Category: Bisnis.com Tekno

  • StormWall & IDCloudHost Rilis Pusat Perlindungan Siber di Jakarta

    StormWall & IDCloudHost Rilis Pusat Perlindungan Siber di Jakarta

    Bisnis.com, JAKARTA – StormWall menggandeng IDCloudHost memperluas jaringan filtering global melalui peluncuran scrubbing center terbaru di Jakarta.

    Melalui entitas lokal, StormWall ID menawarkan perlindungan menyeluruh terhadap serangan Denial-of-Service (DDoS) dan berbagai bentuk serangan siber kompleks lainnya.

    CEO dan Co-founder StormWall, Ramil Khantimirov, mengatakan dengan tambahan scrubbing center ini, sudah ada sembilan titik filtering global, yang berfungsi menyaring dan menstabilkan lalu lintas data sebelum mencapai infrastruktur milik pengguna.

    “Scrubbing center Jakarta ini mulai beroperasi pada Februari 2025, berlokasi di Cyber Buildings Jakarta pusat interkoneksi jaringan terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara,” kata Ramil dalam siaran pers, Kamis (19/6/2025).

    Dia menjelaskan Jakarta dipilih karena perannya yang sangat krusial dalam mendukung efisiensi pertukaran data dan kebutuhan infrastruktur digital yang terus berkembang di kawasan ini.

    Langkah ini juga menandai kehadiran resmi StormWall ID sebagai bagian dari komitmen jangka panjang untuk menghadirkan solusi perlindungan DDoS bagi bisnis di Indonesia.

    Dia menambahkan StormWall dan IDCloudHost telah menjalin kolaborasi sejak beberapa tahun terakhir, termasuk peluncuran scrubbing center sebelumnya di Singapura pada 2023. Keduanya berperan penting dalam memperkuat ketahanan siber di seluruh kawasan APAC, yang saat ini mengalami lonjakan serangan digital.

    Berdasarkan laporan tim analis StormWall, sepanjang 2024 serangan DDoS di Asia mengalami peningkatan drastis sebesar 92%. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang paling sering menjadi target serangan siber, dengan satu dari sepuluh serangan di kawasan APAC menyasar perusahaan-perusahaan yang berbasis di Tanah Air.

    “Indonesia merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Bagi bisnis di Indonesia dan negara-negara sekitarnya, infrastruktur yang stabil menjadi kunci utama dalam mendukung pertumbuhan,” ujarnya.

    Sementara itu, CEO IDCloudHost, Alfian Pamungkas Sakawiguna, menuturkan scrubbing center di Jakarta ini menjadi langkah strategis dalam memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat pertumbuhan layanan cloud dan keamanan siber di Asia Tenggara.

    “Dengan menggabungkan solusi anti-DDoS canggih dari StormWall dan layanan cloud yang andal dari IDCloudHost, kami yakin dapat menjamin kontinuitas layanan serta keamanan jangka panjang bagi para pelanggan kami dari berbagai ancaman siber,” katanya.

  • Kontroversi Kabar Meta Rekrut Peneliti OpenAI dengan Gaji Selangit

    Kontroversi Kabar Meta Rekrut Peneliti OpenAI dengan Gaji Selangit

    Bisnis.com, JAKARTA— Meta dikabarkan gencar merekrut peneliti kecerdasan buatan (AI) dari OpenAI dan Google DeepMind dengan tawaran fantastis hingga Rp1,6 triliun.

    Hal itu diungkapkan CEO OpenAI, Sam Altman, dalam sebuah podcast bersama saudaranya, Jack Altman, pada Selasa (17/6/2025). Namun, menurut Altman, strategi agresif tersebut belum membuahkan hasil.

    Dia menyebut Meta aktif mencoba merekrut talenta OpenAI untuk bergabung dengan tim superintelligence baru yang dipimpin mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang.

    Bahkan, posisi kerja tersebut dilaporkan berada satu ruangan dengan CEO Meta, Mark Zuckerberg.

    “[Meta] mulai memberikan tawaran sangat besar kepada banyak anggota tim kami, US$100 juta sebagai bonus penandatanganan, dan lebih dari itu dalam total kompensasi tahunan. Tapi sejauh ini, saya senang tak satu pun dari orang terbaik kami menerimanya,” kata Altman, dikutip dari TechCrunch, Kamis (19/6/2025).

    Altman menilai para pegawai OpenAI memutuskan bertahan karena percaya pada visi dan potensi OpenAI untuk menjadi perusahaan yang lebih unggul dalam mengembangkan Artificial General Intelligence (AGI).

