Category: Bisnis.com Tekno

  • Menkomdigi Prioritaskan Lelang 2,6 GHz dan 3,5 GHz untuk Akselerasi Digital

    Menkomdigi Prioritaskan Lelang 2,6 GHz dan 3,5 GHz untuk Akselerasi Digital

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, mengatakan pemerintah tengah menyiapkan pelelangan spektrum frekuensi 2,6 dan 3,5 gigahertz (GHz) serta memperluas jaringan serat optik dan kabel bawah laut untuk mengakselerasi digital RI.

    Langkah lain yang sedang ditempuh termasuk konsolidasi industri telekomunikasi dan pengembangan pusat data nasional berlatensi rendah untuk mendukung integrasi kecerdasan buatan (AI) yang optimal.

    Sebab, pada bidang infrastruktur digital, politikus Partai Golkar ini menyebut tantangan besar dalam menghubungkan 17.000 pulau Indonesia secara merata. 

    “Ini sebuah kemajuan, tetapi tetap mengingatkan kita tentang skala tantangan untuk membangun konektivitas yang cepat dan andal di 17.000 pulau di Indonesia,” kata Meutya dalam forum internasional “Machines Can See 2025” yang berlangsung di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (23/4/2025).

    Isu diaspora digital juga menjadi perhatian, Meutya menyampaikan sekitar delapan juta warga negara Indonesia kini tinggal di luar negeri, termasuk 20.000 di antaranya yang bekerja di Silicon Valley.

    Sebagai bagian dari semangat inklusivitas, Indonesia juga tengah membangun pusat keunggulan AI di beberapa kota, termasuk Bandung, Surabaya, dan Papua. 

    “Menjadikan pusat keunggulan AI di Papua sangat penting bagi orang Indonesia untuk menunjukkan bahwa AI, bahwa kami percaya inklusivitas sangat penting ketika kita berbicara tentang AI,” ujarnya.

    Di sisi lain, Meutya menyebut Indonesia sedang berada dalam fase yang sangat strategis secara demografis, digital, dan geopolitik. 

    Dengan lebih dari 212 juta pengguna internet aktif dan status sebagai negara berpenduduk keempat terbanyak di dunia, Indonesia berkomitmen untuk menjadi bagian aktif dalam membentuk masa depan teknologi global.

    Meutya juga menggarisbawahi kesamaan pendekatan yang dibangun Indonesia bersama negara-negara BRICS dalam menciptakan ekosistem AI yang bertanggung jawab. 

    Fokus utamanya mencakup kesetaraan akses, penguatan perspektif global selatan, dan pemanfaatan AI untuk menjawab tantangan nyata masyarakat.

    “Inisiatif Indonesia dengan dialog BRICS semakin mencakup isu-isu seperti menjembatani kesenjangan digital, memajukan solusi pedesaan yang cerdas, dan menjaga kedaulatan data, seperti pemantauan bencana berbasis AI, pertanian cerdas, dan diagnostik kesehatan jarak jauh,” ucap Meutya.

    Lebih lanjut, Meutya menjelaskan bahwa pendidikan, ketahanan pangan dan penyediaan layanan publik menjadi tiga aspek yang mendapat perhatian besar dari pemerintah Indonesia. 

    Oleh karenanya, pemerintah membangun aplikasi AI untuk ketahanan pangan, sistem perlindungan sosial yang akan diluncurkan pada Agustus 2025 dan layanan pemeriksaan kesehatan gratis sebagai bentuk pelayanan publik serta mempersiapkan sembilan juta talenta digital pada tahun 2030.

    “Dan juga pendidikan merupakan keyakinan mendasar yang dipegang teguh Indonesia, karena dengan AI, kita percaya bahwa AI tidak hanya itu, mereka yang merancang dan mengatur AI harus lebih pintar dari AI itu sendiri,” tuturnya.

    Adapun, dalam kesempatan yang sama mantan Ketua Komisi 1 DPR RI ini menyampaikan masa depan AI bukan hak istimewa segelintir negara, tapi warisan bersama umat manusia

    Meutya menyerukan perlunya membangun ekosistem AI yang etis, inklusif, dan mencerminkan keberagaman dunia.

    “Teknologi harus mencerminkan keberagaman dunia, bukan hanya prioritas segelintir orang,” pungkasnya.

  • Urgensi Kolaborasi Keamanan Siber Global

    Urgensi Kolaborasi Keamanan Siber Global

    Bisnis.com, SINGAPURA – Kolaborasi antarnegara dan kalangan pebisnis keamanan siber global memiliki peran amat penting di tengah transformasi pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang kian masif di berbagai sektor.

    Dalam transformasi digital, urgensi kebudayaan siber menjadi fondasi dalam pengembangannya. Setidaknya, hal itulah yang diungkapkan oleh Head of Cybersecurity United Emirat Arab (UEA) Mohamed Al Kuawaiti. Dia menjelaskan bahwa urgensi terkait keamanan siber tak terlepas dari maraknya serangan siber yang ditemukan.

    Bahkan, imbuhnya, kejahatan, terorisme, hingga perang di dunia siber kini tak lagi memedulikan siapa sasaran. Dalam artian, imbuhnya, baik pemerintah, perusahaan rintisan (startup), hingga individu dapat menjadi target aksi kejahatan siber.

