Category: Bisnis.com Tekno

  • Ketersediaan Jaringan dan Spektrum jadi Hambatan

    Ketersediaan Jaringan dan Spektrum jadi Hambatan

    Bisnis.com, JAKARTA — Lambatnya adopsi teknologi 5G di Tanah Air disinyalir akibat jaringan yang digelar oleh operator seluler masih terbatas dan kurangnya dukungan spektrum frekuensi. 

    Laporan Counterpoint Research mencatat adopsi smartphone 5G di Indonesia masih berjalan lambat. 

    Pada kuartal III/2025, pengiriman perangkat 5G hanya mencapai 35% dari total pasar, stagnan dibandingkan kuartal sebelumnya. Meski begitu, angka tersebut hanya naik tipis 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

    Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi menilai lambatnya pertumbuhan tersebut mencerminkan persoalan di sisi jaringan, bukan sekadar harga perangkat. 

    Menurut dia, vendor sebenarnya telah membuka akses melalui smartphone 5G di segmen entry-level dan menengah, namun adopsi tak beranjak karena infrastruktur belum bisa menunjang.

    “Hambatan utama jelas terletak pada kesiapan jaringan yang masih minim di mana cakupan 5G baru 10% populasi per Oktober 2025, jauh di belakang Malaysia (80%),” kata Heru kepada Bisnis pada Rabu (26/11/2025). 

    Heru menjelaskan, keterbatasan spektrum frekuensi terutama pita 700 MHz yang belum dilelang sepenuhnya menjadi penyebab lambatnya pembangunan jaringan 5G. 

    Kondisi tersebut diperparah oleh infrastruktur yang belum merata serta tingginya biaya investasi, sehingga membuat konsumen ragu membeli perangkat 5G yang berisiko tidak terpakai, khususnya di wilayah pedesaan.

    Heru juga menuturkan persoalan tak hanya soal jaringan, tetapi juga kesadaran masyarakat yang belum memahami manfaat nyata 5G. Menurutnya perangkat G masih memadai untuk kebutuhan sehari-hari seperti streaming dan sosial media. 

    “Kebijakan pemerintah yang kurang progresif, termasuk sosialisasi minim, memperlemah dorongan adopsi. Tanpa kolaborasi operator, pemerintah dan juga pengguna, penetrasi 5G akan terus tertatih, menghambat transformasi digital Indonesia menuju target 32% pada 2030,” lanjutnya.

    Sejalan dengan itu, Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) Tesar Sandikapura menilai konsumen di Indonesia masih merasa cukup dengan smartphone 4G. Menurut dia, masyarakat membutuhkan alasan lebih kuat untuk beralih, bukan sekadar kecepatan internet semata.

    “Perlu ada value added lain, misal bisa lebih hemat atau sinyal lebih stabil. Intinya, pemakai mesti dibuat yakin dahulu, apa manfaat mereka upgrade ke 5G,” kata Tesar.

    Counterpoint sebelumnya menggambarkan dinamika pangsa pasar 5G yang bergerak fluktuatif dalam empat kuartal terakhir. 

    Pada kuartal IV/2024, pangsa perangkat 5G sempat turun ke 25% dari 31% pada kuartal III/2024. Pemulihan belum terjadi signifikan pada kuartal I/2025, yang hanya naik 1 poin persentase ke 26%.

    Tren positif baru terlihat pada kuartal II/2025 ketika pangsa 5G kembali terdongkrak menjadi 35%, lalu bertahan pada level yang sama pada kuartal III/2025. Stabilnya pangsa tersebut terutama ditopang semakin banyaknya model perangkat 5G berharga terjangkau serta meningkatnya ketersediaan perangkat 5G di kelas menengah.

    Secara keseluruhan, pasar smartphone Indonesia menunjukkan performa yang lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya. Counterpoint mencatat pengapalan smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025. 

    Pemulihan tersebut didorong oleh stabilitas ekonomi nasional yang terbangun dari kebijakan moneter dan fiskal, pertumbuhan ekspor, serta meningkatnya permintaan domestik yang turut memperbaiki indeks kepercayaan konsumen.

    Segmen entry-level menjadi penggerak utama pertumbuhan pasar ini. Pengiriman smartphone dengan harga di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) melonjak 42% dibandingkan tahun sebelumnya dan kini menguasai 55% pangsa pasar. 

    Sebaliknya, segmen menengah hingga premium masih tertekan. Pengapalan perangkat pada rentang US$150–349 (sekitar Rp2,49 juta–Rp5,81 juta) turun 10%, kelas US$350–699 (sekitar Rp5,83 juta–Rp11,64 juta) turun 11%, dan segmen premium di atas US$700 (lebih dari Rp11,66 juta) merosot 14% pada periode yang sama.

    Dari sisi merek, Samsung kembali mendominasi pasar smartphone Indonesia pada kuartal III/2025 dengan pangsa 20%. Diikuti Xiaomi sebesar 17%, OPPO 16%, vivo 14%, serta Infinix 12% yang disebut paling agresif mencatat pertumbuhan hingga 45% secara tahunan.

