Category: Bisnis.com Tekno

  • Menkomdigi Minta TNI Ikut Kawal Digitalisasi RI, Singgung Layanan Satelit LEO

    Menkomdigi Minta TNI Ikut Kawal Digitalisasi RI, Singgung Layanan Satelit LEO

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid berharap keterlibatan aktif Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam mengawal proses digitalisasi Indonesia. Di tengah disrupsi teknologi asing yang pesat, keamanan negara perlu dijaga dengan lebih baik.

    Meutya mengatakan dinamika geopolitik global telah membuat beberapa negara jatuh ke dalam situasi konflik. Selain konflik fisik, peperangan juga terjadi di dunia digital sehingga sinergi Kemkomdigi dengan TNI menjadi penting dalam membangun pertahanan digital.

    Meutya berpendapat tantangan dalam pertahanan digital makin kompleks, seperti munculnya layanan konektivitas satelit Low Earth Orbit (LEO) dari perusahaan asing di Indonesia serta derasnya arus data lintas batas negara yang dapat menimbulkan risiko terhadap pertahanan dan keamanan negara.

    “Di situlah pentingnya digitalisasi dikawal tidak hanya oleh para pakar IT tapi juga orang yang ahli dalam strategi pertahanan,” kata Meutya dikutip Sabtu (9/8/2025).

    Seperti diketahui saat ini satu-satunya satelit orbit rendah LEO yang mengantarkan internet ke Indonesia hanyalah Starlink. 

    Ratusan satelit milik Elon Musk (Amerika Serikat) telah mengorbit di atas langit Indonesia. Mereka menyalurkan internet kepada puluhan ribu pengguna di Tanah Air.

    Starlink merupakan satelit yang mengorbit pada ketinggian di atas 500 kilometer. Satelit khusus internet tersebut berukuran kecil dan memiliki kapasitas terbatas. Namun, kecepatan internet yang diberikan cukup mumpuni hingga mencapai 220 Mbps pada satu lokasi.

    Di Indonesia, Starlink melayani digunakan untuk tiga hal yaitu menyalurkan internet kepada pelanggan ritel, pelanggan korporasi, dan jaringan pengalur atau backhaul.

    SpaceX sempat menghentikan mencari pelanggn baru di Indonesia karena kapasitas yang dimiliki telah habis. 

    Berbeda dengan serat optik yang kapasitasnya dapat ditambah kapanpun tanpa menambah infrastruktur kabel, kapasitas Starlink baru dapat ditambah jika ada satelit baru yang diluncurkan Elon Musk atau dilakukan peralihan trafik dari satu negara ke Indonesia.

    Meutya juga menegaskan pentingnya ketersediaan infrastruktur konektivitas di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), termasuk Papua, sebagai bagian dari pertahanan nasional.

    Sinergi Komdigi dan TNI sejauh ini telah berhasil menghubungkan wilayah-wilayah di Papua dengan konektivitas digital.

    “Kemkomdigi membangun konektivitas di daerah Papua bekerja sama dengan teman-teman TNI, khususnya yang bertugas di sana,” kata Meutya.

  • Komdigi Tunggu Masukan Publik soal Peta Jalan dan Konsep Etika AI hingga 22 Agustus

    Komdigi Tunggu Masukan Publik soal Peta Jalan dan Konsep Etika AI hingga 22 Agustus

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengajak publik untuk terlibat dalam penyusunan buku putih peta jalan dan konsep etika kecerdasan buatan (AI). Masukan dari publik ditunggu paling lambat hingga 22 Agustus 2025. 

    Dilansir dari laman resmi, Sabtu (9/8/2025) dalam rangka akselerasi pengembangan dan pemanfaatan AI yang inklusif, berkelanjutan, aman dan bertanggung jawab, Komdigi telah menyusun Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial.

    Buku Putih Peta Jalan KA Nasional merupakan merupakan hasil keluaran dari Gugus Tugas Peta Jalan KA Indonesia yang beranggotakan 443 orang dan terdiri dari gabungan Pemerintahan, Akademisi, Industri, Komunitas/Masyarakat, dan Media.

    Adapun bersamaan dengan hal tersebut, Komdigi juga telah menyusun Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial sebagai upaya untuk memperkuat dan mengembangkan kebijakan etika KA yang saat ini sudah tersedia melalui Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.

    “Penyusunan Buku Putih ini menjadi pijakan dalam upaya pengambilan strategi kebijakan/regulasi yang akan ditempuh dalam menata kelola pengembangan dan pemanfaatan KA di Indonesia,” tulis Komdigi dalam websitenya.

    Konsultasi Publik Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial dimaksud untuk mendapat tanggapan dan masukan dari para pemangku kepentingan yang terkait untuk memperkaya materi Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial, sehingga dihasilkan kajian komprehensif dan akurat untuk mendukung Kecerdasan Artifisial di Indonesia.

