Category: Bisnis.com Tekno

  • Telkom (TLKM) Evaluasi Anak Usaha Secara Komprehensif di Tengah Langkah Perampingan

    Telkom (TLKM) Evaluasi Anak Usaha Secara Komprehensif di Tengah Langkah Perampingan

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) tengah melakukan evaluasi secara komprehensif sebelum memutuskan untuk merampingkan atau menutup anak usaha.

    VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan sejalan dengan kebijakan Danantara, TelkomGroup saat ini sedang mengevaluasi anak dan cucu perusahaan secara komprehensif.

    Andri belum dapat memberitahu kriteria anak usaha yang bernilai bagi perusahaan, tetapi dipastikan bahwa proses evaluasi yang mengedepankan prinsip kehati-hatian dan tata kelola perusahaan yang baik sehingga membuat Telkom menjadi lebih ramping dan lincah.

    “Melalui strategi streamlining tersebut, organisasi TelkomGroup diharapkan lebih ramping, lincah, dan menguntungkan pada masa depan,” kata Andri kepada Bisnis, Kamis (3/7/2025).

    Dilansir dari lama resmi, Telkom saat ini memiliki 12 anak perusahaan yang dimiliki langsung oleh Telkom. Pendapatan dari anak usaha tersebut terkonsolidasi dengan perusahaan. 

    Adapun anak perusahaan tersebut antara lain: PT Metra-Net, PT Pins Indonesia, PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma), PT Telkom Satelit Indonesia (Telkomsat), PT Infrastruktur Telekomunikasi Indonesia (TelkomInfra), PT Telekomunikasi Indonesia Internasional dan PT Multimedia Nusantara (Telkometra). 

    Kemudian, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (Mitratel), PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Telkom Akses, dan PT Graha Sarana Duta (Telkom Property). 

    Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Dian Siswarini mengatakan perusahaan tengah memantau dan melakukan evaluasi terhadap anak dan cucu perusahaan. Salah satu yang menjadi poin evaluasi adalah kontribusi yang diberikan anak dan cucu perusahaan kepada perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut, di tengah kondisi penurunan kinerja.

    Langkah ini dilakukan sesuai arahan Danantara agar Telkom dapat bergerak lebih ramping dan lincah menghadapi persaingan industri telekomunikasi yang makin menantang.

    “[Anak dan cucu perusahaan] yang tidak memberikan value kepada kami, tentu akan mulai di-swept,” kata Dian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI.

    Dian menambahkan selain menutup, perusahaan juga membuka opsi untuk menggabung anak dan cucu perusahaan Telkom, dengan anak perusahaan BUMN lain. Dengan hadirnya Danantara, proses tersebut dapat terjadi. 

    Sebagai contoh, kata Dian, anak perusahaan properti di satu perusahaan BUMN, sekarang bisa digabung dengan anak perusahaan properti lain. Hal tersebut juga berlaku untuk anak dan cucu usaha Telkom. 

    “Untuk streamlining (perampingan), sekarang Pak Seno (Direktur Strategic Portfolio Telkom) yang akan melakukan reviewnya. Memang ke depannya agar Telkom ini bisa menjadi lebih ramping dan juga lebih lincah, dan lebih menguntungkan,” kata Dian.

  • APJII Tegaskan Pemerataan Internet 100 Mbps Butuh Waktu dan Peta Jalan

    APJII Tegaskan Pemerataan Internet 100 Mbps Butuh Waktu dan Peta Jalan

    Bisnis.com, JAKARTA— Target pemerataan akses internet berkecepatan tinggi 100 Mbps di Indonesia dinilai sulit diwujudkan dalam waktu dekat. Butuh peta jalan dan jalan yang berkelanjutan. 

    Ketua Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arif menilai bahwa fokus utama seharusnya bukan sekadar pada pencapaian angka kecepatan internet seperti 100 Mbps, 200 Mbps, atau bahkan 1 Gbps. 

    Menurutnya, yang lebih penting adalah upaya bertahap untuk meningkatkan kualitas internet secara keseluruhan di Indonesia.

    “Enggak begitu, ada step-stepnya. Banyak yang perlu dipersiapkan menuju ke arah angka-angka tersebut. Yang bukan hanya dari sisi industri aja, tapi regulasinya, lain-lainnya juga perlu dipersiapkan,” kata Arif dalam Focus Group Discussion (FGD) Penataan Kesehatan Industri dan Konektivitas Telekomunikasi yang digelar Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) secara daring pada Kamis  (3/7/2025).

    Arif menekankan pentingnya memiliki roadmap yang jelas dalam pengembangan kualitas internet nasional. 

    Menurutnya anpa roadmap yang jelas dan dukungan lintas sektor, cita-cita menghadirkan internet berkecepatan tinggi hanya akan menjadi wacana.  Menurutnya, 100 Mbps harus dijadikan tujuan bersama, bukan kebijakan instan. 

