Category: Bisnis.com Tekno

  • Manfaat Hosting N8N dalam Sistem Kerja dan Bisnis

    Manfaat Hosting N8N dalam Sistem Kerja dan Bisnis

    Bisnis.com, JAKARTA – Transformasi digital semakin mendesak bagi berbagai sektor industri, mendorong meningkatnya kebutuhan akan layanan cloud hosting yang tak lagi sekadar penyimpanan data, tetapi juga menjadi fondasi pengembangan aplikasi dan automasi sistem kerja.

    Integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dan platform automasi seperti n8n kini menjadikan cloud hosting sebagai pilihan strategis bagi bisnis yang ingin meningkatkan efisiensi dan daya saing.

    Transformasi ini mencerminkan pergeseran fokus perusahaan dari sekadar penyedia layanan hosting tradisional menjadi mitra strategis bagi bisnis dalam memanfaatkan teknologi AI, automasi, dan integrasi sistem berbasis cloud secara menyeluruh.

    Frendi Triarista, Senior Manager BOC. yang sebelumnya dikenal sebagai Bali Orange Communication, kini resmi bertransformasi menjadi Beyond Ordinary Cloud mengatakan dengan kombinasi layanan Hosting AI Indonesia dan Hosting n8n Indonesia, BOC berkomitmen menghadirkan ekosistem cloud yang mendukung percepatan transformasi digital bisnis di berbagai sektor.

    Dia memaparkan, saat ini ekosistem cloud yang dibutuhkan adalah yang fokus pada layanan cloud hosting terpadu, dengan prioritas pada kemudahan akses, kecepatan, dan keamanan data. 

    Dengan menjadi bagian dari Thrive Internet & Hosting, BOC berharap dapat menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global melalui layanan Hosting AI Indonesia dan Hosting n8n Indonesia.

    Dilansir dari laman institutbanten, N8N.io adalah sebuah platform automasi alur kerja (workflow automation) open-source yang kuat dan fleksibel. Nama “N8N” sendiri merupakan kependekan dari “node-to-node”, yang menggambarkan cara kerjanya: menghubungkan berbagai aplikasi dan layanan melalui “node” untuk menciptakan alur kerja otomatis.

    N8N.io memungkinkan Anda untuk  Mengintegrasikan Aplikasi yang Berbeda: N8N.io menyediakan ratusan integrasi bawaan (nodes) untuk berbagai aplikasi web populer seperti Google Sheets, Slack, Trello, Salesforce, Mailchimp, dan banyak lagi. Ini berarti Anda bisa membuat aplikasi-aplikasi ini “berbicara” satu sama lain.

    Di tengah tuntutan produktivitas yang tinggi, N8N.io menjadi solusi yang sangat relevan.

    Berikut beberapa alasan mengapa N8N.io krusial:

    Peningkatan Efisiensi Operasional: Dengan mengotomatisasi tugas-tugas manual, karyawan dapat fokus pada pekerjaan yang lebih strategis dan bernilai tinggi, mengurangi kesalahan manusia dan mempercepat proses bisnis.
    Pengurangan Biaya: Mengurangi ketergantungan pada intervensi manual seringkali berarti pengurangan biaya operasional yang signifikan dalam jangka panjang.
    Skalabilitas: Alur kerja otomatis dapat dengan mudah diskalakan untuk menangani volume data atau tugas yang meningkat tanpa perlu menambah staf secara proporsional.
    Integrasi yang Mulus: N8N.io menjembatani kesenjangan antara aplikasi yang berbeda, menciptakan ekosistem teknologi yang lebih terhubung dan efisien.
    Fleksibilitas Tanpa Batas: Sebagai solusi open-source, N8N.io dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang paling unik sekalipun, memberikan kebebasan lebih dari platform proprietary.

  • Langka! 6 Planet Muncul Sejajar pada 17 Agustus 2025, di Hari Kemerdekaan RI

    Langka! 6 Planet Muncul Sejajar pada 17 Agustus 2025, di Hari Kemerdekaan RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Enam planet yakni Merkurius, Venus, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus akan muncul bersamaan di langit selama hampir seminggu.

    Fenomena ini dimulai pada hari kemerdekaan RI, Minggu, 17 Agustus. “Parade planet” yang cukup langka ini, yang terkadang keliru disebut sebagai kesejajaran planet, akan berlanjut hingga Rabu, 20 Agustus.

    Dilansir dari livescience, fenomena akan muncul di langit timur sekitar satu jam sebelum matahari terbit. 

    Di bawah langit yang cerah, Anda seharusnya dapat melihat Venus, Jupiter, dan Saturnus. Merkurius akan lebih dekat ke cakrawala tetapi masih cukup terang untuk dilihat oleh sebagian besar pengamat.

