Category: Bisnis.com Tekno

  • Startup Pintarnya Raup Pendanaan Seri A Rp273 Miliar

    Startup Pintarnya Raup Pendanaan Seri A Rp273 Miliar

    Bisnis.com, JAKARTA— Platform penyedia lowongan pekerjaan, Pintarnya meraih pendanaan Seri A senilai US$16,7 juta atau setara dengan Rp273 miliar. 

    Melansir laman TechCrunch pada Senin (25/8/2025), pendanaan tersebut dipimpin oleh Square Peg dengan partisipasi dari investor sebelumnya, Vertex Venture Southeast Asia & India dan East Ventures.

    Dengan dana segar ini, Co-Founder Pintarnya Henry Hendrawan mengatakan, Pintarnya akan memperkuat teknologi platform sekaligus memperluas layanan keuangan melalui kemitraan. Perusahaan juga terbuka untuk ekspansi regional di Asia Tenggara jika momentum yang tepat tiba.

    “Dalam 5 tahun ke depan, kami ingin Pintarnya menjadi super app pilihan pekerja Indonesia, tempat pertama yang dituju saat mencari pekerjaan, mengasah keterampilan, hingga membuat keputusan keuangan,” kata Hendrawan.

    Sejak berdiri pada 2022, Pintarnya berupaya menjawab dua persoalan utama pekerja Indonesia, yakni penghasilan yang layak dan akses pembiayaan yang lebih sehat. Hendrawan menjelaskan, selama ini sebagian besar pekerja di Indonesia masih mencari pekerjaan secara offline melalui bursa kerja atau rekomendasi dari mulut ke mulut. Perusahaan kerap kebanjiran lamaran berbentuk kertas, sementara para pelamar jarang mendapat kabar balasan. 

    Untuk kebutuhan pinjaman, pilihan mereka pun terbatas pada keluarga, teman, atau bahkan rentenir dengan praktik penagihan yang keras. Menurutnya, Pintarnya hadir untuk mendigitalkan proses pencocokan kerja dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sehingga perekrutan lebih cepat. 

    “Selain itu, platform juga memberikan akses pinjaman yang lebih aman dan sehat, dengan skema pembayaran yang sesuai kemampuan pekerja, bukan yang justru menjerumuskan ke dalam jerat utang,” kata Hendrawan. 

    Data menunjukkan sekitar 59% dari 150 juta tenaga kerja Indonesia bekerja di sektor informal. Hal ini membuat mereka kesulitan mengakses layanan keuangan formal karena tidak memiliki bukti penghasilan maupun dokumen pekerjaan resmi. 

    Untuk menjawab tantangan tersebut, Pintarnya bekerja sama dengan lembaga pembiayaan berbasis aset dengan menggunakan jaminan seperti emas, barang elektronik, atau kendaraan.

    Sejak memperoleh pendanaan awal pada 2022, Pintarnya kini telah melayani lebih dari 10 juta pencari kerja dan 40.000 perusahaan di seluruh Indonesia. Pendapatannya meningkat hampir lima kali lipat secara tahunan, dan startup ini menargetkan dapat mencapai titik impas pada akhir 2025. 

    Mayoritas penggunanya berusia 21–40 tahun, dengan latar pendidikan SMA atau diploma non-universitas, yang merefleksikan segmen pekerja kerah biru dan informal yang menjadi fokus utama perusahaan.

    Jika platform lain seperti JobStreet, Kalibrr, dan Glints lebih banyak menyasar pekerja kantoran (white-collar), Pintarnya dirancang khusus untuk pekerja kerah biru dengan berbagai fitur, mulai dari fitur ‘quick apply’ untuk wawancara langsung, e-learning keterampilan terjangkau, peluang penghasilan tambahan dalam aplikasi, hingga akses ke layanan keuangan seperti pinjaman.

    Tren serupa juga terjadi di sektor fintech Indonesia, yang umumnya masih berfokus pada konsumen menengah ke atas. Model penilaian kredit konvensional, yang bergantung pada penghasilan bulanan tetap dan riwayat transaksi bank, membuat pekerja informal sulit dilayani oleh penyedia fintech yang ada.

    Hingga kini, layanan pinjaman menjadi yang paling banyak diminati pengguna Pintarnya. Namun, perusahaan berencana menghadirkan layanan tabungan mikro hingga investasi secara bertahap lewat produk inovatif bersama mitra strategisnya.

    “Dalam perjalanan membangun layanan ketenagakerjaan, kami menemukan pengguna membutuhkan lebih dari sekadar pekerjaan. Mereka juga membutuhkan layanan keuangan yang selama ini tidak bisa diberikan bank tradisional,” kata Hendrawan.

