Category: Bisnis.com Tekno

  • Merger XL – Smartfren: Efisiensi Ongkos Gelar 4G

    Merger XL – Smartfren: Efisiensi Ongkos Gelar 4G

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) nama baru entitas hasil merger XL Axiata dengan Smartfren (FREN), mengungkap sejumlah strategi yang akan dilakukan untuk beroperasi lebih ramping di sisi jaringan. Penghematan dari sisi jaringan membuat perusahaan memiliki modal yang cukup besar untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperluas 4G-5G.

    Pada Februari 2025, Bos Sinar Mas Group Franky O. Widjaja berharap lewat merger ini kinerja perusahaan bisa lebih efisien mendatang. Hanya saja, dia enggan berkomentar banyak ihwal target pendapatan dan laba dari perusahaan hasil peleburan tersebut.

    Menurutnya, peleburan perusahaan telekomunikasi tersebut bakal berdampak positif pada kinerja jangka panjang dan efisiensi operasional nantinya.

    “Kita bisa lihat yang di Malaysia, Thailand di Indonesia itu kan semuanya membaik saya rasa begitu,” imbuhnya. 

    Sementara itu, XLSmart nantinya akan mengembalikan 2×7,5 MHz pada pita frekuensi 900 MHz kepada Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) sebagai salah satu syarat merger. Pengembalian dilakukan setelah pemerintah melakukan kalkulasi terkait kebutuhan spektrum frekuensi perusahaan gabungan tersebut.

    Direktur & Chief Financial Officer XL Smart Antony Susilo mengatakan penarikan pita frekuensi 900 MHz berdampak positif kepada bisnis perusahaan. Dengan penarikan tersebut, perusahaan dapat lebih fokus dalam menyiapkan investasi dan dana untuk pengembangan layanan data berbasis 4G dan 5G.

    “Dengan langkah ini bisa lebih fokus kepada 5G, dan jaringan digital, kami ingin fokus pada hal-hal yang bersifat pada pertumbuhan bisnis,” kata Anthony dalam Konferensi Pers Update Merger, Selasa (25/3/2025). 

    Sekadar informasi XLSmart awalnya memiliki pita frekuensi sebesar 2×7,5 MHz di pita 900 MHz. Kemudian, Komdigi mengambil pita tersebut karena dinilai tidak optimal jika digunakan untuk pengembangan 4G dan 5G.

    Teknologi 5G butuh lebar pita frekuensi minimal 100 MHz. XLSmart hanya punya 2×2,5 MHz, sangat jauh dari yang dibutuhkan. 

    Sementara itu untuk teknologi 4G memang hanya membutuhkan lebar pita (bandwidth) frekuensi minimal sebesar 2x5MHz. Semakin banyak bandwidth, maka layanan makin baik. Namun, jika XLSmart hanya memakai 2x5MHz untuk 4G, untuk bertarung dengan Indosat dan Telkomsel yang menggunakan pita frekuensi 2×15 MHz – 40 MHz untuk 4G, maka pengalaman yang dirasakan pelanggan akan timpang. 

    Di sisi lain, memaksakan 4G di 900 MHz, juga akan menyisakan spektrum frekuensi sebesar 2×2,5 MHz, yang ke depan hanya akan jadi beban XLSmart karena tidak bisa digunakan untuk 4G. Sementara itu, jika 2×2,5 MHz dialihkan untuk 2G, teknologi tersebut juga mulai ditinggalkan secara perlahan. 

    “Kami ingin lebih efisien,” kata Anthony. 

  • 7 Kode Redeem ML Valid untuk Ditukarkan Hadiah Terbaru Hari Ini, Kamis 17 April 2025

    7 Kode Redeem ML Valid untuk Ditukarkan Hadiah Terbaru Hari Ini, Kamis 17 April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Simak kumpulan kode redeem Mobile Legends (ML) hari ini, Kamis (17/4/2025) yang bisa Anda klaim untuk mendapat item spesial. 

    Mobile Legends merupakan game buatan Moonton. Selaku developer, Moonton terus berusaha menarik perhatian pengguna dengan merilis kode redeem setiap harinya.

    Terdapat banyak kode redeem ML yang bisa Anda tukar dengan berbagai hadiah spesial. Berikut ini daftar kode redeem yang masih bisa ditukar untuk mendapat hadiah. 

    Cara Klaim Kode Redeem ML

    1. Buka situs m.mobilelegends.com/en/codexchange

    2. Masukkan salah satu kode redeem ML pada kotak Redemption Code 

    3. Lalu tuliskan ID user gim Mobile Legends dan kode verifikasi pada kotak yang ada

    4. Klik Redeem, bila berhasil hadiah akan otomatis masuk ke dalam inbox game

    Kode Redeem ML Hari Ini, Kamis 17 April 2025

    HOLAMLBB (Aktif untuk player baru)
    678s1uorg
    oojms4okc  
    ac433y29w8bw235hr
    6BS7N94FKTPB233NF
    unad8cf4fe2s2367n
    ny2pzck6bsdx233zt

  • Seluruh Segmen jadi Prioritas XLSmart

    Seluruh Segmen jadi Prioritas XLSmart

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) nama baru entitas hasil merger dengan Smartfren (FREN) akan berfokus menjaga pertumbuhan di seluruh segmen pelanggan mulai dari anak muda hingga kelas menengah atas.