    “Jadi menurut saya 100 Mbps ini jangan langsung jadi kebijakan, tapi jadi sebuah tujuan bahwa ke depan kita sama-sama bareng merapikan industri, regulasi, agar kualitas internet Indonesia lebih baik lagi,” kata Arif.

    Senada dengan APJII, Direktur Eksekutif Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Marwan O. Baasir menilai pencapaian internet cepat 100 Mbps sangat tergantung pada skema bisnis yang berkelanjutan dan terjangkau oleh masyarakat.

    “Kuncinya tuh bisnis model. Bisnis modelnya mau kayak apa? Kalau kita, misalnya membangun kota jadi cantik, tapi cost per giga atau harga ke masyarakat naik. Apa itu mau? Itu juga harus kita pertimbangkan,” ujarnya.

    Dia menambahkan bahwa efisiensi biaya menjadi faktor kunci agar harga layanan tetap terjangkau.  Menurut Marwan, keinginan masyarakat akan layanan internet yang bagus dan murah adalah dilema yang tidak mudah dipenuhi.

    Dia juga menyoroti pentingnya regulasi dan demand pasar dalam menentukan arah pembangunan infrastruktur.

    “Kita mau tata kelola, bukan nggak dukung tata kelola, kita ingin tata kelola ini baik. Fiber optik di kota bagus, 100 Mbps bisa kita capai, kapannya itu yang kunci tergantung hitung-hitungannya, ini bisnis modelnya masuk nggak di masyarakat,” lanjut Marwan.

    Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa kondisi Indonesia yang sangat beragam memerlukan pendekatan berbeda-beda. 

    “Kita bisa ukur nih dengan kategori pengukuran yang berbeda-beda. Sesuai demand, ini Indonesia. Indonesia masih berada di kategori yang berbeda. Jadi kita nggak usah memaksakan sesuatu yang kita nggak bisa capai, kalau cost per GB-nya ternyata nggak bisa dimakan nanti,” ucapnya.

    Butuh Dukungan Regulasi

    Sementara itu, Ketua Asosiasi Penyelenggara Jaringan Telekomunikasi (APJATEL) Jerry Mangasas Swandy menyoroti hambatan regulasi sebagai tantangan utama dalam percepatan pembangunan infrastruktur jaringan. Dia menyebut  beberapa aturan belum sepenuhnya mendukung upaya ini.

    Dia juga menyinggung belum adanya aturan teknis dari PP 46 Tahun 2021, yang menyebabkan keterbatasan penggunaan APBD untuk pembangunan infrastruktur TIK.

    “Sehingga akhirnya, bagian fiskal di Kementerian Dalam Negeri itu ada item di APBD. Bagian infrastruktur itu nggak bisa dipakai di APBD. Karena takutnya ada KPK, penyalahgunaan keuangan daerah, dsb,” jelasnya.

    Menurut Jerry, perlu ada strategi dan diskresi pemerintah agar infrastruktur jaringan bisa dibangun secara bertahap dan berkelanjutan. Dia  juga menekankan pentingnya koordinasi lintas kementerian dan kejelasan kewenangan di daerah.

    “Otorisasi jalan itu sesuai dengan Permen PUPR nomor 20 tahun 2010, dengan Undang-Undang nomor 2 tahun 2022, itu ada di PUPR. Iya kan? Tapi diskominfonya terlalu kuat. Jadi ini ada salah satu, mungkin harus kita bahas nih beberapa daerah yang memang harus ada juknisnya yang terarah,” ucap Jerry.

  • 9.000 Karyawan Microsoft di Seluruh Dunia Terkena PHK, Jumlah Manajer Dikurangi

    9.000 Karyawan Microsoft di Seluruh Dunia Terkena PHK, Jumlah Manajer Dikurangi

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi kenamaan asal Amerika Serikat (AS), Microsoft memberhentikan sekitar 9.000 orang dari tenaga kerjanya pada Rabu (02/07/25).

    Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) ini disebabkan oleh upaya Microsoft dalam mengendalikan biaya di tengah investasi besar-besaran mereka dalam infrastruktur kecerdasan buatan (AI).

    Putaran PHK terbaru ini akan mencakup fokus pengurangan jumlah manajer antara eksekutif puncak dan kontributor individu.

    “Kami terus menerapkan perubahan organisasi yang diperlukan untuk menempatkan perusahaan dan tim pada posisi terbaik untuk meraih kesuksesan pasar yang dinamis” Kata seorang juru bicara Microsoft melalui email, dikutip dari crn.com. 

    Perusahaan pembuat Windows itu telah menjanjikan belanja modal sebesar US$80 miliar atau sekitar Rp1,3 triliun (kurs saat ini) pada tahun ini.

    Namun, biaya untuk meningkatkan infrastruktur AI yang melonjak menjadi kendala sehingga membebani marginnya, dengan margin cloud pada kuartal juni yang diperkirakan menyusut dari tahun lalu.