    “Budaya keamanan siber tak terlepas dari segala hal yang kita lakukan. Ini tak hanya berkaitan dengan praktek di seluruh dunia, tetapi juga untuk ekosistem hebat yang saat ini hadir di tengah-tengah kita,” katanya saat membuka ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (23/4/2025).

    Oleh sebab itu, dia memandang bahwa keamanan siber telah menjadi pilar utama dalam upaya pelindungan keamanan hingga kemakmuran suatu wilayah. Untuk itu, dia menilai bahwa pengembangan keamanan siber perlu dilakukan guna menyukseskan berbagai strategi keamanan siber yang telah dilakukan oleh berbagai negara.

    Senada, Komisaris Cybersecurity Agency Singapura David Koh memandang perlunya kerja sama berbagai negara dalam memperkuat posisinya terutama untuk negara kecil dan berkembang, dalam hal pemanfaatan keamanan siber.

    Dia mencontohkan bahwa Singapura dan Malaysia tengah memimpin dalam kolaborasi tersebut. Selain itu, Koh juga meyakini bahwa negara-negara di kawasan Asia Tenggara lainnya juga dapat saling mendukung dalam hal penguatan kerja sama keamanan siber.

    “Di dunia siber, kita perlu bekerja sama untuk memperkuat dan mengembangkan kerangka normatif,” katanya dalam kesempatan yang sama.

    Hal ini lantaran peretas yang acapkali mengeksploitasi kerentanan pada perangkat informasi dan teknologi yang dimiliki. Untuk itu, imbuhnya, negara-negara dengan pemikiran yang sama perlu bersatu guna menemukan solusi atas tantangan ancaman keamanan siber.

    Sementara itu, EVP Dubai World Trade Center Trixie LohMirmand menambahkan bahwa GITEX Asia 2025 menjadi momentum untuk menciptakan hubungan baru, mengembangkan aliansi baru, serta ide-ide guna mengembangkan teknologi di berbagai aspek kehidupan.

    “Inilah yang kami cita-citakan. Kami terus bekerja keras untuk memperluas ekosistem global sehingga kita memiliki peluang yang lebih baik untuk semua orang, khususnya bagi usaha kecil menengah dan perusahaan rintisan agar lebih dapat berkembang,” jelasnya.

  • GITEX Asia 2025: Potensi Besar Startup Asean

    GITEX Asia 2025: Potensi Besar Startup Asean

    Bisnis.com, SINGAPURA – Kawasan Asia Tenggara dipandang memiliki potensi besar yang mendukung pengembangan perusahaan rintisan (startup). Bahkan, upaya pengembangan yang dilakukan pebisnis startup di wilayah ini dinilai amat baik untuk ditiru oleh wilayah lainnya di kancah global.

    Tak ayal, Managing Director Techstars Tokyo Accelerator Yuki Shirato berpandangan bahwa potensi startup yang berbasis di Asia Tenggara tak terbatas.

    Dia adalah salah satu dari sekitar 330 pembicara ahli internasional yang berpartisipasi pada ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore yang digelar di Marina Bay Sands, Singapura pada 23-25 April 2025. 

    Saat menyampaikan pandangannya sebagai panelis pada sesi khusus North Star Asia -sebuah sesi penghubung startup, akselerator, dan investor eksklusif di bawah naungan GITEX-, Shirato memberikan penyemangat inspiratif sembari mengungkapkan sejumlah faktor-faktor kunci yang dapat mendorong kemajuan digital di Asia Tenggara.

    Dia menjelaskan bahwa kesuksesan startup dapat berasal dari hampir semua sektor dan bisa terjadi di mana saja, terutama lantaran era digital serta globalisasi pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

    “Pertanyaannya ke depan adalah ke mana mereka akan menargetkan. Dari sudut pandang Asean, pasar yang terus berkembang, dengan persaingan, investasi, dan inisiatif yang didukung pemerintah yang meningkat, seiring dengan populasi orang muda yang melek teknologi,” katanya, Rabu (23/4/2025).

    Menurutnya, Techstars Tokyo Accelerator yang berbasis di Tokyo, Jepang telah mengidentifikasi mitra ekosistem startup dan mendukung mereka untuk berkembang, maju, dan mewujudkan potensi penuh di kawasan Asia Pasifik.

    Dia mengatakan bahwa pihaknya telah mendirikan tiga startup yang didukung oleh modal ventura, memberikan pendampingan kepada 20 startup lainnya, dan menjadi angel investor untuk 50 perusahaan tahap awal. Dari jumlah itu, imbuhnya, termasuk juga beberapa perusahaan di Asia Tenggara.

    Dalam beberapa tahun terakhir, Shirato juga menyaksikan perusahaan dagang elektronik (e-commerce), teknologi finansial (financial technology/fintech), AI, layanan kesehatan, dan layanan komputasi awan (cloud) telah menjadi segmen pemikat investasi Asean dengan penyerapan tertinggi.