    Perusahaan ingin rerata yang dibukukan per pelanggan atau ARPU dalam kondisi prima. Pascamerger dengan FREN, EXCL bakal mengelola tiga merek berbeda yakni XL, Axis, dan Smartfren.  

    Direktur EXCL David Arcelus Oses mengatakan setiap merek akan difokuskan pada segmen pelanggan tertentu, termasuk dalam hal proposisi nilai, saluran distribusi, dan strategi go to market. 

    “Sebagai contoh, saat XL dan Axis bergabung di masa lalu, Axis difokuskan pada segmen anak muda, sementara XL menargetkan keluarga kelas menengah atas,” ujarnya beberapa waktu lalu saat ditanya mengenai masa depan ARPU.

    Pada 2024, EXCL mencatatkan kenaikan pelanggan sebanyak 1,3 juta pelanggan menjadi 58,8 juta pada 2024.

    Selain itu, XL juga mengalami kenaikan ARPU. EXCL  berhasil mendapatkan ARPU gabungan sebesar Rp43.00 pada 2024. Angka ini naik Rp2.000 dibandingkan dengan tahun 2023 yang hanya menembus angka Rp41.000.

    ARPU EXCL sebesar Rp43.000 pada 2024 merupakan campuran dari pengguna prabayar dan pascabayar. Dalam laporan tersebut, pelanggan prabayar XL menyumbang Rp41.000 dan pelanggan pascabayar menyumbang Rp91.000.

    Pelanggan XL Axiata di gerai

    Sementara itu pada Januari 2025, CEO Smartfren Andrijanto Muljono mengatakan nantinya produk XL dan Smartfren akan berjalan bersamaan. Tidak ada produk yang ditutup setelah merger terlaksana. 

    Secara merek, XL Axiata dan Smartfren akan menggarap seluruh segmen pasar. Namun, spesifik untuk produk layanannya akan memiliki pembagian segmen dengan besaran kuota yang ditentukan bersama. 

    Sebagai contoh, untuk produk seharga Rp50.000 per bulan, XL dan Smartfren masing-masing akan mengeluarkan produk tetapi dengan besar giga yang telah disepakati agar tidak saling merugikan atau menghindari ‘kanibalisme’ di mana dua produk perusahaan saling ‘memakan’ di pasar yang sama. 

     “Kalau produk yang satu toxic atau murah sekali maka akan rugi dan semuanya turun. Tetapi bahwa mereka akan pindah dari Rp50.000 menjadi Rp100.000, itu tidak apa-apa,” kata Andrijanto kepada Bisnis.

    Diketahui, pada akhir September 2024, jumlah pelanggan XL Axiata mencapai 58,6 juta, sedangkan Smartfren mencapai 34,7 juta. Jika digabungkan, jumlah pelanggan kedua perusahaan ini mencapai 93,3 juta. Jutaan pelanggan tersebut diraih dari masing-masing produk anggalan keduanya. 

    CEO Smartfren Adrijanto Muljono

    Andrijanto mengatakan secara produk, rerata pendapatan per pelanggan yang dibukukan (ARPU) Smartfren hakikatnya sangat besar karena jaringan Smartfren tidak ada di semua tempat. Sebagai contoh, di Jawa Tengah, perusahaan sangat kuat. 

    “Jika kami hanya mengukur di Jawa Tengah, ARPU kami tinggi,” kata Andrijanto. 

    Andrijanto mengatakan bagi pelanggan Smartfren merger kedua perusahaan memberi angin segar karena jaringan makin luas. Penggabungan layanan membuat para pelanggan dapat terhubung dengan jaringan Smartfren di manapun mereka berada. 

    Cakupan layanan yang makin luas dan ketersediaan jaringan internet yang makin lebar menjamin konektivitas yang mereka terima tetap prima. 

    “Pelanggan Smartfren menikmati, sementara itu untuk pelanggan XL Axiata agar tetap optimal,  bisa disiasati dengan menambah kapasitas karena ada 30% jaringan kami yang redundansi. Jaringan yang redundansi akan dialihkan untuk memperluas jaringan, meningkatkan kapasitas,” kata Andrijanto. 

    3 Juta Pelanggan per Bulan

    Andrijanto menambahkan perusahaan baru juga akan mesin pemasaran Smartfren yang militan, yang bernama Smartfren Gadget Specialist (SGS). Jumlah SGS saat ini sebanyak 4.000 orang yang bertugas untuk melayani dan mengalihkan masyarakat menjadi pelanggan Smartfren, baik itu berasal dari pelanggan operator lain maupun masyarakat yang baru pertama kali membeli gawai. 

    SGS ditempatkan di konter-konter smartphone besar yang tersebar di seluruh Indonesia. Andrijanto menilai SGS cukup efektif dalam menarik pelanggan baru. Dia mengeklaim dalam 1 bulan, SGS dapat merangkul 3 juta pelanggan baru dengan target harian yaitu 100.000 pengguna baru. 

