Category: Bisnis.com Tekno

  • Konsumen Korporasi Kunci Akselerasi 5G dan 6G

    Konsumen Korporasi Kunci Akselerasi 5G dan 6G

    Bisnis.com, SINGAPURA — Pengembangan teknologi jaringan di masa mendatang amat bergantung kepada seberapa cepat konsumen korporasi memiliki ketertarikan terhadap teknologi yang telah hadir saat ini. Untuk itu, penetrasi adopsi teknologi jaringan generasi kelima (5G) ataupun generasi keenam (6G) pada segmen ini perlu diakselerasi.

    Setidaknya hal itulah yang tergambar dalam salah satu sesi diskusi pada ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (23/4/2025).

    CEO Layanan Digital Internasional Singtel Anna Yip mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi dalam 5G, dan saat ini telah berada di tahapan 5G+. 

    Singtel benar-benar fokus untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan dengan penuh hasil investasi tersebut.

    “Saya kira kita semua setuju. Ini dimulai dengan adopsi konsumen, sekarang berjalan sangat baik di Singapura. Namun, kami perlu melihat lebih banyak lagi adopsi perusahaan,” katanya, Rabu (23/4/2025).

    Menurutnya, adopsi konsumen, terutama dari segmen korporasi adalah pendorong utama dimulainya era 5G. Adopsi tersebut, imbuhnya, amat menentukan langkah ke depan. Dia mencontohkan bahwa saat ini pihaknya tengah memulai untuk ke arah 6G.

    “Kami sedang melakukan sesuatu di sana. Kami telah menandatangani perjanjian dengan SPT, misalnya dari Korea Selatan, untuk melihat potensi penelitian dan aplikasi 6G. Selain itu, saya pikir kita harus pindah ke 6G pada waktu tertentu,” jelasnya.

    Anna mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini juga tengah memastikan bagaimana pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputer kuantum, dan semua teknologi baru. Tujuannya, imbuhnya, agar pihaknya mampu menghadirkan pemanfaatan terbaik dan paling relevan kepada perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah.

    “Ini untuk benar-benar mewujudkan potensi penuh sambil kita melihat, terkadang dalam jangka menengah hingga panjang, terkait bagaimana 6G akan berjalan. Begitulah cara kami memandangnya,” ujarnya.

    Sementara itu, Presiden Direktur & CEO PT Indosat Tbk. (ISAT) Vikram Sinha pun memberikan pandangan serupa. Dia menjelaskan bahwa pelaku industri telekomunikasi harus memastikan kesiapan ekosistem dalam pemanfaatan teknologi 5G. 

    “Tantangannya adalah bukan seberapa siap Anda, melainkan perusahaan tempat Anda bekerja, mereka harus sama-sama siap. Jadi sekali lagi, ini harus melibatkan semua orang,” katanya.

    Setidaknya Vikram memiliki dua pandangan terkait adopsi teknologi 5G. Pertama, pemanfaatan AI mendorong pasar berkembang. Dia menilai bahwa apabila operator dapat meningkatkan penggunaan real-time, hal ini dapat membantu untuk memonetisasi AI sehingga bisa memberikan nilai kepada pelanggan.

    Kedua, dia melihat adanya penurunan biaya produksi data 5G yang lebih rendah ketimbang 4G di Indonesia. Dia menjelaskan bahwa biaya juga merupakan elemen yang sangat penting. “Jadi secara pribadi saya optimis, terutama karena AI.”

    Menurutnya, perusahaan operator juga berada dalam posisi terbaik untuk berperan dalam menciptakan AI dan kedaulatan AI. Dia mencontohkan, pada Agustus 2024, saat Capital Market Day, pihaknya telah menyampaikan North Star perseroan, di mana Indosat ingin menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis AI.

    Vikram menambahkan bahwa agar suatu negara berhasil dalam adopsi AI, maka neraca dan laba rugi perusahaan telekomunikasi juga kuat. Hal ini lantaran industri telekomunikasi menjadi penopang adopsi AI bagi masyarakat dan konsumen korporasi.

    “Kami [industri operator] melakukan semua pekerjaan berat yang tidak ingin dilakukan siapa pun. Jadi, saya pikir ini adalah momen penting. Bagaimana kita bekerja untuk memastikan bahwa kita berkolaborasi, membangun, dan bersaing, serta memecahkan masalah dalam skala besar. Kita menghasilkan produk yang memecahkan masalah kehidupan nyata,” jelasnya.

    LEBIH DARI SEKADAR AKSES

    Di sisi lain, Chief Innovation Officer CelcomDigi T. Kugan mengatakan bahwa saat ini merupaan era di mana lebih dari sekedar akses jaringan.

    Dia menjelaskan bahwa aliansi strategis, kemitraan, dan bekerja dengan pemangku kepentingan terkait merupakan langkah untuk benar-benar mentransformasi bisnis agar berkembang dan bergerak maju sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi pengguna dan bisnis. 

