Category: Bisnis.com Tekno

  • Tutorial Menggunakan Suara AI sebagai Nada Dering di WhatsApp

    Tutorial Menggunakan Suara AI sebagai Nada Dering di WhatsApp

    Bisnis.com, JAKARTA — Mengganti suara nada dering Whatsapp Anda dengan suara yang dibuat dari kecerdasan buatan (AI) saat ini tengah menjadi tren. Berikut langkah-langkah yang harus Anda lakukan saat ini ingin menggunakan suara AI sebaga nada dering

    Teknologi AI yang telah berkembang pesat dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi, termasuk sebagai nada dering di WhatsApp. Dengan menggunakan suara AI sebagai nada dering, Anda memiliki pilihan suara yang lebih banyak dari biasa. Penggunaan aplikasi ini juga tidak memerlukan keahlian khusus.

    Berikut adalah langkah-langkah untuk menggunakan suara AI sebagai nada dering di WhatsApp:

    1. Unduh Aplikasi Pembuat Nada Dering AI

    Ada beberapa aplikasi yang dapat Anda gunakan untuk membuat nada dering AI, seperti Voice Dream, SpeakPipe, atau Voice AI. Unduh aplikasi yang Anda pilih dan instal di smartphone Anda.

    2. Buat Nada Dering AI:

    Setelah aplikasi terinstal, buka aplikasi dan pilih jenis suara AI yang Anda inginkan. Anda dapat memilih suara yang berbeda-beda, seperti suara robot, suara anak kecil, atau suara orang dewasa.

    3. Rekam Nada Dering AI:

    Setelah Anda memilih jenis suara AI, rekam nada dering AI yang Anda inginkan. Anda dapat merekam nada dering dengan durasi yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan Anda. Namun perlu diingat, durasi suara terbatas. Anda tidak dapat memasang nada dering yang terlalu lama.

    4.Simpan Nada Dering AI:

    Setelah Anda merekam nada dering AI, simpan nada dering tersebut di galeri smartphone Anda. Berikanya nama file yang sederhana agar mudah dicari.

    5.Atur Nada Dering AI di WhatsApp:

    Setelah seluruh langkah tersebut dilakukan, berikutnya buka aplikasi WhatsApp dan pilih kontak atau grup yang ingin Anda atur nada deringnya. Pilih “Nada Dering” dan kemudian pilih “Pilih dari Galeri”. Pilih nada dering AI yang Anda telah simpan sebelumnya.

    Perlu Anda ingat, ada batasan ukuran file untuk suara yang digunakan sebagai nada dering di WhatsApp, yaitu 1 MB (megabyte) Kemudian, Anda juga harus membuatnya dalam format MP3, AAC, dan WAV. Terakhir, durasi maksimumnya adalah 30 detik.

  • Komdigi Prioritaskan Internet Rumah Terjangkau, Bukan PNBP

    Komdigi Prioritaskan Internet Rumah Terjangkau, Bukan PNBP

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan bahwa tujuan utama dari seleksi pita frekuensi 1,4 GHz adalah menghadirkan layanan internet tetap (fixed broadband) yang terjangkau bagi masyarakat.

    Inisiatif ini diharapkan dapat menyediakan akses internet cepat di perumahan dengan biaya yang ramah di kantong, alih-alih mengejar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang lebih tinggi. Dalam proses seleksi pita frekuensi, pemerintah berpotensi memperoleh PNBP. 

    Sebagai contoh, pada seleksi pita 2,1 GHz sebelumnya, negara berhasil meraup Rp605,05 miliar per tahun dari pemenang lelang. Dengan kewajiban pembayaran tambahan sebanyak dua kali pada tahun pertama, total pendapatan yang diperoleh mencapai sekitar Rp1,82 triliun.

    Menanggapi potensi PNBP dari seleksi 1,4 GHz, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto, menyatakan bahwa pihaknya belum dapat memberikan angka pasti karena besaran PNBP baru dapat ditentukan setelah proses seleksi atau evaluasi selesai.

    “Saat ini, fokus kami bukan pada perolehan PNBP setinggi-tingginya, tetapi lebih kepada penggelaran layanan akses internet ke rumah-rumah (fixed broadband) dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat,” ujar Wayan kepada Bisnis, Minggu (16/2/2025).