  • Kapal Perbaikan Kabel SMPCS 2 Telah Sampai di Laut Arafuru

    Kapal Perbaikan Kabel SMPCS 2 Telah Sampai di Laut Arafuru

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) menyampaikan kapal perbaikan kabel Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi–Maluku–Papua Cable System (SMPCS) 2 telah sampai di Laut Arafuru. Percepatan pemulihan layanan Telkom dan Telkomsel terus dilakukan.

    SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza mengatakan putusnya SKKL SMPCS 2 berdampak pada penurunan kualitas layanan data di sejumlah wilayah di Papua.

    SKKL SMPCS 2 mengalami double shunt fault di dua titik, yaitu ruas Fakfak–Sorong di KM 66–81 dari Beach Manhole (BMH) Sorong arah Fakfak, dan ruas Timika–Merauke terjadi di KM 293 dari STO Merauke arah Timika.

    Kemungkinan terjadinya shunt fault, kata Reza, disebabkan oleh faktor non-teknis seperti kondisi alam yang berada di luar kendali operasional.

    Perkembangan terbaru, kapal perbaikan SKKL telah tiba di Laut Arafuru untuk melacak titik kerusakan. 

    “Sore tadi kapal perbaikan posisi terakhir di Laut Arafuru dengan kecepatan rata-rata 8 knot karena melawan arus,” kata Reza kepada Bisnis, Minggu (24/8/2025). 

    Untuk diketahui, dalam melakukan perbaikan SKKL dibutuhkan kapal khusus yang jumlahnya terbatas di Indonesia. Selain keterbatasan kapal, cepat-lambat proses perbaikan juga dipengaruhi oleh kondisi cuaca dan panjang kabel yang rusak. 

    Saat kapal perbaikan telah menemui kabel yang putus, kabel akan diangkat ke kapal untuk kemudian diperbaiki. Selama proses perbaikan tersebut, layanan internet akan sedikit berkurang. 

    Reza mengatakan sebagai kompensasi, TelkomGroup telah menyiapkan mekanisme  khusus bagi pelanggan terdampak.

    Bagi pengguna kartu Telkomsel, kompensasi yang diberikan meliputi perpanjangan masa aktif kartu pelanggan Telkomsel Prabayar di wilayah terdampak tanpa perlu melakukan pengisian pulsa, serta bantuan komunikasi paket 1000 SMS ke seluruh pelanggan Telkomsel Prabayar di wilayah terdampak dengan hanya Rp 1,- (Satu Rupiah) melalui UMB *888*20#. 

    Paket SMS ini dapat di klaim setiap hari satu kali selama masa gangguan. Setelah periode gangguan berakhir, Telkomsel juga akan memberikan kompensasi kuota data bagi pelanggan yang berhak sesuai ketentuan yang akan diatur kemudian.

    Sementara itu, bagi pelanggan IndiHome, diberikan potongan tagihan prorata sesuai durasi penurunan kualitas layanan, dengan syarat dan ketentuan yang berlaku. Sedangkan untuk pelanggan segmen B2B, kompensasi juga akan diberikan sesuai ketentuan yang berlaku.

    “TelkomGroup secara intensif melakukan pemantauan terhadap kondisi kabel laut dan kualitas layanan, serta menyiapkan backup dan jalur komunikasi cadangan,” kata Reza.

    Dia juga mengatakan dalam jangka panjang, Telkom sedang melakukan ekspansi jalur kabel laut PASELA (Papua Selatan) untuk semakin meningkatkan keandalan jaringan telekomunikasi digital di wilayah Papua.

    SKKL tersebut menjadi jalur alternatif sehingga ketika terjadi gangguan di SKKL, ada sistem cadangan yang siap menangkap perpindahan trafik. 

  • Spotify Naikkan Harga Langganan Mulai September 2025, Incar 1 Miliar Pengguna

    Spotify Naikkan Harga Langganan Mulai September 2025, Incar 1 Miliar Pengguna

    Bisnis.com, JAKARTA — Spotify akan menaikkan harga langganan platform streaming musik mereka pada September 2025 mendatang. Hal ini dilakukan seiring dengan investasi fitur baru yang akan dirilis. 

    Dikutip dari Reuters, Minggu (24/8/2025) layanan musik langganan itu akan berinvestasi dalam fitur baru dan menargetkan 1 miliar pengguna, sebagaimana dilaporkan Financial Times dalam wawancara bersama Co-President dan Chief Business Officer Spotify, Alex Norstrom.

    Perusahaan asal Swedia itu mengatakan akan menaikkan harga bulanan langganan individu premiumnya di beberapa pasar mulai September untuk meningkatkan margin keuntungan.

