Category: Bisnis.com Tekno

  • Fenomena Langka, NASA Rekam Suara Aneh di Luar Angkasa

    Fenomena Langka, NASA Rekam Suara Aneh di Luar Angkasa

    Bisnis.com, JAKARTA — Kelompok astronom NASA menemukan “suara aneh” pada sebuah bintang raksasa merah. Suara aneh itu merupakan getaran halus yang diakibatkan oleh gempa bintang (starquakes).

    Temuan ini terungkap dengan memanfaatkan teknologi Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS). Data “suara aneh” atau yang disebut osilasi bintang inilah yang baru-baru ini mengungkap sejarah turbulen di sistem Gaia BH2. Hal ini memberikan petunjuk kuat adanya insiden tabrakan atau penggabungan (merger) antar-bintang di masa lampau.

    Melansir dari Space Rabu (03/12/2025), studi yang dipimpin oleh University of Hawaii Institute for Astronomy (IfA) ini memanfaatkan data seismik TESS yang dikombinasikan dengan pemetaan bintang dari wahana Gaia milik Badan Antariksa Eropa (ESA).

    Ilmuwan IfA dan pemimpin studi Daniel Hey menjelaskan bahwa getaran ini bukan sekadar estetika kosmik. Osilasi ini bekerja layaknya gelombang gempa bagi ahli geofisika.

    “Sama seperti seismolog menggunakan gempa bumi untuk membedah isi perut Bumi, kami menggunakan ‘lagu’ atau osilasi ini untuk memahami apa yang terjadi di dalam bintang yang sangat jauh,” ujar Hey dikutip dari Space.

    Fokus penelitian tertuju pada sistem biner Gaia BH2 yang berjarak 3.800 tahun cahaya di konstelasi Centaurus. Sistem ini unik karena terdiri dari bintang raksasa merah yang mengorbit sebuah lubang hitam.

    Analisis terhadap “suara aneh” bintang tersebut justru memunculkan paradoks ilmiah. Secara kimiawi, raksasa merah ini padat elemen berat atau “kaya alfa”. Biasanya, hal ini terjadi pada bintang-bintang yang lebih tua.

    Namun, data seismik TESS menunjukkan bintang tersebut baru berusia 5 miliar tahun. “Bintang muda yang kaya alfa sangat langka dan membingungkan,” tambah Hey.

    Kombinasi usia muda namun berkimia tua ini mengindikasikan bahwa bintang tersebut tidak berevolusi secara wajar. Hey menduga bintang tersebut menyerap massa tambahan atau “memakan” bintang lain (merger) saat lubang hitam pasangannya terbentuk.

    Dugaan ini diperkuat oleh data rotasi. Bintang raksasa merah tersebut berputar sekali setiap 398 hari, kecepatan yang tidak wajar untuk bintang sejenis yang terisolasi.

    Rekan peneliti dan NASA Hubble Fellow di IfA Joel Ong juga menegaskan bahwa rotasi cepat ini sulit dijelaskan oleh proses kelahiran bintang biasa.

    “Jika rotasi ini nyata, itu pasti dipercepat melalui interaksi pasang surut dengan pasangannya,” kata Ong, Dia juga meyakini sistem Gaia BH2 memiliki sejarah evolusi yang sangat kompleks.

    Tim peneliti kini memperluas fokus ke sistem Gaia BH3 yang berjarak 2.000 tahun cahaya. Kontras dengan BH2, bintang di sistem ini justru miskin logam dan anehnya tidak menunjukkan osilasi sama sekali.

    Ke depan, para peneliti akan terus memantau data Gaia untuk memvalidasi teori penggabungan bintang ini dan memahami lebih jauh dinamika sistem biner dengan lubang hitam. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Pertumbuhan AI Indonesia Capai 47%, Warga Tak Punya Pilihan Selain Beradaptasi

    Pertumbuhan AI Indonesia Capai 47%, Warga Tak Punya Pilihan Selain Beradaptasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Pertumbuhan adopsi kecerdasan buatan (AI) di Indonesia disebut mencapai 47% per tahun. Masyarakat tidak memiliki pilihan selain beradaptasi dengan teknologi baru tersebut. 

    President Director PT Lintas Teknologi Indonesia Muhamad Paisol mengatakan perilaku manusia mengalami perubahan besar seiring dengan berkembangnya dunia dan budaya digital.

    Dia menyebut mayoritas perusahaan dunia kini sudah mengadopsi AI, sementara di Indonesia pertumbuhan teknologi kecerdasan buatan mencapai 47% dalam setahun terakhir meski baru sebagian kecil yang masuk kategori pemanfaatan tingkat lanjut.

    Di sisi masyarakat, sebagian besar pengguna di dunia sudah berinteraksi dengan AI, namun lebih dari 70% masyarakat Indonesia belum menyadari penggunaan AI dalam keseharian mereka, menegaskan pentingnya peningkatan literasi dan edukasi publik.