    Wayan menambahkan bahwa penyediaan pita frekuensi 1,4 GHz untuk layanan Broadband Wireless Access (BWA) memiliki beberapa tujuan strategis mulai dari meningkatkan penetrasi layanan akses tetap internet pita lebar (fixed broadband) hingga Mendukung penetrasi jaringan serat optik.

    Komdigi memperkirakan harga layanan internet rumah dari pita 1,4 GHz ini bisa mencapai Rp100.000-Rp150.000 per bulan untuk kecepatan 100 Mbps.

    Diketahui, Komdigi berencana menggelar seleksi pita frekuensi 1,4 GHz untuk mempercepat pemerataan internet cepat di seluruh Indonesia.

    Izin penggunaan spektrum frekuensi ini akan dibagi menjadi 15 zona. 

    Dalam draf Rancangan Peraturan Menteri tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi 1,4 GHz, hak penggunaan frekuensi akan diberikan dalam bentuk Izin Penggunaan Frekuensi Radio (IPFR) kepada penyelenggara jaringan tetap lokal berbasis packet switched dengan wilayah layanan regional.

    Terdapat tiga regional dengan pembagian zona layanan yang berbeda:

    -Regional 1: Zona 4, Zona 5, Zona 6, Zona 7, Zona 9, dan Zona 10.

    -Regional 2: Zona 1, Zona 2, Zona 3, Zona 8, dan Zona 15.

    -Regional 3: Zona 11, Zona 12, Zona 13, dan Zona 14..

    Pembagian Zona:

    Berikut adalah pembagian wilayah di masing-masing dari 15 zona tersebut:

    Zona 1: Provinsi Aceh dan Provinsi Sumatera Utara.

    Zona 2: Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Riau, dan Provinsi Jambi.

    Zona 3: Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Bengkulu, dan Provinsi Lampung.

    Zona 4: Provinsi Banten, Provinsi DKI Jakarta, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi.

    Zona 5: Provinsi Jawa Barat (kecuali Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, Kota Bekasi, dan Kabupaten Bekasi).

    Zona 6: Provinsi Jawa Tengah dan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Zona 7: Provinsi Jawa Timur.

    Zona 8: Provinsi Bali, Provinsi Nusa Tenggara Barat, dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.

    Zona 9: Provinsi Papua, Provinsi Papua Barat, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Pegunungan, dan Provinsi Papua Barat Daya.

    Zona 10: Provinsi Maluku dan Provinsi Maluku Utara.

    Zona 11: Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi Sulawesi Tenggara.

    Zona 12: Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo, dan Provinsi Sulawesi Tengah.

    Zona 13: Provinsi Kalimantan Tengah dan Provinsi Kalimantan Barat.

    Zona 14: Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Kalimantan Utara, dan Provinsi Kalimantan Timur.

    Zona 15: Provinsi Kepulauan Riau.

  • Cara Pesan Tiket Kereta Api untuk Lebaran Lewat Acces KAI, Traveloka, dan Tiket.Com

    Cara Pesan Tiket Kereta Api untuk Lebaran Lewat Acces KAI, Traveloka, dan Tiket.Com

    Bisnis.com, JAKARTA — Moda transportasi kereta api menjadi salah satu andalan untuk perjalanan jauh, tidak terkecuali saat lebaran. Agar Anda tidak terlalu rama mengantre di stasiun, terdapat beberapa cara yang dapat Anda tempuh untuk memesan tiket kereta api melalui online. 

    Metode pemesanan online ini sekarang telah menjadi tren karena proses pemesanan cepat dan mudah, tinggal ikuti langkah-langkahnya. Tidak hanya itu, cukup dari rumah Anda sudah bisa menentukan waktu keberangkatan hingga tempat duduk. 

    Faktor lain yang tidak kalah seru adalah promo menarik yang bikin harga tiket jadi lebih murah saat membeli tiket lewat online ketimbang langsung ke stasiun.

    Transaksi ini membutuhkan data pribadi oleh sebab itu siapkan data diri (nama, NIK, tanggal lahir) semua penumpang sebelum mulai memesan. Ini biar proses pengisian data lebih cepat.

