Category: Bisnis.com Tekno

  • Saat Pesanan Pizza Diduga Jadi Sinyal Operasi Militer AS ke Iran

    Saat Pesanan Pizza Diduga Jadi Sinyal Operasi Militer AS ke Iran

    Bisnis.com, JAKARTA — Media sosial diramaikan dengan spekulasi bahwa lonjakan pesanan pizza, roti bulat yang di atasnya terdapat berbaga macam toping, di dekat Pentagon ada kaitannya dengan aktivitas operasi militer Amerika Serikat ke Iran.

    Beberapa komunitas media online berspekulasi bahwa menjelang serangan pertama Israel dalam konflik terbarunya dengan Iran, para pengguna internet mengklaim melihat lonjakan pesanan pizza dari restoran-restoran di sekitar Pentagon, markas besar Departemen Pertahanan AS. Fenomena ini, menurut mereka, bisa menjadi sinyal bahwa sesuatu yang besar sedang dipersiapkan—dan kembali menghidupkan teori yang kini dikenal sebagai “Pizza Index”.

    Teori ini dipopulerkan oleh akun anonim di X (dulu Twitter) bernama Pentagon Pizza Report. Mereka berpendapat bahwa lonjakan mendadak dalam pesanan makanan cepat saji—terutama pizza—di sekitar Pentagon sering kali bertepatan dengan persiapan operasi militer besar.

    Dilansir dari AN, Jumat (20/6/2025), pekan lalu, saat Israel meluncurkan serangan ke Iran, akun tersebut mencatat lonjakan pesanan di District Pizza Palace, sebuah restoran takeout sekitar tiga kilometer dari Pentagon, sekitar pukul 19.00 waktu Washington—hanya satu jam sebelum serangan dimulai.

    Seeing “busy” pizza joints near the Pentagon on Google Maps?

    There’s apparently a name for this: the Pentagon Pizza Index. When Pentagon staff can’t leave their desks during crisis situations, pizza orders spike.

    It correctly predicted major events from the 1990 Gulf War to… pic.twitter.com/bMFnXygQGl

    — Dr. Dominic Ng (@DrDominicNg) June 17, 2025

    Walaupun teorinya jauh dari ilmiah, para pengikutnya menunjuk pada sejumlah “kebetulan sejarah” misalnya, lonjakan pesanan pizza juga tercatat sebelum Operasi Desert Storm tahun 1991 dan invasi AS ke Panama tahun 1989.

    Dalam beberapa bulan terakhir, pola serupa juga diamati menjelang insiden besar di Timur Tengah, termasuk sebelum serangan balasan Iran ke Israel dan sebelum pembunuhan tokoh-tokoh penting seperti Ismail Haniyeh dan Hassan Nasrallah.

    Meski unik, “Pizza Index” menuai skeptisisme dari para analis militer. Mereka menegaskan bahwa intelijen sungguhan mengandalkan indikator nyata seperti pergerakan pasukan, citra satelit, dan briefing rahasia—bukan data pesanan makanan.

    Namun, di era digital, teori ini tetap menarik. Dengan alat seperti Google Maps yang bisa melacak kepadatan pengunjung toko secara real-time, data non-tradisional seperti pesanan pizza atau keramaian bar di sekitar Pentagon jadi bahan spekulasi baru.

    Misalnya, Pentagon Pizza Report juga memantau keramaian di bar populer bagi staf pertahanan. Saat serangan Israel ke Iran, bar tersebut dilaporkan sepi—diinterpretasikan sebagai tanda bahwa para pejabat Pentagon sibuk bekerja. Namun, pada malam rapat Dewan Keamanan Nasional AS, bar justru penuh sesak.

    Bernard Maiks, mantan pemilik lebih dari 40 gerai Domino’s Pizza di sekitar Pentagon, pernah mengatakan kepada The Times bahwa jurnalis sering melewatkan tanda-tanda konflik karena “mereka sudah tidur lelap” saat pengemudi pizzanya sibuk mengantarkan pesanan ke Departemen Pertahanan.

    Apakah “Pizza Index” sekadar anekdot lucu atau pertanda nyata akan datangnya perang? Jawabannya masih diperdebatkan. Namun di era perang berbasis algoritma dan pengawasan digital, bahkan sepotong pepperoni bisa jadi petunjuk penting bagi mereka yang tahu cara membaca sinyal-sinyal kecil di tengah hiruk-pikuk dunia maya.

  • Menkomdigi Tegaskan Ruang Siber jadi Medan Baru Pertahanan Nasional

    Menkomdigi Tegaskan Ruang Siber jadi Medan Baru Pertahanan Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menilai ruang siber yang menjadi medan tempur baru. Dia pun menyebut, kini ancaman terhadap kedaulatan bangsa tidak hanya datang dari darat, laut, dan udara saja.

    Oleh karena itu, Dalam kuliah umum di Lemhannas RI, Menkomdigi menyerukan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat ketahanan nasional di era digital.