    “Aktivitas di jalur online tidak sampai 1% setiap tahunnya. Masyarakat kita 99% sudah punya nomor, mereka datang untuk top up. Ketika dilayani, petugas SGS ini kemudian mengadvokasi dan mencoba untuk mengalihkan. Kami sebut ini AFA Strategy ( availability feasibility dan advocacy). 1 bulan kita bisa 3 juta,” kata Andrijanto. 

    Andrijanto menuturkan alasan Smartfren hanya memanfaatkan 4.000 petugas SGS disebabkan jumlah outlet yang mungkin untuk dipasangkan SGS hanya 4.000 outlet. Smartfren tidak menempatkan SGS di outlet-outlet kecil karena ongkos yang akan dikeluarkan akan lebih besar dan kurang menguntungkan secara bisnis. 

  • 7 Kode Redeem FF Baru untuk Ditukar Hadiah Spesial Hari Ini, Kamis 17 April 2025

    7 Kode Redeem FF Baru untuk Ditukar Hadiah Spesial Hari Ini, Kamis 17 April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Garena memberikan update kode redeem Free Fire (FF) untuk diberikan kepada para pemain setia. Kode ini bisa langsung diklaim pada hari ini, Kamis (17/4/2025).

    Pemain Free Fire tercepat yang menukarkannya dan beruntung bisa mendapat item menarik secara cuma-cuma, seperti senjata, skin, dan aneka voucher.

    Namun, perlu diketahui bahwa kode redeem FF terdiri dari 12 karakter berupa huruf kapital dan angka.

    Sehingga apabila kode tidak memenuhi kriteria tersebut, kemungkinan besar kode yang dimasukkan adalah palsu atau ada kesalahan.

    Kode redeem FF ini juga memiliki limit waktu dan kuota penggunaan. Dengan demikian, penukaran tak bisa dilakukan jika kode redeem telah melewati waktu yang ditentukan dan sebelumnya sudah pernah diklaim.

    Kode Redeem FF Hari Ini

    Berikut ini adalah kode redeem Free Fire yang masih berlaku pada hari ini, Kamis (17/4/2025):

    VENGY18EX472
    THRFFNS
    GV8ZK6P9WF30
    5GBV2KFWZ7D8
    3E6XGY5FBZ2T
    4F96ZWSWS2R4 
    HE3WH99A89S8

    Cara Klaim Kode Redeem FF

    Cara melakukan klaim kode redeem yakni dengan mengunjungi situs resmi Garena di reward.ff.garena.com/id.

    Setelah itu, lakukan login dengan masuk ke akun Anda. Masukkan kode redeem yang sudah ada dapatkan ke dalam kotak yang tersedia.

    Klik “Confirm” untuk me-redeem kodenya agar kita mendapat hadiah. Apabila berhasil, hadiah akan masuk melalui bagian Vault pada beranda gim.

    Hadiah pun bisa langsung digunakan oleh para pemain setelah kode berhasil di-redeem.

    Pemain juga bisa melakukan redeem melalui aplikasi Free Fire secara langsung. Caranya yakni masuk ke aplikasi dan pilih ikon Event di bagian atas paling kiri.

    Masuk ke Info di dashboard dan pilih website kode redeem. Masukkan 12-16 digit kode redeem lalu klik tombol Konfirmasi.Kode redeem pun sudah ditukarkan.

  • Rusia Perkuat Kerja Sama Digital, Bahas 5G hingga Internet Murah

    Rusia Perkuat Kerja Sama Digital, Bahas 5G hingga Internet Murah

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berencana memperkuat kerja sama strategis bidang teknologi komunikasi dan digital dengan pemerintah Rusia, salah satunya terkait penguatan teknologi 5G. 

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyatakan kerja sama itu mencakup pengembangan jaringan teknologi seluler 5G, pita lebar, ekosistem digital, e-commerce, layanan pos dan teknologi digital terkini.

    “Kami membuka sejumlah kemungkinan kerja sama yang bisa kita tingkatkan, antara lain telekomunikasi, digital ecosystem, e-commerce, layanan pos dan emerging technologies,” kata Nezar melansir dari laman Komdigi, Rabu (16/4/2025).

    Nezar mengatakan, Indonesia berminat untuk memperluas konektivitas internasional yang mencakup bandwidth untuk internet internasional dan transmisi data. 

    Menurutnya, Indonesia membutuhkan internet cepat dengan biaya yang murah seperti di Rusia di mana pengguna bisa mendapat kecepatan 100 mbps dengan biaya kurang dari US$4 atau dibawah Rp100.000

    “Jadi menurut saya ini adalah inisiatif yang sangat bagus dan mudah-mudahan kita dapat menciptakan kolaborasi untuk menindaklanjuti inisiatif ini,” jelasnya.

    Sebelumnya, Indonesia dan Rusia telah melakukan kolaborasi pelatihan talenta digital untuk ASN serta kuliah umum di kampus yang ada di Indonesia. 

    Ke depan, Nezar Patria juga menyatakan keinginan untuk memperluas kerja sama industri media untuk diseminasi informasi antara Rusia dengan Indonesia dan pembangunan keterampilan digital.

    “Kami berharap dalam pertemuan ini ada inisiatif untuk membuat semacam MoU antara Indonesia dan Rusia untuk menegaskan komitmen di pembangunan digital dan juga media,” tuturnya.

