Category: Bisnis.com Tekno

  • Aplikasi Kencan Asal AS Tea Matikan Fitur Pesan Setelah Data Pengguna Diretas

    Aplikasi Kencan Asal AS Tea Matikan Fitur Pesan Setelah Data Pengguna Diretas

    Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi kencan asal Amerika Serikat (AS) khusus perempuan, Tea, menangguhkan fitur pesan langsung setelah serangkaian pelanggaran keamanan pembocoran data pribadi serta komunikasi sensitif para penggunanya.

    Mengutip Reuters, aplikasi yang juga dikenal dengan nama Tea Dating Advice itu menyampaikan informasi penonaktifan tersebut lewat TikTok.

    Dalam serangkaian unggahan di TikTok, Tea Dating Advice menyatakan telah menonaktifkan fitur pesan “dengan sangat hati-hati” setelah menemukan adanya pelanggaran.

    Pengumuman ini muncul setelah laporan dari media teknologi 404Media pekan lalu yang mengungkapkan perusahaan secara tidak sengaja telah membocorkan nama, swafoto (selfie), dan dokumen identitas ribuan perempuan.

    Laporan kedua yang dirilis Selasa (29/7/2025) pagi menyebutkan pesan langsung — termasuk percakapan sensitif seputar aborsi dan perselingkuhan — juga ikut terekspos.

    Aplikasi ini — yang mengklaim memiliki 4,6 juta pengguna — dipasarkan sebagai platform keamanan kencan yang dapat digunakan perempuan untuk menghindari pria yang selingkuh, tidak jujur, atau lebih buruk lagi.

    Pengguna Tea didorong membagikan informasi tentang calon pasangan kencan, membuat peringatan terhadap nama-nama pria, serta memberi tanda bahaya (red flags) pada pria yang dianggap tidak layak dan tanda aman (green flags) bagi yang tidak bermasalah.

    Dalam unggahan TikTok perusahaan, perusahaan menyebut Federal Bureau of Investigation (FBI) tengah menyelidiki pelanggaran tersebut.

    Menurut Direktur Keamanan Siber Electronic Frontier Foundation Eva Galperin, konsep dasar aplikasi ini menciptakan semacam jaringan informasi rahasia berskala besar yang digerakkan oleh pengguna anonym yang sejak awal sudah agak mencurigakan.

     

  • Perbandingan Samsung Z Fold & Flip 7 vs Z Fold & Flip 6: Harga dan Spesifikasi

    Perbandingan Samsung Z Fold & Flip 7 vs Z Fold & Flip 6: Harga dan Spesifikasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Samsung akan segera meluncurkan seri ponsel Flagship terbarunya, Galaxy Z Fold 7 dan Z Flip 7, pada Rabu, (30/07/25)

    Smartphone lipat yang sudah ada sejak sekitar tahun 2020 ini menghadirkan desain dan inovasi terkini dalam produk terbarunya, khususnya dengan beragam fitur AI dengan kemampuan multimodal yang intuitifnya, serta didukung dengan kamera berkualitas tinggi.

    Kurang lebihnya, fitur-fitur yang ditawarkan oleh seri Z Fold dan Flip terbaru akan serupa dengan seri sebelumnya, Z Fold 6 & Z Flip 6, hanya saja dilengkapi dengan fitur AI yang lebih disempurnakan, dan juga dimensi layar yang lebih memberikan kenyamanan bagi pengguna ketika memakainya.

    Berikut ini perbandingan Samsung Galaxy Z Flip 7 & Fold 7 dengan seri Flip 6 dan Fold 6:

    Samsung Z Fold 7 & Flip 7

    Z Flip 7:

    Layar utama 6,9 inci (4.1 inci ketika dilipat), resolusi 2520 x 1080 piksel, Super AMOLED, Color Depth 16M

    Prosesor: Exynos 2500

    RAM: 12 GB

    Memori Internal: 256 GB atau 512 GB

    Kamera Belakang: 50.0 MP + 12.0 MP

    Kamera Depan: 10.0 MP

    Baterai: 4.300 mAh

    Dimensi: 166.7 x 75.2 x 6.5 (85.5 x 75.2 x 13.7 ketika dilipat)

    Bobot: 188g

    Konektivitas: Wi-Fi 7, Bluetooth 5.4, Dual SIM (SIM 1 + eSIM/Dual eSIM)

    Harga: Rp17.999.000

    Z Fold 7:

    Layar 8.0 inci (6.5 inci ketika dilipat), resolusi 2520 x 1080 piksel, Dynamic AMOLED 2X, Color Depth 16M

    Prosesor: Snapdragon®️ 8 Elite for Galaxy

    RAM: 12 GB/16 GB (Khusus Memori 1 TB)