    Dalam situasi ini, Paisol menekankan bahwa AI merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari. Masyarakat tidak memiliki pilihan selain beradaptasi dengan AI.

    “Pertanyaannya bukan lagi apakah kita harus beradaptasi, tetapi seberapa cepat dan seberapa cerdas kita memanfaatkannya untuk memberi manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat dan industri,” kata Paisol, dikutip Selasa (2/12/2025).

    Paisol menambahkan bahwa transformasi di industri tidak hanya bersifat teknis, tetapi juga berdampak pada kehidupan sosial dan budaya. Perubahan yang dibawa AI tidak hanya terjadi di industri, tetapi juga pada cara

    manusia berpikir, bekerja, dan berinteraksi.

    “Kita memasuki era baru di mana sinergi antara manusia dan mesin menjadi standar, dan kemampuan adaptasi menjadi fondasi utama,” kata Paisol.

    Diketahui, Lintas Teknologi Indonesia menggelar Lintas Teknologi Solutions Day 8th Edition, forum tahunan yang mempertemukan regulator, pemimpin industri, service providers, dan mitra teknologi untuk membahas arah perkembangan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia.

    Dengan mengusung tema “Living with AI: Opportunity, Risk, or Reality?”, forum ini menyoroti kenyataan bahwa AI tidak lagi sekadar teknologi masa depan, tetapi telah sepenuhnya melekat dalam aktivitas masyarakat dan bisnis modern, meski sebagian besar pengguna belum menyadarinya.

    Dalam diskusi, Dian Siswarini (Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia) menekankan bahwa Telkom Group telah mengimplementasikan AI for Network untuk mengotomasi network operations, mengoptimalkan capacity planning dan network design, serta meningkatkan traffic routing efficiency guna memastikan kinerja jaringan yang lebih reliabel dan cost-efficient.

    Pemanfaatan AI juga diperluas ke domain komersial melalui precision marketing untuk mendukung strategi advertising dan customer experience optimization. Network for AI diwujudkan melalui pembangunan infrastruktur digital yang kuat agar masyarakat dapat memanfaatkan layanan internet yang mumpuni sebagai fondasi percepatan adopsi AI.

    Dia menegaskan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, operator, pelaku bisnis, akademisi, dan sektor privat untuk mewujudkan visi AI nasional.

    Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital  Ismail menambahkan bahwa pemerintah dan sektor telko perlu membangun program bersama dengan membuka diskusi terkait jaringan, sumber data, hingga spektrum frekuensi, sehingga tercipta kompetisi yang kolaboratif demi menghadirkan layanan publik yang relevan dan mempersiapkan Indonesia menuju adopsi AI untuk menjawab tantangan bangsa. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Huawei Cloud Berencana Tambah Data Center, Ruang Pertumbuhan AI Indonesia Luas

    Huawei Cloud Berencana Tambah Data Center, Ruang Pertumbuhan AI Indonesia Luas

    Bisnis.com, JAKARTA— Huawei Cloud Indonesia menyatakan keyakinannya teknologi kecerdasan buatan (AI) dan layanan komputasi awan (cloud) akan menjadi pendorong penting bagi perkembangan ekonomi nasional dalam beberapa tahun ke depan. Perusahaan berencana menambah data center pada 2026 untuk menangkap peluang tersebut.

    CEO Huawei Cloud Indonesia Leon Fang menyebut AI akan semakin terintegrasi dalam berbagai sektor industri, mengikuti tren di negara-negara maju.

    “Kami merasa AI ke depannya akan semakin berangsur untuk meng-influence ke berbagai bidang dan juga mendorong perkembangan ekonomi di Indonesia,” kata Leon dalam Media Roundtable Huawei Cloud Indonesia Summit 2025 pada Selasa (2/12/2025). 

    Leon mengatakan pihaknya optimistis perkembangan AI dan cloud akan memberi dampak signifikan bagi Indonesia. Menurutnya, pemanfaatan teknologi serupa di Tiongkok dan Amerika Serikat menjadi contoh konkret bagaimana otomasi mampu mempercepat efisiensi dan menurunkan biaya operasional industri.

    Meski berada pada tahap yang berbeda dibandingkan negara-negara tersebut, Leon menilai Indonesia berpeluang melakukan lompatan. 

    Dia mengatakan Indonesia dapat menjadikan China dan Amerika Serikat sebagai contoh untuk melakukan leapfrog dalam pengembangan AI di masa depan, mengingat teknologi tersebut merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk mendorong efisiensi dan inovasi.

    “Bagaimana kita menggunakan peralatan untuk isolate bisnis kita, industri kita, untuk meningkatkan efisiensi dan juga inovasi bisnis atau industri,” ujarnya.