    Tanggapan terhadap Konsultasi Publik Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial dapat disampaikan melalui email kerjal.aikita@mail.komdigi.go.id sampai dengan  22 Agustus 2025. 

    Sebelumnya, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria menyatakan rancangan awal dari Peta Jalan AI telah rampung pengerjaannya berdasarkan diskusi dengan sejumlah stakeholder terkait.

    “Ada 7 pokja yang terlibat, dan setiap kali diskusi diikuti dengan cukup antusias oleh para stakeholder, bisa mencapai 300-350 orang sekali diskusi, dan kita sudah melakukan rangkaian diskusi ini kurang lebih 21 kali pertemuan,” ujar Nezar.

    Nezar juga mengharapkan hasil dari perancangan Peta Jalan AI ini dapat merepresentasikan kepentingan-kepentingan dari para stakeholder.

    Proses selanjutnya adalah pemerintah akan melaksanakan konsultasi publik terhadap rancangan awal Peta Jalan AI, kemudian draft yang telah disusun akan dikirimkan kepada Kementerian Sekretariat Negara.

  • Sistem Pembayaran Digital RI Butuh Standar Keamanan Bebas dari Kejahatan Siber

    Sistem Pembayaran Digital RI Butuh Standar Keamanan Bebas dari Kejahatan Siber

    Bisnis.com, JAKARTA — Masa depan sistem pembayaran Indonesia tidak lagi hanya bertumpu pada kecepatan dan efisiensi transaksi. Lonjakan ancaman siber, maraknya pencurian data, dan meningkatnya kompleksitas fraud mendorong industri untuk menempatkan keamanan pertukaran data, ketersediaan infrastruktur berbagi, dan kolaborasi lintas sektor sebagai prioritas utama.

    Cybersecurity Ventures memproyeksikan kerugian global akibat kejahatan siber akan menembus US$10,5 triliun pada 2025 menjadikan salah satu ancaman ekonomi terbesar dunia. Di Indonesia, BSSN mencatat lebih dari 330 juta anomali siber sepanjang 2024. Angka ini menegaskan tingginya intensitas serangan terhadap sektor digital nasional.

    Sementara itu, IBM Cost of a Data Breach 2024 melaporkan rerata kerugian kebocoran data di Asia Tenggara mencapai US$3,2 juta per insiden, dengan sektor keuangan menjadi salah satu target utama. Lonjakan risiko siber ini menyoroti urgensi tata kelola dan standar keamanan yang solid dalam sistem pembayaran.

    Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran Bank Indonesia Farida Peranginangin mengatakan regulasi Bank Indonesia tidak sekadar mengatur tetapi juga menjadi katalis bagi inovasi digital di sektor pembayaran.

    “Infrastruktur pembayaran yang aman dan interoperabel adalah prasyarat utama untuk membangun kepercayaan publik. Tanpa kepercayaan, inovasi tak akan punya ruang tumbuh,” ujarnya dilansir Antara, Jumat (8/8/2025).

    Bank Indonesia menghadirkan regulatory sandbox sebagai sarana bagi perbankan, fintech, dan penyedia teknologi untuk menguji model bisnis baru secara terukur sebelum diterapkan secara luas. Menurutnya, pendekatan ini akan mempercepat pemanfaatan teknologi pembayaran yang lebih efisien dan inklusif, sambil memastikan standar keamanan dan tata kelola tetap terjaga di tengah laju transformasi digital yang semakin cepat.

    Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Slamet Aji Pamungkas menuturkan ancaman terhadap sektor keuangan terus berkembang.

    Oleh karena itu, diperlukan urgensi implementasi Strategi Keamanan Siber Nasional (SKSN) berdasarkan Perpres Nomor 47 Tahun 2023 tentang Strategi Keamanan Siber Nasional dan Manajemen Krisis Siber. Dalam beleid tersebut mencakup 8 area fokus yakni tata kelola, manajemen risiko, kesiapsiagaan, ketahanan, perlindungan infrastruktur informasi vital, kemandirian kriptografi, peningkatan kapabilitas, kebijakan keamanan siber, dan kerja sama internasional.

    “Ancaman siber terhadap sektor keuangan terus berevolusi, dari pencurian data hingga serangan berbasis kecerdasan buatan. Kita tidak bisa menangani ini secara parsial. Butuh kolaborasi antara regulator, pelaku usaha, akademisi, dan komunitas untuk membangun pertahanan nasional yang kokoh, utamanya di sektor keuangan digital,” katanya. 

    Wakil Sekjen II Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech) Saat Prihartono menilai kesiapan menghadapi risiko fraud menjadi faktor penentu keberlanjutan inovasi layanan digital. Menurutnya, industri tidak hanya perlu membangun teknologi yang mudah diakses tetapi juga memastikan lapisan keamanan yang mampu menahan pola serangan yang semakin canggih. Pihaknya mendorong kolaborasi lebih erat antara fintech, perbankan, dan regulator untuk membangun standar pencegahan fraud yang konsisten dan dapat diterapkan lintas platform.