    Wakil Menteri Rusia, Andrey Zarenin menegaskan kesiapan Rusia memperkuat sinergi dengan Indonesia dalam bidang transformasi digital. 

    Menurutnya, hal itu dilakukan dengan pertukaran teknologi dan best practices, serta pembentukan Komisi Bersama Indonesia-Rusia untuk Teknologi Informasi dan Masyarakat Digital.

    Andey Zarenin mengungkapkan peluang kerja sama dengan perusahaan teknologi terkemuka dari Rusia berkaitan dengan solusi infrastruktur backbone fiber optik dan teknologi WDM (Wavelength Division Multiplexing).

    “Saya juga yakin bahwa kita akan memulai perjanjian-perjanjian yang penting dalam bidang teknologi informasi dan media di tingkat negara dan juga di tingkat perusahaan,” ungkapnya.

  • Ericsson Ungkap Manfaat RI Tiru India Dalam Pengembangan 5G

    Ericsson Ungkap Manfaat RI Tiru India Dalam Pengembangan 5G

    Bisnis.com, JAKARTA — Ericsson, perusahaan penyedia perangkat telekomunikasi, menilai pendekatan yang diterapkan India dapat menjadi referensi bagi Indonesia dalam mewujudkan akselerasi jaringan 5G.

    SVP and Head of Ericsson South East Asia Oceania and India, Andres Vicente menyebut pemerintah Indonesia dapat mencontoh pemerintah India yang mendorong kolaborasi strategis antara regulator, operator, penyedia teknologi, dan industri. 

    Pemerintah India diketahui memberikan perhatian serius terhadap penguatan ekosistem lokal, melalui pelatihan talenta digital, insentif untuk pengembangan use case yang sesuai kebutuhan masyarakat, serta kebijakan spektrum yang mendukung perluasan layanan.

    Andres menyebut, strategi sukses India dapat dijadikan rujukan, terutama dalam hal orkestrasi kebijakan, kesiapan ekosistem digital, dan pemanfaatan teknologi secara inklusif.

    “Jika Indonesia ingin mengikuti pendekatan serupa, tentu peluangnya sangat besar. Kolaborasi erat antara sektor publik dan swasta menjadi kunci,” kata Andres kepada Bisnis, Rabu (16/4/2025).

    Andreas mengatakan India merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan jaringan 5G tercepat di dunia sejak peluncuran komersialnya pada Oktober 2022. 

    Menurut data Ookla, ketersediaan jaringan 5G di India meningkat signifikan sepanjang tahun 2023, dari 28,1% pada kuartal pertama menjadi 52,02% pada kuartal keempat. 

    Ini mencerminkan pertumbuhan yang pesat dalam waktu relatif singkat. Bahkan, Ericsson Mobility Report memperkirakan langganan 5G di India akan mencapai 970 juta pada 2030—setara dengan 74% dari total pelanggan seluler.

    Andres menilai saat ini masih terdapat beberapa tantangan yang masih dihadapi Indonesia untuk mempercepat 5G. Antara lain keterbatasan spektrum frekuensi, belum jelasnya jadwal lelang spektrum, dan tingginya biaya investasi yang harus ditanggung operator. 

    Selain itu, persoalan pemerataan infrastruktur, khususnya di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta kebutuhan akan model bisnis dan monetisasi yang sesuai dengan karakter pasar lokal juga dianggap sebagai hambatan utama.

    Meskipun demikian, Andres menegaskan pihaknya berkomitmen untuk menjadi mitra strategis Indonesia dalam pengembangan jaringan 5G. 

    Andres melanjut, sebagai pemimpin global di bidang teknologi informasi dan komunikasi (ICT), Ericsson telah menjadi mitra berbagai negara dalam implementasi jaringan 5G. 

    Perusahaan asal Swedia ini menyatakan siap mendukung upaya percepatan digitalisasi nasional melalui solusi teknologi mutakhir.

    “Ericsson siap menjadi mitra teknologi yang mendukung Indonesia dalam mewujudkan transformasi digital berbasis 5G,” ujarnya.

    Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Indonesia membuka peluang untuk menjajaki kerja sama dengan India untuk mempercepat akselerasi 5G di Tanah Air.

    India merupakan salah satu negara dengan penetrasi jaringan 5G tercepat di dunia sejak diluncurkan secara komersial pada Oktober 2022 menurut Economic Times. 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid mengatakan bahwa kerja sama ini sebagai langkah strategis untuk mempercepat penetrasi 5G tanpa mengandalkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

    “Pertama, kita coba cari solusi di luar APBN. Salah satunya adalah kerja sama dengan India yang teknologinya di bidang 5G sudah sangat maju,” kata Meutya dalam wawancara dengan Bisnis Indonesia, Jumat (11/4/2025).

    Meutya menyebut, untuk meningkatkan penetrasi 5G di Indonesia, Presiden Prabowo menyoroti pentingnya diversifikasi teknologi agar Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi dari Amerika Serikat dan China. 

    India dipandang sebagai mitra strategis baru yang bisa memberikan alternatif teknologi 5G yang kompetitif dan terbukti efektif.

