Category: Bisnis.com Tekno

  • Pendapatan NFC Indonesia (NFCX) Turun 37%, Bisnis Agregator Produk Digital Lesu

    Pendapatan NFC Indonesia (NFCX) Turun 37%, Bisnis Agregator Produk Digital Lesu

    Bisnis.com, JAKARTA — PT NFC Indonesia Tbk. (NFCX) perusahaan yang bergerak di bidang jasa informasi, digital dan telekomunikasi mengalami penurunan pendapatan pada kuartal III/2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Meski demikian, rugi bersih perusahaan membaik. 

    Merujuk pada laporan keuangan perusahaan, Selasa (25/11/2025), pendapatan NFCX pada kuartal III/2025 tercatat sebesar Rp3,07 triliun atau turun 37,2% secara Year on Year (YoY). Adapun, pada kuartal III/2024 perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp4,88 triliun.

    Pendapatan itu berasal dari bisnis agregator produk digital sebesar Rp2,80 triliun atau turun 39,4% YoY. Bisnis iklan berbasis cloud sebesar Rp165,8 miliar atau meningkat naik 29,36% YoY. Produk layanan energi bersih sebesar Rp95,36 miliar atau turun 6,33% YoY. Konten dan hiburan sebesar Rp235, 85 juta.

    Pada kuartal III/2025 NFCX menghapus bisnis grosir digital yang pada kuartal III/2024 membubukan pendapatan Rp17,3 miliar. 

    Di tengah penurunan pendapatan, beban pokok perusahaan juga menurun 37,6% menjadi Rp2,97 triliun pada kuartal III/2025, yang didominasi oleh barang tersedia untuk dijual persediaan akhir dan beban pokok penjualan.

    Sejalan dengan pencapaian tersebut, rugi bersih berjalan NFC Indonesia menurun dari Rp99,3 miliar menjadi Rp17,7 miliar pada kuartal III/2025. Angka tersebut menurun signifikan sebesar 82,2% di bandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Dari sisi aset, aset lancar NFCX tercatat mengalami kenaikan sebesar Rp30,94 miliar. Pada 2025, perusahaan memiliki aset lancar senilai Rp896 miliar, meningkat dari Rp865 miliar pada kuartal III/2024. Dengan demikian, aset lancar NFCX tumbuh sekitar 3,57%. 

    NFC Indonesia sendiri menyediakan infrastruktur kendaraan listrik (EV) yang lengkap mulai dari pembuatan sepeda motor listrik hingga stasiun pertukaran baterai.

    Tidak hanya berfokus pada sektor kendaraan listrik, perseroan juga menawarkan berbagai solusi platform aktivasi pemasaran, seperti aggregator produk digital, iklan berbasis cloud, layanan grosir digital, serta konten dan hiburan

    Pada Juli 2025, anak usaha NFC Indonesia, Volta Indonesia Semesta, bekerja sama dengan PT Gesits Motor Nusantara menghadirkan produk baru GV1 Gesits by Volta. Motor listrik ini tampil lebih fresh dan modern cocok untuk wilayah urban. 

    CEO Volta Group Okie Octavia Kurniawan mengatakan, kolaborasi antara Gesits dan Volta bertujuan untuk memperkuat jaringan distribusi yang dimiliki kedua pihak dalam menghadirkan produk dengan teknologi dan inovasi terkini guna mendorong percepatan program kendaraan listrik nasional yang berkelanjutan. 

  • Harga RAM Tak Terkendali, Toko Komputer Ubah Sistem Tarif seperti Restoran Seafood

    Harga RAM Tak Terkendali, Toko Komputer Ubah Sistem Tarif seperti Restoran Seafood

    Bisnis.com, JAKARTA — Kenaikan harga RAM di Amerika Serikat (AS) beberapa waktu terakhir benar-benar tak masuk akal. Situasinya begitu kacau hingga beberapa toko komputer mulai menggunakan sistem harga mirip restoran seafood. 

    Harga dapat berubah sesuai “tangkapan hari ini”. Bedanya, yang ditangkap bukan lobster, melainkan dompet para pelanggan.

    Contohnya, Central Computers di San Francisco memasang pengumuman bahwa harga RAM berubah setiap hari karena keterbatasan pasokan dan tingginya permintaan. 

    Mereka tidak dapat menampilkan harga tetap. Informasi ini pertama kali mendapat perhatian setelah difoto oleh Steve Lin dan dibagikan secara luas. Tidak hanya satu toko, ternyata Micro Center juga melakukan hal serupa. Di dalam tokonya, terpajang tulisan, “Karena perubahan harga pasar yang tidak stabil, silakan tanya langsung ke sales kami.” 

    Dilansir dari The Verge, Rabu (26/11/2025) foto ini dibagikan oleh pengguna Reddit dan makin memperkuat fakta bahwa harga RAM benar-benar lagi naik turun seperti roller coaster. 

    Kenaikan harga RAM terjadi begitu cepat hingga memengaruhi berbagai perangkat teknologi. Komputer, konsol game, hingga ponsel pintar semuanya memerlukan RAM, sehingga krisis ini berpotensi berdampak luas.