    Dia juga menyinggung budaya perusahaan, dengan menyindir bahwa Meta terlalu berfokus pada iming-iming gaji tinggi ketimbang misi jangka panjang, yang menurutnya bisa berdampak pada budaya kerja yang kurang sehat.

    Meta sempat dikabarkan mencoba merekrut peneliti utama OpenAI, Noam Brown, serta arsitek AI dari Google DeepMind, Koray Kavukcuoglu. Namun, upaya tersebut gagal.

    Lebih lanjut, Altman menyebut budaya inovasi yang kuat menjadi salah satu kunci kesuksesan OpenAI. Dia menilai upaya Meta di bidang AI sejauh ini belum memberikan hasil signifikan. 

    “Saya menghormati banyak hal dari Meta, tapi saya tidak menganggap mereka perusahaan yang unggul dalam hal inovasi,” ujarnya.

    Meta sendiri telah mengakuisisi sejumlah nama besar di industri AI, seperti Jack Rae dari Google DeepMind dan Johan Schalkwyk dari Sesame AI. Selain itu, perusahaan juga mengumumkan investasi besar di Scale AI, perusahaan yang sebelumnya dipimpin oleh Alexandr Wang. 

    Namun, tantangan besar masih menanti Meta untuk membangun tim AI unggulan yang dapat bersaing dengan OpenAI, Anthropic, dan Google DeepMind yang saat ini tengah melaju kencang. 

    Di tengah persaingan itu, OpenAI dikabarkan tengah mengembangkan model AI open-source baru yang berpotensi membuat Meta semakin tertinggal.

    Menariknya, Altman juga membocorkan bahwa OpenAI tengah mengeksplorasi kemungkinan menciptakan aplikasi media sosial berbasis AI yang menyajikan konten sesuai preferensi pengguna yang berbeda dari feed algoritmik tradisional seperti di Instagram atau Facebook. 

    Hal ini dipandang sebagai ancaman langsung terhadap dominasi Meta di sektor media sosial. 

    Di sisi lain, Meta tengah menguji aplikasi sosial berbasis AI melalui platform Meta AI, namun peluncurannya sempat memicu kebingungan setelah sejumlah percakapan pribadi dengan chatbot AI tersebar ke publik.

  • Pemerintah Sambut Positif Investasi Jumbo EDGNEX di Indonesia

    Pemerintah Sambut Positif Investasi Jumbo EDGNEX di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA— Pemerintah dalam hal ini Kementerian Komunikasi dan Digital menyambut rencana investasi perusahaan global EDGNEX Data Centers by DAMAC senilai US$2,3 miliar atau sekitar Rp37 triliun untuk pembangunan pusat data berskala besar di Cikarang, Jawa Barat. 

    Proyek tersebut disebut sebagai salah satu pengembangan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) terbesar di kawasan Asia Tenggara.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan investasi ini merupakan bagian penting dari upaya memperkuat fondasi transformasi digital nasional. 

    “Data center adalah bagian dari tulang punggung transformasi digital Indonesia. Kehadiran EDGNEX kami pandang sebagai sinyal positif terhadap meningkatnya kepercayaan investor global terhadap ekosistem digital di tanah air,” kata Meutya dalam pernyataan resmi, Kamis (19/6/2025). 

    Pusat data yang akan dibangun EDGNEX di lahan seluas 12 hektare di kawasan industri Cikarang diproyeksikan mulai beroperasi pada Desember 2026, dengan perluasan bertahap hingga 2028. 

    Proyek ini akan mengadopsi rak-rak AI berdensitas tinggi dan menargetkan Power Usage Effectiveness (PUE) sebesar 1,32, yang disebut sejalan dengan standar keberlanjutan global.

    Meutya menyebut investasi ini juga sejalan dengan peningkatan kapasitas pusat data nasional yang saat ini telah mencapai 290 megawatt (MW), naik dari 180 MW di awal masa pemerintahan. Adapun sebagai perbandingan, kapasitas pusat data Malaysia sekitar 400 MW. 

    “Indonesia bergerak cepat, berdasarkan data lahan siap bangun yang telah terpantau, kapasitas nasional diproyeksikan melonjak menjadi 900 MW pada akhir 2025,” tutur Meutya. 

    Dengan tren peningkatan tersebut, pemerintah menargetkan kapasitas nasional dapat menembus 1,5 hingga 2 gigawatt (GW) dalam dua tahun ke depan, menjadikan Indonesia sebagai pusat data digital (digital data hub) utama di Asia Tenggara.

