Category: Bisnis.com Tekno

  • Pendapatan Apple Melesat Didukung Penjualan iPhone dan Pasar China

    Pendapatan Apple Melesat Didukung Penjualan iPhone dan Pasar China

    Bisnis.com, JAKARTA — Apple Inc. mencatat kinerja kuartal ketiga tahun fiskal 2025 yang melampaui ekspektasi pasar seiring dengan lonjakan penjualan iPhone dan pemulihan permintaan di pasar China.

    Melansir Bloomberg pada Jumat (1/8/2025), dalam laporan keuangannya, Apple membukukan pendapatan sebesar US$94 miliar selama periode yang berakhir pada 28 Juni, naik 9,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka tersebut jauh melampaui estimasi rata-rata analis yang diperkirakan sebesar US$89,3 miliar, menurut data Bloomberg.

    Penjualan iPhone masih menjadi penyumbang utama pendapatan, dengan total US$44,6 miliar dalam kuartal ini—jauh di atas estimasi pasar sebesar US$40,1 miliar. 

    Selain dampak belanja akibat kekhawatiran tarif, bisnis iPhone juga mendapatkan dorongan tambahan sejak Februari lewat peluncuran model baru kelas bawah, iPhone 16e, yang dijual seharga US$599. Harga tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pendahulunya, iPhone SE, yang dijual seharga US$429.

    Apple sebelumnya memperkirakan adanya tekanan dari tarif AS senilai sekitar US$900 juta yang diperkirakan akan menahan pertumbuhan pendapatan hanya di kisaran satu digit bawah hingga menengah. 

    Namun kenyataannya, tarif justru mendorong konsumen untuk membeli produk Apple lebih awal sebelum harga naik, sehingga menopang kinerja perusahaan dalam periode ini.

    Selain itu, Apple mencatat pemulihan penjualan yang solid di China—pasar strategis yang dalam beberapa tahun terakhir dikuasai oleh merek ponsel lokal. Pendapatan dari wilayah tersebut naik 4,4% secara tahunan menjadi US$15,4 miliar, mengungguli proyeksi analis yang memperkirakan US$15,2 miliar.

    Unit layanan digital termasuk App Store dan Apple Music juga menunjukkan kinerja solid, dengan kembali mencetak hasil di atas proyeksi Wall Street.

    Saham Apple tercatat naik sekitar 2% dalam perdagangan setelah jam bursa menyusul pengumuman laporan keuangan tersebut. Namun secara tahun berjalan, saham Apple masih turun 17%, tertinggal dari para pesaingnya seperti Nvidia Corp. dan Microsoft Corp. dalam daftar perusahaan paling bernilai di dunia.

    Laba per saham (EPS) Apple tercatat sebesar US$1,57, melampaui estimasi analis yang memperkirakan US$1,43.

    Apple tidak memberikan proyeksi kinerja kuartal berikutnya dalam laporannya, melanjutkan kebijakan yang diberlakukan sejak pandemi Covid-19. Namun, perusahaan yang berbasis di Cupertino, California, ini diperkirakan akan memberikan panduan kinerja kuartal keempat dalam paparan manajemen usai rilis laporan keuangan.

    Apple dijadwalkan akan meluncurkan lini iPhone generasi terbaru pada September mendatang, dan biasanya mulai dijual pada minggu-minggu terakhir kuartal fiskal keempat.

  • Komdigi Buka Suara soal Tarif Murah Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Komdigi Buka Suara soal Tarif Murah Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) buka suara mengenai tarif pita frekuensi 1,4 GHz, yang bakal digelar dalam waktu dekat. Total lebar pita yang akan diberikan kepada pemenang adalah 80 MHz.

    Sempat terdengar kabar nilai spektrum pada pita frekuensi 1,4 GHz adalah Rp5 miliar per MHz. Artinya, harga per regional adalah Rp400 miliar.  Dengan biaya up front fee di muka, maka jika nilai yang akan dibayarkan pemenang lelang mencapai Rp1,2 triliun.

    Harga tersebut relatif jauh lebih murah dibandingkan dengan lelang yang digelar Komdigi pada 2022. Saat itu Telkomsel selaku pemenang lelang harus membayar Rp605 miliar untuk pita sebesar 2×5 MHz untuk spekturm di pita 2,1 GHz. 

    Mengenai rumor tersebut, Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto mengatakan hingga saat ini Komdigi belum dapat memberitahu nilai lelang frekuensi 1,4 GHz. Nilai lelang akan diberitahukan kepada peserta saat lelang digelar.

    “Terkait dengan harga dasar penawaran untuk seleksi 1.4 GHz ini akan diinformasikan kepada Calon Peserta Seleksi melalui Dokumen Seleksi,” kata Wayan kepada Bisnis, Kamis (31/7/2025).

    Wayan juga menyampaikan bahwa kebijakan terkait pricing atau skema pembayaran biaya hak penggunaan frekuensi yang dikenakan kepada Pemenang Seleksi akan memperhatikan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan.

    Sebelumnya, Komdigi membuka lelang seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access) guna memperluas jangkauan internet tetap dan mendukung pemerataan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.