    Bahkan, imbuhnya, dia juga telah mengidentifikasi area alternatif, di mana pengaruh dan dampak startup dapat berkembang di masa mendatang dengan proyeksi bakal melampaui valuasi US$1 triliun.

    “Beberapa ruang sangat menarik, di mana saya melihat lebih banyak startup menarik yang berasal dari Asia. Saya percaya ini adalah robotika, manufaktur canggih, pertanian, energi, dan hiburan. Khusus yang ini [hiburan] mencakup gaming, anime, dan manga,” jelasnya.

    Shirato mengatakan bahwa segmen hiburan, terutama gaming, amat menarik. Nilai pasar global dari segmen ini, imbuhnya, diproyeksi mencapai US$236 miliar pada 2025 lantaran gaming yang berakar dari budaya regional dan popularitasnya yang terus meningkat.

    Niko Partners bahkan memproyeksikan pendapatan pasar gaming Asean akan mencapai US$7,1 miliar pada 2028. Angka ini meningkat dari capaian pada 2024 sebesar US$5,5 miliar, yang artinya tingkat rata-rata pertumbuhan (compounded annual growth rate/CAGR) sebesar 6,7% sepanjang periode tersebut.

    Pada 2028, Niko Partners bahkan memperkirakan kawasan Asean akan menjadi rumah bagi 332 juta gamer. Angka ini, jauh melampaui capaian pada 2023 yang hanya sebanyak 277 juta gamer.

    Sementara itu, perusahaan modal ventura gaming Konvoy Ventures memperkirakan industri anime memiliki nilai pasar global sebesar US$31 miliar dengan 600 juta penggemar yang tersebar di berbagai belahan dunia.

    Dari data tersebut, Shirato mengungkapkan bahwa anime siap untuk pertumbuhan dan ekspansi global dalam waktu dekat. Asean, imbuhnya, juga siap untuk meningkatkan keterlibatan, minat, dan popularitas internasional.

    “Dari sisi penciptaan, baik itu gaming, anime, atau bahkan manga, saya melihat makin banyak studio independen yang berbasis di Asean. Sementara banyak di Jepang, masih memegang kekayaan intelektual yang berharga selama beberapa dekade memimpin industri ini,” katanya.

    Apalagi, dia mengungkapkan bahwa di seluruh kawasan, kompetensi dan tingkat keterampilan talenta terus meningkat. Hal ini, imbuhnya, jelas merupakan area pertumbuhan tinggi, di mana startup dapat masuk dan memberikan dampak nyata.

    “Dengan pasar di seluruh dunia menyukai gaming, anime, dan manga. Baik dari Asia dan Afrika hingga Eropa, Timur Tengah, dan Amerika. Ini mewakili peluang multi-miliar dolar yang menguntungkan karena ada begitu banyak potensi bagi startup spesialis untuk mencapai status unikorn dan dekakorn,” jelasnya.

    Dia pun berpandangan bahwa lokasi Singapura amat strategis, di mana perusahaan Barat, Asia, dan lainnya, dapat bertemu, terhubung, dan berkolaborasi di tempat yang netral.

    “Ini sangat menarik karena jarang sekali begitu banyak perusahaan teknologi canggih dari China, Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Korea Selatan, Asean, dan sekitarnya berkumpul di satu tempat,” ujarnya.

    Oleh sebab itu, dia meyakini bahwa dengan berpusat di Asia, kemajuan terbaru industri robotika humanoid akan menjadi industri bernilai triliunan dolar yang terus berkembang dalam lima hingga 10 tahun ke depan. “Ini membawa nilai yang sangat besar bagi konstruksi, manufaktur, perawatan kesehatan dan lanjut usia, dan banyak lagi.”

  • Indosat (ISAT) Klaim AI Mampu Pangkas Waktu Eksplorasi di Sektor Pertambangan

    Indosat (ISAT) Klaim AI Mampu Pangkas Waktu Eksplorasi di Sektor Pertambangan

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) mengklaim teknologi kecerdasan buatan (AI) dapat menciptakan efisiensi waktu pada industri pertambangan.

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Danny menyebut AI dapat berperan penting dalam industri pertambangan, khususnya pada tahap eksplorasi.

    “Keuntungannya AI itu adalah bisa belajar dan bisa membandingkan apa yang sudah dipelajari oleh data-data yang ada di seluruh dunia,” kata kata Danny di kantornya, Rabu (23/4/2025).

    Eksplorasi merupakan proses pencarian dan identifikasi sumber daya mineral yang berpotensi ekonomis. Tahap eksplorasi mineral melibatkan pencarian dan penemuan endapan mineral melalui kegiatan prospeksi dan eksplorasi lanjutan. 

    Ahli geologi bakal mencari endapan mineral di area yang luas menggunakan pemetaan geologi, penginderaan jarak jauh, serta survei geokimia dan geofisika.

    Danny menekankan bahwa kehadiran AI sangat membantu para pelaku industri pertambangan, khusunya untuk mengidentifikasi endapan mineral tersebut.

    Dengan AI, proses identifikasi kandungan tanah atau batuan bisa berlangsung jauh lebih cepat dibandingkan metode konvensional. Semua data bisa dikompilasi dan dianalisis secara otomatis, memungkinkan keputusan diambil bisa lebih cepat.