    “Potensinya sangat besar. Saya pikir kami sangat menantikan untuk melanjutkan pertumbuhan ini dan memastikan bahwa kami dapat memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

    Menurutnya, di Malaysia, pihaknya benar-benar fokus untuk menjadi negara yang mengutamakan digital. Bahkan, otoritas Negeri Jiran telah benar-benar mendorong itu sebagai misi. “CelcomDigi sebagai operator terbesar di negara ini, diharapkan berada di garis depan dalam melakukan ini dan membawanya maju.” (Lukas Hendra T.M)

  • ESDM Klaim AI Tekan Biaya dan Tingkatkan Keselamatan di Pertambangan

    ESDM Klaim AI Tekan Biaya dan Tingkatkan Keselamatan di Pertambangan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai teknologi kecerdasan buatan (AI) semakin krusial dalam mendukung efisiensi dan keberlanjutan sektor pertambangan di Indonesia.

    Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Ditjen Minerba), Siti Sumilah Rita Susilawati menyampaikan pelaku industri mulai menyadari bahwa AI merupakan jawaban untuk menekan biaya operasional sekaligus menciptakan operasi tambang yang lebih berkelanjutan.

    “AI itu ya, tadi kan udah jelas sekarang di sini aja banyak teman-teman bisa melihat bagaimana teknologi itu bisa sangat meningkatkan efisiensi,” kata Rita setelah menghadiri Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, Kamis (24/4/2025).

    Rita memahami pada tahap awal penerapan teknologi AI memang membutuhkan investasi besar dan dikelola secara maksimal.

    Namum, manfaat dari investasi tersebut bakal akan dirasakan oleh pelaku industri pertambangan dalam jangka panjang.

    “Kayaknya sekarang hampir semua tambang, terutama tambang-tambang besar itu sudah mulai lah ya memikirkan bagaimana menggunakan teknologi,” ujarnya.

    Di tempat yang sama, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) menilai kecerdasan buatan (AI) memiliki potensi besar sebagai katalis dalam meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keselamatan kerja di sektor pertambangan. 

    Presiden Direktur AMMAN, Rachmat Makkasau, mengatakan bahwa transformasi digital sudah mulai dijalankan di perusahaan, termasuk dalam mengintegrasikan AI ke dalam berbagai lini operasional tambang.

    “melihat bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat menjadi katalis untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional serta keselamatan kerja,” ujar Rachmat.

    Namun, Rachmat menekankan bahwa adopsi teknologi canggih seperti AI tidak dapat dilakukan secara instan. 

    Tantangan seperti integrasi data dari berbagai sistem, kesiapan infrastruktur digital, hingga adaptasi dari tim di lapangan memerlukan proses bertahap dan pembelajaran berkelanjutan.

    “Hal ini membutuhkan proses pembelajaran yang tidak bisa instan,” tuturnya.

    AMMAN, lanjut Rachmat, memiliki komitmen kuat untuk memastikan bahwa transformasi digital tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada pemberdayaan sumber daya manusia.

    Lebih lanjut, Rachmat menyebut keberadaan AI bisa membantu sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki oleh AMMAN semakin bijak dalam mengambil keputusan yang berbasis data.

    “Sehingga AI bisa menjadi pendukung, bukan pengganti SDM,” pungkasnya.

  • BytePlus (ByteDance) Investasi Rp168 Miliar, Ekspansi AI dan Cloud ke Pasar RI

    BytePlus (ByteDance) Investasi Rp168 Miliar, Ekspansi AI dan Cloud ke Pasar RI

    Bisnis.com, JAKARTA — BytePlus, perusahaan global penyedia infrastruktur cloud dan solusi AI, memperluas layanan ke pasar Indonesia dengan mengincar korporasi dan mitra bisnis lokal. Anak usaha dari raksasa teknologi China, ByteDance, itu telah menggelontorkan investasi sebesar US$10 juta atau Rp168 miliar (kurs:Rp16.857) secara global, termasuk di Indonesia. 

    Regional Lead BytePlus Leon Chen mengatakan perusahaan telah memiliki mitra dan entitas lokal yang siap memberdayakan Indonesia. Perusahaan memiliki komitmen kuat untuk membantu ekosistem digital Tanah Air. 

    Sister company dari ByteDance itu, induk TikTok, juga telah menggelontorkan investasi sebesar US$10 juta yang akan dioptimalkan untuk memperluas pasar BytePlus di Timur Tengah, Eropa, dan Asia Pasifik, termasuk di Indonesia.

    “Kami telah berinvestasi US$10 juta untuk mendukung ekspansi ke ekosistem mitra lokal Indonesia dan memberikan pelatihan secara gratis,” kata Leon di Jakarta, Kamis (24/4/2025).  

    Dengan investasi tersebut, kata Leon, BytePlus menghadirkan rangkaian teknologi seperti BytePlus Voice untuk mendukung replikasi suara dalam Bahasa Indonesia, dengan kemampuan menangkap intonasi dan ritme khas bahasa tersebut. 