    Langkah ini diambil seiring meningkatnya kebutuhan konektivitas tetap yang andal dan terjangkau, khususnya di daerah yang belum terlayani secara optimal.

    “Langkah ini tidak hanya membuka ruang bagi penyelenggara jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan layanan, tetapi juga memperluas pilihan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” ujar Wayan.

    Pelaksanaan seleksi ini berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 337 Tahun 2025 tentang Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025 yang menetapkan pita frekuensi selebar 80 MHz (1432–1512 MHz) di 3 (tiga) regional sebagai objek seleksi.

    Seleksi diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh penyelenggara telekomunikasi yang telah memiliki izin sesuai persyaratan.

    Tahapan seleksi akan dilaksanakan secara objektif dan transparan, melalui mekanisme evaluasi administrasi dan evaluasi komitmen pengembangan jaringan dan layanan.

    Komitmen penyediaan layanan tersebut akan menjadi acuan dalam pengawasan dan evaluasi pasca-penetapan pemenang seleksi.

    Pemerintah memastikan bahwa seluruh tahapan berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik.

    “Fokus kami adalah memastikan pita frekuensi ini dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan internet berbasis jaringan pitalebar tetap, termasuk di wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal,” jelasnya.

  • 6 Menteri Prabowo Sepakat Tunda Aktivitas Anak di Ruang Digital

    6 Menteri Prabowo Sepakat Tunda Aktivitas Anak di Ruang Digital

    Bisnis.com, JAKARTA — Enam menteri dari Kabinet Merah Putih menandatangani komitmen bersama untuk menciptakan ruang digital yang lebih aman dan ramah bagi anak-anak Indonesia.

    Penandatanganan Nota Kesepahaman ini menjadi langkah awal pelaksanaan Peraturan Pemerintah No.17/2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik untuk Perlindungan Anak (PP TUNAS) sebagai wujud sinergi lintas kementerian dalam menjaga anak dari risiko paparan negatif di ruang digital.

    Nota kesepahaman ini ditandatangani oleh Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Wihaji, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, Menteri Agama Nasaruddin Umar, dan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi.

    Meutya mengatakan pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk melindungi anak di ruang digital sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.

    Salah satu hal yang diatur oleh PP TUNAS, dan telah disepakati bersama, adalah penundaan aktivitas anak di ruang digital hingga mencapai usia tertentu.

    “Sebagai contoh mengemudi kendaraan, itu ada usia minimalnya. Kita juga percaya bahwa untuk masuk ke ranah digital yang mungkin memiliki tingkat bahaya yang sama atau bahkan lebih daripada mengemudi, harus ada usia minimum anak-anak untuk masuk ke ranah sosial media dan juga ranah PSE pada umumnya,” kata Meutya, dikutip Kamis (31/7/2025). 

    Meutya menekankan pentingnya upaya bersama untuk menyediakan ruang aktivitas bagi anak-anak berkegiatan secara fisik agar tidak terus terpapar oleh gawai.

    “Ini lintas kita semua, baik KemenPPPA, Kemendikdasmen, Kemenag, Kemendagri, dan Kemendukbangga, berperan menyediakan ruang-ruang yang baik bagi anak untuk beraktivitas,” ujarnya.

    Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2024 menyebut bahwa 39,71 persen anak usia dini di Indonesia telah menggunakan telepon seluler, sementara 35,57 persen lainnya sudah mengakses internet.

    Tanpa regulasi yang kuat, anak-anak berpotensi terpapar konten negatif di ruang digital yang tidak sesuai dengan usianya.

    Oleh karena itu, PP TUNAS juga mengatur kewajiban PSE untuk memverifikasi usia pengguna dan menerapkan pengamanan teknis yang dapat memitigasi risiko paparan konten negatif.

    Bagi pelanggar, PP TUNAS menetapkan sanksi administratif hingga pemutusan akses terhadap platform yang tidak patuh.

    Nota kesepahaman ini merupakan tindak lanjut dari pengesahan PP TUNAS oleh Presiden Prabowo Subianto pada 28 Maret 2025.

  • Ekosistem 1,4 GHz Belum Matang, Komdigi Perbolehkan Pemenang Gelar Layanan Bertahap

    Ekosistem 1,4 GHz Belum Matang, Komdigi Perbolehkan Pemenang Gelar Layanan Bertahap

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan penggelaran jaringan internet di pita 1,4 GHz dapat dilakukan secara bertahap. Pemerintah mengakui kesiapan ekosistem di pita tengah ini masih belum optimal.

    Dampak dari ekosistem yang belum kuat tersebut membuat ongkos pengembangan layanan internet 1,4 GHz tidak murah. Pemerintah memahami hal tersebut.

    “Memperhatikan kondisi ekosistem di pita 1.4 GHz, target penyediaan layanan kepada rumah tangga dalam rangka meningkatkan penetrasi juga dilakukan secara bertahap,” kata Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto kepada Bisnis, Kamis (31/8/2025).

    Kesiapan ekosistem menjadi salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan telekomunikasi dalam pengembangan layanan data di pita frekuensi 1,4 GHz. 