    Kabarnya, harga langganan Spotify akan naik menjadi 11,99 euro atau sekitar US$14,05 dari sebelumnya 10,99 euro di pasar termasuk Asia Selatan, Timur Tengah, Afrika, Eropa, Amerika Latin, dan wilayah Asia-Pasifik.

    “Kenaikan harga dan penyesuaian harga dan sebagainya, itu adalah bagian dari kotak peralatan bisnis kami dan kami akan melakukannya ketika itu masuk akal,” kata Norstrom dalam surat kabar lokal.

    Langkah kenaikan harga yang dilakukan setelah upaya pemotongan biaya dalam beberapa tahun terakhir sehingga dapat membantu Spotify mencapai keuntungan tahunan pertamanya tahun lalu.

    Kendati demikian, Spotify belum memberikan tanggapan lebih detail terkait dengan layanan dan fitur baru yang direncanakan. Pihak Spotify tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters.

    Diberitakan Bisnis sebelumnya, setelah menghabiskan setengah tahun mengembangkan bisnis video dan iklan, serta menaikkan tarif berlangganan premium, Spotify Technology SA melaporkan kerugian pada kuartal II/2025.

    Rapor Spotify pada kuartal II/2025 gagal memenuhi estimasi analis setelah layanan streaming musik itu mencatatkan pengeluaran terkait kompensasi karyawan yang lebih tinggi.

    Pendapatan kuartal II/2025 meningkat sekitar 10% menjadi 4,19 miliar euro, meleset dari perkiraan Wall Street 4,27 miliar euro. Pendapatan sepanjang paruh pertama 2025, dengan demikian menjadi 8,39 miliar euro.

    Spotify juga mencatatkan rugi 86 juta euro pada kuartal II/2025, sehingga laba sepanjang semester I/2025 menjadi 139 juta euro. Perusahaan yang berbasis di Stockholm ini juga memberikan proyeksi untuk kuartal ini yang lebih lemah dari perkiraan analis.

  • RI Butuh Bandar Antariksa Mandiri untuk Luncurkan Satelit LEO, Tekan Ongkos

    RI Butuh Bandar Antariksa Mandiri untuk Luncurkan Satelit LEO, Tekan Ongkos

    Bisnis.com, JAKARTA — Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) mengungkap sejumlah tantangan bagi Indonesia untuk meluncurkan satelit orbit rendah (low earth orbit/LEO) secara mandiri. Salah satunya keberadaan bandar antariksa (spaceport) sebagai tempat peluncuran ratusan satelit tersebut.

    Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel), Sarwoto Atmosutarno, menegaskan pentingnya dukungan pemerintah dalam upaya Indonesia meluncurkan satelit Low Earth Orbit (LEO) secara mandiri.

    Langkah ini dinilai krusial sebagai bagian dari Ketahanan Antariksa Nasional, khususnya di negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki lebih dari 17.000 pulau.

    Menurut Sarwoto, realisasi satelit LEO mandiri harus didukung dengan kebijakan dan insentif yang berpihak pada kepentingan rakyat.

    “Inisiatif ini mesti didukung pemerintah karena tugasnya memberi benefit kepada rakyat. Persiapan dari sisi regulasi harus didukung insentif noncash APBN, agar swasta yang mau investasi tidak dibebani biaya di muka,” ujar Sarwoto kepada Bisnis, Minggu (24/8/2025).

    Sarwoto menambahkan pemerintah juga perlu mendukung proses filing slot LEO yang berjumlah lebih dari 1.200 untuk melengkapi administrasi ke International Telecommunication Union (ITU). Di samping itu, identifikasi pasar, pabrikasi satelit, sistem peluncuran, serta penguatan riset juga menjadi aspek krusial sebelum Indonesia bisa meluncurkan satelit LEO mandiri.

    Menjawab tantangan tingginya biaya peluncuran satelit, Sarwoto menyarankan agar Indonesia memanfaatkan lokasi peluncuran dalam negeri seperti di Biak (Papua), Morotai (Maluku Utara), dan daerah lainnya. Wilayah tersebut secara geografis cukup baik untuk tempat peluncuran karena jauh dari pemukiman.

    Di sisi lain, keberadaan tempat peluncuran dalam negeri juga dapat membuat ongkos peluncuran ratusan satelit LEO, yang butuh lebih satu kali peluncuran dalam setahun, menjadi lebih efisien. Sebagai informasi. Elon Musk hanya dapat meluncurkan 24 satelit LEO dalam satu kali peluncuran. Sementara itu total satelit yang dibutuhkan untuk melayani seluruh seluruh dunia mencapai ribuan satelit.

    “Kesiapan infrastruktur peluncuran seperti power, pelabuhan dan utilitas lainnya penting. Kerja sama peluncuran ini akan menekan biaya dan meningkatkan efisiensi,” kata Sarwoto.

