Category: Bisnis.com Tekno

  • Ilmuwan AS Bikin Teknologi Anti Tabrakan Pada Satelit

    Ilmuwan AS Bikin Teknologi Anti Tabrakan Pada Satelit

    Bisnis.com, JAKARTA — Ilmuwan asal Amerika Serikat (AS) menciptakan teknologi anti-tabrakan bagi satelit yang bernama Extremely Low Resource Optical Identifier atau ELROI.

    Laboratorium Nasional Los Alamos (LANL) menciptakan alat tersebut seiring dengan ruang angkasa yang semakin padat setiap harinya. Pasalnya, ada lebih dari 11.000 satelit aktif dan hampir 40.000 serpihan di orbit bumi rendah, sehingga berpotensi timbul tabrakan antar-satelit.

    Ilmuwan di Los Alamos sekaligus pimpinan proyek ELROI, David Palmer mengatakan dengan semua objek ini terbang dengan kecepatan lebih dari 17.000 mil per jam, sangat penting untuk menghindari tabrakan.

    “Ketika dua objek antariksa bertabrakan, mereka dapat melepaskan ribuan pecahan, yang masing-masing dapat mengenai objek lain, menyebabkan reaksi berantai yang dapat memenuhi ruang orbit dengan puing-puing dan menghancurkan sistem satelit yang kita andalkan,” ujar David melalui situs resmi LANL dikutip Minggu (23/2/2025).

    Saat ini, organisasi seperti US Space Force dan berbagai perusahaan komersial memantau langit dengan teleskop dan radar. Jika dua satelit berisiko bertabrakan, mereka memperingatkan operator satelit. Namun, tantangannya adalah mengidentifikasi satelit yang dimaksud, terutama saat satu peluncuran membawa ratusan satelit sekaligus.

    Bagi teleskop dan radar, satelit hanya terlihat sebagai titik cahaya, tanpa informasi spesifik tentang identitasnya. Proses identifikasi bisa memakan waktu berminggu-minggu, dan jika satelit melenceng dari orbit yang diperkirakan, ada kemungkinan satelit tersebut salah diidentifikasi atau bahkan hilang.

    Oleh sebab itu, ELROI hadir sebagai solusi praktis untuk masalah ini. Perangkat ini berupa lampu kecil yang dapat dipasang di satelit, yang akan berkedip dan mengirimkan kode unik layaknya ‘pelat nomor kendaraan’ di luar angkasa. 

    Meskipun hanya secerah LED rumah tangga, ELROI menggunakan algoritma canggih yang memungkinkan sinyalnya terdeteksi teleskop kecil dari jarak ribuan kilometer.

    Perangkat ini berdaya rendah, dengan sumber energi dari sel surya mini dan baterai isi ulang setebal beberapa milimeter. Seluruh sistem berukuran hanya sebesar perangko, memungkinkan pemasangan yang mudah di luar satelit tanpa perlu perawatan lebih lanjut.

    Teknologi ini telah diuji dalam dua peluncuran pada 2024. Dalam kedua uji coba, ELROI berhasil mengidentifikasi satelit hanya dalam waktu 48 jam, bahkan sebelum operator mengetahui satelit mana yang membawa perangkat tersebut.

    “Pada peluncuran kedua, ada delapan objek di luar angkasa, tetapi tidak seorang pun tahu objek mana yang mana. Saya mengamati kedelapan objek tersebut saat melewati teleskop kami, dan dalam waktu 48 jam, saya memperoleh data yang mengidentifikasi satelit pembawa ELROI,” kata Palmer.

    Dengan ELROI, komunitas penelitian antariksa kini memiliki alat yang andal untuk mengidentifikasi satelit dengan cepat, mengurangi risiko tabrakan, dan memperpanjang masa pakai satelit di tengah orbit bumi yang semakin padat.

  • Spektrum Merger XL – Smartfren, Komdigi: Kemungkinan Ada yang Dikembalikan

    Spektrum Merger XL – Smartfren, Komdigi: Kemungkinan Ada yang Dikembalikan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) berencana untuk menarik sebagian spektrum frekuensi hasil merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN).

    “Kemungkinan sih ada yang dikembalikan (spektrum frekuensinya), tapi kita lihat dulu seperti apa. Kalau dikembalikan itu ternyata tidak memiliki value misalnya dari sisi frekuensinya. Kemudian kita akan ada potensi kehilangan dari BHP (Biaya Hak Penggunaan) frekuensi. Ya jangan diambil,” ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto dilansir dari Antara, Minggu (23/2/2025)

    Diketahui, spektrum frekuensi merupakan nadi bagi bisnis operator seluler. Perusahaan telekomunikasi yang memiliki spektrum frekuensi lebar, dapat menghadirkan layanan internet yang lebih optimal kepada pelanggan, termasuk untuk 5G. 

    PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (XLSmart), entitas hasil merger XL Axiata dan Smartfren, diperkirakan mengoperasikan spektrum frekuensi sebesar 152 MHz untuk melayani 94,5 juta pelanggan.  