    Leon juga memaparkan perkembangan infrastruktur Huawei Cloud di Indonesia. Sejak 2022, perusahaan telah mengoperasikan tiga availability zone (AZ) data center. Kapasitas pemanfaatan ketiga AZ tersebut kini mencapai 90,99% seiring meningkatnya kebutuhan pemrosesan data di dalam negeri.

    “Untuk menggunakan data center tersebut, untuk latency sudah turun jadi 20 milidetik, sangat rendah,” ungkapnya.

    Untuk menopang permintaan yang terus naik, Huawei Cloud akan meluncurkan AZ keempat pada tahun depan.

    Ekspansi berikutnya akan disesuaikan dengan pertumbuhan bisnis dan kebutuhan pasar Indonesia. Selain infrastruktur, Huawei Cloud menempatkan pengembangan sumber daya manusia sebagai prioritas. Perusahaan menggandeng pemerintah serta sejumlah universitas untuk memperluas kompetensi talenta digital Indonesia.

    Dia mengklaim dalam empat tahun terakhir Huawei Cloud telah membina lebih dari 100.000 talenta lokal.  Leon menegaskan komitmen Huawei Cloud untuk menjadi bagian dari pembangunan ekosistem digital nasional. Melalui jaringan global Huawei, perusahaan juga berencana mendorong masuknya lebih banyak mitra dan investor ke Indonesia. 

    “Kita akan inovasi kerjasama dengan ekosistem yang ada di Indonesia dan kita juga membawa atau mengundang teman-teman dari China atau di seluruh dunia yang terlibat dalam ekosistem ini untuk investasi dan masuk ke Indonesia. Jadi kita sebagai platform bisa mengundang investasi lebih banyak dari luar,” ucap Leon.

  • 180 Miliar Pengiriman, 8x Lipat Asia Tenggara

    180 Miliar Pengiriman, 8x Lipat Asia Tenggara

    Bisnis.com, JAKARTA— China mencatat pengiriman paket e-commerce mencapai 180 miliar, menurut data State Post Bureau. Angka tersebut setara 8x lipat pengiriman di Asia Tenggara.

    Dengan kecepatan pertumbuhan saat ini, volume pengiriman Negeri Tirai Bambu diperkirakan mendekati 200 miliar paket hingga akhir 2025.

    Angka tersebut jauh melampaui pasar lain. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat rata-rata mengirim sekitar 23–25 miliar paket per tahun, Uni Eropa gabungan sekitar 18–20 miliar, sementara Asia Tenggara berkisar 23–25 miliar. Artinya, jumlah paket yang dikirim China hampir tiga kali lipat gabungan AS–UE–Asia Tenggara.

    Menurut laporan Momentum Works, Selasa (2/12/2025) lonjakan ini bukan semata soal volume. Peningkatan tersebut mencerminkan perubahan struktural yang akan menentukan arah e-commerce global dalam satu dekade mendatang. 

    Sepanjang 2024, China mengirim 175 miliar paket. Tahun ini, volume kembali meningkat, bukan karena belanja konsumen naik, tetapi karena pola konsumsi dan strategi platform berubah.

    Kategori harga rendah semakin mendominasi, frekuensi pembelian naik, sementara PDD, Douyin, dan WeChat mendorong model penjualan berharga rendah, impulsif, dan berorientasi konversi cepat. 

    Di tengah perubahan ini, medan persaingan bukan hanya nilai transaksi (GMV), tetapi juga efisiensi pemenuhan pesanan dan kedalaman rantai pasok. Platform yang unggul adalah yang mampu memperoleh suplai murah dalam skala besar, mempersingkat jalur distribusi dari pemasok ke konsumen, serta menekan biaya pemenuhan per paket secara berkelanjutan.

    Dengan biaya logistik kurang dari 1,5 yuan per paket, China memasuki level efisiensi yang belum dapat didekati pasar lain.

    Efisiensi tersebut ditopang oleh jaringan pengiriman yang sangat padat, fasilitas penyortiran otomatis berskala masif, serta penetrasi pengantaran hingga tingkat desa dan kota kecil. 

    Kombinasi ini menghasilkan flywheel yang saling memperkuat: kepadatan jaringan menurunkan biaya, biaya yang lebih rendah mendorong lebih banyak paket, yang kemudian menambah kepadatan.

    Infrastruktur ini bukan sekadar logistik murah, melainkan salah satu sistem pemenuhan pesanan paling maju di dunia—yang menjadi fondasi strategi e-commerce global China. 

    Melalui Temu, TikTok Shop, SHEIN, dan lainnya, China mengekspor model infrastruktur ini ke berbagai negara. Logikanya tetap sama yakni jutaan SKU, agregasi rantai pasok superpadat, permintaan berfrekuensi tinggi, dan penekanan biaya secara agresif untuk menjadikan skala pemenuhan sebagai senjata strategis.