  • Gibran, Eks CEO eFishery Bersuara Soal Tuduhan Manipulasi Laporan Keuangan

    Gibran, Eks CEO eFishery Bersuara Soal Tuduhan Manipulasi Laporan Keuangan

    Bisnis.com, JAKARTA – Mantan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengungkapkan awal mula dirinya memalsukan laporan keuangan startup agritech tersebut hingga akhirnya semua terbongkar.

    Dalam wawancara dengan Bloomberg News, Gibran mengakui aksinya tersebut dimulai pada 2018. Saat itu, startup yang ia dirikan dari prototipe alat pemberi makan ikan hingga menjadi perusahaan rintisan dengan 100 pegawai kesulitan pendanaan dan hanya menyisakan tiga bulan sebelum cadangan mereka benar-benar habis.

    Dia kemudian mulai memasukkan angka fiktif ke laporan keuangan kemudian mengirimnya ke investor. Para investor terkesan dengan perkembangan bisnisnya. Mereka menambah suntikan modal, tanpa sadar bahwa angka-angka tersebut palsu.

    Pada akhir 2018, Gibran mulai mengembangkan fondasi manipulasi tersebut, yang kelak ambruk dan akhirnya merugikan investor kelas dunia hingga ratusan juta dolar.

    “Ketika Anda bercermin dan menyadari kesalahan, Anda tahu itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Saya melakukannya untuk bertahan hidup,” ujar Gibran seperti dilansir Bloomberg, Rabu (16/4/2025).

    Awal Mula Segalanya

    Cerita Gibran dalam dunia startup bermula ketika dia mengikuti berbagai kompetisi startup di Jakarta pada 2012. Dari sini dia belajar cepat mengenai membuat presentasi bisnis, menyusun strategi, dan menyelaraskan visi dengan angka yang menarik bagi investor.

    Sebuah video YouTube dari Oktober 2013 memperlihatkan Gibran muda mempresentasikan gagasan andalannya: proses pemberian makan adalah biaya terbesar dalam akuakultur, dan alatnya bisa membuatnya jauh lebih efisien.

    Pada 2015, Aqua-Spark, investor asal Belanda yang fokus pada akuakultur berkelanjutan, setuju mengucurkan dana awal sebesar $750.000.

    Tantangan utama eFishery saat itu adalah harga alatnya yang tinggi dibanding margin tipis para petani ikan kecil. Harga satu unit bisa berkisar antara US$400 sampai US$600, tergantung ukuran dan diskon.

    Jumlah yang tak terjangkau bagi banyak petani di Indonesia, di mana sekitar 10% dari 280 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan biaya tenaga kerja murah.

    Gibran lalu mengubah model bisnis. Dia menyewakan alat kepada petani dan berharap cara ini bisa memperluas pasar lebih cepat dan menutup biaya produksi dalam beberapa tahun. Tapi karena harus menanggung biaya produksi di awal, ia cepat kehabisan dana.

    Ia berusaha menarik perhatian investor ventura di kawasan Asia Tenggara, namun ditolak berulang kali. Pada Desember 2017, laporan keuangan di Singapura mencatat eFishery hanya memiliki kas US$8.142.

    Namun Aqua-Spark masih tertarik. Pada Mei 2018, mereka sepakat ikut pendanaan Seri A senilai US$1,5 juta, dibagi dalam tiga tahap. Tahap terakhir sebesar US$500.000 baru akan diberikan jika ada investor lain yang ikut.

    Amy Novogratz yang merupakan salah satu pendiri Aqua-Spark membantah ada tanggungan pribadi dalam perjanjian.

    Nyaris putus asa, kemudian ia bertanya ke pendiri startup lain. Jawabannya hanya kode “dipoles,” “growth hack.” Bagi Gibran, maknanya jelas. Manipulasi angka sudah jadi rahasia umum.

    “Saya tahu itu salah. Tapi ketika semua melakukannya dan tak satu pun terkena, kamu mulai bertanya: apakah ini benar-benar salah?,” ungkapnya kepada Bloomberg.

    Ia menilai dilema ini layaknya teka-teki moral: jujur tapi gagal, atau berbohong demi kelangsungan hidup banyak pihak.

    “Kompas moral saya cenderung rasional — selama manfaat sosial yang dihasilkan lebih besar dari risikonya, saya anggap itu masih positif.”

    Pergantian arah sentimen investor terjadi cepat usai Gibran mengirimkan pembaruan laporan keuangan. Putaran pendanaan Seri A sukses menarik perhatian Wavemaker Partners dari Singapura dan 500 Global dari San Francisco. Total dana yang dihimpun mencapai US$4 juta, termasuk kontribusi lanjutan dari Aqua-Spark.

    Untuk menopang angka yang ia sajikan dalam spreadsheet, Gibran merancang sistem pertama yang tampak sederhana namun penuh tipu daya.

    Petambak yang memang sudah rutin membeli pakan dan menjual ikan diajak “mengalihkan” aktivitas mereka ke platform eFishery, dengan imbalan komisi 2–3%. Meski kenyataan di lapangan tak berubah, pencatatan keuangan perusahaan memperlihatkan lonjakan signifikan.

    “Ini hanya penyesuaian 20–30%. Tapi cukup untuk menunjukkan tren pertumbuhan—permulaan dari kurva hockey stick,” kata Gibran.