    Fitur ini berguna untuk membantu masyarakat Indonesia mengekspresikan diri mereka dengan lebih natural, sekaligus menghormati ragam unik aksen dan gaya berbicara yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia.

    Logo BytePlus

    Perusahaan juga memiliki solusi patuh regulasi yang dirancang untuk menjawab kebutuhan spesifik sesuai dengan ketentuan aturan yang berlaku di Indonesia. Dengan demikian, pelaku usaha merasa aman untuk memperluas operasional usaha mereka.

    BytePlus juga menggandeng mitra teknologi lokal termasuk dengan PT Sarana Pactindo, Synagie, dan Indonet, untuk memperluas kapabilitas BytePlus melalui integrasi lokal dan keahlian yang relevan dengan kebutuhan pasar Indonesia.

    Peladen

    Leon menambahkan perusahaan juga telah memiliki infrastruktur data center di dalam negeri yang membantu dalam menekan latensi. Saat ini infrastruktur tersebut baru berada di Jakarta. Perusahaan berencana mengembangkan infrastruktur tersebut ke berbagai daerah, dengan mempertimbangkan perkembangan bisnis BytePlus. 

    Lokasi data center yang berdekatan dengan pasar tidak hanya memangkas latensi, juga dapat memberikan pengalaman menggunakan komputasi awan dan kecerdasan buatan (AI) perusahaan yang lebih baik. 

    “Kami meluncurkan layanan lokal untuk mengurangi latensi dan untuk meningkatkan pengalaman pelanggan,” kata Leon. 

    Target 

    Mengenai target Leon mengatakan perusahaan telah menetapkan target jangka menengah dan jangka panjang. Dengan melihat kebutuhan pasar korporasi Indonesia yang berbeda, BytePlus meyakini dapat merangkul sekitar 100 mitra dalam 3-5 tahun ke depan atau dalam jangka menengah. 

    BytePlus memiliki layanan yang dapat membantu para mitra meningkatkan layanan mereka kepada pelanggan-pelanggan ritel, sehingga hubungan mitra dengan pelanggannya makin baik. 

    “Kami ingin menjangkau 100 korporasi/mitra lokal untuk jangka menengah, karena kami melihat kebutuhan yang dapat kami penuhi bagi para mitra,” kata Leon. D

    Dia menambahkan untuk jangka panjang, BytePlus menargetkan dapat menjadi pemimpin pasar untuk layanan AI dan komputasi awan (cloud)

    “Kami akan menjadi mitra yang sempurna bagi seluruh perusahaan di Indonesia,” kata Leon. 

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi Alexander Sabar mengatakan pemerintah telah menerbitkan surat edaran Nomor 9/2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial. 

    Penerbitan surat edaran ini menunjukkan pemerintah untuk terus mengikuti perkembangan teknologi, terutama teknologi informasi dan digital.

    “Implementasi dan penegakan hukum juga diperlukan untuk memastikan kepatuhan semua pengampu kepentingan sekaligus membangun kepercayaan semua pengampu kepentingan terhadap kepastian hukum di Indonesia terkait dengan aktivitas di ruang digital,” kata Alex.

  • GITEX Asia 2025: Menarik Minat Konsumen Korporasi

    GITEX Asia 2025: Menarik Minat Konsumen Korporasi

    Bisnis.com, SINGAPURA – Pengembangan teknologi jaringan di masa mendatang amat bergantung kepada seberapa cepat konsumen korporasi memiliki ketertarikan terhadap teknologi yang telah hadir saat ini. Untuk itu, penetrasi adopsi teknologi jaringan generasi kelima (5G) ataupun generasi keenam (6G) pada segmen ini perlu diakselerasi.

    Setidaknya hal itulah yang tergambar dalam salah satu sesi diskusi pada ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (23/4/2025).

    CEO Layanan Digital Internasional Singtel Anna Yip mengatakan bahwa pihaknya telah berinvestasi dalam 5G, dan saat ini telah berada di tahapan 5G+. Dia mengungkapkan bahwa pihaknya kini tengah benar-benar fokus untuk memastikan bahwa masyarakat dapat memanfaatkan dengan penuh hasil investasi tersebut.

    “Saya kira kita semua setuju. Ini dimulai dengan adopsi konsumen, sekarang berjalan sangat baik di Singapura. Namun, kami perlu melihat lebih banyak lagi adopsi perusahaan,” katanya, Rabu (23/4/2025).

    Menurutnya, adopsi konsumen, terutama dari segmen korporasi adalah pendorong utama dimulainya era 5G. Adopsi tersebut, imbuhnya, amat menentukan langkah ke depan. Dia mencontohkan bahwa saat ini pihaknya tengah memulai untuk ke arah 6G.

    “Kami sedang melakukan sesuatu di sana. Kami telah menandatangani perjanjian dengan SPT, misalnya dari Korea Selatan, untuk melihat potensi penelitian dan aplikasi 6G. Selain itu, saya pikir kita harus pindah ke 6G pada waktu tertentu,” jelasnya.

