaban atas pengelolaan data pengguna yang dilakukan platform kecerdasan buatan (AI) asal China tersebut.

    Deepseek memiliki waktu 20 hari untuk memberi tanggapan. Pada saat bersamaan aplikasi tersebut hilang dari play store di kedua negara. 

    Komisi Perlindungan Data Irlandia mengirim catatan kepada DeepSeek untuk meminta perincian mengenai bagaimana data warga negara di Irlandia diproses oleh perusahaan tersebut. 

    “Komisi Perlindungan Data (DPC) telah menulis surat kepada DeepSeek untuk meminta informasi mengenai pemrosesan data yang dilakukan terkait dengan subjek data di Irlandia,” kata seorang juru bicara, dilansir dari Techcrunch, Kamis (30/1/2025). 

    Surat dari DPA Irlandia dikirim kurang dari 24 jam setelah pengawas perlindungan data di Italia mengirim catatan serupa kepada perusahaan tersebut. DeepSeek belum menanggapi kedua permintaan tersebut secara publik. Namun, aplikasi selulernya tidak lagi muncul di toko aplikasi Google dan Apple di Italia.

    Langkah Italia tersebut tampaknya merupakan langkah besar pertama dari salah satu lembaga pengawas tersebut sejak DeepSeek menjadi sangat viral dalam beberapa hari terakhir.

    Euroconsumers, sebuah koalisi kelompok konsumen di Eropa, telah mengajukan keluhan kepada Otoritas Perlindungan Data Italia terkait dengan cara DeepSeek menangani data pribadi terkait dengan GDPR , kerangka kerja regulasi perlindungan data di Eropa. 

  • Beda Misi, Google Tawarkan Program Keluar Sukarela bagi Karyawan Android-Pixel

    Beda Misi, Google Tawarkan Program Keluar Sukarela bagi Karyawan Android-Pixel

    Bisnis.com, JAKARTA — Google dikabarkan menawarkan “program keluar sukarela” dengan paket pesangon bagi karyawan di divisi Pixel dan Android di Amerika Serikat (AS). 

    Hal ini terjadi setelah tim yang bertanggung jawab atas perangkat keras Pixel dan perangkat lunak Android digabungkan menjadi satu divisi tahun lalu.

    Mengutip Phone Arena, SVP Google Rick Osterloh mengirimkan memo kepada karyawan mengenai program tersebut, yang berlaku bagi karyawan di AS yang bekerja di divisi Platforms & Devices, termasuk Android, Chrome, ChromeOS, Google Photos, Google One, Pixel, Fitbit, dan Nest.

    Namun, program ini tidak berlaku di seluruh perusahaan dan tidak mencakup divisi Search, AI, atau kelompok lainnya.

    Osterloh mengatakan divisi tersebut telah menerima pertanyaan mengenai kemungkinan keluarnya karyawan secara sukarela sejak penggabungan Pixel dan Android.

    Adapun, tidak memberikan opsi bagi karyawan untuk keluar lebih awal sebelumnya menjadi salah satu keluhan terhadap cara Google menangani pemutusan hubungan kerja (PHK) pada masa lalu.

    Oleh karena itu, memo ini menekankan bahwa program keluar ini menguntungkan bagi mereka yang mungkin tidak sejalan atau tidak memiliki semangat terhadap misi organisasi yang telah digabungkan, atau yang mengalami kesulitan dalam peran mereka serta persyaratan kerja hibrida.

    Karyawan yang memilih untuk meninggalkan Google di bawah program keluar ini akan menerima paket pesangon, dengan detail lebih lanjut yang akan diumumkan secara internal dalam waktu dekat. Perusahaan juga mengeluarkan pernyataan terkait masalah ini.

    “Tim ini memiliki momentum yang luar biasa, dan dengan begitu banyak pekerjaan penting di depan, kami ingin setiap orang benar-benar berkomitmen terhadap misi kami serta fokus dalam membangun produk hebat dengan kecepatan dan efisiensi,” tulis Google dikutip Bisnis.com, Jumat (31/1/2025).

    Sebelum penggabungan, divisi perangkat keras Google beralih ke model organisasi yang menerapkan satu tim dan satu pemimpin untuk tim seperti rekayasa perangkat keras di seluruh Pixel, Nest, dan Fitbit.

    Pada saat yang sama, beberapa ratus peran telah dipangkas, dengan penyatuan yang lebih luas ini disebut sebagai upaya untuk “mempercepat pengambilan keputusan” secara internal.