    Langkah yang lebih berisiko adalah program pembiayaan Kabayan, yang diklaim menggunakan data budidaya eFishery untuk menilai kelayakan kredit petani. Nyatanya, perusahaan menanggung langsung risiko kredit—dan tingkat gagal bayar sangat tinggi.

    Di atas kertas, eFishery tampak bersinar. Pendapatan melonjak 50 kali lipat dari US$185.405 pada 2018 menjadi US$10 juta pada 2019. Laba kotor tercatat positif, membuka jalan bagi ekspansi besar: aplikasi beli ikan langsung dari petambak, hingga titik distribusi pakan di pulau-pulau terpencil.

    Dampak riil tetap terasa. Suganda, petambak di Cirebon, adalah pengguna awal mesin eFeeder. Teknologi ini tak hanya memberi efisiensi, tapi juga membebaskannya dari rutinitas—memberinya kehidupan sosial. Ia dan kelompok petambaknya mendapat akses pinjaman hingga US$150.000, menambah kolam dari 10 menjadi 70 unit, dan meningkatkan penghasilan hingga 20%.

    eFishery menjadi startup yang menjawab momentum. Ketika tren investasi bergeser ke arah ESG dan dampak sosial, dana-dana besar membanjiri sektor ini. Pada 2020, dana berkelanjutan global naik 67% ke hampir US$1,7 triliun. Dengan narasi dari nol hingga sukses dan laporan keuangan yang “menggoda”, eFishery mencuri perhatian.

    Gibran kemudian meraih pendanaan Seri B sebesar US$20 juta dari Northstar Group dan Go-Ventures (kini Argor Capital). Lalu pada 2021, Gibran menerima kabar bahwa Masayoshi Son dari SoftBank ingin berbicara langsung. Dalam satu jam di tengah pandemi, kesepakatan hampir tercapai. SoftBank mengajukan valuasi US$200 juta.

    Tak lama, Sequoia India (Peak XV) dan Temasek ikut berlomba. Valuasi pun melonjak ke $300 juta lebih. Gibran bahkan menerima pesan WhatsApp langsung dari CEO Temasek, Dilhan Pillay—yang semula ia kira spam.

    Namun di tengah kegembiraan itu, Gibran dihantui kenyataan. Laporan kepada investor menyebut pendapatan Rp1,6 triliun dan laba sebelum pajak Rp142 miliar, padahal kenyataannya, pendapatan hanya Rp958 miliar dan kerugian sebelum pajak mencapai Rp164 miliar.

    Ia merasa bersalah, namun kembali teringat pada dilema etis ala “trolley problem”. Ia percaya eFishery memberi dampak. Tapi tekanan untuk terus tumbuh membuatnya menunda memperbaiki pembukuan.

    Akhirnya, SoftBank, Temasek, dan Sequoia India menyepakati investasi sebesar US$90 juta, mengerek valuasi eFishery ke US$410 juta—lompatan luar biasa dari valuasi US$12 juta hanya tiga tahun sebelumnya.

  • Operasional PDN Tertunda Akibat Kurang Tenaga Bersertifikasi

    Operasional PDN Tertunda Akibat Kurang Tenaga Bersertifikasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkap operasional Pusat Data Nasional (PDN) Cikarang masih dalam evaluasi oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Pemerintah membutuhkan lebih banyak tenaga bersertifikasi untuk menjalankan sistem tersebut.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria mengatakan sampai saat ini proses finalisasi PDN yang berlokasi di Greenland International Industrial Centre, Deltamas, Cikarang masih berproses oleh BSSN.

    Pada bulan April ini, Nezar menyebut sedang dilakukan evaluasi terhadap arsitektur keamanan PDN dan ada beberapa proses-proses tertentu yang membutuhkan waktu.

    Salah satunya, kata Nezar pihaknya masih membutuhkan sejumlah orang yang bersertifikasi khusus untuk menjalankan PDN yang memiliki luas kurang lebih 15.994 m2.

    “Kita membutuhkan sejumlah orang yang bersertifikasi khusus gitu ya untuk menjalankan beberapa fitur yang ada di PDN. Dan ini lagi direview oleh BSSN gitu,” kata Nezar di Komdigi, Rabu (16/4/2025).

    Terkait kemungkinan PDN Cikarang bakal beroperasi saat kunjungan Presiden Republik Prancis Emmanuel Macron, Nezar menyebut hal tersebut bisa saja terjadi.

    Apalagi, pembangunan PDN ini merupakan pinjaman dari Pemerintah Perancis dengan total nilai EUR164.679.680 atau sekitar Rp2,7 triliun.

    Orang nomor satu di Prancis ini rencananya akan berkunjung ke Indonesia pada Mei 2025 atau pada bulan depan.

    “Bisa jadi (menunggu Macron) dan sebetulnya ya secara perlahan-lahan tes terhadap PDN ini sudah berjalan untuk beberapa layanan-layanan gitu,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Nezar pun membantah bahwa ada kemunduran dalam jadwal pengoperasionalan PDN Cikarang.

    Dirinya menyebut bahwa pendekatan yang digunakan memang bersifat gradual atau bertahap, bukan tertunda.