    Spektrum frekuensi tersebut berasal dari 90 MHz milik XL Axiata (15 MHz/900 MHz, 45 MHz/1800 MHz, dan 30 MHz/2100 MHz) dan 62 MHz milik Smartfren (22 MHz/850 MHz dan 40 MHz/ 2300 MHz). Jumlah tersebut masih berpotensi berubah karena harus melalui perhitungan terlebih dahulu oleh regulator Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).  

    Adapun jika dibandingkan dengan perusahaan hasil merger Indosat-Tri Indonesia, Indosat Ooredoo Hutchison yang total menggunakan spektrum frekuensi sebesar 135 MHz, maka jumlah spektrum frekuensi tersebut lebih besar 17 MHz, dengan jumlah pelanggan terlayani XLSmart lebih sedikit. 

    Wayan menyebutkan bahwa Kementerian Komdigi sebenarnya saat ini tengah mengkaji merger XL Axiata dan Smartfren secara keseluruhan termasuk di antaranya terkait dengan rencana pemanfaatan frekuensi yang sudah disiapkan oleh pihak operator seluler.

    Sementara itu, Bos Sinar Mas Group Franky O. Widjaja membeberkan target merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) rampung pada April 2025.

    Franky menuturkan pihaknya saat ini tengah mengurus proses merger tersebut dengan otoritas terkait, termasuk di dalamnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).

    “Lagi proses mudah-mudahan bisa sesuai jadwal targetnya April ini,” kata Franky kepada Bisnis, Selasa (18/2/2025).

    Franky berharap lewat merger ini kinerja perusahaan bisa lebih efisien mendatang. Hanya saja, dia enggan berkomentar banyak ihwal target pendapatan dan laba dari perusahaan hasil peleburan tersebut.

    Menurut dia, peleburan perusahaan telekomunikasi tersebut bakal berdampak positif pada kinerja jangka panjang dan efisiensi operasional nantinya.

    “Kita bisa lihat yang di Malaysia, Thailand di Indonesia itu kan semuanya membaik saya rasa begitu,” kata dia.

    Sebelumnya diketahui pada Desember 2024, para pemegang saham XL Axiata dan Smartfren sepakat untuk menggabungkan anak usaha mereka yang kelak menjadi entitas baru bernama XLSmart.
    Kesepakatan tersebut terjadi usai penandatanganan perjanjian definitif untuk usulan penggabungan dengan nilai perusahaan pra-sinergi gabungan sebesar Rp 104 triliun atau setara 6,5 miliar dolar AS.

  • OpenAI Tutup Akun Pengguna di China, Diduga Pakai AI untuk Manipulasi Opini

    OpenAI Tutup Akun Pengguna di China, Diduga Pakai AI untuk Manipulasi Opini

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI, laboratorium penelitian kecerdasan buatan, telah menutup akun pengguna dari China dan Korea Utara yang diduga memanfaatkan teknologi perusahaan untuk tujuan jahat, termasuk operasi surveilans dan manipulasi opini. 

    Dalam laporannya, Minggu (23/2/2025),  OpenAI menyebut aktivitas tersebut sebagai cara rezim otoriter memanfaatkan AI untuk melawan AS sekaligus mengontrol warga mereka sendiri. OpenAI menegaskan langkah ini diambil untuk mencegah penyalahgunaan teknologi. Sayangnya, OpenAI tidak mengungkapkan jumlah akun yang telah diblokir atau berapa lama tindakan ini berlangsung.

    Reuters melaporkan, dalam satu kasus, pengguna ChatGPT di China menggunakan teknologi ini untuk membuat artikel berita dalam bahasa Spanyol yang berisi narasi negatif tentang Amerika Serikat. Artikel-artikel tersebut kemudian dipublikasikan di berbagai media arus utama di Amerika Latin dengan bahasa Mandarin daring milik perusahaan tersebut.

    Sementara itu, di Korea Utara, menurut laporan Times of India, OpenAI menemukan akun yang membuat profil dan resume palsu menggunakan AI untuk melamar pekerjaan di perusahaan Barat. Tujuannya diduga menyusup ke industri strategis atau mencuri data sensitif. 

    Kemudian ada juga kelompok di Kamboja yang memanfaatkan ChatGPT untuk menerjemahkan dan membuat komentar massal di platform seperti X (Twitter) dan Facebook guna mendukung skema penipuan finansial. 

    OpenAI dalam jalur meluncurkan model terbaru o3 dan o3-mini. Melansir dari The Verge, OpenAI mengumumkan bahwa pengujian keamanan akan dilakukan terlebih dahulu melalui aplikasi yang diterima dari komunitas penelitian. Tanggal rilis publik model ini pun belum ditentukan.

    Model-model ini adalah bagian dari evolusi OpenAI setelah peluncuran o1 pada bulan September. Menariknya, OpenAI melewati seri o2 dan meluncurkan o3, dengan alasan untuk menghindari kebingungan merek dengan perusahaan telekomunikasi Inggris yang bernama O2.

    Model penalaran baru ini merujuk pada kemampuan mesin untuk memecah instruksi menjadi tugas-tugas lebih kecil dan menghasilkan hasil yang lebih kuat. 