    Anna mengungkapkan bahwa pihaknya saat ini juga tengah memastikan bagaimana pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), komputer kuantum, dan semua teknologi baru. Tujuannya, imbuhnya, agar pihaknya mampu menghadirkan pemanfaatan terbaik dan paling relevan kepada perusahaan sehingga dapat memberikan nilai tambah.

    “Ini untuk benar-benar mewujudkan potensi penuh sambil kita melihat, terkadang dalam jangka menengah hingga panjang, terkait bagaimana 6G akan berjalan. Begitulah cara kami memandangnya,” ujarnya.

    Sementara itu, Presiden Direktur & CEO PT Indosat Tbk. (ISAT) Vikram Sinha pun memberikan pandangan serupa. Dia menjelaskan bahwa pelaku industri telekomunikasi harus memastikan kesiapan ekosistem dalam pemanfaatan teknologi 5G.

    “Tantangannya adalah bukan seberapa siap Anda, melainkan perusahaan tempat Anda bekerja, mereka harus sama-sama siap. Jadi sekali lagi, ini harus melibatkan semua orang,” katanya.

    Setidaknya Vikram memiliki dua pandangan terkait adopsi teknologi 5G. Pertama, pemanfaatan AI mendorong pasar berkembang. Dia menilai bahwa apabila operator dapat meningkatkan penggunaan real-time, hal ini dapat membantu untuk memonetisasi AI sehingga bisa memberikan nilai kepada pelanggan.

    Kedua, dia melihat adanya penurunan biaya produksi data 5G yang lebih rendah ketimbang 4G di India. Dia menjelaskan bahwa biaya juga merupakan elemen yang sangat penting. “Jadi secara pribadi saya optimis, terutama karena AI.”

    Menurutnya, perusahaan operator juga berada dalam posisi terbaik untuk berperan dalam menciptakan AI dan kedaulatan AI. Dia mencontohkan, pada Agustus 2024, saat Capital Market Day, pihaknya telah menyampaikan North Star perseroan, di mana Indosat ingin menjadi perusahaan telekomunikasi berbasis AI.

    Vikram menambahkan bahwa agar suatu negara berhasil dalam adopsi AI, maka neraca dan laba rugi perusahaan telekomunikasi juga kuat. Hal ini lantaran industri telekomunikasi menjadi penopang adopsi AI bagi masyarakat dan konsumen korporasi.

    “Kami [industri operator] melakukan semua pekerjaan berat yang tidak ingin dilakukan siapa pun. Jadi, saya pikir ini adalah momen penting. Bagaimana kita bekerja untuk memastikan bahwa kita berkolaborasi, membangun, dan bersaing, serta memecahkan masalah dalam skala besar. Kita menghasilkan produk yang memecahkan masalah kehidupan nyata,” jelasnya.

    LEBIH DARI SEKADAR AKSES
    Di sisi lain, Chief Innovation Officer CelcomDigi T. Kugan mengatakan bahwa saat ini merupaan era di mana lebih dari sekedar akses jaringan.

    Dia menjelaskan bahwa aliansi strategis, kemitraan, dan bekerja dengan pemangku kepentingan terkait merupakan langkah untuk benar-benar mentransformasi bisnis agar berkembang dan bergerak maju sehingga dapat menciptakan nilai tambah bagi pengguna dan bisnis.

    “Potensinya sangat besar. Saya pikir kami sangat menantikan untuk melanjutkan pertumbuhan ini dan memastikan bahwa kami dapat memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

    Menurutnya, di Malaysia, pihaknya benar-benar fokus untuk menjadi negara yang mengutamakan digital. Bahkan, otoritas Negeri Jiran telah benar-benar mendorong itu sebagai misi. “CelcomDigi sebagai operator terbesar di negara ini, diharapkan berada di garis depan dalam melakukan ini dan membawanya maju.” (Lukas Hendra T.M)

  • Vietnam Ditunjuk jadi Tuan Rumah GITEX 2026, Ekosistem Teknologi Berkembang Pesat

    Vietnam Ditunjuk jadi Tuan Rumah GITEX 2026, Ekosistem Teknologi Berkembang Pesat

    Bisnis.com, SINGAPORE – Vietnam bakal menjadi tuan rumah untuk salah satu ajang teknologi pada Oktober 2026. Pengumuman tersebut disampaikan di sela-sela ajang GITEX Asia 2025 x Ai Everything Singapore di Marina Bay Sands, Singapura, Kamis (24/4/2025).

    Untuk mewujudkan GITEX Vietnam, Dubai World Trade Centre (DWTC) dan KAOUN International bekerja sama dengan Vietnam National Innovation Center (NIC). Rencananya, GITEX Vietnam akan digelar pada 1-2 Oktober 2026.

    Pemilihan Vietnam bukan tanpa sebab. Ekosistem teknologi Vietnam dipandang tengah berkembang pesat dan siap memasuki babak baru kolaborasi dan inovasi lintas benua. 

