Category: Bisnis.com Tekno

  • Ketua Dewan Ekonomi Luhut Sebut AI Berpotensi Bikin Anggaran Hemat Rp100 Triliun

    Ketua Dewan Ekonomi Luhut Sebut AI Berpotensi Bikin Anggaran Hemat Rp100 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Ketua Dewan Ekonomi Nasional Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa penyaluran bantuan sosial (bansos) berbasis kecerdasan buatan (AI) berpotensi menghemat anggaran negara hingga Rp100 triliun. 

    Luhut menyebut salah satu mekanisme yang akan digunakan adalah teknologi pengenalan wajah (face recognition) untuk memastikan identitas penerima manfaat.

    “Nanti yang tidak terima, yang harus terima, dia beneran langsung face recognition, dan kemudian segera datang kita kedatangan. Dengan begitu akan menghemat berapa triliun nanti? Rp100 triliun,” kata Luhut dalam acara Peluncuran Sahabat-AI Model 70B dan Chatbot di Jakarta pada Senin (2/6/2025). 

    Menurutnya, digitalisasi bukan lagi sekadar pilihan, melainkan kebutuhan strategis dalam tata kelola negara. Dia menyebut bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan peluncuran sistem ini pada Agustus mendatang.

    “Dengan digitalisasi kita akan menghemat banyak sekali nanti dana-dana ke depan, dan Presiden ingin ini diluncurkan pada bulan Agustus. Tentu itu untuk menyelesaikan ini semua masih butuh beberapa waktu lagi ke depan, tapi kita sudah mulai,” ujarnya.

    Dia menambahkan bahwa pemanfaatan AI dalam sistem perlindungan sosial akan memungkinkan perubahan data penerima bansos secara dinamis, sesuai dengan kondisi ekonomi masyarakat dari waktu ke waktu.

    Luhut juga menekankan pentingnya eksekusi yang tepat dalam pelaksanaan program-program pemerintah. Dia mencontohkan program pembangunan dapur umum dan ketahanan pangan sebagai bagian dari ekosistem ekonomi berbasis desa yang perlu dikawal pelaksanaannya agar efektif.

    “Tapi menjadi isu adalah yang harus kita bantu ramai-ramai bagaimana eksekusinya ini, karena disitu nanti kesulitannya,” katanya. 

    Dia menilai bahwa pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8% bukanlah target yang mustahil jika semua pihak dapat bekerja sama secara kompak dan konsisten.

    Luhut juga menegaskan bahwa keberhasilan program-program ini bergantung pada integritas dan keteladanan para pemimpin. Dia menolak keras praktik korupsi dan konflik kepentingan dalam birokrasi.

    “Karena intinya menurut saya adalah keteladanan. Kalau pemimpin itu tadi tidak bisa memberikan keteladanan, tidak ada trust, tidak ada credibility, tidak ada credibility orang who cares buatnya. Jadi credibility is very important,” ungkapnya.

  • Kejar Target EBT 61% di RUPTL, Bos PLN Genjot Pembangunan Supergrid

    Kejar Target EBT 61% di RUPTL, Bos PLN Genjot Pembangunan Supergrid

    Bisnis.com JAKARTA — PT PLN (Pesero) menggenjot pembangunan jaringan transmisi raksasa atau supergrid ketenagalistrikan untuk mendukung target penambahan porsi pembangkit energi baru terbarukan (EBT) sebesar 61% dalam RUPTL 2025-2034. 

    Dalam RUPTL tersebut, pembangunan tambahan jaringan transmisi ditarget mencapai 48.000 km sirkuit dan tambahan gardu induk 108.000 MVA dalam rangka mengembangkan ekosistem green enabling super grid.

    Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan langkah tersebut akan mengatasi mismatch supply-demand, mengevakuasi EBT yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara ke pusat-pusat demand atau permintaan. 

    “Kita dapat memanfaatkan sumber daya tersebut, menyalurkan energi sesuai permintaan, pusat permintaan dan industri adalah dengan merancang dan membangun Green Enabling Super Grid,” kata Darmawan dalam Diseminasi RUKN dan RUPTL PLN, Senin (2/6/2025). 

    Proyek jaringan transmisi raksasa ini penting untuk membuat jarak pembangkit listrik dengan pusat-pusat demand makin pendek. Apalagi, potensi pengembangan pembangkit EBT di berbagai wilayah sangat besar. 

    Kendati demikian, dia mengakui bahwa rata-rata pengembalian investasi transmisi terbilang rendah jika dibandingkan dengan pembangunan pembangkit itu sendiri. Terlebih, untuk mengambil pinjaman dengan bunga bisa mencapai 7%.

    “Price tag US$25 miliar, lebih dari Rp400 triliun rupiah. Rate of return berbeda dengan pembangkit, rate of return-nya di atas 10%. Transmisi ini rate of return sudah kita hitung ulang-ulang-ulang-ulang, hanya sekitar 2-3%,” ujarnya. 

    Meski begitu, Darmawan menerangkan bahwa pembangunan transmisi raksasa atau supergrid ini merupakan tugas negara yang mesti dilakukan bersama, baik PLN maupun Independent Power Producer (IPP).

    “Ini adalah bagian dari de-risking agar nanti IPP pada waktu lelang harganya bisa kompetitif karena gardu induknya mendekat pada lokasi pembangkit itu dibangun,” tuturnya. 