    “Ruang siber adalah jantung pertahanan baru bangsa. Menjaganya berarti menjaga masa depan Indonesia,” tegas Meutya di hadapan peserta Program Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Angkatan XXV dan Pendidikan Penyiapan dan Pemantapan Pimpinan Nasional (P4N) Angkatan LXVIII di Jakarta dikutip dari keterangan resmi, Jumat (20/6/2025).

    Dia menjelaskan, salah satu tantangan utama dalam ruang digital adalah penyebaran hoaks dalam tiga bentuk, yakni misinformation (informasi salah tanpa niat jahat), disinformation (informasi palsu yang sengaja disebarkan), dan malformasi (informasi benar yang digunakan untuk menyudutkan atau mencelakai pihak lain).

    “Hoaks bukan sekadar gangguan informasi, tapi bisa merusak ideologi, memperkeruh politik, dan menghancurkan kohesi sosial,” imbuh Meutya.

    Dia pun menyoroti ancaman serius dari serangan siber seperti ransomware dan kebocoran data. Salah satu contoh konkret adalah peretasan terhadap Bank Syariah Indonesia (BSI) oleh kelompok Lock Bit 3.0 yang menuntut tebusan senilai US$20 juta dan mengganggu layanan 15 juta nasabah.

    Meutya juga menekankan bahwa infrastruktur strategis negara, termasuk militer dan lembaga pemerintahan, menjadi sasaran empuk serangan siber. Oleh karena itu, penguatan sistem keamanan digital adalah keharusan.

    Untuk menghadapi tantangan tersebut, pihaknya telah menerbitkan sejumlah regulasi strategis, seperti Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak (PP TUNAS), Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang revisi UU ITE, serta Perpres Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional.

    Kendati, dia mengatakan bahwa regulasi saja tidak cukup. Meutya mengajak para peserta P3N dan P4N untuk menjadi penggerak edukasi literasi digital di berbagai sektor pemerintahan. 

    “Masyarakat perlu dipahami bahwa internet bisa jadi manfaat, bisa juga mudarat. Di sinilah pentingnya penyuluhan yang konsisten,” ujarnya.

    Menutup sambutannya, Meutya mengajak semua pihak menjaga kedaulatan digital Indonesia dengan semangat kolaboratif. 

    “Mari kita jaga Indonesia, tidak hanya dari darat, laut, dan udara, tetapi juga dari ruang maya,” katanya.

  • Indonesia & Rusia Teken MoU Pengembangan 5G, IoT, hingga Keamanan Siber

    Indonesia & Rusia Teken MoU Pengembangan 5G, IoT, hingga Keamanan Siber

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia dan Rusia menekan nota kesepahaman (MoU) untuk bekerja sama dalam pengembangan jaringan 5G, Internet of Things (IoT), tata kelola spektrum frekuensi radio, penguatan keamanan siber, serta penyusunan kebijakan internet yang inklusif.

    Nota kesepahaman ini berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang secara otomatis, menciptakan fondasi jangka panjang untuk transformasi digital Indonesia yang inklusif, aman, dan berkelanjutan.

    Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Presiden Federasi Rusia Vladimir Putin menyaksikan langsung dimulainya implementasi kerja sama strategis digital antara Indonesia dan Rusia.

    Momen penting ini ditandai dengan prosesi pertukaran sejumlah dokumen kerja sama bilateral di Istana Konstantinovsky, St. Petersburg, yang mempertegas komitmen kedua negara dalam memperluas kolaborasi di sektor teknologi informasi dan komunikasi.

    Salah satu dokumen utama yang dipertukarkan adalah MoU antara Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia dan Kementerian Pengembangan Digital, Komunikasi, dan Media Massa Federasi Rusia, yang telah ditandatangani sebelumnya oleh pejabat tinggi dari masing-masing pihak.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menyatakan bahwa kerja sama ini tidak berhenti pada penandatanganan, tetapi segera masuk tahap pelaksanaan.

    “Indonesia dan Rusia sepakat membentuk Sub-Komite Khusus sebagai penggerak utama program digital bersama, termasuk pelatihan SDM, pertukaran teknologi, dan inisiatif konten media kolaboratif,” ujar Meutya dikutip, Jumat (20/6/2025).

    Meutya menilai Rusia sebagai mitra strategis karena keberhasilannya menghadirkan layanan internet cepat dan terjangkau bagi 92% penduduknya. Tarif broadband rumah di Rusia berkisar Rp95.000–Rp160.000 per bulan.

    “Sebuah pencapaian yang menjadi referensi penting bagi Indonesia dalam menjangkau wilayah 3T,” kata Meutya.

    Dokumen kerja sama ini merupakan satu dari empat nota penting yang dipertukarkan di hadapan kedua kepala negara, yang meliputi:

    1. Kerja sama pendidikan tinggi RI–Rusia,
    2. Kerja sama transportasi lintas negara,
    3. Kolaborasi Digital dan Media Massa

    4. Nota Kesepahaman investasi antara Badan Pengelola Investasi DANANTARA dan mitra Rusia.

    Seluruh pertukaran ini diperkuat oleh penandatanganan Deklarasi Kemitraan Strategis Indonesia–Rusia, yang menjadi tonggak penting arah baru hubungan bilateral kedua negara dalam menghadapi dinamika geopolitik dan ekonomi digital global.