    Roket peluncur milik SpaceX mengangkut 24 satelit Starlink

    Terkait peluang dan tantangan pembangunan Space Port di Indonesia, Sarwoto menilai letak geografis Indonesia yang berada di sabuk katulistiwa sangat strategis dan ideal untuk pengembangan fasilitas peluncuran satelit.

    Untuk merealisasikan visi ini, investasi besar diperlukan pada beberapa aspek, antara lain sumber daya manusia—termasuk merekrut diaspora dan membangun kerjasama internasional—segmen ruang angkasa dan segmen darat, fasilitas peluncuran, hasil riset, serta pembiayaan untuk seluruh rangkaian program.

    Sementara itu dalam peresmian Asosiasi Antariksa (Ariksa) di Jakarta, Ketua National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI) Marsekal Pertama TNI Penny Radjendra mengatakan Indonesia saat ini telah memiliki rencana strategis 2025-2029, yang salah satunya berfokus pada antariksa, termasuk spaceport. Secara perlahan kesadaran tersebut telah dibangun.

    ”Secara informal sudah kita lakukan dan secara formal pun sudah dilakukan pertemuan-pertemuan dengan negara-negara lainnya. Artinya kita tidak bisa sendiri soal-soal seperti ini. Pertama kita perlu pendekatan collaborative effort atau global effort. Di luar kita pun kerja sama antar negara. Misal dengan Amerika Serikat, dengan Prancis dan seterusnya,” kata Penny.

    Sebagai konteks, wacana kehadiran satelit LEO mandiri semakin menguat setelah Asosiasi Antariksa (Ariksa) menyoroti urgensi pengembangan satelit LEO untuk kedaulatan Indonesia sekaligus membuka potensi ekonomi sektor antariksa nasional. Dengan penguasaan teknologi LEO, Indonesia diyakini bisa mengoptimalkan manfaat ekonomi ruang angkasa dan memperkuat posisi strategisnya di masa depan.

    Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) berharap pada 2027 atau 2 tahun lagi Indonesia dapat meluncurkan satelit orbit rendah atau low earth orbit (LEO) pertamanya. Sejumlah langkah disiapkan termasuk pengembangan space port atau tempat peluncuran roket untuk satelit LEO. 

    Satelit LEO adalah satelit yang mengorbit di ketinggian 500 kilometer – 2.000 kilometer di atas permukaan bumi. Karena ketinggiannya yang relatif dekat bumi, ongkos roket yang dipakai relatif lebih murah dibandingkan satelit GEO yang mengorbit di ketinggian 36.000 kilometer. 

    Namun harus diingat, satelit GEO cukup diluncurkan satu kali untuk memberi layanan di seluruh antero bumi. Sementara LEO harus beberapa kali konstelasi satelit karena untuk memberikan cakupan layanan di seluruh bumi, dibutuhkan ratusan satelit LEO.

    “Tahun 2027 kita paling lambat meluncurkan LEO atau roket dari Indonesia,” kata Ketua Umum Asosiasi Antariksa Indonesia (Ariksa) Adi Rahman Adiwoso di Jakarta, Kamis (21/8/2025).

    Dia mengatakan untuk mensukseskan langkah besar ini dibutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan dan ekosistem. 

    Adi Rahman mengatakan industri antariksa memiliki peranan penting dalam mendukung berbagai sektor di Indonesia mulai dari ekonomi hingga pertahanan. Saat ini fokus dalam pengembangan antariksa masih terpecah belah. Oleh sebab itu Ariksa dibentuk agar seluruh pemangku kepentingan memiliki misi bersama dalam membangun antariksa yang memberikan manfaat bagi Indonesia.

    Ada tiga hal yang harus menjadi fokus dalam pengembangan antariksa dalam negeri. Pertama, kebijakan yang berpihak dan ramah investasi. Kedua, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang sejalan dengan pertumbuhan industri.

    Terakhir, model bisnis.  “Bisnisnya supaya itu berputar semuanya,” kata Adi.

    Potensi ….

  • Evolusi Survei Lokasi, SiteSense Ubah Proses dari 4 Minggu jadi Hitungan Menit

    Evolusi Survei Lokasi, SiteSense Ubah Proses dari 4 Minggu jadi Hitungan Menit

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mengungkap 45% kegagalan bisnis ritel disebabkan kesalahan dalam memilih lokasi. Keputusan berbasis intuisi dan kurangnya data kerap menjadi awal bencana. Sentuhan teknologi analisis data menjadi pembeda ke depan. 

    VP Data Solutions and Digital Financial Services Telkomsel, Alfian Manullang mengatakan penetapan lokasi dalam membangun bisnis menjadi salah satu komponen penting dalam bisnis. Kesalahan dalam memilih lokasi, karena kurangnya informasi, membuat bisnis berjalan kurang optimal. 