    Sebagai informasi, dalam RUPTL PLN 2025-2034 disebutkan 76% penambahan kapasitas pembangkit berasal dari EBT yang mencakup surya 17,1 GW, air 11,7 GW angin 7,2 GW; panas bumi 5,2 GW; bioenergi 0,9 GW; dan nuklir 0,5 GW. Sementara itu, untuk storage, akan berasal dari PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6 GW.

  • Bos GoTo Pede Sahabat-AI Dapat Saingi ChatGPT

    Bos GoTo Pede Sahabat-AI Dapat Saingi ChatGPT

    Bisnis.com, JAKARTA—  PT GoTo Gojek Indonesia Tbk. (GOTO) optimistis ekosistem Large Language Model (LLM) open-source Sahabat AI yang bekerjasama dengan Indosat Group dapat bersaing dengan model global seperti ChatGPT. 

    Direktur Utama GoTo Group, Patrick Walujo, menyebut Sahabat AI  dengan 70 miliar parameter telah menunjukkan performa unggul apabila dibandingkan dengan berbagai model open source lain seperti Jema hingga model buatan Tiongkok.

    Dia menekankan bahwa Sahabat AI saat ini merupakan salah satu model bahasa Indonesia dengan kinerja terbaik.

    “Kami bersyukur bahwa Sahabat AI 70 Billion itu sudah menjadi alat-alat bahasa Indonesia yang terbaik dari segi performance,” kata Patrick ditemui usai acara peluncuran di Jakarta pada Senin (2/6/2025).

    Dia mengungkapkan bahwa pengembangan teknologi ini belum berhenti pada teks dan suara. Ke depan, GoTo akan memperluas kapabilitas Sahabat AI hingga mampu memahami dan menghasilkan grafik, foto, dan video. Menurutnya, semua ini akan dilakukan secara bertahap dengan komitmen investasi yang berkelanjutan.

    Patrick menegaskan, GoTo juga mengajak para engineer Indonesia, baik yang berada di internal perusahaan maupun dari berbagai institusi lain, untuk ikut berkontribusi dalam proses ini.

    “Kami akan terus memperbaiki. Kami juga akan mendidik, mengajak teman-teman engineer Indonesia yang ada di GoTo dan di tempat lain untuk bisa berkontribusi, untuk bisa menjadi bagian ini,” ujarnya.

    Dia berharap dengan fondasi yang kuat di bahasa Indonesia dan daerah, Sahabat AI nantinya bisa bersaing di tingkat global. Meski demikian, Patrick mengakui bahwa pengembangannya masih berada di tahap awal. Saat ini, model tersebut baru mencapai sekitar 25% dari kapasitas produksi yang ditargetkan.

    “Ini masih panjang jalannya,” tambahnya. 

    Namun,dia optimistis Sahabat AI akan memperkuat ekosistem digital nasional, termasuk pengembangan teknologi seperti core computing, IoT, dan blockchain.

    Chief Business Officer Indosat, Muhammad Buldansyah, menambahkan bahwa inisiatif ini merupakan bagian dari visi besar Indosat untuk memberdayakan setiap orang Indonesia. Dia melihat Sahabat AI bukan sebagai proyek tunggal antara Indosat dan GoTo, melainkan sebuah gerakan kolektif lintas sektor.

    Buldansyah menekankan bahwa pengembangan AI lokal harus melibatkan pemerintah, akademisi, pelaku industri, masyarakat, hingga unsur kebudayaan agar benar-benar inklusif dan kontekstual dengan Indonesia.

    “Semoga ini menjadi gerakan secara nasional yang menjadikan Sahabat AI suatu AI yang bisa bermanfaat untuk menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

    Sementara itu, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyatakan bahwa pengembangan AI seperti Sahabat AI sejalan dengan strategi pemerintah dalam memperkuat infrastruktur digital dan kluster komputasi nasional.  Dia menyebut pentingnya kolaborasi antara badan riset, komunitas AI, dan pelaku industri untuk membangun ekosistem yang tangguh.

    Nezar juga menyoroti banyaknya talenta Indonesia yang sebenarnya memiliki kemampuan unggul namun belum mendapat ruang berkembang di dalam negeri.  Dia berharap kolaborasi strategis seperti ini dapat mendorong para talenta untuk kembali dan memperkuat ekosistem nasional.

    “Ada banyak best-selling kita sebetulnya. Cuma mereka belum mendapatkan tempat aja. Kita takut mereka lari keluar nanti. Ini kita ingin memperkuat ekosistem lewat strategi yang kolaboratif agar best minds itu bisa pulang lagi ke Indonesia untuk memperkuat ekosistem kita,” pungkasnya.

  • GoTo Rilis Sahabat AI dengan 70 Miliar Parameter dan 5 Bahasa

    GoTo Rilis Sahabat AI dengan 70 Miliar Parameter dan 5 Bahasa

    Bisnis.com, JAKARTA— PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dan PT Indosat Tbk. (ISAT) meluncurkan Sahabat-AI dengan kapasitas 70 miliar parameter yang dilengkapi dengan layanan chat multibahasa.

    Sahabat-AI yang dikenal sebagai ekosistem Large Language Model (LLM) open-source pertama kali diperkenalkan pada November 2024.

    Direktur Utama GoTo Group, Patrick Walujo, mengatakan, dengan model 70 miliar parameter dan layanan chat baru, Sahabat-AI semakin memperkuat ekosistem AI yang sesuai dengan karakteristik

    Indonesia. Selain itu model terbaru Sahabat-AI kini dapat digunakan dalam lima bahasa daerah Bahasa Indonesia, Jawa, Sunda, Bali, dan Batak, dan sejumlah bahasa internasional lainnya. 