    “Peningkatan kapasitas yang cepat menandakan bahwa Indonesia tengah mengejar posisi strategis di kawasan. Ini harus terus dipercepat,” kata Meutya.

    Di sisi lain, pihaknya juga mendorong agar investasi seperti EDGNEX tidak hanya besar dalam skala, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Termasuk mendukung digitalisasi UMKM dan pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di sektor pangan, perikanan, dan kesehatan.

    Sebelumnya, Meutya juga telah meresmikan pusat data canggih berbasis AI milik DCI Indonesia di Cibitung. 

    “Komdigi membuka diri untuk dialog dan kerja sama yang memperkuat kepentingan nasional dalam membangun infrastruktur digital yang inklusif dan berkelanjutan,” tambahnya.

    EDGNEX merupakan bagian dari DAMAC Group, konglomerat asal Dubai yang telah menggelontorkan lebih dari US$3 miliar atau sebanyak Rp48,26 triliun untuk pengembangan infrastruktur digital di Asia Tenggara. 

    Fasilitas di Cikarang ini akan menjadi pusat data kedua EDGNEX di Indonesia setelah sebelumnya mereka mengumumkan pembangunan pusat data 19,2 MW di kawasan MT Haryono, Jakarta, pada 2024 lalu.

    “Ini adalah pembangunan kedua kami di Indonesia, yang semakin menegaskan komitmen kami untuk menjembatani kesenjangan digital di pasar yang sedang berkembang pesat di Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” kata pendiri DAMAC Group, Hussain Sajwani.

    Hussain mengatakan pihaknya bangga membangun salah satu pusat data paling canggih dan berkelanjutan di kawasan ini, yang dirancang untuk mendukung gelombang inovasi dan pertumbuhan digital berikutnya. 

    Dengan meningkatnya skala beban kerja AI, lanjut dia, kebutuhan akan infrastruktur generasi baru yang lebih kuat dan efisien pun tumbuh.

    “Dan proyek ini merupakan bagian dari komitmen besar kami di Asia Tenggara, di mana kami telah menginvestasikan lebih dari US$ 3 miliar untuk pengembangan infrastruktur digital,” katanya.  

    Secara regional, EDGNEX menargetkan kapasitas operasional lebih dari 300 MW di Asia Tenggara tahun depan, mencakup pasar-pasar utama seperti Thailand, Malaysia, dan Indonesia. 

    Di Jakarta sendiri, fasilitas MT Haryono dijadwalkan rampung pada kuartal ketiga 2026 dan akan menyasar klien dari kalangan penyedia cloud, node edge, hingga aplikasi AI.

  • Komdigi Diminta Siapkan Aturan AI yang Lebih Komprehensif, Bukan Sekadar Etika

    Komdigi Diminta Siapkan Aturan AI yang Lebih Komprehensif, Bukan Sekadar Etika

    Bisnis.com, JAKARTA—Pengamat menilai etika saja tak memadai untuk menyusun regulasi Artificial Intelligence (AI).

    Diketahui, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menargetkan penyusunan peta jalan (roadmap) AI rampung pada Juni 2025. Salah satu fokus utama dalam tahap awal regulasi ini adalah etika penggunaan AI. 

    Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menekankan pentingnya pendekatan yang lebih luas dalam merumuskan peta jalan AI.

    “Kami mendukung kita memiliki Peta Jalan Pengembangan AI di Indonesia. Namun kalau kami melihat, ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam pengembangan AI tersebut,” kata Heru saat dihubungi Bisnis pada Kamis (19/6/2025). 

    Heru mengatakan etika memang merupakan salah satu aspek penting, namun masih banyak aspek lain yang perlu diperhatikan. Karena itu, ia berharap peta jalan ini disusun secara komprehensif dan dapat menjadi dasar untuk penyusunan RUU Kecerdasan Buatan.

    Lebih lanjut, Heru menyebut sejumlah aspek lain yang krusial, seperti transparansi dan akuntabilitas algoritma AI, perlindungan data dan privasi, serta potensi penyalahgunaan teknologi seperti deepfake dan chatbot penipuan. Dia juga menggarisbawahi pentingnya keadilan dan nondiskriminasi dalam algoritma AI serta perlunya mekanisme audit yang melibatkan beragam pemangku kepentingan secara adil.