    Memori Internal: 256 GB/512 GB/1 TB

    Kamera Belakang: 200.0 MP + 12.0 MP + 10.0 MP

    Kamera Depan: 10.0 MP

    Baterai: 4.400 mAh

    Dimensi: 158.4 x 143.2 x 4.2 (158.4 x 72.8 x 8.9 ketika dilipat)

    Bobot: 215g

    Konektivitas: Wi-Fi 7, Bluetooth 5.4, Dual SIM (SIM 1 + eSIM/Dual eSIM)

    Fitur lain: Gemini Live, Seamless actions across apps, Now Brief

    Harga: Rp28.499.000

    Kamera Z Fold 6

    Samsung Z Fold 6 & Flip 6

    Z Flip 6:

    Layar utama 6,7 inci (3.4 inci ketika dilipat), resolusi 2520 x 1080 piksel, Super AMOLED, Color Depth 16M

    Prosesor: Snapdragon®️ 8 Gen 3 Mobile Platform for Galaxy

    RAM: 12 GB

    Memori Internal: 256 GB atau 512 GB

    Kamera Belakang: 50.0 MP + 12.0 MP

    Kamera Depan: 10.0 MP

    Baterai: 4.000 mAh

    Dimensi: 165.1 x 71.9 x 6.9 (85.1 x 71.9 x 14.9 ketika dilipat)

    Bobot: 187g

    Konektivitas: Wi-Fi 7, Bluetooth 5.4, Dual SIM (SIM 1 + eSIM/Dual eSIM)

    Harga: sekitar Rp11.599.000

    Z Fold 6:

    Layar 7.6 inci (6.3 inci ketika dilipat), resolusi 2520 x 1080 piksel, Dynamic AMOLED 2X, Color Depth 16M

    Prosesor: Snapdragon®️ 8 Gen 3 Mobile Platform for Galaxy

    RAM: 12 GB/16 GB (Khusus Memori 1 TB)

    Memori Internal: 256 GB/512 GB/1 TB

    Kamera Belakang: 50.0 MP + 12.0 MP + 10.0 MP

    Kamera Depan: 10.0 MP

    Baterai: 4.400 mAh

    Dimensi: 158.4 x 143.2 x 4.2 (158.4 x 72.8 x 8.9 ketika dilipat)

    Bobot: 239g

    Konektivitas: Wi-Fi 7, Bluetooth 5.4, Dual SIM (SIM 1 + eSIM/Dual eSIM)

    Fitur lain; Gemini Live, Circle to Search, Call Assist

    Harga: sekitar Rp20.799.000

    (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Maskapai Penerbangan Terbesar Rusia Batalkan 60 Perjalanan Akibat Serangan Siber

    Maskapai Penerbangan Terbesar Rusia Batalkan 60 Perjalanan Akibat Serangan Siber

    Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai penerbangan nasional Rusia, Aeroflot, membatalkan lebih dari 60 perjalanan serta mengalami keterlambatan parah pada penerbangan lain setelah mengalami serangan siber.

    Mengutip Bleeping Computer, kelompok peretas Ukraina bernama Silent Crow dan Belarusia bernama Cyberpartisans BY mengeklaim sebagai pihak yang melancarkan aksi tersebut.

    Berdasarkan informasi di X dan telegram, pelaku mengaku menyusup ke infrastruktur TI Aeroflot selama lebih dari 1 tahun, memetakan sistem secara mendalam untuk mengidentifikasi seluruh sumber daya yang bernilai, untuk dihancurkan.

    Kedua kelompok tersebut mengaku berhasil mengakses 122 hypervisor, 43 instalasi virtualisasi ZVIRT, sekitar 100 antarmuka iLO yang digunakan untuk manajemen server, serta empat kluster Proxmox.

    Termasuk, menyalin seluruh basis data dari riwayat penerbangan dan workstation karyawan (termasuk eksekutif puncak), server penyadapan yang berisi rekaman percakapan telepon, serta sistem pemantauan personel.

    Pada hari serangan, para peretas mengklaim telah menghapus 7.000 server fisik dan virtual yang meng-host 12TB basis data, 8TB file Windows Share, dan 2TB email korporat.

    Dengan armada 171 pesawat, 33.500 karyawan, dan 104 tujuan penerbangan, Aeroflot merupakan maskapai terbesar di Rusia, dengan pemerintah memegang 74% saham.

    Tahun lalu, perusahaan ini melayani lebih dari 55 juta penumpang, mencakup lebih dari 42% pangsa pasar penerbangan domestik.

    Pembatalan dan penundaan penerbangan dikabarkan masih terjadi hingga saat ini, dan beberapa penerbangan dijadwalkan tetap dilakukan tanpa dukungan sistem komputer.