    Data internal perusahaan mengungkap hampir 50% kegagalan enterprise dalam membangun bisnis akibat lokasi yang kurang tepat. Kesalahan membaca demografi, perilaku target pasar, hingga karakteristik lokasi adalah hal yang umum terjadi. 

    “Investasi terbesar salah satunya kan di lokasi. Kalau dia sudah kontrak 5 tahun misalnya dengan penyedia tempatnya. Nah, baru satu tahun terus wah ternyata ini kurang cocok, kurang ramai, kurang ini dia perlu relokasi dan lain-lain kan. Itu kan another cost,” kata Alfian kepada Bisnis, Minggu (24/8/2025). 

    Alfian mengatakan bagi pengusaha, baik skala kecil hingga besar, harus mengetahui segmen pelanggan yang akan disasar dari produk mereka. Membaca lokasi segmen pasar hingga perilaku mereka sehari-hari menjadi tantangan yang perlu diselesaikan. 

    Dalam membantu mengatasi masalah tersebut, lanjutnya, Telkomsel menghadirkan platform location intelligence bernama SiteSense. Platform tersebut membantu bisnis mengidentifikasi lokasi dengan potensi terbaik guna menentukan penempatan usaha secara strategis.

    Dengan memanfaatkan big data analytics milik Telkomsel, kata Alfian, SiteSense memberikan informasi yang dapat digunakan seperti optimalisasi rantai pasok dan rekomendasi lokasi bisnis ideal untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memaksimalkan peluang keberhasilan bisnis

    SiteSense juga dapat menggantikan kebutuhan survei manual, mempercepat proses pemilihan lokasi, serta membantu menghindari kesalahan investasi yang merugikan.

    “Jika biasanya survei lokasi membutuhkan waktu hingga 2 minggu – 4 minggu, lewat platform cuma butuh hitungan menit,” kata Alfian. 

    VP Data Solutions and Digital Financial Services Telkomsel, Alfian Manullang saat memaparkan cara kerja SiteSense

    Target 

    Alfian mengatakan solusi enterprise SiteSense Telkomsel menyasar seluruh sektor mulai dari usaha kecil menengah hingga korporasi besar yang bergerak di sektor keuangan, energi, media, ritel, logistik dan lain sebagainya. 

    Di sektor keuangan, kata Alfian, SiteSense dapat membantu memilihkan lokasi yang tepat, yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan enterprise. Kemudian, di sektor energi SIteSense dapat membantu dalam memiliki lokasi terbaik untuk membangun SPKLU. Dengan membaca pergerakan kendaraan listrik, perusahaan dapat mengetahui daerah mana saja yang sering dilalui oleh kendaraan listrik. 

    “UKM seperti pengusaha tempat makan dan minuman, kafe, juga menjadi target kami,” kata Alfian. 

    Telkomsel menawarkan paket SiteSense untuk seluruh segmen mulai dari korporasi besar, medium, hingga usaha kecil-menengah (UKM). Layanan yang diberikan pun bervariasi tergantung paket yang diambil.

    Untuk paket utama, mitra akan mendapatkan rekomendasi dan insight, di luar dari informasi data. Sementara itu untuk paket yang terendah pengguna hanya mendapat data-data. 

    Paket platform diikat menggunakan sistem akses dengan harga mulai dari Rp1 juta per akses platform SiteSense. 

    Sumber kunci, harga layanan, …

  • Warga AS Khawatir Kehilangan Pekerjaan Selamanya Karena AI

    Warga AS Khawatir Kehilangan Pekerjaan Selamanya Karena AI

    Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas warga Amerika Serikat diliputi kekhawatiran atas pesatnya perkembangan kecerdasan buatan (AI) yang akan menghilangkan jutaan lapangan kerja secara permanen.

    Hal ini terungkap dalam jajak pendapat terbaru Reuters/Ipsos yang digelar secara  daring selama enam hari dan berakhir Senin (18/8/2025). Survei tersebut menunjukkan 71% responden khawatir AI akan menggantikan terlalu banyak pekerja untuk selamanya.

    Kekhawatiran publik meningkat meski angka pengangguran nasional pada Juli tercatat hanya 4,2%.

    AI pertama kali menguasai percakapan publik pada akhir 2022 ketika OpenAI meluncurkan ChatGPT. Dalam tempo singkat, aplikasi tersebut menjadi yang tercepat tumbuh dalam sejarah. Raksasa teknologi seperti Meta, Google, dan Microsoft segera menyusul dengan produk serupa, memicu gelombang baru persaingan dan investasi.

    Namun, perkembangan itu juga menimbulkan keresahan. Sebanyak 77% responden khawatir AI dapat dimanfaatkan untuk menimbulkan kekacauan politik, seiring maraknya video manipulatif yang terlihat nyata.