    Berbeda dari model-model sebelumnya, seri o3 dan o3-mini akan memberikan penjelasan yang lebih transparan tentang bagaimana mereka menghasilkan jawaban.

    Menurut OpenAI, o3 telah melampaui rekor kinerja model-model sebelumnya. Dalam uji kode, o3 mencatatkan peningkatan sebesar 22,8% dibandingkan dengan model pendahulunya. Selain itu, model ini juga berhasil mengalahkan Kepala Ilmuwan OpenAI dalam pemrograman kompetitif. 

    Dalam kompetisi matematika tingkat tinggi, o3 hampir meraih kemenangan, hanya gagal menjawab satu pertanyaan, dan memperoleh 87,7% dalam uji masalah sains tingkat ahli.

    Terlebih lagi pada tantangan matematika dan penalaran yang umumnya membuat AI kesulitan, o3 mampu menyelesaikan 25,2% pertanyaan dan melampaui model lainnya yang hanya berhasil menyelesaikan 2%.

  • Jensen Huang Sebut DeepSeek Percepat Adopsi AI, Untungkan Nvidia

    Jensen Huang Sebut DeepSeek Percepat Adopsi AI, Untungkan Nvidia

    Bisnis.com, JAKARTA — Pendiri dan CEO Nvidia Jensen Huang menyatakan pasar keliru menilai kemajuan teknologi DeepSeek serta potensi dampak negatifnya terhadap bisnis pembuat chip tersebut.

    Sebaliknya, Jensen menyebut model penalaran open source R1 buatan DeepSeek sebagai hal yang sangat menarik dan memberi keuntungan bagi perusahaan.

    Jensen mengatakan pasar merespons R1 seolah-olah teknologi AI sudah selesai dan manusia tidak membutuhkan lagi komputasi karena DeepSeek dapat menghadirkan efisiensi. Padahal, yang terjadi adalah sebaliknya. 

    Dengan kehadiran DeepSeek, adopsi dan penetrasi AI makin cepat, bukan menghapus kebutuhan seperti yang diproduksi Nvidia. 

    “R1 membuat semua pihak menyadari bahwa model AI bisa jauh lebih efisien dari perkiraan sebelumnya. Ini memperluas sekaligus mempercepat adopsi AI,” kata Jensen, dilansir dari Techcrunch Minggu (23/2/2025).

    Jensen mengatakan R1 menunjukkan AI dapat dijalankan dengan sumber daya lebih hemat, memungkinkan perusahaan kecil dan startup mengembangkan aplikasi AI tanpa investasi infrastruktur besar. Ini memperluas basis pengguna AI di berbagai sektor

    Meski pra-pelatihan (pre-training) lebih efisien, proses pasca-pelatihan (reasoning) tetap membutuhkan daya komputasi tinggi. Huang menekankan penalaran adalah tahap yang sangat intensif komputasi, area di mana chip Nvidia tetap dominan. 

    R1 memicu persaingan untuk mengembangkan model lebih efisien, yang justru meningkatkan permintaan solusi komputasi canggih. Huang menyebut ini sebagai bahan bakar pertumbuhan pasar AI. Nvidia berperan sebagai penyedia infrastruktur kunci dalam hal ini. 

    Pujian juga kepada DeepSeek juga pernah dilontarkan oleh CEO OpenAI Sam Altman, yang menilai kecerdasan buatan (AI) R1 dari startup AI China, DeepSeek, sebagai sebuah terobosan mengesankan.

    Namun dirinya tetap menegaskan bahwa kekuatan komputasi yang lebih besar adalah elemen fundamental dalam kesuksesan OpenAI.

    DeepSeek, model AI berbiaya rendah asal China, menjadi sorotan global bulan lalu setelah merilis sebuah laporan yang mengungkapkan bahwa pelatihan model DeepSeek-V3 hanya membutuhkan dana kurang dari US$6 juta dengan memanfaatkan chip Nvidia H800, yang memiliki kemampuan lebih rendah.

    Model DeepSeek-R1 yang dirilis pekan lalu disebut 20 hingga 50 kali lebih hemat biaya dibandingkan model o1 milik OpenAI, bergantung pada jenis tugas yang dilakukan, menurut pernyataan resmi di akun WeChat DeepSeek.

    “Model R1 DeepSeek benar-benar mengesankan, terutama dalam apa yang mereka capai dengan biaya yang sangat rendah,” ujar Altman di platform X.

    Ilustrasi kecerdasan buatanPerbesar

    Altman menambahkan, OpenAI tetap fokus melanjutkan peta jalan penelitian dan yakin bahwa peningkatan kekuatan komputasi sekarang lebih penting daripada sebelumnya untuk mencapai tujuan perusahaan.

    Dalam perkembangannya, DeepSeek tengah mempertimbangkan pendanaan eksternal untuk pertama kalinya setelah mengalami lonjakan permintaan yang signifikan terhadap model kecerdasan buatannya.