    “Kemampuan multi bahasa dan akurasi yang lebih tinggi membuat layanan ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan bisnis di seluruh Indonesia,” kata Patrick dalam acara Peluncuran Sahabat-AI Model 70B dan Chatbot di Jakarta pada Senin (2/6/2025). 

    Patrick mengatakan pihaknya juga menghadirkan layanan chat Sahabat-AI di aplikasi GoPay melalui menu 

    “Layanan Favorit Warga.” Selain itu, layanan chat terbaru yang bisa diakses melalui situs sahabat-ai.com. Harapannya masyarakat di seluruh negeri dapat dengan mudah mendapat manfaat dari LLM khas Indonesia ini. 

    Di sisi lain, President Director and Chief Executive Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha mengatakan pihaknya menghadirkan GPU Merdeka, cloud AI yang membangun fondasi digital kokoh untuk memastikan inovasi AI berkembang, aman secara nasional, relevan dengan budaya lokal, dan dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat. 

    “Sahabat-AI bukan sekadar model, ini adalah aset nasional yang didukung oleh kolaborasi dan didukung oleh kolaborasi dan dibangun untuk seluruh rakyat Indonesia,” katanya. 

    Sahabat-AI diklaim dirancang selaras dengan tujuan kedaulatan digital Indonesia. Seluruh data dan infrastruktur GPU yang digunakan untuk melayani model ini disimpan di wilayah Indonesia atau di server milik pengguna sendiri, memastikan kepatuhan terhadap regulasi data nasional. 

    Dengan menyimpan dan mengolah data langsung di Indonesia, Sahabat-AI membuka kesempatan baru bagi pemerintah dan instansi publik Indonesia untuk membangun layanan AI yang aman dan berdaulat.

    Terkait hal tersebut, Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan kedaulatan data bukan hanya masalah teknis, tetapi merupakan masalah kemerdekaan nasional di era digital. 

    “Saya sangat mengapresiasi inisiatif GoTo dan Indosat yang mempelopori Sahabat-AI, serta mendorong inovasi teknologi yang berakar pada identitas nasional kita. Dengan mengembangkan solusi AI yang memahami dan melayani keragaman bahasa serta budaya unik kita, kita mengambil langkah signifikan untuk memastikan transformasi digital memberi manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia,” ungkapnya. 

  • Bakti Tingkatkan Kapasitas Internet dari 4 Mbps jadi 10 Mbps

    Bakti Tingkatkan Kapasitas Internet dari 4 Mbps jadi 10 Mbps

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) berencana meningkatkan kapasitas layanan internet dari 4 Mbps per titik menjadi 10 Mbps per titik. Adapun per Mei 2025, total lokasi yang masuk dalam bagian program Akses Internet (AI) Bakti mencapai 27.805 titik lokasi. 

    Direktur Utama Bakti Fadhilah Mathar mengatakan Bakti terus mendorong pemerataan akses internet yang merata untuk memangkas kesenjangan digital, salah satunya dengan Satelit Multifungsi Satria-1. 

    Satelit Satria-1 merupakan satelit yang khusus untuk menyalurkan internet. Total kapasitas yang diangkut oleh satelit ini mencapai 150 Gbps. Internet tersebut disalurkan ke puluhan ribu titik mulai dari sarana edukasi, pemerintahan, kesehatan, hingga pariwisata. 

    Pada tahun ini rencananya Bakti meningkatkan kapasitas internet Satelit Satria-1 yang diterima setiap lokasi, dari yang awalnya 4 Mbps menjadi 10 Mbps untuk sejumlah titik yang membutuhkan kapasitas lebih.

    Peningkatan tersebut dapat terjadi karena ruang kendali Satria-1 berada di Indonesia sehingga jumlah kapasitas yang disalurkan dapat disesuaikan.  

    “Berdasarkan kalkulasi kami, saat ini setidaknya mereka [penerima satelit Satria-1] ingin 10 Mbps per titik. Oleh karena itu, Bakti bekerja sama dengan para mitra mencoba mewujudkan itu,” kata wanita yang akrab disapa Indah dalam acara Asia Pacific Satellite Communications (APSAT) 2025 di Jakarta, Senin (2/5/2025). 

    Indah juga mengatakan rencananya pada tahun ini, Bakti akan menambah titik layanan satelit Satria-1 hingga 30.000 titik. Menurun dari target awal yang sebesar 150.000 titik dengan pertimbangan titik-titik yang rencananya dialiri Satria-1 kini telah terlayani secara komersial. 

    “Mayoritas dari 150.000 titik sudah terlayani secara komersial. Oleh karena itu kenapa data kita sangat dinamis,” kata Indah. 

    Peluncuran Satelit Satria-1

    Indah juga berterima kasih kepada para mitra yang telah terlibat dalam membangun jaringan internet ke pelosok negeri.

    Tanpa adanya Mitra, Bakti hanya mampu paling banyak setahun membangun 1.000 akses internet. Namun, mitra swasta telah membuat proses pembangunan berjalan lebih cepat. 

    “Berkat kerja sama dengan seluruh pemangku kepentingan kami dapat memberikan layanan ke 27.000 titik kurang dari setahun,” kata Indah. 

    Dampak Nyata

    Langkah Bakti dalam menyalurkan internet 4G ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menghasilkan efek domino yang cukup besar. Salah satunya naiknya kemampuan dan daya saing digital masyarakat Indonesia di daerah tertinggal. 