    Adapun, waktu yang dibutuhkan untuk mencari endapan mineral bervariasi, mulai dari beberapa tahun hingga beberapa dekade, tergantung pada kompleksitas endapan, ukuran area, teknologi yang digunakan, dan proses perizinan.

    “Biaya eksplorasi itu mahal banget. Karena setiap ambil sampel, dites, nunggu hasil, gagal, ambil lagi, dan seterusnya. Sekarang, dengan sistem pembelajaran AI dan pemrosesan yang cepat menggunakan GPU, waktu tunggunya jauh lebih cepat,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Danny menyatakan bahwa percepatan proses ini tidak hanya menghemat biaya, tapi juga mempercepat pengambilan keputusan yang krusial dalam aktivitas eksplorasi.

    Dirinya menegaskan bahwa implementasi AI mampu memangkas waktu eksplorasi secara drastis, bahkan hingga di bawah 10% dari waktu yang dibutuhkan sebelumnya.

    “Kalau dulu butuh 100% waktu, dengan AI sekarang bisa hanya butuh 10%, bahkan hanya di bawah 10%,” tuturnya.

    Diketahui, pemakain AI dalam proses eksplorasi bukan hal yang baru pada industri pertambangan di Indonesia. 

    Sebelumnya, BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero) dan PT Timah Tbk melakukan ujicoba penggunaan aplikasi digital data capturing dengan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) dan machine learning untuk kegiatan eksplorasi bernama Geologging.

    Inisiasi bersama PT ANTAM Tbk (ANTAM) ini merupakan salah satu komitmen Grup MIND ID dalam mendorong smart mining untuk mengoptimalkan proses bisnis dan operasional perusahaan.

    Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan teknologi AI diharapkan akan meningkatkan efektivitas eksplorasi di anggota MIND ID.

    “Perusahaan terus mendorong terciptanya inovasi di setiap kegiatan operasional untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dan cadangan mineral Grup MIND ID. Perusahaan terus mendorong lahirnya ide dan inovasi yang membuat proses bisnis industri tambang menjadi lebih efisien, efektif, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya seperti dikutip, Senin (27/6/2022).

    Uji Coba aplikasi Geologging dilakukan di kegiatan eksplorasi ANTAM, Unit Bisnis Pertambangan Emas di Jawa Barat. Geologging dapat mempercepat dan mengkalkulasi sampel batuan hasil pemboran (core) seperti Rock Quality Designation RQD), Core Recovery, dan lainnya.

    Geologging memiliki tiga fitur yakni Safety Inspection, Proses Pengeboran dan Foto Core yang dilengkapi dengan AI. MIND ID berharap aplikasi Geologging menjadi problem solver untuk efisiensi dan optimalisasi aktivitas eksplorasi di anggota MIND ID.

  • F5 Investasi PoP di RI, Sasar Sektor Finansial hingga Pengembang Aplikasi AI

    F5 Investasi PoP di RI, Sasar Sektor Finansial hingga Pengembang Aplikasi AI

    Bisnis.com, JAKARTA —  F5 Indonesia, perusahaan teknologi dan keamanan aplikasi, mengumumkan ekspansi jaringan globalnya dengan berinvestasi dan menghadirkan point of presence (PoP) baru di Indonesia. Perluasan ini seiring dengan kian diperlukanya latensi yang lebih rendah, sekaligus mendukung kedaulatan data khususnya bagi perusahaan finansial

    Point of Presence (PoP) adalah lokasi atau titik akses yang memungkinkan pengguna atau perangkat untuk terhubung ke jaringan atau sistem tertentu. Salah satu perang PoP adalah melindung dan mengatur aplikasi yang disimpan di berbagai tempat komputasi awan atau multicloud.

    Country Manager F5 Indonesia Surung Sinamo mengatakan PoP di Indonesia ini merupakan yang pertama kalinya bagi perusahaan di Tanah Air. Sebelumnya, PoP terdekat F5 berlokasi di Singapura, yang seringkali menimbulkan kendala terkait regulasi data residensi dan latensi bagi sejumlah perusahaan di Indonesia, terutama sektor-sektor dengan regulasi ketat seperti perbankan dan keuangan.

    Selama ini, kata Surung, banyak pelanggan perusahaan di Indonesia yang tertarik dengan teknologi F5, namun terkendala dengan tidak adanya PoP lokal.

    “Dengan hadirnya PoP ini, kami berharap dapat menjawab kekhawatiran mengenai data dan data residensi. Selain itu, dengan mengurangi jarak tempuh data, kami juga berharap performa aplikasi akan meningkat secara signifikan,” kata Surung kepada Bisnis, Rabu (23/4/2025).

    PoP baru ini sejalan dengan Undang-undang Perlindungan Data Pribadi, yang mengatur keamanan dan kerahasiaan data pribadi, serta Peraturan Pemerintah No. 71/2019

    dan Peraturan OJK No.11/2022, yang mewajibkan perusahaan-perusahaan untuk mengelola dan menyimpan data di dalam negeri. Kepatuhan pada regulasi ini sangat penting bagi industri dengan regulasi yang ketat seperti jasa keuangan, telekomunikasi, kesehatan, dan layanan pemerintah, di mana lokasi penempatan dan keamanan data sangat penting.