    “Diplomasi digital Indonesia kini bergerak nyata. Kami ingin hasil konkret yang memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain aktif dalam lanskap digital dunia,” tegas Meutya Hafid.

  • 16 Miliar Password Apple hingga Google Bocor, Terbesar Sepanjang Sejarah

    16 Miliar Password Apple hingga Google Bocor, Terbesar Sepanjang Sejarah

    Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak 16 miliar kredensial login, termasuk password, terungkap dan beredar di internet. Investigasi yang dilakukan sejak awal tahun oleh tim peneliti Cybernews dan Forbes mengungkap bahwa data ini bukan sekadar daur ulang dari kebocoran lama, melainkan koleksi baru yang dihasilkan oleh berbagai malware infostealer yang semakin merajalela.

    Dilansir dari Forbes, Jumat (20/6/2025), kredensial yang bocor ini mencakup akun dari hampir semua layanan daring utama—mulai dari Apple, Google, Facebook, Telegram, GitHub, VPN, hingga layanan pemerintahan. 

    Malware Bytes melaporkan para peneliti menyebut kebocoran ini sebagai “peta biru eksploitasi massa” karena dapat menjadi dasar serangan phishing, pengambilalihan akun, pencurian identitas, hingga penipuan finansial berskala global.

    “Ini bukan hanya kebocoran – ini adalah cetak biru untuk eksploitasi massal. Ini bukan hanya pelanggaran lama yang didaur ulang, mereka memperingatkan, ini adalah kecerdasan yang segar dan dapat dipersenjatai dalam skala besar.” kata para peneliti dilansir dari Independent. 

    Data bocor ini ditemukan dalam 30 kumpulan database berbeda, masing-masing berisi puluhan juta hingga lebih dari 3,5 miliar kredensial. Hampir seluruh dataset ini belum pernah dilaporkan sebelumnya, kecuali satu database berisi 184 juta password yang sempat menjadi viral pada Mei lalu. 

    Seluruhnya diduga kuat berasal dari infostealer—malware yang secara diam-diam mencuri data login dari perangkat korban, lalu mengirimkannya ke pelaku kejahatan siber. 

    Infostealer merupakan jenis malware yang mencuri kredensial, dompet kripto, dan data lain dari perangkat yang terinfeksi.

    Malware ini menyerang baik sistem Windows maupun Mac, dan ketika dijalankan, akan mengumpulkan semua kredensial yang tersimpan di perangkat dan menyimpannya dalam sebuah “log”. 

    Log infostealer biasanya berupa arsip berisi banyak file teks yang memuat daftar kredensial dari browser, file, dan aplikasi lain, dengan format umum URL:username:password, meski delimiter bisa berbeda-beda.

    Masalah infostealer kini sangat meluas sehingga kredensial bocor menjadi salah satu cara paling umum bagi pelaku kejahatan siber untuk membobol jaringan.

    Banyak dari log ini kemudian diunggah ke pelaku kejahatan untuk serangan lanjutan atau dijual di pasar gelap siber. Bahkan, beberapa kompilasi besar kredensial ini dibagikan secara gratis di platform seperti Telegram, Pastebin, dan Discord untuk membangun reputasi atau sebagai teaser penawaran berbayar menurut laporan Bleeping Computer.

    Pakar keamanan menegaskan, kebocoran ini membuka peluang eksploitasi massal. Para penjahat siber kini memiliki akses ke miliaran kredensial yang bisa digunakan untuk pengambilalihan akun mulai dari media sosial, email, hingga perbankan dan korporasi.

    Kemudian, data juga berpotensi digunakan untuk pencurian data pribadi memungkinkan penipuan, aplikasi pinjaman, atau penyamaran. Terakhir, kredensial bisnis yang bocor membuka pintu bagi serangan ransomware atau penipuan transfer dana.

    Google segera mengimbau miliaran penggunanya untuk mengganti password dengan passkey yang lebih aman. FBI juga memperingatkan masyarakat agar tidak mengklik tautan mencurigakan di SMS atau email, mengingat maraknya penjualan password curian di dark web.

    Darren Guccione dari Keeper Security menekankan pentingnya penggunaan password manager, monitoring web, dan penerapan zero-trust model oleh organisasi untuk membatasi akses ke sistem sensitif. Pakar lain mengingatkan, keamanan siber bukan hanya isu teknis, tapi tanggung jawab bersama antara pengguna dan organisasi. 

    Langkah Perlindungan yang Disarankan

    Pakar keamanan merekomendasikan langkah-langkah berikut untuk melindungi diri dari dampak kebocoran ini:

    – Ganti password semua akun penting, gunakan kombinasi kuat dan unik.

    – Aktifkan multi-factor authentication (MFA) di semua layanan yang mendukung.