    Pastikan koneksi internet stabil saat memesan tiket. Hindari menggunakan WiFi publik yang lambat, dan rawan pencurian data. Anda juga harus berhati-hati pastikan bahwa website tempat membeli terpercaya. 

    Cara memesan tiket kereta api lewat Acces by KAI

    Unduh dan Instal Aplikasi

    -Buka Google Play Store (Android) atau App Store (iOS).

    -Cari aplikasi “Access by KAI” dan instal.

    -Setelah itu login atau Daftar Akun

    -Buka aplikasi Access by KAI.

    -Kalau sudah punya akun, langsung login dengan nomor ponsel atau akun Google

    -Kalau belum, daftar dulu dengan mengisi data diri yang lengkap.

    -Setelah mengisi data pilih Menu “Tiket Kereta Api”

    -Di halaman utama, pilih menu “Tiket Kereta Api” atau “Antar Kota”.

    -Tentukan Rute dan Tanggal Keberangkatan

    -Pilih stasiun asal dan stasiun tujuan.

     -Pilih tanggal keberangkatan. Kalau mau pesan tiket pulang pergi, aktifkan tombol “Pulang Pergi” dan pilih tanggal kembalinya.

     -Masukkan jumlah penumpang.

    Ilustrasi penumpang kereta apiPerbesar

    Cari Tiket

    -Klik tombol “Cari Tiket Antar Kota”

    -Aplikasi akan menampilkan daftar kereta yang tersedia sesuai rute dan tanggal yang dipilih.

    -Kalau mau lihat tanggal lain, tinggal tekan baris tanggal di bagian atas layar.

    Pilih Kereta dan Kursi:

    -Pilih kereta dan jam keberangkatan yang sesuai.

    -Klik “Pilih Kursi” (kalau masih tersedia).

    -Pilih posisi tempat duduk yang diinginkan.

    Isi Data Penumpang:

    -Isi data diri pemesan dan data penumpang dengan lengkap dan benar.

    -Pastikan nama, NIK, dan nomor telepon sesuai dengan kartu identitas.

    Pembayaran

    -Klik “Bayar Sekarang”.

    -Pilih metode pembayaran yang diinginkan (transfer bank, kartu kredit/debit, dompet digital, dll)[3].

    -Ikuti instruksi pembayaran sampai selesai.

    E-Tiket dan Kode Booking:

    -Setelah pembayaran berhasil, e-tiket akan dikirim ke email dan tersedia di aplikasi.

    -Kode booking bisa digunakan untuk check-in di stasiun saat hari keberangkatan.

  • Direksi OpenAI Tolak Mentah-mentah Tawaran Akuisisi Elon Musk Rp1.583 Triliun

    Direksi OpenAI Tolak Mentah-mentah Tawaran Akuisisi Elon Musk Rp1.583 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI menolak tawaran senilai US$97,4 miliar atau sekitar Rp1.583 triliun (asumsi kurs Rp16.260 per dolar AS) dari konsorsium yang dipimpin Elon Musk untuk membeli perusahaan pembuat ChatGPT itu. Perusahaan di bawah Sam Altman itu menegaskan bahwa OpenAI tidak untuk dijual.

    Melansir dari Reuters, Sabtu (15/2/2025), pendekatan yang tidak diminta tersebut merupakan upaya terbaru Musk untuk memblokir perusahaan rintisan yang ia dirikan bersama dengan CEO OpenAI Sam Altman, menjadi perusahaan beriorientasi mencari untung. Hal ini lantaran perusahaan ingin mengamankan lebih banyak modal dan tetap unggul dalam perlombaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Melalui akun resmi @OpenAINewsroom di X (sebelumnya Twitter), Ketua OpenAI Bret Taylor atas nama dewan direksi menyatakan bahwa perusahaan rintisan itu tidak untuk dijual.

    “OpenAI tidak untuk dijual dan dewan direksi dengan suara bulat menolak upaya terbaru Musk untuk mengganggu pesaingnya. Setiap reorganisasi potensial OpenAI akan memperkuat organisasi nirlaba kami dan misinya untuk memastikan AGI [artificial general intelligence] memberi manfaat bagi seluruh umat manusia,” katanya.