    “Terkait algoritma juga, ini harus dijaga keadilan dan nondiskriminasi, jadi ada rekomendasi mengembangkan pedoman untuk pengujian dan audit algoritma yang melibatkan representasi stakeholder secara adil,” tambahnya.

    Heru mendorong adanya regulasi yang tegas namun adaptif terhadap perkembangan teknologi. Dia mencontohkan sejumlah negara yang telah lebih dahulu menyusun regulasi khusus AI seperti European Union AI Act (Uni Eropa), AI and Data Act (Kanada), serta undang-undang AI yang baru saja diadopsi Jepang. Di Amerika Serikat, pendekatan dilakukan lewat Executive Order on Safe, Secure, and Trustworthy AI.

    “Kita perlu mendorong regulasi yang jelas dan adaptif, termasuk menyusun UU khusus tentang AI,” kata Heru.

    Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid sebelumnya mengungkapkan bahwa aturan pertama dalam peta jalan AI kemungkinan akan mengatur soal etika penggunaan AI.

    “Jadi kemungkinan besar, ini sedikit bocoran, bahwa aturan pertama terkait artificial intelligence akan menyangkut dengan etika AI itu sendiri,” ujar Meutya saat ditemui di Makassar pada 16 Juni 2025. 

    Dia menjelaskan bahwa pendekatan regulasi di Indonesia tidak akan berbentuk satu aturan besar, melainkan akan dibagi per sektor atau pilar. Tujuannya adalah menjaga keseimbangan antara perlindungan masyarakat dan ruang bagi inovasi.

    Meutya juga menyoroti pentingnya penerapan labeling pada konten berbasis AI, menyusul maraknya perdebatan publik terkait hasil AI yang menyerupai kenyataan, seperti dalam kasus gambar tambang buatan AI yang diklaim berasal dari Raja Ampat.

    “Itu yang tadi namanya etika, jadi di beberapa negara yang kami lihat memang harus ada labeling AI. Kalau orang memang lihatnya [AI] untuk menyebarkan hoaks maka dia tidak akan menaruh etika,” ujar Meutya.

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menyampaikan bahwa penyusunan roadmap AI melibatkan forum-forum diskusi dan kerja sama lintas sektor, termasuk masukan dari perusahaan dan lembaga riset.

    “Diskusi sudah berlangsung di beberapa forum, termasuk juga kerja sama kita dengan beberapa organisasi dan beberapa company yang ikut mendukung,” ungkap Nezar.

    Dia juga mengapresiasi kontribusi lembaga seperti Mandala Consulting yang telah melakukan pemetaan posisi Indonesia dalam lanskap global tata kelola AI.

  • Cara Chat WhatsApp Seseorang Tanpa Harus Simpan Nomornya

    Cara Chat WhatsApp Seseorang Tanpa Harus Simpan Nomornya

    Bisnis.com, JAKARTA – WhatsApp menjadi aplikasi perpesanan yang paling banyak digunakan masyarakat Indonesia saat ini.

    Aplikasi tersebut diandalkan untuk berkomunikasi dengan cara saling kirim pesan text. Selain pesan text, WhatsApp juga bisa mengirimkan pesan suara, gambar, hingga video.

    Nomor WhatsApp pun banyak digunakan oleh kantor pemerintahan hingga berbagai layanan lain yang disediakan oleh swasta.

    Yang tak banyak orang tahu, ternyata pengguna bisa saling kirim pesan WhatsApp tanpa harus menyimpan nomornya terlebih dahulu.

    Mengirimkan pesan tersebut dapat dilakukan dengan link khusus wa.me, sehingga seseorang tak perlu menyimpan nomor saat hendak mengirim pesan.

    Cara Kirim Pesan WhatsApp Tanpa Save Nomor

    Masuk ke browser atau peramban yang ada di ponsel Anda
    Masukkan format link Whatsapp https://wa.me/(nomor). Contohnya https://wa.me/6285865555555
    Setelah itu anda akan diarahkan untuk masuk ke WhatsApp
    Klik “Lanjut ke Chat”
    Anda pun bisa bebas mengirim pesan ke seseorang tanpa harus menyimpan nomornya.

  • Dirut Telkom (TLKM) Dian Ungkap Rencana 100 Hari, 5 Bold Moves Dilanjutkan

    Dirut Telkom (TLKM) Dian Ungkap Rencana 100 Hari, 5 Bold Moves Dilanjutkan

    Bisnis.com, JAKARTA — Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengungkap rencana perusahaan dalam 100 ke depan, termasuk mengenai strategi 5 Bold Moves.