    Namun, Uranus (yang muncul di antara Jupiter dan Saturnus di langit) dan Neptunus (dekat dengan Saturnus di langit) terlalu redup dan jauh untuk dilihat dengan mata telanjang. Satu-satunya cara untuk melihat kedua raksasa es ini adalah dengan menggunakan teleskop yang bagus.

    Meskipun relatif jarang enam planet muncul di langit secara bersamaan, keindahan pemandangan akan jauh lebih indah dengan memudarnya bulan sabit.

    Pada 17 dan 18 Agustus, bulan sabit akan muncul di atas Jupiter dan Venus. Dua planet paling terang di langit malam ini kini perlahan menjauh setelah konjungsi yang sangat dekat pada 12 Agustus.

    Merkurius mungkin terlihat di bawah Jupiter dan Venus, tetapi akan lebih mudah untuk melihatnya pada 19 Agustus. Pada pagi itu, dan pada 20 Agustus, bulan sabit yang ramping akan berada sangat dekat dengan Jupiter dan Venus — sebuah sorotan visual dari “parade planet”.

    Sekitar 21 Agustus, Merkurius akan mulai kembali ke pantulan Matahari dan akan semakin sulit dilihat.

    Menurut aplikasi Star Walk, akan ada dua parade enam planet pada tahun 2026: satu setelah matahari terbenam di bulan Februari dan satu lagi sebelum matahari terbit di bulan Agustus.

  • Akademisi Ungkap Peluang dan Tantangan Dana Abadi Bangun AI Nasional

    Akademisi Ungkap Peluang dan Tantangan Dana Abadi Bangun AI Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Akademisi meyakini keberadaan dana abadi akan membuat industri kecerdasan buatan (AI) Indonesia makin kompetitif. Tantangannya adalah ketersediaan infrastruktur. 

    Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai perkembangan platform aplikasi, termasuk AI, kini berlangsung sangat cepat. Mulai dari tahap spesifikasi hingga penggelaran, prosesnya dapat dilakukan hanya dalam hitungan hari atau bulan.

    “Yang memerlukan waktu relatif lama adalah pengadaan infrastruktur,” kata Agung kepada Bisnis pada, Rabu (13/8/2025).

    Menurut Agung, sebelum infrastruktur milik sendiri selesai dibangun, solusi yang umum dilakukan adalah menyewa terlebih dahulu. 

    Dia mencatat saat ini sudah banyak produk AI buatan anak bangsa, dan keberadaan Sovereign AI Fund akan semakin memacu semangat para pengembang.

    “Produktivitas meningkat, jenis layanan semakin beragam, dan mutu menjadi lebih baik. Pengelolaan dananya harus transparan dan akuntabel,” katanya.

    Dia menyarankan program ini dapat dimulai dari sektor-sektor kritikal seperti keuangan/perbankan dan kesehatan, yang memiliki kebutuhan jelas dan dukungan dana besar.

     “Pihak swasta di sektor ini bisa diajak segera,” kata Agung.

    Sebelumnya, Reuters melaporkan langkah pembentukan Sovereign AI Fund ini mengikuti tren regional, seperti yang dilakukan Malaysia yang berhasil menarik investasi miliaran dolar dari raksasa teknologi global untuk membangun infrastruktur cloud dan AI.

    Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, juga tengah bersiap meluncurkan peta jalan (roadmap) nasional AI pertamanya guna menarik investor asing dan bersaing di panggung global, khususnya di sektor AI dan chip.

    Meski belum ada rincian nilai target dana, pemerintah memperkirakan pembentukan dana AI nasional bisa dimulai pada 2027–2029, dengan skema pembiayaan campuran publik–swasta. Strategi ini juga merekomendasikan peningkatan insentif fiskal bagi investor domestik di bidang AI.

    Danantara Indonesia belum memberikan tanggapan atas pertanyaan Reuters terkait hal ini.

    Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah membuka konsultasi publik untuk penyusunan Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial. 

    Buku Putih tersebut disusun untuk mempercepat pengembangan AI yang inklusif, berkelanjutan, aman, dan bertanggung jawab. Dokumen ini merupakan keluaran Gugus Tugas Peta Jalan AI Indonesia yang beranggotakan 443 orang dari unsur pemerintah, akademisi, industri, komunitas, dan media.

  • ISP Jumbo Biznet Tak Tertarik Ikut Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    ISP Jumbo Biznet Tak Tertarik Ikut Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) kurang tertarik untuk terlibat dalam perebutan pita frekuensi 1,4 GHz. Salah satu penyedia layanan internet (ISP) yang juga memiliki bisnis data center itu mengaku masih ingin fokus dalam mengembangkan layanan internet berbasis serat optik.