    Lebih lanjut, F5 menekankan bahwa PoP ini akan menghadirkan solusi keamanan sebagai layanan (Software as a Service/SaaS). Model ini diharapkan dapat mendemokratisasi akses terhadap keamanan siber yang komprehensif bagi berbagai skala bisnis.

    F5 percaya bahwa dengan hadirnya PoP ini, akses bisnis terhadap keamanan yang mumpuni akan menjadi lebih mudah, lebih terjangkau, dan lebih cepat dalam implementasinya. Dibandingkan dengan saat PoP F5 di Singapura, dengan beralih ke Indonesia terjadi peningkatan kecepatan latensi hingga 84%.

    Menanggapi pertanyaan mengenai alasan F5 baru menghadirkan PoP di Indonesia tahun ini, Surung mengatakan, bahwa F5 merupakan perusahaan global dengan roadmap pengembangan yang terencana.

    Investasi dalam bentuk PoP di Indonesia baru dapat direalisasikan pada tahun ini setelah melalui berbagai pertimbangan dan perencanaan. Nilai investasi tidak disebutkan.

    Country Manager F5 Indonesia Surung Sinamo

    Mengenai infrastruktur PoP ini, F5 memastikan bahwa mereka bekerja sama dengan fasilitas data center yang mumpuni di Indonesia. “Kami tidak membangun data center baru, melainkan memanfaatkan fasilitas data center yang sudah ada dan terpercaya di Indonesia,” tegasnya.

    Salah satu poin menarik yang disinggung adalah kemampuan PoP F5 ini dalam mengamankan aplikasi berbasis kecerdasan buatan (AI). F5 menjelaskan bahwa teknologi yang ditawarkan di PoP ini telah memanfaatkan AI untuk meningkatkan efisiensi dan analisis keamanan.

    “Teknologi kami di PoP ini dirancang untuk membantu pelanggan memanfaatkan potensi AI sambil memitigasi risiko kebocoran data yang mungkin timbul akibat penggunaan AI. Jadi, kami Dia menambahkan PoP ini menjawab tantangan-tantangan unik dari jaringan multicloud dengan menghadirkan konektivitas yang lancar, optimalisasi, dan keamanan di berbagai infrastruktur,

    “Konsol yang terpusat ini memberikan cara yang mudah dan hemat biaya bagi para pelanggan untuk mendapatkan layanan yang mereka butuhkan. Selain itu, PoP ini juga akan memainkan peran penting dalam mendemokratisasi keamanan siber di seluruh lanskap digital Indonesia yang tumbuh pesat namun semakin terancam,” katanya.

    Selama ini, pengembang aplikasi membangun dengan menggunakan lebih dari satu cloud. Permasalahan muncul ketika mereka ingin mengatur dan meningkatkan keamanan. PoP F5 dapat menyederhanakan proses tersebut, sehingga pelanggan hanya cukup mengatur layanan mereka dari satu pintu saja yaitu F5.

    Senior Vice President APCJ F5 Adam Judd mengatakan PoP ini memberikan layanan data dan cloud hemat biaya, menyederhanakan aplikasi dan keamanan API, serta mengoptimalkan konektivitas jaringan, yang penting untuk mendorong inovasi dan tetap kompetitif di era digital.

    “Dengan memanfaatkan PoP baru ini, para pelanggan di Indonesia kini bisa memastikan kedaulatan data mereka, memenuhi ketentuan regulasi, dan meningkatkan layanan digital sehingga mereka tetap kompetitif,” kata Judd.

    Para pelanggan, sambungnya, dapat mengakses web app dan proteksi API (WAAP), jaringan multicloud, dan layanan komputasi edge, melalui konsol berbasis SaaS yang terpusat dan didukung oleh F5 Distributed Cloud Services, sehingga mereka dapat menggunakan layanan-layanan tersebut dengan mudah.

  • Payload Data Telkomsel Naik 14%, Tembus 20,38 Juta TB pada 2024

    Payload Data Telkomsel Naik 14%, Tembus 20,38 Juta TB pada 2024

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mencatatkan pertumbuhan data payload atau muatan data hingga 13,9% pada 2024 dibandingkan dengan 2023. 

    Adapun total payload data yang diangkut sebesar 20,38 juta tera byte (TB), naik signifikan dibandingkan dengan 2023 yang sebesar 17,9 juta TB. 

    Selain gaya hidup masyarakat yang makin digital, pertumbuhan data payload juga didorong oleh penetrasi layanan Telkomsel yang makin luas dan makin kuat.

    Telkomsel mengoperasikan 271.040 BTS, termasuk 221.290 4G BTS and 975 5G BTS pada 2024. Jumlah tersebut bertambah 23.568 unit dibandingkan dengan 2023, dengan perincian 23.452 unit BTS 4G dan 321 unit BTS 5G. Sisanya BTS 2G. 

    Pakar Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Harsoyo mengatakan pencapaian tersebut juga menunjukkan komitmen pembangunan yang kuat untuk menjadi kepanjangan tangan negara dalam menyediakan layanan telekomunikasi.