    Vietnam juga dinilai telah menjadi katalisator yang semakin penting dalam kemunculan teknologi di Asia Tenggara yang  mengkonsolidasikan statusnya sebagai pusat teknologi regional yang dinamis dan pemimpin rantai pasokan global.

    Selain itu, Strategi Nasional Pengembangan Ekonomi Digital dan Masyarakat Digital Vietnam yang berorientasi masa depan bertujuan untuk memposisikan negara ini a.l sebagai pusat teknologi informasi dan keamanan jaringan regional yang terkemuka pada 2030, memprioritaskan kemajuan dalam infrastruktur kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), keamanan siber, internet berkecepatan tinggi, dan pusat data hijau.

    Deputy Director Vietnam National Innovation Center (NIC) Kim Ngoc Thanh Nga mengatakan bahwa kedatangan GITEX ke Vietnam menandai tonggak transformatif bagi ekosistem teknologi, inovasi, dan investasi digital negara ini.

    Dia memandang bahwa dengan keahliannya dalam menjembatani kesenjangan digital dan membentuk narasi teknologi global, ekspansi GITEX ke Vietnam tidak diragukan lagi akan berfungsi sebagai katalisator yang kuat untuk kemajuan sosial-ekonomi di tingkat lokal, regional, dan internasional. 

    “Kami menyambut peluang luar biasa untuk membangun masa depan yang berlandaskan inovasi, kolaborasi, dan konektivitas global,” katanya, Kamis (24/4/2025).

    Adapun, GITEX Vietnam akan berfungsi sebagai acara utama selama Pekan Inovasi Nasional Vietnam. Hal ini sekaligus akan mendorong ekosistem nasional menuju potensi ekonomi digital negara ini yang diproyeksi mencapai US$200 miliar pada 2030.

    Kim Ngoc Thanh Nga  menambahkan bahwa pihaknya antusias dengan prospek mengadakan percakapan yang bermakna, menjalin kemitraan baru, memamerkan peluang investasi bersama, dan memperdalam pemahaman tentang teknologi yang sedang berkembang bersama mitra dan teman global. 

    “GITEX Vietnam akan menjadi platform utama bagi komunitas teknologi, perusahaan rintisan, dan investasi untuk terhubung, bertukar wawasan, dan mendorong masa depan ekonomi berbasis AI.”

    Sementara itu, EVP DWTC Trixie LohMirmand mengatakan bahwa GITEX Vietnam akan menjadi titik balik dalam transisi digital Vietnam dan negara-negara berkembang Asia Tenggara yang sedang bangkit. 

    Dia mengatakan ajang tersebut akan menyoroti dan memperkuat pencapaian, kebijakan progresif, talenta, infrastruktur yang sedang berkembang, dan aspirasi yang tumbuh dari ekonomi muda yang teguh dan ambisius kepada seluruh dunia. 

    “GITEX akan mengangkat ekosistem regional yang dinamis dan sangat termotivasi ke dalam jagat teknologi internasional,” kata Trixie

    Memang, GITEX terus menawarkan akses tak tertandingi ke pasar, modal, talenta, relasi, dan peluang baru – kemungkinan yang hanya dapat dihadirkan oleh merek terbesar di dunia. Sepanjang perjalanannya yang gemilang selama 45 tahun, keterlibatan dan ekspansi internasional telah menjadi identik dengan merek yang kini menggelar pameran di tujuh negara dan empat wilayah secara global, termasuk Jerman, Maroko, Nigeria, Singapura, Thailand, Uni Emirat Arab (UEA), dan Vietnam.

  • 1 Hektar dalam Hitungan Jam

    1 Hektar dalam Hitungan Jam

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menilai terdapat tiga keuntungan dari penggunaan kecerdasan buatan (AI) pada industri pertambangan. Salah satunya adalah percepatan pemetaan lahan. 

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Nezar Patria menyebut AI bakal membuka peluang besar bagi industri pertambangan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keberlanjutan.

    Pertama, AI kata Nezar mampu mengoptimalisasi supply chain dan juga kegiatan produksi di pertambangan agar lebih efisien.

    “Analisis data dan pengambilan keputusan yang diakselerasi oleh AI dapat mempercepat seluruh siklus, mulai dari eksplorasi, pengambilan produksi hingga distribusi mineral,” kata Nezar dalam acara Indonesia AI Day for Mining Industry 2025, Kamis (24/4/2025).

    Nezar melihat teknologi AI di dalam industri pertambangan seperti gabungan antara machine learning dan computer vision mampu menyelesaikan pemetaan lahan seluas satu hektare hanya dalam hitungan jam. 

    Padahal, jika dilakukan secara manual, proses ini bisa memakan waktu hingga satu pekan. Sehingga, adanya AI ini memberikan efisiensi waktu bagi perusahaan pertambangan.

    “Itu ilustrasi bagaimana optimalisasi (teknologi AI) itu bisa dilakukan,” ucapnya.