    Kepala Keuangan Microsoft, Amy Hood dilansir CBS News mengatakan, bahwa pemutusan hubungan kerja yang sebelumnya sempat dilakukan juga pada Mei dan Juni lalu dimaksudkan untuk meratakan organisasi “dengan mengurangi lapisan dengan jumlah manajer yang lebih sedikit”.

    Dilansir Reuters, dalam laporan terpisah, divisi King milik Microsoft yang berkantor pusat di Barcelona, yang membuat seri game Candy Crush juga melakukan PHK terhadap 10% dari jumlah stafnya atau sekitar 200 pekerjaan. 

    Pada intinya, divisi game Microsoft memang terdampak PHK meski bukan mayoritas unitnya, dan pihak mereka tidak memberikan rincian lebih lanjut.

    Gelombang PHK pun ternyata juga diumumkan oleh sejumlah perusahaan pesaing, yang juga berinvestasi besar dalam AI.

    Meta, selaku induk perusahaan Facebook memangkas sekitar 5% jumlah pekerja pada awal tahun, sementara itu, Google juga sudah memberhentikan ratusan karyawan tahun lalu.

    Perusahaan milik Jeff Bezos, Amazon juga telah memangkas jumlah karyawan di degmen bisnisnya, termasuk di divisi buku. Padahal, Amazon sebelumnya juga telah memberhentikan karyawan di unit perangkat dan layanan, serta staf komunikasi.

    Meskipun belum diketahui apakah di masa mendatang gelombang PHK akan terus berlangsung, tetapi faktanya, pada bulan Maret lalu, Microsoft telah melaporkan laba bersih hampir sebesar US$26 Miliar atau sekitar Rp422 triliun (kurs: Rp16.000), serta pendapatan lebih dari US$70 miliar atau sekitar Rp1,1 triliun (kur: Rp16.000).

    Laba dan pendapatan pada Maret tersebut menjadikan Microsoft sebagai perusahaan paling menguntungkan, menurut FactSet. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Okupansi Data Center NeutraDC (Telkom) Tembus 90%, Kapasitas Ditambah jadi 80 MW

    Okupansi Data Center NeutraDC (Telkom) Tembus 90%, Kapasitas Ditambah jadi 80 MW

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang pusat data (data center), mencatatkan tingkat okupansi mendekati 90% untuk seluruh fasilitas yang saat ini dikelolanya. 

    CEO NeutraDC, Andreuw Th.A.F, mengatakan pihaknya menargetkan akan ada penambahan kapasitas operasional melalui pengembangan fasilitas baru hingga akhir tahun 2025.  Dengan tambahan tersebut, total kapasitas yang siap beroperasi diproyeksikan mencapai 80 megawatt (MW).

    “Hingga akhir 2025, kami memproyeksikan akan ada tambahan kapasitas operasional dari pengembangan fasilitas Data Center NeutraDC. Dengan demikian, kapasitas total yang akan beroperasi menjadi 80MW,” kata Andreuw kepada Bisnis pada Kamis (3/7/2025). 

    Andreuw menyoroti sebagian besar data center lokal di Indonesia masih berada dalam fase parsial atau belum terutilisasi secara maksimal. Menurutnya untuk mencapai utilisasi penuh dalam jangka pendek tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh penyedia layanan. 

    Namun dia memastikan NeutraDC tetap mampu menjaga performa yang kompetitif. Tingkat kekosongan (vacancy rate) perusahaan pun tercatat relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata industri.

    “NeutraDC masih mampu bersaing secara sehat di pasar dengan vacancy rate yang relatif lebih rendah, di bawah 30%,” kata Andreuw. 

    Untuk menjaga efisiensi dan kesinambungan operasional, dia bilang, NeutraDC menerapkan strategi presales yang berjalan paralel dengan proses pembangunan fasilitas. Dengan cara ini, menurutnya tingkat utilisasi dapat terjaga sejak awal operasional, sekaligus meminimalkan idle capacity. 

    Lebih lanjut, dia optimistis terhadap prospek bisnis data center nasional dalam lima tahun ke depan. Menurut Andreuw, proyeksi industri menunjukkan bahwa kebutuhan kapasitas data center di Indonesia akan tumbuh signifikan hingga mencapai 1,5 gigawatt (GW) pada 2030.

    “Sekitar 30% dari permintaan ini akan didorong oleh kebutuhan komputasi berbasis AI, yang tentunya menjadi peluang besar bagi pemain lokal untuk terus tumbuh dan berinovasi,” tutupnya.