    Founder sekaligus Presiden Direktur Biznet Adi Kusma mengatakan layanan internet berbasis serat optik saat ini masih menjadi salah satu yang terandal. Perusahaan ingin tetap fokus memberikan layanan kualitas terbaik lewat serat optik.

    “Kami tidak tertarik untuk main wireless. Fiber optic bagi kami lebih baik secara kecepatan & keandalan,” kata Adi kepada Bisnis, Rabu (13/8/2025).

    Biznet merupakan salah satu ISP terbesar di Indonesia. Biznet memiliki serat optik sepanjang 13.000 kilometer yang membentang dari Sumatra, Jawa, hingga Bali.

    Menurut laporan nPerf Barometer, Biznet merupakan penyedia layanan internet tetap tercepat di Indonesia dengan skor 92.426 nPerf, unggul atas IndiHome, Iconnet, XLHome, dan HiFi Indosat.

    Riset yang digelar selama periode 1 Juli 2024 – 30 Juni 2025 itu juga menyebut rerata kecepatan unduh Biznet mencapai 80,4 Mbps dan unggah sebesar 77,1 Mbps. Latensi sekitar 28,4 milidetik.

    Biznet menargetkan adanya pertumbuhan pelanggan sekitar 30% pada 2025, dibandingkan dengan 2024.

    Adapun, Biznet melayani 700.000 pelanggan pada 2024. Dengan target 30%, maka jumlah pelanggan Biznet diperkirakan mencapai sekitar 900.000 pelanggan tahun ini.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah membuka lelang frekuensi 1,4GHz. Terdapat 3 zona dengan 15 regional yang akan menjadi perebutan peserta. 

    Kabar tersebut berdasarkan pengumuman Nomor: 1/SP/TIMSEL1,4/KOMDIGI/2025 Tentang Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk layanan Akses Nirkabel Pitalebar atau Broadband Wireless Access (BWA) Tahun 2025. 

    Dalam pengumuman tersebut, Pemerintah akan melaksanakan seleksi terhadap objek seleksi berupa pita frekuensi radio pada rentang 1432–1512 MHz untuk layanan Time Division Duplexing (TDD) di beberapa wilayah Indonesia. 

    Proses seleksi ini terbagi dalam tiga regional, yakni Regional I,  Regional II, dan Regional III. Adapun masing-masing dengan satu blok seleksi berkapasitas 80 MHz. Masa berlaku Izin Penggunaan Frekuensi Radio (IPFR) ditetapkan selama 10 tahun.

  • Shopee dan Free Fire Dongkrak Kinerja SEA Semester I/2025

    Shopee dan Free Fire Dongkrak Kinerja SEA Semester I/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Sea Ltd berhasil melampaui estimasi pasar untuk pendapatan kuartalan berkat permintaan yang kuat dalam bisnis e-commerce Shopee dan divisi permainannya. 

    Permintaan yang kuat terhadap dua divisi tersebut menyebabkan saham perusahaan meningkat 19% dari perdagangan awal.

    Aplikasi Shopee yang populer di Asia Tenggara dan Taiwan melihat adanya permintaan konsumen yang kuat. 

    Hal tersebut berkat upaya perusahaan dalam menawarkan harga kompetitif, serta meningkatkan pengalaman pelanggan yang beberapa dari caranya adalah dengan memperkenalkan live streaming dan minigames dengan hadiah yang dapat ditukarkan.

    Pendapatan dari unit e-commerce Sea Ltd melonjak 33,7% YoY menjadi US$3,8 miliarpada kuartal April-Juni.

    Sementara itu, nilai barang dagangan kotor (Gross Merchandise Value/GMV) Shopee naik 28% menjadi US$29,8 miliar. 

    Pertumbuhan GMV tahunan Shopee tersebut diakui oleh pihak perusahaan “melebihi ekspektasi”, yang sebelumnya hanya diperkirakan meningkat sebesar 20%.

    Untuk unit hiburan Sea Ltd, pendapatan mereka naik 28,4% menjadi US$559,1 juta. Segmen tersebut menaungi pengembang dan penerbit game online, Garena, yang dikenal luas dengan game tembak-menembak selulernya, Free Fire.

    Garena melaporkan kenaikan 17,8% dalam jumlah pengguna yang membayar dan kenaikan 23% dalam pemesanan pada kuartal Juni.

    Menanggapi hal-hal tersebut, CEO Sea Ltd, Forrest Li, mengklaim perusahaannya telah menghasilkan pertumbuhan yang kuat, serta optimis akan menghasilkan “tahun yang hebat”.

    “Perusahaan kami telah mencapai tahap untuk dapat mengejar peluang pertumbuhan sekaligus meningkatkan profitabilitas,” jelas Forrest Li, dilansir Reuters, Rabu (13/08/2025).

    Selain Shopee dan Garena, lengan produk keuangan digital Sea, yang menaungi aplikasi Monee juga melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 70% menjadi US$882,8 juta atau Rp14,3 triliun.