    Salah satu contoh konkret, hanya dalam waktu tiga bulan, sebuah kit RAM 32GB yang sebelumnya dibeli seharga $130 kini mencapai $440. Versi yang lebih umum yang tadinya sekitar $105 kini naik menjadi sekitar $400. Untuk kapasitas 64GB DDR5, harga dapat menembus $700 hingga $900.

    Peluncuran Produk Baru Ikut Terhambat

    Krisis memori ini juga mengganggu perencanaan beberapa perusahaan besar. Valve, misalnya, menyebutkan bahwa mereka belum dapat mengumumkan harga pasti untuk Steam Machine karena ketidakstabilan harga RAM.

    Di sisi lain, meskipun harga GPU sempat menurun, kenaikan harga memori dapat memicu peningkatan harga kartu grafis berikutnya. GPU sangat bergantung pada VRAM dalam jumlah besar, dan kabarnya Nvidia serta AMD sedang mempertimbangkan penyesuaian harga untuk mengimbangi kenaikan biaya komponen tersebut.

    Bocoran dari beberapa sumber menyebutkan bahwa harga Xbox mungkin akan naik jika kondisi ini terus berlanjut. Sementara itu, Sony dilaporkan telah menyiapkan stok RAM yang cukup untuk menjaga stabilitas produksi PS5 dalam beberapa bulan ke depan.

    Menurut CEO Epic, Tim Sweeney, lonjakan harga RAM ini dipicu oleh meningkatnya kebutuhan industri AI. Banyak pabrik mengalihkan kapasitas produksi DRAM terbaik mereka untuk memenuhi pesanan pusat data, yang bersedia membayar jauh lebih tinggi dibanding produsen perangkat konsumen. Alhasil, pasokan untuk pasar umum menjadi semakin terbatas. (Nur Amalina)

  • Pendapatan Digital Mediatama (DMMX) Terkoreksi 46% Kuartal III/2025

    Pendapatan Digital Mediatama (DMMX) Terkoreksi 46% Kuartal III/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Digital Mediatama Maxima Tbk. (DMMX), perusahaan yang bergerak di bidang periklanan digital berbasis cloud, mengalami penurunan pendapatan kuartal III/2025. Meski demikian, perusahaan tetap berhasil mengubah rugi menjadi laba.

    Merujuk pada laporan keuangan perusahaan kuartal III/2025, dikutip Selasa (25/11/2025), DMMX mengantongi pendapatan Rp492 miliar atau turun sekitar 46,08% year-on-year (YoY). Adapun periode yang sama  tahun lalu, perusahaan mengantongi pendapatan Rp912 miliar.

    Pendapatan tersebut didapatkan dari trade marketing, penjualan produk digital, sewa pakai infrastruktur atau Infrastructure As A Service (IAAS), jasa pengelolaan, platform bursa iklan, grosir digital serta konten dan hiburan.

    Empat segmen pendapatan DMMX tumbuh negatif pada periode tersebut. DMMX menghapus bisnis grosir digital (Digital wholesale) yang pada kuartal III/2024 membukukan pendapatan Rp15,53 miliar.

    Sementara penurunan pendapatan paling besar terjadi pada segmen trade marketing yaitu Rp437,97 miliar atau turun 57,34% dibandingkan periode yang sama 2024.

    Meskipun trade marketing mengalami penurunan nilai yang sangat besar, segmen ini masih mendominasi pendapatan Grup pada tahun 2025 dengan kontribusi 66,25%. Namun, turun dari kontribusi kuartal III/2024 yang sebesar 83,72% pada 2024.

    Adapun secara total, Grup mencatat laba bersih sebesar Rp 28,48 miliar. Posisi tersebut berubah dari periode yang sama tahun lalu yang saat itu mencatat rugi bersih Rp47 miliar.

    Sementara dari sisi aset lancar DMMX mengalami kenaikan hingga Rp82 miliar. Tahun lalu, perusahaan itu memiliki aset sekitar Rp430 miliar, sementara pada 2025 memiliki sekitar Rp513 miliar. Aset tersebut didominasi oleh jumlah kas dan bank yang naik sekitar Rp22 miliar.

    Selain menyediakan menyediakan platform digital trade marketing dan infrastruktur iklan berbasis cloud, perusahaan ini juga mengembangkan bisnis usaha solusi lainnya seperti pemasangan pengembangan digital marketing dan digital cloud advertising e-commerce dan marketplace untuk UMKM di Indonesia.

    Sebelumnya, melalui SMMX, DMMX dan Muhammadiyah akan mengintegrasikan teknologi digital, kecerdasan buatan (AI), serta platform modern untuk mengelola dan memberdayakan berbagai unit usaha di bawah naungan Muhammadiyah.

    Fokus JV ini mencakup sektor perdagangan, industri, angkutan, jasa, hingga pengembangan aplikasi e-commerce, portal web, dan perangkat lunak yang mendukung operasional amal usaha Muhammadiyah.