    Berikut versi yang telah diperbaiki dan disusun secara rapi dari catatan Ketua IDPRO, Hendra Suryakusuma, mengenai tren peningkatan kapasitas data center di Indonesia:

    Di sisi lain, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), Hendra Suryakusuma, mencatat adanya pertumbuhan signifikan dalam kapasitas data center nasional dalam beberapa tahun terakhir. Jika pada 2016 total kapasitas masih berada di angka sekitar 52 megawatt (MW), sekarang diperkirakan angkanya sudah melampaui 360 MW.

    “Kalau kita bicara compounded annual growth rate (CAGR), pertumbuhannya di atas 17% setiap tahunnya,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Dia menambahkan, tren pertumbuhan ini makin terlihat sejak 2024 hingga pertengahan 2025, di mana terdapat puluhan proyek data center baru, baik dari segmen komersial maupun hyperscale. 

    Proyek-proyek tersebut diperkirakan akan menambah kapasitas ratusan megawatt ke dalam infrastruktur digital Indonesia.

    Lebih lanjut, Hendra menjelaskan 

     data yang dihimpun IDPRO juga sejalan dengan catatan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengenai kebutuhan daya untuk mendukung proyek-proyek data center. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri data center nasional tidak hanya pesat, tetapi juga terencana dan terkoordinasi dengan baik dari sisi pasokan energi.

    “Data ini juga line dengan data dari PLN. Artinya, memang dari 2024 sampai sekarang pertumbuhan pembangunan data center ini lumayan besar,” ujarnya.

  • China Bakal Rilis Smartphone Ala BlackBerry, Berikut Spesifikasinya

    China Bakal Rilis Smartphone Ala BlackBerry, Berikut Spesifikasinya

    Bisnis.com, JAKARTA — Dua perusahaan smartphone asal China, Unihertz dan Zinwa akan meluncurkan smartphone dengan keyboard fisik QWERTY serupa BlackBerry.

    Sementara itu, dikutip laman web resmi Zinwa, Kamis (3/7/2025) smartphone Zinwa Q25 akan diluncurkan sekitar Agustus mendatang, dengan mengusung chipset MediaTek Helio G99 dan juga RAM 12 GB dan penyimpanan internal 256 GB.

    Handphone tersebut mendukung konektivitas jaringan 4G dan memiliki kapasitas baterai sebesar 3000 mAh.

    Untuk kamera, smartphone tersebut memiliki kamera belakang 50MP dan kamera depan 8MP.

    Perlu diingat bahwa sebenarnya Zinwa Q25 merupakan modifikasi dari seri BlackBerry Classic Q20, yang mengusung beberapa pembaruan hardware, namun tetap mempertahankan komponen-komponen seperti layar touchscreen 720×720, keyboard fisik QWERTY, dan lampu notifikasi LED.

    Smartphone yang akan mereka perkenalkan ini sudah dilengkapi dengan sistem operasi Android, sehingga cocok untuk pengguna perangkat Android yang merindukan pengalaman mengetik dengan handphone ber-keyboard fisik.

    Sementara itu GSMArena melaporkan bahwa produsen China lainnya, Unihertz, berencana untuk meluncurkan seri handphone Titan 2. Wujud fisiknya serupa dengan BlackBerry Passport, dengan layar persegi 4,5”, tetapi yang membedakan adalah keberadaan layar kedua di bagian belakang berukuran 2”.

    Smartphone dual-SIM ini akan diluncurkan dengan Android 15, dengan chipset Dimensity 7300, dipasangkan dengan RAM 12 GB dan penyimpanan 512 GB.

    Tersedia juga kamera belakang 50MP dengan fitur telefoto 3,4x 8MP, dan kamera depan 32MP di smartphone ini. Face Unlock dan Finger Print ID juga didukung di perangkat ini untuk memberikan keamanan.

    Untuk ketahanan baterai, Titan 2 akan ditenagai baterai berkapasitas 5.050 mAh dengan pengisian daya 33W, hanya butuh waktu satu setengah jam untuk melakukan pengisian daya penuh.

    Titan 2 nantinya juga akan dilengkapi dengan fitur-fitur seperti konektivitas jaringan 5G, Bluetooth 5.4 beserta NFC dan juga penerima radio FM.

    Untuk mendukung peluncuran Titan 2, Unihertz bahkan melakukan kampanye penggalangan dana dengan target pre-order sebesar US$100 ribu atau sekitar Rp1,7 miliar (kurs saat ini) yang saat ini sudah terlampaui sekitar US$1,5 juta atau Rp23,7 miliar (kurs saat ini). Rencananya, pengiriman smartphone tersebut akan dimulai bulan Oktober mendatang. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Moratelindo Target Kapasitas Data Center Naik jadi 3,5 MW Tahun Ini

    Moratelindo Target Kapasitas Data Center Naik jadi 3,5 MW Tahun Ini

    Bisnis.com, JAKARTA– PT Mora Telematika Indonesia, Tbk (Moratelindo) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada layanan pusat data atau data center yang mereka kelola. 