    “Keamanan adalah fondasi agar inovasi dapat tumbuh. Tanpa fondasi ini, kepercayaan masyarakat mudah rapuh dan ekosistem digital tidak akan mampu berkembang secara sehat,” ucapnya. 

    Country Director BPC Indonesia Djoni Tany menekankan inovasi dan keamanan harus berjalan beriringan. Menurutnya, Indonesia memiliki peluang besar menjadi pionir di Asia Tenggara apabila mampu membangun arsitektur pembayaran yang aman, terstandardisasi, dan saling terhubung.

    “Keamanan bukan penghalang inovasi, justru menjadi katalis yang memungkinkan lahirnya layanan baru secara berkelanjutan,” tuturnya. 

    Direktur PT Jalin Pembayaran Nusantara Eko Dedi Rukminto menegaskan kolaborasi dan pertukaran data yang aman merupakan fondasi penting bagi terwujudnya sistem pembayaran nasional yang tangguh dan berdaya saing global. Ke depan, tantangan sistem pembayaran bukan hanya soal teknologi tetapi juga membangun kepercayaan publik agar ekosistem digital dapat tumbuh tanpa mengorbankan perlindungan data masyarakat.

    “Ketahanan ekosistem digital Indonesia sangat bergantung pada kepercayaan publik. Ini bukan hanya isu industri, tetapi bagian dari kepentingan nasional untuk memastikan transaksi masyarakat terlindungi, data keuangan tetap berdaulat, dan inovasi dapat berkembang tanpa mengorbankan keamanan,” terangnya.

  • Sistem Arsip Pengadilan AS Dibanjiri Serangan, Data Sensitif Diretas

    Sistem Arsip Pengadilan AS Dibanjiri Serangan, Data Sensitif Diretas

    Bisnis.com, JAKARTA — Kantor administrasi Pengadilan Amerika Serikat (AS) melaporkan terjadinya serangan siber yang menyasar sistem teknologi informasinya. 

    Pernyataan tersebut menyusul laporan Politico pada Rabu (6/8/2025) malam yang menyebutkan sistem pengajuan kasus elektronik peradilan telah dibobol dalam kampanye peretasan besar-besaran, yang diyakini telah mengekspos data-data sensitif di beberapa negara bagian.

    Dilansir dari Reuters Jumat (8/8/2025), insiden peretasan tersebut telah mempengaruhi sistem manajemen kasus federal peradilan.

    Serangan itu mencakup Manajemen Kasus/Berkas Kasus Elektronik (CM/ECF), yang digunakan para profesional hukum untuk mengunggah dan mengelola dokumen kasus.

    Selain itu, Akses Publik ke Catatan Elektronik Pengadilan (PACER), yang menyediakan akses berbayar kepada publik ke sebagian data yang sama, juga turut terkena imbas dari serangan siber tersebut.

    Menanggapi insiden itu, pihak Badan Peradilan Federal akan segera mengambil langkah-langkah tambahan untuk memperkuat perlindungan dokumen sensitif, tetapi tidak dijelaskan secara terperinci apa upaya konkret yang akan mereka lakukan.

    Mereka juga berencana meningkatkan sistem dan memblokir serangan di masa mendatang, serta akan memprioritaskan kerja sama dengan pengadilan dalam rangka mengurangi dampak serangan.

    Lembaga tersebut juga menyadari risiko ancaman siber yang terus berkembang seiring berjalannya waktu. Adaptasi taktik pelaku ancaman yang semakin canggih dan berubah-ubah menjadi tantangan yang menurut mereka sulit dalam melindungi sistem.

    “Kami tetap berkomitmen memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia, termasuk kolaborasi dengan penegak hukum, serta entitas lainnya,” kata pihak Pengadilan Federal AS, dalam situs resmi mereka.

    Sebelumnya, pada 2021, lembaga pengadilan tersebut telah menambahkan prosedur keamanan baru untuk melindungi catatan rahasia atau yang disegel, setelah munculnya dugaan pelanggaran sistem.

    Kini, peradilan federal terus berjuang memodernisasi sistemnya yang sudah tua. Awal tahun ini, terungkap bahwa kurangnya investasi selama bertahun-tahun menjadi penyebab sistem teknologi informasi mereka rentan.

    “Sistem tua itu membuat kami butuh biaya operasional yang mahal, selain itu perawatannya juga sulit, dan risiko kegagalan operasional atau pelanggaran keamanan terus-menerus mengintai,” kata Hakim Sirkuit AS, Amy St. Eve. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Fosil Monster Laut Berusia 183 Juta Tahun Ditemukan di Jerman

    Fosil Monster Laut Berusia 183 Juta Tahun Ditemukan di Jerman

    Bisnis.com, JAKARTA — Studi terbaru melaporkan penemuan sisa-sisa fosil “monster laut” dari zaman Jurasik yang belum pernah ditemukan sebelumnya. Fosil tersebut ditemukan di Jerman pada Kamis (8/8/2025).