    Serangan ini bukan kali pertama kelompok Ukraina mengklaim berhasil meretas sektor transportasi udara Rusia.

    Pada November 2023, dinas intelijen Ukraina yang berada di bawah Kementerian Pertahanan mengklaim telah meretas Badan Transportasi Udara Federal Rusia, Rosaviatsia.

    Dalam serangan tersebut, para peretas membocorkan data yang mencerminkan kondisi memburuk akibat sanksi internasional dan kekurangan suku cadang.

  • Kasus MDI Ventures–Tanihub, Pemerintah Disarankan Terlibat Kawal Pendanaan Startup

    Kasus MDI Ventures–Tanihub, Pemerintah Disarankan Terlibat Kawal Pendanaan Startup

    Bisnis.com, Jakarta — Dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang melibatkan MDI Ventures, perusahaan modal ventura milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., bersama startup agritech Tanihub, menjadi pukulan serius terhadap upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekosistem digital di Indonesia.

    Pemerintah diminta mengambil peran lebih aktif dalam mengawasi arus pendanaan ke startup.

    Ketua Umum Indonesia Digital Empowering Community (Idiec), Tesar Sandikapura menilai perlunya langkah konkret untuk memastikan kasus serupa tidak terjadi lagi pada masa depan. Salah satunya adalah pembentukan dewan pengawas khusus untuk sektor modal ventura.

    “Mesti ada dewan pengawas modal ventura mirip OJK. Setiap ada pendanaan lewat VC, mesti diawasi semua proses dan aliran dana serta pihak-pihak yang terkait dalam pengambilan keputusan. Jangan sampai ini jadi ‘gorengan di dalam’,” ujar Tesar kepada Bisnis, Rabu (30/7/2025).

    Menurut Tesar sejauh ini belum terdapat sistem pengawasan menyeluruh terhadap aktivitas modal ventura, yang membuka celah bagi penyalahgunaan dana dan konflik kepentingan antara investor dan startup yang didanai.

    Berbeda, Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda berpendapat keterlibatan pemerintah dalam pengawasan pendanaan tidak boleh berlebihan.

    Dia menilai peran utama pemerintah seharusnya sebagai regulator bukan sebagai pengawas operasional secara langsung.

    “Pemerintah hanya perlu menciptakan peraturan yang prudent dan mendukung ekosistem digital, termasuk untuk VC. Jangan sampai terlalu dalam mengawasi pendanaan, karena bisa menimbulkan intervensi yang merugikan ekosistem ke depan,” kata Huda.

    Dia menggarisbawahi bahwa regulasi yang tepat sasaran dan tetap memberi ruang gerak kepada pelaku industri jauh lebih efektif dibanding kontrol langsung yang berpotensi menyebabkan birokratisasi dan menurunkan minat investor.

    Sebagai solusi, Huda mengusulkan agar pemerintah mewajibkan VC, khususnya yang menyalurkan dana ke startup digital, untuk menyampaikan pelaporan keuangan dan kinerja secara berkala melalui badan audit independen.

    “Bisa juga melalui sistem pelaporan berbasis digital yang transparan dan bisa dipantau publik atau regulator,” ujarnya.

    Sebelumnya, Kejari Jakarta Selatan telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan dana investasi pada Tani Group atau TaniHub. Salah satunya adalah CEO PT MDI Ventures.

    Berdasarkan akun Instagram Kejari Jakarta Selatan, tiga tersangka itu yakni Direktur PT MDI Ventures, DSW; mantan Direktur Utama PT Tani Group Indonesia (TGI), IAS; dan eks Direktur PT TGI ETPLT.

    Adapun penetapan tersangka dilakukan pada Senin (28/7/2025). Di hari yang sama, penyidik Kejari Jakarta Selatan juga melakukan penahanan untuk kepentingan penyidikan.

    “Pada hari ini Senin, 28 Juli 2025, Penyidik pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan telah menetapkan tersangka dan melakukan penahanan terhadap 3 orang [DSW, IAS dan ETPLT],” tulis akun @Kejari.jaksel, dikutip Rabu (30/7/2025).

    Kejari Jaksel menjelaskan bahwa perkara ini berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dana investasi PT MDI dan PT BRI Ventura Investama pada Tani Group.

    “Pada PT Tani Group Indonesia startup bidang pertanian tani hub dan afiliasinya tahun 2019-2023,” pungkasnya.

  • Teknologi AI Generatif-Agentik Diklaim Dorong Efisiensi Bisnis

    Teknologi AI Generatif-Agentik Diklaim Dorong Efisiensi Bisnis

    Bisnis.com, JAKARTA — Solusi kecerdasan buatan atau AI generatif dan agentik berbasis cloud diklaim mampu meningkatkan efisiensi bisnis di Indonesia.