    Kekhawatiran tersebut semakin menguat setelah bulan lalu Presiden Donald Trump mengunggah video buatan AI yang memperlihatkan mantan Presiden Barack Obama ditangkap—peristiwa yang sebenarnya tidak pernah terjadi.

    Aspek militer menjadi sumber kecemasan lain. Survei menunjukkan 48% warga menolak penggunaan AI untuk menentukan target serangan militer, sementara hanya 24% yang mendukung, dan sisanya tidak yakin.

    Di sisi lain, euforia terhadap AI memicu arus investasi baru, termasuk rencana Foxconn dan SoftBank membangun pabrik peralatan pusat data di Ohio. Namun, dominasi teknologi ini juga menggeser prioritas kebijakan keamanan nasional, terutama dalam rivalitas strategis AS-China.

    Kekhawatiran publik juga tertuju pada isu energi. Sekitar 61% responden resah terhadap besarnya konsumsi listrik untuk menopang teknologi yang berkembang pesat ini. Menanggapi hal itu, Google baru-baru ini meneken kesepakatan dengan dua perusahaan utilitas listrik AS untuk memangkas penggunaan daya pusat datanya ketika permintaan listrik melonjak.

    AI juga menuai kritik atas sejumlah penyalahgunaan, mulai dari bot yang bisa bercakap secara romantis dengan anak-anak, menyebarkan informasi medis palsu, hingga menjadi alat untuk membenarkan argumen rasis.

    Sebanyak dua pertiga responden mengaku takut manusia akan meninggalkan relasi sosial demi “pasangan” AI. Pandangan soal pendidikan pun terbelah: 36% percaya AI akan membantu, 40% menilai sebaliknya, dan sisanya ragu.

    Jajak pendapat ini melibatkan 4.446 orang dewasa dari seluruh AS secara daring dengan margin kesalahan sekitar dua poin persentase.

  • China Bakal Atur Biaya Aplikasi E-Commerce, Dianggap Mulai Semena-mena

    China Bakal Atur Biaya Aplikasi E-Commerce, Dianggap Mulai Semena-mena

    Bisnis.com, JAKARTA — China mengusulkan aturan mengenai penetapan harga untuk biaya aplikasi dalam platform e-commerce pada Sabtu (23/8/2025), meminta masukan publik setelah banyaknya keluhan dari pedagang dan konsumen terkait penetapan harga yang tidak adil atau semena-mena oleh platform besar.

    Melansir dari Reuters, Minggu (24/8/2024), Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional dalam sebuah pernyataan menyampaikan bahwa draf aturan untuk platform yang menjual barang atau jasa bertujuan untuk mendorong transparansi dan keadilan dalam penetapan harga. 

    “Operator platform dan pedagang harus menyetujui dan mengubah harga melalui cara-cara standar seperti kontrak dan pesanan,” kata komisi tersebut. 

    Aturan tersebut mewajibkan operator platform dan pedagang untuk mematuhi peraturan harga yang jelas, meningkatkan transparansi aturan harga, dan segera mengumumkan perubahan biaya untuk menerima pengawasan publik dengan lebih baik. 

    Sebelumnya, pedagang menuduh platform besar memanipulasi harga secara tidak adil untuk meningkatkan penjualan, sementara konsumen mengeluhkan harga yang semena-mena.

    Pada 2021, Alibaba didenda rekor US$2,75 miliar karena pelanggaran anti-monopoli, keputusan yang diterima oleh perusahaan tersebut, sementara pemimpin e-commerce tahun ini mengabaikan risiko regulasi saat mereka bersaing dalam perang harga di “retail instan,” di mana pengiriman dapat dilakukan dalam waktu setengah jam.

    Aturan tersebut akan dibuka untuk masukan publik selama satu bulan ke depan.

    Sementara di Indonesia sendiri, platform e-commerce seperti Tokopedia dan TikTok Shop akan mulai menerapkan biaya pemrosesan order sejumlah Rp1.250 per pesanan, berlaku mulai 11 Agustus 2025 pukul 00.00 WIB. Langkah serupa telah dilakukan Shopee. 

    Kebijakan ini berlaku untuk seluruh seller Tokopedia yang telah terintegrasi, serta semua seller di TikTok Shop by Tokopedia di Indonesia. Tokopedia dan TikTok Shop menyebutkan, kebijakan ini bertujuan mendukung perluasan program subsidi ongkir serta peningkatan layanan logistik di seluruh Indonesia. 

  • Kontribusi Lelang Frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz terhadap PNBP, 1,4 GHz Berapa?

    Kontribusi Lelang Frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz terhadap PNBP, 1,4 GHz Berapa?