  • Jaringan Terbatas Bikin Adopsi HP 5G di Indonesia Jadi ‘Lemas’

    Jaringan Terbatas Bikin Adopsi HP 5G di Indonesia Jadi ‘Lemas’

    Bisnis.com, JAKARTA — Analis mengungkap jaringan yang belum siap menjadi penyebab masih adopsi smartphone 5G di Indonesia yang masih stagnan.

    Berdasarkan laporan Counterpoint Research, adopsi smartphone 5G di Indonesia pada kuartal III/2025 tercatat stagnan di level 35% dari total pengiriman, sama dengan capaian kuartal sebelumnya. Meski begitu, angka tersebut meningkat tipis, yakni 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Senior Consultant dan Analis Pasar Smartphone SEQARA Communications Aryo Meidianto Aji mengatakan permasalahan utama stagnansi adopsi 5G adalah jaringan yang belum siap. 

    “Cakupan jaringan 5G masih sangat terbatas dan kurang konsisten, bahkan di kota besar,” kata Aryo kepada Bisnis pada Rabu (26/11/2025).

    Dia mengatakan bagi konsumen di luar kota besar, keberadaan fitur 5G pada perangkat belum memberikan manfaat nyata karena jaringan belum tersedia merata. Aryo juga menegaskan infrastruktur 5G hingga saat ini masih belum siap.

    Tidak hanya soal jaringan, dari sisi kegunaan, 5G dinilai belum memberikan solusi baru yang benar-benar dibutuhkan pengguna. Menurutnya kecepatan tinggi hanya jadi angka-angka dalam pemasaran. 

    “Pada kenyataannya, aplikasi sehari-hari yang digunakan pengguna [medsos, streaming] sudah cukup lancar dengan 4G. Tidak ada ‘pain point’ yang dipecahkan 5G bagi rata-rata pengguna,” kata Aryo.

    Selain itu, preferensi konsumen pada kelas harga terjangkau turut menahan penetrasi perangkat 5G. Dia menjelaskan konsumen cenderung lebih mempertimbangkan selisih harga sekitar Rp200–300 ribu dan kekhawatiran terkait konsumsi baterai, ketimbang memilih perangkat dengan fitur 5G yang manfaatnya belum benar-benar terasa.

    “Value for money dan daya tahan masih jadi raja,” ujarnya.

    Aryo juga merujuk hasil survei terbaru dari Growth from Knowledge (GfK), lembaga riset pasar global. Survei tersebut menunjukkan konsumen di Indonesia saat ini lebih mengutamakan durabilitas, kualitas, dan manfaat perangkat yang dapat mereka rasakan secara langsung.

    Sebelumnya, Counterpoint menggambarkan pergerakan pangsa pasar 5G yang fluktuatif dalam empat kuartal terakhir. Pada kuartal IV/2024, pangsa perangkat 5G turun ke 25% dari 31% pada kuartal sebelumnya. Pemulihan minim terjadi di kuartal I/2025 dengan kenaikan hanya satu poin persentase ke 26%. 

    Tren positif baru muncul di kuartal II/2025 yang melonjak ke 35% dan bertahan pada kuartal III/2025. Stabilnya angka ini ditopang oleh meningkatnya ketersediaan perangkat 5G berharga terjangkau dan memperluasnya pilihan di segmen menengah.

    Secara keseluruhan, pasar smartphone domestik menunjukkan pemulihan yang lebih kuat. Counterpoint mencatat bahwa pengapalan smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025, didorong oleh stabilitas ekonomi nasional, pertumbuhan ekspor, serta penguatan permintaan domestik.

    Segmen entry-level menjadi motor utama pasar. Pengiriman smartphone dengan harga di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) melonjak 42% dibandingkan tahun sebelumnya dan kini menguasai 55% pangsa pasar. Kondisi ini menggambarkan strategi agresif produsen dalam menawarkan portofolio perangkat terjangkau guna menyesuaikan daya beli masyarakat.

    Sebaliknya, pasar kelas menengah hingga premium tertekan. Pengapalan pada rentang US$150–349 turun 10%, kelas US$350–699 turun 11%, dan segmen premium di atas US$700 merosot 14%.

    Dari sisi merek, Samsung kembali memimpin pasar smartphone Indonesia dengan pangsa 20%, disusul Xiaomi 17%, OPPO 16%, vivo 14%, dan Infinix 12% yang mencatat pertumbuhan paling agresif dengan lonjakan 45% secara tahunan.