    5 Bold Moves adalah lima strategi utama yang dijalankan oleh Telkom untuk bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Strategi ini meliputi Fixed Mobile Convergence (FMC), InfraCo, Data Center Co, B2B Digital IT Service Co, dan DigiCo.

    Telkom fokus pada eksekusi strategi ini di tiga domain bisnisnya: konektivitas digital, platform digital, dan layanan digital. 

     Dian mengatakan hasil kurasi menunjukkan perusahaan memiliki fondasi sangat kuat, mulai dari strategi perusahaan melalui inisiatif 5 Bold Moves, perangkat tata kelola, hingga pendekatan terhadap customer experience.

    “Kami berkomitmen untuk memperkuat eksekusi demi memastikan mesin perusahaan berjalan dengan tepat. Dalam pilar tata kelola, perusahaan akan memastikan penerapannya yang akuntabel, terukur, dan terintegrasi,” kata Dian dalam siaran pers, Kamis (19/6/2025).

    Dia menambahkan Telkom juga bakal menjalankan strategi yang decisive dan berorientasi pada hasil. Di sisi customer experience, ulasnya, berbagai upaya akan dilakukan untuk menciptakan harmonisasi dan orkestrasi layanan yang lebih baik bagi pelanggan eksternal maupun internal organisasi.

    Wakil Direktur Utama Telkom Muhammad Awaluddin menambahkan penguatan tata kelola menjadi salah satu prioritas utama. Perusahaan, sambungnya, memastikan risiko di setiap lini bisnis dikelola sebagai enabler untuk mendukung eksekusi berkelanjutan.

    Ke depan, Telkom berencana meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di segmen B2C dan B2B, serta penguatan infrastruktur digital yang mencakup jaringan satelit di angkasa, fiber optic di daratan, serta kabel bawah laut (submarine cable) sebagai tulang punggung konektivitas.

    Adapun, langkah strategis seperti pembangunan kabel bawah laut dilakukan untuk memperluas jaringan Indonesia sebagai digital hub serta membangun konektivitas global yang menghubungkan dunia dengan RI.

    Untuk mendukung pengembangan ini, Telkom membangun berbagai jenis data center mulai dari pengembangan Hyperscale Data Center (HDC), hingga enterprise dan micro data center di berbagai wilayah.

    Kemudian, perusahaan juga melakukan penguatan implementasi budaya perusahaan melalui Core Values AKHLAK dalam bentuk Digital Ways of Working untuk menjadikan Telkom tetap relevan dengan perubahan industri, sehingga dapat terus bertahan di dalam situasi bisnis yang sangat dinamis.

    “Dengan tata kelola yang solid, budaya perusahaan yang kuat, dan infrastruktur digital yang terintegrasi, Telkom optimistis dapat memberikan kontribusi nyata bagi kemajuan industri telekomunikasi dan digital di Indonesia, sekaligus memperkuat daya saing di kancah global,” ujarnya.

  • ChatGPT Lemahkan Kemampuan Manusia dalam Berpikir Kritis, Ini Studinya

    ChatGPT Lemahkan Kemampuan Manusia dalam Berpikir Kritis, Ini Studinya

    Bisnis.com, JAKARTA — Studi Massachusetts Institute of Technology (MIT) Media Lab mengungkap temuan baru terkait penggunaan ChatGPT dalam aktivitas belajar dan menulis. 

    Melansir laman TIME pada Kamis (19/6/2025) penelitian tersebut menunjukkan penggunaan alat berbasis kecerdasan buatan seperti ChatGPT dapat menurunkan keterlibatan otak serta melemahkan kemampuan berpikir kritis, terutama pada generasi muda.

    Dalam studi tersebut, 54 partisipan berusia 18 hingga 39 tahun dari wilayah Boston dibagi ke dalam tiga kelompok. Mereka diminta menulis esai SAT dengan tiga metode berbeda yakni menggunakan ChatGPT, menggunakan mesin pencari Google, dan tanpa bantuan teknologi apa pun. 

    Aktivitas otak mereka direkam dengan elektroensefalogram (EEG) yang memantau 32 area otak. Hasilnya menunjukkan kelompok pengguna ChatGPT memiliki tingkat keterlibatan otak terendah dan menunjukkan performa yang lebih buruk secara linguistik, perilaku, maupun neurologis dibanding dua kelompok lainnya.