    CTO Terralogiq, Farry Argoebie mengatakan generative AI dan agentic AI, makin menjadi sorotan karena kemampuannya dalam mendorong efisiensi, analitik cerdas, dan layanan otonomi bisnis. Terralogiq menghadirkan solusi inovatif yang dibangun di atas fondasi teknologi Google Cloud Platform (GCP).

    “AI bukan lagi sekadar tren, ini adalah katalis untuk bisnis yang ingin tetap kompetitif,” kata Farry dalam siaran pers, Rabu (30/7/2025).

    Menurutnya, dampak positif dari penerapan teknologi AI antara lain bagi sektor ritel dan logistik, visualisasi stok dan permintaan berbasis AI telah mampu mengurangi biaya operasional hingga 30%.

    Kemudian, pemerintah daerah dapat memberikan pelayanan publik yang lebih cepat dan akurat berkat penggunaan data yang ditingkatkan oleh AI.

    Selanjutnya, penggunaan Vertex AI memungkinkan pembangunan model hingga 5 kali lebih cepat dengan integrasi pipeline Machine Learning Operations (MLOps), mempercepat time-to-value dari inisiatif AI.

    Dia menjelaskan solusi AI bisa disesuaikan untuk berbagai kebutuhan bisnis seperti menjalankan query petabyte data dalam hitungan detik, tanpa memerlukan hardware fisik di lokasi. Penyediaan asisten AI untuk agen properti hingga layanan pelanggan untuk meningkatkan interaksi pelanggan dan efisiensi operasional.

    Kemudian, mengintegrasikan teknologi geospasial dengan AI untuk optimasi rute, pemilihan lokasi (site selection), dan manajemen multi-outlet, sehingga memberikan keunggulan dalam logistik dan distribusi.

    Terakhir, memberikan ruang kerja terpadu untuk membangun, mengelola, dan menguji agen AI. Ini menjadikannya solusi ideal untuk sektor yang membutuhkan otomatisasi kompleks, seperti perbankan, asuransi, pelayanan publik, dan supply chain.

    “Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan membantu bisnis di Indonesia mengadopsi teknologi AI terkini untuk pertumbuhan yang berkelanjutan,” ujarnya.

  • Imbas Kasus MDI Ventures–Tanihub, Reputasi Modal Ventura di Mata Investor Meredup?

    Imbas Kasus MDI Ventures–Tanihub, Reputasi Modal Ventura di Mata Investor Meredup?

    Bisnis.com, Jakarta  —  Kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang menyeret nama MDI Ventures dan startup agritech Tanihub dikhawatirkan berdampak pada persepsi investor global terhadap industri modal ventura (venture capital/VC) di Tanah Air.

    MDI Ventures, yang merupakan entitas investasi milik salah satu BUMN, dinilai gagal menjaga akuntabilitas dalam proses pendanaan. Padahal, sebagai lengan investasi perusahaan negara, MDI memegang peran penting dalam penguatan ekosistem startup nasional.

    Sementara itu, Tanihub yang sebelumnya banyak dipuji sebagai startup agritech yang menjanjikan, kini turut terseret dalam pusaran kasus tersebut.

    Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Nailul Huda mengatakan kasus yang MDI Ventures berpotensi berdampak jangka panjang bagi sektor investasi digital di Indonesia. Dia khawatir ini akan menjadi bola salju yang terus membesar. 

    Menurut Huda, gelombang kasus yang menimpa sektor startup, terutama yang berkaitan dengan VC, dapat membentuk persepsi negatif dari investor baik dalam maupun luar negeri terhadap sistem permodalan di Indonesia.

    “Persepsi investor ke VC kita akan negatif, padahal VC ini menjadi pemegang urat nadi startup digital di Indonesia. Dalam hal ini sudah tepat jika kasus ini dipandang sebagai pintu masuk untuk pengelolaan VC yang lebih baik,” kata Huda kepada Bisnis, Rabu (30/7/2025).

    Huda menekankan perlunya reformasi dalam mekanisme pendanaan oleh VC agar kasus serupa tidak terulang. Dia menekankan bahwa VC tidak hanya bertugas memberikan dana, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk mengawasi efektivitas dan integritas penggunaan dana tersebut.

    “Setelah pendanaan pun, VC juga harus bertanggung jawab terhadap penggunaan dananya,” kata Huda. 

    Jika kondisi ini terus berlangsung, Huda memperingatkan bahwa aliran pendanaan ke sektor digital Indonesia bisa semakin menyusut.