    Kini, paket lintas batas berukuran kecil sudah menyumbang hampir seperempat dari total volume paket di Eropa. Platform-platform China juga berekspansi agresif ke Brasil. Kebijakan tarif era Presiden AS Donald Trump justru memiliki efek tak terduga yakni alih-alih memperlambat ekspansi, langkah tersebut membuat platform China memperdalam penetrasi di pasar non-AS dan mempercepat pertumbuhan global.

    Di saat yang sama, ekosistem pemain logistik yang didirikan perusahaan China—seperti iMile, Gogo Express, UniUni, dan J&T Express ikut berkembang dengan menumpang lonjakan volume paket tersebut. Jaringan yang sama juga kian banyak melayani ekspansi merek-merek China ke pasar internasional.

  • Mayoritas Adopter AI Belum Raih Pengembalian Investasi, Investor Ragu Suntik Modal

    Mayoritas Adopter AI Belum Raih Pengembalian Investasi, Investor Ragu Suntik Modal

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas perusahaan pengadopsi teknologi kecerdasan buatan (AI) dilaporkan belum mencapai titik pengembalian investasi (return on investment/RoI) karena kompleksitas teknologi tersebut

    Studi yang dikeluarkan oleh MIT mengungkapkan, hanya 5% perusahaan yang menerapkan AI mendapatkan (RoI) pengembalian investasi. Artinya, hampir seluruhnya tidak menguntungkan sama sekali.

    Direktur Red Asia Group Marco Widjojo mengatakan angka kegagalan yang tinggi tersebut menjadi momok bagi investor untuk berinvestasi di AI. Sejauh ini, AI belum terbukti memberikan pengembalian investasi yang maksimal bagi perusahaan pengadopsi teknologi tersebut. 

    “Banyak perusahaan ingin mengadopsi AI, tetapi merasa kewalahan menghadapi kompleksitas dan ketidakpastian ROI,” ujar Marco di Jakarta, Selasa (2/12/2025). 

    Marco mengatakan keberhasilan dalam menggapai RoI dari pemanfaatan AI, membawa Red Asia menghadirkan TenEleven, perusahaan yang membantu mitra untuk bertransformasi dalam pemanfaatan AI. 

    TenEleven diperkuat oleh praktisi dengan pengalaman di industri selama 10 hingga 15 tahun. Perusahaan tersebut menekankan pendekatan konsultatif untuk menghindari adopsi teknologi yang hanya didasari oleh tren ketakutan tertinggal atau Fear of Missing Out (FOMO).

    Langkah TenEleven menekan risiko kegagalan ini beriringan dengan percepatan pembangunan infrastruktur digital oleh Microsoft. 

    Microsoft, kehadiran cloud region Indonesia Central menandai investasi yang fantastis perusahaan tersebut pada Indonesia. Angkanya dapat mencapai Rp28,2 triliun dalam periode 2024 hingga 2028.

    TenEleven menargetkan akan membantu sebanyak mungkin perusahaan menghindari kerugian dari investasi di AI. 

    Managing Director TenEleven Guta Saputra mengatakan TenEleven nantinya dirancang untuk menjadi mitra yang dapat menghadirkan AI ke dalam ekosistem perusahaan.

    “Misi kami adalah membuat AI tidak hanya dapat diakses, tapi benar-benar digunakan dan menghasilkan perubahan nyata di dalam bisnis,” ujar Saputra.  (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Instagram Berencana Batasi Penggunaan Hastag, Maksimal Tiga per Postingan

    Instagram Berencana Batasi Penggunaan Hastag, Maksimal Tiga per Postingan

    Bisnis.com, JAKARTA —Instagram sedang mempersiapkan aturan baru yang hanya akan memperbolehkan penggunaan tiga hastag dalam setiap postingan.

    Instagram dikabarkan tengah menyiapkan aturan baru yang cukup mengejutkan para penggunanya. Platform berbagi foto dan video ini disebut-sebut hanya akan memperbolehkan maksimal tiga hashtag dalam satu postingan.

    Belakangan, sejumlah pengguna mengaku mulai menerima notifikasi yang muncul saat mereka mencoba menambahkan banyak tagar. Notifikasi itu menegaskan bahwa pengguna “hanya boleh menggunakan tiga tagar per postingan.

    Menurut laporan GSMArena pada Selasa (2/12/2025), Instagram belum merilis pengumuman resmi terkait pembatasan ini. Artinya, aturan baru tersebut kemungkinan besar masih berada dalam tahap uji coba dan belum dirasakan oleh seluruh pengguna.

    Dari sumber lain mengatakan beberapa akun bahkan menunjukkan hasil berbeda. Misalnya, pembatasan ini tidak berlaku untuk akun @DroidAppNL, namun sudah aktif pada akun @theTripmeister. Perbedaan ini semakin memperkuat dugaan bahwa fitur pembatasan hashtag sedang diuji secara terbatas.