    Sea Ltd yang berkantor pusat di Singapura melaporkan total pendapatan kuartal kedua sebesar 38,2% menjadi US$5,26 miliar atau Rp85,4 triliun. Jumlah tersebut jauh melampaui perkiraan sebesar US$4,98 atau Rp80,8 triliun (Kurs: Rp16.000), menurut data yang dikumpulkan LSEG. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Danantara Dikabarkan Kelola Dana AI Nasional, Pembentukan Dimulai 2027

    Danantara Dikabarkan Kelola Dana AI Nasional, Pembentukan Dimulai 2027

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah Indonesia mendapat usulan untuk membentuk dana abadi “Sovereign AI Fund” guna membiayai ambisi Indonesia pusat teknologi Kecerdasan Buatan (AI) di kawasan Asia Tenggara. Dana tersebut dikabarkan akan dikelola oleh Danantara. 

    Langkah ini mengikuti tren regional, setelah Malaysia berhasil menjaring investasi bernilai miliaran dolar dari raksasa teknologi dunia, demi membangun infrastruktur cloud dan AI untuk memenuhi lonjakan kebutuhan digital. 

    Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, siap meluncurkan peta jalan (roadmap) nasional AI pertamanya sebagai upaya menarik masuk investor asing dan ikut dalam kompetisi global di sektor AI dan chip.

    Reuters melaporkan, dikutip Rabu (13/8/2025), dalam strategi yang diusulkan dana abadi AI ini mayoritas akan dikelola oleh Danantara Indonesia. 

    Tidak ada informasi mengenai nominal target suntikan dana, namun pemerintah memperkirakan pembentukan dana AI nasional bisa dimulai antara 2027 hingga 2029, menggunakan model pembiayaan campuran publik-swasta.

    Selain itu, strategi ini juga merekomendasikan peningkatan insentif fiskal bagi investor domestik di bidang AI, meski belum ada rincian teknis yang dijabarkan.

    Danantara Indonesia tidak memberi respons pertanyaaan Reuters hingga berita tersebut.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengajak publik untuk terlibat dalam penyusunan buku putih peta jalan dan konsep etika kecerdasan buatan (AI). Masukan dari publik ditunggu paling lambat hingga 22 Agustus 2025. 

    Gedung Danantara

    Dilansir dari laman resmi, Sabtu (9/8/2025) dalam rangka akselerasi pengembangan dan pemanfaatan AI yang inklusif, berkelanjutan, aman dan bertanggung jawab, Komdigi telah menyusun Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial.

    Buku Putih Peta Jalan KA Nasional merupakan merupakan hasil keluaran dari Gugus Tugas Peta Jalan KA Indonesia yang beranggotakan 443 orang dan terdiri dari gabungan Pemerintahan, Akademisi, Industri, Komunitas/Masyarakat, dan Media.

    Adapun bersamaan dengan hal tersebut, Komdigi juga telah menyusun Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial sebagai upaya untuk memperkuat dan mengembangkan kebijakan etika KA yang saat ini sudah tersedia melalui Surat Edaran Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 9 Tahun 2023 tentang Etika Kecerdasan Artifisial.

    “Penyusunan Buku Putih ini menjadi pijakan dalam upaya pengambilan strategi kebijakan/regulasi yang akan ditempuh dalam menata kelola pengembangan dan pemanfaatan KA di Indonesia,” tulis Komdigi dalam websitenya.

    Konsultasi Publik Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial dimaksud untuk mendapat tanggapan dan masukan dari para pemangku kepentingan yang terkait untuk memperkaya materi Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial, sehingga dihasilkan kajian komprehensif dan akurat untuk mendukung Kecerdasan Artifisial di Indonesia.

    Tanggapan terhadap Konsultasi Publik Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial dapat disampaikan melalui email kerjal.aikita@mail.komdigi.go.id sampai dengan  22 Agustus 2025. 

  • Elon Musk Bakal Luncurkan Grok 4.20 Bulan Ini, Saingi GPT-5

    Elon Musk Bakal Luncurkan Grok 4.20 Bulan Ini, Saingi GPT-5

    Bisnis.com, JAKARTA — xAI milik Elon Musk tengah menguji versi terbaru Grok 4.20, yang digadang-gadang mampu menyaingi GPT-5 di beberapa tolok ukur, seperti ARC-AGI-2.

    Dalam sebuah unggahan di X, Elon Musk telah memberi bocoran tentang Grok 4.20 yang rencananya diluncurkan pada akhir Agustus.

    Model kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) terbaru tersebut akan berwujud “multimodal asli”, yang artinya, Grok 4.20 dapat memproses aliran bit video/audio secara langsung, serta memahaminya tanpa mengubahnya menjadi apapun.