    Direktur Utama DMMX, Budiasto Kusuma, mengatakan kerja sama ini merupakan peluang luar biasa untuk membuka potensi digital Muhammadiyah yang luas.

    “Ekosistem Muhammadiyah memiliki potensi yang sangat besar, dengan 60 juta anggota dan ribuan lembaga di seluruh Indonesia. Melalui PT Surya Mediatama Maxima (SMMX), kami akan menyediakan tulang punggung teknologi untuk mendorong efisiensi dan pertumbuhan ekonomi berbasis digital di dalam komunitas,” ujar Budiasto dalam keterangan resmi Rabu (3/9/2025).

    Mukhaer Pakkanna, Wakil Ketua Majelis Ekonomi dan Bisnis Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menambahkan bahwa JV ini merupakan langkah strategis Muhammadiyah untuk memastikan transformasi digital tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga memberikan nilai tambah nyata bagi umat, terutama dalam layanan pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.

    Sementara itu, Direktur PT Surya Ahda Digital (SADIGI) Setiawan Budi Darsono menegaskan bahwa kemitraan dengan DMMX akan memperkuat visi Muhammadiyah sebagai organisasi modern dan adaptif.

    “Digitalisasi bukan lagi pilihan, melainkan keharusan untuk meningkatkan kesejahteraan umat dan mengoptimalkan pengelolaan aset,” katanya. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Indosat HiFi Kuat di Desa, Biznet di Kota

    Indosat HiFi Kuat di Desa, Biznet di Kota

    Bisnis.com, JAKARTA— Kinerja layanan internet fixed broadband di Indonesia menunjukkan persaingan ketat antarpemain besar, terutama ketika dipisahkan antara performa di wilayah perkotaan dan pedesaan. 

    Temuan terbaru laporan Fixed Broadband Experience edisi November 2025 dari Opensignal mengungkapkan gambaran menyeluruh tentang pengalaman nyata pengguna di delapan penyedia layanan, antara lain Indosat HiFi, XL Home, MyRepublic, ICON+ (Icon Plus), Biznet Home, Oxygen.id, CBN, dan IndiHome. Laporan tersebut menilai kualitas layanan mulai dari kecepatan unduh dan unggah, kestabilan jaringan, hingga pengalaman streaming video.

    Laporan ini disusun berdasarkan pengukuran selama periode 1 Agustus-30 Oktober 2025 dan merefleksikan pemakaian internet rumah oleh masyarakat, apa pun paket langganan mereka. Pengujian tidak mempertimbangkan spesifikasi paket yang dibeli, sehingga data yang muncul menggambarkan kualitas jaringan aktual yang dirasakan pelanggan sehari-hari.

    Di daerah pedesaan, Indosat HiFi tampil sebagai penyedia dengan konsistensi kualitas terbaik, mencatat skor 62,4%, disusul XL Home (59,8%) dan MyRepublic (58,3%).

    Konsistensi kualitas menunjukkan persentase pengujian yang memenuhi ambang kinerja minimum untuk kebutuhan sehari-hari seperti menonton video HD, konferensi video, dan bermain gim.

    Sementara itu, IndiHome layanan broadband milik Telkomsel justru berada di posisi akhir untuk konsistensi di pedesaan dengan skor 41,1%.

    Dalam kategori kecepatan unduh, Oxygen.id memimpin di pedesaan dengan 30,7 Mbps, sedikit di atas XL Home (28,2 Mbps). MyRepublic, Biznet Home, dan CBN berada di kisaran 26 Mbps. Indosat HiFi, yang unggul dalam konsistensi, mencatat kecepatan unduh lebih rendah yaitu 22,3 Mbps.

    Untuk kecepatan unggah, Oxygen.id kembali mendominasi dengan 24,1 Mbps, diikuti MyRepublic (21,7 Mbps) dan CBN (21,4 Mbps). 

    IndiHome berada di posisi paling bawah dengan unggah hanya 8,9 Mbps, yang menjadi salah satu penyebab rendahnya performa layanan di kategori lain.

    Keandalan yang mengukur kemampuan jaringan untuk tetap terhubung dan menyelesaikan tugas seperti membuka laman atau memutar video tanpa terputus menempatkan Indosat HiFi di posisi teratas di pedesaan dengan 433 poin. XL Home mengikuti dengan 410 poin, sementara Biznet Home mencatat 408 poin. Skor paling rendah kembali ditempati IndiHome dengan 240 poin.

    Dalam pengujian pengalaman menonton video, kategori yang sangat relevan dengan kebiasaan streaming masyarakat, hasilnya cukup berdekatan.

    Indosat HiFi memimpin dengan skor 65,5, disusul Oxygen.id (65,3) dan Biznet Home (64,5). Di tingkat nasional, Opensignal menemukan pola yang cukup berbeda. XL Home dinobatkan sebagai penyedia paling andal di Indonesia, meraih skor 463 poin dalam kategori Reliability Experience.

    Biznet Home unggul dalam kecepatan unduh, sementara Oxygen.id menjadi juara kecepatan unggah. Secara regional, Biznet mendominasi di Jakarta dan sebagian besar wilayah Jawa, termasuk memenangkan empat dari lima kategori di ibu kota.