    Para ahli menilai, langkah ini bisa menjadi upaya Instagram untuk menyaring konten berkualitas dan mengurangi praktik hashtag stuffing yang sering digunakan demi meningkatkan jangkauan. Namun di sisi lain, kreator konten menilai aturan ini berpotensi membuat postingan mereka lebih sulit ditemukan.

    Instagram dan Tren Fitur-Fitur Baru

    Selain isu pembatasan hashtag, Instagram sebelumnya juga meluncurkan sejumlah fitur baru seperti Repost yang memungkinkan pengguna membagikan ulang konten publik ke pengikut.

    Instagram Map yang menampilkan lokasi teman yang memilih berbagi lokasi, Tab Friends di Reels untuk melihat konten yang disukai teman, durasi Reels yang kini bisa mencapai 3 menit, aplikasi editing video mandiri bernama Edits, fitur profil rahasia Flipside, serta AI Editing Tools untuk memanipulasi video.

    Namun tidak semua fitur bertahan lama. Instagram juga telah menghapus beberapa fitur seperti Notes pada Feed dan Reels (April 2025) karena minim peminat, Flipside (Mei 2024) yang dinilai kurang populer, serta IGTV yang kemudian digabungkan ke dalam fitur video biasa karena kalah bersaing dengan format video pendek.

    Akan Tetap Berlaku atau Hanya Uji Coba?

    Untuk saat ini, belum ada jawaban pasti. Instagram belum memberi pernyataan resmi, sehingga belum diketahui apakah pembatasan tiga hashtag ini hanya sekadar uji coba atau akan diterapkan secara permanen.

    Yang jelas, perubahan ini bisa menjadi salah satu langkah besar Instagram dalam mengatur ekosistem kontennya. Bagi para kreator dan pengguna aktif, tentu ini menjadi hal yang perlu diperhatikan ke depannya.(Nur Amalina)

  • Lelang 2,6 GHz Berpeluang Jadi Penyelamat Industri Telko Asal Harganya Tepat

    Lelang 2,6 GHz Berpeluang Jadi Penyelamat Industri Telko Asal Harganya Tepat

    Bisnis.com, JAKARTA— Pengamat telekomunikasi menilai kehadiran pita frekuensi 2,6 GHz berpeluang membuat industri telekomunikasi lebih bergairah dan keluar dari masa sulit, selama pita tengah tersebut dilelang dengan harga terjangkau.

    sejumlah peluang sekaligus hambatan bagi operator untuk mendapatkan harga lelang spektrum frekuensi 2,6 GHz yang lebih terjangkau.

    Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi mengatakan beban regulatory cost operator telekomunikasi saat ini sudah sangat tinggi, yakni mencapai 12%. Karena itu, dia menilai industri berharap harga frekuensi untuk 5G bisa lebih terjangkau.

    Menurut dia, realisasi harapan tersebut sangat bergantung pada pemerintah sebagai pihak yang memiliki kewenangan menentukan struktur biaya frekuensi.

    “Tapi memang ini juga harus jadi pertimbangan,” kata Heru saat dihubungi Bisnis pada Selasa (2/12/2025).

    Heru menjelaskan industri telekomunikasi saat ini tidak lagi seramai 10—20 tahun lalu. Nilai sebuah frekuensi jauh berbeda.  Oleh sebab itu, beberapa  perusahaan melakukan merger dan konsolidasi untuk tetap dapat bertahan.. 

    Dia menambahkan, perubahan lanskap bisnis telekomunikasi menyebabkan porsi pendapatan kini lebih banyak mengalir ke penyedia layanan over the top (OTT). 

    Operator, katanya, masih harus membangun jaringan, tetapi ‘kue’-nya diambil oleh OTT yang justru tidak membangun jaringan.

    Heru menilai pendapatan besar OTT tidak diimbangi dengan kewajiban yang sama seperti operator, baik dari sisi spektrum maupun perpajakan. Pemerintah diharapkan melek terhadap kondisi ini dan berani bertindak.

    “Kami harapkan juga Menteri Keuangan yang baru bisa melihat hal ini. Operator seluler nampaknya kesulitan untuk bisa mendapatkan frekuensi 5G jika harganya mahal sehingga memang harus ada dorongan untuk bisa memberikan harga frekuensi yang 5G ini yang di 2,6 atau mungkin juga 700 Mbz yang lebih terjangkau,” ujarnya.

    Menara pemancar sinyal Internet

    Dia menegaskan harga frekuensi yang terjangkau penting agar industri bisa bergerak. Dengan demikian, operator dapat mempercepat adopsi 5G dan memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat. 

    Menurut dia, hal itu juga akan merangsang kreativitas masyarakat dalam memanfaatkan layanan digital dan menggerakkan industri perangkat yang berkewajiban memenuhi TKDN.