    Sementara itu, dalam sebuah pernyataan, pengacara Musk, Marc Toberoff menanggapi bahwa OpenAI akan menjual kendali perusahaan yang mencari keuntungan tersebut.

    Pada akhir Desember, OpenAI telah menguraikan rencana untuk merombak strukturnya, dengan menyatakan bahwa perusahaan itu akan menciptakan korporasi yang memberikan manfaat publik agar lebih mudah untuk mengumpulkan lebih banyak modal, serta menghapus batasan yang dikenakan pada perusahaan rintisan tersebut oleh induk nirlabanya saat ini.

    Melalui X, Altman menolak tawaran konsorsium tersebut dan menyebut akan membeli Twitter seharga US$9,74 miliar. “… jika kamu mau,” tulisnya. Elon Musk pun membalas unggahan itu dan mengatakan penipu.

    Kemudian pada Selasa, Altman juga mengatakan bahwa OpenAI tidak untuk dijual. Pengacara Musk, dalam pengajuan pengadilan pada Rabu, mengatakan bahwa konsorsium tersebut, yang mencakup perusahaan rintisan AI milik Musk xAI, akan menarik tawarannya untuk cabang nirlaba OpenAI jika perusahaan itu membatalkan rencana untuk menjadi entitas yang berorientasi mencari laba. 

    “Dua hari yang lalu, Anda mengajukan pembelaan di pengadilan dengan menambahkan ketentuan material baru pada proposal tersebut. Sebagai hasil dari pengajuan tersebut, kini jelas bahwa ‘tawaran’ klien Anda yang dipublikasikan secara luas sebenarnya bukanlah tawaran sama sekali,” kata dewan OpenAI, menurut surat yang ditandatangani oleh William Savitt.

    Adapun, investor lain dalam konsorsium tersebut termasuk Valor Equity Partners, Baron Capital, dan pialang saham Hollywood Ari Emanuel.

    Diketahui, Altman dan Musk telah berselisih selama bertahun-tahun. Setelah Musk hengkang pada 2019, OpenAI menciptakan divisi yang berorientasi mencari untung, yang telah menarik pendanaan miliaran dolar. Langka ini memicu tuduhan dari Musk bahwa perusahaan rintisan tersebut melanggar misi awalnya dengan mengutamakan laba daripada kebaikan publik yang lebih besar.

  • Bocoran iPhone 17 Pro Keluar, Masih 3 Kamera Boba tapi Bingkainya Besar

    Bocoran iPhone 17 Pro Keluar, Masih 3 Kamera Boba tapi Bingkainya Besar

    Bisnis.com, JAKARTA – Bocoran desain iPhone 17 Pro sudah muncul ke publik, dengan desain lama 3 kamera boba.

    Meskipun mengusung desain kamera lama, namun akan ada tambahan bingkai besar di bagian belakang ponsel.

    Sehingga terlihat jarak antara kamera boba dengan flash akan sedikit jauh. Lensa berada di sisi kiri bar, sedangkan LED flash, mikrofon belakang, dan LiDAR Scanner berjajar vertikal di sisi kanan.

    Pembawa acara Front Page Tech Jon Prosser mengatakan, iPhone 17 Pro memiliki fitur finishing dua warna dengan bilah kamera tampak lebih gelap dibandingkan bagian belakang lainnya.

    Namun belum dijelaskan apakah perubahan desain tersebut memiliki manfaat, atau murni untuk estetika saja.

    Kemudian mengutip GSMArena, Digital Chat Station mengatakan bahwa iPhone Pro Max yang akan datang akan menampilkan fitur Dynamic Island yang lebih tipis.

    Ponsel akan memiliki komponen metalensa Face ID yang menyusut. Metalensa adalah lensa optik ultra-tipis canggih yang menggunakan struktur nano untuk memanipulasi cahaya pada tingkat mikroskopis.

    Mereka menggunakan susunan struktur nano seperti titanium dioksida atau silikon dan secara tepat dapat mengontrol fase, amplitudo, dan polarisasi cahaya yang masuk.

    Dengan demikian, metalensa dapat menggantikan susunan lensa tradisional yang terlihat pada kamera ponsel pintar, sehingga menghasilkan modul kamera yang lebih ramping.