    Di sisi lain, tanpa dukungan jaringan andal yang dimiliki oleh Telkom, kata Agung, Telkomsel juga tak akan mungkin menyediakan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia.

    “Karena jaringannya yang andal dan tersebar luas di seluruh Indonesia, membuat mayoritas masyarakat Indonesia masih mempercayakan kebutuhan layanannya pada Telkomsel,” kata Agung, Rabu (23/4/2025). 

    Pada tahun 2024, Telkomsel berhasil membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 10,7%, didorong oleh inisiatif strategis integrasi layanan bisnis fixed broadband IndiHome B2C ke dalam Telkomsel. 

    Sejalan dengan hal ini, porsi kontribusi digital business Telkomsel mengalami peningkatan dari 88,0% menjadi 90,3%.

    Dalam upaya mendukung digitalisasi di Indonesia, Telkomsel juga terus mengakselerasi penetrasi fixed broadband, tercermin dari penambahan hampir 1 juta pelanggan sepanjang tahun 2024. 

    IndiHome, layanan digital internet, telepon rumah, dan TV interaktif/IPTV milik Telkomsel, telah melayani total 10,8 juta pelanggan pada 2024.

    Telkom, induk Telkomsel, menyampaikan dalam laporannya bahwa IndiHome terus memperluas kepemimpinan pasar. Untuk ritel, IndiHome memiliki basis pelanggan sebanyak 9,6 juta pelanggan dengan rerata pendapatan per pelanggan (ARPU) sebesar Rp238.000. 

    Adapun secara total pelanggan terlayani, termasuk sektor korporasi, mencapao 10,8 juta pelanggan dengan pendapatan yang diraup selama 2024 sebesar Rp26,3 triliun. 

    “Gerai ritel kami memberikan keuntungan distribusi yang strategis, meningkatkan aksesibilitas dan adopsi fixed mobile convergence (FMC). Kami telah mencapai tonggak integrasi FMC utama, terutama penyelesaian integrasi satu tagihan – peningkatan penting yang menyatukan layanan seluler dan tetap, mengurangi hambatan dalam transaksi pelanggan,” tulis dalam Info Memo dikutip Senin (21/4/2025).

    Fixed Mobile Convergence (FMC) adalah integrasi jaringan telekomunikasi tetap dan seluler. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk beralih antara jaringan tetap dan seluler tanpa kehilangan kualitas koneksi.  

    FMC memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah peningkatan daya tangkap sinyal dan kecepatan serta keandalan layanan yang lebih tinggi. 

    Telkom menyampaikan strategi FMC yang dijalankan juga mendorong efisiensi operasional, pengurangan churn, dan retensi pelanggan yang lebih kuat.

    Sebanyak 57% dari total pelanggan IndiHome saat ini telah menggunakan layanan seluler dan internet mobile. Porsi pengguna FMC IndiHome pada 2024 meningkat dari 2023 yang sebesar 53%.

  • Indosat Eksplorasi Pasar Pertambangan Lewat AI Day for Mining, Pacu Segmen B2B

    Indosat Eksplorasi Pasar Pertambangan Lewat AI Day for Mining, Pacu Segmen B2B

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. (ISAT) berencana mengeksplorasi pasar pertambangan dengan memperkenalkan serangkaian kasus pemanfaatan teknologi AI, 5G, Internet of Things (IoT), dan otomatisasi pada acara AI Day for Mining. 

    Director & Chief Business Officer Indosat Ooredoo Hutchison Muhammad Danny Buldansyah mengatakan AI Day for Mining Industry merupakan kelanjutan dari Indonesia AI Day. 

    Acara  yang digelar pada Kamis (24/4/2025) itu akan melibatkan 500 peserta yang berkecimpung di sektor pertambangan.

    Diketahui, pertambangan merupakan salah satu sektor potensial. Berdasarkan catatan Indosat, 33,3% pasar korporasi ICT pada 2025 disumbangkan dari sektor pertambangan. Adapun total pasar ICT pada tahun in diperkirakan mencapai Rp4,2 triliun. 

    “Jadi nanti ada juga Indonesia AI Day untuk education, waktu dekat ini setelah mining itu adalah di education,” kata Danny di kantornya, Rabu (23/4/2025).

    Indosat, kata Danny berambisi menjadi perusahaan telekomunikasi pertama di Indonesia yang sepenuhnya berbasis AI yaitu AI Native Techco dan AI Nation Shaper.

    Adapun, untuk merealisasikan tujuan tersebut Indosat tidak berjalan sendirian. Indosat menggandeng berbagai mitra strategis seperti Lintasarta, Huawei, dan Accenture.

    “Tentunya ini di support juga oleh pemerintahan baik Komdigi sebagai pembina telekomunikasi dan juga di support oleh Kadin maupun Kementerian ESDM,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Danny menuturkan saat ini industri di Tanah Air memiliki banyak tantangan. Seperti keterbatasan tenaga kerja, masalah keselamatan, hingga isu keberlanjutan.

    Tantangan tersebut, kata Danny, dapat teratasi dengan bantuan AI dan teknologi yang meningkatkan efisiensi proses bisnis, mitigasi risiko, hingga optimasi hasil produksi.