    Adapun pita frekuensi 1,4 GHz termasuk kategori mid band atau frekuensi pita tengah yang memiliki karakteristik jangkauan lumayan luas dan kapasitas besar.

    Head of Asia Pacific GSMA Julian Gorman mengatakan tantangan utama dalam pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz berkaitan dengan kesiapan ekosistem pendukung yang masih minim.

    “Masalah utama dari teknologi 1,4 GHz adalah ukuran ekosistemnya,” ujar Julian dalam konferensi virtual, Senin (28/7/2025). 

    Dia menjelaskan bahwa setiap pita frekuensi yang dialokasikan membutuhkan ekosistem komprehensif agar dapat dimanfaatkan secara efektif—dari pembuat chip, antena, hingga produsen perangkat yang dapat mendukung spektrum tersebut.

    Di berbagai belahan dunia, pita frekuensi paling populer yang lebih dulu diadopsi secara masif adalah 3,5 GHz, diikuti dengan 2,6 GHz. Pita-pita ini mendapat sambutan luas karena didukung oleh rantai pasok global yang matang dan biaya produksi perangkat yang efisien karena skala adopsi yang besar.

    Sebaliknya, pita 1,4 GHz hanya digunakan secara sporadis di beberapa wilayah dunia, sehingga keberadaan perangkat, chip, dan dukungan teknis lainnya masih relatif terbatas. 

    “Kalau Indonesia memilih untuk mengembangkan layanan di pita ini, tentu kontribusi terhadap pembentukan ekosistem global sangat besar. Tetapi untuk saat ini, kurangnya skala adalah tantangan terbesar,” kata Julian. 

    Sementara itu, Pakar telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Harsoyo mengatakan spektrum frekuensi 1,4 GHz berpotensi digunakan untuk fixed wireless access (FWA).

    Namun, menurut Agung, salah satu tantangan FWA di 1,4 GHz adalah kapasitas frekuensi yang terbatas, sehingga perusahaan telekomunikasi harus rutin menambah investasi jika ingin menjaga layanan di tengah pertumbuhan pelanggan.

    Struktur ongkos yang membengkak akan menjadi tantangan bagi tim produk yang menawarkan paket ke pelanggan. Makin banyak pengguna, makin banyak ongkos, dan makin kecil pula marginnya jika harga layanan tidak dinaikkan. 

    Adapun cara agar kualitas layanan tetap optimal dan pelanggan yang dilayani tetap banyak, serta bisnis perusahaan telekomunikasi tetap sehat, cara yang ditempuh adalah dengan menurunkan ongkos penggunaan spektrum frekuensi atau ongkos regulator.

    “Frekuensi itu kan dihitung berdasarkan yang menggunakan. Jadi kalau yang menggunakan sendirian itu dapat bit rate yang sangat tinggi. Wireless dishare. Berbeda dengan optik.  Artinya itu kan tidak berbeda dengan yang ada di selular,” kata Agung. 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access) tahun 2025.

    Objek seleksi pada pita frekuensi radio 1,4 GHz yang terdiri atas 3 regional yang masing-masing mencakup rentang frekuensi radio 1432 MHz, 1 blok (80 MHz), mode frekuensi radio time division duplexing, serta masa berlaku IPFR 10 tahun.

    Adapun, syarat peserta seleksi yaitu penyelenggara telekomunikasi yang memenuhi sejumlah ketentuan.

  • Penguin Solutions Perkuat Ekspansi di Indonesia, Incar Pertumbuhan 20%

    Penguin Solutions Perkuat Ekspansi di Indonesia, Incar Pertumbuhan 20%

    Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan teknologi global, Penguin Solutions (Nasdaq: PENG) berencana memperluas ekspansi pasar di Indonesia, dengan target pertumbuhan bisnis mencapai 20% pada 2026.

    Stephen Greene, VP Global Marketing Advanced Computing Penguin Solutions, menyampaikan sejatinya perusahaan telah hadir di pasar Indonesia selama 45 tahun, melalui Stratus Technologies Inc. Pada 2022, SMART Global Holdings Inc. (SGH) mengakuisisi Stratus dan kemudian melakukan rebranding menjadi entitas Penguin Solutions.

    “Di Indonesia, kami mendukung solusi teknologi berbagai industri. Misalnya dalam sistem perbankan, kami membantu transaksi uang, gaji, dan berbagai layanan keuangan lainnya agar dapat berjalan tanpa gangguan,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).

    Ke depannya, sambung Stephen Greene, Penguin Solutions akan memperkuat penetrasi AI di Indonesia seiring dengan tren pertumbuhan global. Mengutip riset IDC, 75% perusahaan akan menjalankan infrastruktur AI secara hybrid pada 2028. Dalam waktu yang sama, 60% korporasi akan meningkatkan belanja modal IT untuk merespons perkembangan AI dalam mendukung operasional.

    Oleh karena itu, konsumen membutuhkan infrastruktur teknologi yang aman, mudah diakses, dan memiliki daya tahan kuat saat beban kerja meningkat. Setiap industri juga membutuhkan spesifikasi AI yang khusus untuk mendorong performa perusahaan.