    Dalam menciptakan iklim pendanaan yang lebih baik, Huda mengatakan modal ventura harus dapat memastikan ke depan peluang startup untuk tumbuh.

    Selain itu memastikan bahwa startup penerima pendanaan memiliki solusi yang jelas dan berkelanjutan, terakhir dia meminta agar modal ventura tidak lepas tangan atas kondisi startup yang sekarat. 

    Sebelumnya, Kejari Jakarta Selatan telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan dana investasi pada Tani Group atau TaniHub. Salah satunya adalah CEO PT MDI Ventures.

    Berdasarkan akun Instagram Kejari Jakarta Selatan, tiga tersangka itu yakni Direktur PT MDI Ventures, DSW; mantan Direktur Utama PT Tani Group Indonesia (TGI), IAS; dan eks Direktur PT TGI ETPLT.

  • Modem 1,4 GHz Dijual Seharga Rp6,5 Juta, Pengamat: Ekosistem Belum Matang

    Modem 1,4 GHz Dijual Seharga Rp6,5 Juta, Pengamat: Ekosistem Belum Matang

    Bisnis.com, JAKARTA — Ekosistem yang kurang matang dinilai menjadi salah satu penyebab harga perangkat keras (hardware) yang mendukung pita frekuensi 1,4 GHz sangat tinggi di pasaran. 

    Dalam penelusuran Bisnis, sebuah perangkat modem untuk menerima sinyal internet dari frekuensi 1,4 GHz diketahui dibanderol dengan harga Rp6,5 juta per unit. Perangkat milik Huawei dengan seri B525-65a LTE FDD tersebut telah mendukung beragam pita frekuensi mulai dari 2100 MHz, 1900 MHz, 1800 MHz, 1700 MHz, 1400 MHz hingga 800 MHz.

    Umumnya modem di pita frekuensi eksisting dijual dengan harga sekitar Rp140.000 – Rp200.000 per unit. Biaya tersebut nantinya bisa dipikul oleh pelanggan, atau disubsidi oleh penyedia jasa internet di pita 1,4 GHz.

    Menanggapi hal tersebut, Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward menduga mahalnya harga modem 1,4 GHz disebabkan belum banyak masyarakat yang menggunakan perangkat tersebut untuk terhubung dengan internet. 

    Hal ini menandakan bahwa ekosistem pita 1,4 GHz belum matang dan menjadi salah satu tantangan bagi pemenang lelang untuk mempersiapkan ekosistem. 

    “Ekosistemnya, kalau dikatakan di Inggris ada 1,4 GHz, iya tapi kan tadi enggak banyak banget. Berbeda dengan 2,4 GHz,” kata Ian kepada Bisnis, dikutip Rabu (30/7/2025). 

    Modem pita frekuensi 1,4 GHz

    Senada, Ketua Bidang Infrastruktur Telematika Nasional Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Sigit Puspito Wigati Jarot mengatakan secara ekosistem,  pita 1,4 GHz, memang tidak sematang pita mid-band yang lain.

    “Maka ini bisa berdampak pada keterbatasan pilihan perangkat atau pada harga perangkat,” kata Sigit. 

    Untuk itu, lanjutnya, pilihan kebijakan 1,4 GHz untuk mendorong broadband FWA ini, untuk dapat mencapai tujuan kebijakannya perlu dikawal dengan regulasi yang tepat. Tujuannya, mencegah kegagalan pasar, dan juga mengantisipasi kelambatan adopsi layanan.

    Dia memperkirakan umumnya dibutuhkan 1-1.5 tahun bagi vendor untuk menyediakan perangkat. Namun kalau bisa diantisipasi, mungkin risiko ini bisa dikendalikan oleh regulasi terkait.

    “Misalnya regulasi mengatur jelas, kapan layanan FWA terkait harus tersedia, di wilayah mana, kecepatan minimal berapa, berapa harga layanan dst. Hal2 tersebut, bisa dikomitmenkan kepada pemenang lelang,” kata Sigit.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka lelang seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access) guna memperluas jangkauan internet tetap dan mendukung pemerataan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.

    Langkah ini diambil seiring meningkatnya kebutuhan konektivitas tetap yang andal dan terjangkau, khususnya di daerah yang belum terlayani secara optimal.

    “Langkah ini tidak hanya membuka ruang bagi penyelenggara jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan layanan, tetapi juga memperluas pilihan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto, dilansir Selasa (29/7/2025).

    Pelaksanaan seleksi ini berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 337 Tahun 2025 tentang Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025 yang menetapkan pita frekuensi selebar 80 MHz (1432–1512 MHz) di 3 (tiga) regional sebagai objek seleksi.

    Seleksi diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh penyelenggara telekomunikasi yang telah memiliki izin sesuai persyaratan.