    Seiring berjalannya waktu, para pengguna ChatGPT dalam studi ini terlihat semakin malas dalam proses menulis. Menjelang akhir studi, sebagian besar hanya menyalin hasil dari ChatGPT tanpa berusaha mengolahnya kembali. 

    Hasil tulisan mereka dinilai sangat mirip satu sama lain, menggunakan frasa yang sama dan minim pemikiran orisinal. Dua guru Bahasa Inggris yang menilai esai tersebut menggambarkannya sebagai datar dan tidak menunjukkan kedalaman pemahaman. Aktivitas otak mereka juga menunjukkan rendahnya kontrol eksekutif dan fokus.

    Sebaliknya, kelompok yang menulis tanpa bantuan teknologi justru menunjukkan aktivitas otak paling tinggi. Mereka tampak lebih kreatif, lebih tertarik pada topik yang dibahas, serta lebih puas dan merasa memiliki terhadap hasil tulisannya. 

    Ilustrasi orang mengakses ChatGPT

    Sementara itu, kelompok yang menggunakan Google Search juga menunjukkan tingkat kepuasan tinggi dan keterlibatan otak yang aktif.

    Para partisipan kemudian diminta menulis ulang salah satu esai yang sudah mereka buat sebelumnya, tetapi kali ini kelompok pengguna ChatGPT tidak boleh lagi menggunakan alat tersebut. 

    Hasilnya, mereka kesulitan mengingat isi esai yang mereka tulis sebelumnya. Aktivitas gelombang otak mereka menunjukkan lemahnya proses ingatan yang seharusnya terbentuk saat menulis. 

    Sebaliknya, kelompok yang sebelumnya menulis tanpa bantuan teknologi dan kini diperbolehkan menggunakan ChatGPT justru menunjukkan peningkatan konektivitas otak yang signifikan.

    Temuan ini menunjukkan bahwa AI berpotensi mendukung proses belajar, asalkan digunakan secara tepat dan tidak menggantikan peran berpikir manusia.

    Studi ini masih dalam tahap pra-tinjau sejawat (pre-review), tetapi penulis utama Nataliya Kosmyna memilih untuk merilisnya lebih awal karena khawatir dampaknya terhadap anak-anak yang kini mulai menggunakan AI untuk tugas sekolah. 

    Dia menegaskan otak yang sedang berkembang adalah kelompok paling rentan terhadap dampak negatif penggunaan AI secara berlebihan.

    “Yang membuat saya terdorong untuk mempublikasikannya sekarang, sebelum peer-review selesai, adalah kekhawatiran akan adanya kebijakan seperti Chat GPT untuk TK dalam beberapa bulan ke depan. Itu akan sangat berbahaya,” kata Kosmyna.

    Psikiater anak dan remaja Dr. Zishan Khan turut menegaskan hal ini. Menurutnya, ketergantungan pada AI bisa mengganggu proses perkembangan kognitif, melemahkan kemampuan untuk mengakses informasi, mengingat fakta, hingga menurunkan ketahanan mental.

    Menariknya, saat paper ini dirilis, banyak pengguna media sosial langsung menggunakan Large Language Model (LLM) seperti ChatGPT untuk meringkas dan menyebarkan isi laporan tersebut. 

    Namun, Kosmyna mengaku sudah mengantisipasi hal ini dan sengaja menanam jebakan dalam papernya, seperti arahan khusus kepada AI untuk hanya membaca bagian tertentu. 

    Hasilnya, banyak ringkasan AI yang keliru, bahkan menyebutkan bahwa studi ini menggunakan GPT-4o, padahal tidak ada versi ChatGPT yang disebutkan secara eksplisit dalam laporan tersebut. Kosmyna dan timnya kini tengah mengerjakan studi lanjutan terkait dampak penggunaan AI dalam bidang pemrograman. 

    Hasil awalnya, menurut dia, justru lebih mengkhawatirkan. Jika perusahaan menggantikan pemrogram pemula dengan AI, bisa saja efisiensi meningkat, tetapi berisiko menurunkan kapasitas berpikir kritis dan kreativitas pekerja lainnya.

    Studi-studi ilmiah mengenai dampak AI memang masih tergolong baru. Sebuah studi dari Harvard pada Mei lalu menyebutkan AI dapat meningkatkan produktivitas, tetapi juga menurunkan motivasi. 

    Sementara MIT sempat menarik diri dari keterlibatan dalam paper lain yang menyebut AI dapat secara drastis meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

    Hingga kini, OpenAI belum memberikan tanggapan atas hasil studi ini. Sebelumnya, perusahaan ini bersama Wharton pernah menerbitkan panduan untuk para pendidik dalam menggunakan AI secara optimal di bidang pendidikan.