    Stephen Greene menganalogikan perbedaan mendasar infrastruktur AI dan IT. Menurutnya, AI seperti mobil balap Formula 1, yang disetel untuk melaju dengan kecepatan tinggi, membutuhkan bahan bakar khusus, pemantauan secara konstan, bahkan perawatan dan penanganan spesial yang menyesuaikan kondisi cuaca.

    Lain halnya dengan infrastruktur IT, yang menurutnya seperti mobil boks pengangkut logistik. Kendaraan tersebut dirancang untuk menangani pekerjaan rutin, dengan bahan bakar standar, dan perawatan secara berkala.

    “Selain itu, perbedaan utamanya ialah dari sisi tenaga kerja. Infrastruktur AI seperti mobil F1, membutuhkan tenaga ahli dengan keahlian khusus,” imbuhnya.

    Pada tahun buku 2024, PENG meraih pendapatan bersih US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,38 triliun (estimasi kurs Rp16.157 per dolar AS). Pada 2025, diharapkan nilai pendapatan meningkat sekitar 17%.

    Menurut Stephen Greene, saat ini kontribusi pasar Indonesia masih cenderung kecil terhadap target tersebut. Namun, Penguin Solutions optimistis perkembangan AI di Indonesia ke depan turut mendorong kinerja perusahaan.

    Lin-Hoe Foong, Vice President & MD APeJ Penguin Solutions, menuturkan sejumlah klien perusahaan di Indonesia mencakup berbagai sektor industri, seperti perbankan, minyak dan gas (migas), manufaktur, hingga transportasi.

    “Ke depan kami juga mengincar sistem pembayaran tol, agar mobil dapat terus melaju, tanpa harus tap kartu di gerbang,” tuturnya.

    Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia sedang merencanakan proyek Multi Lane Free Flow (MLFF). Sistem MLFF merupakan pembayaran tol otomatis yang memungkinkan pengendara untuk melaju tanpa perlu berhenti di gerbang tol untuk melakukan pembayaran.

    Gerry Santoso, Country Manager Penguin Solutions, menyebutkan pengembangan infrastruktur keuangan, manufaktur, hingga transportasi di Indonesia berjalan masif. Oleh karena itu, pertumbuhan bisnis perusahaan pada 2026 diharapkan mencapai 20%, lebih tinggi dari estimasi 10% pada 2025.

    “Sampai April 2025, kami masih proses transisi setelah Stratus diakuisisi Penguin Solutions. Harapannya pertumbuhan 2026 bisa lebih tinggi [dari 2025] hingga 20%,” jelasnya.

    Di sektor keuangan, layanan Penguin Solutions hadir di sistem ATM Bersama, Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX). Perusahaan ke depan juga berencana menjalin kerja sama dengan sejumlah bank buku IV.

    Di sektor transportasi, perusahaan melayani sistem komunikasi di LRT Rute Kelapa Gading—Rawamangun. Untuk sektor manufaktur, Penguin Solutions masuk ke industri makanan dan minuman, migas, pertambangan, hingga energi.

  • Zuckerberg Sebut Pengguna Makin Betah Main Facebook-Instagram Berkat AI

    Zuckerberg Sebut Pengguna Makin Betah Main Facebook-Instagram Berkat AI

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengungkap terjadi peningkatan waktu yang dihabiskan pengguna di aplikasi perusahaan pada kuartal II/2025 dengan kecerdasan buatan (AI).

    Di tengah kondisi konsumen yang makin banyak mengeluh tentang banyaknya “konten AI berkualitas rendah” yang membanjiri aplikasi sosial, Meta menyebut sistem AI makin baik dalam membantu pengguna terhubung dengan konten yang direkomendasikan.

    Zuckerberg mengatakan kemajuan dalam sistem rekomendasi perusahaan telah meningkatkan kualitas sehingga menyebabkan peningkatan 5% waktu yang dihabiskan di Facebook dan 6% di Instagram hanya dalam kuartal ini.

    “AI secara signifikan meningkatkan kemampuan kami untuk menampilkan konten yang menarik dan berguna bagi pengguna,” kata Zuckerberg dilansir dari Techrunch, Kamis (31/7/2025).

    Secara keseluruhan, Meta memperkirakan bahwa lebih dari 3,4 miliar orang menggunakan salah satu “keluarga aplikasi” – yaitu Facebook, Instagram, Messenger, dan/atau WhatsApp – setiap hari pada bulan Juni.

    Angka ini meningkat 6% dibandingkan tahun sebelumnya dan membantu meningkatkan pendapatan total keluarga aplikasi menjadi $47,1 miliar, meningkat 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Perusahaan juga membagikan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton video meningkat 20% dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal tersebut, juga karena optimalisasi sistem peringkat Meta dan upayanya untuk mempromosikan lebih banyak konten asli di Instagram.

    Kompetitor X Meta, Threads, juga mengalami peningkatan waktu yang dihabiskan karena “pengintegrasian LLM”, catat Meta.