    – Gunakan password manager untuk menyimpan dan mengelola password.

    – Pantau aktivitas akun secara rutin untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan.

    – Segera beralih ke passkey jika tersedia.

    – Jangan pernah membagikan password dan waspadai tautan mencurigakan.

  • Google Tinggalkan Samsung, Produksi Chip Tensor Pixel 10 Beralih ke TSMC

    Google Tinggalkan Samsung, Produksi Chip Tensor Pixel 10 Beralih ke TSMC

    Bisnis.com, JAKARTA — Google telah membuat keputusan besar dengan memindahkan produksi chip Tensor generasi kelima (G5) hingga G9 dari Samsung Foundry ke TSMC, raksasa manufaktur chip asal Taiwan.

    Tensor G5 adalah chipset terbaru yang akan digunakan pada smartphone Google Pixel 10. Chipset ini memiliki nama kode “Laguna” dan diproduksi oleh TSMC menggunakan proses 3nm (N3E). Tensor G5 menjanjikan peningkatan performa, efisiensi daya, dan kemampuan pemrosesan AI dibandingkan dengan generasi sebelumnya. 

    Chip Tensor G5 ini akan debut bersama Pixel 10 yang dirilis tahun ini, dan langkah ini akan berlanjut hingga Pixel 14.

    Mengutip GSMArena dan Android Authority, Jumat (20/6/2025) keputusan ini mengejutkan para eksekutif Samsung, yang kini tengah menggelar pertemuan internal untuk mencari tahu penyebab hilangnya kontrak strategis tersebut dan merumuskan langkah pemulihan ke depan.

    “Kehilangan Google adalah kasus yang menunjukkan masalah kompleks Samsung  sekaligus. Saya mengerti bahwa ada banyak diskusi dan kekhawatiran yang terjadi secara internal juga,” kata sumber di industri,

    Perpindahan ini bukan tanpa alasan. Selama empat generasi sebelumnya (Tensor G1 hingga G4), Samsung menjadi mitra eksklusif Google untuk fabrikasi chip Tensor di lini Pixel 6 hingga Pixel 9. Namun, sejumlah masalah teknis dan bisnis menjadi pemicu utama perubahan arah ini.

    Tingkat keberhasilan produksi chip 3nm Samsung disebut hanya sekitar 50%, jauh di bawah TSMC yang mencapai 90%. Rendahnya yield ini membuat biaya produksi lebih tinggi dan efisiensi chip menjadi kurang optimal.

    Selain itu chip Samsung juga disebut mudah panas dan boros daya, sehingga banyak pengguna Pixel mengeluhkan performa dan daya tahan baterai. TSMC dinilai mampu menghadirkan chip yang lebih dingin dan efisien.

    Masalah lain adalah, Google menginginkan desain chip yang lebih kustom dan fitur yang lebih beragam, sementara sumber daya desain semikonduktor Samsung dinilai belum mampu memenuhi kebutuhan tersebut.

    Kehilangan Google sebagai klien utama menjadi pukulan telak bagi Samsung Foundry. Selain Exynos, Google adalah pelanggan besar terakhir yang masih mengandalkan Samsung untuk chip smartphone kelas atas. Sebelumnya, Apple, AMD, Qualcomm, dan Nvidia juga telah beralih ke TSMC demi kualitas dan efisiensi lebih baik.

    Samsung kini tengah melakukan evaluasi besar-besaran, termasuk kemungkinan memisahkan divisi foundry menjadi entitas terpisah dan memperkuat pengembangan chip untuk otomotif dan robotik menurut laporan SamMobile. Namun, Samsung masih punya harapan dengan chip Exynos 2600 berbasis teknologi 2nm Gate All Around (GAA) yang akan debut di Galaxy S26 tahun depan. Jika berhasil, chip ini bisa menjadi showcase kebangkitan Samsung di industri foundry.

    Pixel 10 akan menjadi ponsel pertama yang menggunakan Tensor G5 buatan TSMC dengan fabrikasi 3nm. Selain itu, Google juga dikabarkan mengganti modem dari Samsung ke MediaTek T900, dan GPU akan dipasok oleh Imagination Technologies. Tensor G5 sendiri akan fokus pada efisiensi daya, sementara lonjakan performa baru akan hadir di Tensor G6.

  • Komdigi Minta Lenovo, Nike, hingga Philip untuk Segera Daftar PSE

    Komdigi Minta Lenovo, Nike, hingga Philip untuk Segera Daftar PSE

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) terus memperkuat upaya pengawasan terhadap Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat, dengan memberikan peringatan kepada 7 PSE seperti Nike, Philips, Microsoft, hingga Lenovo. Mereka diminta untuk segera mendaftar PSE.

    Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital, Alexander Sabar, menyampaikan bahwa hingga 17 Juni 2025 terdapat tujuh PSE yang belum memberikan respons memadai maupun menunjukkan langkah konkret dalam memenuhi kewajiban pendaftaran sesuai ketentuan yang berlaku.