    Tahapan seleksi akan dilaksanakan secara objektif dan transparan, melalui mekanisme evaluasi administrasi dan evaluasi komitmen pengembangan jaringan dan layanan.

  • Respons MDI Ventures soal Dugaan Korupsi Pengelolaan Dana Investasi Tanihub

    Respons MDI Ventures soal Dugaan Korupsi Pengelolaan Dana Investasi Tanihub

    Bisnis.com, JAKARTA — MDI Ventures, perusahaan modal ventura milik PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., memberi respons atas kasus pengelolaan data investasi di PT Tani Group Indonesia (TaniHub) yang saat ini tengah diusut oleh Kejari Jakarta Selatan. Kasus tersebut turut menyeret CEO MDI Ventures berinisial DSW.

    VP of Corporate Communications & Strategy MDI Ventures Alvin Evander mengatakan bahwa sebagai salah satu investor di Tanihub Group, MDI menghormati dan mendukung proses hukum yang tengah berjalan dan berkomitmen untuk selalu kooperatif dengan pihak-pihak terkait.

    Perusahaan menyadari bahwa dalam dunia investasi, terutama pada sektor startup, terdapat dinamika dan risiko yang menjadi bagian dari perjalanan bisnis.

    “Kami senantiasa berkomitmen menjaga aspek Good Corporate Governance dan telah melakukan berbagai langkah mitigasi terhadap proses investasi sesuai dengan kebijakan pengelolaan risiko internal guna menjaga ekosistem investasi startup nasional tetap berkembang serta menjadi salah satu sektor pendukung pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Alvin kepada Bisnis, Rabu (30/7/2025).

    Sebelumnya, Kejari Jakarta Selatan telah menetapkan tiga tersangka dalam kasus dugaan korupsi pengelolaan dana investasi pada Tani Group atau TaniHub.

    Berdasarkan akun Instagram Kejari Jakarta Selatan, tiga tersangka itu yakni Direktur PT MDI Ventures, DSW; mantan Direktur Utama PT Tani Group Indonesia (TGI), IAS; dan eks Direktur PT TGI ETPLT.

    Adapun penetapan tersangka dilakukan pada Senin (28/7/2025). Di hari yang sama, penyidik Kejari Jakarta Selatan juga melakukan penahanan untuk kepentingan penyidikan.

    “Pada hari ini Senin, 28 Juli 2025, Penyidik pada Kejaksaan Negeri Jakarta Selatan telah menetapkan tersangka dan melakukan penahanan terhadap 3 orang [DSW, IAS dan ETPLT],” tulis akun @Kejari.jaksel, dikutip Rabu (30/7/2025).

    Kejari Jaksel menjelaskan bahwa perkara ini berkaitan dengan dugaan tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dana investasi PT MDI dan PT BRI Ventura Investama pada Tani Group.

    “Pada PT Tani Group Indonesia startup bidang pertanian tani hub dan afiliasinya tahun 2019-2023,” pungkasnya.

    Berdasarkan informasi yang beredar ETPLT dan IAS diduga memanipulasi data perusahaan agar mendapat pendanaan dari Investor. Sementara itu DSW menyetujui pencairan dana secara melawan hukum  kepada Tani Hub.

    Peristiwa tersebut terjadi pada Mei 2021. Saat itu, MDI Ventures memimpin pendanaan seri B US$ 65,5 juta atau Rp 942 miliar ke TaniHub. Sejumlah modal ventura turut terlibat dalam pendanaan itu. Namun satu tahun setelah mendapat pendanaan seri B, TaniHub melakukan perampingan dengan pertimbangan ingin mempertajam fokus bisnis.

    Untuk diketahui, MDI Ventures adalah perusahaan modal ventura (venture capital) yang merupakan bagian dari Telkom Group. Perusahaan ini berinvestasi pada perusahaan digital yang memiliki potensi pertumbuhan bisnis dan valuasi yang tinggi, terutama yang berfokus pada transformasi digital. 

    MDI Ventures telah berinvestasi di lebih dari 80 perusahaan rintisan baik lokal maupun global.

  • Astronom Temukan Ledakan Terkuat di Tata Surya Setelah Big Bang

    Astronom Temukan Ledakan Terkuat di Tata Surya Setelah Big Bang

    Bisnis.com, JAKARTA — Para astronom telah meneliti kembali ledakan sinar gamma (GRB) terkuat, yang kemungkinannya menjadi ledakan paling besar sejak Big Bang.

    Ledakan tersebut diberi nama GRB 221009A, menjadi yang terkuat yang pernah terdeteksi, dan itu bukan prestasi yang mudah, sebab sebuah GRB biasa hanya dapat melepas energi dalam hitungan detik sebanyak yang dipancarkan matahari selama 10 miliar tahu masa hidupnya.