  • Laju Adopsi 5G di RI Masih Terbatas Kala Samsung Dominasi Pasar Smartphone

    Laju Adopsi 5G di RI Masih Terbatas Kala Samsung Dominasi Pasar Smartphone

    Bisnis.com, JAKARTA — Adopsi smartphone 5G di Indonesia sedikit meningkat meski lajunya masih terbatas. Laporan Counterpoint Research mencatat pangsa pasar perangkat 5G mencapai 35% dari total pengiriman smartphone pada kuartal III/2025. Capaian tersebut naik tipis, hanya 4% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Counterpoint juga menggambarkan dinamika pangsa pasar 5G yang bergerak fluktuatif dalam empat kuartal terakhir. Pada kuartal IV/2024, pangsa perangkat 5G sempat turun ke 25% dari 31% pada kuartal III/2024. Pemulihan belum terjadi signifikan pada kuartal I/2025, yang hanya naik 1 poin persentase ke 26%.

    Tren positif baru terlihat pada kuartal II/2025 ketika pangsa 5G kembali terdongkrak menjadi 35%, lalu bertahan pada level yang sama pada kuartal III/2025. Stabilnya pangsa tersebut terutama ditopang semakin banyaknya model perangkat 5G berharga terjangkau serta meningkatnya ketersediaan perangkat 5G di kelas menengah.

    Secara keseluruhan, pasar smartphone Indonesia menunjukkan performa yang lebih kuat dibandingkan tahun sebelumnya. Counterpoint mencatat pengapalan smartphone tumbuh 12% secara tahunan pada kuartal III/2025. Pemulihan tersebut didorong oleh stabilitas ekonomi nasional yang terbangun dari kebijakan moneter dan fiskal, pertumbuhan ekspor, serta meningkatnya permintaan domestik yang turut memperbaiki indeks kepercayaan konsumen.

    Segmen entry-level menjadi penggerak utama pertumbuhan pasar ini. Pengiriman smartphone dengan harga di bawah US$150 (sekitar Rp2,49 juta) melonjak 42% dibandingkan tahun sebelumnya dan kini menguasai 55% pangsa pasar. Kondisi tersebut mencerminkan semakin agresifnya produsen menawarkan portofolio perangkat terjangkau untuk menyesuaikan daya beli masyarakat.

    Sebaliknya, segmen menengah hingga premium masih tertekan. Pengapalan perangkat pada rentang US$150–349 (sekitar Rp2,49 juta–Rp5,81 juta) turun 10%, kelas US$350–699 (sekitar Rp5,83 juta–Rp11,64 juta) turun 11%, dan segmen premium di atas US$700 (lebih dari Rp11,66 juta) merosot 14% pada periode yang sama.

    Dari sisi merek, Samsung kembali mendominasi pasar smartphone Indonesia pada kuartal III/2025 dengan pangsa 20%. Diikuti Xiaomi sebesar 17%, OPPO 16%, vivo 14%, serta Infinix 12% yang disebut paling agresif mencatat pertumbuhan hingga 45% secara tahunan.

  • Android Kini Bisa Kirim File ke iPhone Lewat Airdrop, Ini Cara Pakainya

    Android Kini Bisa Kirim File ke iPhone Lewat Airdrop, Ini Cara Pakainya

    Bisnis.com, JAKARTA – Pengguna Android kini bisa saling kirim file dengan pemilik iPhone tanpa kebingungan.

    Pasalnya saat ini, Airdrop yang dimiliki oleh perangkat Apple akan kompatibel dengan Android melalui Quick Share.

    Quick Share pada Android, memungkinkan mengirimkan file ke Airdrop. Adapun fitur ini dapat dinikmati mulai dari Pixel 10.

    “Kami memperkenalkan cara agar Quick Share dapat berfungsi dengan AirDrop. Fitur ini memudahkan transfer file antara iPhone dan perangkat Android, dan mulai diluncurkan hari ini untuk keluarga Pixel 10,” tulis Google dalam keterangan resminya dikutip Rabu (26/11/2025).

    Google kemudian menjamin bahwa saling kirim pesan ini akan mengutamakan keamanan, dengan melindungi data yang telah diuji oleh pakar keamanan independen.

    “Ini hanyalah salah satu cara kami menghadirkan kompatibilitas yang lebih baik yang diinginkan banyak orang di antara sistem operasi, setelah sebelumnya kami mengembangkan RCS dan peringatan pelacak yang tidak dikenal,” lanjut Google.

    Pihaknya pun berharap bahwa saling kirim file ini dapat segera dinikmati secara lebih luas untuk banyak perangkat Android di waktu mendatang.

    Cara Kirim File dari Android ke iPhone Lewat Airdrop

    Siapkan Quick Share pada ponsel Android
    Nyalakan Quick Share dan pilih file yang ingin anda kirimkan
    Setelah itu, koneksikan ponsel Android dengan iPhone yang tersedia
    Apabila berhasil, maka akan muncul nama pengguna iPhone pada kolom Quick Share
    Klik nama pengguna tersebut untuk mengirim file ke iPhone
    Pada ponsel iPhone, klik “Accept” untuk menerima file yang dikirimkan
    Setelah itu, file yang dikirimkan akan otomatis tersimpan pada iPhone.