    “Sebagai langkah konkret tindak lanjut, Kementerian Komdigi telah menyampaikan surat peringatan kepada tujuh PSE yang belum memenuhi kewajiban pendaftaran sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2020,” tutur Alexander.

    Menurut Alexander, peringatan yang disampaikan merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam menciptakan tata kelola sistem elektronik yang tertib serta melindungi hak dan kepentingan masyarakat sebagai pengguna layanan digital.

    Berikut daftar PSE Lingkup Privat yang telah menerima surat peringatan:

    philips.com (PT Philips Indonesia Commercial)
    bathandbodyworks.co.id (PT. DUNIA LUXINDO)
    ebay.com dan aplikasi eBay (ebay, Inc.)
    nike.com dan aplikasi Nike (Nike, Inc.)
    xbox.com dan aplikasi Xbox (Microsoft Corporation)
    klm.com dan aplikasi KLM (KLM Royal Dutch Airlines)
    lenovo.com dan aplikasi Lenovo (PT. Lenovo Indonesia)
    “Komdigi mengimbau seluruh PSE Lingkup Privat untuk segera merespons surat peringatan yang telah disampaikan,” tuturnya.

    Alexander juga menegaskan bahwa apabila hingga batas waktu yang ditentukan para PSE tersebut masih belum menunjukkan komitmen dalam memenuhi kewajiban pendaftaran, Kementerian Komdigi akan mengambil langkah tegas termasuk pemutusan akses atau pemblokiran layanan, sebagaimana diatur dalam Pasal 7 Peraturan Menteri Kominfo Nomor 5 Tahun 2020.

    Alexander juga menyampaikan bahwa Kementerian Komdigi membuka ruang klarifikasi bagi PSE yang menghadapi kendala teknis atau hambatan lainnya dalam proses pendaftaran.

    “Seluruh PSE wajib mematuhi ketentuan yang berlaku demi terciptanya tata kelola sistem elektronik yang tertib dan bertanggung jawab di Indonesia,” tandasnya.

  • Diklaim sebagai Metahuman AI Pertama Indonesia, Nirmala Sasar Perbankan

    Diklaim sebagai Metahuman AI Pertama Indonesia, Nirmala Sasar Perbankan

    Bisnis.com, JAKARTA — Ruang Waktu, creative tech yang berfokus pada kecerdasan buatan (AI), menyiapkan solusi metahuman AI bernama Nirmala yang dapat membantu perusahaan memberikan pengalaman baru kepada pelanggan korporasi saat berinteraksi. 

    Dua dari empat perbankan milik negara (Himbara) dikabarkan tengah melakukan pembicaraan untuk adopsi Nirmala, guna membantu layanan pelanggan atau customer service (CS).

    Ruang Waktu mengeklaim bahwa Nirmala sebagai metahuman pertama di Indonesia, bahkan Asia Tenggara, yang dapat berinteraksi secara real time dengan manusia. Nirmala sepenuhnya digerakan secara otonom tanpa kendali manusia di balik layar. 

    Nirmala sebelumnya telah melakukan lebih dari lima sesi live di TikTok dan YouTube, yang mana telah teruji dapat membaca dan merespons komentar secara langsung dari publik, tanpa naskah, dan tanpa operator.

    Bisnis sempat melihat langsung bagaimana Nirmala berinteraksi dengan pengguna. Nirmala dapat memberi jawaban secara lugas. Untuk beberapa hal yang tidak diketahui, Nirmala akan memberi tanggapan dengan mengucapkan permintaan maaf terlebih dahulu.

    Sementara itu untuk jawaban yang mereka pahami, Nirmala dapat memberi menjelaskan layaknya manusia, lengkap dengan mimik dan ekspresi seperti tertawa, menganggukan kepala, geleng-geleng, dan lain sebagainya.

    Ada beberapa hal yang perlu disempurnakan dari Nirmala. Waktu jawab atau latensi atas pertanyaan yang diberikan masih ada sedikit jeda waktu. Nirmala juga harus ‘disuapin’ lebih banyak data lagi agar makin sempurna dalam memberikan jawaban. 

    Mengenai jeda waktu dan latensi, Co-Founder Ruang Waktu Seto Hendrianto mengatakan perusahaan terus berusaha untuk menekan angka latensi sehingga jawaban yang diberikan lebih cepat. Seto juga meyakini kondisi dan situasi di sebuah ruangan turun mempengaruhi latensi.

    Co-Founder Ruang Waktu Seto Hendrianto

    Soal jawaban yang lebih bervariasi dan lugas, Ruang Waktu dapat kembangkan sesuai kebutuhan pelanggan korporasi. Seto menekankan Nirmala dapat menjadi apa pun.  

    Seto juga mengatakan Nirmala siap untuk mendukung kebutuhan berbagai industri. Belum lama, Ruang Waktu telah mendemokan Nirmala di 2 perbankan besar milik negara. Seto masih merahasiakan dua perbankan tersebut. Selain perbankan, Nirmala juga berpotensi dimanfaatkan oleh sektor lain, salah satunya ritel. 

