Category: Bisnis.com Tekno

  • YouTube Bikin AS Makin Kaya Tambah PDB Rp894 Triliun, Jualannya di Indonesia

    YouTube Bikin AS Makin Kaya Tambah PDB Rp894 Triliun, Jualannya di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — YouTube melaporkan bahwa ekosistem kreatornya telah memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian Amerika Serikat (AS). Pada saat yang sama, Asia Tenggara, termasuk Indonesia, menjadi salah satu pasar terbesar mereka.

    Berdasarkan riset Oxford Economics yang dirilis pada Selasa (10/6/2025) ekosistem kreatif YouTube menyumbang lebih dari $55 miliar atau sekitar Rp 894,3 triliun (kurs 16.260) terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) AS dan mendukung lebih dari 490.000 pekerjaan penuh waktu selama 2024.

    Ekosistem kreatif yang dimaksud YouTube tak hanya mencakup para kreator konten semata. Lingkupnya juga melibatkan berbagai pihak lain yang bekerja bersama kreator, seperti editor video, asisten, hingga humas, serta para karyawan perusahaan yang menyediakan layanan bagi kreator seperti Patreon, Spotter, dan Linktree.

    Jumlah kontribusi ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dua tahun sebelumnya.  Pada 2022, riset yang sama mencatat ekosistem YouTube telah menciptakan sekitar 390.000 lapangan kerja dan menyumbang lebih dari $35 miliar atau sekitar Rp569,1 triliun. terhadap PDB AS. 

    Artinya, dalam dua tahun terakhir, YouTube menambahkan 100.000 pekerjaan dan $20 miliar atau sekitar Rp325,2 triliun. kontribusi ekonomi.

    “YouTube menyediakan peluang yang paling konsisten dan menguntungkan bagi para kreator. Mereka yang memenuhi syarat untuk Program Mitra YouTube dapat memperoleh 55% dari pendapatan yang diperoleh dari iklan,” ungkap laporan tersebut dikutip dari laman TechCrunch pada Rabu (11/6/2025). 

    Bahkan untuk kreator kelas menengah penghasilan tersebut dapat mencapai beberapa ribu dolar per bulan.  Meski industri ini tumbuh pesat, tantangan tetap ada. 

    Banyak kreator yang masih kesulitan untuk mendapatkan akses ke layanan keuangan seperti kartu kredit bisnis atau pinjaman usaha, meskipun memiliki bukti pendapatan yang stabil dan signifikan.

    “Beberapa kreator kesulitan untuk memenuhi syarat mendapatkan kartu kredit bisnis atau mendapatkan pinjaman bisnis tertentu, terlepas dari solvabilitas keuangan mereka yang dapat dibuktikan,” tulis laporan tersebut.

    Kondisi ini telah menarik perhatian pembuat kebijakan. Pekan lalu, dua anggota DPR AS, Yvette Clarke (D-NY) dan Beth Van Duyne (R-TX), meluncurkan Congressional Creators Caucus, sebuah kelompok bipartisan yang bertujuan mendukung serta mengakui potensi besar industri kreator di AS.

    Sebelumnya, diketahui angka penonton YouTube dilaporkan mencapai 85% populasi di Asia Tenggara atau setara dengan 290 juta jiwa pada 2024. YouTube juga mencatatkan diri sebagai tujuan bagi 8 dari 10 pengguna internet di Asia Tenggara.

    Masifnya angka tersebut diklaim oleh YouTube berperan vital dalam mendorong pencapaian perusahaan, terutama, di sektor e-commerce. 

    Studi Kantar menemukan 85% penonton di Thailand dan 67% di Indonesia menganggap kreator konten YouTube dapat dipercaya.

    Faktor serupa juga berlaku terhadap brand. Kantar menyebut 60% Gen Z Indonesia percaya dengan brand yang ditampilkan kreator di YouTube, dibandingkan dengan hanya 40% di platform sosial lain.

    Hal ini selaras dengan perilaku pembeli. Data Ipsos menunjukkan di negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, Indonesia, dan Filipina, lebih banyak orang mempercayai Google dan YouTube dalam perjalanan pembelian mereka daripada platform media sosial populer.

  • dari 2 Minggu jadi 2 Menit

    dari 2 Minggu jadi 2 Menit

    Bisnis.com, KUPANG — Akses internet yang dihadirkan oleh Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) berhasil mempercepat penyerahan data kesehatan dari Puskesmas Camplong ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

    Data yang awalnya masih bersifat fisik, butuh waktu pengiriman secara berjenjang hingga 2 minggu lamanya untuk sampai ke Kemenkes. Berkat internet Bakti kini cukup 2 menit saja.  

    Plh Kepala Puskesmas Camplong Luisa Tecla C Soares menceritakan sebelum ada akses internet dari Bakti, pihak Puskesmas harus mengirim data ke pusat secara fisik.

    Berdasarkan perhitungannya, butuh waktu hingga 2 minggu untuk mengirim berkas fisik dari Puskesmas Complang yang terletak di Desa Kuimasi, Kupang, hingga ke kantor pusat Kementerian Kesehatan. 

    Waktu pelaporan yang panjang tersebut kemudian terpangkas secara signifikan menjadi hanya hitungan menit dengan kehadiran infrastruktur Akses Internet berbasis satelit milik Bakti. 