  • Telegram Tak Aman, Malware Android Sturnus Dapat Curi Pesan Terenkripsi

    Telegram Tak Aman, Malware Android Sturnus Dapat Curi Pesan Terenkripsi

    Bisnis.com, JAKARTA— Perusahaan keamanan siber ThreatFabric menemukan trojan Android baru bernama Sturnus yang mampu mencuri pesan dari aplikasi pesan terenkripsi seperti WhatsApp, Signal, dan Telegram, serta mengambil alih perangkat Android secara penuh.

    Meski masih dalam tahap pengembangan, malware ini sudah sepenuhnya berfungsi dan mulai menargetkan pengguna di sejumlah negara Eropa dengan teknik overlay yang disesuaikan menurut wilayah. Sturnus juga dinilai lebih canggih dibandingkan banyak malware Android lain yang saat ini beredar.

    Melansir BleepingComputer, Rabu (26/11/2025), trojan ini menggunakan kombinasi komunikasi plaintext, RSA, dan AES dengan server command-and-control (C2), menandakan kemampuan teknis yang lebih maju.

    ThreatFabric menjelaskan Sturnus dapat membaca isi pesan dari aplikasi yang menggunakan end-to-end encryption. Kemampuan ini bukan diperoleh dengan membobol sistem enkripsinya, melainkan dengan menangkap teks yang muncul di layar setelah didekripsi secara normal oleh aplikasi. Teknik tersebut dijalankan melalui penyalahgunaan fitur Accessibility Service di Android.

    Selain memantau pesan, Sturnus dapat mencuri kredensial perbankan menggunakan overlay HTML palsu dan memberikan kendali penuh kepada pelaku melalui sesi VNC, sehingga perangkat dapat dioperasikan secara real time layaknya ponsel milik mereka sendiri.

    Malware ini disebarkan melalui file APK berbahaya yang menyamar sebagai aplikasi seperti Google Chrome atau Preemix Box. Meski jalur distribusinya belum teridentifikasi, peneliti menduga metode penyebarannya melalui malvertising atau pesan langsung ke calon korban.

    Setelah berhasil dipasang, Sturnus akan mendaftarkan perangkat korban ke server C2 melalui pertukaran kriptografi, kemudian membuka kanal HTTPS terenkripsi untuk pencurian data dan kanal WebSocket AES untuk kendali jarak jauh melalui VNC.

    Dengan memanfaatkan akses Accessibility Service, Sturnus dapat membaca teks di layar, mendeteksi aplikasi yang dibuka, mencatat input keyboard, menekan tombol, menggulir layar, hingga menavigasi antarmuka ponsel. Malware ini juga meminta hak Device Administrator, yang membuatnya sulit dihapus bahkan menggunakan ADB.

    Ketika pengguna membuka WhatsApp, Signal, atau Telegram, Sturnus dapat mendeteksi dan merekam seluruh percakapan, nama kontak, pesan masuk dan keluar, serta teks yang sedang diketik.

    Melalui sesi VNC, pelaku dapat melakukan berbagai aksi secara diam-diam, termasuk menyetujui transaksi perbankan, memasukkan kode OTP, mengubah pengaturan sistem, hingga memasang aplikasi tambahan. Untuk menyamarkan aktivitas tersebut, Sturnus dapat menampilkan layar palsu seperti “Android System Update” atau overlay hitam.

    ThreatFabric menilai serangan Sturnus masih berskala kecil dan kemungkinan besar merupakan fase pengujian. Namun fitur-fiturnya yang sudah setara dengan malware kelas atas membuatnya berpotensi berkembang menjadi ancaman besar. Saat ini, serangan terutama terdeteksi di Eropa Selatan dan Eropa Tengah.

    Untuk mencegah infeksi, pengguna Android disarankan agar tidak mengunduh APK dari luar Google Play, memastikan Google Play Protect tetap aktif, serta berhati-hati saat memberikan izin Accessibility pada aplikasi apa pun.

  • Produsen Laptop HP Bakal PHK 6.000 Karyawan, Digantikan dengan AI

    Produsen Laptop HP Bakal PHK 6.000 Karyawan, Digantikan dengan AI

    Bisnis.com, JAKARTA — HP Inc mengumumkan rencana pemutusan hubungan kerja (PHK) global sebanyak 4.000 hingga 6.000 karyawan hingga tahun fiskal 2028. Saham HP sempat turun 5,5% dalam perdagangan setelah jam bursa usai pengumuman tersebut.

    Melansir laman Reuters pada Rabu (26/11/2025) langkah tersebut menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk merampingkan operasional serta mendorong pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) guna mempercepat pengembangan produk, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan menggenjot produktivitas.

    Pengumuman tersebut disampaikan CEO HP, Enrique Lores, dalam sesi jumpa pers pada Selasa, 25 November 2025 waktu setempat. Dia mengatakan langkah efisiensi ini ditargetkan menghemat biaya operasional hingga US$1 miliar atau sekitar Rp16,6 triliun dalam tiga tahun ke depan.