    Lebih lanjut, Nezar melihat AI juga terbukti meningkatkan produktivitas. Otomatisasi membantu mengurangi beban kerja operasional, memberikan ruang bagi tenaga kerja untuk fokus pada aktivitas bernilai tinggi seperti inovasi dan pengembangan bisnis.

    Tidak hanya itu, Nezar menuturkan penerapan AI juga mendukung prinsip industri pertambangan berkelanjutan yang berkelanjutan.

    Dengan fitur pemantauan dan analitik yang canggih, risiko terhadap lingkungan dapat ditekan, mendukung upaya dekarbonisasi dan pengelolaan limbah yang lebih baik.

    “Risiko dampak lingkungan dapat diminimalkan dengan pemanfaatan AI yang berfokus pada upaya dekarbonisasi dan daur limbah penambangan,” ujar Nezar.

    Diketahui, pemakain AI dalam proses eksplorasi bukan hal yang baru pada industri pertambangan di Indonesia. 

    Sebelumnya, BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero) dan PT Timah Tbk melakukan uji coba penggunaan aplikasi digital data capturing dengan teknologi berbasis Artificial Intelligence (AI) dan machine learning untuk kegiatan eksplorasi bernama Geologging.

    Inisiasi bersama PT ANTAM Tbk (ANTAM) ini merupakan salah satu komitmen Grup MIND ID dalam mendorong smart mining untuk mengoptimalkan proses bisnis dan operasional perusahaan.

    Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan teknologi AI diharapkan akan meningkatkan efektivitas eksplorasi di anggota MIND ID.

    “Perusahaan terus mendorong terciptanya inovasi di setiap kegiatan operasional untuk mengoptimalkan pengelolaan sumber daya dan cadangan mineral Grup MIND ID. Perusahaan terus mendorong lahirnya ide dan inovasi yang membuat proses bisnis industri tambang menjadi lebih efisien, efektif, ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujarnya seperti dikutip, Senin (27/6/2022).

    Uji Coba aplikasi Geologging dilakukan di kegiatan eksplorasi ANTAM, Unit Bisnis Pertambangan Emas di Jawa Barat. Geologging dapat mempercepat dan mengkalkulasi sampel batuan hasil pemboran (core) seperti Rock Quality Designation RQD), Core Recovery, dan lainnya.

    Geologging memiliki tiga fitur yakni Safety Inspection, Proses Pengeboran dan Foto Core yang dilengkapi dengan AI. MIND ID berharap aplikasi Geologging menjadi problem solver untuk efisiensi dan optimalisasi aktivitas eksplorasi di anggota MIND ID.

  • Smartphone Triple Foldable Huawei Buka Era Baru Teknologi Mobile

    Smartphone Triple Foldable Huawei Buka Era Baru Teknologi Mobile

    Bisnis.com, JAKARTA – Huawei mengejutkan dunia dengan mengumumkan smartphone triple foldable pertama, HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN, yang langsung mencatatkan 3 juta pre-order di Tiongkok bahkan sebelum peluncuran globalnya. Teknologi ini mencatatkan sejarah baru dalam dunia ponsel lipat, memberikan dampak besar terhadap industri smartphone.

    Namun, bagaimana teknologi foldable mencapai popularitasnya? Dan bagaimana inovasi dari HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN berkontribusi terhadap kemajuan foldable secara keseluruhan?

    Awal Kemunculan: Bagaimana Foldable Pertama Kali Muncul

    Perkembangan teknologi pada tahun 2010-an telah mengubah wajah industri smartphone. Dari Motorola DynaTAC (1983) hingga iPhone X (2017), smartphone terus berkembang dari layar kecil menjadi layar besar dan penuh. Huawei ikut serta dalam revolusi ini, meluncurkan HUAWEI Mate X pertama kali pada 2019, yang memulai era perangkat lipat.

    Selama periode tersebut, tablet juga berkembang, dengan produk seperti Apple iPad pertama kali diluncurkan pada 2010. Huawei kemudian memperkenalkan MatePad pada 2023, yang menggabungkan layar besar dan desain ramping dalam satu perangkat.

    Lahirnya Trifold

    Setelah kesuksesan dengan dual-screen foldable, Huawei meluncurkan produk lipat tiga (trifold), yang lebih ringan, tipis, dan tahan lama. Meski konsep ini sudah pernah muncul di MWC dan CES, Huawei akhirnya menghadirkan trifold yang layak diproduksi secara massal. HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN menciptakan pengalaman baru dengan tiga mode tampilan: layar tunggal, ganda, dan tiga layar.

    Dengan mode layar tiga, perangkat ini memungkinkan pengguna untuk menikmati produktivitas, hiburan, dan kreativitas secara bersamaan. Misalnya, saat bepergian, mode layar tunggal memungkinkan Anda membaca berita dengan satu tangan. Ketika tiba di kafe, mode dua layar digunakan untuk email dan video call, sementara layar ketiga menampilkan catatan rapat.