    Zuckerberg sangat berambisi dalam menguasai industri AI. Meta Platforms sebelumnya merekrut empat peneliti dari OpenAI. Langkah tersebut disebut menjadi bagian dari strategi agresif Meta dalam mengembangkan proyek superintelijen yang dipimpin langsung oleh CEO Mark Zuckerberg. 

    Reuters melaporkan keempat peneliti yang direkrut adalah Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren. 

    Mereka dikabarkan telah menyetujui tawaran untuk bergabung dengan raksasa teknologi tersebut, sebagaimana disampaikan oleh sumber yang mengetahui proses perekrutan ini.

    Perekrutan ini terjadi hanya beberapa hari setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebut Meta juga berhasil memboyong tiga peneliti AI lainnya dari kantor OpenAI di Zurich, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai.

    CEO OpenAI Sam Altman sempat menyoroti Meta yang mencoba merekrut peneliti AI terbaik perusahaan. 

    Bahkan, dia menyebut, Meta memberikan tawaran lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun per orang. Namun, menurut Altman, strategi agresif tersebut belum membuahkan hasil kala itu. Hal tersebut disampaikan Altman dalam sebuah podcast bersama saudaranya, Jack Altman pada 17 Juni Kemarin.

    Dia menyebut, Meta aktif mencoba merekrut talenta OpenAI untuk bergabung dengan tim superintelligence baru yang dipimpin mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang.

    “[Meta] mulai memberikan tawaran sangat besar kepada banyak anggota tim kami, US$100 juta sebagai bonus penandatanganan, dan lebih dari itu dalam total kompensasi tahunan. Tapi sejauh ini, saya senang tak satu pun dari orang terbaik kami menerimanya,” kata Altman.

  • Provinsi Terpadat di Kanada Batalkan Kontrak Senilai Rp1,4 Triliun dengan Starlink

    Provinsi Terpadat di Kanada Batalkan Kontrak Senilai Rp1,4 Triliun dengan Starlink

    Bisnis.com, JAKARTA —  Provinsi Ontario, Kanada, resmi membatalkan kontrak senilai US$68,12 juta atau Rp1,4 triliun untuk layanan internet satelit berkecepatan tinggi Starlink milik Elon Musk.

    Langkah tersebut diambil untuk memenuhi janji retaliasi terhadap tarif yang dikenakan Amerika Serikat pada produk-produk Kanada.

    Menteri Energi dan Pertambangan Ontario Stephen Lecce mengkonfirmasi penghentian kesepakatan layanan internet satelit tersebut. Lecce, yang mengawasi konektivitas broadband di provinsi terpadat Kanada ini, tidak mengungkapkan biaya untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

    “Kami membatalkan kontrak tersebut karena alasan-alasan yang telah dia sebutkan sebelumnya. Kami membela Kanada,” kata Lecce, Kamis (31/7/2025).

    Sebelumnya, kontrak yang ditandatangani pada November 2024 ini dimaksudkan untuk menyediakan akses internet berkecepatan tinggi kepada 15.000 rumah dan bisnis di komunitas terpencil Ontario.

    Kesepakatan ini juga mencakup akses Starlink untuk First Nations terpencil, setelah uji coba yang menjanjikan pada 2020 di Pikangikum First Nation yang menunjukkan internet berkecepatan tinggi berfungsi dalam 15 menit setelah pengiriman perangkat keras menurut laporan Independent

    Premier Doug Ford telah mengancam akan membatalkan kesepakatan tersebut pada Februari, menyusul pengenaan tarif oleh Presiden AS Donald Trump terhadap impor Kanada. Pembatalan kemudian ditunda setelah Trump menyetujui jeda tarif selama 30 hari. 

    Dalam perkembangan lain, NASA menaruh perhatian terhadap Starlink yang disebut mengikis lapisan ozon Bumi saat mereka keluar dari orbit. Hal ini diungkapkan oleh studi yang didanai NASA dan diterbitkan dalam Geophysical Research Letters pada Juni 2024.

    Satelit Starlink yang mencapai akhir masa pakainya terbakar di atmosfer Bumi dan meninggalkan partikel kecil aluminium oksida. Partikel-partikel ini kemudian turun ke lapisan ozon, yang berfungsi menyerap radiasi ultraviolet berbahaya.

    Para peneliti – yang berasal dari University of Southern California – menemukan jumlah oksida ini meningkat delapan kali lipat dari 2016 hingga 2022. Namun, tidak semua dari partikel ini disebabkan oleh Starlink meskipun satelit Elon Musk itu memiliki armada terbesar.

    Menurut data yang dikumpulkan oleh astrofisikawan Jonathan McDowell, dari sekitar 10.000 objek aktif di orbit rendah Bumi, lebih dari 7.750 di antaranya merupakan milik Starlink.

    Laporan Space.com mengatakan perusahaan tersebut saat ini memiliki izin untuk meluncurkan 12.000 satelit lagi dan berencana menambah hingga 42.000 satelit pada masa mendatang.

    Perlu diketahui, satelit-satelit ini dirancang untuk bertahan sekitar 5 tahun. Sebuah satelit seberat 550 pon disebut akan melepaskan sekitar 66 pon partikel nano aluminium oksida saat masuk kembali ke atmosfer.