    GRB yang juga sering disebut sebagai “Brightest of All Time” atau BOAT tersebut pertama kali terdeteksi pada 9 Oktober 2022, dengan sifat ekstremnya yang langsung membedakan dari ledakan sinar gamma lainnya.

    Dilansir Space.com (30/07/25), sebuah tim astronom telah melakukan analisis dengan prototipe teleskop berukuran besar (LST-1) di Observatorium Roque de los Muchachos di La Palma, Spanyol. 

    LST-1 mulai mengamati BOAT sekitar satu hari delapan jam setelah ledakan awal terdeteksi selama fase commissioning teleskop, dan dalam kondisi bulan purnama menantang.

    Pemantauan BOAT selama 20 hari memungkinkan para peneliti membatasi batas atas sinar gamma berenergi tinggi dari ledakan tersebut, yang artinya, pengamatan ini dapat membantu membedakan berbagai kemungkinan mekanisme pembentukan GRB.

    Pengamatan tersebut kemudian menunjukkan GRB ini ditenagai oleh jet berlapis yang terdiri dari kerucut materi pusat berkecepatan tinggi, dan dilapisi terowongan materi yang bergerak lebih lambat, serta lebih lebar.

    Hasil itu tidak hanya bertentangan dengan model yang menunjukkan bahwa jet plasma memiliki struktur yang lebih mirip dengan bentuk topi tinggi dan pinggirannya terbuat dari partikel energi rendah, tetapi juga mengisyaratkan sifat mesin pusat yang menggerakkan jet ini.

    Para astronom berupaya terus mempelajari lebih lanjut tentang GRB dan mekanisme pergerakannya menggunakan petunjuk yang sudah ditemukan dengan LST-1 tersebut.

    Tiga instrumen LST lainnya saat ini sedang dalam tahap pengembangan di lokasi yang sama dengan LST-1, dan pembangunan teleskop serupa dimulai di Chile, yang artinya rangkaian teleskop akan segera beroperasi di belahan bumi Utara dan Selatan.

    Hal tersebut seharusnya lebih meningkatkan kemampuan manusia untuk mempelajari GRB, serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memperingatkan astronom tentang peristiwa sementara ini.

    GRB Muncul dengan Fase Singkat

    Meski berenergi tinggi dan memiliki tingkat kecerahan tinggi, GRB memiliki sumber yang sangat sulit dilacak. Ilmuwan bahkan menganggapnya sebuah misteri, dan memperkirakan GRB berasal dari luar galaksi Bima Sakti.

    Ledakan sinar gamma muncul dengan fase singkat yang berlangsung dalam hitungan detik hingga menit, tetapi fase ini diikuti cahaya sisa yang dapat memakan waktu mulai dari jam hingga bulan untuk memudar.

    Mereka juga hadir dalam dua jenis berbeda yang dikategorikan berdasarkan durasi. GRB periode panjang memiliki durasi lebih dari dua detik, sementara untuk periode pendek berlangsung kurang dari dua detik hingga hanya beberapa milidetik.

    Ilmuwan memperkirakan GRB BOAT diluncurkan ketika sebuah bintang masif yang terletak sekitar 2,4 juta tahun cahaya dari Bumi mengalami supernova di akhir hidupnya. Ledakan tersebut diperkirakan meninggalkan black hole bermassa bintang.

    Mereka juga mendeteksi kelebihan fluks sinar gamma pada BOAT, yang menunjukkan GRB memiliki sifat kompleks pada energi tinggi. Hal tersebut memperkuat gagasan bahwa ledakan yang menghasilkan GRB membentuk jet terstruktur dan berlapis-lapis, yang di dalamnya partikel dipercepat hingga mencapai energi tertinggi. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Australia Gabungkan Teknik AI dan Prinsip Kuantum untuk Garap Proyek Microchip

    Australia Gabungkan Teknik AI dan Prinsip Kuantum untuk Garap Proyek Microchip

    Bisnis.com, JAKARTA — Para ilmuwan Australia telah mengembangkan teknik pembelajaran perpaduan antara kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan prinsip komputasi kuantum, yang dapat mengubah cara pembuatan microchip.

    Dalam studi terbaru, mereka mendemonstrasikan bagaimana algoritma pembelajaran mesin kuantum dapat meningkatkan proses pemodelan hambatan di dalam sebuah chip secara signifikan.

    Pembelajaran mesin kuantum sendiri merupakan pendekatan hibrida yang menggabungkan data klasik dengan metode komputasi kuantum. Dalam komputasi klasik, data disimpan dalam bit yang dikodekan sebagai 0 atau 1.