    Mengungkap Kemungkinan Tak Terbatas

    Proses pengembangan layar lipat tiga Huawei dimulai pada 2015, dan setelah hampir 9 tahun, teknologi ini akhirnya terwujud. Huawei mengatasi tantangan besar dalam menciptakan produk yang dapat melipat dua arah tanpa mengorbankan ketahanan dan kelangsingan perangkat pada HUAWEI Mate XT | Ultimate Design.

    Salah satu inovasi terbesar adalah sistem engsel presisi canggih yang memungkinkan perangkat ini melipat dengan sempurna. Huawei menggunakan material fleksibel multiarah dan kaca UTG besar untuk meningkatkan ketahanan terhadap benturan. Teknologi ini juga menggunakan baja berkekuatan tinggi pada komponen engsel, memastikan daya tahan meskipun sering dilipat.

    Komersialisasi dan Tantangan

    Sementara banyak ponsel pintar lipat lainnya dibatasi pada lipatan satu sumbu, Huawei menjadi yang pertama mengatasi tantangan lipatan dua sumbu tanpa mengorbankan ketebalan atau kelangsingan. Huawei melakukan lebih dari 15.000 simulasi virtual untuk menyempurnakan desain ini, menciptakan produk yang ringan namun kuat.

    Menghadirkan Inovasi ke Pasar

    HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN menghadirkan revolusi baru dalam tampilan ponsel pintar, menggabungkan tablet dan smartphone dalam satu perangkat. Ini adalah langkah besar dalam redefinisi teknologi layar lipat, dan Huawei telah memimpin pasar ponsel lipat dengan pertumbuhan pesat, seperti yang tercatat oleh Counterpoint, yang menunjukkan Huawei mencatatkan peningkatan 257% YoY pada Q1 2024.

    HUAWEI Mate X6: Pilihan Lain yang Menarik

    Selain Mate XT, Huawei juga menawarkan HUAWEI Mate X6, ponsel lipat ganda yang juga memiliki keandalan dan teknologi mutakhir, serta Kamera Ultra Chroma pertama di industri yang memungkinkan pengambilan gambar dengan akurasi warna yang luar biasa. Dengan desain ramping dan ketahanan yang teruji, Mate X6 kini menjadi salah satu produk terlaris di pasar Indonesia.

    HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN Segera Hadir di Indonesia

    Huawei telah memastikan bahwa HUAWEI Mate XT | ULTIMATE DESIGN, smartphone lipat tiga komersial pertama di dunia, akan segera hadir di Indonesia. Perangkat revolusioner ini menawarkan desain ultra-tipis dengan layar 10,2 inci yang dapat dilipat menjadi tiga bagian, memberikan pengalaman visual dan multitasking yang luar biasa. HUAWEI Mate XT dilengkapi dengan sistem engsel presisi canggih dan teknologi layar fleksibel yang tahan lama, memastikan kenyamanan penggunaan dan daya tahan tinggi.

    Untuk informasi lebih lanjut dan melakukan pemesanan, kunjungi situs resmi Huawei Indonesia.

  • Beban Biaya jadi Penghalang Migrasi SIM Fisik ke eSIM

    Beban Biaya jadi Penghalang Migrasi SIM Fisik ke eSIM

    Bisnis.com, JAKARTA — Center of Economics and Law Studies (Celios) menilai penggunaan embedded SIM (eSIM) di Indonesia perlu dibarengi dengan kebijakan biaya yang lebih terjangkau dan fleksibilitas, baik bagi operator maupun konsumen.

    Direktur Ekonomi Digital Celios Nailul Huda menyebut biaya yang tinggi dapat menjadi penghalang utama dalam percepatan migrasi ke teknologi eSIM.

    Saat ini, beberapa operator seluler di Indonesia, mengenakan biaya migrasi eSIM sebesar Rp10.000 hingga membundling layanan migrasi dalam program produk masing-masing. 

    Hal ini, kata Huda dinilai masih kurang menarik bagi masyarakat yang mempertimbangkan biaya dalam mengambil keputusan beralih ke eSIM.

    “Biaya yang murah ini sangat mempengaruhi program migrasi eSIM ini karena masyarakat pasti jika dikenakan biaya tinggi, akan malas untuk bermigrasi,” kata Huda kepada Bisnis, Rabu (23/4/2025).

    Huda menyampaikan idealnya program migrasi eSIM dapat dilakukan tanpa pungutan biaya alias gratis untuk konsumen. 

    Hal ini penting agar masyarakat lebih terdorong untuk beralih ke teknologi yang dinilai lebih praktis dan efisien ini.

    Pemerintah pun diharapkan tidak hanya mendorong dari sisi regulasi dan promosi, tetapi juga berperan aktif memberikan insentif bagi operator agar biaya dapat ditekan dan tidak memberatkan pengguna.

    “Maka saya rasa diskon dari pemerintah untuk layanan Kemendagri harus diturunkan juga ke harga konsumen yang lebih terjangkau. Misalkan untuk gratis biaya migrasi eSIM,” ujarnya.