    Satelit-satelit Starlink juga menjadi semakin berat seiring waktu, dengan versi terbaru memiliki berat sekitar 2.760 pon.

    Aluminium tersebut sebagian besar akan dilepaskan di ketinggian antara 30 hingga 50 mil di atas permukaan Bumi. Namun, kemudian akan melayang turun ke lapisan ozon, yang diperkirakan memakan waktu sekitar 30 tahun.

    Dampaknya dikatakan sudah mulai terlihat — satelit yang terbakar pada tahun 2022 menyebabkan peningkatan kadar aluminium di atmosfer sebesar 29,5% di atas tingkat alami. Para peneliti bahkan menyebut situasinya akan semakin buruk.

    Salah satu penulis studi Geophysical Research Letters Joseph Wang berkomentar kondisi ini menjadi perhatian karena banyaknya satelit yang akan diluncurkan di masa depan.

    “Kami memperkirakan kelebihan tahunan lebih dari 640% dibandingkan tingkat alami. Berdasarkan proyeksi tersebut, kami sangat khawatir,” kata Wang.

  • Studi Ungkap Poros Bumi Bergeser 31,5 Inchi dalam 2 Dekade

    Studi Ungkap Poros Bumi Bergeser 31,5 Inchi dalam 2 Dekade

    Bisnis.com, JAKARTA – Sebuah studi inovatif terbaru yang diterbitkan dalam Geophysical Research Letters telah mengungkapkan sumbu rotasi Bumi telah bergeser 31,5 inci dalam waktu kurang dari dua dekade.

    Penelitian itu mengungkapkan sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pemompaan air tanah.

    Penemuan tak terduga ini menantang pemahaman konvensional tentang rotasi Bumi dan kaitannya dengan perubahan iklim. Para ahli kini berpendapat bahwa kemiringan ini dapat memiliki implikasi yang lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya, termasuk berkontribusi pada kenaikan permukaan laut dan memperburuk ketidakstabilan iklim.

    Data baru ini, yang pertama kali diungkap melalui analisis ketat oleh para peneliti termasuk Ki-Weon Seo dari Universitas Nasional Seoul, mengungkapkan pergeseran dramatis dalam kemiringan Bumi yang disebabkan oleh redistribusi air tanah.

    Studi ini, yang mengkaji data dari tahun 1993 hingga 2010, menunjukkan bahwa aktivitas manusia, khususnya dalam irigasi dan konsumsi, memengaruhi distribusi massa planet ini. Temuan ini menawarkan wawasan penting tentang potensi penyebab pergeseran kutub rotasi Bumi, dan efek berantainya terhadap pola iklim dan permukaan laut.

    Dalam salah satu penemuan paling mengejutkan dalam geofisika modern, studi ini menunjukkan bahwa pemompaan air tanah secara masif memiliki dampak signifikan terhadap sumbu rotasi Bumi.

    Kutub rotasi Bumi sebenarnya banyak berubah. Studi kami menunjukkan bahwa di antara penyebab-penyebab terkait iklim, redistribusi air tanah justru memiliki dampak terbesar terhadap pergeseran kutub rotasi. Redistribusi massa di Bumi melalui ekstraksi air tanah mengubah rotasi, mirip dengan menambahkan beban kecil pada gasing, sehingga mengubah sumbu planet.

    Meskipun konsep air yang bergerak melalui planet yang memengaruhi rotasinya bukanlah hal baru, studi ini memberikan data spesifik yang mengkuantifikasi skala dampaknya. Ekstraksi air tanah, yang utamanya mendukung irigasi pertanian dan penggunaan air manusia, memindahkan 2.150 gigaton air yang mencengangkan dari cadangan bawah tanah ke lautan, yang selanjutnya menggeser keseimbangan massa Bumi.

    Hal ini mengakibatkan pergeseran sumbu rotasi planet sebesar 31,5 inci, sebuah fenomena yang sebelumnya diremehkan dalam hal dampaknya terhadap sistem iklim global.

    Salah satu aspek yang paling meresahkan dari studi ini adalah implikasinya terhadap kenaikan muka air laut global. Meskipun redistribusi air berdampak pada kemiringan Bumi, hal ini juga berkontribusi terhadap kenaikan muka air laut, yang telah menjadi kekhawatiran yang semakin meningkat bagi penduduk pesisir.

    Ketika air tanah dipompa dan dialirkan ke lautan, volume air yang berkontribusi terhadap kenaikan muka air laut global bertambah. 

    Dalam jangka panjang, jika pemompaan air tanah terus berlanjut dengan kecepatan seperti saat ini, efek gabungannya dapat memperburuk masalah banjir pesisir yang sudah mendesak.

    Studi ini menunjukkan bahwa hubungan antara redistribusi air tanah dan kenaikan permukaan laut mungkin lebih nyata daripada yang disadari para ahli, sehingga menciptakan tantangan baru bagi upaya mitigasi perubahan iklim.