    Saat ini, kapasitas data center Moratelindo telah mencapai sekitar 3 megawatt (MW), dengan tingkat utilisasi yang telah berada di atas 80%.

    Deputy Chief Transformation Digital Officer Moratelindo Hasanuddin Farid mengatakan, capaian tersebut mencerminkan tingginya kepercayaan pelanggan terhadap layanan perusahaan serta meningkatnya kebutuhan akan infrastruktur digital yang andal dan terhubung langsung dengan jaringan tulang punggung (backbone) nasional dan internasional milik Moratelindo.

    “Kami memproyeksikan bahwa kapasitas data center Moratelindo akan meningkat secara modular menjadi sekitar 3,5 MW pada akhir tahun 2025. Seiring dengan ekspansi tersebut, kami memperkirakan tingkat utilisasi akan tetap tinggi, yakni di atas 75%,” kata Farid saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Dia menambahkan, ada beberapa faktor utama yang mendorong pertumbuhan tersebut. Pertama, peningkatan kebutuhan dari sektor enterprise, khususnya perusahaan-perusahaan yang tengah melakukan transformasi digital dan membutuhkan infrastruktur teknologi informasi yang aman, stabil, dan scalable. 

    Kedua, penambahan layanan kabel laut Rising 8 milik Moratelindo, yang akan memperkuat konektivitas internasional dan menjadikan pusat data sebagai lokasi strategis untuk traffic regional. 

    Ketiga, meningkatnya permintaan untuk layanan Disaster Recovery Center (DRC) dari berbagai sektor seperti perbankan, keuangan, dan layanan publik yang membutuhkan solusi pemulihan data yang andal dan sesuai regulasi.

    Dari sisi strategi pembangunan dan efisiensi, Chief Strategic Business Officer Moratelindo Resi Y. Bramani mengatakan, pendekatan yang diterapkan perusahaan berbeda dari pusat data lokal lain yang sebagian besar masih berada dalam fase parsial utilisasi, terutama yang sejak awal dibangun dengan kapasitas besar.

    “Namun, pendekatan yang kami terapkan di Moratelindo berbeda, kami membangun data center secara bertahap dan modular, disesuaikan dengan kebutuhan nyata dari pelanggan,” kata Resi.

    Dengan pendekatan ini, lanjutnya, Moratelindo dapat menjaga tingkat utilisasi layanan yang tinggi sejak awal, sekaligus memastikan kualitas layanan tetap optimal. Strategi tersebut juga membuat investasi yang dilakukan perusahaan menjadi lebih efisien dan adaptif terhadap dinamika pasar.

    Lebih lanjut, Resi mengatakan, untuk menjaga efisiensi dan keberlanjutan operasional, terutama pada masa awal ketika utilisasi belum mencapai kapasitas penuh, pihaknya menerapkan beberapa strategi utama. Pertama pendekatan modular dalam pembangunan sehingga kapasitas bertambah seiring pertumbuhan permintaan.

    Kedua, optimalisasi efisiensi energi, termasuk penerapan desain pusat data berstandar tinggi dengan Power Usage Effectiveness (PUE) yang rendah. Terakhir, digitalisasi operasional dan automasi, guna menjaga efisiensi biaya serta meningkatkan reliabilitas layanan. 

    “Dengan strategi tersebut Moratelindo berkomitmen untuk terus menyediakan layanan pusat data yang andal, efisien, dan berkelanjutan demi mendukung pertumbuhan ekosistem digital nasional secara menyeluruh,” tandas Resi. 

  • Telkom (TLKM) Bakal Tutup Anak dan Cucu Perusahaan yang Kurang Menguntungkan

    Telkom (TLKM) Bakal Tutup Anak dan Cucu Perusahaan yang Kurang Menguntungkan

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) berencana menutup anak dan cucu perusahaan yang dalam 5 tahun terakhir tidak memberikan dampak signifikan terhadap bisnis perusahaan. 

    Direktur Utama Telkom Dian Siswarini mengatakan perusahaan tengah memantau dan melakukan evaluasi terhadap anak dan cucu perusahaan. Salah satu yang menjadi poin evaluasi adalah kontribusi yang diberikan anak dan cucu perusahaan kepada perusahaan telekomunikasi milik negara tersebut, di tengah kondisi penurunan kinerja.

    Langkah ini dilakukan sesuai arahan Danantara agar Telkom dapat bergerak lebih ramping dan lincah menghadapi persaingan industri telekomunikasi yang makin menantang.

    “[Anak dan cucu perusahaan] yang tidak memberikan value kepada kami, tentu akan mulai di-swept,” kata Dian dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI, Rabu (2/7/2025). 

    Dian menambahkan selain menutup, perusahaan juga membuka opsi untuk menggabung anak dan cucu perusahaan Telkom, dengan anak perusahaan BUMN lain. Dengan hadirnya Danantara, proses tersebut dapat terjadi. 