    Lores menjelaskan tim yang menangani pengembangan produk, operasi internal, dan dukungan pelanggan akan menjadi bagian yang terdampak. 

    Pada Februari lalu, HP juga telah melakukan PHK tambahan terhadap 1.000–2.000 pegawai sebagai kelanjutan dari program restrukturisasi sebelumnya.

    Sementara itu, permintaan perangkat PC berkemampuan AI terus meningkat dan telah berkontribusi lebih dari 30% terhadap total pengiriman produk HP pada kuartal yang berakhir 31 Oktober.

    HP turut menghadapi tekanan dari lonjakan harga chip memori global, yang dipicu tingginya permintaan pusat data seiring agresifnya investasi Big Tech di infrastruktur AI. Kenaikan harga chip DRAM dan NAND ini diperkirakan akan membebani biaya dan margin keuntungan produsen elektronik seperti HP, Dell, dan Acer.

    Lores mengatakan dampak kenaikan harga diperkirakan mulai terasa pada paruh kedua tahun fiskal 2026. Untuk memitigasi tekanan tersebut, HP menyiapkan sejumlah langkah, termasuk memilih pemasok dengan biaya lebih rendah, mengurangi konfigurasi memori, dan menyesuaikan harga produk.

    Dari sisi kinerja, pendapatan HP pada kuartal IV tercatat US$14,64 miliar atau sekitar Rp241,6 triliun, melampaui perkiraan analis sebesar US$14,48 miliar atau sekitar Rp238,9 triliun. Namun, perusahaan memproyeksikan laba per saham yang lebih rendah dari ekspektasi pasar, baik untuk kuartal pertama maupun proyeksi tahun fiskal 2026.

    Untuk tahun fiskal 2026, HP memprediksi laba per saham berada pada rentang US$2,90–US$3,20, atau sekitar Rp47.850–Rp52.800, di bawah perkiraan analis sebesar US$3,33 atau sekitar Rp54.945. 

    Proyeksi laba pada kuartal pertama juga diperkirakan berada di kisaran US$0,73–US$0,81, atau sekitar Rp12.045–Rp13.365, dengan titik tengah lebih rendah dibanding ekspektasi pasar sebesar US$0,79 atau sekitar Rp13.035 per saham.

  • Internet Rakyat Pakai FWA 5G, Ini Perbandingan Harganya dengan Verizon

    Internet Rakyat Pakai FWA 5G, Ini Perbandingan Harganya dengan Verizon

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia akan memiliki layanan internet rumah dengan harga murah tanpa serat optik atau fixed wireless access (FWA) 5G yang diberi nama Internet Rakyat.

    Langkah ini bertujuan untuk menghadirkan layanan data yang inklusif dan dapat digunakan oleh siapapun. Layanan ini dibanderol dengan harga Rp100.000 untuk kecepatan hingga 100 Mbps.

    Teknologi 5G FWA bukan hal baru. Beberapa operator di dunia telah mengkomersialisasikan teknologi ini, dengan menggunakan spektrum frekuensi 5G pada umumnya seperti 2,6 GHz, 3,5 GHz dan lain sebagainya.

    Lantas bagaimana perbandingan dengan layanan berteknolgi serupa di luar negeri yang digelar oleh operator besar seperti Verizon di Amerika Serikat hingga JIO di India? Berikut penjelasannya:

    Amerika Serikat

    Amerika Serikat memiliki dua operator telekomunikasi yang merupakan pionir dari layanan FWA 5G yaitu Verizon dan T-Mobile. Mereka komersialisasi 5G FWA sejak 2019. Mereka menawarkan berbagai paket internet rumah berbasis 5G, dengan kecepatan hingga 1 Gbps dan skema tarif flat per bulan. 

    Dilansir dari berbagai sumber, diketahui T-Mobile menawarkan paket dengan harga US$50/bulan atau Rp750.000. Nilai tersebut dapat diturunkan menjadi US$30/bulan atau Rp450.000 jika dibundel dengan paket seluler. 

    Sementara itu Verizon menawarkan paket US$60/bulan atau Rp900.000. Nilai tersebut dapat ditekan menjadi US$35/bulan atau Rp525.000 bagi pengguna paket seluler 5G tertentu.

    India

    Sementara itu di India ada Jio, yang juga operator terbesar 5G FWA di dunia, dengan lebih dari 37 juta pengguna 5G FWA pada 2025. Paket FWA diluncurkan secara nasional, menargetkan pelanggan rumahan dan usaha kecil di kota besar maupun rural.

    Jio AirFiber / AirFiber Max dibanderol mulai dari US$7,2/bulan atau Rp108.000 untuk kecepatan 30 Mbps.

    Eropa dan Asia

    Di Eropa ada Elisa (Finlandia), TIM dan Vodafone (Italia & UK), serta KDDI (Jepang) sudah menjalankan layanan komersial FWA 5G sejak 2023–2024 untuk rumah, kantor, dan segmen enterprise. Beberapa operator menawarkan paket dengan jaringan slice khusus seperti gaming atau remote work, dengan garansi kecepatan minimal dan integrasi AI pada perangkat CPE.