    Bisnis.com, JAKARTA — Lelang frekuensi memberi dampak cukup signifikan bagi pendapatan negara bukan pajak (PNBP). Berkaca pada lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz (2020) dan lelang frekuensi 2,1 GHz pada 2022, triliunan rupiah masuk ke kantor negara. Lantas bagaimana dengan lelang frekuensi 1,4 GHz nanti?

    Pada 2020, Komdigi menggelar lelang spektrum frekuensi 2,3 GHz dengan lebar pita sebesar 30 MHz. Telkomsel dan Smartfren keluar sebagai pemenang. Telkomsel mendapat frekuensi dengan lebar 20 MHz dengan biaya yang harus dibayarkan sebesar Rp353,8 miliar per tahun. Khusus untuk tahun pertama, biaya yang dibayarkan adalah 3x nilai tawar yang berarti mencapai Rp1,06 triliun. 

    Sementara itu Smartfren memenangkan 10 MHz,  dengan biaya yang lebih kecil. Lelang yang pada tahun tersebut adalah lelang kedua yang digelar pemerintah untuk pita frekuensi 2,3 GHz setelah pada 2017. 

    Kemudian, pada Oktober 2022 Komdigi juga menggelar lelang frekuensi di pita 2,1 GHz sebesar 5 MHz. Frekuensi yang dilelang adalah frekuensi bekas Indosat dan Tri Indonesia. Setelah merger, kedua perusahaan telekomunikasi diwajibkan mengembalikan sebagian spektrum frekuensi ke negara setelah melalui sejumlah perhitungan.

    Pada tahun tersebut Telkomsel menjadi pemenang tunggal dengan nilai penawaran akhir Rp605 miliar atau lebih tinggi dari XL Axiata yang sebesar Rp540 miliar. Telkomsel diwajibkan membayar dengan nilai tersebut selama 10 tahun kepada negara. Adapun pada tahun pertama nilai yang dikenakan adalah 3x dari penawaran akhir, yang berarti sekitar Rp1,8 triliun. 

    Lantas bagaimana dengan lelang frekuensi 1,4 GHz? informasi yang beredar harga penawaran dasar lelang frekuensi 1,4 GHz dibuka dengan harga Rp230 miliar untuk regional I yang meliputi Pulau Jawa, Papua, dan Maluku. Jika nilai dasar dibuka pada Rp230 miliar, maka nilai minimal yang diterima negara dari spektrum tersebut adalah Rp690 miliar untuk tahun pertama, dari regional I saja. 

    Adapun regional I merupakan regional paling bernilai dibandingkan regional II (Sumatra dan Bali) dan regional III (Kalimantan-Sulawesi). Pasalnya, mayoritas pengguna internet saat ini berada di Pulau Jawa. 

    Data Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia (APJII) dari 229 juta pengguna internet Indonesia sebanyak 58% berada di Pulau Jawa, Disusul Sumatra (20,5%), Sulawesi (6,46%), Kalimantan (6,05%), Bali dan Nusa Tenggara (5,13%), serta Maluku dan Papua (3,71%).

    Sementara itu untuk regional II (Sumatra) dikabarkan nilai dasar lelang mencapai Rp40 miliar dan regional III (Sulawesi) nilainya mencapai Rp37 miliar. Dengan nilai tersebut, minimal pada tahun pertama pemerintah mengantongi Rp120 miliar dari Regional II dan Rp81 miliar dari Regional III.  

  • Telkom Kebut Pemulihan Kabel Laut Sulawesi-Papua, Putus Pekan Lalu

    Telkom Kebut Pemulihan Kabel Laut Sulawesi-Papua, Putus Pekan Lalu

    Bisnis,com, JAKARTA — Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Nabire, Papua Tengah, menjelaskan saat ini percepatan pemulihan gangguan pada Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) terus dilakukan oleh PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk.

    SKKL Sulawesi–Maluku–Papua Cable System 2 (SMPCS 2) putus pada 16 Agustus 2025. Akibatnya, layanan internet di Papua sempat berkurang secara kualitas karena dialihkan ke satelit. 

    “PT Telkom saat ini sementara melakukan langkah percepatan pemulihan Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Sulawesi–Maluku–Papua Cable System #2 (SMPCS#2) ruas Sorong–Merauke,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Nabire Yermias Degei dikutip dari Antara, Minggu (24/8/2025). 

    Menurut Degei, gangguan jaringan internet dilaporkan terjadi pada 16 Agustus 2025 akibat double shunt fault atau arus pendek di dua titik di Sorong dan Merauke dengan kedalaman antara 50-500 meter. Gangguan tersebut terjadi di luar kendali.

    “Gangguan SKKL SMPCS ruas Sorong–Merauke terjadi karena faktor non-teknis atau kondisi alam di luar kendali manusia,” ujar Degei.