    East Ventures melaporkan daya saing digital Indonesia meningkat lebih tinggi pada 2025 dibandingkan dengan 2025.  

    Melalui Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025, East Ventures menyajikan data daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia. 

    Laporan 2020 hingga 2025 menunjukkan peningkatan daya saing digital antarprovinsi yang konsisten, sebagaimana tercermin dari skor EV-DCI 2025 sebesar 38,8 atau naik 70 basis points (Bps). Lebih tinggi dibandingkan dengan 2024 yang naik 40 bps menjadi sebesar 38,1.    

    Peningkatan paling signifikan yang terlihat dalam pelaporan tahun ini adalah meningkatnya persentase pekerja yang menggunakan internet dan perluasan jangkauan 3G dan 4G di desa desa. 

    Kesenjangan digital antardaerah juga terus menyempit, mencerminkan kemajuan yang stabil menuju pemerataan digital regional yang semakin baik.

    Sepuluh provinsi teratas dengan skor indeks tertinggi masih didominasi oleh provinsi di Jawa, dengan DKI Jakarta dan Jawa Barat secara konsisten menempati peringkat pertama dan kedua selama lima tahun terakhir. 

    Di antara 10 provinsi teratas, Banten mengalami peningkatan kinerja yang paling signifikan. Secara berurutan, 10 provinsi teratas adalah: (1) DKI Jakarta, (2) Jawa Barat, (3) Banten, (4) Jawa Timur, (5) DI Yogyakarta, (6) Bali, (7) Kepulauan Riau, (8) Kalimantan Timur, (9) Jawa Tengah, dan (10) Sumatera Utara. 

    Selain itu, laporan ini juga menyoroti perbaikan skor di 34 provinsi, termasuk Papua yang mencatat peningkatan paling signifikan dalam skor EV-DCI, naik 14 peringkat dari peringkat 34 ke 20. 

    Peningkatan ini sebagian besar didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat di kawasan tersebut, yang mencapai 7,8% pada tahun 2024, melampaui angka pertumbuhan nasional sebesar 5,0%.

    Co-Founder dan Managing Partner East Ventures, Willson Cuaca mengatakan tujuan pihaknya tetap sama, yaitu menyajikan wawasan dan analisis mendalam mengenai dampak perkembangan ekonomi digital di seluruh nusantara.

    “Laporan tahun ini menunjukkan peningkatan yang konsisten dan menegaskan pertumbuhan berkelanjutan dari ekonomi digital Indonesia. Hal yang menggembirakan adalah sejumlah provinsi dari wilayah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (3T) kini menunjukkan tren peningkatan yang menjanjikan,” kata Wilson dalam keteranganya, Selasa (27/5/2025).

  • Peduli Bumi, Telkom Kompensasi Emisi Digiland 2025

    Peduli Bumi, Telkom Kompensasi Emisi Digiland 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) kembali menegaskan komitmennya terhadap keberlanjutan (Environmental, Social, and Governance/ESG) melalui penyelenggaraan Digiland 2025, perhelatan tahunan terbesar TelkomGroup yang menghadirkan Digiland Run, Digiland Music, serta Kuliner Nusantara dan Pasar UMKM.

    Acara ini dirancang tidak hanya memberikan pengalaman yang menyenangkan dan berkesan bagi para pengunjung, tetapi juga sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan.

    Sebagai bagian dari komitmen terhadap keberlanjutan, Telkom bekerja sama dengan Jejakin untuk melakukan perhitungan jejak karbon secara menyeluruh selama pelaksanaan acara.

    Hasilnya, tercatat total emisi karbon yang dihasilkan sebesar 144.043,62 kgCO₂e, yang berasal dari empat sumber utama, yaitu penggunaan venue dan akomodasi, konsumsi makanan dan minuman, transportasi, serta pengelolaan sampah.

    Data ini menjadi fondasi penting bagi perusahaan dalam merancang strategi kompensasi emisi yang konkret, terukur, dan berdampak nyata. Langkah ini juga sejalan dengan visi Telkom untuk menghadirkan event yang tidak hanya berskala internasional dan berfokus pada pengalaman peserta, tetapi juga memiliki kontribusi positif terhadap lingkungan dan keberlanjutan jangka panjang.

    SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza mengatakan, “Melalui Digiland 2025, TelkomGroup ingin menunjukkan bahwa keberlanjutan bukan sekadar komitmen, tetapi menjadi bagian yang terintegrasi dalam setiap inisiatif dan kegiatan perusahaan, termasuk dalam penyelenggaraan event berskala besar. Dengan memadukan inovasi digital dan tanggung jawab sosial-lingkungan, kami berharap Digiland dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk bersama-sama menjaga bumi, memberdayakan masyarakat, dan menciptakan masa depan yang berkelanjutan.”

    Untuk menyeimbangkan dampak emisi karbon tersebut, diperkirakan dibutuhkan sekitar 15.969 pohon mangrove dengan masa hidup tiga tahun. Selama tahun 2025, TelkomGroup menunjukkan aksi nyata terhadap keberlanjutan melalui berbagai inisiatif lingkungan, di antaranya penanaman 56.800 pohon mangrove sebagai bagian dari upaya konservasi wilayah pesisir, penanaman 47.900 pohon MTPS (Multipurpose Tree Species) untuk mendukung program penghijauan dan pemulihan ekosistem, serta menurunkan 170 substrat terumbu karang di berbagai lokasi pesisir Indonesia guna mendukung pelestarian ekosistem laut.