    “Kalau kita tetap konservatif misalnya menetapkan biaya frekuensi yang tinggi tentu dampak bagi operatornya juga sangat berat, mungkin mereka tidak akan mengambil frekuensi yang ditawarkan oleh pemerintah,” katanya.

    Heru menuturkan jika operator tidak ikut lelang, pemerintah juga kehilangan potensi pendapatan besar. Karena itu, diperlukan inovasi kebijakan, termasuk opsi skema pembayaran tambahan dari OTT. “Kalau tidak ya kita akan tertinggal kalau misalnya 5G tidak kemudian diadopsi secara cepat di Indonesia,” ujarnya.

    Sementara itu, pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala menilai lelang frekuensi 2,6 GHz menjadi momentum penting bagi industri, terutama untuk layanan 5G.

    “Untuk lelang frekuensi di 2,6 GHz, untuk 5G ya, ini sebenarnya adalah darah baru ya untuk industri telco, khususnya kawan-kawan di ATSI,” katanya.

    Menurut dia, kapasitas baru dari frekuensi ini akan kembali meningkatkan semangat operator. Terlebih  saat ini penggunaan 5G masih terbatas. 

    Kamilov menekankan beban BHP frekuensi selama ini cukup tinggi sehingga kompetisi menjadi berat, apalagi operator harus membangun ekosistem 5G dari awal. Karena itu, dia meminta pemerintah menghitung ulang harga lelang.

    “Pas di sini artinya para pelaku industri itu tidak bisa atau tidak berat lah menjalankan usaha bisnisnya untuk bisa frekuensi di 2,6 ini jadi optimal itu,” katanya.

    Dia mengingatkan kebijakan lelang bukan semata untuk menambah PNBP. “Saya pikir harusnya pemerintah memberikan ruang bagi industri agar mereka darahnya hidup lagi, darahnya mengalir lagi,” ujarnya.

    Menurut Kamilov, keberlanjutan industri pada akhirnya juga akan menambah pendapatan negara di masa depan. Dia mengingatkan bahwa risiko turunnya minat peserta lelang sangat mungkin terjadi jika harga tidak tepat.

    “Artinya tidak ada yang minat bisa saja walaupun dipaksa nanti ada yang minat, tapi untuk implementasinya berat gitu,” katanya.

    Dia menambahkan tantangan industri bukan hanya bersaing satu sama lain, tetapi juga memastikan pembangunan ekosistem 5G berjalan berkelanjutan. Karena itu, regulator perlu memberi ruang agar operator kembali bersemangat.

    Petugas memperbaiki pemancar internet

    Adapun Pengamat Telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Joseph Matheus Edward, menilai harga lelang perlu dirancang untuk mempercepat pembangunan 5G.

    “Untuk harga lelang, untuk percepatan 5G. Diberi insentif diawal pembangunan dan meningkat setelah penyebaran banyak. Yang hasilnya PNBP sama,” katanya.

    Sebelumnya, Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) juga meminta pemerintah menetapkan harga lelang 2,6 GHz yang lebih terjangkau. Lelang pita tengah ini dibuka setelah pemerintah merampungkan proses lelang frekuensi 1,4 GHz.

    Direktur Eksekutif ATSI Marwan O. Baasir mengatakan pihaknya mendukung pembukaan lelang, tetapi berharap harga tidak terlalu tinggi.

    “Harapannya harganya affordable untuk pemain. Dari ATSI kami memang tidak ikut melihat dokumen lelangnya, tetapi kami peduli dengan anggota kami,” kata Marwan usai acara Seminar Penguatan Perlindungan Konsumen melalui Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) yang digelar Indonesia Fintech Society (IFSoc) pada Senin (1/12/2025) di Jakarta.

    Menurut Marwan, harga lelang yang terjangkau akan mempercepat implementasi 5G dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. “Harganya bagus, masyarakat dapat internet yang lebih baik speednya,” katanya.

    Marwan menambahkan beban regulatory cost operator saat ini berkisar 12,4% hingga hampir 13% dari pendapatan kotor.

    “Nah kalau itu diberi insentif, harga rata-rata di lelang yang sekarang bisa turun,” ujarnya.

    Pemerintah melalui Komdigi sebelumnya memastikan lelang 2,6 GHz akan dibuka tahun ini. Uji publik pita frekuensi tersebut telah dilakukan sejak Mei 2025, sementara penyusunan perangkat regulasi masih berlangsung.

  • Jangan Lewatkan Fenomena Cold Moon, Bulan Purnama Menakjubkan di Akhir Tahun

    Jangan Lewatkan Fenomena Cold Moon, Bulan Purnama Menakjubkan di Akhir Tahun

    Bisnis.com, JAKARTA — Fenomena bulan purnama (Supermoon) di awal bulan Desember ini dikenal dengan sebutan Cold Moon tampil sebagai supermoon yang memukau pada Kamis (4/12) pukul 14.48 UTC atau 21.48 WIB.