    Biznet juga menjadi pemimpin di Bali-Nusra. Sementara itu, XL Home tampil sangat kuat di Kalimantan lokasi Ibu Kota Nusantara dengan menyapu bersih semua kategori, termasuk kecepatan dan pengalaman video.

    Opensignal menegaskan hasil pengukuran sangat dipengaruhi campuran teknologi yang digunakan para ISP, mulai dari fiber, kabel, hingga xDSL. Perangkat router pelanggan juga memberi pengaruh terhadap kualitas pengalaman internet di rumah.

  • Microsoft Perluas Solusi AI dan Layanan Cloud di Indonesia

    Microsoft Perluas Solusi AI dan Layanan Cloud di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA— Microsoft kembali memperkuat komitmennya terhadap pengembangan ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia dengan memperluas layanan cloud dan AI terbaru di Indonesia. Langkah ini dilakukan 6 bulan setelah perusahaan membuka cloud region perdananya di Tanah Air.

    Pengumuman ini disampaikan dalam acara Cloud & AI Innovation Summit di Jakarta. President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menegaskan kehadiran layanan baru tersebut menjadi fondasi bagi percepatan inovasi digital di Indonesia.

    “Kami membuka peluang bagi setiap organisasi untuk berinovasi di Indonesia, untuk Indonesia. Kami mengajak perusahaan, developer, dan institusi publik untuk memanfaatkan infrastruktur lokal ini dan menghadirkan solusi yang menjawab tantangan serta peluang paling penting bagi Indonesia,” kata Dharma di Jakarta pada Selasa (25/11/2025).

    Microsoft menghadirkan sejumlah solusi untuk mendukung perusahaan frontier organisasi yang tidak hanya mengadopsi AI, tetapi secara aktif merancang ulang proses bisnisnya menggunakan teknologi tersebut. 

    Melalui Azure, perusahaan kini dapat mengakses infrastruktur AI berperforma tinggi berupa mesin virtual seri NVadsA10_v5 dan NCads_H100_v5 yang dirancang untuk pelatihan model AI tingkat lanjut, inferensi, dan komputasi intensif. 

    Infrastruktur tersebut dipadukan dengan Azure App Services untuk membangun aplikasi cerdas yang terhubung dengan data, serta Azure Databases untuk mengelola dan mengamankan data kritikal bisnis.

    Untuk produktivitas sehari-hari, Microsoft menghadirkan Microsoft 365 Copilot, yang kini tersedia secara lokal melalui Indonesia Central sehingga perusahaan dapat mengadopsi AI langsung ke dalam alur kerja mereka. 

    Bagi komunitas pengembang, GitHub Copilot membantu mempercepat proses penulisan kode dan pengembangan aplikasi melalui saran berbasis AI. Microsoft juga memperkenalkan Microsoft Fabric, platform data terpadu bertenaga AI yang menyederhanakan pengelolaan data dan analitik. 

    Fabric menghubungkan berbagai elemen seperti data lake, data engineering, data science, hingga business intelligence dalam satu lingkungan sehingga perusahaan dapat mempercepat integrasi data dan mengambil keputusan berbasis AI dengan lebih cepat dan efisien.

    Sejak cloud region Indonesia Central diluncurkan pada Mei 2025, momentum adopsinya terus meningkat. Perusahaan seperti Petrosea, Vale Indonesia, hingga tiket.com mulai memanfaatkan infrastruktur ini untuk modernisasi operasional dan peningkatan layanan. 

    Tiket.com, misalnya, membangun asisten perjalanan berbasis agentic AI melalui Azure OpenAI Service, yang memungkinkan pengguna melakukan berbagai keperluan perjalanan dengan percakapan bahasa alami mulai dari menambah add-on penerbangan hingga mengelola refund.

    Selain solusi teknologi, Microsoft juga menekankan pentingnya pengembangan talenta AI. Melalui program Microsoft Elevate yang memasuki tahun kedua, perusahaan telah membekali lebih dari 1,2 juta orang dengan literasi AI dan menargetkan sertifikasi 500.000 talenta AI tambahan pada 2026, mencakup pendidik, pemimpin organisasi nirlaba, hingga inovator komunitas.

    Dharma menegaskan kombinasi infrastruktur, solusi AI, dan penguatan talenta menjadi strategi kunci dalam mendorong daya saing Indonesia di era digital.

    “Cloud dan AI bukan lagi sekadar teknologi, keduanya kini menjadi tulang punggung daya saing nasional,” ujarnya.

    Dengan investasi jangka panjang senilai US$1,7 miliar hingga 2028, Microsoft menempatkan Indonesia sebagai pusat pertumbuhan inovasi AI yang aman, inklusif, dan berkelanjutan di kawasan, sekaligus memperkuat ekosistem digital dari lapisan infrastruktur hingga pemberdayaan pengembang.