    Elisa menawarkan paket US$34/bulan atau Rp510.000 tahun pertama, dengan biaya pemasangan US$5/bulan atau Rp75.000. Operator TIM di Italia menawarkan paket dengan harga US$16–US$26/bulan atau Rp240.000–Rp390.000, biaya aktivasi US$10 atau Rp150.000.

    Vodafone Wireless Home 4G/5G (Italia & UK) menawarkan harga mulai US$22/bulan atau Rp330.000, internet tak terbatas hingga 300 Mbps, panggilan rumah dan seluler, peralatan gratis.

    Timur Tengah: Uni Emirat Arab

     Du dan Etisalat (e&) di UEA menawarkan paket FWA 5G untuk berbagai segmen, termasuk paket khusus untuk gamer dan bundling dengan perangkat Android TV/set-top box. Harga mulai dari US$62/bulan atau Rp930.000, unlimited data, tanpa biaya perangkat.

    Adapun hingga 2025, lebih dari 241 operator telekomunikasi di seluruh dunia telah menawarkan paket FWA komersial berbasis 5G di lebih dari 100 negara. Namun tidak banyak yang menggunakan frekuensi 1,4 GHz untuk FWA 5G sehingga ini turut mempengaruhi harga yang diberikan (Nur Amalina)

  • Tak Ada Nama WIFI dalam Laporan Kecepatan Internet Opensignal November 2025

    Tak Ada Nama WIFI dalam Laporan Kecepatan Internet Opensignal November 2025

    Bisnis.com, JAKARTA— Opensignal mengeluarkan laporan Broadband Experience edisi November 2025 yang mengungkapkan gambaran menyeluruh tentang pengalaman pengguna internet rumah di Indonesia.

    Dalam laporan tersebut, Opensignal mengukur kualitas layanan. Delapan penyedia layanan terekam dalam laporan tersebut yaitu: Indosat HiFi, XL Home, MyRepublic, ICON+ (Icon Plus), Biznet Home, Oxygen.id, CBN, dan IndiHome. 

    Tidak ada nama PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge dalam daftar ISP yang dievaluasi. Padahal WIFI telah menjual layanan internet Starlite dengan kecepatan hingga 200 Mbps dan memiliki 1,51 juta home pass dengan 831.000 home connect per Oktober 2025.

    Dengan pencapaian tersebut, jumlah pelanggan WIFI lebih banyak dari Oxygen.id yang diperkirakan mencapai 300.000-an. Namun, perusahaan pemenang spektrum 1,4 GHz itu justru tidak terdata dalam laporan Opensignal. 

    Bisnis mencoba menghubungi Opensignal mengenai hal tersebut. Hingga berita ini diturunkan Opensignal belum merespons.

    Opensignal menilai kualitas layanan berdasarkan kecepatan unduh dan unggah, kestabilan jaringan, pengalaman video, hingga keandalan koneksi. 

    Pengukuran dilakukan pada 1 Agustus—30 Oktober 2025 dan mencerminkan pengalaman riil pelanggan, tanpa mempertimbangkan paket yang mereka beli. Dengan kata lain, laporan ini menilai kualitas jaringan aktual yang dirasakan pengguna sehari-hari.

    Di daerah pedesaan, Indosat HiFi mencatat konsistensi kualitas terbaik dengan skor 62,4%, disusul XL Home (59,8%) dan MyRepublic (58,3%). Konsistensi ini menunjukkan persentase pengujian yang memenuhi ambang kinerja minimum untuk kebutuhan umum seperti streaming video HD, konferensi video, dan bermain gim.

    Sebaliknya, IndiHome layanan broadband Telkomsel menduduki posisi paling akhir dalam konsistensi pedesaan dengan skor 41,1%.

    Dalam kategori kecepatan unduh di wilayah pedesaan, Oxygen.id berada di posisi teratas dengan 30,7 Mbps, sedikit unggul dari XL Home yang mencatat 28,2 Mbps. Sementara itu, MyRepublic, Biznet Home, dan CBN sama-sama berada di kisaran 26 Mbps. Indosat HiFi meski unggul dalam konsistensi jaringan mencatat kecepatan unduh lebih rendah, yakni 22,3 Mbps.

    Untuk unggah, Oxygen.id kembali teratas dengan 24,1 Mbps, diikuti MyRepublic (21,7 Mbps) dan CBN (21,4 Mbps). IndiHome berada di posisi buncit dengan hanya 8,9 Mbps.

    Indosat HiFi juga unggul dalam keandalan dengan 433 poin, disusul XL Home (410) dan Biznet Home (408). IndiHome kembali berada di posisi terakhir (240 poin).

    Dalam pengalaman menonton video, hasilnya relatif ketat. Indosat HiFi memimpin dengan skor 65,5, sedikit di atas Oxygen.id (65,3) dan Biznet Home (64,5).