  • Baru Rilis, Samsung Galaxy S25 Ultra Dapat Petisi karena Bluetooth S Pen

    Baru Rilis, Samsung Galaxy S25 Ultra Dapat Petisi karena Bluetooth S Pen

    Bisnis.com, JAKARTA —  Pengguna smartphone Samsung geram dan melayangkan petisi kepada Samsung Mobile atas rencananya dihilangkanya fitur bluetooth pada S Pen Samsung Galaxy S25 Bluetooth. 

    Pemilik dan pengelola situs berita khusus Samsung SammyGuru, Jeff Springer, menjadi inisiator yang meluncurkan petisi Change.org sebagai tanggapan atas keputusan Samsung menghapus Bluetooth dari S Pen S25 Ultra, yang sebelumnya memungkinkan kendali jarak jauh terhadap UI dan kamera.

    Dilansir dari Tech Radar, petisi ini mendapat perhatian dengan lebih dari 3.200 tanda tangan dibubuhkan secara digital.

    Jeff menuntut Samsung Mobile untuk memperkenalkan kembali [Bluetooth] S Pen untuk Galaxy S26 Ultra. Dalam uraian petisi tersebut, Jeff menuliskan kekesalannya terhadap keputusan Samsung.

    “Bagi saya, dan banyak orang lain, fitur ini bukan sekadar hal baru – ini adalah alat fungsional dan penting yang membedakan Samsung Galaxy dari telepon pintar lain di pasaran. Kami mohon Samsung Mobile untuk mendengarkan basis pengguna mereka dan memasukkan umpan balik yang bermanfaat ke dalam proses pengembangan produk mereka,” tulis Jeff dikutip Jumat (31/1/2025). 

    Diketahui Samsung berencana menghapus fitur bluetooth di S Pen. Sebuah catatan kaki di blog resmi Samsung mengisyaratkan perusahaan akan menjual S Pen berkemampuan Bluetooth secara terpisah, yang kemudian mendapat protes dari para penggunanya dan dianggpa sebagai sebuah kesalahan. 

    Untuk diketahui, S Pen di Samsung Galaxy S25 Ultra menawarkan pengalaman menulis dan menggambar yang lebih presisi dan responsif kepada fans Samsung. Pengguna dapat merasakan latensi yang lebih rendah, sehingga setiap goresan terasa lebih alami dan akurat.

    Fitur Air Command di aplikasi juga memungkinkan pengguna mengakses berbagai perintah dan aplikasi dengan mudah menggunakan gestur S Pen di atas layar. Fitur ini sangat berguna untuk navigasi cepat, membuat catatan, atau mengambil tangkapan layar.

    Selain itu, S Pen pada Galaxy S25 Ultra juga dilengkapi dengan fitur-fitur pintar seperti terjemahan langsung, pemilihan teks cerdas, dan kemampuan untuk membuat catatan cepat di layar terkunci. 

  • Deretan Calon Pembeli TikTok di AS, dari Youtuber hingga Mantan Menteri

    Deretan Calon Pembeli TikTok di AS, dari Youtuber hingga Mantan Menteri

    Bisnis.com, JAKARTA – Penangguhan hukuman untuk TikTok di Amerika Serikat (AS) sudah mulai berjalan.

    Kini menunggu waktu hingga batas yang telah ditentukan pada April 2025 untuk melihat calon-calon pembeli TikTok.

    Sebelumnya, Presiden Donald Trump sempat mengatakan bahwa Microsoft telah dalam pembicaraan untuk melakukan akuisisi.

    Kemudian sahabatnya yang juga orang terkaya di dunia, Elon Musk, ikut buka suara mengenai penangguhan TikTok di AS.

    Musk di akun media sosialnya mengatakan bahwa TikTok seharusnya tidak dilarang beroperasi di AS karena bertentangan dengan kebebasan berpendapat.

    Baru-baru ini, daftar calon pembeli TikTok mulai bermunculan mulai dari perusahaan AI hingga youtuber terkenal.

    Berikut deretan calon pembeli TikTok yang kini sedang ditangguhkan di AS:

    1. Microsoft-Oracle

    Pemerintahan AS di bawah kepemimpinan Donald Trump dikabarkan berencana mengakuisisi TikTok dengan melibatkan perusahaan teknologi Oracle dan Microsoft.

    Berdasarkan kesepakatan yang sedang dinegosiasikan oleh Gedung Putih, pemilik TikTok yang berbasis di China yakni ByteDance, nantinya akan memiliki saham minoritas di TikTok.

    Namun, algoritma aplikasi, pengumpulan data dan pembaruan perangkat lunak akan diawasi oleh Oracle.

    Menurut laporan National Public Radio (NPR), jika kesepakatan tersebut berjalan secara efektif, artinya investor asal Amerika Serikat akan memiliki saham mayoritas di TikTok, tetapi ketentuan kesepakatan dapat berubah dan masih dibahas.