    “Itu hanya untuk melaporkan saja, sangat lama,” kata Tecla dalam pertemuan dengan Bakti Komdigi, Rabu (11/6/2025). 

    Tecla mengungkap penyerahan laporan perlu dilakukan agar data di pusat dengan di daerah sinkron, sehingga keputusan yang diambil oleh pemerintah pusat dalam meningkatkan kualitas kesehatan di daerah menjadi lebih tepat dan efektif. 

    Dalam pertemuan tersebut Tecla juga berharap agar bandwidht atau kecepatan internet di tempatnya bekerja ditingkatkan. Bandwidht yang ada saat ini sangat sedikit, sedangkan aplikasi yang harus dijalankan sangat banyak. Alhasil, aplikasi berjalan lemot yang membuat pelayanan terhadap pasien menjadi terganggu. 

    “Saat ini kualitas internet Bakti kurang optimal, internet lambat. Padahal semua laporan sudah lewat online,” kata 

    Menanggapi hal tersebut, Direktur Utama Bakti Fadhilah Mathar mengatakan kualitas layanan yang melambat disebabkan jumlah pengguna internet yang makin banyak di Puskesmas Complang. Di sisi lain, aplikasi yang dipakai juga makin berat dan bertambah. 

    Untuk mengatasi hal ini, Bakti bakal meningkatkan kapasitas internet di Puskesmas Complang dari 4 Mbps menjadi 8 Mbps, dengan harapan layanan puskesmas berjalan lebih baik. 

    “Peningkatan kapasitas bersifat gradual, ketika puskesmas sedang sepi atau tidak banyak pasien, kecepatan yang dikembalikan ke awal,” kata wanita yang akrab disapa Indah. 

    Indah juga mengatakan kualitas internet turut dipengaruhi oleh kondisi kelistrikan. Makin stabil listrik, makin baik internet yang diberikan karena perangkat telekomunikasi membutuhkan dukungan listrik yang stabil agar tidak rusak. 

    Sebelumnya, Bakti telah menyalurkan internet ke 27.805 titik di seluruh wilayah tertinggal di Indonesia. Melalui program Akses Internet (AI) puluhan ribu titik tersebut mendapat internet dari satelit Multifungsi Satria-1. 

    Satelit Satria-1 merupakan satelit Geostasioner yang mengorbit pada ketinggian 36.000 kilometer di atas permukaan bumi. Satelit ini memiliki kapasitas 150 Gbps, dan menjadi satelit GEO dengan kapasitas terbesar di Indonesia saat ini.

    Berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis, sektor yang paling banyak mendapat manfaat dari Akses Internet Bakti adalah sektor pendidikan dengan 19.598 titik. Kemudian sektor pemerintahan (5.287 titik), sektor kesehatan (1.362 titik), pertahanan dan keamanan (455 titik), komunitas (394 titik), tempat ibadah (368 titik), pariwisata (132 titik), layanan bisnis (188 titik), dan transportasi publik (21 titik). 

    Adapun berdasarkan wilayahnya, sebanyak 7.464 titik (26,85%) berada di Pulau Sumatra, Pulau Sulawesi sebanyak 4.816 titik (17,32%), Pulau Jawa sebanyak 4.738 titik (17,03%), Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 3.857 titik (13,88%), Kalimantan sebanyak 3.791 titik (13,63%), Maluku sebanyak 1.514 titik (5,45%), dan terakhir Papua sebanyak 1.625 titik (5,84%). 

  • Internet Lambat Bikin Masyarakat Malas Berobat

    Internet Lambat Bikin Masyarakat Malas Berobat

    Bisnis.com, KUPANG — Tenaga kesehatan di Puskesmas Camplong, Nusa Tenggara, berharap layanan internet gratis dari Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) dapat ditingkatkan kecepatan karena berdampak pada kualitas layanan kesehatan yang diberikan.

    Penambahan bandwidth internet berbasis satelit berpeluang membuat masyarakat desa lebih semangat berobat ke puskesmas, jika kualitas layanan yang diberi cepat.

    Diketahui, puskesmas yang teletak di Desa Kuimasi itu menggunakan layanan Akses Internet Bakti yang disuntikan dari Satelit Satria-1. Bandwidth atau lebar pita kecepatan internet yang diterima puskesmas hanya 4 Mbps untuk melayani masyarakat dan mengakses 3 – 4 aplikasi mandatori, termasuk untuk Cek Kesehatan Gratis yang menjadi program Presiden Prabowo Subianto. 

    Banyak aplikasi dan masyarakat yang dilayani membuat trafik data yang mengalir makin deras, sementara itu bandwidht yang disediakan tidak terlalu besar. 

    Pelaksana Harian (Plh) Kepala Puskesmas Camplong, Luisa Tecla C Soares mengatakan internet yang dihadirkan Bakti seperti 2 sisi koin. Pada satu sisi membantu mempercepat pelaporan data kesehatan ke pusat, tetapi sisi lain membuat pelayanan sedikit lambat karena bandwidht yang kecil dan terbatas. 

    Proses pemeriksaan pasien yang seharusnya berjalan cepat sering terhambat karena koneksi internet kurang optimal. Data pasien yang harus diinput langsung ke aplikasi sering mengalami loading lama, sehingga waktu pelayanan membengkak hingga dua kali lipat.