    “Jumlah tersebut jauh melebihi kebutuhan netralisasi emisi dari Digiland 2025, membuktikan bahwa Telkom tidak hanya menghindari kerusakan lingkungan, tetapi juga berkontribusi aktif dalam pemulihan ekosistem.  Tidak hanya itu, Digiland 2025 juga menunjukkan keberlanjutan dari aspek sosial. Tahun lalu, Digiland Run mendorong aksi tanam pohon lewat partisipasi peserta, di mana setiap 5 Km yang ditempuh setara dengan 1 pohon ditanam. Tahun ini, TelkomGroup menghadirkan inisiatif baru dengan semangat yang sama, yaitu setiap 1 Km yang ditempuh para peserta lari akan dikonversi menjadi 1 GB kuota internet untuk mendukung akses pendidikan di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal),” jelas VP Sustainability Telkom Gunawan Wasisto Ciptaning Andri.G

    Founder & CEO Jejakin Arfan Arlanda mengungkapkan, “Kami di Jejakin mendukung TelkomGroup dalam penghitungan jejak karbon acara Digiland 2025, yang sejalan dengan prinsip Green Meetings. Dengan data yang kami berikan, TelkomGroup dapat merancang langkah-langkah kompensasi yang lebih tepat dan terukur, serta memperkuat komitmen mereka terhadap keberlanjutan.”

    Dengan dukungan teknologi, edukasi, dan aksi nyata untuk Bumi, TelkomGroup  membuktikan bahwa transformasi digital dapat berjalan seiring dengan upaya keberlanjutan. Digiland 2025 bukan hanya tentang inovasi teknologi, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga bumi dan membangun masa depan yang lebih baik.

    #ElevatingYourFuture

  • 6 Ciri Nomor WhatsApp Anda Diblokir dan Cara Memastikannya

    6 Ciri Nomor WhatsApp Anda Diblokir dan Cara Memastikannya

    Bisnis.com, JAKARTA – Jika pesan Anda di WhatsApp hanya centang satu terus, bisa jadi Anda diblokir seseorang. WhatsApp tidak memberikan notifikasi jika Anda sedang diblokir. Namun terdapat beberapa ciri WhatsApp diblokir yang bisa Anda kenali. Mulai dari foto profil hilang, tidak bisa melihat status, hingga pesan tidak pernah terkirim.

    Namun tanda-tanda WhatsApp diblokir di atas dapat berlaku jika akun seseorang tersebut sedang tidak aktif. Simak enam ciri-ciri WhatsApp Anda diblokir dan kenali perbedaan dengan akun WhatsApp yang tidak aktif.

    Whatsapp memiliki fitur pemblokiran yang memungkinkan pengguna untuk menghentikan komunikasi dengan kontak tertentu. Ketika Anda diblokir, Anda tidak dapat mengirim pesan, melakukan panggilan, atau melihat pembaruan status dari orang tersebut.

    Ada beberapa alasan seseorang memblokir nomor di WhatsApp seperti konflik pribadi atau profesional, keinginan untuk menjaga privasi hingga menghindari pesan spam atau gangguan dari kontak yang tidak diinginkan.

    Pemblokiran bisa terjadi kapan saja, terutama setelah terjadi konflik atau ketika seseorang merasa terganggu oleh komunikasi yang berlebihan. Untuk mengecek apakah nomor kita diblokir oleh seseorang yakni salah satu caranya adalah dengan tetap mengirim pesan.

    Apabila pesan tersebut tidak terkirim dan hanya menunjukkan status centang abu-abu satu, kemungkinan besar memang WhatsApp kita sudah diblokir. Namun ada cara lain untuk mengetahui apakah nomor WhatsApp kita diblokir seseorang tanpa mengirim pesan, simak caranya di bawah ini.

    Ciri-ciri WhatsApp Anda Diblokir Seseorang

    1. Foto Profil tidak Terlihat

    Jika sebelumnya Anda dapat melihat foto profil di WhatsApp seseorang dan sekarang tidak bisa lagi, bisa jadi nomor WhatsApp Anda diblokir. Namun perlu diperhatikan bahwa pengguna dapat mengatur privasi foto profil agar kontak tertentu yang dapat melihatnya. Jadi foto profil ini bukan satu-satunya indikator WhatsApp Anda diblokir.

    2. Status Tidak Muncul

    Saat Anda membuka percakapan dengan kontak seseorang dan Anda tidak lagi melihat keterangan “online” atau “terakhir dilihat” di bagian atas, kemungkinan nomor Anda sudah diblokir.

    Pengguna yang sudah memblokir nomor WhatsApp Anda tidak akan menampilkan informasi tentang aktivitas WhatsApp mereka. 

    3. Selalu Centang Satu

    Jika Anda mengirim pesan ke nomor seseorang di WhatsApp dan tanda menunjukkan satu centang abu-abu. Maka artinya pesan tersebut telah terkirim dari perangkat Anda, namun belum diterima oleh penerima. 

    Jika nomor Anda sudah diblokir penerima, maka tanda di pesan tersebut tidak akan berubah menjadi dua centang (diterima) atau centang biru (dibaca).

    4. Story WhatsApp tidak Terlihat

    Jika Anda sudah tidak bisa melihat lagi status atau story WhatsApp seseorang, bisa jadi Anda sudah diblokir. Karena status WhatsApp tidak akan ditampilkan untuk kontak yang sudah diblokir. 