    Reptil laut yang ditemukan itu diberi nama Plesionectes longicollum, yang artinya “Perenang Berleher Panjang”. Spesies tersebut diperkirakan hidup di lautan prasejarah sekitar 183 juta tahun lalu, lebih tepatnya pada awal zaman Toarcian selama awal Zaman Jurasik.

    P. longicollum adalah sejenis plesiosaurus, yaitu kelompok reptil laut karnivora berleher panjang yang telah punah, yang hidup pada masa ketika dinosaurus mendominasi lingkungan darat.

    Spesimen fosil yang ditemukan di Jerman itu memiliki panjang sekitar 3 meter, serupa dengan panjang buaya, dengan lehernya yang memiliki panjang sedikit kurang dari setengah rentang totalnya.

    Kerangka hewan yang hampir lengkap tersebut berisi sisa-sisa jaringan lunak dan tulang yang membatu, yang memungkinkan para ilmuwan memastikan P. longicollum memang merupakan spesies baru yang ditemukan.

    Awalnya, pada tahun 1978, tulang-tulang reptil ini digali dari sebuah tambang di Jerman, menjadi bagian dari formasi Serpih Posidonia, yang dikenal karena fosil-fosilnya yang terawetkan dengan sangat baik.

    “Spesimen ini sudah menjadi koleksi selama beberapa dekade, tetapi penelitian sebelumnya tidak pernah sepenuhnya mengeksplorasi anatomi khasnya,” kata penulis utama studi P. longicollum, sekaligus paleontolog vertebrata di Jerman, Sven Sachs, dikutip dari Live Science, Jumat (8/82025).

    Dia bersama timnya juga mengatakan, mereka berhasil mengungkap kombinasi fitur kerangka yang tidak biasa, yang membedakannya dari semua plesiosaurus yang telah diketahui sebelumnya.

    P. longicollum jadi plesiosaurus tertua yang diketahui dari kota Holzmaden di barat daya Jerman. Diketahui juga, fosil yang ditemukan tersebut belum dewasa ketika mati, tetapi tetap dapat diklasifikasikan ke dalam genus dan spesies baru.

    Sementara itu, lima kerangka Plesionectes lain yang hampir lengkap telah diidentifikasi di Posidonia Shale dan mencakup contoh dari ketiga garis keturunan plesiosaurus utama.

    Paleobiolog di Akademi Ilmu Pengetahuan Polandia, Daniel Madzia, mengatakan, perubahan lingkungan yang signifikan terjadi pada masa hidup  P. longicollum. Itu termasuk peristiwa anoksik samudra besar yang mempengaruhi kehidupan laut di seluruh dunia.

    “Peristiwa itu menguras oksigen dan meningkatkan pengasaman air, menyebabkan  hilangnya keanekaragaman hayati laut secara drastis,” kata Madzia, menjelaskan peristiwa anoksik itu, dilansir LiveScience (8/8/2025).

    Kini, fosil plesiosaurus tertua di bumi itu disimpan secara permanen di Museum Sejarah Alam Negara Bagian Stuttgart di Jerman. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Mayoritas Pemimpin IT Indonesia Berencana Tambah Investasi untuk Hadapi Era AI

    Mayoritas Pemimpin IT Indonesia Berencana Tambah Investasi untuk Hadapi Era AI

    Bisnis.com, JAKARTA — Mayoritas pemimpin teknologi Indonesia menyatakan keinginannya untuk meningkatkan kekuatan jaringan perusahaan untuk mengimbangi adopsi kecerdasan buatan (AI) yang berjalan sangat cepat di Indonesia.

    Para pemimpin merasa infrastruktur yang ada saat ini tidak cukup mumpuni untuk menghadapi teknologi AI yang butuh transportasi data dengan sangat cepat.

    Dalam laporan Cisco terbaru, pemimpin perusahaan merasakan perubahan cara kerja yang disebabkan oleh kehadiran asisten AI, agen AI, dan beban kerja berbasis data.

    Hal tersebut telah menciptakan lalu lintas jaringan yang lebih cepat, lebih dinamis, lebih sensitif terhadap latensi, dan juga lebih kompleks.

    Managing Director Cisco Indonesia Marina Kacaribu mengatakan ketika perusahaan-perusahaan di Indonesia dan di seluruh dunia mulai memanfaatkan kekuatan AI, jaringan menjadi fondasi penting yang memungkinkan AI bisa bekerja dengan baik.

    Untuk memenuhi kebutuhan bisnis masa depan dan menghadapi ancaman yang terus berkembang, jaringan saat ini harus lebih cepat, lebih cerdas, dan lebih resilien. 