  • MyRepublic Wajib Gelar Layanan Internet Murah seperti Internet Rakyat WIFI

    MyRepublic Wajib Gelar Layanan Internet Murah seperti Internet Rakyat WIFI

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan para pemenang lelang 1,4 GHz diwajibkan untuk menggelar layanan internet dengan harga terjangkau.

    PT Telemedia Komunikasi Pratama telah terlibat dalam penggelaran Internet Rakyat Rp100.000, sementara itu MyRepublic belum mengumumkan. 

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto mengatakan para pemenang seleksi memiliki kewajiban untuk menyediakan layanan layanan internet dengan harga per bulan yang terjangkau.

    Perluasan layanan internet murah diarahkan ke kelompok masyarakat menengah ke bawah yang jumlahnya mencapai 34,5 juta rumah tangga serta 2,8 juta rumah tangga di segmen low-income dengan pengeluaran telekomunikasi Rp17.000 sampai Rp180.000 per bulan.

    “Ini tidak hanya wajib dilaksanakan oleh PT Telemedia Komunikasi Pratama, namun juga wajib dilaksanakan oleh PT Eka Mas Republik selaku pemenang seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz,” kata Wayan kepada Bisnis, Selasa (25/11/2025).

    Dia mengatakan langkah tersebut salah satu upaya pemerintah menghadirkan internet di rumah dengan kecepatan akses sampai dengan (up to) 100 Mbps dengan harga layanan yang terjangkau dan andal.

    Sebelumnya, Komdigi menargetkan penetrasi internet tetap  berbasis fiber to the home (FTTH) dan fixed wireless access (FWA) dapat menyentuh 30% pada 2026. 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan layanan internet tetap yang stabil dibutuhkan sebagai menjadi fondasi utama pembelajaran digital, serta untuk memberdayakan UMKM. 

    “Jadi FTTH dan FWA tahun depan kita targetkan 30 persen rumah memiliki koneksi tetap. Pendidikan dan UMKM memerlukan koneksi yang lebih secure dan lebih stabil,” kata Meutya.

    Komdigi resmi menutup lelang frekuensi 1,4 GHz dengan PT Telemedia Komunikasi Pratama memenangkan regional I dan PT Eka Mas Republik mendapat regional II dan regional III.

    Dengan berakhirnya lelang ini, Komdigi juga akan berkontribusi terhadap pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp805,5 miliar per tahun, dengan tahun pertama 2x dari angka yang disetorkan. 

    Mengutip laman resmi, Selasa (25/11/2025),  sesuai ketentuan Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) resmi memenangkan lelang regional I yang meliput Pulau Jawa, Maluku, dan Papua. Telemedia menang dengan harga penawaran Rp403,7 miliar.

    Sementara itu Eka Mas Republik, perusahaan telekomunikasi milik Sinar Mas, mendapat regional II dengan harga penawaran Rp308,8 miliar, dan regional III dengan harga penawaran Rp100,8 miliar.

    Adapun regional II meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara, sementara regional III meliputi Kalimantan dan Sulawesi.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) menetapkan kemenangan mereka melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital no.489/2025, 490/2025, dan Kepmen no.491/2025 tanggal 24 November 2025.

    “Penetapan Pemenang Seleksi sebagaimana dimaksud pada angka 2 bersifat final dan mengikat,” tulis Komdigi dalam websitenya.

  • Dampak Internet Rakyat Rp100.000, CELIOS: Persaingan Makin Merata

    Dampak Internet Rakyat Rp100.000, CELIOS: Persaingan Makin Merata

    Bisnis.com, JAKARTA— Ekonom Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai kehadiran layanan Internet Rakyat dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge dapat memberikan dinamika baru bagi persaingan bisnis internet di Indonesia. 

    Menurutnya, hadirnya Internet Rakyat membuka lebih banyak opsi bagi masyarakat dalam mendapatkan layanan internet.

    “Dengan harga yang lebih murah, saya juga melihat pasar akan semakin tidak terkonsentrasi ke satu pemain saja,” kata Huda kepada Bisnis pada Selasa (25/11/2025).

    Huda menilai masuknya Surge dapat memicu persaingan harga yang berpotensi memperbaiki struktur pasar internet yang selama ini sangat terkonsentrasi, sekaligus mendorong tarif internet di Indonesia menjadi lebih terjangkau. 

    Dia juga menyoroti kesenjangan harga dan kualitas internet Indonesia yang selama ini tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN. “Selama ini, dibandingkan dengan negara ASEAN, internet Indonesia dibanderol dengan harga paling mahal, tapi kecepatan lelet,” katanya.

    Dari sisi teknologi dan pemerataan infrastruktur, dia menilai ekspansi Surge yang menyasar wilayah Jawa hingga kawasan non-Jawa berpotensi mempercepat distribusi layanan digital. 

    “Saya rasa masuknya Surge dan menyasar ke Jawa dan daerah non Jawa, bisa membuat pembangunan digital semakin merata dan cepat,” katanya.

    Dia menambahkan wilayah Indonesia timur yang selama ini didominasi operator pelat merah kini memiliki alternatif layanan dengan harga lebih kompetitif. 