    Dia juga mengatakan Diskominfo memahami internet saat ini sudah menjadi kebutuhan vital dalam aktivitas masyarakat baik untuk komunikasi, pendidikan, pelayanan publik, maupun kegiatan ekonomi.

    “Oleh karena itu, kami juga merasakan langsung dampak dari gangguan yang sedang terjadi,” katanya lagi.

    Dia menambahkan Diskominfo Kabupaten Nabire akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait serta menyampaikan perkembangan informasi terbaru kepada masyarakat apabila ada pembaruan informasi resmi dari penyelenggara jaringan.

    Sementara itu SVP Group Sustainability and Corporate Communication Telkom Ahmad Reza menyampaikan saat ini kapal perbaikan khusus telah berada di perairan Wakatobi dan dalam pelayaran menuju ke lokasi titik gangguan. 

    “Kami terus memantau progress perbaikan dan memastikan seluruh langkah percepatan dilakukan dengan maksimal,” kata Reza.

    Reza menambahkan bahwa TelkomGroup menyediakan Posko Merah Putih di Merauke, berada di Komdigi Kabupaten Merauke, Kantor BPKD (area kantor Gubernur), dan Kantor Polres Merauke. Selain itu, TelkomGroup juga telah menyiapkan mekanisme kompensasi khusus bagi pelanggan terdampak.

    Bagi pengguna kartu Telkomsel, kompensasi yang diberikan meliputi perpanjangan masa aktif kartu pelanggan Telkomsel Prabayar di wilayah terdampak tanpa perlu melakukan pengisian pulsa, serta bantuan komunikasi paket 1000 SMS ke seluruh pelanggan Telkomsel Prabayar di wilayah terdampak dengan hanya Rp 1,- (Satu Rupiah) melalui UMB *888*20#. 

    Paket SMS ini dapat di klaim setiap hari satu kali selama masa gangguan. Setelah periode gangguan berakhir, Telkomsel juga akan memberikan kompensasi kuota data bagi pelanggan yang berhak sesuai ketentuan yang akan diatur kemudian.

  • Warga RI Hijrah Tinggalkan Facebook Pindah ke TikTok

    Warga RI Hijrah Tinggalkan Facebook Pindah ke TikTok

    Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) merilis hasil survei terkait profil internet Indonesia 2025, termasuk lima aplikasi media sosial yang paling sering diakses. Salah satu yang jadi sorotan hijrahnya masyarakat Indonesia dari Facebook ke TikTok.

    Kelima aplikasi tersebut adalah TikTok, YouTube, Facebook, Instagram, dan Twitter (X). Dari hasil survei, TikTok menempati urutan pertama sebagai aplikasi yang paling sering diakses dengan persentase 35,17%. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan 2024 yang hanya 18,61%.

    Dominasi TikTok berhasil menggeser posisi Facebook, yang kini turun ke urutan ketiga dengan 21,58%. Padahal, pada 2024 Facebook masih berada di posisi teratas dengan persentase 34,85%.

    Di urutan kedua terdapat YouTube dengan 23,76%, sedikit menurun dibandingkan 27,53% pada 2024. Selanjutnya Instagram di posisi keempat dengan 15,94%, juga mengalami penurunan tipis dari 16,07% pada 2024. Adapun X berada di posisi terakhir dengan 0,56%, hampir stagnan dibandingkan 0,57% pada tahun sebelumnya.

    APJII juga mencatat lama waktu penggunaan media sosial. Mayoritas pengguna menghabiskan waktu 1–2 jam per hari (34,17%), diikuti durasi 2–3 jam (33,03%). Sementara itu, pengguna yang mengakses 3–4 jam hanya 8,76%. Pengguna yang menghabiskan lebih dari 4 jam tercatat 14,99%, dan yang kurang dari 1 jam sebesar 9,03%.

    Berdasarkan gender, perempuan paling banyak menggunakan TikTok dengan persentase 37,55%, disusul Facebook (21,28%), YouTube (21,00%), Instagram (16,75%), dan X (0,40%).

    Sementara pada laki-laki, aplikasi yang paling banyak diakses adalah YouTube (26,31%), kemudian Facebook (21,85%), TikTok (32,98%), Instagram (15,19%), dan X (0,68%).

    Jika dilihat dari generasi, TikTok paling dominan digunakan oleh Gen Z (kelahiran 1997–2012) dengan persentase 42,27%, serta milenial (1981–1996) sebesar 33,40%. Adapun YouTube lebih banyak diakses oleh Gen X (1965–1980) sebesar 31,66%, Baby Boomers (1948–1964) sebesar 39,11%, dan generasi Pre-Boomer (sebelum 1945) sebesar 45,45%.