    Sementara itu, komputer kuantum menggunakan qubit, yang berkat prinsip-prinsip seperti superposisi dan keterikatan dapat memungkinkannya berada dalam beberapa keadaan bersamaan.

    Hal tersebut memungkinkan sistem komputasi kuantum untuk memproses hubungan matematika yang kompleks dengan waktu yang lebih cepat dibanding komputasi klasik.

    Kelompok ilmuwan Australia tersebut menggunakan pembelajaran mesin kuantum untuk mengambil data klasik, kemudian mengodekannya dalam keadaan kuantum.

    Komputer kuantum dapat mengungkap pola-pola dalam data yang sulit terdeteksi oleh sistem klasik, dan kemudian komputasi klasik kembali mengambil alih data yang sudah diolah tersebut untuk menginterpretasikan hasil.

    Ilustrasi semikonduktor

    Peran Kuantum dalam Proses Pembuatan Chip

    Fabrikasi semikonduktor adalah proses kompleks yang terdiri dari beberapa tahap yang membutuhkan presisi tinggi. Ketidaksejajaran terkecil pun dapat menyebabkan kegagalan chip.

    Hal itu melibatkan penumpukan dan pembentukan ratusan lapisan mikroskopis pada wafer silikon. Kemudian lapisan deposisi melapisi lapisan tipis material pada wafer, dan lapisan fotoresist mengaplikasikan material peka cahaya yang memungkinkan pembentukan pola yang presisi.

    Dalam litografi, cahaya mentransfer pola-pola tersebut ke permukaan wafer, untuk selanjutnya proses etsa menghilangkan area material terpilih untuk membentuk struktur sirkuit.

    Implantasi ion menyesuaikan sifat listrik setiap lapisan dengan menanamkan partikel bermuatan, dan pada akhirnya, chip dibungkus dan dihubungkan agar dapat diintegrasikan dalam perangkat.

    Setelah proses-proses tersebut, komputasi kuantum akan berperan untuk pemodelan resistansi kontak ohmik, yang sering jadi tantangan sulit dalam pembuatan chip.

    Resistansi kontak ohmik adalah ukuran seberapa mudah listrik mengalir di antara lapisan logam dan semikonduktor sebuah chip, yang semakin rendah, semakin cepat dan hemat energi kinerjanya.

    Langkah tersebut dilakukan setelah material dilapisi dan diberi pola pada wafer, dan memainkan peran penting dalam menentukan seberapa baik chip akan berfungsi. Namun, pemodelannya secara akurat menjadi masalah.

    Biasanya para insinyur mengandalkan algoritma pembelajaran mesin klasik untuk membuat prediksi. 

    Meski algoritma klasik bekerja dengan baik pada dataset yang besar dan bersih, kenyataannya, eksperimen semikonduktor seringkali menghasilkan dataset yang kecil dan berpola nonlinier.

    Dataset yang kecil tersebut seringkali kurang efektif dalam pembelajaran mesin, dan itulah yang menyebabkan para peneliti beralih ke komputasi kuantum.

    Jenis Algoritma Baru

    Dilansir Livescience (30/07/25), tim peneliti Australia tersebut bekerja dengan data dari 159 sampel eksperimental transistor mobilitas elektron tinggi galium nitrida (GaN HEMT), yang dikenal karena kecepatan dan efisiensinya dan umum digunakan pada perangkat elektronik dan 5G.

    Mula-mula, mereka mengidentifikasi variabel fabrikasi mana yang memiliki dampak terbesar resistansi kontak Ohmik, dan mempersempit kumpulan data ke input yang paling relevan.

    Lalu, mereka mengembangkan arsitektur pembelajaran mesin baru yang disebut Quantum Kernel-Aligned Regressor (QKAR).

    QKAR mengonversi data klasik menjadi status kuantum, memungkinkan sistem kuantum mengidentifikasi hubungan kompleks pada data.

    Algoritma klasik kemudian mempelajari wawasan tersebut dan menciptakan model prediktif untuk memandu fabrikasi chip.

    Hasil pengujian menunjukkan, QKAR mampu mencapai hasil resistansi Ohmik yang jauh lebih baik daripada yang dicapai dengan model tradisional, yaitu sekitar 0,338 ohm per milimeter.

    “Temuan ini menunjukkan potensi pembelajaran mesin kuantum untuk secara efektif menangani tugas regresi berdimensi tinggi dan sampel kecil dalam domain semikonduktor,” kata tim peneliti tersebut.

    Mereka juga menjelaskan, metode ini dapat segera diterapkan pada produksi chip di dunia nyata, seiring dengan terus berkembangnya perangkat keras kuantum. 

    (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)