    “Memang ada teknologi satelit milik starlink, tapi harganya jauh lebih mahal. Masuknya Surge ke pasar Indonesia Timur saya rasa bisa menjembatani kebutuhan internet dan kemampuan masyarakat yang terbatas,” ungkapnya. 

    Sebelumnya, pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala menilai Internet Rakyat masih bersifat solusi sementara. Menurutnya, meski harga murah mampu meningkatkan minat masyarakat, hal itu tidak serta-merta menjamin kualitas dan keberlanjutan bisnis. Dia menyebut pengembalian investasi dan kesiapan teknologi menjadi tantangan signifikan bagi model layanan bersubsidi atau berbiaya rendah.

    “Pengembalian investasinya berikut teknologi kedepannya menjadi tantangan tidak mudah [bisa saja penyesuain tarif atau ada subsidi dari regulatornya] sehingga bisa bertahan dengan program dan komitmennya,” kata Kamilov kepada Bisnis pada Kamis (20/11/2025).

    Dia menilai tarif murah pada layanan Fixed Wireless Access (FWA) seperti Internet Rakyat merupakan strategi promosi yang seharusnya dibatasi waktu. Meski demikian, layanan ini tetap berpotensi mendukung pemerataan akses internet di area yang belum tersentuh jaringan fiber. “Untuk pemerataan akses internet dapat membantu wilayah non-fiber tetapi berapa lama bisa bertahannya [penting dukungan Komdigi],” ujarnya.

    Kamilov juga memprediksi persaingan layanan FWA tidak akan terasa signifikan dalam satu hingga dua tahun ke depan, tetapi kompetisi akan menguat di sektor penyedia layanan internet (ISP). Dia menilai pengembangan investasi digital ke depan membutuhkan kolaborasi multipihak antara penyedia layanan, pemerintah daerah, Komdigi, dan kementerian/lembaga lain.

    “Model investasi kedepannya penting peran komdigi dan pemda bersama danantara kolaborasi, agar kesediaan infrastruktur 5G FWA menjadi nyata,” ujarnya.

    Internet Rakyat sendiri merupakan layanan internet berbasis jaringan 5G FWA dengan kecepatan 100 Mbps yang dibanderol sekitar Rp100.000 per bulan. Layanan yang dihadirkan Surge ini tersedia di beberapa wilayah, termasuk Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

    Untuk menggunakan layanan tersebut, masyarakat perlu melakukan pra-registrasi melalui laman resmi Internet Rakyat, mengisi data pribadi seperti nama, email, nomor ponsel, dan alamat domisili, serta menandai lokasi tempat tinggal di peta.

    Selain Internet Rakyat, Surge mengoperasikan Starlite, layanan internet berbasis Wi-Fi dan FWA untuk segmen rumah tangga, sekolah, komunitas, hingga pelaku usaha. 

    Starlite sebelumnya meluncurkan jaringan Wi-Fi 7 pertama di Indonesia dengan kecepatan hingga 2 Gbps. Layanan ini menawarkan paket 200 Mbps seharga Rp100.000 per bulan tanpa FUP, sudah termasuk sewa modem, PPN, pemasangan gratis, dan gratis bulan pertama.

    Untuk kebutuhan bandwidth lebih besar, tersedia paket 500 Mbps seharga Rp250.000 per bulan, sementara layanan premium Wi-Fi 7 berkecepatan hingga 2 Gbps ditujukan bagi institusi pendidikan dan jaringan berskala besar.

  • Telkomsel Kuasai 67% Pasar Fixed Broadband RI

    Telkomsel Kuasai 67% Pasar Fixed Broadband RI

    Bisnis.com, JAKARTA— Laporan terbaru OpenSignal mengungkap Telkomsel menjadi pemimpin di pasar fixed broadband Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 67%. 

    Dominasi tersebut diperoleh melalui layanan xDSL dan fiber yang beroperasi di bawah merek IndiHome, serta layanan Fixed Wireless Access (FWA) Orbit yang memperluas jangkauan Telkomsel hingga ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau infrastruktur kabel.

    Posisi ini menempatkan Telkomsel sebagai operator dengan cakupan wilayah dan populasi terbesar untuk layanan internet tetap di Indonesia.

    Di bawah Telkomsel, Indonesia Comnets Plus (ICON+) berada di posisi kedua dengan pangsa pasar sekitar 9%, disusul MyRepublic yang menguasai sekitar 6,5%. Sementara itu, XLSMART yang merupakan hasil penggabungan XL dan Smartfren mengantongi lebih dari 6% pangsa pasar dan menjadi pemain yang kian diperhitungkan di industri fixed broadband.

    Data TeleGeography menunjukkan layanan internet berbasis fiber terus mendominasi, mencapai hampir 89% dari total pelanggan broadband tetap. 

    Sementara itu, teknologi lama seperti xDSL dan kabel terus kehilangan relevansi di pasar domestik. Namun, meski pertumbuhan fiber kuat, penetrasi broadband tetap secara keseluruhan masih tergolong rendah yakni sedikit di atas 20% per Juni 2025. 