    Disinyalir Apple akan segera merilis iPhone 17 series pada September 2025 dengan harga yang lebih mahal.

  • Segera Tukar Kode Redeem ML Baru dan Valid Hari Ini, Sabtu (15/2/2025)

    Segera Tukar Kode Redeem ML Baru dan Valid Hari Ini, Sabtu (15/2/2025)

    Bisnis.com, JAKARTA – Moonton masih membagi-bagikan kode redeem Mobile Legends (ML) agar para pemain bisa menukarkannya dengan hadiah.

    Berikut ini kumpulan kode redeem ML terbaru hari ini, Sabtu (15/2/2025), yang mengandung banyak reward seperti koin, diamond, skin, hingga hero. 

    Mereka yang tercepat menukarkannya bisa mendapat item legendaris secara gratis.

    Bagaimana cara klaim kode redeem untuk mendapat hadiah spesial dari Moonton? Caranya mudah. Anda dapat melakukan klaim kode redeem dengan membuka laman m.mobilelegends.com/en/codexchange.

    Akan tetapi, perlu diingat bahwa setiap kode memiliki limit waktu dan hanya bisa diklaim sekali.

    Sehingga apabila Anda gagal saat melakukan klaim, ada dua kemungkinan penyebabnya.

    Bisa jadi Anda pernah menukarkan kode tersebut atau masa penukarannya sudah melewati tenggat waktu yang ditentukan.

    Daftar Kode Redeem ML Hari Ini

    Berikut daftar kode redeem Mobile Legends yang masih aktif hari ini, Sabtu (15/2/2025)

    3r83efok9
    ikfbrfonx
    n8hjujkjx
    ma3n8hokb 

    Cara Klaim Kode Redeem ML

    Berikut cara melakukan klaim kode redeem Mobile Legends:

    Buka situs m.mobilelegends.com/en/codexchange 
    Masukkan salah satu kode redeem ML pada kotak Redemption Code
    Lalu tuliskan ID user gim Mobile
    Legends dan kode verifikasi pada kotak yang ada
    Klik Redeem, bila berhasil hadiah akan otomatis masuk ke dalam inbox game

  • Bisnis Cloud Lesu, Bermasalah dengan KPPU

    Bisnis Cloud Lesu, Bermasalah dengan KPPU

    Bisnis.com, JAKARTA  — Google menghadapi serangkaian kejadian kurang baik pada awal 2025. Di tengah kelesuan bisnis komputasi awan (cloud), raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS) dinyatakan melakukan praktik monopoli oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

    Kinerja induk usaha Google, Alphabet Inc. mencatatkan hasil di bawah ekspektasi pada kuartal IV/2024 akibat pertumbuhan bisnis cloud-nya yang melambat.

    Unit bisnis cloud Google terdampak ledakan AI. Investasi mengalir ke AI dari Startup, pasar Google Cloud. Perusahaan rintisan menjadi pelanggan karena mereka membutuhkan lebih banyak daya komputasi untuk pekerjaan mereka, tetapi tidak secepat yang diharapkan. 

    Penjualan sekitar US$12 miliar pada kuartal IV/2024 yang dicatatkan Google meleset dari perkiraan. Google Cloud masih tertinggal di belakang Amazon.com Inc. dan Microsoft Corp. dalam hal ukuran.

    Para investor mendesak Alphabet untuk menunjukkan bahwa mereka mempertahankan momentum di seluruh bisnisnya karena mereka menghabiskan lebih banyak biaya untuk AI, dan karena persaingan di pasar itu semakin ketat.

    Manajer portofolio senior di Synovus Trust, Dan Morgan, menambahkan raksasa teknologi itu kini berada di bawah tekanan yang meningkat untuk menunjukkan bagaimana investasinya dalam AI menghasilkan keuntungan bisnis yang nyata.

    Morgan mengatakan keuntungan terbesar dari ledakan AI mungkin tidak datang ke perusahaan seperti Google yang mendorong model tersebut, tetapi ke perusahaan yang mengkhususkan diri dalam chip.