    “Biasanya 5-10 menit, bisa jadi 20 menit per pasien,” ungkap Tecla, Rabu (11/6/2025). 

    Akibat dari pelayanan yang kurang optimal, kata Tecla, beberapa pasien enggan datang kembali ke Puskesmas karena merasa pelayanan terlalu lama.

    Untuk mengantisipasi, tenaga medis terpaksa menggunakan data internet pribadi agar proses input data lebih lancar. 

    Pelaksana Harian (Plh) Kepala Puskesmas Camplong, Luisa Tecla C Soares

    Dia juga mengatakan bahwa internet yang cepat mengambil peranan penting dalam membantu menyukseskan program Cek Kesehatan Gratis. Karena untuk mengakses layanan harus masuk ke aplikasi terlebih dahulu. 

    Cek kesehatan penting karena kebiasaan masyarakat, baru datang ke Puskesmas jika sudah sakit parah dan tidak bisa bangun, sehingga keluarga harus mengantar. Padahal, deteksi dini penyakit seperti hipertensi, asam urat, dan kolesterol sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Tetapi sekali lagi, kualitas layanan internet yang kurang optimal mengurangi minat. 

    “Cek kesehatan gratis itu penting untuk deteksi dini. Tapi masyarakat berpikir datang ke Puskesmas hanya membuang ongkos, padahal pengobatan dini bisa meningkatkan keselamatan,” tambahnya.

    Dia mengatakan untuk menuju puskesmas masyarakat juga menghadapi mahalnya ongkos ojek. Karena Puskesmas Camplang berada 600 meter dari jalan raya utama dan jauh dari pemukiman, butuh ongkos besar untuk menuju puskesmas. 

    Untuk warga Desa Kioni, misalnya, biaya ojek pulang-pergi bisa mencapai Rp200.000 per orang. Hal ini membuat program cek kesehatan gratis kurang optimal, karena meski layanannya gratis, biaya transportasi tetap menjadi beban berat.

    Di sisi lain, jumlah dokter juga terbatas. Dengan jumlah penduduk sekitar 27.000 jiwa, idealnya Puskesmas Camplong memiliki lima dokter sesuai standar Kementerian Kesehatan. Namun, saat ini hanya ada satu dokter yang bertugas.

    Kondisi ini membuat layanan Puskesmas keliling pun tidak maksimal, karena dokter harus tetap standby di Puskesmas utama.

    Untuk mengatasi masalah ini, puskesmas melakukan sosialisasi melalui media sosial dan edukasi agar masyarakat mau pergi cek kesehatan dan berobat ke puskesmas. 

    Puskesmas Camplong aktif melakukan sosialisasi melalui media sosial serta bekerja sama dengan gereja dan masjid. Edukasi tentang pentingnya cek kesehatan gratis terus digencarkan agar masyarakat lebih peduli terhadap deteksi dini penyakit.

    Dia berharap kembali berharap kecepatan internet dapat membaik ke depan agar seluruh proses sosialisasi berjalan baik, pun dengan kualitas layanan yang diberikan kepada masyarakat di desa. 

  • Komdigi Bertemu DSIT Inggris, Bahas Penguatan Kolaborasi AI

    Komdigi Bertemu DSIT Inggris, Bahas Penguatan Kolaborasi AI

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memperkuat kerja sama internasional dalam pengembangan ekosistem kecerdasan buatan (AI) yang inovatif dan bertanggung jawab. 

    Dalam ajang London Tech Week 2025, Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria menggelar pertemuan bilateral dengan Direktur Jenderal Teknologi Digital dan Telekomunikasi dari Departemen Ilmu Pengetahuan, Inovasi, dan Teknologi (DSIT) Inggris, Emran Mian Pertemuan yang berlangsung pada pada Selasa, 10 Juni 2025. 

    “Pertemuan ini sangat berharga untuk bertukar pandangan dan belajar dari pengalaman Inggris dalam mengembangkan ekosistem digital yang maju, khususnya di bidang AI,” kata Nezar Patria dalam keterangan resmi pada Rabu (11/6/2025). 

    Nezar mengatakan pihaknya berkomitmen untuk memperkuat kerja sama yang saling menguntungkan, terutama dalam menghadapi tantangan dan peluang AI di masa depan. Diskusi antara delegasi Komdigi dan DSIT Inggris mencakup tiga fokus utama. 

    Pertama, pembangunan infrastruktur AI yang kokoh. Inggris disebut telah menginvestasikan lebih dari £1 miliar atau sebanyak Rp21,9 triliun dalam empat tahun terakhir untuk memperkuat riset komputasi AI dan pengembangan pusat data berskala besar. 

    Sementara itu, Indonesia menekankan pentingnya pembangunan pusat data nasional, pengembangan chip AI, serta peningkatan daya komputasi melalui kemitraan lintas sektor. Kedua, terkait pengembangan talenta digital, Indonesia menghadapi kebutuhan akan sekitar 9 juta talenta digital hingga tahun 2030. 

    Inggris pun membagikan pengalaman mereka dalam menyusun program pendidikan dari jenjang sekolah, dukungan dana untuk pendidikan lanjutan seperti magister dan PhD, hingga pelatihan bagi pekerja agar mampu beradaptasi dengan perubahan yang dibawa oleh teknologi AI.