    “Kami sempat demo-kan di 2 perbankan negara. Potensi besar juga ada di retail, terutama untuk UMKM dan toko-toko lokal,” kata Seto kepada Bisnis, Kamis (19/6/2025)

    Dia mengatakan bahwa Metahuman Nirmala berbeda dengan chatbot. Nirmala dapat menjawab berbagai jawaban yang ditanyakan. Ini merupakan kelebihan sekaligus tantangan. Ruang Waktu terus mematangkan agar ke depan jawaban yang diberikan Nirmala sesuai konteks pertanyaannya. 

    Ruang Waktu memegang prinsip bahwa teknologi harus bisa diakses semua orang. Mereka ingin Nirmala ke depan dapat diakses lewat smartphone, dengan personalisasi yang membuat pengguna lebih terhubung secara emosional dengan AI.

    Seto menekankan pentingnya edukasi agar masyarakat tidak sekadar menjadi pengguna pasif AI, tapi tetap mengasah critical thinking dan problem solving. 

    “AI seharusnya menjadi alat bantu, bukan membuat manusia jadi bergantung dan kehilangan daya pikir,” ujarnya.

    Roadmap Pengembangan Nirmala

    Untuk Nirmala, Ruang Waktu melakukan pengembangan pada berbagai infrastruktur krusial. Visual real-time Nirmala dibangun menggunakan Unreal Engine, yang memungkinkan tampilan metahuman yang realistis.

    Sementara itu, percakapan yang alami dan dinamis dihasilkan melalui integrasi dengan Large Language Model (LLM). Kombinasi teknologi ini memungkinkan Nirmala tampil sebagai pribadi AI yang responsif dan hidup.

    Untuk mengoptimalkan performa jaringan, Ruang Waktu mengembangkan AI routing pipeline serta latency optimizer, yang memungkinkan Nirmala merespons secara cepat dan instan. Guna menjaga konsistensi karakter dan gaya komunikasi Nirmala dalam jangka panjang, tim Ruang Waktu menerapkan sistem persona memory yang memastikan sifat, nada bicara, dan kepribadiannya tetap terjaga di setiap interaksi dan segala kondisi.

    Sepanjang 2025, Ruang Waktu akan mengembangkan Project Nirmala agar dapat segera hadir di multi-platform. Selain itu, berfokus pada pengembangan sisi otonominya, sehingga nantinya Nirmala dapat mengambil keputusan secara mandiri.

    Pada tahun 2026, Ruang Waktu akan fokus mengembangkan kekayaan intelektual (IP) sekaligus berkontribusi pada masyarakat dengan memberikan multi access yang memungkinkan teknologi ini dapat diakses oleh masyarakat umum. 

    “Project Nirmala hanyalah permulaan dari revolusi ini. Dalam 2-3 tahun ke depan, kami berambisi untuk terus mengembangkan teknologi yang sepenuhnya otonom dan robotik. Harapannya, dapat membawa manfaat lebih bagi industri dan masyarakat secara luas,” tambahnya.

    Salah satu contoh implementasi nyata dari Project Nirmala adalah kolaborasi yang akan dilakukan bersama Cosmic Clothes Bandung pada 18 Juni ini.

    Kolaborasi ini sekaligus ajang tes live selling pertama kali yang akan dilakukan oleh Nirmala, yang mana akan beraksi layaknya seorang host dalam sebuah live streaming untuk berjualan dan berinteraksi dengan para pengunjung online. 

  • Pengusaha Kabel Laut Hadapi Kendala Teknis, Pelaporan KKPRL Terhambat

    Pengusaha Kabel Laut Hadapi Kendala Teknis, Pelaporan KKPRL Terhambat

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Sistem Komunikasi Kabel Laut Seluruh Indonesia (ASKALSI) merespons teguran dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang mengancam akan mencabut izin berusaha pengelola ruang laut jika tidak segera menyampaikan laporan tahunan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL).

    Sekretaris Jenderal ASKALSI, Resi Y. Bramani, menyatakan pihaknya mengapresiasi peringatan yang disampaikan oleh pemerintah dalam hal ini KKP, dan mengaku telah melakukan koordinasi internal dengan seluruh anggota asosiasi terkait hal tersebut.

    “KKP dan ASKALSI merupakan mitra strategis untuk bisa saling mendukung peran masing-masing, yang ujungnya bertujuan mewujudkan infrastruktur telekomunikasi nasional yang andal,” kata Resi saat dihubungi Bisnis, pada Kamis (19/6/2025).

    Resi menegaskan, pada prinsipnya ASKALSI senantiasa berkomitmen untuk memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan laporan yang diterima dari para anggota, sebenarnya sudah ada anggota yang melaporkan kewajiban tersebut, meski dengan berbagai metode.