    Melansir dari Reuters, Kamis (20/2/2025) DeepSeek menarik minat dari sejumlah investor besar, termasuk Alibaba dan dana negara seperti China Investment Corp dan National Social Security Fund.

    Pada bulan Januari, DeepSeek mengejutkan industri teknologi dengan meluncurkan model AI berbiaya rendah yang diyakini mampu menyamai atau bahkan mengungguli model-model AI yang dikembangkan oleh pesaing Barat, namun dengan biaya yang jauh lebih murah. 

    Model ini menimbulkan keraguan tentang keunggulan Amerika Serikat dalam perlombaan global untuk mendominasi teknologi kecerdasan buatan.

    Akan tetapi, dengan lonjakan permintaan yang terjadi sejak peluncuran, DeepSeek kini menghadapi tantangan besar dalam hal infrastruktur. Startup ini mengalami pemadaman listrik akibat kebutuhan akan chip dan server AI yang lebih banyak untuk menangani penggunaan yang terus berkembang. 

    Untuk mendukung pengembangan model AI yang semakin kompleks dan menghadapi permintaan yang semakin tinggi, perusahaan kini mempertimbangkan untuk mencari pendanaan eksternal guna memperkuat kapasitas dan infrastrukturnya.

  • Bursa Kripto Bybit Diduga Diretas Hacker Korea Utara yang Didanai Negara

    Bursa Kripto Bybit Diduga Diretas Hacker Korea Utara yang Didanai Negara

    Bisnis.com, JAKARTA – Bursa kripto Bybit diduga diretas oleh komplotan peretas yang berasal dari Korea Utara yang disinyalir didanai oleh negara.

    Dilansir dari CNBC.com, Kepala Ilmuwan Elliptic, Tom Robinson menghubungkan serangan peretasan Bursa kripto Bybitdengan Lazarus Group dari Korea Utara, sebuah kolektif peretas yang disponsori negara yang terkenal karena menyedot miliaran dolar dari industri mata uang kripto.

    Kelompok ini dikenal karena mengeksploitasi kerentanan keamanan untuk mendanai rezim Korea Utara, sering kali menggunakan metode pencucian uang yang canggih untuk mengaburkan aliran dana.

    “Kami telah memberi label alamat pencuri di perangkat lunak kami, untuk membantu mencegah dana ini dicairkan melalui bursa lain,” kata Tom Robinson dikutip dari CNBC.com pada Sabtu (22/2/2025).

    Riwayat Lazarus Group dalam menargetkan platform kripto dimulai pada 2017, ketika kelompok tersebut menyusup ke empat bursa Korea Selatan dan mencuri bitcoin senilai $200 juta.

    Saat lembaga penegak hukum dan firma pelacakan kripto berupaya melacak aset yang dicuri, para pakar industri memperingatkan bahwa pencurian skala besar tetap menjadi risiko mendasar.

    “Semakin sulit kita mendapatkan keuntungan dari kejahatan seperti ini, semakin jarang kejahatan itu terjadi,” kata Robinson.

    Sebelumnya, Chief Executive Officer Bybit, Ben Zhou menuturkan seorang peretas mengambil kendali salah satu dompet Ethereum offline Bybit. Diperkirakan aset senilai US$1,46 miliar atau setara dengan Rp23,8 triliun mengalir keluar dari dompet itu dalam serangkaian transaksi mencurigakan, menurut postingan analis on-chain ZachXBT di Telegram. 

    Firma riset Arkham Intelligence mengkonfirmasi arus keluar sekitar US$1,4 miliar dari bursa Bybit, memposting di X bahwa dana tersebut telah mulai berpindah ke alamat baru, di mana dana tersebut dijual.

    Peretasan tersebut adalah pencurian kripto terbesar yang pernah ada, menurut perusahaan analisis blockchain Elliptic, melampaui US$611 juta yang dicuri dari Poly Network pada 2021. 

    “Ini kemungkinan merupakan insiden terbesar yang pernah ada, bukan hanya kripto,” kata Rob Behnke, salah satu pendiri dan ketua eksekutif perusahaan keamanan blockchain Halborn. 

     

  • Biomass, Satelit Airbus Pesanan Eropa, Siap Meluncur Awal April 2025

    Biomass, Satelit Airbus Pesanan Eropa, Siap Meluncur Awal April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Satelit buatan Airbus untuk Badan Antariksa Eropa (ESA) telah dikirimkan ke Kourou, Guyana Prancis untuk persiapan peluncuran awal April 2025. 

    Kepala Sistem Antariksa di Airbus Defence and Space Alain Fauré mengatakan Biomass, satelit buatan Airbus untuk Badan Antariksa Eropa (ESA), telah meninggalkan Toulouse untuk diangkut melalui jalur laut menuju Kourou, Guyana Prancis, untuk persiapan peluncuran.  

    “Sebagai satelit Earth Explorer, Biomass merupakan misi utama ESA untuk mengukur biomassa hutan dan menilai stok serta aliran karbon di daratan dari ketinggian 666 km di atas permukaan bumi,” kata Alain dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (22/2/2025). 