    Secara nasional, XL Home dinobatkan sebagai penyedia paling andal dengan 463 poin di kategori Reliability Experience.

    Biznet Home menjadi yang tercepat untuk unduh, sementara Oxygen.id unggul dalam unggah.

    Secara regional, Biznet, yang kuat di Jakarta dan sebagian besar Jawa, memenangkan empat dari lima kategori di wilayah ibu kota. Biznet juga mendominasi Bali–Nusra.

    XL Home tampil superior di Kalimantan, termasuk wilayah Ibu Kota Nusantara (IKN), dengan menyapu bersih semua kategori mulai dari kecepatan hingga pengalaman video.

    Opensignal menegaskan hasil pengukuran sangat dipengaruhi oleh campuran teknologi yang digunakan ISP mulai fiber, kabel, hingga xDSL serta kualitas perangkat router di rumah pengguna.

    Surge sendiri tengah agresif membangun bisnis fiber to the home (FTTH) melalui WIFI. Hingga September 2025, WIFI telah mencapai 1,51 juta home pass dan 831.000 home connect, dengan take-up rate 55%.

    “Target akhir tahun ini yaitu 2,5 juta home pass dan 1,5 juta home connect dengan take-up rate 60%, menunjukkan pertumbuhan signifikan,” ujar Direktur Solusi Sinergi Digital Surge, Shannedy Ong, dalam paparan publik WIFI di Jakarta, Selasa (21/10/2025).

    Dalam laporan kinerjanya, manajemen menjelaskan bahwa WIFI berperan sebagai distributor perangkat telekomunikasi seperti router, switch, server, serta perangkat jaringan optik (DWDM, OLT, ONT). Perusahaan juga akan fokus pada teknologi fixed wireless access (FWA) berbasis 1,4 GHz untuk wilayah Jawa, Maluku, dan Papua, serta menyewakan infrastruktur FTTH dengan target kapasitas terpasang 200.000 unit pada 2025 dan 585.000 unit pada 2030.

    Terbaru, WIFI menghadirkan layanan Internet Rakyat, yakni internet berbasis jaringan 5G FWA berkecepatan 100 Mbps dengan harga sekitar Rp100.000/bulan. Layanan ini tersedia di sejumlah wilayah Pulau Jawa, Maluku, dan Papua. Masyarakat dapat melakukan pra-registrasi melalui laman resmi Internet Rakyat.

    Selain itu, Surge juga mengoperasikan Starlite, layanan internet berbasis Wi-Fi dan FWA untuk rumah tangga, sekolah, komunitas, hingga pelaku usaha. Starlite pernah meluncurkan jaringan Wi-Fi 7 pertama di Indonesia dengan kecepatan hingga 2 Gbps, menawarkan paket:

        •    200 Mbps: Rp100.000/bulan (tanpa FUP, sudah termasuk modem, PPN, pemasangan gratis, dan gratis bulan pertama)

        •    500 Mbps: Rp250.000/bulan

        •    Paket premium Wi-Fi 7 hingga 2 Gbps untuk institusi pendidikan dan jaringan besar

  • Terancam Diblokir, Cloudflare Audiensi dengan Komdigi Bahas Kepatuhan PSE

    Terancam Diblokir, Cloudflare Audiensi dengan Komdigi Bahas Kepatuhan PSE

    Bisnis.com, JAKARTA— Cloudflare melakukan audiensi secara daring dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pada Selasa (25/11/2025). 

    Audiensi tersebut berlangsung di tengah kewajiban pendaftaran Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat yang harus dipenuhi seluruh platform asing termasuk Cloudflare untuk menghindari potensi pemutusan akses.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar mengatakan pertemuan tersebut menjadi langkah awal dialog antara pemerintah dan salah satu penyedia infrastruktur internet terbesar di dunia.

    “Pertemuan ini menunjukkan dialog tetap kami kedepankan untuk memastikan kepatuhan berjalan baik,” kata Sabar dalam keterangan tertulis dikutip pada Rabu (26/11/2025).

    Dalam diskusi yang turut dihadiri Carly Ramsey selaku Head of Public Policy APAC dan Smrithi Ramesh selaku Lead for Government Outreach APAC, Komdigi menyoroti dua isu utama yakni pemenuhan kewajiban pendaftaran PSE sesuai PM Kominfo No. 5/2020 serta penguatan kolaborasi moderasi konten digital.

    Sabar mengatakan Cloudflare menyampaikan itikad baik untuk mempelajari lebih lanjut ketentuan pendaftaran. Perusahaan  juga menyatakan kesiapan penyediaan kanal pelaporan khusus bagi Komdigi dalam mendukung proses moderasi konten. 

    Meski Cloudflare menegaskan perannya hanya sebagai penyedia infrastruktur dan bukan pengkurasi konten, Sabar mengatakan Komdigi menyambut baik langkah penyediaan kanal laporan tersebut. Pemerintah menilai upaya itu sebagai bentuk dukungan konkrit terhadap agenda keamanan ruang digital nasional.