    Tantangan geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau menyebabkan pembangunan jaringan kabel menjadi lebih sulit dan mahal sehingga memperlambat penetrasi layanan internet tetap.

    Untuk menutup kesenjangan konektivitas di daerah pelosok, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong pengembangan layanan 5G Fixed Wireless Access (FWA). Blok 80 MHz di pita 1,4 GHz telah dialokasikan untuk tujuan ini, dengan Surge dan MyRepublic memenangkan lisensi regional dalam proses lelang.

    OpenSignal melaporkan sejumlah operator pun semakin agresif mengembangkan layanan FWA mereka. Indosat memperpanjang kerja sama dengan Nokia melalui implementasi solusi FWA FastMile di wilayah strategis, sementara Nokia juga bekerja sama dengan SURGE dan OREX SAI untuk menghadirkan layanan FWA 5G berbiaya terjangkau. XLSMART, di sisi lain, memperluas layanan FWA 4G ke sejumlah wilayah di Indonesia Timur.

    Meski dianggap sebagai solusi efektif untuk daerah yang belum terlayani jaringan kabel, adopsi FWA dinilai masih lambat, terutama karena harga paket dan perangkat yang relatif tinggi. Selain FWA, layanan satelit Starlink juga muncul sebagai ‘pengganggu’ besar di pasar broadband Indonesia. 

    Penjualannya meningkat sangat cepat hingga sempat memaksa perusahaan menghentikan pendaftaran baru sementara waktu. Starlink terutama populer di daerah pedesaan dan terpencil, di mana layanan berbasis satelit mampu memberikan akses internet yang stabil tanpa perlu infrastruktur kabel. Namun, tingginya harga perangkat dan paket data tetap menjadi tantangan untuk adopsi massal di Indonesia.

  • KPPU Pelototi Layanan Internet Satelit Langsung Terhubung ke Smartphone

    KPPU Pelototi Layanan Internet Satelit Langsung Terhubung ke Smartphone

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah mendalami mengenai teknologi Non-Terrestrial Network (NTN) direct-to-device (D2D) berbasis satelit dan dampaknya terhadap persaingan di industri telekomunikasi.

    Diketahui, NTN D2D adalah teknologi yang memungkinkan perangkat seluler seperti ponsel atau laptop terhubung langsung ke satelit tanpa bergantung pada menara Base Transceiver Station (BTS).

    Teknologi ini bertujuan untuk memperluas akses konektivitas digital ke wilayah terpencil, perbatasan, dan perairan yang sulit dijangkau oleh jaringan darat .

    NTN D2D memanfaatkan pita frekuensi seperti 2 GHz untuk komunikasi langsung antara perangkat dan satelit, mirip dengan layanan Direct to Cell milik Starlink.

    Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Fanshurullah Asa mengatakan teknologi NTN D2D merupakan suatu keniscayaan dalam perkembangan telekomunikasi.

    KPPU menaruh perhatian pada teknologi dengan terus melakukan pemantauan dan pengumpulan data terkait dampak dari teknologi tersebut terhadap persaingan di industri telekomunikasi.  

    “Saat ini KPPU masih terus melakukan monitoring dan pengumpulan data,” kata lelaki yang akrab disapa Ifan dikutip Selasa (25/11/2025). 

    Ifan menambahkan dalam menetapkan sebuah teknologi sebagai pelanggaran persaingan, KPPU membutuhkan bukti yang kuat.

    Misalnya, perihal predatory pricing, perusahaan satelit yang menggelar layanan harus terbukti jual rugi (below cost) dan ada niat untuk menyingkirkan pesaing (eliminatory intent). 

    Ifan mengatakan jika perusahaan satelit memberikan promo untuk mendorong penetrasi pasar jangka pendek, KPPU masih memperbolehkan.

    “Namun, jika ini berlangsung terus-menerus hingga pesaing mati, dan kemudian harga dinaikkan (monopoli), maka KPPU akan bertindak tegas,” ungkap Ifan. 

    Saat ini, lanjut Ifan, KPPU menerima masukan dari berbagai pihak dan akan melakukan kajian mendalam pasca Kementerian Komdigi melakukan konsultasi publik.

    Ifan menemukan kekhawatiran di pasar ketika perangkat NTN D2D didiskon besar-besaran sehingga harganya menjadi sangat rendah dibandingkan biaya wajar penyedia VSAT lokal atau layanan internet lainnya.

    Sebelumnya, KPPU juga telah menerbitkan surat tentang Saran Pertimbangan Kajian Industri Penyedia Jasa Internet kepada Presiden RI. Kajian tersebut mengungkap struktur pasar internet Indonesia yang oligopolistik dan potensi distorsi akibat masuknya teknologi LEO yang beroperasi tanpa integrasi dengan ekosistem nasional.

    KPPU menemukan, teknologi LEO, termasuk layanan NTN D2D, memiliki kemampuan memberikan layanan langsung ke perangkat tanpa perantara infrastruktur nasional.