    Bulan purnama ini disebut Cold Moon atau Mohawk, karena namanya menggambarkan dinginnya musim yang sedang berlangsung.

    Dilansir dari Almanac.com, bulan ini juga dikenal sebagai Long Night Moon atau Mohican. Sebutan ini muncul karena bulan terlihat pada malam terpanjang dalam setahun, dekat titik balik matahari musim dingin, dan tetap berada di atas cakrawala untuk waktu yang cukup lama.

    Supermoon terjadi ketika bulan berada di titik terdekat dengan Bumi dalam orbitnya dan sedang purnama. Saat itu, bulan bisa tampak hingga 14% lebih besar dan sekitar 30% lebih terang dibandingkan biasanya atau diperkirakan jaraknya sekitar 221.965 mil dari Bumi.

    Supermoon terakhir terjadi bulan lalu di November dan juga di Oktober. Dengan demikian, supermoon Desember menjadi yang ketiga berturut-turut tahun ini. Bulan purnama Cold Moon ini juga menjadi yang ketiga sekaligus terakhir tahun ini.

    Saat matahari terbenam, cahaya bulan akan tampak lebih terang. Fenomena alam ini akan semakin menakjubkan jika dinikmati dari tempat tinggi, seperti atap gedung, atau area terbuka luas, misalnya pantai yang menghadap ke timur, baik dengan teleskop maupun mata telanjang.

    Bulan akan tampak purnama pada malam Rabu maupun Jumat. Jika cuaca mendukung, fenomena ini sempurna untuk difoto atau sekadar menikmati indahnya langit.

    Kapan Bulan Purnama Berikutnya?

    Bulan purnama biasanya terjadi setiap 29 hari. Namun, karena sebagian besar bulan memiliki 30 atau 31 hari, terkadang bisa muncul dua bulan purnama dalam satu bulan yang sama.

    Supermoon purnama terakhir tahun 2025 bisa saja terlewat oleh sebagian orang. Untungnya, tahun depan akan ada tiga kesempatan untuk menyaksikan fenomena supermoon.

    Supermoon berikutnya dijadwalkan terjadi pada 3 Januari 2026. Ini akan menjadi momen sempurna pada awal tahun. (Angel Rinella)

  • Akibat Tabrakan Bumi dengan Planet Seukuran Mars

    Akibat Tabrakan Bumi dengan Planet Seukuran Mars

    Bisnis.com, JAKARTA —Penelitian terbaru mengungkap bahwa bulan mungkin terbentuk dari tabrakan besar antara Bumi muda dan sebuah planet tetangga yang dulu mengorbit sangat dekat dengan kita miliaran tahun lalu.

    Melansir dari Live Sience Selasa (2/12/2025), Para ilmuwan menyebut planet itu Theia, dunia berbatu seukuran Mars yang diyakini menabrak Bumi muda sekitar 4,5 miliar tahun lalu. 

    Benturan luar biasa besar itu melelehkan sebagian mantel Bumi dan melontarkan material ke angkasa, yang kemudian menggumpal dan membentuk bulan. Teori tumbukan raksasa ini sudah lama menjadi penjelasan utama asal-usul bulan, tetapi asal-usul Theia sendiri masih menjadi teka-teki besar.

    Analisis baru terhadap sampel bulan dari misi Apollo, batuan Bumi, dan meteorit memberi petunjuk segar. Penelitian yang dipimpin Timo Hopp dari Institut Max Planck menunjukkan bahwa Theia kemungkinan besar terbentuk di wilayah yang sama dengan Bumi, bahkan mungkin lebih dekat dengan Matahari.

    “Hasil kami menunjukkan bahwa Theia dan proto-Bumi berasal dari lingkungan yang sama di tata surya bagian dalam,” kata Hopp. Temuan ini memperkuat gambaran klasik bahwa planet-planet berbatu terbentuk melalui rangkaian tabrakan dan penggabungan dalam masa awal tata surya.

    Awal Tata Surya yang Penuh Kekacauan

    Pada 100 juta tahun pertama setelah Matahari terbentuk, wilayah dalam tata surya dipenuhi puluhan hingga ratusan embrio planet dunia kecil seukuran bulan hingga Mars yang saling bertabrakan. Di tengah kekacauan gravitasi ini, termasuk tarikan kuat Jupiter, beberapa embrio bergabung menjadi planet, sementara lainnya terlempar atau hancur.

    Theia diperkirakan salah satu di antara embrio planet itu. Namun, karena Bumi dan bulan sangat mirip secara kimiawi, para ilmuwan selama ini kesulitan menentukan dari mana Theia berasal.