    5. Status Panggilan selalu Calling atau Memanggil

    Jika Anda melakukan panggilan ke nomor seseorang dan statusnya selalu “memanggil” atau “calling” besar kemungkinan nomor WhatsApp Anda sudah diblokir. Hal ini berlaku untuk panggilan suara dan video, kedua panggilan tersebut tidak akan tersambung. 

    Sistem WhatsApp akan otomatis memutus akses komunikasi dua arah antara Anda dan pemblokir tersebut.

    6. Tidak Bisa Menambahkan ke Grup

    Anda tidak akan bisa menambahkan seseorang yang sudah memblokir nomor WhatsApp Anda ke dalam grup WA. Jika Anda mencoba menambahkan seseorang ke dalam grup WhatsApp dan menjumpai notifikasi “Tidak dapat menambahkan kontak ini”, maka besar kemungkinan Anda sudah diblokir. 

    WhatsApp membatasi interaksi antara pemblokir dan yang diblokir, termasuk interaksi dalam grup.

    Perbedaan WhatsApp Diblokir dan Tidak Aktif

    1. Foto Profil

    Diblokir: Foto profil tidak terlihat sama sekali, meskipun pernah terlihat sebelumnya.
    Tidak Aktif: Foto profil masih bisa terlihat selama tidak dihapus oleh pemilik akun.

    2. Status “Terakhir Dilihat” dan “Online”

    Diblokir: Anda tidak dapat melihat status aktivitas pemilik akun.
    Tidak Aktif: Status “Terakhir dilihat” masih ada sebelum akun berhenti aktif. Status “Online” tidak muncul karena akun sedang tidak aktif.

    3. Story WhatsApp

    Diblokir: Anda sama sekali tidak bisa melihat status seseorang yang memblokir Anda.
    Tidak Aktif: Anda tetap bisa melihat status terakhir akun tersebut.

    4. Pesan Centang Satu

    Diblokir: Pesan selalu centang satu, yang artinya tidak diterima oleh penerima.
    Tidak Aktif: Pesan centang satu, dan berubah centang dua saat akun tersebut aktif kembali. 

    5. Panggilan WhatsApp

    Diblokir: Panggilan langsung gagal atau tidak tersambung sama sekali.
    Tidak Aktif: Panggilan bisa berdering, namun tidak terjawab karena akun tidak aktif. 

    6. Menambahkan ke Grup

    Diblokir: Anda tidak bisa menambahkan orang tersebut ke dalam grup WhatsApp, dan akan ada notifikasi error.
    Tidak Aktif: Anda tetap bisa menambahkan orang tersebut ke grup, namun orang tersebut tidak aktif di dalam grup.

    Setelah Anda mengetahui cara ini, maka Anda tidak perlu memastikan atau bertanya kepada orang lain tentang pesan Whatsapp yang gagal terkirim ke orang lain. Tetap tenang, hormati privasi orang lain, dan gunakan WhatsApp dengan bijak untuk menjaga komunikasi yang sehat.

  • Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Kecepatan 10 Mach yang ‘Mustahil’ Dihentikan

    Oreshnik, Rudal Hipersonik Rusia Kecepatan 10 Mach yang ‘Mustahil’ Dihentikan

    Bisnis.com, JAKARTA — Rusia memiliki rudal konvensional jarak menengah dengan kode “Oreshnik” yang diklaim mampu melaju dengan kecepatan Mach 10, atau sekitar 2,5-3 kilometer per detik. Rusia mengklaim bahwa  tidak ada sistem pertahanan yang mampu menandinginya.

    Meski begitu, identitas pasti rudal ini masih diperdebatkan. Intelijen militer Ukraina menyebut rudal tersebut sebagai jenis ICBM (intercontinental ballistic missile) baru bernama Kedr (cedar), yang diklaim melaju hingga Mach 11 dan menempuh jarak lebih dari 1.000 km dari wilayah Astrakhan, Rusia, ke Dnipro, Ukraina dalam 15 menit. 

    Rudal ini juga diduga membawa enam hulu ledak, masing-masing berisi enam sub-munisi.

    Namun, sejumlah pakar Barat meragukan bahwa rudal yang ditembakkan adalah ICBM, karena peluncuran ICBM biasanya akan memicu peringatan nuklir di Amerika Serikat. Sebaliknya, analis militer Rusia, Ilya Kramnik, memperkirakan Oreshnik adalah rudal jarak menengah generasi baru dengan jangkauan 2.500-3.000 km, bahkan mungkin hingga 5.000 km—cukup untuk menjangkau hampir seluruh Eropa, namun tidak sampai Amerika Serikat.

    Dilansir dari Aljazeera, Senin (2/5/2025), Rudal balistik jarak menengah baru, Oreshnik, yang berarti pohon hazel dalam bahasa Rusia, adalah senjata yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan sebelumnya belum pernah disebutkan secara publik.

    Pentagon menyatakan bahwa rudal ini berbasis pada rudal balistik antarbenua (ICBM) “RS-26 Rubezh”. Rudal hipersonik bergerak dengan kecepatan minimal Mach 5 — lima kali kecepatan suara — dan dapat bermanuver di tengah penerbangan, sehingga lebih sulit untuk dilacak dan dicegat.

    Rudal ini dapat membawa tiga hingga enam hulu ledak, tulis pakar militer Viktor Baranets di tabloid Komsomolskaya Pravda.