    “Perusahaan-perusahaan harus menyadari bahwa jaringan modern adalah kunci untuk meningkatkan pertumbuhan dan kesuksesan di masa mendatang,” ujar Marina dikutip Jumat (8/8/2025).

    Riset Cisco terbaru mengungkap sebanyak 98% perusahaan di Indonesia menganggap jaringan modern penting untuk AI, IoT, dan cloud. Kemudian, 98% pemimpin IT juga berencana meningkatkan porsi anggaran untuk jaringan dalam keseluruhan belanja IT mereka.

    Seluruh pemimpin IT mengatakan jaringan yang aman penting untuk operasional dan pertumbuhan perusahaan, dan  86% diantaranya menyebutnya sangat krusial. Sebanyak 97% percaya bahwa peningkatan kualitas jaringan akan memperkuat keamanan siber.

    Mereka juga menegaskan jaringan yang resilien menjadi kebutuhan utama, terutama karena 60% saat ini pernah mengalami gangguan serius —  sebagian besar akibat serangan siber, beban jaringan yang besar, dan kesalahan konfigurasi software – yang mengakibatkan kerugian hingga US$160 miliar akibat dari satu gangguan parah per perusahaan, per tahun.

    “58% pemimpin IT menyebut dampak terbesar jaringan modern terhadap pendapatan adalah penerapan AI yang bisa melakukan personalisasi, sehingga pengalaman pelanggan  menjadi lebih personal dan lebih cepat, yang pada akhirnya akan meningkatkan loyalitas pelanggan dan pertumbuhan bisnis,” kata Marina.

    Para pemimpin IT sudah menghasilkan nilai finansial dari jaringan modern saat ini — terutama melalui peningkatan pengalaman pelanggan (61%), meningkatkan efisiensi (74%), dan dukungan terhadap inovasi (62%). Tetapi banyak dari nilai finansial ini berisiko hilang jika infrastrukturnya belum siap untuk AI atau skala real-time. 

    Untuk bisa mendukung potensi pertumbuhan dan penghematan secara maksimal, para pemimpin IT harus menutup sejumlah celah penting seperti sistem yang terfragmentasi (45%), implementasi yang belum lengkap (63%), dan ketergantungan pada pengawasan manual (44%). 

    Riset terbaru Cisco menunjukkan bahwa para CEO di seluruh dunia memiliki pemahaman yang serupa dengan para pemimpin IT mengenai pentingnya infrastruktur di era AI.

    Sebanyak 97% tengah memperluas pemanfaatan AI, dan 78% mengandalkan CIO atau CTO dalam pengambilan keputusan investasi. 

    Mereka juga menyadari bahwa infrastruktur lama yang sudah ketinggalan akan menghambat pertumbuhan. Seiring dengan pergeseran arsitektur yang signifikan dalam jaringan perusahaan, manajemen perusahaan mendukung pemimpin teknologi mereka untuk mengawalinya dengan transformasi jaringan  — dan 96% meyakini kemitraan yang terpercaya akan menjadi kunci sukses. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • OpenAI Rilis GPT-5, Skor Halusinasi Lebih Rendah dari GPT-4

    OpenAI Rilis GPT-5, Skor Halusinasi Lebih Rendah dari GPT-4

    Bisnis.com, JAKARTA — OpenAI telah meluncurkan model AI terbarunya GPT-5 pada Kamis (7/8/2025). Salah satu keunggulan dari model kecerdasan buatan terbaru itu adalah tingkat akurasi yang lebih tinggi dan ‘jarang’ memberikan jawaban yang berhalusinasi.

    Ini adalah model AI terpadu yang menggabungkan kemampuan penalaran model seri-o dengan respons cepat seri GPT-nya.  

    GPT-5 memungkinkan ChatGPT menyelesaikan beragam tugas atas nama pengguna, seperti membuat aplikasi perangkat lunak, menavigasikan kalender pengguna, atau membuat ringkasan. 

    Selain itu, OpenAI juga berupaya membuat ChatGPT lebih mudah digunakan, dengan menyertakan router waktu nyata pada GPT-5, yang menentukan cara memberikan jawaban terbaik, baik menjawab pertanyaan pengguna dengan cepat maupun meluangkan waktu tambahan untuk “memikirkan” jawaban.

    CEO OpenAI, Sam Altman mengklaim GPT-5 merupakan langkah signifikan dalam perjalanan perusahaan mengembangkan AI yang dapat mengungguli manusia dalam pekerjaan yang paling bernilai secara ekonomi, yaitu kecerdasan umum buatan (AGI).

    “Memiliki sesuatu seperti GPT-5 hampir tidak terbayangkan sebelumnya dalam sejarah,” kata Altman, dilansir TechCrunch, Jumat (8/8/2025).

    GPT-5 akan tersedia untuk semua pengguna gratis ChatGPT sebagai model default mereka. Ini merupakan bagian dari upaya perusahaan memberikan akses gratis ke model penalaran AI untuk pertama kalinya setelah sebelumnya OpenAI membatasi model-model lebih canggih di balik sistem berbayar.