    Dia menjelaskan lebih lanjut, satelit ini akan membawa radar aperture sintetis P-band pertama di luar angkasa, yang mampu menghasilkan peta biomassa hutan tropis, sedang, dan boreal dengan akurasi tinggi.  

    Teknologi inovatif satelit ini akan memungkinkan para klimatolog menilai stok dan aliran karbon dengan lebih akurat dari luar angkasa serta meningkatkan pemahaman tentang peran hutan dalam mengatur iklim.

    Satelit ini dilengkapi dengan antena lipat berukuran 12×15 meter yang dirancang untuk menangkap data radar aperture sintetis (SAR) yang dipantulkan. Data ini akan digunakan untuk menyusun peta global biomassa hutan tropis, sedang, dan boreal secara akurat. 

    Informasi mengenai perubahan biomassa akibat kehilangan hutan, seperti akibat penebangan atau kebakaran, serta proses regenerasi, tidak dapat diperoleh melalui teknik pengukuran darat.  

    Tim insinyur Airbus dari Stevenage, Inggris, tempat satelit ini dibangun, memimpin kampanye uji coba yang sukses di Toulouse, dengan dukungan rekan-rekan di lokasi serta dari Airbus di Friedrichshafen, Jerman, dan tim industri lainnya. 

    Tim kini akan mempersiapkan fase komisioning dan operasional di orbit, sementara tim terpisah bertanggung jawab atas pengiriman transponder kalibrasi darat yang akan ditempatkan di New Norcia, Australia. Pengembangan dan pengujian satelit Biomass melibatkan lebih dari 50 perusahaan dari 20 negara.  

    Biomass dijadwalkan meluncur pada April 2025 menggunakan roket Vega-C dari Kourou dan akan beroperasi di orbit selama lima tahun.

  • Telkomsel Gelar IBFEST 2025, Dorong AI untuk Masa Depan Digital Indonesia

    Telkomsel Gelar IBFEST 2025, Dorong AI untuk Masa Depan Digital Indonesia

    Bisnis.com, BOGOR – Telkomsel kembali menghadirkan Internet BAIK Series 9, program Corporate Social Responsibility (CSR) tahunan yang bertujuan meningkatkan literasi digital serta mendorong pemanfaatan teknologi secara Bertanggung Jawab, Aman, Inspiratif, dan Kreatif (BAIK).

    Tahun ini, Internet BAIK mengusung konsep festival (Internet BAIK Festival/IBFEST) dengan tema “Ignite Ideas, Unleash Creativity”. Program ini menghadirkan berbagai kegiatan edukatif dan kompetisi yang berfokus pada pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) bagi pelajar SMA/SMK sederajat, sejalan dengan misi Asta Cita pemerintah Republik Indonesia dalam pengembangan sumber daya manusia unggul.

    IBFEST juga mendukung target Kementerian Komunikasi dan Digital dalam mencetak talenta digital nasional guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Nezar Patria, menyatakan, “Transformasi digital di Indonesia berkembang pesat dan menghadirkan banyak peluang kemajuan untuk bangsa kita. Literasi digital kini menjadi kunci utama agar masyarakat Indonesia dapat memanfaatkan teknologi secara bijak, aman, dan produktif. Oleh karena itu, program seperti Internet BAIK Series 9 menjadi relevan dalam mendukung kesiapan masyarakat menghadapi perkembangan AI secara bijak. Melalui kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, komunitas, dan dunia pendidikan, saya yakin kita dapat menciptakan masyarakat digital yang lebih cerdas, beretika, dan bertanggung jawab.”

    Menurut laporan “Agenda Peluang Kecerdasan Artifisial untuk Indonesia Emas 2045” oleh Google, pemanfaatan AI berpotensi meningkatkan keunggulan ekonomi Indonesia hingga Rp2.612 triliun (167 miliar USD) pada 2030, yang setara dengan hampir 13% PDB Indonesia pada 2022.

    Selain itu, disebutkan juga bahwa AI dapat membantu Indonesia mencapai visi Indonesia Emas 2045 dengan meningkatkan produktivitas dan inovasi di berbagai sektor. Teknologi ini dapat mengubah cara bisnis beroperasi, mempercepat penelitian ilmiah, serta mendorong industri menghasilkan karya inovatif.

    Vice President Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono, menyatakan, “Melalui IBFEST, Telkomsel ingin membekali generasi muda dengan keterampilan AI yang aplikatif. Kami percaya bahwa AI bukanlah ancaman yang akan menggantikan peran manusia, melainkan teknologi yang dapat memperkuat kapabilitas dan kreativitas manusia. Kami ingin peserta tidak hanya memahami AI secara teori, tetapi juga menggunakannya secara bertanggung jawab untuk menciptakan solusi nyata yang bermanfaat, baik dalam pengembangan bisnis, penelitian, maupun karya kreatif yang berdampak positif.”

    IBFEST 2025 menawarkan tiga jalur peminatan yang dirancang untuk membantu peserta mengoptimalkan AI sesuai dengan minat mereka:

    Biztech – Menggunakan AI untuk menciptakan solusi bisnis dan sosial melalui riset dan pengembangan produk berbasis teknologi.
    Genius – Memanfaatkan AI dalam penelitian untuk menghasilkan inovasi yang berdampak nyata di berbagai bidang.
    Creativy – Menggabungkan AI dengan seni untuk menciptakan musik, video, dan karya visual yang orisinal serta bermakna.