    Pergeseran kutub rotasi Bumi selalu menjadi subjek keingintahuan ilmiah. Namun, hubungan antara pergeseran ini dan pemompaan air tanah membuka jalan baru untuk memahami perubahan iklim. Surendra Adhikari, seorang ilmuwan NASA yang terlibat dalam studi tahun 2016 tentang pergeseran rotasi Bumi, menambahkan bobot lebih lanjut pada penelitian ini, dengan menyatakan, 

    Meskipun pemompaan air tanah mungkin tampak sebagai masalah lokal, dampak luasnya terhadap distribusi massa planet membuktikan sebaliknya. Para peneliti menemukan bahwa pergerakan air dari wilayah seperti Amerika Utara bagian barat dan India barat laut memiliki dampak paling substansial terhadap pergeseran rotasi Bumi.

    Ketika air tanah dipompa dari wilayah-wilayah ini dan akhirnya mengalir ke lautan, hal itu memengaruhi keseimbangan distribusi air di seluruh planet. Hal ini menyoroti sifat global dari masalah ini, menggarisbawahi fakta bahwa praktik lingkungan lokal dapat memiliki konsekuensi yang luas.

    Perlu dicatat juga bahwa pergeseran kemiringan Bumi ini bukan hanya akibat penggunaan air; pergeseran ini diperparah oleh perubahan iklim, yang dapat mempercepat dampak redistribusi air tanah. Ketika air bergerak dari wilayah dengan konsumsi tinggi ke lautan, perubahan distribusi massa akan terus memengaruhi rotasi planet dan dapat menyebabkan pola cuaca dan perubahan permukaan laut yang lebih nyata.

  • Rumus-rumus Dasar Microsoft Excel dan Contohnya

    Rumus-rumus Dasar Microsoft Excel dan Contohnya

    Bisnis.com, JAKARTA – Microsoft Excel merupakan salah satu perangkat lunak pengolah data untuk berbagai keperluan. Rumus dasar Microsoft Excel wajib dihafalkan untuk memudahkan pekerjaan.

    Microsoft Excel adalah software yang sangat populer dan banyak digunakan dalam berbagai bidang, seperti administrasi, keuangan, pendidikan, dan riset ilmiah.

    Salah satu keunggulan utama Excel terletak pada kemampuannya dalam melakukan perhitungan otomatis menggunakan rumus (formula).

    Penggunaan rumus dasar Microsoft Excel dapat mempercepat analisis data, mengurangi kesalahan perhitungan, dan meningkatkan efisiensi kerja.

    Rumus-rumus dasar Excel berguna untuk menghitung jumlah data atau secara spesifik mengelompokkan data tersebut.

    Penguasaan rumus dasar Microsoft Excel merupakan keterampilan penting yang menunjang efektivitas dalam bekerja dan belajar.

    Dengan memahami dan mempraktikkan rumus-rumus di atas, pengguna dapat mengolah data secara lebih efisien, akurat, dan sistematis.

    Excel juga menyediakan ratusan fungsi lainnya yang lebih kompleks dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik pengguna di bidang apa pun.

    Berikut rumus dasar Excel dan contohnya:

    Rumus Dasar Microsoft Excel

    1. SUM (Menjumlahkan Data)

    Fungsi: Menjumlahkan sekumpulan angka dalam rentang sel.

    Rumus:

    =SUM(A1:A5)

    Contoh: Jika sel A1 sampai A5 berisi angka 2, 4, 6, 8, dan 10, maka:

    =SUM(A1:A5) → hasilnya adalah 30

    2. AVERAGE (Menghitung Rata-rata)

    Fungsi: Menghitung nilai rata-rata dari sekumpulan angka.

    Rumus:

    =AVERAGE(B1:B5)

    Contoh: Jika B1 sampai B5 berisi nilai 70, 80, 90, 85, 75, maka:

    =AVERAGE(B1:B5) → hasilnya adalah 80

    3. MAX dan MIN (Mencari Nilai Tertinggi dan Terendah)

    Fungsi: MAX untuk mencari nilai tertinggi. MIN untuk mencari nilai terendah

    Rumus:

    =MAX(C1:C5)

    =MIN(C1:C5)

    Contoh: Jika C1 sampai C5 berisi nilai 45, 67, 89, 23, 56, maka:

    =MAX(C1:C5) → hasilnya adalah 89

    =MIN(C1:C5) → hasilnya adalah 23

    4. IF (Logika Kondisional)

    Fungsi: Menyatakan suatu kondisi logis dan hasil jika kondisi tersebut benar atau salah.

    Rumus:

    =IF(D1>=60, “Lulus”, “Tidak Lulus”)

    Contoh: Jika D1 berisi nilai 75, maka:

    =IF(D1>=60, “Lulus”, “Tidak Lulus”) → hasilnya adalah “Lulus”

    5. COUNT dan COUNTA (Menghitung Jumlah Data)

    Fungsi: COUNT Menghitung jumlah sel yang berisi angka. COUNTA Menghitung jumlah sel yang tidak kosong (angka maupun teks).