    Ketiga, aspek tata kelola AI yang aman dan etis menjadi perhatian bersama. Indonesia telah menerbitkan Surat Edaran Menteri tentang Etika AI dan tengah menyiapkan regulasi komprehensif di bidang ini. Inggris sendiri mengembangkan pendekatan regulasi berbasis sektor dan memperkuatnya dengan keberadaan AI Security Institute, yang berperan dalam mengkaji risiko AI canggih dan merilis laporan keamanan AI secara global — salah satunya dengan melibatkan Indonesia sebagai bagian dari panel internasional.

    Adopsi AI yang cepat di Indonesia turut dibahas dalam pertemuan ini. Survei menunjukkan bahwa 80% masyarakat Indonesia melihat AI sebagai hal yang bermanfaat, namun laju adopsi tersebut juga menimbulkan tantangan seperti potensi disrupsi tenaga kerja, khususnya di sektor media dan penyiaran, serta risiko penyalahgunaan AI untuk menyebarkan misinformasi dan konten berbahaya.

    Inggris menjelaskan pendekatan regulasi mereka yang berbeda dari pendekatan Uni Eropa. Alih-alih membuat regulasi menyeluruh, Inggris memilih pendekatan sektoral dengan fokus pada perlindungan data dan penerapan Online Safety Act, yang memungkinkan regulator menindak platform digital yang tidak bertanggung jawab atas konten ilegal.

    “Kami menyadari pesatnya adopsi AI di Indonesia. Oleh karena itu, kolaborasi dengan Inggris menjadi sangat penting untuk belajar bagaimana menyeimbangkan inovasi dengan mitigasi risiko, terutama terkait disrupsi sosial dan penyebaran konten negatif,” tambah Nezar.

    Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak juga menyepakati pentingnya memperluas kolaborasi di masa depan, termasuk melalui inisiatif bersama yang mempertemukan talenta dan inovator dari kedua negara. Indonesia juga menegaskan pendekatan terbuka terhadap penggunaan model AI global, sepanjang tetap sesuai dengan regulasi dan nilai-nilai nasional.

  • Marketeers Tech for Business Ungkap Tren Digital Marketing 2025

    Marketeers Tech for Business Ungkap Tren Digital Marketing 2025

    Bisnis.com, JAKARTA – Marketeers kembali menggelar ajang tahunan Marketeers Tech for Business (TFB) 2025, yang kini memasuki tahun keempat penyelenggaraannya.

    Digelar di CGV Grand Indonesia, Jakarta, acara ini menjadi panggung utama untuk mengulas transformasi strategi digital marketing di era teknologi yang semakin pesat.

    Mengusung tema Digital Marketing Madness, Marketeers TFB 2025 menghadirkan berbagai insight dan tren terbaru yang menjadi panduan penting bagi para pelaku bisnis untuk tetap relevan dan kompetitif di pasar digital.

    Tahun ini, Marketeers menyoroti bahwa digital marketing bukan lagi sekadar soal “posting konten”, melainkan tentang membangun strategi yang solid dan terintegrasi dengan teknologi.

    “Kami sebut Digital Marketing Madness karena banyak pemasar yang tidak paham soal digital marketing. Untuk mengawali cerita hari ini, saya ingin membagikan kisah dari dua perusahaan, mereka yang digital native dan perusahaan hang merupakan digital immigrant,” ujar Iwan Setiawan, CEO MarkPlus, Inc. & Marketeers saat pembukaan Marketeers Tech For Business 2025 di Arena Starium CGV Grand Indonesia, Jakarta, Selasa (3/6/2025).

    Iwan melanjutkan, perusahaan yang digital native umumnya sudah berjualan di platform digital bahkan sejak lahir sudah digital tanpa memiliki offline store.

    Bagi mereka yang sudah digital native, ada tiga resep untuk mencapai performa di dalam strategi digital marketing, yakni mengandalkan matrik Return on Ad Spend (ROAS) terus mengejar konsumen baru, dan masuk ke setiap tren yang terjadi.

    Sayangnya, tidak sedikit dari pemain ini yang justru mengalami kebuntuan saat mengejar ROAS lantaran produk yang dijajakannya mengalami kejenuhan sementara ekuitas mereknya belum kuat. Alhasil, mereka harus terus bertarung dengan biaya akuisisi karena tidak memiliki konsumen loyal yang melakukan repeat order.

    Di sini, mereka punya performa penjualan yang baik namun belum memiliki kekuatan dari brand mereka.

    Kekuatan brand dan performance dari perusahaan pun menjadi dua kunci dalam membangun performa bisnis yang berkelanjutan.

    Berangkat dari persoalan ini, Marketeers Tech for Business mengangkat 9 insight penting di era digital marketing yang semakin dinamis dan menggila.