    “Sebenernya ga mundur tapi gradual (bertahap),” tutur Nezar.

    Untuk diketahui, PDN nantinya akan memiliki peran sebagai tempat menampung data-data dari berbagai instansi pemerintah. PDN juga akan melakukan pengolahan data untuk menghasilkan informasi yang bermanfaat.

    Selain itu, PDN juga berfungsi untuk memastikan data dapat dipulihkan jika terjadi kerusakan atau kehilangan data. PDN Cikarang ditarget akan beroperasi pada Januari 2025.

    Namun, pengoperasian PDN ini kembali diundur hingga akhir Maret 2025. Saat ini, pemerintah memprediksi PDN Cikarang baru bisa beroperasi pada April 2025.

  • Kerja sama RI – India Bakal Sia-sia Tanpa Diiringi Keringanan Investasi 5G

    Kerja sama RI – India Bakal Sia-sia Tanpa Diiringi Keringanan Investasi 5G

    Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) menilai biaya investasi 5G yang tinggi masih menjadi tantangan bagi negara-negara lain berinvestasi di Indonesia dalam pengembangan teknologi jaringan terbaru itu. 

    Ketua umum Mastel, Sarwoto Atmosutarno mengatakan bahwa biaya frekuensi untuk membangun jaringan 5G di Indonesia masih mahal. 

    Laporan GSMA mengungkap total biaya biaya hak penggunaan frekuensi yang harus dibayarkan perusahaan operator seluler bisa mencapai 12% dari total pendapatan tahunan. 

    GSMA meramal kondisi ini terus meningkat menjadi 20% dari total pendapatan pada 2030. Padahal, di sisi lain peningkatan pendapatan mereka juga cenderung mengalami penurunan.

    Selain biaya frekuensi, Sarwoto menyebut kondisi geografis yang kompleks dan tingkat adopsi perangkat yang masih rendah menjadi tantangan untuk mengakselerasi 5G di Tanah Air.

    “Padahal peluang 5G besar, dengan berbagai use cases seperti fixed broadband, mobile broadband, IoT, dan kecerdasan buatan (AI) baik untuk pengguna massal maupun sektor privat,” kata Sarwoto kepada Bisnis, Rabu (16/4/2025).

    Adapun, pemerintah membuka peluang untuk menjajaki kerja sama dengan India untuk mempercepat akselerasi 5G di Tanah Air.

    Pemerintah menyoroti pentingnya diversifikasi teknologi agar Indonesia tidak hanya bergantung pada teknologi dari Amerika Serikat dan China. 

    India dipandang sebagai mitra strategis baru yang bisa memberikan alternatif teknologi 5G yang kompetitif dan terbukti efektif.

    Sarwoto melihat bahwa India memang bisa menjadi patokan bagi Indonesia untuk mengembangkan jaringan 5G. Sebab, India dinilai berhasil dalam mendorong pertumbuhan 5G melalui insentif yang konkret.

    Apalagi, India merupakan salah satu negara dengan penetrasi jaringan 5G tercepat di dunia sejak diluncurkan secara komersial pada Oktober 2022 menurut Economic Times. 

    “Misalnya, pembebasan biaya frekuensi 5G untuk waktu tertentu. Kita masih belum punya kebijakan seperti itu,” ucapnya.

    Hal senada juga dikatakan oleh Direktur Eksekutif ICT sekaligus pengamat ekonomi digital, Heru Sutadi, yang mengatakan bahwa negara sah-sah saja melakukan kerja sama dengan siapapun.

    “Tapi memang, harus jelas kerja sama nya seperti apa,” ujar Heru.

    Namun, Heru melihat bahwa mahalnya biaya spektrum frekuensi dan minimnya insentif bagi operator telekomunikasi menjadi tantangan bagi negara yang ingin bekerjasama untuk mengakselerasi 5G.

    Heru menuturkan, meskipun banyak negara menunjukkan ketertarikan untuk masuk ke pasar Indonesia dengan membawa teknologi 5G, persoalan utamanya bukan pada aspek teknologi tetapi pada biaya investasi.

    “Hanya saja, isu utama kita akselerasi 5G bukan teknologi tapi spektrum frekuensi dan insentif bagi operator telekomunikasi karena regulatory cost yang sangat besar,” tutur.

  • Poles Laporan Keuangan untuk Selamatkan Startup

    Poles Laporan Keuangan untuk Selamatkan Startup

    Bisnis.com, JAKARTA – Mantan CEO eFishery Gibran Huzaifah mengakui telah memoles laporan keuangan perusahaan startup agritech tersebut guna menyelamatkan perusahaan.

    Gibran mengakui aksinya tersebut dimulai pada 2018. Saat itu, startup yang ia dirikan dari prototipe alat pemberi makan ikan hingga menjadi perusahaan rintisan dengan 100 pegawai kesulitan pendanaan dan hanya menyisakan tiga bulan sebelum cadangan mereka benar-benar habis.

    Dia kemudian mulai memasukkan angka fiktif ke laporan keuangan. Dalam waktu satu jam, ia menciptakan sesuatu yang tak bisa diraih orang dalam lima tahun kerja keras, setidaknya di atas kertas.