    Maka dari itu, Indosat menawarkan ekosistem teknologi terintegrasi mulai dari pengumpulan data melalui kamera dan drone, pengelolaan kendaraan (fleet management).

    Selain itu, Indosat juga menawarkan sensor pintar, wearable devices untuk keselamatan kerja (seperti helm pintar dan gelang), hingga penyimpanan data dan keamanan siber pada sektor pertambangan.

    “Nah ini dengan teknologi ini bisa menolong banyak hal gitu untuk menjadikan lebih efisiensi,” ujar Danny.

    Adapun, Indosat bakal menggelar Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, pada Kamis (24/4/2025) di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta. 

    Adanya Indonesia AI Day for Mining Industry 2025 sebagi wadah untuk mewujudkan kolaborasi antara pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri pertambangan, penyedia teknologi, hingga pemerintah, perlu diperkuat guna mempercepat adopsi solusi digital. 

    Dalam ekosistem ini, Indosat hadir sebagai penggerak yang menyediakan solusi digital berbasis AI dan platform konektivitas, menuju industri pertambangan yang lebih cerdas dan berkelanjutan.

    “Jadi kedepannya mudah-mudahan kita semakin maju, semakin safe dan semakin dilihat sebagai negara yang berkontribusi terhadap pertumbuhan masyarakat di Indonesia ini dari mining industry,” tutur Danny.

  • Estonia Siap Bantu Indonesia Genjot Digitalisasi

    Estonia Siap Bantu Indonesia Genjot Digitalisasi

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Estonia Margus Tsahkna menyebut negaranya siap berkolaborasi dengan Indonesia dalam upayanya meningkatkan digitalisasi pada seluruh sektor.

    Tsahkna menjelaskan, Estonia adalah salah satu negara yang paling terdigitalisasi di dunia. Dia menuturkan, Estonia telah menjalankan program layanan publik yang 100% terdigitalisasi.

    Selain itu, dia mengatakan Estonia merupakan negara terbaik di dunia pada bidang keamanan siber. Dia pun menyatakan negaranya siap membantu Indonesia dalam upaya digitalisasinya.

    “Kami siap untuk bekerja sama dengan Indonesia, karena presiden anda memiliki rencana yang sangat ambisius tentang digitalisasi Indonesia. Kami juga memiliki banyak hal untuk dipelajari dari Indonesia,” katanya dalam pernyataan pers bersama Menlu Indonesia, Sugiono usai pertemuan bilateral di Gedung Pancasila, Jakarta, Rabu (23/4/2025).

    Tsahkna menuturkan, digitalisasi memiliki dampak positif bagi sebuah pemerintahan, salah satunya adalah efisiensi. Selain itu, proses ini juga akan memberikan layanan yang lebih optimal kepada masyarakat sehingga turut berdampak pada kemakmuran.

    Sementara itu, Menlu RI, Sugiono mengatakan, Indonesia akan diuntungkan dengan menjalin kerja sama dengan negara Eropa Utara itu pada bidang digital.

    Dia menuturkan, pihaknya telah membahas penguatan kerja sama bilateral di berbagai bidang, termasuk digitalisasi, dalam pertemuannya dengan Menlu Tsahkna.

    Sugiono memaparkan, Indonesia dan Estonia akan menjajaki kolaborasi dengan talenta digital Estonia dalam implementasi e-governance. Dia mengatakan, kerja sama ini dapat mewujudkan birokrasi pemerintahan yang lebih efektif di Indonesia.

    Selain itu, upaya digitalisasi tersebut juga akan dilakukan dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

    “Saya juga yakin masih ada peluang yang besar bagi Estonia untuk berpartisipasi dalam pengembangan di Indonesia dalam berbagai sektor,” katanya.

  • EDGE DC dan APJII Rilis PoP IIX EDGE2, Operasikan 3.400 Rak

    EDGE DC dan APJII Rilis PoP IIX EDGE2, Operasikan 3.400 Rak

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Ekagrata Data Gemilang (EDGE DC) bersama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) meluncurkan Point of Presence Indonesia Internet Exchange (PoP IIX) yaitu EDGE2 yang beroperasi di Kuningan Mulia, Jakarta Selatan.

    Kehadiran PoP IIX di EDGE2 akan memudahkan anggota APJII untuk terhubung dengan IIX, yang merupakan salah satu Internet Exchange terbesar di Indonesia. 

    Dengan IIX yang melokalisasi lalu lintas jaringan di EDGE2, rute langsung antara operator jaringan dapat tercipta, sehingga meningkatkan pengalaman pelanggan dengan latensi yang lebih rendah. 

    Oleh karena itu, kerja sama antara APJII dan EDGE DC ini akan mendukung perkembangan infrastruktur internet di Indonesia, terutama dengan fasilitas teknologi kelas dunia yang dimiliki EDGE2.

    CEO EDGE DC, Stephanus Oscar, menyebut bahwa EDGE2 adalah pusat data terbesar yang beroperasi di wilayah metropolitan dengan total IT Load sebesar 23 MW dan lebih dari 3.400 rak. 