    9 Insight dan tren Digital Marketing Madness:

    Omnichannel is the New Standard
    Konsumen kini menjelajah berbagai kanal sebelum membeli. Brand dituntut hadir secara konsisten di setiap titik kontak—dari media sosial hingga marketplace, channel penjualan online juga offline.
    AI is the New Marketing Booster
    Kecerdasan buatan menjadi alat bantu utama dalam memahami perilaku konsumen, mempersonalisasi kampanye, dan mempercepat pengambilan keputusan berbasis data.
    Gen Z is the New Youth
    Gen Z bukan hanya target pasar, tapi juga trendsetter. Strategi harus dibuat agile dan relevan untuk menarik perhatian mereka.
    Funnel is the New Roadmap
    Customer journey perlu dikelola secara sistematis dari awareness hingga advokasi, dengan pendekatan berbasis data dan konten yang sesuai di setiap tahap.
    Data is the New Customer Relationship
    Pengelolaan data yang tepat dapat membangun hubungan yang lebih intim dengan pelanggan, membuat mereka merasa dikenal dan dihargai.
    Content is the New Ad
    Konten yang informatif, emosional, dan menghibur kini lebih efektif daripada iklan yang isinya hanya profil produk. Audiens ingin cerita, bukan sekadar jualan.
    Digital Value is the New Selling
    Keberhasilan digital marketing bukan semata soal transaksi, tapi tentang membangun nilai dan hubungan jangka panjang.
    Immersive is the New CX
    Customer experience kini menuntut pengalaman yang menyeluruh dan saling terhubung—baik secara online maupun offline. Saluran ini dibangun dengan sentuhan storytelling yang kuat.
    Micro Influencer is the New Mega
    Influencer berskala micro dan nano kini dipercaya lebih efektif dalam membangun kepercayaan dan mendorong konversi karena kedekatan mereka dengan audiens.

    Deretan insight dan tren digital marketing terkini dibawa oleh para pembicara yang sangat kompeten dengan study case dari para perusahaan lintas industri yang terbukti berhasil dalam menjalankan strategi digital marketing.

    Di sini, Marketeers TFB 2025 menghadirkan deretan pembicara. Bersama Iwan Setiawan, sederet pembicara juga dihadirkan, seperti: Asnawi Jufrie, VP dan General Manager (SEA) SleekFlow; Helmi, VP Shared Services Human Capital PT Pertamina (Persero); Krisna Arianto, EVP of Passenger Transport Marketing & Sales PT Kereta Api Indonesia (Persero); Benno Suryo Ariantoputro, Head of Brand Lion Parcel; dan pembicara lainnya dari perusahaan di berbagai industri.

    Di panggung ini pula, para peserta diajak berdiskusi langsung, menyerap ilmu praktikal, dan memantik ide-ide kreatif baru dalam menyusun kampanye digital yang lebih berdampak dalam mendukung performa perusahaan.

    Selain menghadirkan sesi diskusi, Marketeers Tech for Business 2025 juga menghadirkan ajang penghargaan Marketeers OMNI Brands of the Year. Memasuki tahun ketujuh, Marketeers OMNI Brands of the Year 2025 menyoroti performa dari para merek dan perusahaan yang selama setahun terakhir sukses dalam melakukan pendekatan omnichannel marketing dan transformasi digital.

  • Strawberry Full Moon Terlihat Malam Ini, Fenomena Bulan Sangat Rendah di Dekat Bumi

    Strawberry Full Moon Terlihat Malam Ini, Fenomena Bulan Sangat Rendah di Dekat Bumi

    Bisnis.com, JAKARTA – Fenomena alam bernama Strawberry Full Moon akan terjadi pada malam ini, Rabu (11/6/2025). Nantinya bulan akan terletak di sisi berlawanan dari Bumi dengan Matahari sehingga permukaannya terang.

    Melansir Space, fenomena alam Strawberry Full Moon merupakan pemandangan bulan purnama yang memiliki posisi terendah di langit, yang terjadi dalam hampir dua dekade.

    Bulan purnama ini akan berada rendah di cakrawala selatan berkat fenomena orbit yang dikenal sebagai bulan mati suri.

    Strawberry Moon merupakan tanda munculnya bulan purnama yang menurut suku asli Amerika ditandai sebagai puncak panen buah stroberi. Fenomena bulan purnama ini juga dikenal sebagai “Rose Moon” dan “Honey Moon”.

    Bulan Stroberi, namanya diberikan oleh orang Algonquian, berdasarkan musim panen buah pendek yang bertepatan dengan kemunculannya setiap tahun.

    Fase bulan purnama secara teknis terjadi pada pukul 3:44 pagi EDT (0744 GMT) pada tanggal 11 Juni bagi para pengamat di New York, meskipun cakramnya akan tampak sepenuhnya menyala saat terbit di atas cakrawala tenggara saat matahari terbenam pada tanggal 10 Juni.

    Cakram bulan selalu tampak lebih besar saat bulan terbit berkat “ilusi bulan,” tipuan otak yang membuat satelit alami Bumi tampak lebih besar daripada yang sebenarnya saat dekat dengan cakrawala.

    Bulan juga kemungkinan akan berwarna kuning-oranye, karena atmosfer planet kita menyebarkan panjang gelombang biru yang lebih pendek dari cahaya matahari yang dipantulkan.

    Strawberry Moon di bulan Juni terjadi didekat dengan titik balik matahari musim panas di Belahan Bumi Utara, saat matahari berada pada jalur tertingginya di atas kepala kita dan piringan bulan bergerak dengan lambat di langit malam.