    Rumus:

    =COUNT(E1:E10)

    =COUNTA(E1:E10)

    Contoh: Jika E1 sampai E10 berisi 5 angka dan 3 teks, serta 2 sel kosong:

    =COUNT(E1:E10) → hasilnya adalah 5

    =COUNTA(E1:E10) → hasilnya adalah 8

    6. CONCATENATE / CONCAT (Menggabungkan Teks)

    Fungsi: Menggabungkan beberapa teks atau nilai dari sel berbeda.

    Rumus:

    =CONCATENATE(F1, ” “, G1)

    Contoh: Jika F1 berisi “Maman” dan G1 berisi “Suherman”:

    =CONCATENATE(F1, ” “, G1) → hasilnya adalah “Maman Suherman”

    Catatan: Pada Excel versi terbaru, CONCATENATE digantikan oleh fungsi CONCAT.

    7. NOW dan TODAY (Tanggal dan Waktu Sekarang)

    Fungsi: NOW Menampilkan tanggal dan waktu saat ini. TODAY Menampilkan tanggal hari ini (tanpa waktu).

    Rumus:

    =NOW ()

    =Today ()

    Contoh:

    =NOW() → 28/07/2025 16:45

    =TODAY() → 28/07/2025

    8. VLOOKUP (Mencari Nilai dalam Tabel Vertikal)

    Fungsi: Mencari nilai dalam kolom pertama dan mengembalikan nilai dari kolom lain yang sesuai dalam baris yang sama.

    Rumus:

    =VLOOKUP(70, A2:B5, 2, FALSE)

    Contoh: Jika dalam tabel A2:B5 terdapat data:

    70 | A
    80 | B
    90 | C

    Maka:

    =VLOOKUP(70, A2:B5, 2, FALSE) → hasilnya adalah “A”

    9. LEFT, RIGHT, dan MID (Mengambil Teks dari String)

    Fungsi: LEFT mengambil karakter dari sisi kiri. RIGHT mengambil karakter dari kanan. MID mengambil karakter dari posisi tertentu.

    Rumus:

    =LEFT(text, jumlah_karakter)

    =RIGHT(text, jumlah_karakter)

    =MID(text, posisi_awal, jumlah_karakter)

    Contoh:

    =LEFT(“Excel Dasar”, 5) → “Excel”

    =RIGHT(“Excel Dasar”, 5) → “Dasar”

    =MID(“Excel Dasar”, 7, 5) → “Dasar”

    10. TRIM (Menghapus Spasi Berlebih)

    Fungsi: Menghapus spasi berlebih dalam teks, kecuali satu spasi antar kata.

    Rumus:

    =TRIM ( )

    Contoh:

    =TRIM(” Data Excel “) → hasilnya adalah “Data Excel”

    Itulah rumus dasar Microsoft Excel yang harus dihafalkan untuk memudahkan pekerjaan.

  • Menkomdigi Minta Perbankan Lebih Aktif Blokir Rekening Judi Online

    Menkomdigi Minta Perbankan Lebih Aktif Blokir Rekening Judi Online

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengeklaim telah memblokir sebanyak 1,7 juta konten judi online (judol). Namun langkah ini belum optimal tanpa dukungan perbankan. 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan pemutusan akses terhadap situs judi online tidak cukup untuk memberikan efek jera terhadap para pelaku judi online.

    Perlu langkah yang lebih konkret salah satunya dengan pemblokiran rekening.

    “Konten bisa dibuat ulang dengan mudah, tetapi rekening sulit dibuka kembali setelah diblokir,” kata Meutya, dikutip Kamis (31/7/2025).

    Untuk itu, Komdigi menggandeng Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk melakukan pemblokiran terhadap rekening bank yang digunakan untuk transaksi judi online.

    Nantinya, PPATK akan melakukan pelacakan rekening yang terindikasi judi online. Selain itu, Meutya menyampaikan bahwa langkah ini juga sekaligus mendorong sektor perbankan untuk lebih ketat dalam proses verifikasi nasabah.

    “Perbankan juga harus diminta lebih ketat sehingga pelaku tidak bisa membuat rekening lagi,” imbuhnya.

    Dia berharap, dengan adanya kolaborasi lintas sektor antara Kemkomdigi dan PPATK, maka upaya untuk memutus mata rantai judi online dapat berjalan lebih efektif.

    “Ini bagus kalau disatukan, jadi ada crawling kontennya dan ada juga crawling rekeningnya,” pungkasnya.

    Meutya mengatakan Kementerian Komdigi telah melakukan takedown terhadap hampir 2,5 juta konten negatif, dengan sekitar 1,7 juta di antaranya terkait judol. Adapun, pemblokiran ini merupakan kalkulasi sejak 20 Oktober 2024 hingga 28 Juli 2025.

    Meutya menyampaikan pemblokiran konten negatif ini berasal dari pengaduan masyarakat dan sistem crawling milik Komdigi. 

    “Data konten-konten negatif ini kami dapatkan dari aduan masyarakat dan sistem crawling kami,” kata Meutya.

    Kendati demikian, Meutya menyebut peredaran situs judi online masih marak dan terus dipromosikan di berbagai platform media sosial.

    Terlebih, kata Meutya, pelaku judi online semakin kreatif dalam mencari celah yang tidak terlacak oleh sistem crawling untuk melakukan promosi judol.