    “Tujuannya adalah agar Oracle dapat memantau dan mengawasi secara efektif apa yang sedang terjadi dengan TikTok. ByteDance tidak akan sepenuhnya hilang, tetapi akan meminimalkan kepemilikan China,” ujar sumber anonim NPR dikutip Minggu (26/1/2025).

    2. Perusahaan AI Perplexity

    Perplexity AI, sebuah mesin pencari berbasis kecerdasan buatan, baru-baru ini mengajukan proposal terbaru mereka untuk melakukan merger dengan TikTok.

    Melansir dari Techcrunch, proposal terbaru yang diajukan akan memberikan pemerintah Amerika Serikat hingga 50% kepemilikan pada entitas baru yang terbentuk.

    Adapun tawaran terbaru ini menyusul sebuah proposal sebelumnya di mana Perplexity berencana untuk menciptakan sebuah perusahaan baru yang menggabungkan Perplexity, TikTok US, dan investor ekuitas tambahan.

    Dalam tawaran yang telah direvisi, pemerintah AS akan menerima sahamnya setelah penawaran umum perdana yang diperkirakan bernilai US$300 juta. Sementara, ByteDance perusahaan induk TikTok yang berbasis di China, kemungkinan akan mempertahankan sebagian kepemilikan.

    Sumber yang mengetahui tawaran tersebut juga mengonfirmasi kepada TechCrunch bahwa Perplexity melakukan revisi atas tawarannya setelah menerima masukan dari pemerintahan Presiden Donald Trump, yang sebelumnya menuntut agar TikTok dijual atau dilarang di AS karena masalah keamanan nasional.

    3. Youtuber MrBeast

    Youtuber MrBeast membuat konsorsium di Amerika Serikat (AS) untuk melelang pembelian TikTok.

    Di dalam grup tersebut, telah terhimpun dana sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp325 triliun.

    Uang tersebut ditujukan untuk membeli TikTok yang saat ini masih menanti aturan pemblokiran di AS. Kabar ini berasal dari Jesse Tinsley, seorang pengusaha teknologi dan pendiri Employer.com, mengutip Bloomberg.

    Tinsley mengonfirmasi bahwa grup tersebut juga telah merekrut dua investor terkenal lainnya seperti David Baszucki yang merupakan salah satu pendiri dan CEO Roblox dan CEO Anchorage Digital Nathan McCauley.

    Terlepas dari itu, Tinsley berkata bahwa grup MrBeast belum menjalin komunikasi langsung dengan induk TiktTok, ByteDance.

    “Kami belum mendapat tanggapan (dari ByteDance). Mereka tidak memberikan respons sama sekali,” ujar Tinsley, dikutip dari Bloomberg, Jumat (31/1/2025).

    Project Liberty hingga Mantan Menteri AS…

  • Youtuber MrBeast Buat Tawaran Rp325 Triliun untuk Beli TikTok

    Youtuber MrBeast Buat Tawaran Rp325 Triliun untuk Beli TikTok

    Bisnis.com, JAKARTA – Youtuber MrBeast membuat konsorsium di Amerika Serikat (AS) untuk melelang pembelian TikTok.

    Di dalam grup tersebut, telah terhimpun dana sekitar US$20 miliar atau setara dengan Rp325 triliun.

    Uang tersebut ditujukan untuk membeli TikTok yang saat ini masih menanti aturan pemblokiran di AS. Kabar ini berasal dari Jesse Tinsley, seorang pengusaha teknologi dan pendiri Employer.com, mengutip Bloomberg.

    Tinsley mengonfirmasi bahwa grup tersebut juga telah merekrut dua investor terkenal lainnya seperti David Baszucki yang merupakan salah satu pendiri dan CEO Roblox dan CEO Anchorage Digital Nathan McCauley.

    Dirinya juga mengatakan bahwa penawaran dalam konsorsium milik MrBeast lebih besar dari pembeli lainnya.

    Disinyalir tawaran dari grup MrBeast telah mengalahkan Project Liberty yang dibuat oleh pengusaha Frank McCourt dan Kevin O’Leary, yang juga berminat membeli TikTok.

    Meskipun proyek MrBeast masih kalah dengan proyek valuasi TikTok oleh CFRA Research. Menurut Wakil Presiden Senior CFRA Research, Angelo Zino, calon pembeli TikTok setidaknya perlu mempersiapkan dana sekitar US$40-50 miliar dollar.

    Terlepas dari tawaran itu, Tinsley berkata bahwa grup MrBeast belum menjalin komunikasi langsung dengan induk TiktTok, ByteDance.

    “Kami belum mendapat tanggapan (dari ByteDance). Mereka tidak memberikan respons sama sekali,” ujar Tinsley, dikutip dari Bloomberg, Jumat (31/1/2025).