  • Aral Industri Media di Era Digital: Kompetisi hingga Perubahan Perilaku

    Aral Industri Media di Era Digital: Kompetisi hingga Perubahan Perilaku

    Bisnis.com, JAKARTA — Tantangan industri media pada era digital makin berat. Kompetisi antar sesama media hingga perubahan perilaku pembaca menjadi aral yang harus dihadapi oleh pelaku bisnis media. Meski demikian, pasar industri ini masih sangat besar. 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan total belanja iklan media di Tanah Air pada paruh pertama 2024 mencapai US$744 juta atau sekitar Rp12,11 triliun yang mencerminkan besarnya perhatian pelaku usaha terhadap media sebagai saluran komunikasi dengan konsumen.

    “Jadi untuk di Indonesia iklannya juga tetap besar meskipun sekali lagi tadi ada tantangan shifting dari media mainstream kepada non-mainstream,” kata Meutya dalam acara Bisnis Indonesia Forum ‘4 Dekade Bisnis Indonesia: Mengawal Perjalanan Ekonomi Bangsa dari Masa ke Masa’ di Wisma Bisnis Indonesia, pada Selasa (10/6/2025). 

    Dia mengatakan namun di tengah potensi besar tersebut, industri media juga dihadapkan pada sejumlah tantangan yang tidak mudah dalam 3 dekade terakhir.

    Meutya menekankan bahwa gelombang besar perubahan telah mengubah lanskap media secara drastis, baik dari segi format, distribusi, maupun pola konsumsi informasi masyarakat.

    Meutya mencatat laporan McKinsey tahun 2023 menunjukkan penurunan signifikan pendapatan iklan media cetak di dunia, yakni lebih dari 60% hanya dalam satu dekade. Perubahan ini, menurutnya, menuntut media nasional untuk tidak hanya menjadi penyampai kabar, tetapi juga memainkan peran lebih besar dalam membentuk fungsi sosial masyarakat.

    “Masyarakat tidak membaca media hanya untuk mengetahui kabar terbaru, tapi juga untuk menentukan atau membantu masyarakat menjalankan fungsi-fungsi tertentu,” kata Meutya. 

    Menkomdigi Meutya Hafid

    Dia mengidentifikasi tiga tantangan utama yang dihadapi media nasional saat ini yakni meningkatnya kompetisi, audiens yang semakin terfragmentasi, serta perubahan perilaku konsumen yang mengutamakan format video, audio, dan multimedia.

    Meski tantangan ini bukan hal baru, namun menurutnya, skala dan dampaknya jauh lebih besar dibandingkan masa lalu, saat pilihan informasi masih terbatas.

    Meutya menyebutkan bahwa ketiga tantangan tersebut melahirkan lima tren utama yang kini menjadi arah transformasi media: personalisasi konten, diversifikasi sumber pendapatan, dominasi konten video dan audio, penggunaan data secara intensif, serta penegakan kualitas dan kredibilitas konten.

    “Personalisasi konten, monetisasi yang beragam, media tidak lagi bergantung kepada iklan saja. Dan saya yakin ini bisnis Indonesia cepat beradaptasi dan juga banyak tentu giat-giat lain di luar hanya mengandalkan kepada iklan semata,” tuturnya.

    Dia juga menegaskan pentingnya menjaga integritas dan mutu konten di tengah banjir informasi dan maraknya disinformasi yang beredar di ruang digital.

    “Justru di tengah arus informasi yang sangat cepat, banyaknya disinformasi ini memerlukan media yang tetap menjaga integritas, mutu konten dan terus menjadi rujukan untuk mendapat kepercayaan dari masyarakat,” ucap Meutya.

    Dia menambahkan bahwa media berperan untuk memberantas hoaks agar kejahatan di ruang digital termasuk judi online, pornografi dan sebagainya tidak berkembang.

    “Maka orang juga tidak terbiasa untuk mencari sumber-sumber informasi melalui media yang jelas,” imbuhnya.

    Logo media sosial

    Dalam upaya mendukung keberlangsungan industri media, Meutya menyebutkan pentingnya kolaborasi intensif dan kebijakan yang adaptif, termasuk aturan seperti publication rights yang telah dirancang pemerintah bersama para pelaku media.

    “Memang tidak mudah. Ini perlu kolaborasi yang sangat intens. Bahwa pertemuan ini menjadi titik temu untuk mudah-mudahan insya Allah menjadi titik tumbuh baru bagi Indonesia,” pungkasnya.

    Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Nita Yudi menilai pemberitaan di media, termasuk di Bisnis Indonesia terkait ekonomi-bisnis, menjadi informasi penting bagi para pengusaha.

    Nita berharap media akan tetap terus bertahan dan berkontribusi menyajikan informasi tepercaya di tengah dinamika industri media yang penuh tantangan.

    Sementara itu, Presiden Direktur Bisnis Indonesia Group Lulu Terianto mengatakan Bisnis Indonesia telah melewati berbagai era yang menantang mulai dari Paket Kebijakan Oktober 1988, krisis moneter 1998, transisi orde baru ke era reformasi, gelombang digitalisasi yang mengubah wajah media, hingga pandemi global era disrupsi teknologi.

    “Di setiap fase perjalanan bangsa ini, Bisnis Indonesia tidak pernah berhenti berperan sebagai jembatan informasi yang menghubungkan dunia usaha dengan kebijakan publik,” kata Lulu.