    “Ada yang secara manual/kirim langsung [ada tanda terimanya], juga ada via kirim email. Namun sekarang kan pengiriman melalui sistem informasi berupa E-SEA. Yang kami lihat di situ ada miskomunikasi,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, Resi mengungkapkan sejumlah kendala lain yang dihadapi anggota ASKALSI dalam pelaporan, antara lain terkait kesiapan data dan sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, masih ada anggota yang belum familiar dengan pelaporan PKKPRL, khususnya terkait penyajian data yang relevan.

    Meski begitu, pihaknya terus mendorong agar setiap anggota menaati ketentuan yang berlaku. 

    Dia juga menekankan sinergi antara KKP dan kementerian/lembaga lain selama ini sudah berjalan baik dalam penataan kabel laut nasional.

    Pihaknya juga melihat KKP terbuka untuk setiap usulan mengenai kebijakan di laut seperti kebijakan mengenai rute/pemanfaatan ruang di laut. Selain itu, menurutnya KKP selalu mendukung untuk proyek-proyek yang diselenggarakan oleh Kementerian/Lembaga, semisal mendukung proyek Palapa Ring Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi). 

    “Tidak hanya dengan Komdigi, ada dengan ESDM proyek pipa/sumur migas, Kemenhub untuk proyek pelabuhan,” imbuhnya.

    Sebelumnya diberitakan, KKP memperingatkan akan mencabut izin berusaha bagi pemegang KKPRL yang tidak menyampaikan laporan tahunan. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP, Pung Nugroho Saksono, mengatakan dari 50 KKPRL untuk kegiatan penggelaran sistem kabel telekomunikasi bawah laut (SKKL) yang diterbitkan, sebanyak 27 di antaranya belum atau terlambat menyerahkan laporan.

    “SP 1, SP 2, SP 3. Kalau ketiga dia tetap nggak lakukan, bisa dicabut lagi tuh. Ngurus lagi dari awal lagi dia. Repot dia. Jadi kalau dicabut, mereka akan ngurus dari awal lagi,” tegas Pung saat ditemui di Kantor KKP, Rabu (18/6/2025).

    Meski demikian, Pung optimistis bahwa para pemegang KKPRL akan segera memenuhi kewajiban pelaporan tersebut.

    “Saya rasa dengan peringatan kedua mereka sudah agak gerah-gerah dikit lah. Ketiga pasti mereka akan segera melakukan itu,” ujarnya.

  • Peringatan KKP soal Sistem Kabel Laut, Ini Respons Moratelindo

    Peringatan KKP soal Sistem Kabel Laut, Ini Respons Moratelindo

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Mora Telematika Indonesia Tbk (Moratelindo) kini tengah fokus menyusun laporan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL). 

    Langkah ini diambil setelah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melayangkan Surat Peringatan (SP) pertama kepada sejumlah pemegang izin lokasi perairan yang belum atau terlambat menyampaikan laporan tahunan terkait sistem komunikasi kabel laut (SKKL).

    CEO Moratelindo, Jimmy Kadir, menegaskan bahwa penyusunan laporan Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (PKKPRL) merupakan kewajiban yang tak bisa diabaikan oleh pemegang izin lokasi perairan. 

    “Kami sedang dalam penyusunan laporan PKKPRL, ini menjadi kewajiban bagi pemegang izin lokasi perairan yang tidak bisa diabaikan,” kata Jimmy kepada Bisnis, Rabu (19/6/2025).

    Jimmy menambahkan, Moratelindo mendapat waktu 30 hari untuk menyelesaikan laporan PKKPRL tersebut. Secara fundamental, ia mengklaim kinerja perusahaan sangat baik sepanjang 2024. 

    Hal ini didukung oleh pengembangan infrastruktur jaringan kabel serat optik (FO) yang strategis dan andal, termasuk SKKL yang berperan penting dalam konektivitas nasional dan internasional.

    Saat ini, Moratelindo tengah mengembangkan proyek SKKL rute Bali–Lombok (Mandalika) untuk meningkatkan konektivitas di kawasan timur Indonesia. Selain itu, ada juga proyek SKKL Batam–Singapura (Rising 8) yang akan menghadirkan kapasitas bandwidth internasional hingga 20 terabit per detik (Tbps).

    Chief Strategic Business Officer Moratelindo, Resi Y. Bramani, menargetkan proyek Rising 8 siap beroperasi pada 2025. 

    “Target kami pada 2025 ini proyek SKKL Rising 8 sudah bisa RFS [Ready For Service], serta pembangunan Data Center [sekaligus CLS] kami di Batam untuk penambahan ataupun upgrade perangkat backbone guna meningkatkan kapasitas bandwidth,” ujar Resi.

    Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan Bidang Hubungan Masyarakat dan Komunikasi Publik, Doni Ismanto Darwin, mengungkapkan KKP telah mengirimkan SP pertama kepada 27 perusahaan yang belum atau terlambat menyerahkan laporan tahunan KKPRL. 

    Peringatan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 28/2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang Laut, yang mewajibkan pelaporan tahunan tidak melewati tanggal terbit dokumen KKPRL.