    Sebagai contoh, kata Dian, anak perusahaan properti di satu perusahaan BUMN, sekarang bisa digabung dengan anak perusahaan properti lain. Hal tersebut juga berlaku untuk anak dan cucu usaha Telkom. 

    “Untuk streamlining (perampingan), sekarang Pak Seno (Direktur Strategic Portfolio Telkom) yang akan melakukan reviewnya. Memang ke depannya agar Telkom ini bisa menjadi lebih ramping dan juga lebih lincah, dan lebih menguntungkan,” kata Dian.

    Sebelumnya, dalam Komisi VI mempertanyakan mengenai anak dan cucu usaha Telkom yang cukup banyak. Mereka menyoroti kontribusi anak dan cucu perusahaan terhadap bisnis Telkom.

    Diketahui, sepanjang 2024, Telkom mencatatkan pendapatan sebesar Rp149,9 triliun atau tumbuh 0,50% dari  dengan realisasi tahun sebelumnya yang sebesar Rp149,2 triliun. Berdasarkan laporan kinerja keuangan tahunan, pertumbuhan pendapatan didorong oleh pos data, internet, dan layanan IT yang menyumbang sebesar Rp90,5 triliun, atau tumbuh sebesar 3,5% dibandingkan dengan realisasi 2023 sebesar Rp87,4 triliun. 

    Sementara itu, pendapatan dari layanan IndiHome Telkom tercatat mengalami penurunan sebesar  8,8% YoY menjadi Rp26,2 triliun. Pendapatan dari SMS, fixed, dan cellular voice juga turun 15,5% menjadi Rp10,5 triliun.

    Adapun pendapatan interkoneksi mengalami kenaikan tipis 1,3% menjadi Rp9,18 triliun, dan pendapatan dari jaringan dan layanan telkom lainnya tercatat sebesar Rp13,4 triliun, tumbuh signifikan 17,4% dibandingkan tahun sebelumnya. 

  • Google Dituntut Rp5,1 Triliun atas Penyalahgunaan Data di Amerika Serikat

    Google Dituntut Rp5,1 Triliun atas Penyalahgunaan Data di Amerika Serikat

    Bisnis.com, JAKARTA — Juri pengadilan California menjatuhkan vonis terhadap Google atas penyalahgunaan data smartphone. Google harus membayar sekitar US$314 juta atau sekitar Rp5,1 triliun (kurs saat ini) akibat kesalahan tersebut.

    Juri pengadilan San Jose menyetujui penggugat bahwa Google Alphabet bertanggung jawab atas pengiriman dan penerimaan informasi dari perangkat tanpa izin saat perangkat tidak digunakan. 

    Pengiriman dan penerimaan informasi tersebut disebut juga sebagai “beban wajib dan tidak dapat dihindari yang ditanggung oleh pengguna perangkat Android demi keuntungan Google.”

    “Keputusan ini merupakan kemunduran bagi pengguna, karena salah mengartikan layanan yang penting bagi keamanan, kinerja, dan keandalan perangkat Android” kata juru bicara Google, Jose Castaneda menanggapi tuntutan tersebut, dilansir Bloomberg.

    Castaneda juga mengatakan bahwa transfer yang dibahas dalam kasus tersebut diperlukan untuk menjaga kinerja miliaran perangkat Android di seluruh dunia, transfer ini menggunakan lebih sedikit data seluler daripada mengirim satu foto.

    Dia juga menambahkan bahwa pengguna Android seharusnya sudah menyetujui transfer tersebut lewat berbagai perjanjian ketentuan pengguna dan opsi pengaturan perangkat.

    Dengan kata lain, Castaneda mewakili Google, menyatakan pada pengadilan bahwa tidak ada pengguna Android yang dirugikan oleh transfer data tersebut dan sudah ada persetujuan terkait hal itu.

    Dalam dokumen pengadilan, penasihat hukum eksternal Google juga ikut berpendapat bahwa pengguna Android tidak mengalami kerugian apapun atas transfer data yang terjadi. Mereka juga membantah bahwa tunjangan data seluler dianggap sebagai “properti” menurut hukum California, dan dikenakan hukum perdata apabila terjadi pengambilan properti seseorang tanpa izin.

    Dikutip dari Reuters, para penggugat atas nama 14 juta warga California telah mengajukan gugatan class action. Mereka berpendapat bahwa Google sudah mengumpulkan, dapat juga dikatakan ‘menyadap’ informasi dari ponsel-ponsel Android yang tidak aktif untuk keperluan perusahaan mesin pencarian internet tersebut. 

    Keperluannya berupa iklan bertarget, yang menghabiskan data seluler pengguna perangkat Android dengan data seluler yang dibeli pengguna secara tidak benar.

    Adapun kelompok lainnya juga ikut mengajukan gugatan terpisah di pengadilan federal San Jose, dengan mengajukan klaim yang serupa terhadap Google atas nama para pengguna Android di 49 negara bagian lainnya. 