    EDGE2, kata Stephanus dibangun setelah kesuksesan EDGE1. EDGE 2 ini menawarkan skalabilitas dan opsi konektivitas yang tidak tertandingi, termasuk akses ke lebih dari 60 operator jaringan melalui kampus virtual. 

    “Kehadiran IIX di EDGE2 tentu akan memperkuat ekosistem konektivitas dan memberikan pilihan yang unggul bagi para pelanggan,” kata Stephanus dalam keteranganya, Rabu (23/4/2025).

    Di sisi lain, Ketua Umum APJII, Muhamad Arif, menyambut baik hadirnya PoP IIX di EDGE2. Dirinya menegaskan bahwa langkah ini memberikan pilihan konektivitas yang jauh lebih efisien bagi anggota APJII, khususnya penyelenggara layanan internet di Jakarta dan sekitarnya. 

    “Dengan interkoneksi langsung ke puluhan operator jaringan di kampus EDGE DC, anggota tidak hanya memangkas biaya bandwidth upstream, tetapi juga memperpendek latency secara signifikan,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Arif menyatakan dukungannya terhadap arah kebijakan pemerintah dalam pengembangan ekosistem digital nasional. 

    APJII, kata Arif mendukung penuh kebijakan

    Presiden dan Menko Perekonomian yang mendorong transformasi TKDN dari kewajiban menjadi insentif. 

    “Ini selaras dengan kebutuhan industri ISP, karena fleksibilitas regulasi seperti ini akan mempercepat pembangunan data center dan ekosistem interkoneksi nasional yang lebih kompetitif,” tambahnya.

    Lebih lanjut, Arif menyebut Kemitraan APJII dengan EDGE DC di EDGE2 merupakan contoh konkret bagaimana kolaborasi industri dapat berjalan seiring dengan arah kebijakan pemerintah. 

    “Kami percaya, sinergi seperti ini akan menarik lebih banyak investasi infrastruktur digital berkualitas tinggi yang sejalan dengan rencana relaksasi TKDN dan agenda diplomasi dagang nasional,” tutur Arif.

  • Mitra Kekebalan Siber Kawasan Asia

    Mitra Kekebalan Siber Kawasan Asia

    Bisnis.com, SINGAPURA – Karspersky memulai debut sebagai Mitra Cyber Immunity pertama pada ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore yang berlangsung selama 23-25 April 2025 di Marina Bay Sands, Singapura. Langkah ini menandai partisipasi perdana perusahaan dalam ajang teknologi utama di kawasan ini.

    Perusahaan memamerkan solusi keamanan sibernya yang inovatif kepada para pemimpin industri, inovator, dan perusahaan rintisan (startup) dari berbabagai penjuru dunia. Rencananya, pada Kamis (24/4/2025), perusahaan akan menyelenggarakan Konferensi Cyber Immunity Karspersky pada ajang ini.

    Konferensi Cyber Immunity Karspersky akan menyorot pandangan dari para pakar industri untuk mendiskusikan pentingnya keahlian sejati, konvergensi teknologi informasi, serta pendekatan kekebalan siber. Para pengunjung akan menerima pengetahuan mengenai ancaman siber di kawasan Asia Pasifik dan mengekeplorasi tren utama serta risiko terkait hal tersebut pada 2025.

    CEO Karspersky Eugene Karspersky mengatakan bahwa GITEX Asia adalah platform yang unik untuk inovasi, kolaborasi, dan pertumbuhan.

    “Sebagai mitra keamanan siber yang berorientasi bisnis, acara ini memberi kami kesempatan untuk menyajikan solusi inovatif yang kami miliki dan terlibat dengan ekosistem teknologi global,” katanya, Rabu (23/4/2025).

    Dia menambahkan bahwa acara ini tidak hanya menyoroti komitmen kuat perusahaan untuk memajukan keamanan siber global, tetapi juga memperkuat misi Karspersky untuk membangun dunia yang lebih aman dan terlindungi.

    Dalam ajang tersebut, Karspersky menyajikan portofolio produk dan layanannya yang mampu mendukung berbagai strategi bisnis, membantu organisasi menjaga operasi, dan mencapai tujuan mereka. Produk-produk tersebut a.l Karspersky Next, Karspersky Threat Intelligence, Karspersky Cloud Workload Security, Karsperksky Industrial Cybersecurity, Machine Learning for Anomaly Detection, dan KarsperskyOS.

    Sementera itu, EVP Dubai World Trade Center Trixie LohMirmand mengatakan bahwa GITEX dan Karspersky menjalin kemitraan global lintas benua yang menjadi contoh komitmen bersama untuk melindungi bisnis dan masyarakat di manapun.

    “Sebagai Mitra Imunitas Siber resmi kami untuk GITEX Asia perdana, Karspersky akan menawarkan perspektif pakar baru dan solusi keamanan unggul di kawasan ini dalam dekade teknologi canggih yang tengah berkembang,” katanya yang juga merupakan CEO dari KAOUN Internastional.

    Trixie menambahkan bahwa pihaknya menantikan dampak mendalam yang akan dihadirkan GITEX Asia dan Karspersky untuk ekosistem digital regional yang saat ini berali ke generasi kecerdasan buatan (artificail intelligence/AI).