    Igor Korotchenko, editor jurnal National Defence yang berbasis di Moskow, mengatakan kepada kantor berita negara TASS bahwa berdasarkan rekaman video serangan tersebut, Oreshnik memiliki beberapa hulu ledak yang dapat diarahkan secara independen.

    Sementar itu BBC melaporkan kecepatan tinggi menjadi kunci keunggulan rudal ini. Semakin cepat rudal melaju, semakin singkat waktu reaksi pertahanan lawan. Rudal balistik biasanya menempuh lintasan parabola, dan saat turun menuju sasaran, kecepatannya bertambah sehingga sulit diintersepsi oleh sistem pertahanan udara seperti Patriot buatan AS.

    Dengan kemampuan manuver dan kecepatan ekstrem, Oreshnik diyakini mampu menembus pertahanan rudal modern dan menghancurkan target yang sangat terlindungi tanpa perlu hulu ledak nuklir. Analis militer Rusia, Vladislav Shurygin, menyatakan rudal ini dapat menghancurkan bunker bawah tanah sekalipun.

    Pada Desember 2024, Rusia menggunakan Oreshnik untuk menyerang Dnipro dan menjadi tantangan baru bagi sistem pertahanan udara Ukraina. Justin Crump, CEO Sibylline, mengatakan bahwa rudal balistik jarak pendek Rusia sudah menjadi ancaman signifikan selama perang, dan sistem baru yang lebih cepat akan meningkatkan ancaman itu secara drastis.

    Dengan jangkauan ribuan kilometer dan kemampuan membawa banyak hulu ledak, Oreshnik berpotensi mengubah peta ancaman militer di Eropa. Para analis memperingatkan, jika rudal ini diproduksi massal, hampir seluruh wilayah Eropa bisa berada dalam jangkauan serangan Rusia.

  • Investasi Jangka Panjang Indosat (ISAT) di Tanah Papua

    Investasi Jangka Panjang Indosat (ISAT) di Tanah Papua

    Bisnis.com, JAKARTA – AI Experience dinilai akan menjadi investasi jangka panjang PT Indosat Tbk. (ISAT) di Wilayah Timur Indonesia, Papua. Infrastruktur tersebut akan menjadi pusat penyebaran AI di pasar yang masih subur atau blue ocean.

    Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nicodemus mengatakan dalam industri telekomunikasi, investasi dalam membangun infrastruktur adalah investasi yang berkaitan dengan rencana jangka panjang.

    Keuntungan yang didapat oleh perusahaan telekomunikasi tidak dapat terjadi dalam waktu 1-2 tahun. Keuntungan akan datang dalam jangka menengah dan panjang, terlebih untuk daerah yang masih segar seperti di Jayapura, Papua.

    “Mereka yang mampu, siap, dan memiliki visi jangka panjang mereka yang akan pegang kendali nanti. Bukan hari ini,” kata Nicodemus, Kamis (22/5/2025).

    Berdasarkan data Parker, Indonesia menempati peringkat keempat sebagai pasar potensial AI di Asia, dengan nilai pasar diperkirakan mencapai US$70,6 miliar atau sekitar 6,4% dari total pangsa pasar AI di kawasan ini.

    Posisi Indonesia berada tepat di bawah China, India, dan Jepang, yang masing-masing mendominasi pasar AI Asia dengan persentase 45,4%, 18,2%, dan 10%. Pencapaian ini menegaskan bahwa Indonesia memiliki peranan strategis dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi AI di Asia, melampaui negara-negara lain seperti Korea Selatan, Thailand, dan Singapura.

    Nicodemus juga mengatakan bahwa AI telah mendisrupsi seluruh pasar dan segmen. Teknologi diperkirakan terus berkembang dengan pesat.

    “Kita masih sangat membutuhkan infrastruktur yang seperti itu. Indosat juga siap berkolaborasi dengan Nvidia. Dan mereka Nvidia siap membangun pusat AI. Indosat melihat ke arah sana,” kata Nicodemus.

    Sementara itu, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Daniel Widjaja mengatakan Indosat harus dapat mengantisipasi sejumlah tantangan saat mendorong AI ke Papua. Tantangan tersebut antara lain ketidakstabilan koneksi dan infrastruktur hingga literasi masyarakat yang belum mumpuni.

    “Jadi untuk AI menurut saya lebih baik sejalan dengan ekspansi dilakukan pengadaan mengenai penggunaan AI,” kata Daniel.

    Sebelumnya, Indosat memperluas akses digital yang merata termasuk wilayah Papua. Melalui AI Experience Center (AIEC) perusahaan berupaya meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Papua.

    Presiden Direktur dan CEO Indosat Vikram Sinha menyampaikan perusahaan terus menghadirkan AI ke seluruh Indonesia. Pada November 2024 perusahaan telah membangun AI Factory, sebuah solusi AI komprehensif untuk segala sektor.

    Pembangunan AI Factory berjalan sangat cepat seiring dengan upaya perusahaan dalam menangkap peluang dari sektor ini. Indosat membangun AI Factory dalam 73 hari, saat kebanyakan orang lain melakukannya dalam 150 hari.

    Lebih lanjut, kata Vikram, Indosat juga telah melakukan proof of concept untuk Blackwall GB2 200 di Jakarta, GPU paling canggih yang dibutuhkan untuk pabrik. Adapun saat ini infrastruktur AI Indosat makin luas dan telah hadir di Jayapura, Papua.

    “Dan hari ini kami berada di sini untuk memastikan bahwa tidak hanya Jakarta, tidak hanya Surabaya, tidak hanya Medan, Jayapura memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan manfaat dari AI,” kata Vikram Sinha dalam sambutannya pada acara Kitorang Bisa AI, mengutip Youtube Indosat Ooredoo Hutchison, Rabu (21/5/2025).