    Kasus terpisah tersebut rencananya terjadwal akan disidangkan pada April 2026. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • OPPO Bakal Rilis Produk Baru saat Oppo Run 2025?

    OPPO Bakal Rilis Produk Baru saat Oppo Run 2025?

    Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan teknologi, Oppo Indonesia, akan kembali melaksanakan event lari bekerja sama dengan PT Bank Central Asia Tbk. (BCA) bertajuk OPPO Run 2025. Kabarnya, bakal ada produk baru yang diluncurkan pada saat itu.

    Event lari tersebut akan dilaksanakan pada November di Bali. Lebih tepatnya di komplek olahraga milik klub sepakbola Liga 1 Indonesia, Bali United Training Centre dan sekitar Gianyar.

    Dengan mengusung slogan “Make Your Moment”, OPPO Run 2025 hadir bukan hanya sebagai langkah OPPO dan BCA mendukung hidup sehat, tetapi juga ajang untuk memperkenalkan inovasi teknologi mereka. 

    Head of PR OPPO Indonesia, Arga Simanjuntak menjelaskan bahwa OPPO selaku perusahaan smartphone, ketika melaksanakan sebuah acara, pasti berorientasi pada produk. Dengan kata lain, akan ada inovasi atau produk baru yang diperkenalkan bersamaan dengan dilangsungkannya acara.

    “Kalau ditanya apakah di OPPO Run 2025 nanti akan ada produk baru atau tidak, mungkin ditunggu saja, akan ada kejutan yang dihadirkan. Terkait apakah inovasinya berupa handphone atau produk lain, harusnya dua atau tiga bulan ke depan udah bisa ketauan, kita tunggu aja” Kata Arga di Jakarta, Rabu (02/07/25), menjelaskan terkait inovasi yang akan OPPO hadirkan.

    Tahun lalu, event ini dilaksanakan di Bali, di tempat yang sama dan bersamaan dengan peluncuran seri smartphone flagship mereka, OPPO Find X8. Smartphone tersebut diperkenalkan kepada peserta dengan menawarkan kamera canggih yang dilengkapi dengan fitur AI, dinilai cocok untuk memotret momen ketika mengikuti OPPO Run.

    Terkait dengan pemilihan venue yang tetap berada di Bali, Race Director OPPO Run 2025, Andreas Kansil mengatakan bahwa kompleks olahraga Bali United Training Centre, beserta area sekitarnya yang dimasukkan kedalam rute lari menghadirkan suasana pedesaan dan budaya lokal Bali dan banyak spot yang dapat dimanfaatkan peserta untuk mengabadikan momen lewat jepretan foto. 

    Kontur tanah yang bervariasi, ada tanjakan dan turunan, juga memberikan sensasi lari dengan beragam tingkat elevasi bagi para peserta.

    Senada dengan pendapat Andreas, Direktur Bali United FC, Putri Paramita Sudali juga menyatakan hal yang kurang lebih serupa.

    “Bali United punya visi untuk memajukan Sports Tourism Bali. Untuk itu, kami memiliki Bali United Training Centre dengan luas sekitar 30 hektar, berlokasi strategis karena dekat dengan pinggir pantai. Kami juga terus meningkatkan fasilitas yang ada di dalamnya.” Jelas Putri di Jakarta (02/07/25)

    Tahun ini, OPPO Run akan menargetkan 7000 peserta, dengan rincian 1700 peserta Half Marathon 21K, 2800 peserta lari 10K, dan 2500 peserta lari 5K. Total hadiah yang diperebutkan adalah sebesar Rp545,5 juta untuk tiga pemenang lari 5K, dan lima pemenang lari 10K dan Half Marathon 21K.

    Untuk menarik partisipan, roadshow juga akan dilakukan di Surabaya, Bali dan Jakarta pada bulan Agustus dan September. Roadshow tersebut menargetkan komunitas-komunitas olahraga daerah setempat.

    Pendaftaran early bird dengan potongan harga 50% OPPO Run 2025 sudah dibuka hari ini (02/07/25) khusus untuk pengguna Bank BCA dengan rincian harga sebagai berikut:

    21K Half Marathon: Rp300.000 (Harga normal Rp600.000)

    10K: Rp225.000 (Harga normal Rp450.000)

    5K: Rp125.000 (Harga normal Rp250.000)

    Semua tiket ini sudah termasuk racepack berupa jersey, medali finisher, dan perlindungan asuransi dari BCA Insurance.

    (Muhamad Rafi Firmansyah Harun).

  • Data Center Indonesia Masih Tertinggal dari Tetangga, Malaysia Tetap Terfavorit

    Data Center Indonesia Masih Tertinggal dari Tetangga, Malaysia Tetap Terfavorit

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Data Center Indonesia (IDPRO) menilai investasi senilai Rp37 triliun yang digelontorkan EDGNEX Data Centers by DAMAC sebagai katalis penting dalam mendorong gelombang baru pembangunan pusat data berbasis kecerdasan buatan (AI) di Tanah Air.