    “Misalnya, dia akhirnya akan memahami suasana hati dan penekanan dalam cara berbicara pengguna,” jelas Musk, dikutip dari BleepingComputer, Rabu (13/8/2025).

    Sebelumnya, Elon Musk telah mengkonfirmasi pengerjaan model pondasi V7, yang telah menyelesaikan pra-pelatihan pada minggu lalu.

    xAI juga sebelumnya sudah meluncurkan model Grok 4, yang performanya mengungguli pesaingnya. Grok 4 baik dalam evaluasi matematika dan sains terstruktur, serta memperkenalkan sistem multi-agen dalam Grok 4 Heavy untuk lingkungan penelitian dan pemikiran jangka panjang.

    Namun, ternyata model AI tersebut lebih lambat daripada Grok 3. Itu disebabkan oleh pemahaman gambar dan videonya yang masih belum sempurna dalam penggunaan sehari-hari. 

    Itu membuat pengguna perlu membuat prompt secara hati-hati, dan memangkas input karena jendela konteks yang relatif terbatas. Jika pengguna menginginkan performa terbaik dengan Grok 4 Heavy pun, mereka perlu membayar lebih untuk itu.

    Grok 4 pun dinilai lebih cocok untuk para pengembang dan peneliti, sebab mereka dapat mengeksplorasi model AI tersebut.

    Untuk pengguna awam, mereka akan lebih cocok menggunakan Grok 3 dengan kecepatan dan responnya, atau dapat memilih model mainstream lainnya yang lebih cocok dengan kebutuhan. 

    Ketika dibandingkan dengan model AI terbaru milik OpenAI, GPT-5, Grok 4 kalah jauh dari segi kecepatan. Dilansir dari Artificial Analysis, ketika dua model tersebut dibandingkan, GPT-5 menghasilkan 156 output token per detik, sementara itu Grok 4 hanya 72 output token per detik.

    Tetapi, dari segi intelijen, kedua model AI tersebut mendapat skor yang berbeda tipis. Berdasarkan Indeks Kecerdasan Analisis Buatan, GPT-5 mendapat skor 69, sementara itu, Grok 4 mendapat skor 68. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)

  • Telkom Incar Pemodal Kakap untuk Ekspansi Data Center, Ogah Investasi Kecil

    Telkom Incar Pemodal Kakap untuk Ekspansi Data Center, Ogah Investasi Kecil

    Bisnis.com, JAKARTA – PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengincar investor kakap untuk pengembangan bisnis pusat data atau data center. Emiten berkode saham TLKM itu enggan investasi kecil pada penyediaan data center karena kontribusi terhadap pendapatan minim.

    Merujuk pada laporan info memo, pendapatan Telkom dari bisnis komputasi awan dan data center pada semester I/2025 hanya Rp921 miliar tidak sampai 2% dari total pendapatan Telkom Group yang sebesar Rp71 triliun.

    Adapun jika dikomparasikan dengan pemain data center lainnya seperti PT DCI Indonesia Tbk. (DCII) yang sebesar Rp1,3 triliun, nilainya tidak jauh berbeda, yang menandakan pendapatan dari bisnis data center memang tak sebesar layanan seluler yang menyasar pasar ritel.

    Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Angelo Syailendra mengatakan dalam mengembangkan data center, untuk menambah kapasitas sebesar 1 Megawatt (MW) dibutuhkan investasi sebesar US$10 juta atau sekitar Rp219 miliar.

    Di sisi lain, bisnis Telkom tidak hanya data center. Perusahaan telekomunikasi pelat merah itu juga memiliki infrastruktur serat optik yang juga potensial untuk dikembangkan. Penetrasi serat optik ke rumah (FTTH) secara nasional berkisar 17%. Untuk meningkatkan menjadi 30%, membutuhkan investasi yang juga sangat besar.

    “Ini semua uang besar, [sementara] capex setahun US$1,5 miliar hingga US$2 miliar satu industri dengan mengundang orang lain. Industri ini capex hungry mover sangat penting. Kami mau berfikir partnership,” kata Angelo beberapa waktu lalu, dikutip Rabu (13/8/2025).

    Dia menjelaskan saat ini kapasitas data center Telkom mencapai 45 MW. Telkom memiliki 17 data center yang terletak di berbagai wilayah seperti di Serpong, Surabaya,, Sentul, hingga di Singapura. Telkom juga menargetkan data center di Batam dengan kapasitas 18 MW dapat aktif pada kuartal I/2025.

    Dia menjelaskan pembangunan data center memakan waktu yang cukup panjang. Investasi data center bersifat jangka panjang yang hasilnya tidak dapat langsung dipetik dalam waktu singkat. 