    Keunggulan GPT-5 DIbandingkan Pesaing

    OpenAI menyatakan, GPT-5 menawarkan kinerja tingkat tinggi di bidang pengkodean yang unggul dalam menjalankan seluruh aplikasi perangkat lunak sesuai permintaan, yang kemudian dikenal sebagai “pengkodean getaran”.

    GPT-5 juga lebih baik dalam menjawab pertanyaan terkait kesehatan. Ini terbukti dari uji coba yang mengukur akurasi respons model AI dalam topik seputar kesehatan, HealthBench Hard Hallucinations, yang menyatakan model AI tersebut hanya berhalusinasi 1,6 dari waktu.

    Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan model GPT-4o dan o3 sebelumnya yang masing-masing mencetak skor 12,9% dan 15,8%.

    Dikutip dari TechCrunch, Wakil Presiden ChatGPT, Nick Turley mengatakan, dalam aspek desain kreatif dan penulisan, GPT-5 juga mampu memberikan respons yang lebih alami, serta menunjukkan selera yang lebih baik daripada model AI lainnya dalam tugas-tugas kreatif.

    Secara keseluruhan pun, tingkat halusinasi model GPT-5 jauh lebih rendah dengan angka informasi salah sebanyak 4,8%, turun jauh lebih signifikan dibandingkan 03 dan GPT-4o yang masing-masing memiliki tingkat halusinasi 22% dan 20,6%.

    Hal tersebut membuat GPT-5 lebih akurat dan lebih sedikit mengarang informasi dibanding model-model sebelumnya.

    OpenAI juga mengklaim GPT-5 lebih aman dibandingkan model sebelumnya, dengan mengurangi penipuan, dan juga memberikan pengalaman pengguna dengan model yang lebih transparan dan jujur.

    Hal tersebut termasuk keunggulan dalam membedakan antara pelaku kejahatan yang mencoba menyalahgunakan ChatGPT, dan pengguna yang hanya mengajukan prompt tidak berbahaya.

    Itu membuat GPT-5 mampu menolak lebih banyak pertanyaan tidak aman, sekaligus menawarkan lebih sedikit penolakan pada pengguna yang mencari informasi tidak berbahaya.

    OpenAI mengklaim GPT-5 merupakan yang tercanggih di beberapa domain, sedikit mengungguli model AI terkemuka dari Anthropic, Google DeepMind, dan xAI Elon Musk. Akan tetapi, GPT-5 masih sedikit lebih buruk daripada model AI yang belum berkembang di area lain. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Chat GPT 5 Makin Pintar, Setara Lulusan S3 atau PhD

    Chat GPT 5 Makin Pintar, Setara Lulusan S3 atau PhD

    Bisnis.com, JAKARTA – OpenAI baru saja mengumumkan peluncuran generasi terbaru Chat GPT 5, yang diklaim memiliki kemampuan luar biasa dan mampu memberikan jawaban. Chatgpt 5 diklaim bisa memiliki kemampuan setara mahasiswa S3 atau doctor atau PhD.

    ChatGpt 5 dirilis sebagai AI yang lebih pintar, lebih cepat, dan lebih berguna. Chat GPT 5 diharapkan menjadi tonggak baru dalam dunia kecerdasan buatan.

    CEO dan salah satu pendiri OpenAI, Sam Altman mengatakan bahwa kehadiran Chat GPT 5 menjadi tanda munculnya era baru dalam teknologi AI yang belum pernah terbayangkan sebelumnya. Chat GPT 5 ini menawarkan logika, solusi yang seperti dipikirkan manusia lulusan PhD, dan merespon dengan cepat.

    Model Chat GPT 5 ini dirancang untuk menangani pekerjaan kompleks seperti coding dan penulisan dengan lebih sedikit petunjuk, sekaligus memberikan penjelasan yang lebih jelas dan alami bagi pengguna. Altman bahkan menyebut GPT-5 sebagai AI yang benar-benar terasa seperti berbicara dengan pakar dalam berbagai bidang.

    Dia juga menyebutkan bahwa GPT-5 akan lebih jujur dan tidak menipu, sehingga pengguna bisa lebih percaya terhadap jawaban yang diberikan. Ini sekaligus menandai langkah besar dalam mengatasi kekhawatiran terkait keakuratan data yang sering menjadi masalah di AI sebelumnya.

    “Chat gpt 5 akan lebih pintar, cepat, dan lebih berguna. Khususnya bagi orang-orang yang membutuhkan coding,” ungkapnya seperti dikutip dari BBC, Jumat (8/8/2025).

    Beberapa minggu lalu, Elon Musk juga mempromosikan AI buatannya, Grok, yang disebutnya lebih cerdas dari level PhD dan disebut sebagai AI terpintar di dunia saat ini. Meski begitu, GPT-5 diprediksi akan punya peran penting, terutama untuk para pengembang dan profesional di bidang coding maupun riset, karena kemampuannya menciptakan software secara otomatis dan melakukan reasoning secara mendalam.