  • Spesifikasi Zinwa Q25, Blackberry Rombakan dari China Harga Rp6 Jutaan

    Spesifikasi Zinwa Q25, Blackberry Rombakan dari China Harga Rp6 Jutaan

    Bisnis.com, JAKARTA – Blackberry kini sedang digandrungi oleh anak-anak muda sebagai perangkat telepon “retro”.

    Tren penggunaan Blackberry pun semakin meluas, di mana banyak anak muda mulai memamerkan ponsel lawas tersebut di akun sosial media mereka seperti TikTok.

    Makin diincar oleh anak-anak muda, perusahaan asal China, Zinwa Technologies, pun melihat potensi cemerlang.

    Zinwa Technologies siap membawa kembali BlackBerry seri Classic Q20 dengan perombakan internal agar bisa digunakan oleh masyarakat modern.

    BlackBerry Classic Q20 hasil modifikasi akan diberi nama Zinwa Q25 yang akan dirilis pada pada Agustus 2025 mendatang, dikutip dari TechRadar.

    Ponsel ini akan dilengkapi perangkat keras baru dengan tetap mempertahankan banyak komponen ikonik asli termasuk layar sentuh 720×720, keyboard fisik, lampu notifikasi LED, dan rangka luar.

    Proyek ini bertujuan untuk memadukan bentuk BlackBerry yang nostalgia dengan kemampuan telepon pintar modern.

    Spesifikasi ponsel ini yakni kurang lebih akan mempunyai chipset MediaTek Helio G99, RAM LPDDR4x 12 GB, dan penyimpanan UFS 2.x 256 GB.

    Baterainya ditingkatkan menjadi 3.000 mAh dan sistem kameranya mencakup sensor belakang 50MP dan kamera depan 8MP.

    Q25 akan menjalankan Android 13, tetapi tidak ada rencana untuk meningkatkan ke Android 14 atau yang lebih baru.

    Meskipun begitu, Zinwa berencana untuk menyediakan pembaruan rutin untuk mengatasi bug dan menambahkan fitur-fitur kecil.

    Perusahaan akan mengirimkan Q25 dengan NFC, USB-C, jack headphone, dukungan kartu MicroSD, dan satu slot SIM. Modem di motherboard baru mendukung semua pita 4G LTE global, sehingga ponsel ini kompatibel dengan sebagian besar jaringan di seluruh dunia.

    Untuk harganya, Zinwa Q25 akan tersedia dalam kondisi sudah dirakit lengkap seharga $400 atau setara dengan Rp6 jutaan. Ponsel ini juga akan dijual sebagai kit konversi seharga $300 bagi pengguna yang sudah memiliki BlackBerry Classic dan ingin memasangnya sendiri.

    Zinwa juga telah mengonfirmasi bahwa mereka sedang mengerjakan pembaruan serupa untuk BlackBerry KEYone dan Passport, dengan model mendatang kemungkinan masing-masing diberi nama K25 dan P26.

  • Lagi Tren, Kini Blackberry Ramai Jadi Incaran Gen Z

    Lagi Tren, Kini Blackberry Ramai Jadi Incaran Gen Z

    Bisnis.com, JAKARTA – Blackberry tiba-tiba menjadi ponsel incaran para anak muda kelahiran 1997-2012 alias Gen Z.

    Tren penggunaan Blackberry pun semakin meluas, di mana banyak anak muda mulai memamerkan ponsel lawas tersebut di akun sosial media mereka seperti TikTok.

    Melansir New York Post, Blackberry banyak diincar Gen Z sebagai ponsel jadul yang aesthetic dan mampu memberikan kesan vintage.

    Kemudian muncul juga pergerakan “Social Media Detox” yang membuat para anak muda rehat sejenak dari iPhone mereka ke Blackberry.

    Apabila melakukan pencarian cepat di TikTok dengan kata kunci “Blackberry”, akan menampilkan ribuan video Gen Z yang membeli ponsel Blackberry yang sudah tidak terpakai di eBay.

    Selain itu, mereka juga memamerkan Blackberry bekas pemakaian orang tuanya.

    Dalam salah satu video, seorang gen Z memamerkan menghias ponsel lawasnya itu dan menunjukkan keyboard yang berbunyi klik dan layak untuk direkam dengan suara ASMR.