    “Anda tidak ingin menjadi orang-orang yang menambang emas. Anda ingin menjadi orang yang menjual pilihan kepada mereka,” ujarnya.

    Rencana pembangunan pusat data dan infrastruktur Alphabet untuk kecerdasan buatan menyebabkan peningkatan lebih dari 3% dalam saham Broadcom Inc. dalam perdagangan pra-pasar.

    Logo Google CloudPerbesar

    Pada kuartal tersebut, laba bersih Alphabet adalah US$2,15 per saham, dibandingkan dengan estimasi Wall Street sebesar US$2,13 per saham.

    Iklan pencarian menghasilkan penjualan sebesar US$54 miliar, sedikit mengalahkan estimasi analis. Google telah lama mendominasi pasar, yang baru-baru ini terancam oleh pesaing AI dan tantangan antimonopoli.

    Monopoli

    Pada Agustus, seorang hakim AS memutuskan bahwa Google memonopoli pasar pencarian melalui transaksi ilegal. Departemen Kehakiman dan sekelompok negara bagian juga menuduh bahwa Google telah melanggar undang-undang antimonopoli untuk teknologi yang digunakan untuk membeli dan menjual iklan situs web, yang merugikan penerbit dan pengiklan dalam prosesnya. Proses utama dalam kedua kasus tersebut diharapkan pada 2025.

    Di Indonesia, Google juga menghadapi tuntutan yang sama. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menjatuhkan denda senilai Rp202,5 miliar kepada raksasa teknologi Google. Ini merupakan nilai denda terbesar sepanjang sejarah di KPPU.

    Dalam keterangan resmi KPPU yang dikutip pada Sabtu (1/2/2025), angka tersebut bahkan melampaui total denda terkait perkara kartel sapi impor di Jabodetabek pada 1 April 2016 lalu yang sebesar Rp170 miliar.

    “Besaran denda sebesar Rp 202,5 miliar telah dijatuhkan KPPU kepada Google LLC dalam Perkara Nomor 03/KPPU- I/2024 tentang Dugaan Pelanggaran Pasal 17, Pasal 19 huruf a dan b, dan Pasal 25 huruf a dan huruf b Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 terkait Penerapan Google Play Billing System,” tulis keterangan resmi itu.

    Dilanjutkannya, dalam putusan pada 21 Januari 2025 kemarin, pengenaan besaran denda mengacu pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2021 tentang pelaksanaan larangan praktik monopoli dan persaingan usaha tidak sehat.

    “Majelis Komisi menentukan perhitungan besaran denda berdasarkan total penjualan yaitu paling banyak sebesar 10% dari total penjualan pada pasar bersangkutan dan kurun waktu terjadinya pelanggaran terhadap undang-undang,” sebutnya.

    Adapun, Majelis Komisi menetapkan periode waktu dalam perkara ini dimulai sejak Google LLC mewajibkan para pengembang aplikasi untuk menggunakan Google Play Billing System pada aplikasi yang memiliki transaksi pembelian di dalamnya, yakni 1 Juni 2022 hingga 31 Desember 2024.

    Sementara itu, untuk nilai total penjualannya, Majelis Komisi menggunakan laporan Google LLC periode 2022-2023 yang teraudit dan diserahkan kepada Komisi Sekuritas serta Bursa Amerika Serikat.

    “Data total penjualan tersebut dilaporkan untuk tingkat dunia dan untuk seluruh produk yang dihasilkan Google LLC. Akumulasi total penjualan tersebut digunakan untuk melakukan perhitungan rata-rata total penjualan Google LLC yang bersumber dari Google Play Store di Indonesia selama periode Juni 2022 – Desember 2024,” pungkasnya.

    Google melakukan banding atas keputusan tersebut. Google menilai KPPU melakukan kesalahan.

  • 6 Kode Redeem FF Terbaru Hari Ini, Sabtu 15 Februari 2025, Ada Hadiah Spesial Valentine

    6 Kode Redeem FF Terbaru Hari Ini, Sabtu 15 Februari 2025, Ada Hadiah Spesial Valentine

    Bisnis.com, JAKARTA – Garena kembali memberikan update kode redeem Free Fire (FF) untuk diberikan kepada para pemain. Kode ini bisa langsung diklaim pada hari ini, Sabtu (15/2/2025).