    Selain soal kemampuan dan kecepatan, GPT-5 juga dirancang agar lebih human-like dalam memberi jawaban.

    Altman pun membandingkan bahwa Chat GPT-3 seperti berbicara dengan pelajar SMA, GPT-4 seperti berbicara dengan mahasiswa, dan GPT-5 ini sudah seperti berbicara dengan pakar PhD.

    “Meski begitu, beberapa pakar etik memperingatkan bahwa kemampuan AI ini masih sebatas menirukan manusia, bukan benar-benar mengganti manusia dalam hal pemikiran dan akal.

    Sebagai contoh, Prof. Carissa Véliz dari Institute for Ethics in AI, mengungkapkan bahwa meskipun GPT-5 tampil impresif, teknologi ini masih belum mampu menghasilkan keuntungan besar dan lebih banyak soal peniruan daripada inovasi asli. Ia juga menambah bahwa ancaman terbesar bukan hanya soal kemampuan teknis AI, tapi soal bagaimana kita mengatur dan mengawasi penggunaan teknologi ini secara aman dan bertanggung jawab.

    OpenAI berencana merilis Chat GPT-5 secara penuh kepada semua pengguna mulai hari Kamis. Banyak pihak menantikan, apakah model ini benar-benar sebagus yang diklaim, dan bagaimana dampaknya terhadap dunia kerja, kreativitas, serta etika AI di masa depan.

  • Telkomsel dan ITB Hadirkan AI Innovation Hub di KSTI Indonesia 2025

    Telkomsel dan ITB Hadirkan AI Innovation Hub di KSTI Indonesia 2025

    Bisnis.com, BANDUNG – Di sela penyelenggaraan Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang berlangsung di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 7-9 Agustus 2025, Telkomsel bersama ITB menandatangani Nota Kesepahaman terkait pembentukan Artificial Intelligence (AI) Innovation Hub. Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Network Telkomsel Indra Mardiatna yang mewakili Direktur Utama Telkomsel Nugroho dan Rektor ITB Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, disaksikan oleh Direktur Utama Telkom Indonesia Dian Siswarini serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Prof. Dr. Brian Yuliarto.

    Nota Kesepahaman ini bertujuan untuk menginisiasi kolaborasi pengembangan ekosistem AI nasional dengan melibatkan akademisi sebagai pusat riset dan inovasi. AI Innovation Hub dirancang sebagai wadah kolaborasi strategis untuk mendorong berbagai inovasi AI yang aplikatif, efektif, serta berdampak luas bagi pembangunan dan kemandirian digital Indonesia termasuk penyiapan talenta digital berwawasan AI yang tangguh, adaptif dan siap berdaya saing global.

    Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Prof. Dr. Brian Yuliarto, menyampaikan, “Kami menyambut baik kolaborasi antara Telkomsel dan ITB dalam membangun AI Innovation Hub ini. Sinergi antara akademisi dan industri menjadi kunci penguatan ekosistem riset nasional, mendukung Misi Asta Cita dalam menciptakan inovasi teknologi dan pengembangan talenta digital untuk kemandirian bangsa.”

    AI Innovation Hub akan terdiri dari AI Academy, sebuah platform pembelajaran digital berbasis Learning Management System (LMS) yang dibantu oleh AI. Kemudian, AI Labs sebagai wadah riset bersama yang mengutamakan dampak nyata bagi masyarakat Indonesia. Aktivitas riset dan diskusi seperti sharing session, seminar, AI use case lab, dan community gathering, juga akan rutin digelar di AI Innovation Hub guna mendukung ekosistem inovasi AI di Indonesia. Serangkaian inisiatif ini diharapkan akan menjadi pusat pertemuan strategis antara akademisi, praktisi industri, komunitas, serta pemerintah, untuk menjawab berbagai tantangan nasional.

    Direktur Utama Telkom Indonesia, Dian Siswarini, menambahkan, “Kolaborasi ini sangat penting dalam percepatan transformasi digital Indonesia, khususnya melalui pengembangan AI dalam program Telkomsel Akselerasikan Indonesia (AI). Kami optimis kerja sama strategis yang diinisiasi oleh Telkomsel bersama ITB ini akan memperkuat ekosistem digital nasional yang berdaya saing global, sekaligus mendukung pemerintah menciptakan pertumbuhan ekonomi digital yang inklusif dan berkelanjutan.”

    Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, mengatakan, “AI Innovation Hub di ITB merupakan bentuk nyata komitmen Telkomsel dalam mengakselerasi pemanfaatan AI secara luas. Dengan kolaborasi bersama akademisi dengan kompetensi yang relevan, kami berharap dapat menghadirkan ragam solusi yang unggul dan inovatif bagi industri, pemerintah, dan masyarakat. Langkah ini kami harapkan dapat memberikan dampak signifikan untuk mendukung akselerasi pencapaian Visi Indonesia Emas 2045.”