    “Kami butuh 1 tahun bangun. Revenue prioritas top kami adalah fiber. impact immediate. Investasi 1MW butuh US$10 juta di atas itu revenue US$130juta, ini setara Rp2 triliun dari total Rp150 triliun impact 1,6%. itu pun kalau 50MW terisi besok. Walau dulu data center ini bukan move big voice 100MW ini harus share pada yang lain,” kata Angelo.

    Ilustrasi data center Telkom

    Sebelumnya, PT Telkom Data Ekosistem (NeutraDC), anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang pusat data (data center), mencatatkan tingkat okupansi mendekati 90% untuk seluruh fasilitas yang saat ini dikelolanya. 

    CEO NeutraDC, Andreuw Th.A.F, mengatakan pihaknya menargetkan akan ada penambahan kapasitas operasional melalui pengembangan fasilitas baru hingga akhir tahun 2025.  Dengan tambahan tersebut, total kapasitas yang siap beroperasi diproyeksikan mencapai 80 megawatt (MW).

    “Hingga akhir 2025, kami memproyeksikan akan ada tambahan kapasitas operasional dari pengembangan fasilitas Data Center NeutraDC. Dengan demikian, kapasitas total yang akan beroperasi menjadi 80MW,” kata Andreuw kepada Bisnis pada Kamis (3/7/2025). 

    Andreuw menyoroti sebagian besar data center lokal di Indonesia masih berada dalam fase parsial atau belum terutilisasi secara maksimal. Menurutnya untuk mencapai utilisasi penuh dalam jangka pendek tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seluruh penyedia layanan. 

    Namun dia memastikan NeutraDC tetap mampu menjaga performa yang kompetitif. Tingkat kekosongan (vacancy rate) perusahaan pun tercatat relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata industri.

    “NeutraDC masih mampu bersaing secara sehat di pasar dengan vacancy rate yang relatif lebih rendah, di bawah 30%,” kata Andreuw. 

    Untuk menjaga efisiensi dan kesinambungan operasional, dia bilang, NeutraDC menerapkan strategi presales yang berjalan paralel dengan proses pembangunan fasilitas. Dengan cara ini, menurutnya tingkat utilisasi dapat terjaga sejak awal operasional, sekaligus meminimalkan idle capacity. 

    Lebih lanjut, dia optimistis terhadap prospek bisnis data center nasional dalam lima tahun ke depan. Menurut Andreuw, proyeksi industri menunjukkan bahwa kebutuhan kapasitas data center di Indonesia akan tumbuh signifikan hingga mencapai 1,5 gigawatt (GW) pada 2030.

    “Sekitar 30% dari permintaan ini akan didorong oleh kebutuhan komputasi berbasis AI, yang tentunya menjadi peluang besar bagi pemain lokal untuk terus tumbuh dan berinovasi,” tutupnya.

    Di sisi lain, Ketua Indonesia Data Center Provider Organization (IDPRO), Hendra Suryakusuma, mencatat adanya pertumbuhan signifikan dalam kapasitas data center nasional dalam beberapa tahun terakhir. Jika pada 2016 total kapasitas masih berada di angka sekitar 52 megawatt (MW), sekarang diperkirakan angkanya sudah melampaui 360 MW.

    “Kalau kita bicara compounded annual growth rate (CAGR), pertumbuhannya di atas 17% setiap tahunnya,” kata Hendra saat dihubungi Bisnis pada Rabu (2/7/2025). 

    Pembangunan data center Telkom di Batam

    Dia menambahkan, tren pertumbuhan ini makin terlihat sejak 2024 hingga pertengahan 2025, di mana terdapat puluhan proyek data center baru, baik dari segmen komersial maupun hyperscale. 

    Proyek-proyek tersebut diperkirakan akan menambah kapasitas ratusan megawatt ke dalam infrastruktur digital Indonesia.

    Lebih lanjut, Hendra menjelaskan  data yang dihimpun IDPRO juga sejalan dengan catatan dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) mengenai kebutuhan daya untuk mendukung proyek-proyek data center. Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan industri data center nasional tidak hanya pesat, tetapi juga terencana dan terkoordinasi dengan baik dari sisi pasokan energi.

    “Data ini juga line dengan data dari PLN. Artinya, memang dari 2024 sampai sekarang pertumbuhan pembangunan data center ini lumayan besar,” ujarnya.

  • Whatsapp Keruk Untung Tanpa Tanggung Jawab, Pengamat Minta Pemerintah Tegas Atur

    Whatsapp Keruk Untung Tanpa Tanggung Jawab, Pengamat Minta Pemerintah Tegas Atur

    Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah pengamat telekomunikasi menyoroti langkah WhatsApp yang kian agresif memperluas layanan bisnis di Indonesia, namun belum memberikan kontribusi optimal terhadap perekonomian nasional.

    Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai WhatsApp telah menjadi platform komunikasi dominan di Indonesia dengan lebih dari 140 juta pengguna. 

    Pendapatan signifikan WhatsApp, menurutnya, diperoleh melalui layanan WhatsApp Business API, integrasi pembayaran, dan monetisasi data ekosistem Meta.

    Diketahui, induk Whatsapp, Meta, membukukan pendapatan sebesar US$164,50 juta pada 2024 meningkat 22% dibandingkan dengan 2023.

    “Di lain sisi, kontribusi WhatsApp pada pembangunan industri digital Indonesia masih minim. Pemerintah [Komdigi] dapat menerapkan Digital Services Tax atau Significant Economic Presence Rule untuk WA [dan platform asing lain] dengan pengguna atau omzet signifikan di Indonesia,” kata Agung saat dihubungi Bisnis pada Selasa (12/8/2024).

    Agung menambahkan, pemerintah bersama Kementerian Keuangan maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) juga dapat mewajibkan pendaftaran badan usaha atau entitas yang memiliki otoritas penuh, bukan sekadar kantor perwakilan di Indonesia, agar tunduk pada UU ITE, UU PDP, dan perpajakan nasional. 

    Dia menilai, dengan jumlah pengguna yang besar, pemerintah bisa mendorong WhatsApp untuk ikut serta dalam program literasi digital, keamanan siber, dan pengembangan UMKM.

    “Karena WhatsApp memanfaatkan infrastruktur telekomunikasi yang dibangun oleh operator jaringan, maka sewajarnya pemerintah membuat regulasi yang mewajibkan WhatsApp untuk bersinergi dalam bisnisnya dengan industri ini. Hal ini akan menguntungkan semua pihak. Industri, pemerintah, dan pelanggan,” tutur Agung.

    Country Director, Indonesia, Meta, Pieter Lydian dalam acara WhatsApp Business Summit ketiga yang digelar di Jakarta, Selasa (12/8/2025). Whatsapp memperkenal fitur baru kepada sejumlah pelanggan korporasi

    Senada, Pengamat Telekomunikasi sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia ICT Institute, Heru Sutadi, mengkritik ketimpangan perlakuan antara pelaku usaha lokal dan penyedia layanan over-the-top (OTT) global.

    “Nah itu. Kita ini jadi bangsa yang aneh. UMKM saja ditagih pajak, tapi WhatsApp dibiarkan dan OTT lain dibiarkan menyedot uang rakyat Indonesia tanpa dikenakan kewajiban apapun,” kata Heru kepada Bisnis.

    Heru mengaku telah berulang kali menyampaikan persoalan ini, namun kerap dijawab pemerintah dengan alasan menunggu ketentuan Organization for Economic Co-operation and Development (OECD). 

    “Itu sudah beberapa tahun lalu. Padahal kan saat itu saja kita bukan anggota OECD. Sehingga, rakyat curiga, ada apa di belakang bebasnya kewajiban OTT dari kewajiban yang diharuskan dijalankan perusahaan Indonesia,” tambahnya.

    Di sisi lain, WhatsApp baru saja memperkenalkan serangkaian pembaruan fitur untuk memperkuat posisi mereka di pasar Indonesia. 

    Dalam ajang WhatsApp Business Summit ketiga di Jakarta pada Selasa (12/8/2025), Country Director Indonesia Meta, Pieter Lydian, mengatakan Indonesia menjadi salah satu pasar terdepan secara global dalam komunikasi bisnis melalui pesan.

    Sejumlah brand seperti Paragon, Hyundai, dan Danone telah memanfaatkan Iklan di Status, sementara kreator seperti Tiara Andini dan Jerome Polin telah menggunakan fitur Langganan Saluran. WhatsApp juga memungkinkan penggunaan aplikasi WhatsApp Business gratis dan WhatsApp Business Platform secara bersamaan tanpa mengganti nomor, seperti yang dilakukan jaringan klinik kecantikan Lavalen.

    Menurutnya, sebanyak 88% masyarakat Indonesia mengirimkan pesan kepada bisnis setiap minggunya.

    WhatsApp kini menghadirkan peningkatan fitur panggilan suara dan video untuk WhatsApp Business Platform, integrasi pengelolaan iklan lintas platform melalui Advantage+ berbasis AI, serta pembaruan pada tab Pembaruan yang kini digunakan 1,5 miliar orang per hari.

    Sebelumnya, muncul wacana pembatasan layanan panggilan suara dan video berbasis internet seperti WhatsApp Call, yang ramai diperbincangkan usai forum diskusi publik pada 16 Juli 2025. 

    Namun, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menegaskan pemerintah tidak memiliki rencana membatasi layanan tersebut.

    “Saya tegaskan pemerintah tidak merancang ataupun mempertimbangkan pembatasan WhatsApp Call,” kata Meutya. 