    Selain kompetisi untuk pelajar, IBFEST juga melibatkan guru dan tenaga pengajar melalui program pelatihan dan sertifikasi AI yang bekerja sama dengan Kuncie, platform pembelajaran digital dari Telkomsel.

    Sebagai bagian dari Telkomsel Jaga Cita – inisiatif Telkomsel untuk menciptakan dampak melalui penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) secara berkelanjutan – Internet BAIK turut mendukung pendidikan yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan di Indonesia.

    Ini khususnya diwujudkan dengan menghadirkan akses dan solusi digital yang memperluas peluang belajar bagi pelajar dan tenaga pendidik bersama platform Telkomsel lainnya, seperti Ilmupedia, Skul.id, Kuncie, dan by.U.

    “Melalui Internet BAIK dan inisiatif Telkomsel Jaga Cita, kami tidak hanya ingin membekali generasi muda dengan keterampilan digital, tetapi juga menginspirasi mereka untuk memanfaatkan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Kami percaya bahwa ekosistem digital yang aman dan inklusif akan mendorong interaksi yang lebih positif serta melahirkan talenta-talenta muda yang siap menjadi agen perubahan bagi masa depan Indonesia,” tambah Saki.

    Sejak diluncurkan pada 2016, program Internet BAIK telah menjangkau lebih dari 21.331 pelajar di 1.484 sekolah, melibatkan lebih dari 9.553 guru, orang tua, dan komunitas di 296 kota/kabupaten, serta melahirkan lebih dari 1.600 Internet BAIK Agents of Change dan 1.100 Digital Creative Content. Melalui IBFEST 2025, Telkomsel berkomitmen untuk semakin memperkuat ekosistem pembelajaran digital dan pemanfaatan AI yang inklusif dan inovatif, sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045.

    IBFEST 2025 resmi dibuka di SMAN 3 Bogor pada 19 Februari 2025. Setelah Bogor, program ini akan mengadakan roadshow ke sejumlah kota lainnya serta membuka akses partisipasi online bagi pelajar SMA/SMK sederajat di seluruh Indonesia.

    Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran, kunjungi internetbaik.id.

  • Respons XL, Moratelindo, dan Biznet soal Mimpi Komdigi Internet Murah 100 Mbps

    Respons XL, Moratelindo, dan Biznet soal Mimpi Komdigi Internet Murah 100 Mbps

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (Moratelindo/MORA), dan PT Supra Primatama Nusantara (Biznet Networks) angkat bicara mengenai rencana pemerintah yang ingin menghadirkan internet rumah dengan kecepatan 100 Mbps seharga Rp100.000. Harga dan kecepatan tersebut di bawah harga termurah yang mereka tawarkan. 

    Dilansir dari laman resmi, harga paket termurah Biznet dibanderol Rp175.000 dengan kecepatan internet 30 Mbps. Sementara itu XL memiliki Paket Value yang dibanderol seharga Rp250.000 untuk kecepatan 75 Mbps, dan Moratelindo melalui Oxygen memiliki paket Stream seharga Rp414.000 untuk kecepatan 75 Mbps. 

    Adapun pemerintah saat ini menggodok seleksi pita 1,4 GHz yang tujuannya untuk menghadirkan layanan internet 100 Mbps dengan harga terjangkau sekitar Rp100.000- Rp150.000.

    Surge menjadi salah satu perusahaan yang bersedia menjawab tantangan internet murah 100 Mbps dengan menawarkan layanan Starlite seharga Rp100.000.

    Sementara itu,  Head of External Communications PT XL Axiata Tbk. Henry Wijayanto mengatakan perusahaan masih mengkaji dan mendalami terkait rencana internet murah Rp100.000 untuk 100 Mbps yang didorong oleh pemerintah. 

    XL mendukung langkah tersebut sebagai upaya pemerataan akses internet rumah. Namun, di sisi lain, tidak dapat dipungkiri bahwa harga yang terlalu murah akan berdampak pada ekosistem industri. 

    “Kami masih mempelajari dan akan mengkaji lebih lanjut serta berkoordinasi dengan pemerintah, mengingat penyediaan internet yang terlalu murah tentu akan berdampak terhadap keberlangsungan ekosistem industri telekomunikasi Indonesia,” kata Henry. 

    Henry menjelaskan selama 2024, XL Axiata berhasil meningkatkan layanan Fiber to the Home (FTTH), dimana  pelanggan fixed broadband (FBB) meningkat lebih dari 300%, dari sebelumnya 235.000 pelanggan pada 2023 menjadi 1,02 juta pelanggan pada 2024. 

    Pekerja memperbaiki kabel internet rumahPerbesar

    Peningkatan ini hasil dari penyelesaian transformasi struktural bisnis layanan FBB melalui akuisisi sebanyak 750.000 pelanggan First Media.