    ITB dipilih sebagai mitra strategis Telkomsel dalam inisiatif ini karena keunggulannya dalam bidang engineering, data science, serta ekosistem riset yang kuat dan dinamis. Ke depan, model kolaborasi ini diharapkan dapat diterapkan di berbagai kota lain di Indonesia.

    Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menyambut baik kolaborasi ini. “AI Innovation Hub merupakan bukti nyata sinergi akademisi dengan industri dalam menciptakan inovasi berbasis AI yang mampu menjawab tantangan pembangunan nasional. Kolaborasi ini akan memperkuat upaya kami menghasilkan talenta digital yang unggul, serta mempercepat implementasi berbagai solusi digital strategis yang bermanfaat bagi masyarakat luas.”

  • Bill Gates Peringatkan Gen Z Bakal Sulit Cari Kerja karena AI

    Bill Gates Peringatkan Gen Z Bakal Sulit Cari Kerja karena AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dikhawatirkan bisa menggeser sejumlah pekerjaan di masa depan.

    Dengan kehadiran AI yang bisa menggantikan sejumlah pekerjaan manusia, kesempatan para pencari kerja pun dinilai akan lebih sulit.

    Generasi Z atau Gen Z diprediksi menjadi golongan yang lebih dulu terdampak dengan masalah ini.

    Miliarder sekaligus pendiri Microsoft, Bill Gates, ikut mengkhawatirkan nasib Gen Z di kemudian hari. Meskipun “menyenangkan sekaligus memberdayakan”, namun ia memperingatkan Gen Z untuk memanfaatkannya sejak dini.

    Kepada para Gen Z yang baru lulus, ia memberikan saran untuk menerima kehadiran teknologi AI namun mempergunakannya dengan maksimal, tetapi juga jangan berharap stabilitas dalam pencarian kerja.

    “Menerima [AI], dan mempelajarinya, akan sangat, sangat penting. Itu juga tidak menjamin kita tidak akan mengalami banyak dislokasi,” katanya kepada CNN dikutip dari Yahoo, Jumat (8/8).

    Gates kemudian memberikan masukan penting untuk para pemuda, mengatakan untuk “rasakan rasa ingin tahu, baca, dan gunakan perangkat terbaru,”.

    Microsoft Lapor 40 Pekerjaan Terancam AI

    Baru-baru ini, Microsoft merilis laporan yang mengungkapkan bahwa setidaknya ada 40 daftar pekerjaan yang terancam oleh AI.

    Beberapa pekerjaan yang terancam yakni yang berhubungan dengan karya tulis, analisis, hingga teknologi.

    Dalam laporan terbarunya, Microsoft menuliskan bahwa skor keterkaitan tertinggi daftar pekerjaan yang bisa digantikan AI yakni jurnalistik, penulis, hingga ahli komputer dan matematika.

    Meskipun begitu, Kiran Tomlinson, seorang peneliti senior Microsoft, mengatakan bahwa penelitian yang dilakukan ini bertujuan menyoroti bahwa teknologi AI dapat mengubah cara kerja, bukan mengambil atau menggantikan pekerjaan.

    “Penelitian kami menunjukkan bahwa AI mendukung banyak tugas, terutama yang melibatkan penelitian, penulisan, dan komunikasi, tetapi tidak menunjukkan bahwa AI dapat sepenuhnya melakukan satu pekerjaan. Seiring dengan percepatan adopsi AI, penting bagi kita untuk terus mempelajari dan lebih memahami dampak sosial dan ekonominya,” ujar Tomlinson.

    Gen Z Paling Sulit Cari Kerja karena AI

    Generasi Z dinilai semakin jenuh mencari pekerjaan, karena banyaknya penolakan yang diterima dalam beberapa waktu terakhir.

    Para pelamar yang frustrasi mengeluh di TikTok tentang banyaknya email penolakan yang mereka terima dari perusahaan dan mengungkapkan kekhawatiran bahwa pekerjaan terasa kacau.

    Data terbaru mendukung hal ini, di mana lowongan pekerjaan tingkat pemula di AS secara keseluruhan menurun sekitar 35% sejak Januari 2023. Hal ini juga dipengaruhi otomatisasi oleh AI yang berdampak besar.

    Survei terbaru menemukan 49% pencari kerja Generasi Z AS percaya bahwa AI telah mengurangi nilai gelar mereka.

    Sementara itu, tingkat pengangguran lulusan perguruan tinggi baru-baru ini telah naik di atas 6% selama 12 bulan terakhir yang berakhir pada bulan Mei, sementara tingkat pengangguran nasional secara keseluruhan berkisar di sekitar 4%.

    AI pun disebut dengan mudah menggantikan pekerjaan tingkat pemula (entry level) yang kini sudah mulai terasa di semua industri.