    Adapun, Registrasi Embedded Subscriber Identity Module (eSIM) bakal menggunakan data biometrik, seperti pengenalan wajah (face recognition) atau sidik jari (fingerprint). Setiap transaksi pendaftaran terjadi, operator seluler akan mengeluarkan biaya Rp1.500 untuk face recognition. 

    Registrasi pelanggan yang dilakukan melalui verifikasi data biometrik dengan pengenalan wajah dan/atau sidik jari ini mampu mewujudkan terciptanya satu Nomor Induk Kependudukan (NIK) tiga nomor sesuai dengan database kependudukan Ditjen Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).

    Dalam catatan bisnis, awalnya untuk mengakses data nomor induk kependudukan (NIK) untuk validasi kartu sim, operator seluler harus mengeluarkan biaya sebesar Rp1.000 untuk satu kali akses atau hit. Sementara itu untuk biometrik sidik jari sebesar Rp2.000/hit dan biometrik face recognition sebesar Rp3.000/hit.

    Namun, biaya tersebut mendapatkan pemotongan tarif sebesar 50% dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).

    Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2025 tenntang Besaran, Persyaratan, dan Tata Cara Pengenaan Tarif sampai dengan Rp0,00 (Nol Rupiah) atau 0% (Nol Persen) atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Dalam Negeri.

    Dalam pasal 3 Permen tersebut, dijelaskan jenis PNBP yang berlaku pada Kementerian berupa jasa pelayanan akses pemanfaatan data dan dokumen kependudukan.

    Pada Pasal 3 huruf a, dikatakan bahwa instansi pemerintah, badan penyelenggara jaminan sosial, koperasi, usaha mikro dan kecil dikenakan tarif sebesar Rp0,00 (nol rupiah).

    “Dan operator telekomunikasi dikenakan tarif sebesar 50% (lima puluh persen) dari tarif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,” tulis Pasal 3 huruf b pada beleid tersebut.

    Dengan adanya Permendagri ini, operator selelur hanya perlu membayar Rp1.000 untuk mengakses biometrik sidik jari dan Rp1.500 untuk mengakses biometrik face recognition di Dukcapil.

  • Baru Rilis! Update Kode Redeem ML Hari Ini Kamis 24 April 2025

    Baru Rilis! Update Kode Redeem ML Hari Ini Kamis 24 April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Cek di bawah ini untuk melihat update kode redeem ML hari ini Kamis 24 April 2025.

    Cara untuk mendapatkan hadiah gratis adalah dengan melakukan klaim kode redeem. Sementara kode redeem sendiri merupakan kumpulan huruf dan angka yang hanya bisa ditukarkan sebanyak satu kali.

    Kode Redeem Mobile Legends biasanya dibagikan Moonton melalui website resmi mereka dan platform sosial media juga event-event tertentu dari Mobile Legends.

    Berikut update kode redeem ML hari ini Kamis 24 April 2025

    MLBBGETAPPS

    mtdzj9uuu4262378b

    w7mckc4baqez2378e

    b18to4q1v

    Cara Klaim kode redeem ML:

    1. Buka apliksi Mobile Legends di HP kamu atau klik https://m.mobilelegends.com/redeem.

    2. Klik pada bagian profil di sudut kiri atas layar.

    3. Kemudian pilih tab “Pengaturan” atau “Settings” yang berada di sebelah kanan atas layar.

    4. Pilih bagian “Kode Penukaran” atau “Redeem Code” lanjut dengan masukkan Kode Redeem ML hari ini.

    5. Klik tombol redeem atau OK. Jika berhasil, maka hadiah akan langsung dikirim ke akun kamu oleh developer

  • Buruan Klaim! Update Kode Redeem FF Hari Ini Kamis 24 April 2025

    Buruan Klaim! Update Kode Redeem FF Hari Ini Kamis 24 April 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Berikut adalah kode redeem FF hari ini, Kamis 24 April 2025 yang bisa Anda pertimbangkan untuk dibeli.

    Free Fire memiliki kode redeem yang bisa digunakan oleh pemain untuk mendapatkan hadiah gratis.

    Kode redeem sendiri merupakan susunan huruf dan angka yang berisi hadiah. Anda hanya perlu menukarkannya ke situs Free Fire untuk mendapatkan hadiah tersebut.

    Meski demikian, Anda harus bergegas unuk menukarkannya, sebab satu kode redeem hanya berlaku satu kali saja.

    Update kode redeem FF hari ini, Kamis 24 April 2025

    TIMNAS17INDO

    ENHBVMTGGX8U

    BOSS3HFTRNU5

    Cara klaim kode redeem FF

    1. Buka situs https://reward.ff.garena.com/id.

    2. Masuk atau login ke akunmu dengan beberapa alternatif cara, yaitu dari akun facebook, alamat email Google, akun Apple, VK atau Huawei, hingga akun Twitter.

    3. Masukkan salah satu kode redeem FF.

    4. Pada umumnya, kode redeem Garena berjumlah 12 sampai 16 digit. Klik konfirmasi.

    5. Jika kode tersebut masih valid, maka hadiah akan langsung dikirim ke Inbox Anda.