    Dia juga menyampaikan permohonan maaf jika isu ini sempat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Meutya memastikan saat ini Komdigi fokus pada agenda prioritas nasional seperti memperluas akses internet di wilayah tertinggal, meningkatkan literasi digital, serta memperkuat keamanan dan perlindungan data pribadi di ruang digital.

  • AI Perplexity Ajukan Penawaran Rp562,28 Triliun ke Google untuk Akuisisi Chrome

    AI Perplexity Ajukan Penawaran Rp562,28 Triliun ke Google untuk Akuisisi Chrome

    Bisnis.com, JAKARTA — Startup kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) Perplexity mengajukan penawaran US$34,5 miliar atau setara Rp562,28 triliun (kurs US$1=Rp16.298) untuk mengakuisisi peramban (browser) Chrome milik Google, langkah berani di tengah kemungkinan kewajiban divestasi dalam perkara antitrust AS.

    Melansir Bloomberg pada Rabu (13/8/2025), juru bicara Perplexity mengatakan penawaran yang tidak diminta itu dikirim pada Selasa (12/8/2025) pagi waktu setempat ke Google, anak usaha Alphabet Inc., dan akan didanai dengan dukungan investor eksternal. 

    Langkah tersebut menyusul minat serupa dari rivalnya, OpenAI, untuk membeli Chrome—bersama perangkat lunak open-source Chromium—yang menjadi pintu utama pengguna mengakses internet di PC.

    Jika penawaran diterima dan disetujui, Perplexity berencana menggelontorkan investasi US$3 miliar dalam dua tahun untuk Chrome dan Chromium, serta mempertahankan sebagian besar talenta Chrome. 

    Perusahaan juga menegaskan tawarannya tidak mencakup kepemilikan saham di Perplexity guna menghindari masalah antimonopoli. Perplexity juga menegaskan tidak akan melakukan modifikasi diam-diam pada Chrome. 

    “Ini bagian dari komitmen kami terhadap kontinuitas dan pilihan bagi pengguna, yang juga akan dipandang sebagai upaya menjaga stabilitas bagi Google dan pengiklannya,” tulis juru bicara Perplexity.

    Adapun, Google menolak berkomentar terkait kabar ini. Perusahaan menyatakan akan mengajukan banding atas putusan hakim yang menyatakan Google secara ilegal memonopoli pasar pencarian daring, sehingga upaya penyelesaian dapat tertunda berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. 

    Google juga berencana menentang setiap putusan yang mewajibkan pelepasan Chrome, dengan menawarkan opsi alternatif berupa penyesuaian perjanjian pencarian default dengan Apple, Mozilla, dan Android guna membuka persaingan pasar.

    Pemerintah AS sebelumnya meminta Google untuk menjual Chrome dan melisensikan data pencarian kepada pesaing, setelah Hakim Distrik AS Amit Mehta memutuskan tahun lalu bahwa Google memonopoli pencarian internet secara ilegal. Putusan akhir terkait langkah korektif untuk mencegah monopoli diperkirakan keluar dalam beberapa hari mendatang.

    Perplexity yang berbasis di San Francisco, AS, selama ini berupaya merebut pengguna Google dengan layanan pencarian berbasis AI. Awal tahun ini, perusahaan mengantongi pendanaan US$100 juta yang menempatkan valuasinya di angka US$18 miliar. Hal ini memunculkan pertanyaan soal kemampuan Perplexity mengeksekusi penawaran pembelian Chrome.

    “Kami telah mendapatkan komitmen penuh pembiayaan dari sejumlah dana investasi besar,” ujar Chief Business Officer Perplexity, Dmitry Shevelenko, tanpa menyebutkan nama investor.

    Namun, analis Robert W. Baird & Co., Colin Sebastian, menilai tawaran tersebut sangat meremehkan nilai aset Chrome yang ia perkirakan mendekati US$100 miliar. 

    Menurutnya, pemisahan paksa juga kecil kemungkinan terjadi karena berpotensi merugikan pengguna melalui penurunan kualitas dan keandalan produk, serta kerumitan memisahkan Chrome dari ekosistem Google ketika solusi alternatif tersedia.

    Sebelumnya, Perplexity juga sempat mengajukan penawaran kepada ByteDance Ltd., induk TikTok, untuk menggabungkan operasionalnya di AS demi membentuk entitas baru—langkah yang diambil di tengah ancaman larangan TikTok di Negeri Paman Sam.

    Minat terhadap bisnis peramban web meningkat seiring perusahaan AI berlomba mengembangkan agen digital yang mampu menangani belanja daring dan tugas lain bagi pengguna. Perplexity sendiri tengah menyiapkan peluncuran peramban baru bernama Comet yang dilengkapi agen AI.