    “Surat sudah dikirim. Batas SP1 terhitung 30 hari sejak diterima,” jelas Doni.

    Doni juga menambahkan bahwa beberapa perusahaan telah menjalin komunikasi dan koordinasi dengan KKP setelah daftar perusahaan yang terlambat diumumkan ke publik, namun ia belum dapat merinci nama-nama perusahaan tersebut.

    Sesuai Permen KP No. 31/2021, pemegang dokumen KKPRL yang terlambat atau tidak menyerahkan laporan tahunan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp5 juta per hari. 

    Adapun dari 50 KKPRL yang diterbitkan untuk kegiatan penggelaran SKKL, 27 di antaranya tercatat belum atau terlambat menyampaikan laporan tahunan. Selain Moratelindo, daftar ini juga mencakup PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan PT XL Axiata Tbk.

  • Indonesia Negara Paling Antusias Terhadap AI

    Indonesia Negara Paling Antusias Terhadap AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Laporan terbaru Ipsos mengungkapkan masyarakat merasa antusias sekaligus khawatir terhadap penggunaan rutin kecerdasan buatan (AI). 

    Studi Ipsos ini melibatkan lebih dari 23.000 responden dewasa di 30 negara, termasuk Indonesia. Laporan ini secara menarik mengungkap dinamika antara antusiasme dan kekhawatiran masyarakat global terhadap penggunaan AI dalam kehidupan sehari hari.

    Adapun, temuan tersebut mengungkapkan beberapa poin, antara lain:

    Pemahaman terhadap AI Unggul di Asia Pasifik 

    Terkait hal pemahaman yang baik tentang AI, Indonesia menempati posisi teratas dengan 91% responden merasa memahami AI, diikuti oleh Thailand (79%), Singapura (74%), Malaysia (70%), dan Jepang (41%). Angka ini dipandang menunjukkan optimisme dan peningkatan pemahaman masyarakat terhadap AI.

    Antusiasme AI Memuncak di Asia 

    Indonesia memimpin daftar negara dengan tingkat antusiasme tertinggi terhadap produk dan layanan berbasis AI yakni 80%, disusul Thailand (79%), dan Malaysia (77%). Angka ini melampaui Singapura (67%) dan Jepang (46%), menunjukkan penerimaan yang kuat di wilayah ini.

    Kepercayaan Tinggi pada Perusahaan dalam Menjaga Keamanan Data 

    Optimisme terhadap perusahaan yang menggunakan AI semakin kuat. Bahkan, sebanyak 72% masyarakat Indonesia percaya jika perusahaan akan menjaga keamanan data mereka, diikuti oleh Thailand (70%), Singapura (64%), Malaysia (62%), dan Jepang (31%).

    Tingkat Kepercayaan Tinggi pada Regulasi Pemerintah 

    Mayoritas masyarakat di Singapura (81%), Indonesia (76%), Malaysia (73%), dan Thailand (70%) sangat percaya bahwa pemerintah akan mengatur penggunaan AI secara bertanggung jawab.

    Angka ini secara signifikan lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 54%, mengindikasikan harapan besar terhadap peran pemerintah dalam menjaga ekosistem AI. Sementara itu, hanya 32% masyarakat Jepang yang memiliki kepercayaan.

    Penggunaan AI dalam Periklanan Mendapat Kepercayaan Tinggi 

    Banyak masyarakat mulai mempercayai brand dan perusahaan yang menggunakan AI dalam membuat gambar atau video untuk keperluan iklan.

    Masyarakat Indonesia menjadi yang tertinggi dalam mempercayai penggunaan AI untuk periklanan, diikuti oleh Thailand (72%), Malaysia (50%), Singapura (39%), dan Jepang (21%). Ini membuktikan kemampuan AI dalam bidang periklanan.

    AI sebagai Pengubah Masa Depan 

    Sebanyak 84% responden Indonesia meyakini AI akan secara signifikan mengubah kehidupan sehari-hari dalam 3–5 tahun ke depan.

    Keyakinan serupa juga terlihat di Thailand (82%) dan Malaysia (80%), menandakan kesiapan masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan teknologi yang masif.

    Dinamika AI dalam Dunia Kerja: Kolaborasi, Bukan Penggantian Total 

    Meskipun terdapat 19% warga Indonesia sangat percaya jika AI akan menggantikan pekerjaan mereka dalam 5 tahun ke depan, tetapi studi ini juga mencatat 58% masyarakat global yakin AI tidak akan mengambil alih pekerjaan mereka dalam kurun waktu yang sama.

    Hal ini menyoroti harapan akan kolaborasi harmonis antara manusia dan teknologi, bukan penggantian total. Walaupun ada kekhawatiran, beberapa masyarakat tetap optimis peningkatan penggunaan AI akan membawa dampak positif pada pekerjaan mereka dalam 3-5 tahun mendatang.

    Dari hasil survei, 62% masyarakat Indonesia percaya AI membawa efek positif, disusul Thailand 60%, Malaysia 54%, Singapura 49%, dan Jepang  20%.