    Namun, jika dibandingkan dengan Malaysia, Indonesia masih jauh tertinggal.

    Proyek ini diyakini mampu mempercepat transformasi digital nasional sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai hub pusat data strategis di Asia Tenggara.

    EDGNEX, bagian dari DAMAC Group yang berbasis di Dubai, mengumumkan pembangunan pusat data generasi berikutnya yang siap mendukung teknologi AI di Jakarta, menjadikannya fasilitas kedua mereka di Indonesia. 

    Proyek ini diperkirakan menjadi salah satu pusat data AI terbesar di kawasan, dengan efisiensi energi tinggi ditandai oleh target Power Usage Effectiveness (PUE) sebesar 1,32, jauh di bawah rata-rata global. Fase pertama ditargetkan beroperasi pada Desember 2026.

    Ketua Umum IDPRO Hendra Suryakusuma menyebut masuknya DAMAC merupakan sinyal positif bagi iklim investasi pusat data di Indonesia. Apalagi, pertumbuhan kapasitas nasional tengah berlangsung signifikan, dan diproyeksikan mencapai 2,3 gigawatt (GW) pada 2030, naik tajam dari 580 megawatt (MW) yang tercatat saat ini.

    Meski demikian, Hendra mengingatkan bahwa angka tersebut masih tertinggal dari negara tetangga. 

    “Jika kita lihat, ini angka yang sebenarnya masih jauh ketertinggalannya kalau dibandingkan Malaysia. Di Malaysia mereka sudah lebih dari 1 gigawatt saat ini,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Lebih lanjut, Hendra menambahkan proyek tersebut membawa banyak peluang, termasuk dalam hal transfer teknologi dan penguatan infrastruktur digital. Teknologi rak dengan densitas tinggi ini dinilai penting dalam menjaga keberlanjutan (sustainability) operasional pusat data. 

    “Kalau saya lihat justru ini iklim yang baik untuk investment dan efek domino dari investment yang mereka lakukan pastinya akan panjang karena akan ada rekrutmen terhadap data center infrastrukturnya, untuk IT infrastrukturenya sampai ke cybersecurity infrastrukturnya,” kata Hendra.

    Namun, untuk mendukung pertumbuhan eksponensial ini, Hendra menilai pemerintah perlu memperkuat ekosistem regulasi dan insentif, termasuk penyederhanaan perizinan dan tarif listrik yang kompetitif.

    Hendra juga menekankan pentingnya skema tarif listrik khusus dan jaminan pasokan energi terbarukan. 

    “Tarif listrik kita ini kalau bisa dibikin lebih kompetitif karena memang Indonesia adalah potensial renewable energy terbesar yang ada di kawasan ini. Kita minta ada skema khusus nih untuk industri data center yang memang adalah industri strategis nasional,” jelasnya.

    Di luar tantangan teknis, IDPRO juga menyoroti faktor sosial seperti penolakan pembangunan oleh organisasi masyarakat di beberapa wilayah, serta kebutuhan mendesak akan pengembangan talenta digital lokal. 

    Dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) di atas 17% dari sisi kapasitas daya, Hendra menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan keberlanjutan. 

    “Kalau kita lihat energi mix dari PLN kan masih di atas 60%. Artinya kalau industri ini tumbuh tanpa adanya dukungan dari renewable energy maka dampak terhadap ekosistemnya akan buruk,” tegasnya.

    Seiring dengan dinamika pasar yang terus berkembang, Hendra mengatakan IDPRO mencatat lonjakan signifikan jumlah anggota, termasuk pemain global seperti Equinix dan Microsoft yang kini telah bergabung. Di anggota IDPRO yang tadinya hanya enam member pada 2016 dengan kapasitas sekitar 32 megawatt, sekarang sudah lebih dari 340 megawatt. 

    Lebih lanjut, dia menyebut periode 2024 hingga pertengahan 2025 sebagai momentum penting, dengan puluhan proyek data center baru yang mencakup ratusan megawatt kapasitas tambahan. 

    “Data ini juga line sama data dari PLN. Artinya memang di 2024 sampai sekarang ini pertumbuhan pembangunan data center ini lumayan besar,” ujarnya.

    Dia pun menggarisbawahi peran krusial pusat data dalam menopang sektor-sektor strategis di era digital. 

    “Data center ini sekarang menjadi tulang punggung dari kegiatan pendidikan, kesehatan, keuangan. Makin ke depan makin masif penduduk menggunakan aplikasi, dan aplikasi ini membuat data ter-transfer, ter-generate, dan juga terproses di data center. Jadi data center itu sebenarnya backbone dari digital ecosystem,” pungkasnya.