    Menurutnya, kompleksitas ekonomi menjadi wawasan yang dapat dipahami dan juga menjaga kredibilitas di tengah derasnya arus informasi yang tidak selalu akurat.

    “Kami terus mengusung semangat sesuai dengan tagline kami menjadi navigasi bisnis yang terpercaya,” imbuhnya.

    Adapun, Bisnis Indonesia terus berkomitmen pada tiga pilar fundamental, yakni pilar ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang diharapkan dapat menjadi bagian dari solusi atas tantangan masa depan melalui jurnalisme yang berkelanjutan, edukatif, dan berdampak.

  • Menkomdigi Ingatkan Media Harus Jaga Kredibilitas

    Menkomdigi Ingatkan Media Harus Jaga Kredibilitas

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menyatakan perlu dilakukan penguatan kolaborasi antara pemerintah dan media nasional untuk menjaga ruang digital yang lebih sehat, aman, dan bebas dari hoaks.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menuturkan bahwa media yang kredibel dan menjunjung tinggi etika jurnalistik tetap menjadi mitra strategis negara.

    “Media yang baik, media yang sustain, media yang menjaga nilai-nilai etik jurnalistik itu adalah mitra strategis pemerintah,” kata Meutya dalam Bisnis Indonesia Forum ‘4 Dekade Bisnis Indonesia: Mengawal Perjalanan Ekonomi Bangsa dari Masa ke Masa’ di Wisma Bisnis Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (10/6/2025).

    Adapun, Kemkomdigi terus menjalankan tiga agenda utama untuk memperkuat ekosistem media. Perinciannya, literasi digital menyeluruh untuk membentuk masyarakat yang cerdas memilih informasi, etika dan tata kelola teknologi, termasuk pengawasan platform dan AI, serta penguatan kapasitas SDM media.

    Menurut Meutya, sederet agenda ini bisa membentuk ruang digital menjadi lebih aman dan lebih sehat sehingga masyarakat akan terus mencari media yang kredibel untuk mencari sumber informasi.

    “Kalau kita terlalu banyak membiarkan hoaks, membiarkan kejahatan di ruang digital, termasuk judi online, pornografi, dan sebagainya, maka orang juga tidak terbiasa untuk mencari sumber-sumber informasi melalui media yang jelas,” ungkapnya.

    Di sisi lain, Meutya mengingatkan bahwa terdapat tiga tantangan utama yang dihadapi industri media nasional di era disrupsi digital, yakni persaingan yang kian ketat dengan platform digital global, fragmentasi audiens yang menuntut personalisasi, dan pergeseran konsumsi ke konten audio-visual.

    “Tiga tantangan ini membentuk lima tren utama, sekali lagi tadi saya sudah sebutkan personalisasi konten, monetisasi yang beragam, media tidak lagi bergantung kepada iklan saja. Kemudian, tren berikutnya adalah dominasi konten video dan audio, seperti yang saya sampaikan tadi, penggunaan data intensif, lalu keempat dan kelima, kualitas dan kredibilitas, yang tetap menjadi pondasi utama,” jelasnya.

    Meski begitu, Meutya menilai ada peluang besar bagi media. Hal itu terlihat dari total belanja iklan media Indonesia pada kuartal I/2024 mencapai US$744 juta. Menurutnya, angka ini mengindikasikan bahwa media nasional masih dipercaya sebagai kanal strategis oleh dunia usaha.

    “Jadi untuk di Indonesia angkanya juga tetap besar, meskipun sekali lagi tadi ada tantangan shifting dari media mainstream kepada non-mainstream,” pungkasnya.

  • Rencana Besar Bocor, AI.gov Bakal Geser Peran PNS Amerika Serikat

    Rencana Besar Bocor, AI.gov Bakal Geser Peran PNS Amerika Serikat

    Bisnis.com, JAKARTA — Rencana ambisius pemerintahan Donald Trump untuk mengadopsi kecerdasan buatan (AI) secara menyeluruh di seluruh lembaga federal Amerika Serikat terbongkar ke publik setelah dokumen-dokumen penting terkait proyek AI.gov bocor di GitHub. 

    Kebocoran ini terjadi kurang dari sebulan sebelum peluncuran resmi inisiatif tersebut, yang dijadwalkan pada 4 Juli 2025. 

    Berdasarkan arsip repositori GitHub yang sempat diakses sebelum dihapus, AI.gov akan menjadi pusat integrasi AI di lingkungan pemerintah federal. 

    Proyek ini digarap oleh General Services Administration (GSA) melalui Technology Transformation Services (TTS), yang kini dipimpin oleh Thomas Shedd, mantan manajer integrasi perangkat lunak di Tesla dan dikenal sebagai sekutu Elon Musk menurut laporan The Register, Rabu (11/6/2025).

    Shedd membawa visi agar GSA beroperasi layaknya startup perangkat lunak, dengan strategi “AI-first” yang menargetkan otomatisasi berbagai tugas birokrasi yang selama ini dijalankan pegawai negeri.

    AI.gov dirancang untuk mempercepat inovasi pemerintah melalui tiga komponen utama yaitu Chatbot Pemerintah, API All-in-One, dan alat analitik untuk memantau penggunaan AI di seluruh lembaga secara real-time, termasuk preferensi dan pola pemakaian pegawai. 