    Namun tak hanya Blackberry, para anak muda kini memang sedang ramai mengincar gawai lawas seperti iPod, kamera pocket, hingga Walkman.

    China Rebranding Blackberry

    Makin diincar oleh anak-anak muda, perusahaan asal China, Zinwa Technologies, pun melihat potensi cemerlang.

    Zinwa Technologies siap membawa kembali BlackBerry seri Classic Q20 dengan perombakan internal agar bisa digunakan oleh masyarakat modern.

    BlackBerry Classic Q20 hasil modifikasi akan diberi nama Zinwa Q25 yang akan dirilis pada pada Agustus 2025 mendatang, dikutip dari TechRadar.

    Ponsel ini akan dilengkapi perangkat keras baru dengan tetap mempertahankan banyak komponen ikonik asli termasuk layar sentuh 720×720, keyboard fisik, lampu notifikasi LED, dan rangka luar.

    Proyek ini bertujuan untuk memadukan bentuk BlackBerry yang nostalgia dengan kemampuan telepon pintar modern.

    Spesifikasi ponsel ini yakni kurang lebih akan mempunyai chipset MediaTek Helio G99, RAM LPDDR4x 12 GB, dan penyimpanan UFS 2.x 256 GB.

    Baterainya ditingkatkan menjadi 3.000 mAh dan sistem kameranya mencakup sensor belakang 50MP dan kamera depan 8MP.

    Q25 akan menjalankan Android 13, tetapi tidak ada rencana untuk meningkatkan ke Android 14 atau yang lebih baru.

    Meskipun begitu, Zinwa berencana untuk menyediakan pembaruan rutin untuk mengatasi bug dan menambahkan fitur-fitur kecil.

    Perusahaan akan mengirimkan Q25 dengan NFC, USB-C, jack headphone, dukungan kartu MicroSD, dan satu slot SIM. Modem di motherboard baru mendukung semua pita 4G LTE global, sehingga ponsel ini kompatibel dengan sebagian besar jaringan di seluruh dunia.

  • Lautan di Bumi Kian Menjadi Gelap, Ini Dampaknya

    Lautan di Bumi Kian Menjadi Gelap, Ini Dampaknya

    Bisnis.com, JAKARTA – Ilmuwan mengungkapkan jika lebih dari 20% lautan Bumi telah menjadi gelap selama 20 tahun terakhir.

    Kondisi ini, berpotensi meninggalkan beberapa kehidupan laut dalam kegelapan, menurut penelitian baru dari University of Plymouth.

    Dilansir dari newsnation, para peneliti mengamati penggelapan di zona fotik lautan, tempat cahaya menyaring air dengan cara yang cukup untuk menopang spesies yang bergantung pada sinar matahari dan cahaya bulan.

    Diperkirakan 90% kehidupan laut hidup di zona ini, yang biasanya meluas hingga kedalaman 200 meter. Berkurangnya sinar matahari berarti spesies penting yang hidup di sana mungkin menderita, yang berpotensi mengejutkan stok ikan global dan mengganggu rantai makanan di darat dan laut.

    Antara tahun 2003 dan 2022, sekitar 30 juta mil persegi lautan mengalami penggelapan zona fotik. Itu sama besarnya dengan gabungan luas daratan Eropa, Afrika, Cina, dan Amerika Utara.

    Tanpa cahaya untuk membimbing mereka, beberapa spesies laut dapat mengalami proses biologis yang kacau, siklus reproduksi berubah, dan banyak lagi.

    “Penggelapan lautan global merupakan pengurangan kedalaman tempat fotobiologi yang didorong oleh bulan dan matahari dapat berlangsung, dan dengan demikian merupakan bentuk hilangnya habitat yang tersebar luas secara global yang masih belum terukur,” demikian bunyi penelitian tersebut.

    Para peneliti menduga bahwa penggelapan tersebut merupakan produk potensial dari perubahan mekarnya alga, pergeseran suhu permukaan, atau perubahan cahaya buatan. Khususnya, bentangan lautan yang terkena dampak tidak terbatas pada pesisir, yang sebelumnya terutama dikaitkan dengan fenomena tersebut.

    Namun, tidak semuanya suram para peneliti juga mencatat adanya pencerahan di 10% lautan, sekitar 14 juta mil persegi.

    Penting untuk dicatat bahwa para peneliti berpendapat bahwa data mereka selama dua dekade “tetap tidak cukup untuk sepenuhnya mengesampingkan” kemungkinan bahwa tren tersebut hanyalah perubahan alami selama beberapa dekade.