    Pemain Free Fire tercepat yang menukarkannya dan beruntung bisa mendapat item menarik secara cuma-cuma, seperti senjata, skin, dan aneka voucher.

    Namun, perlu diketahui bahwa kode redeem FF terdiri dari 12 karakter berupa huruf kapital dan angka.

    Sehingga apabila kode tidak memenuhi kriteria tersebut, kemungkinan besar kode yang dimasukkan adalah palsu atau ada kesalahan.

    Kode redeem FF ini juga memiliki limit waktu dan kuota penggunaan. Dengan demikian, penukaran tak bisa dilakukan jika kode redeem telah melewati waktu yang ditentukan dan sebelumnya sudah pernah diklaim.

    Kode Redeem FF Hari Ini

    Berikut ini adalah kode redeem Free Fire yang masih berlaku pada hari ini, Sabtu (15/2/2025):

    HFNSJ6W74Z48
    TFX9J3Z2RP64
    XF4SWKCH6KY4
    RDNAFV2KX2CQ
    FFNGY7PP2NWC
    FFCBRAXQTS9S

    Cara Klaim Kode Redeem FF

    Cara melakukan klaim kode redeem yakni dengan mengunjungi situs resmi Garena di reward.ff.garena.com/id.

    Setelah itu, lakukan login dengan masuk ke akun Anda. Masukkan kode redeem yang sudah ada dapatkan ke dalam kotak yang tersedia.

    Klik “Confirm” untuk me-redeem kodenya agar kita mendapat hadiah. Apabila berhasil, hadiah akan masuk melalui bagian Vault pada beranda gim.

    Hadiah pun bisa langsung digunakan oleh para pemain setelah kode berhasil di-redeem.

    Pemain juga bisa melakukan redeem melalui aplikasi Free Fire secara langsung. Caranya yakni masuk ke aplikasi dan pilih ikon Event di bagian atas paling kiri.

    Masuk ke Info di dashboard dan pilih website kode redeem. Masukkan 12-16 digit kode redeem lalu klik tombol Konfirmasi.Kode redeem pun sudah ditukarkan.

  • 5 Negara Larang Model AI China DeepSeek, RI Mulai Kaji

    5 Negara Larang Model AI China DeepSeek, RI Mulai Kaji

    Bisnis.com, JAKARTA  — Amerika Serikat, Australia, Italia, Irlandia, dan Korea Selatan secara tegas menolak model milik China DeepSeek. Sementara itu Indonesia terus melakukan kajian atas teknologi ini. 

    Badan intelijen Korea Selatan menuduh aplikasi AI Tiongkok DeepSeek “berlebihan” dalam mengumpulkan data pribadi dan menggunakan semua data masukan untuk melatih dirinya sendiri.

    BIN Korea Selatan telah mengirimkan pemberitahuan resmi ke instansi pemerintah Korea Selatan minggu lalu yang mendesak mereka untuk mengambil tindakan pencegahan keamanan terhadap aplikasi kecerdasan buatan tersebut.

    Korea Selatan masuk ke dalam negara-negara yang menolak DeepSeek, dan menganggap teknologi tersebut sebagai ancaman. 

    Ancaman tersebut juga disadari oleh Australia dan Amerika Serikat. Kedua negara menegaskan melarang penggunaan DeepSeek. Di Eropa, Italia juga menerapkan kebijakan yang sama. 

    5 Negara

    Pemerintah Australia mengumumkan larangan penggunaan aplikasi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek pada seluruh perangkat dan sistem milik pemerintah.

    Pelarangan ini dilakukan dengan alasan kekhawatiran terkait potensi risiko keamanan yang ditimbulkan oleh perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) asal China tersebut.

    Melansir dari Reuters, Kamis (6/2/2025) Sekretaris Departemen Dalam Negeri Australia mengeluarkan arahan yang mewajibkan semua badan pemerintah untuk menghentikan penggunaan atau pemasangan produk, aplikasi, dan layanan web DeepSeek.

    Perintah tersebut juga mencakup perintah untuk menghapus semua contoh produk dan layanan DeepSeek yang sudah terpasang di perangkat pemerintah.