    Ia kemudian mengirim laporan tersebut ke investor, awalnya dia yakin tindakannya tersebut akan ketahuan. Tapi dugaan itu meleset. Para investor justru terkesan dengan perkembangan bisnisnya. Mereka menambah suntikan modal, tanpa sadar bahwa angka-angka tersebut palsu.

    Pada akhir 2018, Gibran mulai mengembangkan fondasi manipulasi tersebut, yang kelak ambruk dan akhirnya merugikan investor kelas dunia hingga ratusan juta dolar.

    “Ketika Anda bercermin dan menyadari kesalahan, Anda tahu itu bukan sesuatu yang bisa dibanggakan. Saya melakukannya untuk bertahan hidup,” ujar Gibran dalam wawancara dengan Bloomberg, dikutip Rabu (16/4/2025).

    Enam tahun setelah ia mulai membuat dua versi pembukuan, yakni laporan keuangan riil untuk tim internal dan lainnya yang telah dipoles untuk pemodal, eFishery menjelma jadi salah satu startup paling cemerlang di Asia dengan valuasi mencapai US$1,4 miliar dan sekitar 2.000 karyawan.

    Selain menjual alat pemberi pakan otomatis untuk meningkatkan produktivitas, mereka juga melebarkan bisnis ke sektor pembiayaan.

    Namun ketika akhirnya benar-benar di ambang keruntuhan, semuanya terbongkar. Klaim perusahaan bahwa pendapatan mencapai US$752 juta dalam sembilan bulan pertama 2024 ternyata hanya hanya US$157 juta. Fakta ini terungkap dari audit internal.

    Sejumlah nama besar dalam dunia modal ventura ikut terseret, termasuk SoftBank Group dari Jepang, Temasek dari Singapura, Sequoia India dan Asia Tenggara (kini Peak XV), 42XFund dari Abu Dhabi, hingga Social Capital milik Chamath Palihapitiya. Semuanya menolak memberikan komentar.

    Dalam wawancara, Gibran mengatakan ia memutuskan berbicara ke publik karena ingin menegaskan bahwa ia tidak mencuri uang, dan sebagian besar karyawan tidak mengetahui apa yang sedang terjadi.

    “Saya hanya ingin menyampaikan permintaan maaf terdalam saya kepada semua yang terdampak, terutama para petani. Mereka adalah alasan utama saya memulai semuanya ini,” jelasnya.

    Awal Mula Segalanya

    Cerita Gibran dalam dunia startup bermula ketika dia mengikuti berbagai kompetisi startup di Jakarta pada 2012. Dari sini dia belajar cepat mengenai membuat presentasi bisnis, menyusun strategi, dan menyelaraskan visi dengan angka yang menarik bagi investor.

    Sebuah video YouTube dari Oktober 2013 memperlihatkan Gibran muda mempresentasikan gagasan andalannya: proses pemberian makan adalah biaya terbesar dalam akuakultur, dan alatnya bisa membuatnya jauh lebih efisien.

    Pada 2015, Aqua-Spark, investor asal Belanda yang fokus pada akuakultur berkelanjutan, setuju mengucurkan dana awal sebesar $750.000.

    Tantangan utama eFishery saat itu adalah harga alatnya yang tinggi dibanding margin tipis para petani ikan kecil. Harga satu unit bisa berkisar antara US$400 sampai US$600, tergantung ukuran dan diskon.

    Jumlah yang tak terjangkau bagi banyak petani di Indonesia, di mana sekitar 10% dari 280 juta penduduk hidup di bawah garis kemiskinan dan biaya tenaga kerja murah.

    Gibran lalu mengubah model bisnis. Dia menyewakan alat kepada petani dan berharap cara ini bisa memperluas pasar lebih cepat dan menutup biaya produksi dalam beberapa tahun. Tapi karena harus menanggung biaya produksi di awal, ia cepat kehabisan dana.

    Ia berusaha menarik perhatian investor ventura di kawasan Asia Tenggara, namun ditolak berulang kali. Pada Desember 2017, laporan keuangan di Singapura mencatat eFishery hanya memiliki kas US$8.142.

    Namun Aqua-Spark masih tertarik. Pada Mei 2018, mereka sepakat ikut pendanaan Seri A senilai US$1,5 juta, dibagi dalam tiga tahap. Tahap terakhir sebesar US$500.000 baru akan diberikan jika ada investor lain yang ikut.

    Amy Novogratz yang merupakan salah satu pendiri Aqua-Spark membantah ada tanggungan pribadi dalam perjanjian.

    Nyaris putus asa, kemudian ia bertanya ke pendiri startup lain. Jawabannya hanya kode “dipoles,” “growth hack.” Bagi Gibran, maknanya jelas. Manipulasi angka sudah jadi rahasia umum.

    “Saya tahu itu salah. Tapi ketika semua melakukannya dan tak satu pun terkena, kamu mulai bertanya: apakah ini benar-benar salah?,” ungkapnya kepada Bloomberg.

    Ia menilai dilema ini layaknya teka-teki moral: jujur tapi gagal, atau berbohong demi kelangsungan hidup banyak pihak.

    “Kompas moral saya cenderung rasional — selama manfaat sosial yang dihasilkan lebih besar dari risikonya, saya anggap itu masih positif.”