    Dari dokumentasi API, sebagian besar model yang akan digunakan sudah bersertifikasi FedRAMP untuk keamanan data pemerintah, kecuali model dari Cohere yang belum mengantongi sertifikasi tersebut.

    Hal ini menimbulkan pertanyaan soal kesiapan dan keamanan data sensitif pemerintah jika diolah oleh model yang belum terstandarisasi.

    Rencana adopsi AI skala besar ini menuai perhatian dan kekhawatiran dari para ahli yang menyoroti potensi risiko keamanan, privasi data warga, hingga kemungkinan AI menggantikan peran pegawai negeri secara masif.

    Penggunaan AI secara luas di pemerintahan juga dikhawatirkan memperbesar peluang kebocoran data, serta ketergantungan pada penyedia teknologi swasta yang berorientasi profit dan berbasis di luar negeri,

    “Ada kekhawatiran pemerintah menjadi terlalu bergantung pada model AI, yang bisa saja menghasilkan informasi keliru, bias, atau bahkan memperkuat kepentingan komersial perusahaan teknologi,” ujar Carissa Véliz, peneliti etika AI dari University of Oxford.

    Selain itu, pengawasan dan transparansi penggunaan AI di sektor publik dinilai masih minim, sementara kecepatan pengembangan teknologi AI jauh melampaui siklus pengadaan dan regulasi pemerintah 

    Setelah kabar kebocoran ini mencuat, seluruh repositori dan staging site AI.gov di GitHub langsung ditutup aksesnya oleh pihak terkait. Namun, sejumlah media telah mengamankan salinan arsip sebagai referensi publik.

    Pemerintah AS dalam beberapa tahun terakhir memang gencar mendorong adopsi AI, baik untuk efisiensi birokrasi, deteksi penipuan, hingga pengawasan kontrak pemerintah. Namun, para pakar menegaskan perlunya kehati-hatian dan pengawasan ketat agar adopsi AI tidak menimbulkan masalah baru yang lebih kompleks, baik dari sisi keamanan, etika, maupun tata kelola pemerintahan. 

  • Jejak Pembangunan Infrastruktur Internet di 3T, Pendongkrak Daya Saing Digital RI

    Jejak Pembangunan Infrastruktur Internet di 3T, Pendongkrak Daya Saing Digital RI

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerataan pembangunan infrastruktur telekomunikasi 4G hingga ke daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) telah membuat daya saing digital Indonesia meningkat. Tiang pemancar sinyal internet di daerah tertinggal mampu digunakan secara optimal oleh masyarakat. 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan Indeks Daya Saing Digital Indonesia terus naik di tengah efisiensi yang dilakukan pemerintah, salah satunya didorong oleh kehadiran infrastruktur di 3T. 

    Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan daya saing digital antarprovinsi yang konsisten. Indek skor daya saing digital Indonesia berada pada skor 38,8 atau naik 70 basis points (Bps). Lebih tinggi dibandingkan dengan 2024 yang naik 40 bps menjadi sebesar 38,1. 

    Peningkatan paling signifikan terjadi di provinsi yang terletak di Indonesia Timur seperti Maluku dan Papua. Peningkatan terjadi seiring dengan naiknya persentase pekerja yang menggunakan internet dan perluasan jangkauan 4G di desa-desa, termasuk di 3T. 

    Adapun Komdigi melalui Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) telah mengoperasikan 5.618 base transceiver station (BTS) 4G di 3T pada 2024 yang melayani seluruh lapisan masyarakat. 

    “Di Papua kemarin baru kami resmikan juga AI Excellence Center di Papua pertama. Kemudian titik BTS 4G di Papua mencapai 1.773 titik,” kata Meutya kepada awak media, dikutip Rabu (11/6/2025).

    Sementara itu, Kepala Divisi Humas Bakti Komdigi Sudarmanto mengatakan peningkatan daya saing digital di wilayah 3T menunjukkan bahwa investasi dalam infrastruktur telekomunikasi memberikan dampak nyata bagi masyarakat. 

    Pembangunan BTS 4G oleh pemerintah melalui BAKTI Komdigi telah membuka akses internet di daerah-daerah yang sebelumnya terisolasi, memungkinkan masyarakat untuk mengakses informasi, layanan pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi digital. 

    “Hal ini sejalan dengan visi kami untuk menjadikan teknologi sebagai jembatan penghubung dan pemberdayaan masyarakat di seluruh Indonesia dalam mengatasi kesenjangan digital,” kata Sudarmanto kepada Bisnis. 

    Dia mengatakan hingga Mei 2025, BAKTI telah membangun dan mengoperasikan lebih dari 7.196 BTS 4G di wilayah 3T. Selain itu, Bakti juga telah menyediakan akses internet di lebih dari 27.858 titik layanan publik, termasuk sekolah, puskesmas, dan kantor desa. 

    Sebelumnya, BAKTI sudah membangun jaringan internet serat optik Palapa Ring sepanjang 12.229 kilometer.

    Sesuai dengan rencana, kapasitas SATRIA-1 akan membagi 150 Gbps total kapasitasnya untuk menyediakan kapasitas 5 Mbps per titik layanan, sehingga akan menghasilkan sekitar 37.000 titik layanan. 

    “Maka kapasitasnya untuk saat ini masih tersedia untuk menambah titik layanan,” kata Sudarmanto.