    Vikram mengatakan, bersama dengan mitranya yakni Huawei, mereka telah berkomitmen agar pengalaman menggunakan AI dapat dirasakan secara merata, bahkan lebih baik, oleh setiap orang di wilayah Indonesia Timur.

  • Era Bakar Duit Starlink Bakal Berakhir

    Era Bakar Duit Starlink Bakal Berakhir

    Bisnis.com, JAKARTA — Harga layanan satelit orbit rendah, Starlink, yang dipatok mulai dari Rp700.000-an per bulan dinilai sebagai harga promo yang sewaktu-waktu dapat menghilang. Pengusaha satelit lokal meyakini era ‘bakar duit’ tersebut segera berakhir.

    Sekretaris Jenderal Asosiasi Satelit Indonesia, Sigit Jatiputro menilai strategi harga murah yang selama ini diterapkan Starlink tak bisa berlangsung selamanya. Dia memperkirakan harga layanan satelit berbasis Low Earth Orbit (LEO) seperti Starlink berpotensi naik dalam waktu 2-3 tahun ke depan, tergantung dinamika pasar dan geopolitik.

    Menurut Sigit, model bisnis Starlink memang berbeda dari operator satelit konvensional. Sebagai satelit yang dapat melayani seluruh dunia,

    Starlink kemungkinan menerapkan skema subsidi sehingga setiap wilayah berbeda-beda. Ada yang murah, ada juga yang mahal. Namun, pada akhirnya harga layanan tersebut akan naik secara merata.

    “Prosesnya mahal, sebenarnya mahal. Jadi mereka bakar duit. Mereka punya bisnis model yang beda banget cara dapetin uangnya,” ujar Sigit kepada Bisnis, Senin (2/5/2025).

    Dia mencontohkan, di negara asal seperti Amerika Serikat, Starlink bisa menutup sebagian besar biaya operasional lewat proyek-proyek Universal Service Obligation (USO) atau subsidi pemerintah. Sementara itu pendapatan dari luar negeri, hanya tambahan pendapatan karena satelit Starlink melewati suatu wilayah.

    “Dia berani karena sebagian udah ditanggung di negaranya,” jelasnya.

    Sigit menegaskan, harga layanan satelit ke depan sangat bergantung pada beberapa faktor. Salah satunya adalah kondisi krisis global yang bisa mengganggu rantai pasok dan menekan kapasitas satelit di kawasan tertentu.

    Di sisi lain, Sigit melihat dalam 2-3 tahun mendatang, jumlah pemain layanan satelit LEO akan bertambah seiring banyak negara yang meluncurkan satelit serupa. Pada kondisi tersebut dia mengingatkan perlunya regulasi yang tepat agar ekonomi digital tetap berjalan dan kepentingan nasional tetap terjaga.

    Sigit juga menyoroti aspek keamanan data, terutama untuk sektor-sektor strategis seperti perbankan dan pertambangan. Dia menilai, ke depan, keamanan data akan menjadi prioritas utama dibanding sekadar efisiensi biaya.

    “Bayangin aja kalau misalnya di 3 tahun lagi ada 10 operator kayak gitu. Kira-kira gimana membuat regulasi yang pas supaya ekonominya jalan, tapi juga di dalam terproteksi,” tegas Sigit.

    Terkait regulasi, Sigit menyebut sudah ada aturan perlindungan data pribadi (PDP) dan kewajiban penempatan data center di Indonesia. Namun, dia mengakui implementasi di lapangan masih menghadapi tantangan, terutama soal kepatuhan operator asing. “Aturannya ada, masalahnya dari asing itu apakah mereka comply pada itu, kita enggak tahu. Selalu ada kekhususan ketika diberikan izin,” kata Sigit.

    Nasib GEO

    Sementara itu, kemunculan Starlink di Indonesia sejak 19 Mei 2024, membawa tantangan baru bagi industri satelit konvensional, khususnya satelit Geostationary Orbit (GEO).

    Layanan LEO dikenal dengan latensi rendah dan bandwidth besar, serta harga yang lebih murah dibandingkan GEO. Namun, apakah ini berarti satelit GEO sudah tak relevan di era digital saat ini?

    Sekretaris Jenderal Asosiasi Satelit Indonesia, Sigit Jatiputro, menilai persaingan dengan LEO memang semakin berat. Operator GEO harus dapat menyesuaikan model bisnis agar tetap kompetitif di mata publik.

    “Saya enggak nyebut harga GEO harus diturunin, tapi bisnis modelnya harus lebih pas supaya bisa mendekati persepsi publik yang sama harganya dengan LEO,” tambahnya.

    Meski begitu, Sigit menegaskan satelit GEO masih relevan, terutama untuk kebutuhan tertentu. “GEO efisien untuk area yang luas sekaligus, misalnya untuk siaran TV nasional atau komunikasi di daerah terpencil yang cakupannya besar,” jelasnya.

    Selain itu, untuk sektor yang membutuhkan keamanan tinggi seperti perbankan dan pertahanan, satelit GEO tetap menjadi pilihan utama. “Kalau untuk keamanan, misalnya perbankan atau defense, enggak ada pilihan lain, harus pakai GEO. Kalau ke LEO, otomatis karena sekarang punyanya asing, itu pasti di luar pusat kontrol kita,” tegas Sigit.