    Untuk mengungkap asal Theia, para peneliti memeriksa jejak kimia halus di mantel Bumi yang seharusnya tidak ada jika seluruh unsur tersebut sudah menyatu sejak awal. Unsur seperti besi dan molibdenum yang ditemukan di batuan mantel kemungkinan merupakan tanda tangan Theia material yang ikut tersisa setelah tumbukan besar.

    Tim meneliti enam sampel bulan Apollo 12 dan 17, 15 batuan Bumi termasuk dari Gunung Kīlauea, serta meteorit dari Antartika. Dengan membandingkan isotop besi, molibdenum, dan zirkonium, mereka menyusun gambaran baru tentang seperti apa Theia.

    Dari ratusan simulasi, hanya satu model yang cocok, Theia adalah planet berbatu berinti logam dengan massa 5–10% dari Bumi, dan terbentuk di wilayah tata surya bagian dalam.

    Menariknya, model menunjukkan bahwa Bumi dan Theia mengandung materi dari reservoir tata surya bagian dalam yang belum pernah ditemukan dalam meteorit mana pun. Materi ini mungkin terbentuk sangat dekat dengan Matahari atau tidak pernah bertahan sebagai benda bebas.

    “Sampel dari Venus atau Merkurius suatu hari nanti mungkin bisa mengungkap materi ini,” ujar Hopp, membuka kemungkinan baru untuk penelitian masa depan. (Nur Amalina)

  • Ini Cara Menghilangkan Iklan di HP dengan Mudah

    Ini Cara Menghilangkan Iklan di HP dengan Mudah

    Bisnis.com, JAKARTA — Kemunculan iklan pop-up yang tiba-tiba memenuhi layar ponsel menjadi keluhan banyak pengguna. Selain mengganggu aktivitas, iklan semacam ini kerap menandakan adanya aplikasi tertentu yang memberi izin berlebihan atau pengaturan privasi yang belum optimal.

    Meningkatkan keamanan ponsel tentu menjadi langkah penting, terutama karena aktivitas digital masyarakat semakin tinggi dan risiko konten berbahaya terus berkembang.

    Maka dari itu, untuk mengatasinya, ada sejumlah langkah sederhana yang dapat dilakukan tanpa perlu membawa perangkat ke pusat servis. Berikut tiga cara yang dapat dicoba untuk membersihkan ponsel dari iklan mengganggu.

    1. Nonaktifkan Personalisasi Iklan di Google

    Mayoritas iklan yang muncul di ponsel Android berasal dari sistem personalisasi Google. Pengguna dapat menonaktifkannya melalui menu berikut:

    • Buka aplikasi Google.

    • Ketuk foto profil atau logo akun di pojok kanan atas.

    • Masuk ke menu Privasi dan Keamanan.

    • Pilih Personalisasi Iklan.

    • Geser toggle ke posisi Nonaktif dan konfirmasi perubahan.

    Pengaturan ini tidak menghilangkan iklan sepenuhnya, tetapi mencegah Google menampilkan iklan berdasarkan aktivitas pengguna, sehingga iklan yang muncul tidak lagi agresif.

    2. Atur Perlindungan Iklan di Browser HP

    Iklan pop-up juga sering berasal dari situs yang dibuka melalui browser. Untuk meminimalkan kemunculannya:

    • Buka browser yang digunakan (misalnya Chrome).

    • Tekan ikon tiga titik di kanan atas dan masuk ke menu Setelan.

    • Scroll ke bawah dan pilih Setelan Situs.

    • Nonaktifkan menu Pop-up dan Pengalihan.

    • Aktifkan fitur Iklan Mengganggu untuk memblokir situs yang menampilkan iklan berlebih.

    Pengaturan ini membantu menekan iklan yang otomatis muncul saat pengguna membuka halaman tertentu.

    3. Gunakan DNS Pribadi untuk Memblokir Iklan

    Opsi lainnya adalah menggunakan DNS pribadi yang dirancang untuk menyaring konten iklan.

    • Buka Pengaturan ponsel.

    • Masuk ke Koneksi & Hotspot (nama menu dapat berbeda sesuai tipe perangkat).

    • Pilih DNS Pribadi.

    • Ubah dari Otomatis menjadi Hostname penyedia DNS pribadi.

    • Masukkan alamat: dns.catwar.com.

    • Simpan perubahan.

    DNS ini bekerja sebagai filter tambahan untuk memblokir domain yang biasa digunakan pemuat iklan.

    Dengan tiga langkah di atas, ponsel umumnya dapat terbebas dari iklan yang tiba-tiba muncul. Jika iklan tetap muncul secara ekstrem, periksa kemungkinan adanya aplikasi tidak dikenal, aplikasi yang meminta izin berlebihan, atau lakukan pemindaian menggunakan aplikasi keamanan resmi. Langkah terakhir, pengguna dapat mempertimbangkan reset pabrik setelah memastikan seluruh data penting tersimpan. (Angela Merici Andriani Uto Keraf)