    Sementara itu CEO PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) Jimmy Kadir mengatakan pada prinsipnya perusahaan sangat mengapresiasi dan akan terus mendukung program pemerintah, yang salah satunya program internet murah Rp 100.000 dengan kecepatan 100 Mbps.

    Program ini dapat menjadi peluang bagi Moratel, dalam hal suatu wilayah belum dapat tercover dengan jaringan fiber optik. Penggelaran jaringan di kabel, kata Jimmy, sulit dan lama perizinannya. 

    “Biaya capex dan opexnya mahal,” kata Jimmy kepada Bisnis.

    Dia jua mengatakan namun ini juga dapat menjadi ancaman jika berkompetisi pada wilayah yang telah dilayani Moratel. Karena ini wireless, dengan 1 radio/ BTS dapat mengcover puluhan pelanggan, dan bisa langsung aktivasi sama seperti Bolt zaman dahulu. 

    “Berbeda layanan fixed broadband dengan media kabel serat optik ada keterbatasan pelanggan yang dapat dicover, serta butuh waktu untuk aktivasi layanan,” kata Jimmy.

    Senior Manager Marketing Biznet Adrianto Sulistyo menyambut baik rencana pemerintah yang ingin menghadirkan internet murah 100 Mbps seharga Rp100.000. Namun, menurutnya sejauh pemerintah masih memfokuskan wacana tersebut untuk internet berbasis frekuensi, bukan berbasis internet kabel.

    Biznet berupaya memenuhi kebutuhan internet cepat dengan meningkatkan kapasitas layanan internet yang diberikan kepada pelanggan.

    “Kami mencoba menjawab kebutuhan itu [internet 100 Mbps] dengan memberikan bandwidth yang lebih besar, dengan menaikkan kecepatan dari 50 Mbps menjadi 65 Mbps pada untuk paket seharga Rp250.000,” kata Adrianto, Kamis (20/2/2025).

    Adrianto menambahkan di kota-kota Biznet hadir dengan harga yang lebih terjangkau dengan menghadirkan layanan sebesar Rp175.000 per bulan dengan modem WiFi 5, yang sudah dapat mendukung internet 100 Mbps.

    Biznet membuka peluang untuk meningkatkan lagi bandwidth atau memberikan bandwidth bonus pada periode tertentu.

  • Pakar Sorot Komitmen Pembangunan Calon Peserta Seleksi 1,4 GHz

    Pakar Sorot Komitmen Pembangunan Calon Peserta Seleksi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA — Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang mengizinkan operator jaringan tetap lokal berbasis packet switched (jartaplok) ikut lelang frekuensi 1,4 GHz menuai sorotan. Pemenuhan komitmen penggelaran jaringan perusahaan yang terlibat seleksi perlu dipastikan. 

    Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi meminta agar Komdigi mendalami komitmen perusahaan jartaplok terlibat seleksi, dalam pemenuhan kewajiban pemerataan jaringan lewat infrastruktur serat optik selama ini.

    Menurutnya, penetrasi serat optik rendah karena perusahaan jartaplok tidak memenuhi komitmen pembangunan dan penggelaran jaringan yang mereka kantongi saat mendapat izin. Oleh sebab itu, komdigi diminta untuk memastikan pemenuhan komitmen para peserta terlebih dahulu.

    “Jangan sampai penetrasi broadband Indonesia tertunda hanya karena operator tak memenuhi janji fiber mereka,” kata Heru, Sabtu (22/2/2025).

    Heru menegaskan izin jartaplok semestinya fokus pada pengembangan jaringan fiber optik, bukan spektrum frekuensi. Menurutnya, mayoritas pemegang izin jartaplok belum memenuhi komitmen awal membangun infrastruktur fiber. 

    Kekhawatiran lainnya adalah frekuensi 1,4 GHz akan memiliki Biaya Hak Penggunaan (BHP) lebih murah dibanding frekuensi seluler.

    Heru khawatir hal ini memicu persaingan tidak sehat karea operator jartaplok bisa menawarkan layanan lebih murah tanpa beban BHP tinggi. Sementara itu, operator seluler yang sudah membayar BHP mahal terancam merugi. 

    Heru juga mengingatkan Komdigi untuk belajar dari kasus Natrindo Telepon Seluler (NTS) dan Cyber Access Communication (CAC).

    NTS merupakan pengelola frekuensi Axis bangkrut. Perusahaan beroperasi di Indonesia hingga akhirnya pada 2012 dijual ke XL Axiata. Sementara itu CAC sempat memegang frekuensi 2100/1800 MHz, terpaksa menjual saham ke Hutchison Telecom (2006) akibat lemahnya modal. 

    “Frekuensi jangan sampai dikuasai perusahaan yang hanya ingin mempercantik laporan keuangan lalu dijual,” kata Heru. 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan seleksi pita frekuensi 1,4 GHz saat ini telah masuk pada tahap finalisasi. Pemerintah dalam jalur menghadirkan layanan internet tetap (fixed broadband) yang terjangkau bagi masyarakat.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto mengatakan dalam merealisasikan internet cepat terjangkau Komdigi membuka ruang sebesar-besarnya kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk turut berkontribusi dalam mempercepat penetrasi layanan fixed broadband di Indonesia. 