    Tampilan muka DeepSeekPerbesar

    Menteri Dalam Negeri, Tony Burke, menjelaskan bahwa DeepSeek menimbulkan risiko yang tidak dapat diterima bagi teknologi yang digunakan oleh pemerintah, dan larangan ini diberlakukan untuk melindungi keamanan nasional serta kepentingan Australia.

    Menurutnya, langkah ini diambil untuk memastikan perlindungan terhadap data dan infrastruktur kritis negara.

    Adapun pelarangan DeepSeek ini bukan terjadi di Australia saja. Sebelumnya Gedung Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), Pentagon, juga memblokir akses jaringannya ke model kecerdasan buatan DeepSeek setelah data sejumlah karyawan mereka yang tersangkut di peladen atau server China.

    Tidak hanya itu, kekhawatiran terhadap Deepseek juga diperlihatkan oleh negara-negara di Eropa.

    Pemerintah Italia dan Irlandia mengirim surat kepada Deepseek meminta pertanggungjawaban atas pengelolaan data pengguna yang dilakukan platform kecerdasan buatan (AI) asal China tersebut.

    Terakhir, Korea Selatan telah memblokir akses ke layanan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) DeepSeek dari perangkat pemerintah karena masalah keamanan. 

    Kantor Berita Yonhap pada Kamis (6/2/2025) melaporkan Kementerian pertahanan, Kementerian luar negeri, dan Kementerian perdagangan Korea Selatan telah membatasi akses pejabat ke layanan tersebut di komputer pemerintah, berdasarkan informasi dari beberapa sumber yang tidak disebutkan namanya. 

    Kementerian pertahanan mengatakan kepada Bloomberg bahwa mereka telah mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan pada komputer yang digunakan di tempat kerja karena masalah keamanan dan teknis atas layanan AI generatif.

    Berikut daftar negara yang memblokir DeepSeek:

    1. Amerika Serikat
    2. Irlandia
    3. Italia
    4. Australia
    5. Korea Selatan

    RI Kaji 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) masih mengkaji mengenai model kecerdasan buatan (AI) asal China DeepSeek. Regulator belum melihat sebagai ancaman dan menduga larangan sejumlah negara terkait persaingan bisnis. 

    Pelaksana Tugas Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia Oki Suryowahono mengatakan hingga saat ini pemerintah belum melarang DeepSeek sebagaimana yang terjadi di negara-negara Eropa seperti Italia. 

    Komdigi juga tidak melihat sebagai ancaman. Konten-konten yang berada di platform tersebut masih aman. Kendati demikian, Komdigi berjanji akan terus memantau perkembangan DeepSeek. Jika ada aturan baru berupa larangan, Komdigi segera mengambil langkah tegas. 

    “Sampai saat ini tidak menjadi konten yang dilarang, jadi kita masih kaji, masih wait and see ya, sampai kemudian memang diputuskan secara aturan, secara legal, bahwa ini memang melanggar undang-undang atau peraturan yang berlaku di Indonesia. Sampai itu dibutuhkan, itu barulah kami punya kewajiban untuk memblokir, atau mencegah peredaran dari DeepSeek,” kata Oki kepada Bisnis, Selasa (11/2/2025). 

    Oki mengaku pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil keputusan terhadap DeepSeek. Komdigi belum mengetahui posisi DeepSeek. Sebagai ancaman atau justru korban kampanye negatif kompetitor mereka. 

    “Kami tidak tahu ada masalah apa antara DeepSeek ini dengan pengguna kompetitornya. Yang pasti kami harus hati-hati. Jangan sampai kita juga terlalu gegabah gitu ya, tiba-tiba memblok DeepSeek padahal ada banyak juga orang yang terbantu dengan DeepSeek,” kata Oki. 

  • Premium
                    
                                                
                    4 jam yang lalu
                
                            
            
                                    Bank dan Modal Ventura Semakin Ketat, Pendanaan Startup Sekarat?

    Premium 4 jam yang lalu Bank dan Modal Ventura Semakin Ketat, Pendanaan Startup Sekarat?

    Premium

    4 jam yang lalu

    Bank dan Modal Ventura Semakin Ketat, Pendanaan Startup Sekarat?