    Dengan hadirnya HP Satelit, kemampuan tersebut berpotensi meningkat menjadi integrasi vertikal penuh dari perangkat hingga layanan yang mengunci pasar, menggeser pelaku industri nasional, dan menggerakkan perilaku konsumen.

    Sementara itu Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengonfirmasi teknologi satelit yang dapat langsung terhubung ke ponsel atau direct-to-device (D2D) saat ini masih dalam tahap kajian awal. 

    Dikutip dari laman resmi pada 21 Oktober 2025, Komdigi telah mengundang partisipasi publik dalam konsultasi atas dokumen Call for Information (CFI) Kajian Regulasi dan Kebijakan Potensi Implementasi Teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) dan Air-to-Ground (A2G) di pita frekuensi 2 GHz. 

    Kajian ini disusun oleh Direktorat Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital, Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital. 

    Melalui konsultasi tersebut, Komdigi bertujuan menjaring masukan, data, dan praktik terbaik dari berbagai pemangku kepentingan mengenai pemanfaatan pita frekuensi 2 GHz untuk pengembangan layanan komunikasi berbasis satelit dan udara.

  • Registrasi Kartu Sim Pakai Biometrik, Tanggung Jawab Pengelola Data Disorot

    Registrasi Kartu Sim Pakai Biometrik, Tanggung Jawab Pengelola Data Disorot

    Bisnis.com, JAKARTA— Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) meminta pemerintah memperjelas kewajiban pengelola data jika sistem registrasi kartu SIM dengan biometrik diterapkan. 

    Ketua Umum Mastel Sarwoto Atmosutarno mengatakan data biometrik merupakan jenis data pribadi spesifik yang diatur dalam UU Nomor 27/2022 tentang Pelindungan Data Pribadi, dan selalu memiliki risiko untuk disalahgunakan.

    “Oleh karena itu pemanfaatan biometrik dalam registrasi SIM harus dibuat ketentuan yang jelas siapa pengendali data dan siapa pemroses data yang paling bertanggung jawab terhadap penyalahgunaan data pribadi spesifik tersebut,” kata Sarwoto kepada Bisnis pada Selasa (25/11/2025). 

    Sarwoto menambahkan, Mastel berharap regulasi baru nantinya mengatur secara spesifik hak dan kewajiban pengendali dan pemroses data, termasuk mekanisme pengawasan.

    “Juga perlu dibuat mekanismenya dan sistem pendukungnya,” katanya.

    Dia juga menyoroti pentingnya pembaruan Central Equipment Identity Register (CEIR) sebagai bagian dari penguatan perlindungan data biometrik.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah menyusun aturan baru terkait registrasi kartu SIM yang masuk dalam Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang Registrasi Pelanggan Jasa Telekomunikasi Melalui Jaringan Bergerak Seluler.

    Regulasi ini disusun sebagai respons terhadap maraknya penyalahgunaan identitas pada registrasi kartu seluler, seperti penyebaran hoaks, judi online, SMS spam, hingga penipuan. Selama ini, proses registrasi mengacu pada Peraturan Menteri Kominfo No. 5/2021 yang mewajibkan penggunaan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Nomor Kartu Keluarga (KK).

    Dalam catatan Komdigi, penyalahgunaan NIK dan KK untuk pendaftaran nomor seluler tanpa hak terjadi bertahun-tahun dan kerap digunakan untuk aktivitas ilegal. Karena itu, pemerintah menilai perlu ada penyempurnaan mekanisme registrasi agar lebih valid, aman, dan efektif.

    Melalui aturan baru ini, registrasi pelanggan seluler baik prabayar maupun pascabayar akan mewajibkan pencantuman NIK, nomor pelanggan (MSISDN), serta data biometrik berupa pengenalan wajah (face recognition). Untuk calon pelanggan di bawah usia 17 tahun yang belum memiliki KTP elektronik, verifikasi akan menggunakan NIK dan biometrik kepala keluarga.

    RPM tersebut juga mengatur kewajiban registrasi bagi pengguna eSIM, yang harus tetap melalui verifikasi biometrik. Selain itu, Komdigi menyusun ketentuan terkait keamanan data, perlindungan nomor pelanggan, mekanisme pengawasan, pengendalian, serta masa transisi.

    Penerapan regulasi dilakukan bertahap. Selama satu tahun sejak aturan diundangkan, registrasi masih bisa menggunakan NIK dan KK, sementara biometrik bersifat opsional. Setelah masa transisi, biometrik wajah akan menjadi wajib untuk registrasi baru.

    Pelanggan lama yang sudah terdaftar dengan NIK dan KK tidak diwajibkan mendaftar ulang, meski diperbolehkan memperbarui data mereka.

    Komdigi menegaskan penyusunan regulasi dilakukan sesuai amanat Undang-Undang Administrasi Pemerintahan yang mewajibkan sosialisasi dan ruang masukan publik sebelum aturan ditetapkan. Pemerintah mengundang masyarakat untuk memberi masukan terhadap RPM Registrasi Pelanggan pada 17–26 November 2025 melalui email resmi: kejasatel@mail.komdigi.go.id.