    Untuk kriteria peserta seleksi pita frekuensi 1,4 GHz akan ditentukan kemudian di dalam Dokumen Seleksi. Namun dipastikan selam mengantongi izin jaringan tetap lokal berbasis packet switched (jartaplok), perusahaan telekomunikasi dapat terlibat.

    “Saat ini proses penyusunan masuk pada tahap finalisasi regulasi setelah menggelar konsultasi publik pada 17 Januari-2 Februari 2025,” kata Wayan kepada Bisnis, dikutip Sabtu (22/2/2025).

  • Surge (WIFI) Ungkap Asal-usul Internet Murah 100 Mbps Seharga Rp100.000

    Surge (WIFI) Ungkap Asal-usul Internet Murah 100 Mbps Seharga Rp100.000

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (Surge) akan menyediakan layanan internet 100 mbps seharga Rp100.000. Jauh lebih murah dibandingkan dengan paket yang ada saat ini. 

    Untuk diketahui, harga paket internet rumah di Indonesia berkisar Rp250.000-Rp350.000 untuk kecepatan 50 Mbps, adapun menawarkan Mbps yang lebih tinggi dengan harga Rp100.000.

    Dalam keterangan resminya, emiten berkode sama WIFI itu menjelaskan layanan tersebut merupakan pembagian dari kapasitas HUB di Stasiun Cirebon sebesar 200 GB. 

    Dari jumlah tersebut, 100 GB dimanfaatkan untuk penyediaan internet murah untuk masyarakat sekitar.

    Direktur Utama Surge Yune Marketatmo menyebut layanan internet berkecepatan 100 Mbps dengan harga terjangkau senilai Rp100.000 ini diharapkan bisa mempercepat transformasi digital di Indonesia.

    “Kami terus berkomitmen untuk meningkatkan pemerataan akses dan kecepatan internet di Indonesia,” ujar dia dalam siaran pers, Jumat (21/2/2025).

    Sebelumnya, Surge menggandeng Orex Sai, sebuah perusahaan patungan antara NTT DOCOMO dan NEC, bekerja sama mendorong program “Surge-OREX SAI Affordable Internet Disruptive Program”, bertujuan untuk menghadirkan solusi 5G Fixed Wireless Access (“FWA”) berbasis teknologi Open RAN yang transformatif kepada jutaan rumah tangga di Indonesia.

    Surge saat ini memiliki jaringan fiber optic yang membentang di sepanjang rel kereta api di Pulau Jawa. Jaringan tersebut telah dinikmati oleh sekitar 150.000 rumah, dan sedang dalam proses pengembangan.

    Adapun, pengembangan dilakukan untuk menjangkau hingga 5 juta rumah, atau lebih dari 30 kali lipat dari jumlah saat ini, dengan harapan makin banyak masyarakat yang dapat menikmati internet terjangkau berkualitas.

    “Menyediakan internet murah bagi 25 juta masyarakat yang tinggal di sepanjang rel kereta di Pulau Jawa dengan radius 5 km sangatlah realistis,” kata Yune.

    Untuk diketahui, Surge mengoperasikan lebih dari 6.900 km infrastruktur serat optik di sepanjang koridor kereta api, dengan kapasitas 144-core dan hingga 64 Tbps bandwidth.

    Perusahaan juga memiliki jaringan akses FTTH (fiber-to-the-home) yang menjangkau lebih dari 150.000 sambungan broadband dengan tingkat pemanfaatan lebih dari 90%.

    Langkah Surge sejalan dengan komitmen pemerintah yang tengah mendorong internet cepat rumah dengan harga murah. 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) akan menggelara seleksi pita frekuensi 1,4 GHz dengan tujuan menghadirkan layanan internet tetap (fixed broadband) yang terjangkau bagi masyarakat.

    Inisiatif ini diharapkan dapat menyediakan akses internet cepat di perumahan dengan biaya yang ramah di kantong, alih-alih mengejar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang lebih tinggi.

    Komdigi memperkirakan harga layanan internet rumah yang hadir dari layanan internet cepat nirkabel atau broadband wireless acces (BWA) pita 1,4 GHz ini sekitar Rp100.000-Rp150.000 per bulan untuk kecepatan 100 Mbps.

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi, Wayan Toni Supriyanto mengatakan dalam merealisasikan harapan tersebut Komdigi membuka ruang sebesar-besarnya kepada para penyelenggara telekomunikasi untuk turut berkontribusi dalam mempercepat penetrasi layanan fixed broadband di Indonesia. 

    Untuk kriteria peserta seleksi pita frekuensi 1,4 GHz akan ditentukan kemudian di dalam Dokumen Seleksi. 

    “Dengan berpegang pada tujuan bahwa layanan internet murah ini yaitu hanya untuk layanan Internet yang sifat penerimaannya adalah tetap, seperti misalnya di rumah-rumah, sekolah, puskesmas, dan lain-lain,” kata Wayan.