    Namun, Komdigi menekankan proses dialog ini tidak mengubah kewajiban administratif yang harus dipenuhi. Cloudflare tetap diwajibkan mendaftar sebagai PSE Lingkup Privat sesuai ketentuan regulasi.

    “Kepatuhan terhadap kewajiban pendaftaran merupakan bagian penting dari upaya menjaga kedaulatan digital dan memastikan seluruh layanan yang beroperasi di Indonesia tunduk pada aturan yang sama,” kata Sabar.

    Kementerian memastikan pengawasan akan dilakukan secara transparan dan proporsional. Komdigi juga menegaskan bakal terus memantau perkembangan kepatuhan Cloudflare serta mengambil tindakan terhadap PSE yang belum memenuhi ketentuan.

    “Kementerian Komdigi akan terus memantau ketercapaian kepatuhan Cloudflare dan PSE Lingkup Privat lainnya, serta menindaklanjuti setiap PSE Lingkup Privat yang belum memenuhi ketentuan sesuai mekanisme yang berlaku,” kata Sabar.

    Cloudflare merupakan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang keamanan siber, performa internet, dan layanan infrastruktur web yang melayani jutaan pengguna global, termasuk Indonesia. Perusahaan ini merupakan salah satu dari 25 PSE Lingkup Privat yang telah menerima pemberitahuan resmi mengenai kewajiban pendaftaran PSE sesuai peraturan perundang-undangan.

  • Cara Membeli dan Menggunakan Meterai Elektronik Rp10.000

    Cara Membeli dan Menggunakan Meterai Elektronik Rp10.000

    Bisnis.com, JAKARTA — Seiring berkembangnya teknologi dan semakin banyaknya dokumen yang beredar dalam bentuk digital, pemerintah menghadirkan meterai elektronik atau e-Meterai sebagai bagian dari amanat Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2020 tentang Bea Meterai. 

    Kehadiran e-Meterai ini bertujuan memberikan kemudahan dan kepastian hukum bagi masyarakat yang perlu membayar bea meterai pada dokumen elektronik.

    Meterai elektronik sendiri adalah meterai dalam format digital yang digunakan khusus untuk dokumen elektronik. 

    Meterai elektronik memiliki ciri-cirinya kode unik 22 digit yang dihasilkan oleh sistem, gambar garuda pancasila, tulisan “METERAI ELEKTRONIK” dan nominal bea meterai Rp10.000. E-Meterai dapat dibeli dan digunakan melalui portal resmi e-Meterai di pos.e-meterai.co.id.

    Cara Membuat Akun e-Meterai

    Sebelum membeli atau membubuhkan meterai elektronik, Anda perlu memiliki akun terlebih dahulu. Berikut langkah-langkahnya:

    1. Kunjungi portal: pos.e-meterai.co.id

    2. Pilih jenis akun: personal, enterprise, atau wholesale

    3. Isi data diri, termasuk Nama lengkap, NIK, Tanggal lahir, Email dan NPWP (jika ada)

    4. Unggah scan/foto KTP (maksimum 1 MB untuk akun personal)

    5. Tekan “OK”, lalu lakukan verifikasi lewat email

    Setelah akun siap, ikuti langkah berikut untuk menempelkan meterai elektronik pada dokumen PDF:

    1. Masuk ke portal dan pilih menu “Pembubuhan”

    2. Unggah dokumen PDF yang ingin diberi meterai

    3. Pilih halaman dan geser ikon meterai ke posisi yang diinginkan

    4. Isi tanggal serta nomor dokumen (jika diperlukan)

    5. Masukkan PIN 6 digit milik Anda

    6. Tekan “Submit”

    7. Unduh kembali dokumen yang sudah ditempeli e-Meterai

    Cara Membeli Kuota e-Meterai

    Saat pertama kali menggunakan layanan ini, jumlah kuota e-Meterai Anda masih nol. Jadi, Anda perlu membeli kuota terlebih dahulu.

    Pembelian kuota dapat dilakukan melalui:

    • QREN (pembayaran menggunakan QR Code)

    • Metode pembayaran bank Mandiri, BNI, dan Permata

    Kuota e-Meterai tersedia dalam kelipatan Rp10.000 per meterai, dengan batas maksimum pembelian Rp2.000.000.

    Setelah pembayaran berhasil, kuota akan otomatis bertambah dan Anda bisa langsung melakukan pembubuhan.

    Jika Sistem Bermasalah, Apa yang Harus Dilakukan?

    Apabila sistem e-Meterai mengalami gangguan, Anda tetap dapat membayar bea meterai dengan membuat kode billing menggunakan:

    • Kode akun pajak: 411611

    • Kode jenis setoran: 100

    Setelah itu, lakukan pembayaran melalui bank atau kantor pos baik melalui teller, ATM, maupun mobile banking seperti pembayaran pajak pada umumnya. (Nur Amalina)